Oleh :
Hera Apria (2017001251)
Kelas B
TINJAUAN PUSTAKA
Subyek hukum ialah pemegang hak dan kewajiban menurut hukum. Dalam
kehidupan sehari-hari, yang menjadi subyek hukum dalam sistem hukum Indonesia,
yang sudah barang tentu berdasar dari sistem hukum Belanda, ialah individu
(orang) dan badan hukum (perusahaan, organisasi, institusi). Dalam dunia hukum,
subyek hukum dapat diartikan sebagai pembawa hak, yakni manusia dan badan
hukum
Dengan kata lain bahwa suatu perbuatan merupakan perbuatan hukum kalau
perbuatan itu oleh hukum diberi akibat (mempunyai akibat hukum) dan akibat itu
dikehendaki oleh yang bertindak. Apabila akibat suatu perbuatan tidak dikehendaki
oleh yang melakukannya atau salah satu yang melakukannya, maka perbuatan itu
bukanlah suatu perbuatan hukum. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa
kehendak dari yang melakukan perbuatan itu menjadi unsur pokok dari perbuatan
tersebut. Jadi, suatu perbuatan yang akibatnya tidak dikehendaki oleh yang
melakukannya bukanlah suatu perbuatan hukum.
PEMBAHASAN
3.1 Kasus
2. Perbuatan Hukum
Perbuatan Hukum adalah segala perbuatan manusia yang secara sengaja
dilakukan oleh seseorang untuk menimbulkan hak dan kewajiban.
Perbuatan hukum sepihak adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu
pihak saja dan menimbulkan hak dan kewajiban pada satu pihak pula.
Dalam kasus ini perbuatan hukum berupa pelanggaran dalam Peredaran
obat kedaluwarsa yang terjadi di kawasan Pasar Pramuka, Jakarta Timur.
Tersangka menjual kembali obat-obatan yang telah kadaluwarsa dengan
modus mengemasnya dengan menggunakan kemasan baru dan mengubah
tanggal kedaluwarsanya, sehingga seolah-olah obat tersebut belum expired.
Tersangka menjualnya dalam grosiran maupun eceran. Dalam Perbuatannya
tersangka dijerat Pasal 196 Jo Pasal 98 ayat 2 UU RI NO 36 Tahun 2009
tentang kesehatan dengan ancaman penjara paling lama 10 tahun. Dan Pasal
62 Jo Pasal 62 Jo Pasal 8 UU RI No 8 Tahun 1999 tentang Pelaku Usaha
yang melanggar Ketentuan dengan ancaman penjara paling lama 5 tahun
atau pidana denda paling banyak 2M.
Perbuatan Hukum : Pelanggaran dalam peredaran obat kadaluarsa
yang dijual kembali.
3. Hubungan Hukum
Hubungan hukum adalah hubungan yang diatur oleh hukum. Isi hubungan
hukum adalah hak dan kewajiban secara timbal balik. Pihak yang satu
mempunyai hak untuk menuntut seseuatu dari pihak yang lain, dan pihak
yang lain itu wajib memenuhi tuntutan itu, dan sebaliknya.
Dalam kasus ini hubungan hukum ialah Tersangka M telah melakukan
pelanggaran dalam peredaran obat kadaluarsa yang dijual kembali. Dalam
hal ini tersangka dijerat hukum dengan ancaman penjara paling lama 5 tahun
atau denda pidana paling banyak 2 M. Jadi tersangka tersebut harus
mematuhi ancaman hukum tersebut.
Hubungan Hukum : Ancaman Denda paling lama 5 tahun atau pidana
denda paling banyak 5 M.
4. Akibat Hukum
Akibat hukum adalah akibat yang ditimbulkan oleh peristiwa hukum.
Adanya perbuatan yang seketika dilakukan bersinggungan dengan
pengembanan hak dan kewajiban yang telah diatur dalam hukum (undang-
undang).
Dalam kasus ini akibat hukum yang diatur dalam Pasal 196 yaitu
1. Dihukum dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana
Ddfd
denda paling banyak Rp. 2.000.000.000,- (dan milyard rupiah) terhadap :
Gg45433
pelaku usaha yang memproduksi atau memperdagangkan barang yang tidak
sesuai dengan berat, jumlah, ukuran, takaran, jaminan, keistimewaan,
kemanjuran, komposisi, mutu sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau
keterangan tentang barang tersebut ( pasal 8 ayat 1 ), pelaku usaha yang tidak
mencantumkan tanggal kadaluwarsa ( pasal 8 ayat 1 ), memperdagangkan
barang rusak, cacat, atau tercemar ( pasal 8 ayat 2 ), pelaku usaha yang
mencantumkan klausula baku bahwa pelaku usaha berhak menolak
penyerahan kembali barang yang dibeli konsumen di dalam dokumen
dan/atau perjanjian. ( pasal 18 ayat 1 huruf b ).
2. Dihukum dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau pidana denda
paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) terhadap : pelaku
usaha yang melakukan penjualan secara obral dengan mengelabuhi /
menyesatkan konsumen dengan menaikkan harga atau tarif barang sebelum
melakukan obral, pelaku usaha yang menawarkan barang melalui pesanan
yang tidak menepati pesanan atau waktu yang telah diperjanjikan, pelaku
usaha periklanan yang memproduksi iklan yang tidak memuat informasi
mengenai resiko pemakaian barang/jasa.
Menurut pasal 196 tersangka bisa kenai pidana penjara selama 10 tahun atau
denda pidana paling banyak 1 M. Sedangkan pada pasal 62 tersangka bisa dihukum
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak
Rp. 2.000.000.000 atau dihukum dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun
atau pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
Akibat Hukum : pidana penjara selama 10 tahun atau denda palig banyak 1
M dan pidana penjara 5 tahun atau denda paling banyak 500 juta.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
https://news.detik.com/berita/3290878/polisi-bongkar-peredaran-obat-
kedaluwarsa-di-pasar-pramuka. Diakses pada Tanggal 26 juni 2018 pada
pukul 10.00 WIB.
https://ahmad-rifai-uin.blogspot.com/2013/04/akibat-hukum.html.
Diakses pada 26 Juni 2018 pada pukul 11.30 WIB.