Pengantar
Sekitar 10% dari populasi luka bakar luas merupakan pasien geriatri (biasanya
didefinisikan sebagai mereka yang berusia lebih dari 65 tahun).1 Luka bakar pada
kelompok usia ini menjadi cedera yang lebih serius daripada populasi umum dan
luka bakar lebih dari 30% luas permukaan tubuh total (TBSA) menyebabkan
angka kematian yang sangat tinggi. Faktor-faktor komorbid bertanggung jawab
atas peningkatan morbiditas dan mortalitas.2 Orang-orang lanjut usia memiliki
kulit yang lebih tipis, mikrosirkulasi yang lebih buruk, dan peningkatan
kerentanan terhadap infeksi.3,4 Selain itu, tingkat syok akibat luka bakar, cedera
inhalasi, patologi paru, sepsis dan gagal ginjal lebih tinggi pada orang lanjut usia
daripada orang muda. Jika kita membandingkan jumlah pasien luka bakar berusia
lebih dari 80 tahun dengan pasien luka bakar yang berusia antara 65 hingga 80
tahun, kita dapat melihat bahwa kedua kelompok ini kecil secara proporsi, tetapi
tingkat bertahan hidup (survival rate), terutama pada pasien dengan luka bakar
lebih dari 40% TBSA, sangat rendah.5
Dalam artikel ini kami membahas mengenai pasien berusia 90 tahun dengan
kesulitan yang cukup menantang dalam hal terapi dan perawatan.
Kasus
Seorang pria berusia 90 tahun dibawa ke pusat luka bakar kami setelah terjadi
ledakan pemanas air di rumahnya. Secara keseluruhan, sekitar 46% TBSA
mengalami luka bakar derajat dua hingga tiga. Daerah yang terkena antara lain
adalah wajah, leher posterior, batang tubuh posterosuperior, batang tubuh
anterosuperior kanan, lumbar kanan dan sisi dorsal dari kedua ekstremitas atas
dan ekstremitas bawah (Gambar 1-3).