PENDAHULUAN
Penemuan insulin lebih dari 90 tahun yang lalu merupakan salah satu
penemuan terbesar dalam dunia kedokteran pada abad ke-20. Saat ini, penggunaan
insulin mengalami kemajuan yang pesat. Beberapa kemajuan itu antara lain dalam
hal jumlah penggunaan insulin per pasien, perbaikan mutu insulin, dan cara
penggunaan insulin. Penemuan insulin dimulai dari jenis yang belum dapat dibuat
dengan murni, kemudian insulin manusia yang dibuat dengan rekayasa genetika,
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas
dan singkat tapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema
anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor di mana
didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin.
kenaikan jumlah pasien dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta
pada tahun 2030. Laporan dari hasil penilitian di berbagai daerah di Indonesia
1
yang dilakukan pada dekade 1980 menunjukkan sebaran prevalensi DM tipe-2
antara 0,8% di Tanah Toraja, sampai 6,1% yang didapatkan di Manado. Hasil
penelitian pada era 2000 menunjukkan peningkatan prevalensi yang sangat tajam.
akan ada 194 juta penduduk yang berusia di atas 20 tahun dan dengan asumsi
prevalensi dm pada urban (14,7%) dan rural (7,2%) maka diperkirakan terdapat 12
juta penyandang diabetes di daerah urban dan 8,1 juta di daerah rural.
kejadian DMT2, terutama pada orang berusia relatif muda dan kemungkinan usia
hidup masih panjang, maka semakin banyak pasien DMT2 dengan defisiensi
insulin.
insulin terdapat di dalam tubuh secara alamiah. Selain itu, pengobatan dengan
insulin dapat diberikan sesuai dengan pola sekresi insulin endogen. Sementara itu,
menyuntik dan harganya yang relatif mahal. Namun demikian, para ahli dan
suntikan, seperti inhalan sampai bentuk oral agar penggunaannya dapat lebih
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Diabetes Melitus1
Definisi
hiperglikemia kronis akibat defek sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.4
a. Klasifikasi1,2
3
B. Insulin
Insulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino, dihasilkan
oleh sel beta kelenjar pankreas. Dalam keadaan normal, bila ada rangsangan pada sel
beta, insulin disintesis dan kemudian disekresikan kedalam darah sesuai kebutuhan tubuh
untuk keperluan regulasi glukosa darah. Secara fisiologis, regulasi glukosa darah yang
baik diatur bersama dengan hormone glukagon yang disekresikan oleh sel alfa kelenjar
pankreas. Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 untuk
insulin manusia. Insulin terdiri atas dua rantai asam amino, satu sama lain
dihubungkan oleh ikatan disulfide. Sebelum insulin dapat berfungsi, insulin harus
berikatan.2,3
merupakan kelompok sel yang kaya akn pembuluh darah dan memproduksi
penting dan masing-masing jenis sel ini memproduksi hormone spesifik. Sel-sel
4
delta menghasilkan somatostin, dan sel-sel F mensekresikan polipeptida pankreas.
Sel-sel yang mensekresikan insulin memiliki jumlah yang sangat banyak dan
insulin) pada retikulum endoplasma sel beta. Dengan bantuan enzim peptidase,
tersebut. Di sini, sekali lagi dengan bantuan enzim peptidase, proinsulin diurai
menjadi insulin dan peptida-C (C-peptide) yang keduanya sudah siap untuk
5
Mekanisme diatas diperlukan bagi berlangsungnya proses metabolisme
secara normal, karena fungsi insulin memang sangat dibutuhkan dalam proses
utilisasi glukosa yang ada dalam darah. Kadar glukosa darah yang meningkat,
merupakan komponen utama yang memberi rangsangan terhadap sel beta dalam
memproduksi insulin. Disamping glukosa, beberapa jenis asam amino dan obat-
obatan, dapat pula memiliki efek yang sama dalam rangsangan terhadap sel beta.
