MIKROBIOLOGI
Oleh:
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS KEDOKTERAN
2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Morfologi suatu mikroba dapat diperiksa dalam keadaan hidup maupun mati.
Pemeriksaan morfologi ini penting untuk mengenal nama bakteri, pengenalan sifat
fisiologisnya yang kebanyakan merupakan faktor penentu dalam mengenal nama spesies.
Bagian-bagian sel dapat dilihat dengan terlebih dahulu memberi warna dimana warna bisa
bersifat asam,netral,maupun basa.
Salah satu cirri taksonomi yang penting pada bakteri adalah respons mereka terhadap
pewarnaan gram. Sifat pewarnaan gram tampaknya merupakan hal yang mendasar, karena
reaksi gram berkolerasi dengan banyak property morfologis lain dalam bentuk filogenetik.
Perbedaan Sel Bakteri Gram-positif dengan Gram-negatif. Pada selubung sel gram
positif relative sederhana teridiri dari dua sampai tiga lapisan yaitu membrane sitoplasma dan
lapisan peptidoglikan yang tebal, beberapa bakteri memiliki lapisan luar berupa kapsul atau
lapisan S. Sedangkan pada selubung sel gram negative mempunyai struktur berlapis banyak
2
yang sangat kompleks yaitu membrane sitoplasmik (disebut membrane dalam pada bakteri
gram negative) dikelilingi oleh lembaran tunggal peptidoglikan bentuk planar yang dilekati
oleh lapisan kompleks yang disebut membrane luar. Pada bagian paling luar, mungkin juga
terdapat kapsul atau lapisan S. Ruang di antara membrane luar dan membrane dalam disebut
ruang periplasma.
B. TUJUAN
Mahasiswa dapat membedakan morfologi bakteri gram positif dan gram negatif dengan
metode pewarnaan gram.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Bakteri-bakteri yang digabungkan dengan tepat memungkinkan mereka diperiksa
menggunakan sampel yang diwarnai secara tepat. Zat warna bersatu secara kimia dengan
protoplasma bakteri, jika sel belum mati, proses pewarnaan sendiri akan membunuh sel
tersebut. Oleh karena itu, proses ini merupakan proses yang drastis dan dan menghasilkan
artefak.
Zat warna yang sering digunakan adalah garam. Zat warna dasar terdiri dari kation
+
berwarna dengan anion tidak berwarna (contoh, metilen blue klorida - ); zat warna asam
+
adalah kebalikkanya (contoh, natrium eosinate -). Sel-sel bakteri kaya asam nukleat,
membawa muatan negatif seperti gugus phospate. Ini dikombinasikan dengan pewarna dasar
bermuatan positif. Zat warna asam tidak mewarnai sel-sel bekteri sehingga dapat digunakkan
untuk mewarnai materi latar belakang dengan warna kontras. zat warna dasar mewarnai sel-
sel bakteri secara seragam kesuali jika RNA sitoplasma dihancurkan terlebih dahulu.
Walaupun demikian, tekinik pewarnaan khusus dapat digunakan untuk membedakan flagela,
kapsul dinding sel, membran sel, granula, nukleoid dan spora. Ada beberapa jenis metode
pewarnaan yang biasanya dipakai misalnya pewarnaan Gram, pewarnaan tahan asam
pewarnaan negatif, pewarnaan flagela, pewarnaan kapsul, pewarnaan nukleoid dan
pewarnaan spora.
a. Pewarnaan sederhana
Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan satu macam zat warna
dengantujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui morfologi dan
susunan selnya. Pewarnaan ini dapat menggunakan pewarnaan basa pada umumnya anatara
lain Kristal violet,metylen blue, karbol, fuchsin, dan safranin. Pewarnaan sederhana
merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak digunakan. Disebut sederhana karena
hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk mewarnai organisme tersebut. Kebanyakan
bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaan-pewarnaan sederhana karena sitoplasmanya
bersifat basofilik (suka dengan basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan
sederhan umunya besifat alkolin. Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui bentuk dan
rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan sederhana
ialah metilen blue, Kristal violet,dan karbol fuehsin yang mana pewarnaan sederhana ini
dibagi lagi menjadi dua jenis pewarnaan. Berbagai macam tipe morfologi jenis bakteri
(kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarnaan
sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja.
4
b. Pewarnaan negatif
Prosedur ini meliputi pewarnaan latar belakang dengan zat warna asam, yang
menyebabkan sel-sel tidak berwarna secara kontras. Zat warna hitam nigrosin sering
digunakan. Metode ini digunakan untuk sel-sel atau struktur yang sulit diwarnai secara
langsung.
c. pewaranan gram
Karakteristik taksonomi bakteri yang penting adalah respon mereka terhadap pewarnaan
Gram. Sifat pewarnaan Gram merupakan sifat dasar karena reaksi Gram berhubungan dengan
berbagai sifat morfologi lainnya dalam bentuk-bentuk yang terkait secara filogenetis.
