Oleh :
Nabila Malawat
2017 – 84 - 032
Pembimbing:
dr. Ninoy, Sp.B
1
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas
Nama : Ny. W.N
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : IRT
Alamat : Gunung nona
Masuk Rumah Sakit : 20 Mei 2018
Keluar Rumah Sakit : 25 Mei 2018
No RM : 05 49 11
B. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis serta pemeriksaan fisik
pada tanggal 21 Mei 2018 di bangsal RCHW.
Keluhan Utama
Keluhan tambahan
2
Nafsu makan normal, dan tidak ada penurunan berat badan. Tidak ada
keluhan demam, cepat haus, gangguan buang air besar, gangguan siklus
menstruasi, rasa berdebar-debar, cepat lelah, rasa cemas dan sulit tidur.
Pasien mengaku selalu menggunakan garam beryodium dirumahnya.
Pasien mengaku tidak pernah tinggal didaerah yang penduduknya
banyak menderita penyakit gondok. Sebelumnya pasien penah periksa
ke dokter THT dan di anjurkan untuk operasi tapi pasien menolak
pasien di beri obat oral tapi tidak di minum alasannya pasien sedang
hamil saat itu dan takut menkonsumsi obat tersebut (pasien lupa nama
obatnya).
Riwayat Penyakit Dahulu
Asma (-), Hipertensi (-), DM (-),ikterik (-), dan kolesterol (+) sejak
4 bulan yang lalu.
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluhan serupa pada keluarga (-), alergi (-)
Riwayat Sosial
Pasien tidak mengkonsumsi alkohol dan merokok.
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
3
1. Rambut : Berwarna hitam, distribusi merata tidak mudah
dicabut.
2. Wajah : Simetris, tidak terdapat adanya tanda perdangan dan
massa.
3. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
refleks cahaya positif, pupil isokor.
4. Hidung : Simetris, tidak ada deviasi septum dan deformitas,
tidak ada discharge dari hidung, napas cuping hidung tidak
ada.
5. Telinga : Simetris, tidak ada deformitas, tidak keluar
discharge tidak ada sekret dan tidak ada nyeri tekan.
6. Mulut : bibir tak tampak kering, tidak sianosis, tidak ada
stomatitis, lidah tidak kotor, tidak ada atrofi papil lidah, uvula
dan tonsila tidak membesar dan tidak hiperemis, lidah tidak
tremor.
c. Pemeriksaan Leher : Lihat status lokalis
d. Pemeriksaan Paru
1. Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, tidak ada deformitas, tidak
ada ketinggalan gerak, tidak ada retraksi dinding dada, tidak
ada jejas.
2. Palpasi : Fokal fremitus seimbang antara paru-paru kanan
dan kiri, tidak ada krepitasi, dan tidak ada nyeri tekan pada
dada.
3. Perkusi : Seluruh lapang paru sonor, batas atas hepar SIC VI
midclavicula kanan.
4. Auskultasi : Suara dasar paru vesikuler meningkat, tidak
terdapat suara tambahan paru (wheezing-/-, rhonki-/-).
e. Pemeriksaan Jantung
1. Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat
2. Palpasi : Ictus Cordis tidak teraba.
3. Perkusi : Batas Jantung
4
Kanan atas : ICS II Linea Para Sternalis dextra
Kanan bawah : ICS V Linea Para Sternalis dextra
Kiri atas : ICS III Linea Mid Clavicula sinistra
Kiri bawah : ICS VI Linea Axilaris anterior sinistra
4. Auskultasi : S1>S2, irama regular normal, tidak terdapat
bising jantung.
f. Pemeriksaan Abdomen
1. Inspeksi : Datar, dinding perut sejajar dengan dinding dada,
tidak tampak adanya massa
2. Auskultasi : Bising usus normal 5-8 x/mnt
3. Perkusi : Timpani.
4. Palpasi : Supel, terdapat nyeri tekan, hepar dan lien tidak
teraba, tidak ada defence muscular, bising usus (+).
g. Pemeriksaan Genital
Tidak diperiksa.
h. Pemeriksaan Ekstremitas
Superior : Bentuk normal anatomis tidak deformitas. Akral hangat
dan tidak udem. Tak tampak adanya jejas dan tak tampak
adanya tanda peradangan.
Inferior : Bentuk normal anatomis tidak deformitas. Akral hangat
dan tidak udem.