setelah adanya rangsangan tersebut, merupakan hal yang cukup rumit dan belum
adanya rangsangan oleh molekul glukosa. Tahap pertama adalah proses glukosa
melewati membrane sel. Untuk dapat melewati membran sel beta dibutuhkan
bantuan senyawa lain. Glucose transporter (GLUT) adalah senyawa asam amino
yang terdapat di dalam berbagai sel yang berperan dalam proses metabolisme
kedalam sel jaringan tubuh. Glucose transporter 2 (GLUT 2) yang terdapat dalam
sel beta misalnya, diperlukan dalam proses masuknya glukosa dari dalam darah,
melewati membran, ke dalam sel. Proses ini penting bagi tahapan selanjutnya
yakni molekul glukosa akan mengalami proses glikolisis dan fosforilasi didalam
sel dan kemudian membebaskan molekul ATP. Molekul ATP yang terbentuk,
channel pada membran sel. Penutupan ini berakibat terhambatnya pengeluaran ion
K dari dalam sel yang menyebabkan terjadinya tahap depolarisasi membran sel,
6
yang diikuti kemudian oleh tahap pembukaan Ca channel. Keadaan inilah yang
Ca intrasel. Suasana ini dibutuhkan bagi proses sekresi insulin melalui mekanisme
yang cukup rumit dan belum seutuhnya dapat dijelaskan (gambar 1.1).2
hanya disebabkan oleh rangsangan ATP hasil proses fosforilasi glukosa intrasel,
tapi juga dapat oleh pengaruh beberapa faktor lain termasuk obat-obatan. Namun
senyawa obat-obatan tersebut, misalnya obat anti diabetes sulfonil urea, bekerja
pada reseptor tersendiri, tidak pada reseptor yang sama dengan glukosa, yang
Ca2+
Glucose
K+ channel Channel Insulin
GLUT-2 Release
shut Opens
Glucose K+
↑
Glucose-6-phosphate Insulin + C peptide
Depolarization Cleavage
Gambar 1.2 : Mekanisme sekresi insulin pada sel beta akibat stimulasi Glukosa2
7
b. Dinamika Sekresi Insulin2
tubuh normal oleh sel beta dalam dua fase, sehingga sekresinya berbentuk
biphasic. Seperti dikemukakan, sekresi insulin normal yang biphasic ini akan
terjadi setelah adanya rangsangan seperti glukosa yang berasal dari makanan atau
minuman. Insulin yang dihasilkan ini, berfungsi mengatur regulasi glukosa darah
agar selalu dalam batas-batas fisiologis, baik saat puasa maupun setelah mendapat
beban. Dengan demikian, kedua fase sekresi insulin yang berlangsung secara
sinkron tersebut, menjaga kadar glukosa darah selalu dalam batas-batas normal,
Sekresi fase 1 (acute insulin secretion responce = AIR) adalah sekresi insulin
yang terjadi segera setelah ada rangsangan terhadap sel beta, muncul cepat dan
berakhir juga cepat. Sekresi fase 1 (AIR) biasanya mempunyai puncak yang relatif
tinggi, karena hal itu memang diperlukan untuk mengantisipasi kadar glukosa
darah yang biasanya meningkat tajam, segera setelah makan. Kinerja AIR yang
cepat dan adekuat ini sangat penting bagi regulasi glukosa yang normal karena
hiperinsulinemia kompensatif.
