KAJIAN LITERATUR
4
4.1. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
Berdasarkan Undang – undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran, yang dimaksud dengan pelayaran adalan satu kesatuan sistem yang terdiri atas
angkutan di perairan, kepelabuhan, keselamatan, dan keamanan serta perlindungan
lingkungan maritim. Kemudian untuk mendukung terwujudnya maksud dan tujuan
pelayaran yang tertera pada Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2008, tentang Pelayaran maka dibentuk peraturan pendukung turunan yang membahas
secara lebih spesifik pada tiap – tiap subjek yang menjadi faktor utama.
Undang - Undang
Nomor 17 Tahun
2008, tentang
Pelayaran
4- 2
4. Kajian Literatur
1. Menghapus monopoli
2. Menciptakan kesempatan yang lebih luas untuk investasi di sector pelabuhan (pihak
swasta, pemerintah daerah)
3. Menciptakan kompetisi yang sehat dalam pelabuhan dan antar pelabuhan
4. Pemisahan yang jelas antara regulator dan operator dengan pembentukan otoritas
pelabuhan
5. Mengakomodasi otonomi daerah.
4.1.1. Angkutan di Perairan
Angkutan di perairan yang dimaksud pada Undang – Undang Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 2008 adalah kegiatan mengangkut dan/atau memindahkan penumpang
dan/atau barang dengan mnggunakan kapal. Jenis Angkutan di perairan dibagi menjadi
angkutan laut, angkutan sungai dan danau, dan angkutan penyeberangan.
Penyelenggaraan angkutan laut ang tertera pada pasal 7 dibagi menjadi angkutan laut
dalam negeri, angkutan laut luar negeri, angkutan laut khusus, dan angkutan laut
pelayaran-rakyat.
Kegiatan angkutan laut khususnya dalam negeri, dilaksanakan dengan trayek tetap
dan teratur serta dapat dilengkapi dengan trayek tidak tetap dan tidak teratur.kegiatan
angkutan laut dalam negeri yang melayani trayek tetap dan teratur dilakukan dalam
jaringan trayek. Kegiatan angkutan laut dalam negeri yang melayani trayek tetap dan
teratur harus menyinggahi beberapa pelabuhan secara tetap dan teratur dengan berjadwal.
Selain itu, kapal yang dioperasikan merupakan kapal penumpang, kapal peti kemas, kapal
barang umum, atau kapal Ro-Ro dengan pola trayek untuk masing – masing jenis kapal.
Jaringan trayek tetap dan teratur angkutan laut dalam negeri disusun dengan
memperhatikan:
a. Pengembangan pusat industri, perdagangan, dan pariwisata;
b. Pengembangan wilayah dan/atau daerah;
c. Rencana umum tata ruang;
d. Keterpaduan intra dan antarmoda transportasi; dan
e. Perwujudan Wawasan Nusantara.
Penyusunan jaringan trayek tetap dan teratur sebagaimana dimaksud di atas
dilakukan bersama oleh pemerintah, pemerintah daerag, dan asosiasi perusahaan
angkutan laut nasional dengan memperhatikan masukan asosiasi pengguna jasa angkutan
4- 3
4. Kajian Literatur
laut. Selanjutnya, penyusunan jaringan trayek tetap dan teratur harus dikoordinasikan
oleh Menteri. Penambahan trayek tetap dan teratur baru dilakukan dengan
memperhatikan :
a. Adanya potensi kebutuhan jasa angkutan laut dengan perkiraan faktor muatan yang
layak dan berkesinambungan; dan
b. Tersedianya fasilitas pelabuhan yang memadai atau lokasi lain yang ditunjuk untuk
kegiatan bongkar muat barang dan naik/turun penumpang yang dapat menjamin
keselamatan pelayaran.
Tarif Angkutan di perairan terdiri atas tarif angkutan penumpang dan tarif angkutan
barang. Tarif angkutan penumpang sebagaimana dimaksud di atas terdiri dari tarif untuk
kelas ekonomi dan kelas non-ekonomi. Tarif angkutan kelas ekonomi ditetap kan oleh
menteri, sedangkan tarif angkutan penumpang untuk kelas non-ekonomi ditetapkan oleh
penyelenggara angkutan berdasarkan tingkat pelayanan yang diberikan. Tarif angkutan
barang ditetapkan oleh penyedia jasa angkutan berdasarkan kesepakatan antara pengguna
jasa angkutan berdasarkan kesepakatan antara pengguna dan penyedia jasa angkutan
sesuai dengan jenis, struktur, dan golongan yang ditetapkan oleh menteri.