Status Lokalis
Regio : Colli anterior
Inspeksi : Tampak benjolan di leher sisi kanan, berbatas tegas,
berukuran + 8 x 10cm. Warna kulit pada benjolan sama dengan warna
kulit sekitar. Benjolan ikut bergerak ke atas pada saat menelan.
Palpasi : Benjolan teraba keras, mobile (mudah
digerakkan). Nyeri tekan (-). Trakea berada
di ?. Pembesaran KGB ?.
5
D. Diagnosis
Struma nodosa non toksik (SNNT)
E. Diagnosa Banding
1. Karsinoma tiroid
2. Tiroiditis
3. Grave’s disease
5. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah rutin dan kimia
2. Pemeriksaan patologi klinik
3. Pemeriksaan endokrinologi (kadar FT4 dan TSHs)
4. Pemeriksaan foto thoraks
5. Pemeriksaan EKG
6
Kolesterol total 194 <200
GOT/GPT 29/43 <33/<50
Albumin 4,0 3,5-5
6. Penatalaksanaan
1. Pro operasi (Isthmus lobektomi)
2. Edukasi pasien
7. Prognosis
1. Ad Vitam: Bonam
2. Ad Sanationam: Bonam
3. Ad Functionam : Bonam
7
8. Laporan Operasi
(21/05/2018)
(Isthmus lobektomi)
TEHNIK OPERASI
yang akan dijalani serta resiko komplikasi disertai dengan tanda tangan
(informed consent).
TAHAPAN OPERASI
8
2. Desinfeksi dengan larutan antiseptik kemudian dipersempit dengan linen
steril
sampai kartilago tiroid dan ke bawah sampai jugulum, kedua flap di teugel
4. Fosia koli superfisialis dibuka pada garis tengah dari kartilago hyoid
samapai jugulum.
7. Ligasi dan pemotongan vena tyroidea medium, dan arteri tyroidea inferior
10. Kutub atas kelenjar tiroid dibebaskan darin kartilago tiroid mulai dari
memisahkan dari artei dan vena tiroidea superior. Kedua pembuluh darah
9
di atas n.rekuren dan gld.paratiroid atas bawah dan jaringan tiroid
11. Prosedur yang sama dilakukan juga pada satu lobus tiroid kontralateral.
9. Follow up
22 Mei 2018
S/ Nyeri luka operasi, pasien bisa di ajak bicara
O/ Kesan umum: Tampak sakit sedang
Kesadaran: CM GCS:E4V5M6
TD: 110/80mmHg N: 69x/mnt SpO2: 97% P: 20x/mnt S: 37◦c
VAS: 5-6
Luka operasi tertutup verban
A/ Post Ismolobektomi
P/ 1. IFVD Futrolit (1) : Renosan (1): RL (2) 20 tpm
2. Vicilin SX3x1,5gr/iv
3. Metronidazole 3x500 mg drips
4. Transamin 3x1 amp
5. Ketorolac 3x30 mg/ IV
6. Ranitidin 2x50 mg/IV (stop)
7. Omeprazole 2x1
8. Chana cap 3x1
9. Drain terpasang
23/Mei/2018
10
A/ Post Ismolobektomi
P/ 1. IFVD Futrolit (1) : Renosan (1): RL (2) 20 tpm
2. Vicilin SX3x1,5gr/iv
3. Metronidazole 3x500 mg drips
4. Transamin 3x1 amp
5. Ketorolac 3x30 mg/ IV
6. Ranitidin 2x50 mg/IV (stop)
7. Omeprazole 2x1
8. Chana cap 3x1Tyrax 1x100mg
9. Aff drain
24/Mei/2018
11
BAB I
PENDAHULUAN
tiroid, salah satunya dikenal dengan struma atau goiter yang merupakan
penyakit tiroid tersering.1 Goiter koloid, difus, nontoksik dan goiter nodular
Penyakit ini endemik pada negara bagian tertentu di dunia dan juga dapat
terjadi secara sporadik. Gondok endemik terjadi di daerah yang tanah, air
digunakan jika gondok terdapat pada lebih dari 10% populasi di suatu
Sementara itu, gondok sporadik jauh lebih jarang terjadi daripada gondok
laki-laki, dengan insidensi puncak pada usia dewasa muda atau pubertas,
saat terjadi peningkatan kebutuhan fisiologis akan tiroksin. Hal lain yang
ingesti zat yang mengganggu sintesis hormon tiroid. Namun, pada sebagian
besar kasus, penyebab gondok sporadik tidak jelas. Baik endemik maupun
12
Gangguan sintesis hormon tiroid menyebabkan peningkatan
kosmetik karena adanya massa yang besar di leher, struma juga dapat
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
hipotiroid dan hipertiroid maupun secara klinik menjadi struma toksik dan