8
Selanjutnya, setelah sekresi fase 1 berakhir, muncul sekresi fase 2 (sustained
phase, latent phase), dimana sekresi insulin kembali meningkat secara perlahan
dan bertahan dalam waktu relatif lebih lama. Setelah berakhirnya fase 1, tugas
pengaturan glukosa darah selanjutnya diambil alih oleh sekresi fase 2. Sekresi
insulin fase 2 yang berlangsung relatif lebih lama, seberapa tinggi puncaknya
(secara kuantitatif) akan ditentukan oleh seberapa besar kadar glukosa darah di
Apabila sekresi fase 1 tidak adekuat, terjadi mekanisme kompensasi dalam bentuk
darah (postprandial) tetap dalam batas batas normal. Dalam prospektif perjalanan
penyakit, fase 2 sekresi insulin akan banyak dipengaruhi oleh fase 1. Biasanya,
dengan kinerja fase 1 yang normal, disertai pula oleh aksi insulin yang juga
normal di jaringan ( tanpa resistensi insulin ), sekresi fase 2 juga akan berlangsung
sekresi insulin pada fase 2 diatas normal untuk dapat mempertahankan keadaan
normoglikemia. Ini adalah keadaan fisiologis yang memang ideal karena tanpa
9
Gambar 1.3.: Gangguan sirkuit pengaturan endokrin sederhana4
Gangguan sirkuit sederhana endokrin : 1. Peningkatan kosentrasi glukosa dalam plasma darah
merangsang pelepasang insulin, pengaruhnya pada organ target, misalnya di hati
(meningkatkan glikolisis, menghambat gluconeogenesis dan pembentukan glikogen),
menyebabkan penurunan kadar glukosan dalam plasma darah. 2: hiperinsulinemia hal ini
menyebabkan hiperglikemia. Selain tumor penghasil insulin, penyebab mungkin sirkiut
pengaturan yang saling tumpang –tindih, karena beberapa asam amino juga merangsang
pelepasan insulin dan beberapa pengaruh insulin (merangsang sintesis protein menghambat
proteolisis) dan menurubkan kosentrasi asam amino didalam plasma. Gangguan pemecahan
asam amino, missal akibat kelainana enzim, dapat memicu hipoglikemik melalui peningktan
asam amino di dalam darah yang kemudian dengan ransangan pelepasan insulin. 3: jika terjadi
kerusakan pada kelenjar hormone, kadar hormon dan pengaruh hormone akan berkurang. 4:
jika respon organ target berkurang pengaruh hormone akan menurun. Terjadi gagal hati dapat
menyebabkan hiperglikemmi yang selanjutnya akan meningkatkan kosentrasi insulin dalam
plasma.4
10
Delapan Organ Yang Berperan Dalam Patogenesis Hiperglikemia Pada DM :5
Gambar 1.5. Delapan Organ Yang Berperan Dalam Patogenesis Hiperglikemia Pada DM 5
Secara garis besar patogenesis DM tipe-2 disebabkan oleh delapan hal (omnious
octet) berikut :
Pada saat diagnosis DM tipe-2 ditegakkan, fungsi sel beta sudah sangat
berkurang. Obat anti diabetik yang bekerja melalui jalur ini adalah sulfonilurea,
2. Liver:
Pada penderita DM tipe-2 terjadi resistensi insulin yang berat dan memicu
(HGP=hepatic glucose production) meningkat. Obat yang bekerja melalui jalur ini
11
3. Otot:
transport glukosa dalam sel otot, penurunan sintesis glikogen, dan penurunan
oksidasi glukosa. Obat yang bekerja di jalur ini adalah metformin, dan
tiazolidindion.
4. Sel lemak:
Sel lemak yang resisten terhadap efek antilipolisis dari insulin, menyebabkan
peningkatan proses lipolysis dan kadar asam lemak bebas (FFA=Free Fatty Acid)
mencetuskan resistensi insulin di liver dan otot. FFA juga akan mengganggu
sekresi insulin. Gangguan yang disebabkan oleh FFA ini disebut sebagai
5. Usus:
Glukosa yang ditelan memicu respon insulin jauh lebih besar dibanding kalau
diberikan secara intravena. Efek yang dikenal sebagai efek incretin ini diperankan
Disamping hal tersebut incretin segera dipecah oleh keberadaan ensim DPP-4,
sehingga hanya bekerja dalam beberapa menit. Obat yang bekerja menghambat
12
kinerja DPP-4 adalah kelompok DPP-4 inhibitor. Saluran pencernaan juga
diserap oleh usus dan berakibat meningkatkan glukosa darah setelah makan. Obat
Sel-α pancreas merupakan organ ke-6 yang berperan dalam hiperglikemia dan
sudah diketahui sejak 1970. Sel-α berfungsi dalam sintesis glukagon yang dalam
individu yang normal. Obat yang menghambat sekresi glucagon atau menghambat
7. Ginjal:
Ginjal memfiltrasi sekitar 163 gram glukosa sehari. Sembilan puluh persen dari
glukosa terfiltrasi ini akan diserap kembali melalui peran SGLT-2 (Sodium
sisanya akan di absorbsi melalui peran SGLT-1 pada tubulus desenden dan
asenden, sehingga akhirnya tidak ada glukosa dalam urine. Pada penderita DM
terjadi peningkatan ekspresi gen SGLT-2. Obat yang menghambat kinerja SGLT 2
13
glukosa akan dikeluarkan lewat urine. Obat yang bekerja di jalur ini adalah
8. Otak:
Pada golongan ini asupan makanan justru meningkat akibat adanya resistensi
insulin yang juga terjadi di otak. Obat yang bekerja di jalur Ini adalah GLP-1
c. Farmakokinetik insulin1
yakni sejak tahun 1922. Awalnya insulin dibuat dari ekstrak binatang, seperti babi
dan sapi. Kemudian dengan kemajuan teknologi berhasil dibuat insulin manusia
Dan pada tahun 1990-an diperkenalkan insulin analog pertama dengan kerja cepat.
