INFERTILITAS
Disusun Oleh:
Nabila Malawat
2017-84-032
Pembimbing :
dr. Novy,Sp.OG
PENDAHULUAN
Infertilitas merupakan suatu permasalahan yang cukup lama dalam dunia kedokteran.
Namun sampai saat ini ilmu kedokteran baru berhasil menolong ± 50% pasangan
Sesuai dengan definisi fertilitas yaitu kemampuan seorang isteri untuk menjadi hamil
dan melahirkan anak hidup oleh suami yang mampu menghamilinya, maka pasangan
infertil haruslah dilihat sebagai satu kesatuan. Penyebab infertilitas pun harus dilihat
pada kedua belah pihak yaitu isteri dan suami. Salah satu bukti bahwa pasangan
infertil harus dilihat sebagai satu kesatuan adalah aadanya faktor imunologi yang
memegang peranan dalam fertilitas suatu pasangan. Faktor imunologi ini erat
isteri terhadap semen/sperma suami. Termasuk juga sebagai faktor imunologi adanya
autoantibodi.1
Pada pasangan yang normal yang berhubungan seksual secara teratur untuk
memperoleh anak, maka persentase untuk dapat hamil dalam satu bulan adalah 20%,
infertil sesungguhnya hanya dialami oleh sang suami atau sang istri. Hal tersebut
dapat dipahami karena proses pembuahan yang berujung pada kehamilan dan
lahirnya seorang manusia baru merupakan kerjasama antara suami dan istri.
Kerjasama tersebut mengandung arti bahwa dua faktor yang harus dipenuhi adalah:
(1) suami memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu
reproduksi istri dan (2) istri memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat
sehingga mampu menghasilkan sel kelamin wanita (sel telur atau ovum) yang dapat
dibuahi oleh spermatozoa dan memiliki rahim yang dapat menjadi tempat
3
perkembangan janin, embrio, hingga bayi berusia cukup bulan dan dilahirkan.
Apabila salah satu dari dua faktor yang telah disebutkan tersebut tidak dimiliki oleh
Infertilitas merupakan kondisi medis yang mempunyai efek tidak hanya secara medis
bagi penderitanya, tapi juga secara psikologi terutama pada wanita. Wanita seringnya
menjadi menderita karena beban hal ini, apalagi ada budaya-budaya tertentu yang
menganggap wanita merupakan sumber masalah bagi pasangan infertil. Hal ini akan
meningkatkan angka kekerasan yang terjadi pada wanita dan juga angka perceraian.
Bagi sang suami yang menganggap wanita sebagai sumber masalah infertilitas, akan
walaupun sudah bercerai dengan istrinya yang mana akan meningkatkan risiko
etiologinya belum diketahui, mulai mengetahui bahwa infertilitas mungkin dapat ikut
menjadi faktor yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada ibu dan bayi.3
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Setiap bayi perempuan lahir dengan rata-rata 400 ribu sel telur imatur pada
ketika haid, wanita akan kehilangan 1 sel telurnya. Setiap siklus menstruasi
telur dan memberi sinyal untuk uterus agar endometrium mempersiapkan diri
5
peningkatan hormon akan membuat pelepasan sel telur oleh ovarium, hal ini
disebut ovulasi. Sel telur itu kemudian ditangkap oleh fimbrae dan berjalan
melalui tuba fallopi menuju uterus. Apabila sel telur ini kemudian bertemu
dengan sel sperma, maka sel telur dan sel sperma akan bertemu dan terjadi
fertilisasi, hal ini paling sering terjadi di ampulla tuba fallopi. Sel telur yang
telah difertilisasi ini akan menjadi zigot, terus berjalan ke arah uterus, dan
blastula. Apabila sel telur ini tidak dibuahi maka akan hormon akan memberi
Pada bayi laki-laki, mereka lahir dengan 2 testis. Setiap testis mempunyai
Hal ini dimulai ketika masa pubertas, stok sperma yang baru akan dibuat
setiap 72 jam, akibat respon terhadap hormon testosteron, GnRH, LH, dan
Selama dalam perjalanan ini, sperma akan bercampur dengan sekret dari
II.2 Definisi
II.3 Etiologi
Apabila hanya ada faktor tunggal, maka pasangannya yang subur dapat
Kurangnya kesuburan pada pria dapat terjadi akibat dari kelainan urogenital
bawaan dan dapatan, infeksi pada saluran sperma, peningkatan suhu skrotum
pria). Pria seperti ini biasanya datang tanpa ada riwayat yang berkaitan
OAT.4
beberapa faktor, seperti stres kronis, gangguan kelenjar endokrin akibat polusi
Selain itu infertilitas pada pria juga dapat disebabkan oleh impotensi. Pada
impotensi, penis pria tidak dapat ereksi sehingga tidak mungkin dapat
merupakan suatu keadaan dimana adanya dilatasi vena. Aliran darah yang
sehingga akan meningkatkan suhu testis dan pada akhirnya akan berpengaruh
pada produksi sperma. Sperma pada laki-laki melalui beberapa saluran dari
testis sampai ke uretra, dan apabila terjadi kerusakan pada saluran-saluran ini
10
maka akan dapat menghambat pengeluaran sperma dan bisa berakhir pada
infertilitas. Kerusakan saluran ini dapat berupa kelainan genetik, namun yang
1. Kegagalan Ovulasi
Gangguan ovulasi merupakan salah satu penyebab yang paling sering kenapa
wanita tidak bisa memiliki anak, yaitu sekitar 30% dari seluruh wanita infertil.