nodosa toksik, struma difusa non toksik dan struma difusa toksik.1
Struma nodosa non toksik ialah suatu pembesaran kelenjar tiroid yang
a. Nodul dingin
b. Nodul hangat
c. Nodul panas
3. Berdasarkan konsistensinya :
a. Nodul lunak
b. Nodul kistik
c. Nodul keras
14
ANATOMI KELENJAR TIROID
pada akhir bulan pertama kehamilan. Kelenjar tiroid berasal dari lekukan
faring antara brachial pouch pertama dan kedua. Dari bagian tersebut timbul
migrasi ke bawah dan dan terlepas dari faring. Sebelum terlepas kelenjar
sekum di basis lidah. Sisa ujung kaudal dari duktus tiroglosus ditemukan
Kelenjar tiroid terletak dibagian bawah leher terdiri atas dua lobus
pada setiap gerakan menelan selalu diikuti dengan gerakan trakea ke arah
kranial yang merupakan ciri khas kelenjar tiroid. Setiap lobus kelenjar tiroid
berukuran panjang 2,5-4 cm, lebar 1,5-2 cm dan tebal 1-1,5 cm. berat
thyroidea inferior akan beranastomosis satu dengan yang lainnya pada saat
15
mereka turun di depan trachea. Vena ini bermuara ke dalam v.
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
dalam molekul tiroglobulin dan oleh karena itu tidak ada penekanan secara
16
menjadi sangat besar dan kelenjat tiroidnya dapat membesar 10 sampai 20
PENDEKATAN DIAGNOSIS
Anamnesis
Terdapat beberapa hal yang dapat ditanyakan dalam anamnesis pada struma
e. Riwayat keluarga
g. Perubahan suara
j. Keluhan tirotoksikosis
17
Pemeriksaan Fisis
Pada pemeriksaan fisis dibagi menjadi pemeriksaan fisis umum dan lokal.
a. Umum
b. Lokal :
- Nyeri tekan
- Konsistensi
- Pemberton’s sign
tiroid. 4
autoimun
18
f. Multinodul tanpa nodul yang dominan dan konsistensi sama
e. Riwayat radiasi daerah leher waktu usia anak-anak atau dewasa (juga
digerakan
Diagnosis Banding
- Tiroiditis akut
- Tiroiditis subakut
19
- Simple goiter
- Struma endemik
- Adenoma
- Limfoma
Pemeriksaan Penunjang
akan diambil tergantung pada fasilitas yang tersedia dan pengalaman klinik.8
nodul, namun sampai sekarang belum ada tehnik pencitraan yang spesifik
20
Biopsi Aspirasi Jarum Halus (BAJAH) nodul tiroid merupakan
dengan hasil negatif palsu keganasan antara 1-6%. Sekitar 10% hasil
sitologi positif ganas dan sepertiganya (3-6%) positif palsu. Sementara itu,
10-20% dari jumlah tersebut berasal dari nodul ganas. Ketepatan diagnostik
ukuran dan volume kelenjar tiroid serta dapat membedakan apakah nodul
tersebut bersifat kistik, padat atau campuran kistik-padat. USG tiroid baik
21
digunakan untuk mengukur jumlah, ukuran dan karakteristik sonografi
wide dimensions dan batas yang sama serta bila ditemukan invasif atau
22
menangkap (uptake) radiofarmaka, suatu nodul dapat berupa nodul hangat
(warm nodule), panas (hot nodule) atau dingin (cold nodule). Sementara itu,
gambaran klinis. 8
Nodul Dingin8
23
Berdasarkan distribusi radioaktivitas pada sidik tiroid dapat dilihat4 :
tiroid8
24
memerlukan fasilitas kedokteran nuklir dan dapat dimodifikasi dengan
BAJAH.4
Tatalaksana
Sesuai hasil BAJAH, maka tatalaksana yang dapat dilakukan ialah sebagai
berikut :
25
Gambar 1. Algoritma pendekatan diagnosis nodul tiroid8
a. Ganas
26
Tabel 2. Rekomendasi manajemen sesuai kriteria Bethesda8
27
Bila kista rekurens, klinis curiga ganas rendah observasi
lobektomi
d. Jinak
supresi) 4
- Bila tidak ada efek samping atau tanda toksis : dosis ditingkatkan
saja
28
- Bila nodul membesar dalam 6 bulan atau saat terapi supresi
Jinak : observasi
– 0,005 mIU/L
0,1 mIU/L
KOMPLIKASI OPERASI
Perdarahan
1. Bila darah di botol redon >300 ml per 1 jam, perlu dilakukan reopen. Jika
membran krikotiroid.