Saat ini di pasaran tersedia berbagai jenis insulin. Ditinjau dari asalnya,
terdapat insulin manusia dan insulin analog (sudah direkaayasa dengan kerja yang
lebih baik dari insulin manusia). Sedangkan bila ditinjau dari asalnya, terdapat
insulin kerja pendek (insulin manusia) atau cepat (insulin analog), kerja menengah
(insulin manusia), dan kerja panjang (insulin analog). Insulin kerja pendek atau
glukosa darah setelah makan. Sementara itu insulin kerja menengah dan panjang
sering disebut juga insulin basal karena digunakan untuk menekan produksi
14
sebelum makan. Selain itu dipasaran juga tersedia insulin campuran (premixed).
Insulin campuran ini merupakan campuran antara insulin kerja pendek dan
menengah (insulin manusia) atau insulin kerja cepat dan kerja menengah (insulin
kerja pendek atau cepat dan kerja menengah (25%:75% atau 30%:70%).
15
Tabel 1.2. Karakteristik sediaan insulin1,6,7
16
Gambar 1.3. : Perkiraan Profil Farmakokinetik dari Insulin Manusia dan
Insulin Analog.1,6,7
Berikut ini akan dibahas mengenai insulin basal, insulin prandial, insulin
Insulin basal
insulin pada kadar tertentu yang hampir sama sepanjang waktu puasa dan
sebelum makan yang disebut insulin basal. Tujuan dari insulin ini adalah
selalu dalam batas normal (dibawah 100 mg/dl). Insulin yang dapat
2011, dosis insulin basal pada awal pemberiannya adalah 10 unit per hari,
yang dapat diberikan saat sebelum tidur (kerja menengah dan panjang)
17
atau pagi hari (kerja panjang). Cara praktis untuk penyesuaian dosis
Insulin prandial
Pada setiap kali makan, ketika glukosa darah naik akibat asupan
dari luar, dibutuhkan sejumlah insulin yang disekresikan secara cepat oleh
sel beta dalam kadar yang lebih tinggi untuk menekan kadar glukosa darah
setelah makan agar tetap dalam batas normal (tidak lebih dari 140 mg/dl).
tercapai dalam waktu 2-3 bulan, maka diberikan terapi insulin intensif.
18
Yang dimaksud dengan basal-plus adalah penambahan insulin
insulin basal dan obat oral gagal mencapai sasaran glikemik. Insulin
prandial dapat diberikan satu, dua atau tiga kali mengikuti pola makan.
darah dua jam sesudah makan pada porsi makan yang menaikkan glukosa
darah tidak dapat diukur setiap saat, maka insulin prandial ini bisa
diberikan pada saat makan dengan jumlah makanan terbanyak. Jika ada
dua kadar glukosa darah setelah makan yang belum mencapai sasaran,
maka insulin prandial dapat diberikan dua kali. Jika diperlukan pemberian
terapi insulin prandial sebanyak tiga kali dalam sehari maka ini disebut
2011, insulin prandial diberikan dimulai dengan dosis 4 unit dalam 1 hari
konsep basal bolus ini harus disertai dengan perencanaan makan yang
tepat dan pemantauan glukosa darah yang ketat. Basal bolus dapat juga
19
pendekatan terapi pasien dengan DM tipe 2 dengan konsep insulin basal,
o Insulin basal satu kali dalam satu hari dengan obat oral tetap
dilanjutkan
darah tertinggi
darah tertinggi
Insulin premixed
darah dan kurang fleksibel dalam pengaturan dosis insulin basal dan
pada penderita DM tipe 2 yang gagal dengan obat oral atau dengan insulin
basal.