4.1.2. Kepelabuhan
Berdasarkan Undang – undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran, yang dimaksud dengan kepelabuhan adalah segala sesuatu yang berkaitan
dengan pelaksanaan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan, dan
ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang dan/atau barang, keselamatan dan keamanan
berlayar, tempat perpindahan intra-dan/atau antarmoda serta mendorong perekonomian
nasional dan daerah dengan tetap memperhatikan tata ruang wilayah. Selanjutnya,
pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau peraian dengan batas-batas
tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar
muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi fasilitas
keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai
tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.
4.2. Tatanan Kepelabuhan Nasional
Guna mewujudkan pelabuhan yang andal dan berkemampuan tinggi, menjamin
efisiensi, dan mempunyai daya saing global untuk menunjang pembangunan nasional dan
4- 4
4. Kajian Literatur
4- 5
4. Kajian Literatur
Pelabuhan Utama
Pelabuhan pengumpul
Pelabuhan Angkutan Laut
Pelabuhan Pengumpan Regional
Pelabuhan
Pelabuhan Kelas I
Pelabuhan Angkutan
Pelabuhan Kelas II
Penyeberangan
Jenis pelabuhan dibagi menjadi dua yaitu, pelabuhan laut dan pelabuhan sungai dan
danau. Berdasarkan hierarkinya, pelabuhan laut dibagi menjadi:
a. Pelabuhan utama, adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan
angkutan laut dalam negeri dan internasional, alih muatan laut dalam negeri dan
internasional dalam jumlah besar, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang
dan/atau barang serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antar
provinsi
b. Pelabuhan pengumpul, adalah pelabuhan yang fungsi pokoknua melayani kegiatan
angkutan aut dalam negeri dalam jumlah menengah sebagai tempat asal tujuan
penumpang dan/atau barang serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan
pelayanan antar provinsi.
c. Pelabuhan pengumpan, adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan
angkutan laut dalam negeri, alih muatan angkutan laut dalam negeri dalam jumlah
terbatas, merupakan pengumpan bagi pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul,
dan sebagai tempat asal dan tujuan penumpang dan/atau barang serta angkutan
penyeberangan dengan jangkauan pelayanan dalam provinsi
4- 6
4. Kajian Literatur
Wilayah kerja pelabuhan adalah satuan tugas yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan atau
Kepala kantor unit Penyelenggara Pelabuhan yang membawahinya. Wilayah kerja
pelabuhan mempunyai tugas melakukan kegiatan pemberian pelayanan lalu lintas dan
angkutan laut, keamanan, dan keselamatan pelayaran dan/atau penyediaan pelayanan jasa
kepelabuhan di perairah pelabuhan untuk memperlancar angkutan laut.
Dalam penetapan rencana lokasi pelabuhan baik itu pelabuhan utama yang
digunakan untuk melayani angkutan laut harus berpedoman pada :
a. kedekatan secara geografis dengan tujuan pasar internasional;
b. kedekatan dengan jalur pelayaran internasional;
c. jarak tertentu dengan pelabuhan utama lainnya;
d. memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta terlindung dari gelombang;
e. mampu melayani kapal dengan kapasitas tertentu;
f. berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang internasional; dan
g. volume kegiatan bongkar muat dengan jumlah tertentu.
Dalam penetapan rencana lokasi pelabuhan untuk pelabuhan pengumpul yang
digunakan untuk melayani angkutan laut harus berpedoman pada :
a. kebijakan Pemerintah yang meliputi pemerataan pembangunan nasional dan
meningkatkan pertumbuhan wilayah;
b. mempunyai jarak tertentu dengan pelabuhan pengumpul lainnya;
c. mempunyai jarak tertentu terhadap jalur/rute angkutan laut dalam negeri;
d. memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta terlindung dari gelombang;
e. berdekatan dengan pusat pertumbuhan wilayah ibukota provinsi dan kawasan
pertumbuhan nasional;
f. mampu melayani kapal dengan kapasitas tertentu; dan
g. volume kegiatan bongkar muat dengan jumlah tertentu.