Prosedur pewarnaan Gram dimulai dengan pemberian zat warna dasar, Kristal violet. Larutan
iodine diberikan selanjutnya; seluruh bakteri akan terwarnai biru pada tahap ini dalam proses
pewarnaan. Kemudian sel diberikan alkohol. Sel gram positif menahan compleks Kristal
violet/iodine sehingga tetap berwarna biru; sel gram negatif benar-benar hilang warnanya
oleh alkohol. Sebagai langkah akhir, zat warna berlawanan (seperti pewaran merah, safranin)
diberikan sehinga sel-sel gram negatif yang tidak berwarna akan mengambil warna kontras;
sel gram positif akan tampak berwarna ungu. Dasar pembeda reaksi Gram adalah struktur
dinding sel.
d. Pewarnaan endospora
Bakteri yang memproduksi endospora dalam siklus hidupnya yaitu anggota dari genus
Clostridium, Desulfomaculatum dan Bacillus. Endospora merupakan bentuk dorman dari sel
vegetatif, sehingga metabolismenya bersifat inaktif dan mampu bertahan dalam tekanan fisik
dan kimia seperti panas, kering, dingin, radiasi dan bahan kimia. Tujuan dilakukannya
pewarnaan endospora adalah membedakan endospora dengan sel vegetative, sehingga
pembedaannya tampak jelas. Endospora tetap dapat dilihat di bawah mikroskop meskipun
tanpa pewarnaa dan tampak sebagai bulatan transparan dan sangat refraktil. Namun jika
dengan pewarnaan sederhana, endospora sulit dibedakan dengan badan inklusi (keduaduanya
transparan, sel vegetative berwarna), sehingga diperlukan teknik pewarnaa endospora.
5
selubung sel), sedangkan bakteri gram negatif memiliki lapisan lebih tipis (10% berat
selubung).
6
BAB III
METODOLOGI
Alat :
- Mikroskop cahaya
- Object Glass
- Pipet tetes
- Bunsen burner
- Jarum inokulum
Bahan :
- Tabung reaksi berisi biakan
- Kristal violet diberi symbol A
- Larutan morgan atau JKJ ( jodium kalium dan jodida ) gram B
- Aquades symbol C
- Safranin gram D
- Minyak imersi
- Aquades
7
C. CARA KERJA
1. Pewarnaan Gram
8
BAB IV
A. HASIL
9
2 - Bentuk (bacilli) - Klebsiella pneumonia
- Warna selnya
(merah)
- Bakteri gram
negatif
B. PEMBAHASAN
Pewarnaan gram (metode gram) adalah suatu cara untuk mewarnai sel bakteri
menggunakan zat warna berupa gram, untuk lebih muda diamati di bawah mikroskop untuk
mengetahui sifat fisiloginya.
- Bakteri streptococcus pneumoniea, berbentuk diplokokus dan memanjang seperti lanset,
dapat berbentuk tunggal, berbentuk kapsul atau berbentuk rantai yang dikelilingi oleh sebuah
kapsul. Bakteri ini tidak berbentuk spora dan tidak bergera. Bakteri ini mudah diwarnai
dengan pewarnaan sederhana, bersifat gram positif dan mudah berubah menjadi gram
negative pada sediaan yang agak tua.bakteri ini dapat membentuk koloni bulat kecil yang di
kelilingi zona kehijauan dalam perbenihan lempeng agar, dalam sputum kering yang tidak
terkena sinar matahari lansung, bakteri tersebut dapat bertahan selama beberapa bulan.
Bakteri streptococcus dapat bertahan selama beberapa hari dalam perbenihan biasa dan mati
oleh sinar matahari langsung.
- Bakteri klebsiella pneumonie merupakan bakteri gram negative yang berbentuk batang,
dan bakteri ini tidak dapat bergerak atau non motil, bakteri ini memiliki kapsul, tetapi tidak
membentuk spora serta tidak mampu bergerak karena tidak memiliki flagella tetapi mampu
memfermentasikan karbohidrat membentuk asam dan gas. Sifat biakan atau kultur dari
klebsiella pneumonia tersebut pada media padat tumbuh koloni mucoid mudah dibiakan di
10
media sederhana (bouillon agar) dengan koloni putih keabuan dan permukaan mengkilap.
Klepsiella memiliki struktur antigen biasanya terdiri dari dua anggota permukaan sel yakni
antigen O adalah komponen dari lipopolisakarida yang terdiri dari unit berulang
polisakarida, dan yang kedua adalah Antigen K merupakan lipopolisakarida kapsuler atau
terluar dari antigen O. Beberapa antigen K adalah polisakarida dan yang lanya protein.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pegamatan dengan pewarnaan gram, merupakan prosedur yang sangat bermanfaat dan
paling banyak digunakkan dalam mikrobiologi, karena merupakan tahapan awal dalam
identifikasi. Berdasarkan hasil praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa hasilnya berupa
bakteri gram positif dan gram negatif. Dimana dengan menggunakan reaksi gram,
menunjukkan warna ungu pada sel bakteri Streptococus pneumoniae merupakan ciri khas dari
bakteri gram positif dan warna merah pada sel bakteri Klebsiella pneumoniae merupakan ciri
khas dari bakteri gram negatif.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
13