20
1. Diabetes Melitus Tipe 1 :Pada pasien ini, ditemukan kekurangan insulin
secara mutlak (baik basal maupun prandial), maka kebutuhan insulin tubuh
harus diganti dari luar. Agar pemberian insulin sesuai dengan pola sekresi
dosis insulin yang diberikan pada pasien baru adalah 0.5 unit/kgBB/hari.
dibagi tiga, diberikan sebelum makan pagi, makan siang dan makan
malam) dan 40% bagian diberikan dalam bentuk insulin basal. Insulin
basal yang bekerja intermediet dapat diberikan satu kali pada malam hari
atau dua kali yaitu pada pagi dan malam hari. Sedangkan untuk insulin
basal yang bekerja panjang (mendekati 24 jam) dapat diberikan pagi hari
21
Bagan 1.2 : contoh penghitungan pemberian untuk berat badan 60 kg dari Joslin’s
Diabetes Mellitus1,2
Tidak semua pasien dengan DMT2 membutuhkan insulin. Hal ini sangat
atau basal-bolus)
menekan produksi benda keton di hati, pelepasan asam lemak bebas dari
jeringan lemak, pelepasan asam amino dari jaringan otot dan meningkat
pulih kembali.
22
4. Koma hyperosmolar hiperglikemik non ketotik : hal yang penting dalam
dahulu. Jika insulin diberikan sebelum pemberian cairan maka cairan akan
Jika kosentrasi glukosa dalamm darah tidak turun 50-70 mg/dl per jam
intravena dan dosis insulin di titrasi secra sliding scale sampai pulihnya
bawah dosis sehari bila pasien makan. Pasca bedah infus glukosa dan
insulin dilanjutkan sampai pasien dapat makan lagi dan kembali ke cara
subkutan harus segera disuntikkan, karena insulin i.v tidak berperan lagi
23
insulin selama 24 jam (=dosis lama), dosis baru ialah 80-100% jumlah ini
dicapai adalah kosentrasi glukosa plasma puasa <105mg/dl dan dua jam
setelah makan <120 mg/dl. Apabila sasaran tersebut tidak tercapai maka
24
D. Jenis sedian insulin1
Pembagian insulin atas dasar durasi waktu kerja isulin sebagai berikut :
glargin.
2. Insulin bolus atau meal time misalnya insulin regular, insulin analog
3. Insulin kombinasi misalnya insulin premixed NPH dan insulin regular atau
5. Insulin utralong, jenis insulin yang terbaru adalah insulin yang memiliki
Sediaan yang termasuk insulin kerja cepat : glulini, lispro dan insulin
rekayasa secara genetic dengan pembalikan lisin asam prolin pada rantai B
cepat di absorbsi dengan onset kerja 5 menit dan bisa mencapai puncak
25
dalam waktu 1 jam. Insulin glulisin dibentuk dengan mengganti asam
dengan lisin pada rantai B di posisi B29. Sedangkan insulin aspart dibenuk
rantai B. jenis insulin lebih cepat diserap, sehingga memiliki onset kerja
yang cepat juga (5-10 menit). Demikian juga untuk peak interval 45-75
2. Insulin regular
memerlukan jeda yang lebih awal 30-45 menit sebelum makan. Meskipun
insulin ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan insulin pada saat makan,
onset kerja yang agak lambat ini, maka efek jenis insulin ini kurang dapat
waktu senjang lag time anatara injeksi dan mulai terjadimya efek
26
4. Insulin kombinasi atau campuran
G. Insulin Inhalan8,9,10
inhalan dan bekerja langsung melalui paru-paru. Karena paru-paru adalah organ
reguler secara subkutan dan sama seperti interval pada insulin analog, seperti
aspart, glusine dan lispro. Sehingga insulin inhaler sesuai untuk diberikan secara
preprandial.8
Pada September 2006, insulin inhalasi yang disetujui oleh FDA (Food and
Drug Administratio) adalah alat penyemprot yang berisikan bubuk kering yang
contohnya Exubera. Setiap satu dosis dari insulin yang dihirup dan masuk ke
paru-paru, kira-kira 40% dari dosis mencapai paru-paru dalam dan hanya 10%
27
dari dosis yang diserap oleh tubuh. Hal ini menyebabkan insulin terkonsentrasi
peningkatan mitosis. Dan pada tahun 2008, FDA menyatakan bahwa Exubera
insulin inhalan pada setiap orang dapat berbeda bergantung pada fungsi paru.