Dalam penetapan rencana lokasi pelabuhan untk pelabuhan pengumpan regional
maupun pelabuhan pengumpan lokal yang digunakan untk melayani angkutan laut harus
berpedoman pada:
a. tata ruang wilayah provinsi dan pemerataan pembangunan antarprovinsi;
b. tata ruang wilayah kabupaten/kota serta pemerataan dan peningkatan pembangunan
kabupaten/kota;
4- 7
4. Kajian Literatur
4- 8
4. Kajian Literatur
4- 9
4. Kajian Literatur
Meskipun baru berusia 3 (tiga) tahun, namu dengan terjadinya lingkungan strategis
yang berkembang khususnya perkembangan di daerah serta perubahan wilayah
administratif dalam penyebutan lokasi pelabuhan, maka dilakukan perbaikan dengan
mempertimbangkan
1. Pemekaran wilayah Provinsi maupun Kota/kabupaten serta pengembangannya;
2. Perlu memadukan simpul-simpul moda transportasi perairan;
3. Ditetapkannya 9 agenda pembangunan pemerintahan yang dikenal NAWACITA
yang diantaranya akan diwujudkan dengan program Tol Laut
4. Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada awal tahun 2016
5. 10 destinasi wisata prioritas Nasional
Kebijakan Kepelabuhan Nasional Khususnya pada pelabuhan utama akan
merefleksikan perkembangan sektor kepelabuhan menjadi industri jasa kepelabuhan
kelas dunia yang kompetitif dengan sistem operasi pelabuhan sesuai standar internasional
baik dalam bidang keselamatan pelayaran maupun perlindungan maritim. Kebijakan
Pelabuhan Nasional diarahkan dalam upaya mendorong investasi swasta, mendorong
persaingan, pemberdayaan peran penyelenggaraan pelabuhan, terwujudnya integrasi
perencanaan, menciptakan kerangka kerja hukum dan peraturan yang tepat dan fleksibel,
mewujudkan sistem operasi pelabuhan yang aman dan terjamin, meningkatkan
perlindungan maritim, mengembangkan sumber daya manusia.
Agenda pembangunan pemeringan dalam pembangunan jangka menengah 2015 –
2019 yang dikenal dengan nawacita menyebutkan bahwa akan membangun Indonesia
dari pinggiran dengan memperkuat daerah – daerah da desa dalam kerangka Negara
kesatuan. Hal ini aka diwujudkan dengan program Tol Laut yang dapat diartikan sebagai
upaya untuk memperkuat penyelenggaran angkutan laut yang menghubungkan wilayah
Indonesia yang sudah mahu dan wilayah Indonesia yang belum maju atau tertinggal
termasuk daerah perbatasan secara tetap dan teratur (berjadwal). Untuk menunjang
kelancaran penyelenggaraan transportasi laut dalam trayek, maka pelabuhan yang akan
dikunjungi kapal harus dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai serta ditingkatkan
kinerja operasionalnya.
4- 10
4. Kajian Literatur
Secara legal, rencana tata ruang wilayah Kabupaten Kendal tertuang di dalam Peraturan
Daerah (Perda) Kabupaten Kendal Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Kendal Tahun 2011 – 2031, yang merupakan penyempurnaan dari
Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 23 Tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Kendal Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2026.
Di dalam Perda ini disebutkan bahwa penyelenggaraan penataan ruang wilayah bertujuan
mewujudkan ruang wilayah sebagai kota industri yang didukung oleh pertanian,
produktif, prospektif, dan berkelanjutan menuju penguatan ekonomi masyarakat yang
adil dan sejahtera, dengan kebijakan-kebijakan :
4- 11
4. Kajian Literatur
4- 12
4. Kajian Literatur
11. pengendalian secara ketat terhadap kawasan lindung di bagian selatan; yang
dilakukan dengan strategi-strategi : a. mempertahankan dan memulihkan fungsi
hutan lindung; b. memulihkan kawasan lindung resapan air; c. meningkatkan
memulihkan kawasan lindung setempat; d. meningkatkan nilai ekonomi kawasan
lindung cagar budaya dan cagar alam; e. mempertahankan luasan kawasan lindung;
f. mengembangkan program pengelolaan hutan bersama masyarakat; g.
meningkatkan kerjasama antar wilayah dalam pengelolaan kawasan hutan lindung;
dan h. meningkatkan kawasan ruang terbuka hijau perkotaan.
4- 13
4. Kajian Literatur
iii. PPK perkotaan Pegandon dengan fungsi untuk melayani kegiatan skala
kecamatan atau beberapa desa;
iv. PPL di perkotaaan ibu kota kecamatan dengan fungsi pusat pelayanan
tingkat kecamatan.
iv. PKL perkotaan Boja, pemantapan fasilitas perdagangan Boja sebagai outlet
kawasan agropolitan Boja; dan
4- 14
4. Kajian Literatur
4- 15
4. Kajian Literatur
4- 16
4. Kajian Literatur
a. jaringan pipa minyak dan gas bumi dan panas bumi; meliputi : a.
pembangunan jaringan pipa gas bumi Semarang – Cirebon berada
di sepanjang pantai Daerah; b. pengembangan Stasiun Pengisian
dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE); c. pengembangan sumur
tua/marjinal; dan d. pengembangan panas bumi gunung Ungaran.
