Oleh :
WEGIARTI SIKALAK 25010113120078
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. iii
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Kadar air ............................................................................................. 6
Tabel 3.2. SNI Kedelai ........................................................................................ 8
Tabel 3.3. Perbandingan kelompok 2 dan kelompok 7 ....................................... 9
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Skema kerja ................................................................................... 4
Gambar 1. Persiapan cawan 2A dan 2B ............................................................ 12
Gamabr 2. Pengovenan cawan kosong.............................................................. 12
Gambar 3. Penimbangan cawan 2A setelah dioven .......................................... 12
Gambar 4. Penimbangan cawan 2B setelah dioven .......................................... 12
Gambar 5. Penimbangan cawan 2A dengan sampel sebelum dikeringkan ....... 12
Gambar 6. Penimbangan cawan 2A dengan sampel sebelum dikeringkan ....... 12
Gambar 7. Pengovenan Sampel ........................................................................ 12
Gambar 8. Penyimpanan dalam desikator ......................................................... 12
Gambar 9. Penimbangan cawan 2A setelah dikeringkan (1) ............................ 13
Gambar 10. Penimbangan cawan 2B setelah dikeringkan (1) .......................... 13
Gamabr 11. Penimbangan cawan 2A setelah dikeringkan (2) .......................... 13
Gambar 12. Penimbangan cawan 2B setelah dikeringkan (2) .......................... 13
v
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Akhir Praktikum MK Analisis Zat Gizi FKM Undip
Menyetujui,
Kepala Laboratorium Terpadu FKM Undip
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua
bentuk kehidupan. Air diperlukan untuk keberlangsungan proses biokimiawi
organisme hidup. Selain digunakan untuk keperluan proses biokimiawi, air
terdapat pada setiap bahan atau yang disebut dengan kadar atau kandungan air.
Oengukuran kadar air dalam suatu bahan sangat diperlukan dalam berbagai
bidang (Canene-Adams K, 2004)
Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah
dilakukan pemanasan. Setiap bahan bila diletakan dalam udara terbuka kadar
airnya akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban udara disekitarnya
(Astuti, 2007)
Kadar air dalam bahan pangan sangat mempengaruhi kualitas dan daya
simpan dari bahan pangan tersebut. Oleh karena itu penentuan kadar air dari
suatu bahan pangan sangat penting agar dalam proses pengolahan maupun
pendistribusian mendapat penanganan yang tepat.
Kandungan air dalam bahan makanan mempengaruhi daya tahan bahan
makanan terhadap serangan mikroba yang dinyatakan dengan Aw yaitu
jumlah air bebas yang dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk
pertumbuhan (Winarno, 2004).
Kandungan air dalam suatu bahan perlu diketahui untuk menentukan
zat-zat gizi yang terkandung dalam bahan pengan tersebut. Kadar air dalam
pangan dapat diketahui dengan melakukan pemanasan terhadap bahan pangan
yang ingin diketahui kandungan airnya. Penetapan kandungan air dapat
dilakukan dengan beberapa cara salahs atunya dengan menggunakan metode
pengeringan menggunakan oven biasa (metode ini yang akan digunakan pada
praktikum kali ini), metode destilasi, metode kimia dan metode khusus seperti
spektrofometer. Semakin banyak kadar air dalam suatu bahan maka semakin
cepat pembusukannya oleh mikroorganisme. Dengan demikian bahan yang
1
2
dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang lebih lama dan kandungan
nutrisinya masih ada. (Burhanuddin, 2011)
Prinsip metode penetapan kadar air dengan oven biasa atau
Thermogravimetri yaitu menguapkan air yang ada dalam bahan dengan jalan
pemanasan. Penimbangan bahan dengan berat konstan yang berarti semua air
sudah diuapkan dan cara ini relatif mudah dan murah. Percepatan penguapan
air serta menghindari terjadinya reaksi lain karena pemanasan maka
dapatdilakukan pemanasan dengan suhu rendah dan tekanan vakum suatu
bahan yang telah mengalami pengeringan lebih bersifat hidroskopis dari pada
bahan asalnya. Oleh karena itu selama pendinginan, sebelum penimbangan
bahan yang telah ditempatkan dalam ruangan yang tertutup dan kering seperti
desikator (Sudarmadji S, 2007)
B. Tujuan Umum dan Khusus
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menganalisis kadar air pada bahan makanan
secara baik dan benar sesuai prosedur dan petunjuk pengukuran
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan preparasi sampel
b. Melakukan penimbangan
c. Melakukan pengovenan
d. Menghitung kadar air
3. Manfaat
Mahasiswa dapat terlatih kemampuannya dalam melakukan analisis kadar
air yang meliputi preparasi sampel, melakukan penimbangan, pengovenan
dan menghitung kadar air yang ada didalam sampel
BAB II
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu
Praktikum dilaksanakan pada hari jumat tanggal 15 April 2016 pukul
10.00-12.00 WIB
B. Tempat
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Gizi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Pisau
b. Desikator
c. Oven
d. Cawan porselen
e. Timbangan analitik
2. Bahan
Serbuk kacang kedelai
3
4
D. Skema Kerja
Mulai
Selesai
E. Sampling
Kacang kedelai 1 kg
F. Metode Pengukuran
Metode yang digunakan yaitu metode pengeringan atau yang biasa disebut
thermogravimetri. Kadar air secara thermogravimetri adalah pemanasan bahan
pada titik didih air sehingga air akan menguap lalu ditimbang berat sebelum
5
dan sesudah pemanasan. Selisih berat bahan sebelum dan sesudah dipanaskan
adalah kadar air bahan. (Buckley, 2008)
Teknik Duplo adalah pembuatan cuplikan sampel yang dilakukan dua kali
pada setiap sampel yang akan diperiksa. Teknik duplo terdiri atas simplo yaitu
cuplikan pertama dan dumplo yaitu cuplikan duplikat atau cuplikan kedua.
(Karlina, 2008)
G. Pengolahan Data
a. Penimbangan Sampel
Sampel adalah sejumlah tertentu barang atau bahan yang berasal
dari suatu populasi yang diambil dengan menggunakan metode tertentu
dan digunakan sebagai wakil dari populasi tersebut. (Wagiyono, 2003)
b. Perhitungan kadar air
𝐵2 − 𝐵3
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 (𝑔/100𝑔) = 𝑥 100
𝐵2 − 𝐵1
Keterangan:
B1 = Berat cawan kosong (berat cawan porselen yang telah distabilkan
dalam oven)
B2 = Berat cawan dengan sampel sebelum dikeringkan
B3 = Berat cawan dengan sampel setelah dikeringkan
(Widajanti, 2015)
H. Analisis Data
Hasil perhitungan kadar air pada sampel praktikum dianalisis dengan
membandingkan pada syarat mutu kacang kedelai SNI.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Kadar Air
Tabel 3.1 Kadar air
6
7
Keterangan :
B1 : berat cawan setelah dioben
B2 : berat cawan dengan sampel sebelum dikeringkan
B3(1) : Berat cawan dengan sampel setelah dikeringkan yang pertama
B3(2) : Berat cawan dengan sampel setelah dikeringkan yang kedua
B3(3) : Berat cawan dengan sampel setelah dikeringkan yang ketiga
B3(4) : Berat cawan dengan sampel setelah dikeringkan yang keempat
B3(5) : Berat cawan dengan sampel setelah dikeringkan yang keempat
8
B. Pembahasan
Pada praktikum analisis kadar air menggunakan metode oven biasa.