a. Gangguan Hormonal
11
sehingga folikel tidak dapat menjadi matur dengan bennar dan ovulasi tidak
c. Menopause prematur
Hal ini jarang terjadi dan belum dapat dijelaskan bagaimana hal ni
mempengaruhi ovulasi.
d. Masalah Folikel
Penyakit tuba terjadi pada sekitar 25% pasangan yang infertil, dan sangat
a. Infeksi
Infeksi bisa disebabkan baik oleh bakteri maupun virus yang biasanya
inflamasi pada tuba sehingga terjadi scar dan kerusakan pada tuba. Sebagai
b. Penyakit Abdominal
c. Riwayat Operasi
terjadinya adhesi yang dapat merubah tuba sehingga sel telur tidak dapat
melewatinya.
d. Kehamilan ektopik
e. Kelainan kongenital
Hal ini sangat jarang terjadi, pada beberapa kasus, wanita dapat dilahirkan
3. Endometriosis
Sekitar 10% dari pasangan infertil disebabkan oleh endometriosis. Dan pada
pertumbuhan jaringan endometrium pada daerah lain selain cavum uteri, yang
paling sering terjadi pada cavum pelvis, termaduk ovarium.6 Diagnosis pasti
dari penyakit ini hanya bisa ditegakkan dengan laparoskopi untuk melihat
pada endometriosis antara lain adanya menstruasi yang lama, banyak dan nyeri,
karena itu adanya kelainan pada mukus ini dapat menghambat pergerakan
sperma sehingga tidak bisa sampai ke sel telur.Pada beberapa kasus, mukus
mengganggu sperma.7
5. Kelainan Uterus
14
Kelainan uterus seperti adhesi dan polips dapat menyebabkan infertilitas. Selain
itu variasi posisi uterus, sumbatan kanalis servikalis juga dapat menyebabkan
infertilitas.7
1. Hubungan Seksual
2. Frekuensi
Frekuensi yang dianjurkan adalah 2-3 kali seminggu sehingga memberi waktu
3. Posisi
dilakukan dengan frekuensi 2-3 kali seminggu, terjadi penetrasi dan tanpa
dapat dikeluarkan, yang nantinya akan bertemu sel telur yang “menunggu” di
saluran telur wanita. Penetrasi terjadi bila penis tegang (ereksi). Oleh karena
Penetrasi yang optimal dilakukan dengan cara posisi pria di atas, wanita di
bawah. Sebagai tambahan, di bawah pantat wanita diberi bantal agar sperma
15
II.4 Pemeriksaan
Setiap pasangan infertil harus diperlakukan secara satu kesatuan. Itu berarti,
kalau istri saja sedangkan suaminya tidak mau diperiksa, maka pasangan itu
1. Istri yang berumur antara 20-30 tahun baru akan diperiksa setelah berusaha
2. Istri yang berumur antara 31-35 tahun dapat diperiksa pada kesempatan
3. Istri pasangan infertil yang berumur antara 36-40 tahun hanya dilakukan
1. Pemeriksaan Fisik
Tujuan dari pemeriksaan fisik adalah untuk menemukan bukti kelainan yang
Ukuran dan mobilitas organ reproduksi dan adanya nodul endometriosis dapat
menyusun sekitar 80% sampai 85% dari seluruh massa testis, maka evaluasi
seperti penebalan epididimis atau nyeri tekan dapat ditemukan pada palpasi
skrotum.9
2. Pemeriksaan infertilitas
Setiap laki-laki dalam semua pasangan infertil harus menjalani analisis air
jam kemudian.9
abnormal.9
infertilitasnya.9
dan istri maka dapat dilakukan uji kontak air mani dengan lendir serviks
(sperm cervical mucus contact test atau SCMC test). Uji yang
antibodi lokal pada pria atau wanita. Menurut Kremer dan Jager, pada
serviks. Perangai gemetar ditempat ini terjadi pula kalau air mani yang
spermatozoa yang gemetar ditempat, yang maju pesat, dan yang tidak
b. Faktor Ovulasi
Gangguan ovulasi terdapat pada sekitar 15% dari seluruh pasangan infertil
dan 40% dari semua wanita infertil. Penyebab gangguan ovulasi ini
21
obesitas, faktor umur ibu. Untuk melihat bagaimana fungsi ovulasi seorang
siklus reguler antara 25-35 hari dan ada gejala premenstrual ternyata lebih dari
95% bersifat ovulatoar. Untuk mngetahui terjadinya ovulasi ada beberapa tes
Tes serum progesteron merupakan tes yang murah dan banyak digunakan.