29
Lesi n.Laringeus superior
bila berbicara agak lama maka penderita merasa capek dan suara makin
minum air.
Kerusakan n.rekuren
transien pada 24% dan akan sembuh sendiri dalam beberapa minggu atau bulan.
Adanya gangguan pada n.rekuren secara awal dapat dilihat dengan laringoskop
Hipoparatiroidism
transien. Bila timbul gejala klinis seperti parestesi, kram, kejang, perlu diberi
dengan pemberian pelan intravena kalsium glukonat 10% sebanyak 10%, disertai
30
Hipotiroidism
Hipotiroid rekuren
Krisis tiroid
MORTALITAS
Angka kematian pasca tiroidektomi total yang dilakukan oleh ahli bedah yang
berpengalaman kurang dari 0,2% dan dalam sejumlah banyak seri yang dilaporkan
Pasca-bedah dirawat di ICU 1 malam, lugol di stop, propanolol tapering off, Drain
Komplikasi
napas, disfagia dan penekanan pembuluh darah besar di leher dan thoraks
bagian atas.4
Prognosis
31
DISKUSI
Pasien wanita, berusia 32 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan adanya benjolan yang
muncul di leher depan sisi kanan sejak 10 tahun yang lalu. Awalnya
benjolan dirasakan sebesar kelereng, tapi seiring berjalannya waktu,
benjolan semakin membesar hingga berukuran kurang lebih sebesar
telur ayam. Pasien tidak merasakan adanya nyeri di daerah leher. Tidak
ada keluhan gangguan menelan. Nafsu makan normal, dan tidak ada
penurunan berat badan. Tidak ada keluhan demam, cepat haus,
gangguan buang air besar, gangguan siklus menstruasi, rasa berdebar-
debar, cepat lelah, rasa cemas dan sulit tidur. Pasien mengaku selalu
menggunakan garam beryodium dirumahnya. Pasien mengaku tidak
pernah tinggal didaerah yang penduduknya banyak menderita penyakit
gondok. Sebelumnya pasien pernah periksa ke dokter THT dan di
anjurkan untuk operasi tapi pasien menolak pasien di beri obat oral tapi
tidak di minum alasannya pasien sedang hamil saat itu dan takut
menkonsumsi obat tersebut (pasien lupa nama obatnya).
Pada pemeriksaan fisik didapatkan :
Inspeksi : Tampak benjolan di leher sisi kanan, berbatas tegas,
berukuran + 8 x 10cm. Warna kulit pada benjolan sama dengan warna
kulit sekitar. Benjolan ikut bergerak ke atas pada saat menelan.
Palpasi : Benjolan teraba keras, mobile (mudah digerakkan). Nyeri
tekan (-). Pemeriksaan penunjang didapatkan:
Struma non toksik sama halnya dengan struma toksik yang dibagi menjadi
struma diffusa non toksik dan struma nodusa non toksik. Struma ini disebut
32
sebagai simple goiter, struma endemik, atau goiter koloid yang sering
dan goitrogen yyang menghambat sintesa hormon oleh zat kimia. Apabila
dalam pemeriksaan kelenjar tiroid teraba suatu nodul, maka pembesaran ini
pada saat dewasa. Penatalaksanaan struma nodusa non toksik ialah bed rest,
ini menekan atau mengganggu saluran pernapasan dan menelan maka harus
dengan indikasi adanya penekanan struma pada saluran napas dan kosmetik.
33
DAFTAR PUSTAKA
2. Juli-Desember 2016
Jakarta: EGC;2006
34
8. Masjhur, JS. Nodul Tiroid. . Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B,
35