4- 17
4. Kajian Literatur
i. pengembangan perpipaan;
4- 18
4. Kajian Literatur
Pengilon dengan luas kurang lebih 2.359 (dua ribu tiga ratus
lima puluh sembilan) hektar.
4- 19
4. Kajian Literatur
4- 20
4. Kajian Literatur
a. hutan lindung; dengan luas kurang lebih 1.704 (seribu tujuh ratus empat)
hektar meliputi: a. Kecamatan Limbangan; d. Patean b. Kecamatan
Plantungan; dan e. Singorojo,dan c. Kecamatan Sukorejo. F. Boja
4- 21
4. Kajian Literatur
4- 22
4. Kajian Literatur
vi. kawasan sempadan rel kereta api, ditetapkan 6 (enam) meter dari
batas luar pengamanan rel kereta api meliputi: a. sebagian
Kecamatan Weleri; b. sebagian Kecamatan Ringinarum; c.
sebagian Kecamatan Gemuh; d. sebagian Kecamatan Pegandon; e.
sebagian Kecamatan Ngampel; f. sebagian Kecamatan Brangsong;
g. sebagian Kecamatan Kaliwungu Selatan; dan h. sebagian
Kecamatan Kaliwungu.
d. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya; terdiri atas :
i. kawasan imbuhan air, dengan luas kurang lebih 17.876 (tujuh belas
ribu delapan ratus tujuh puluh enam) hektar meliputi: a. sebagian
Kecamatan Limbangan; b. sebagian Kecamatan Boja; dan c.
sebagian Kecamatan Singorojo
4- 23
4. Kajian Literatur
ii. kawasan sempadan mata air, ditetapkan selebar 200 (dua ratus)
meter di sekeliling mata air meliputi: a. sebagian Kecamatan Boja;
b. sebagian Kecamatan Plantungan; c. sebagian Kecamatan
Limbangan; d. sebagian Kecamatan Sukorejo; e. sebagian
Kecamatan Patean; dan f. sebagian Kecamatan Singorojo.
4- 24
4. Kajian Literatur
ii. hutan produksi, dengan luas kurang lebih 15.225 (lima belas ribu
dua ratus dua puluh lima) hektar meliputi: a. Kecamatan
Limbangan; b. Kecamatan Singorojo; c. Kecamatan Kaliwungu
Selatan; d. Kecamatan Ringinarum; e. Kecamatan Boja; f.
Kecamatan Pageruyung; g. Kecamatan Weleri; h. Kecamatan
Plantungan; i. Kecamatan Kaliwungu; dan j. Kecamatan Sukorejo.
4- 25
4. Kajian Literatur
ii. kawasan hortikultura; dengan luas kurang lebih 5.723 (lima ribu
tujuh ratus dua puluh tiga) hektar meliputi: a. sebagian Kecamatan
Rowosari; b. sebagian Kecamatan Kangkung; c. sebagian
Kecamatan Cepiring; d. sebagian Kecamatan Patebon; e. sebagian
Kecamatan Kendal; f. sebagian Kecamatan Brangsong; g. sebagian
Kecamatan Kaliwungu; h. sebagian Kecamatan Ngampel; i.
sebagian Kecamatan Ringinarum; j. sebagian Kecamatan
4- 26
4. Kajian Literatur
iii. kawasan perkebunan, dengan luas kurang lebih 20.135 (dua puluh
ribu seratus tiga puluh lima) hektar meliputi: a. sebagian
Kecamatan Limbangan; b. sebagian Kecamatan Boja; c. sebagian
Kecamatan Singorojo; d. sebagian Kecamatan Patean; e. sebagian
Kecamatan Pageruyung; f. sebagian Kecamatan Plantungan; g.
sebagian Kecamatan Sukorejo; dan h. sebagian Kecamatan
Ngampel.
4- 27
4. Kajian Literatur
4- 28
4. Kajian Literatur
i. mineral;
ii. minyak dan gas bumi, yang berskala kecil berada di Kecamatan
Gemuh.
4- 29
4. Kajian Literatur
4- 30
4. Kajian Literatur
4- 31
4. Kajian Literatur
4- 32