teradi ovulasi. Namun tes ini sering terjadi negative palsu karena perlu
11-14 hari setelah ovulasi. Pengukuran suhu basal tubuh ini dilakukan pada
pagi hari setelah bangun tidur. Pengukuran pertama dilakukan pada hari
kedua tes diatas juga ada tes dengan menggunakan ovulation predictor kit.
indikator alat ini. Pemeriksaan dilakukan pertama kali pada hari ke sepuluh
setelah awal menstruasi dan diperiksa pada hari keberapa terjadi perubahan
warna indikator pada alat. Positif palsu dapat terjadi bila urin yang dipakai
adalah urin pagi karena urin pagi cenderung lebih pekat. Pada pemeriksaan ini
juga bisa didapatkan LH pada urin yang persisten selama satu bulan penuh, ini
3. Faktor Cervical
mukus atau adanya gangguan pada interaksi antara sel sperma dan mukus
postcoital test (PCT). PCT dilakukan sekitar 2-3 hari sebelum ovulasi
melakukan hubungan seksual antara 2-12 jam sebelum tes. Setelah itu wanita
(stretchability) dinilai. Jumlah sperma yang motil juga dihitung per bidang
23
1. Tes ini tidak distandarisasikan, tidak sensitif, tidak spesifik, dan tidak
prediktif.
menyebabkan infertilitas.
infertilitas.
paling sering pada kelainan tuba adalah pelvic inflammatory disease (PID)
untuk melihat kavitas uterus dan tuba fallopi melalui fluoroskopi. Ada pula
suatu data yang menyebutkan bahwa fluoroskopi juga dapat berefek sebagai
bahwa pasien tidak dalam keadaan hamil dan untuk meminimalisasikan aliran
Risiko yang paling diperhatikan pada pemakaian HSG adalah adanya infeksi
pelvis iatrogenik, terutama pada wanita yang mempunyai riwayat PID. Pada
wanita ini sebelum dilakukan pemeriksaan HSG harus diperiksa laju endap
dengan HSG harus ditunda terlebih dahulu. Dan bila LED nya normal,
mg/hari.9
Selain itu ada pula cara lain untuk memeriksa patensi tuba yaitu dengan
pertubasi. Pertubasi. Atau uji Rubin, bertujuan memeriksa patensi tuba dengan
jalan meniupkan gas CO2 melalui kanula atau kateter Foley yang dipasang
pada kanalis servikalis. Apabila kanalis servikouteri dan salah satu atau kedua
tubanya paten, maka gas akan mengalir bebas ke dalam kavn peritonei.
Patensi tuba akan dinilai dari catatan tekanan aliran gas sewaktu dilakukan
peniupan. Insuflator apapun yang dipakai, kalau tekanan gasnya naik dan
bertahan sampai 200 mmHg, maka dikatakan ada sumbatan tuba, kalau
25
naiknya hanya 80-100, salah satu atau kedua tubanya dianggap paten. Tanda
suprasimfisis tiupan gas masuk ke dalam kavum peritonei seperti “bunyi jet”
5. Faktor peritoneum
sekitar 25%-40% wanita yang infertil, yang jumlahnya kira-kira 10 kali dari
populasi umum. Dalam hal ini, laparoskopi bisa dilakukan untuk mendeteksi
II.5 Penatalaksanaan
A. Pengobatan
1. Anti-Estrogen
dan hal ini akan merangsang pelepasan hormon FSH dan LH ke dalam
untuk membentuk folikel yang berisi sel telur, dan tinginya kadar LH
akan menyebabkan pelepasan sel telur dari folikel matur dalam sebuah
klomifen sitrat.
2. Gonadotropin
dalam ovulasi adalah FSH dan LH. 2 hormon ini disebut gonadotropin.
d. rLH
selama fase folikular dalam siklus haid yang normal. Sekresi GnRH
28
dosis kecil yang teratur kepada pasien melalui sebuah jarum yang
tersebut.
5. Dopamin Agonist
dengan baik.
6. Aromatose Inhibitor
B. Terapi Bedah
tuba, PCOS, adhesi, endometriosis, dan kelainan uterus. Terapi bedah untuk
1. Ovarian Drilling
drilling atau ovarian diathermy. Prosedur ini berguna untuk wanita dengan
atau laser. Proses ini akan membantu kelainan hormon dan mmemacu
terjadinya ovulasi.