Penggunaan Klinis
Insulin inhalasi mempunyai cara kerja yang cepat, sehingga sangat cocok
digunakan pada saat sebelum makan (bolus) dan tidak cocok digunakan dalam
keadaan basal. Insulin inhalasi sangat cocok digunakan untuk pasien yang
meningkat. Sebaliknya pada perokok pasif, absorbsi insulin menurun. Pada pasien
dengan PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis), penggunaan insulin inhaler tidak
pernafasan pada paru (spirometry). Terapi ini tidak bisa dilakukan bila kapasitas
Takaran dosis yang digunakan yaitu 0,05 mg per kilogram berat badan.
Insulin inhalasi mempunyai 2 dosis yaitu 1 mg dan 3 mg, kira-kira sama dengan
28
dosis insulin injeksi 3 unit dan 8 unit. Satu blister hanya dapat digunakan untuk
satu kali inhalasi. Inhalasi dapat dilakukan berkali-kali jika dosis yang dibutuhkan
lebih dari 1 dan 3 mg. Penggunaan dosis 1 mg berbeda dengan 3 mg. Inhalasi
blister berisi dosis 3 mg. Pasien tidak dianjurkan mengganti dosis 3 mg dengan
Cara penggunaan insulin inhaler, yaitu pertama kita membuka alat inhalasi yang dalam keadaan tertutup
dengan memperpanjang chamber, setelah dosis ditentukan kita tepat satu blister yang berisikan bubuk insulin
di celah yang ada di bagian depan alat. Bubuk ini kemudian akan masuk ke dalam chamber, dari luar relihat
berwarna keruh seperti mengembun. Kemudian pasien mencipatakan tekanan udara dengan menekan handle,
. Ketika alt aktif, bubuk dilepaskan berbentuk suspnsi menjadi molekul yang kesil, insuin dapat dihirup. Insulin
sampai di paru-paru 5 detik setelah dihirup.
29
H. EFEK SAMPING TERAPI INSULIN7
a. Hipoglikemia
hipoglikemia.
berat badan yang lain adalah makan yang berlebihan serta kebiasaan
c. Edema insulin
Edema dapat muncul pada pasien yang memiliki kendali glukosa darah
buruk (termasuk pasien KAD) akibat retensi garam dan air yang akut.
30
d. Reaksi lokal terhadap suntikan insulin
insulin yang tinggi di tempat penyuntikan. Hal itu dapat muncul pada
jarang terjadi.
e. Alergi
Saat ini, dengan penggunaan sediaan insulin yang sangat murni, alergi
31
BAB III
KESIMPULAN
dengan hiperglikemia akibat defek sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.
melitus tipe 2, diabetes melitus tipe lainnya, dan diabetes melitus gestasional.1
secara holistik dengan edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani, dan intervensi
penderita diabetes.1
basal maupun insulin prandial endogen. Berdasarkan konsep ini, sediaan insulin
eksogen disesuaikan dengan kebutuhan seperti halnya pada orang normal, yaitu
insulin basal (yang bekerja menengah atau panjang) dan insulin prandial (yang
sampai 2 kali sehari, sedangkan insulin prandial eksogen diberikan setiap kali
sebelum makan. 1
Ditinjau dari asalnya, terdapat jenis insulin manusia dan insulin analog
(insulin yang sudah direkayasa dengan kerja yang lebih baik). Sedangkan bila
ditinjau dari segi kerjanya terdapat insulin kerja pendek (insulin manusia) atau
32
cepat (insulin analog), kerja menengah (insulin manusia), dan kerja panjang
(insulin analog). Bila ditinjau dari cara penggunaannya, terdapat insulin oral,
33
DAFTAR PUSTAKA
Melitus. Jakarta:2015
http://pbperkeni.or.id/newperkeni/wp-content/plugins/download-
attachments/includes/download.php?id=102.
Medicine. 2008;352:174-83
34
9. McMahon GT, Arky RA. Inhaled Insulin for Diabetes Mellitus. New
10. Inhaled Insulin for Diabetes Mellitus. New England Journal of Medicine.
2012;356(20):2106–8.
35