Adapun tahapan yang dilakukan yaitu pertama-tama melakukan metode
quartering pada sampel sebagaimana yang telah dilakukan pada praktikum
teknik sampling, BDD dan penimbangan setelah itu hasilnya dimasukkan
kedalam desikator. Penimbangan dilakukan menggunakan dua cawan porselen
yang terlebih dahulu disterilkan dan di oven selama 1 jam lalu dimasukkan
desikator selama 15 menit. Setelah itu cawan porselen di timbang pada
timbangan analitik dengan berat awal tanpa sampel yaitu sebesar 21,0425 pada
cawan A dan 20,923 pada cawan B, cawan porselen ditambahkan sampel
kacang kedelai masing-masing 5 gram dengan teknik duplo dimana berat
cawan setelah ditambahkan sampel kacang kedelai yaitu sebesar 26,0424 gram
pada cawan A dan 25,9228 pada cawan B. Setelah itu dimasukkan ke dalam
oven selama 3 jam lalu dimasukkan desikator selama 15 menit dan ditimbang
dengan timbangan analitik dengan berat sampel sebesar 25,6756 gram pada
cawan A dan 25,5332 gram pada cawan B.
Setelah dilakukan pengovenan selama 2 kali didapatkan hasil
perhitungan yaitu pengovenan pertama sebesar 7,338% pada cawan A dan
7,791% pada cawan B sedangkan pada pengovenan kedua sebesar 7,488%
pada cawan A dan 7,467% pada cawan B.
Tabel 3.2 SNI Kedelai
Persyaratan Umum
No. Jenis Uji Satuan
I II III
1. Kadar air (%) Maks 13 Maks 14 Maks 16
2. Butir rusak (%) Maks 1 Maks 2 Maks 5
3. Butir belah (%) Maks 1 Maks 2 Maks 5
4. Butir warna lain (%) Maks 1 Maks 3 Maks 10
5. Kotoran (%) Maks 0 Maks 1 Maks 3
6. Butir keriput (%) Maks 0 Maks 1 Maks 3
Menurut Standar mutu sampel (SNI) tahun 1995 yang sesuai pada
tabel diatas bahwa syarat mutu kadar air kacang kedelai setelah dilakukan
9
pengukuran yaitu termasuk dalam mutu I karena maksimal 13%. Hal ini
terjadi mungkin disebabkan oleh beberapa faktor seperti suhu dan kelembaban
udara serta sampel yang digunakan terlalu lama dibiarkan diluar ruangan
sebelum dimasukkan kedalam oven yang mengakibatkan sampel dapat
menyerap air dari udara. (SNI 01-3922-1995, n.d.)
Tabel 3.3. Perbandingan kelompok 2 dan kelompok 7
A. Kesimpulan
1. Preparasi sampel kacang kedelai yang digunakan dalam analisis kadar air
adalah teknik duplo yaitu pembuatan cuplikan sampel yang dilakukan dua
kali pada setiap sampel yang akan diperiksa
2. Dilakukan penimbangan menggunakan timbangan analitik dengan tujuan
mengetahui berat cawan kosong yang telah disterilkan dalam oven, berat
cawan dengan sampel sebelum dikeringkan dan berat cawan sampel
setelah dikeringkan
3. Uji analisis kadar air menggunakan metode pengovenan dengan suhu
1050C selama 3 jam pertama dan selanjutnya 1 jam
4. Perhitungan hasil kadar air kacang kedelai pada pengovenan pertama
didapatkan 7,338% cawan 2A dan 7,791% cawan 2B. Pada pengovenan
kedua didapatkan hasil kadar air cawan 2A 7,488% dan cawan 2B 7,467%.
B. Saran
1. Diharapkan pada saat praktikum lebih teliti lagi dalam mencatat data
sehingga data yang didapatkan akurat dan dapat sesuai dengan referensi.
2. Diharapkan fasilitas seperti alat dan bahan yang digunakan untuk
praktikum lebih dilengkapi lagi agar hasil yang diperoleh dalam
pengambilan data lebih maksimal.
3. Diharapkan pada saat praktikum lebih berhati-hati dalam penggunaan alat
yang mudah pecah.
10
DAFTAR PUSTAKA
11
LAMPIRAN