30
Penutupan atau kerusakan pada tuba fallopi dapat diatasi dengan berbagai
macam jenis prosedur operasi tergantung dari lokasi penutupan dan jenis
kerusakannnya.
traktus reproduksi dari uterus sampai ke tuba fallopi melalui kateter dari
serviks.
hasilnya tetap abnormal. Pada pasien dengan air mani abnormal kita hanya
b. Varikokel
MacLeod, penurunan motilitas sperma itu terjadi pada 90% pria dengan
c. Infeksi
Infeksi akut traktus genitalis dapat menyumbat vas atau merusak jaringan
testis sehingga pria yang bersangkutan menjadi steril. Akan tetapi, infeksi
yang terjadi kronik mungkin hanya akan menurunkan kualitas sperma, dan
masih dapat diperbaiki menjadi seperti semula. Air mani yang selalu
pada waktu ejakulasi, nyeri punggung bagian bawah, patut diduga karena
infeksi kronik traktus genitalis. Antibiotika yang terbaik adalah yang akan
d. Defisiensi Gonadotropin
juga dapat menyebabkan infertilitas walaupun hal ini jarang terjadi. Pria
e. Hiperprolaktinemia
uterus. Hal ini dilakukan dengan menggunakan sebuah tabung plastik yang
waktu terjadinya ovulasi pada sang wanita. Untuk melakukan teknik ini, sang
wanita harus mempunyai uterus dan tuba fallopi yang normal. IUI ini
IVF berarti fertilisasi yang dilakukan diluar tubuh. Dalam proses IVF, pasien
memproduksi lebih banyak sel telur. Ketika sel telur sudah terbentuk, sel
telur tersebut akan diambil melalui operasi kecil. Sel telur kemudian akan
Tujuannya agar sperma dapat membuahi sel telur dan membentuk embrio.
membantu implantasi embrio, dalam hal ini progesteron dan hCG. IVF
merupakan terapi yang sangat berguna bagi wanita dengan kerusakan tuba,
(ZIFT)
Gamet merupakan sebuah sel telur atau sperma. Teknik pengambilan sel telur
dan sperma pada GIFT dilakukan dengan cara yang sama seperti pada IVF.
Sel telur dan sperma kemudian dicampur dan langsung dipindah tempatkan
ke tuba fallopi. Hal ini dilakukan secara laparoskopi melalui insisi kecil pada
cara ini memungkinkan sperma secara natural membuahi sel telur di tuba
fallopi. Untuk itu tuba fallopi sang wanita haruslah sehat. Tidak berbeda jauh
dengan GIFT, ZIFT dilakukan dengan cara yang sama, tetapi pada ZIFT yang
dipindah ke tuba fallopi adalah dalam bentuk zigot bukan sel telur dan
sperma seperti pada GIFT. Kedua teknik ini sekarang sudah tergantikan
36
terjadinya kehamilan lebih tinggi sedikit daripada dengan teknik IVF, namun
Substansi didalam sel telur disebut sitoplasma, dan ICSI merupakan suatu
menggunakan jarum mikro. Sel telur yang sudah dimasuki sperma ini
kemudian ditempatkan di dalam uterus sama seperti IVF. Teknik ICSI ini
berguna untuk pasangan yang tidak berhasil dengan IVF, atau bila kualitas
sperma yang baik terlalu sedikit untuk dilakukan IVF. ICSI mempunyai
angka fertilisasi yang tinggi namun angka terjadinya kehamilan hampir sama
II. 7 Prognosis
lahan sampai umur 30 tahun, dan setelah itu menurun dengan cepat.8
38
Menurut MacLeod, fertilitas maksimal pria dicapai pada umur 24-25 tahun.
Hampir pada setiap golongan umur pria proporsi terjadinya kehamilan dalam
senggama.8
sebesar 50% atau bisa dikatakan prognosisnya baik, sedangkan pada pasangan
BAB III
PENUTUP
memperoleh anak setelah berhubungan seksual secara teratur selama 1 tahun dan
39
Infertilitas bisa disebabkan oleh faktor laki-laki, faktor wanita, dan faktor keduanya.
Ada beberapa penatalaksanaan yang dapat menjadi pilihan bagi pasangan infertil
sesuai dengan masalah yang dialami, yaitu pemberian obat-obatan, pembedahan, dan
DAFTAR PUSTAKA
4. Sheerwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2, Jakarta: EGC, 2001
5. Bates; Bickley, Lynn. Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Edisi
8, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2009.
6. Sutedjo, AY. Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi
Revisi. Cetakan Kelima. Yogyakarta: Penerbit Asmara Books. 2009.
7. Manuaba, Ida Bagus Gde. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Edisi
2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2010.