Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN USIA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA KELOMPOK

USIA TUA DI PUSKESMAS SIBELA KOTA SURAKARTA

Bravery AZ, Maharani SH, Prakoso MA, Roembiak BAR, Fauzi R


Sumardiyono*
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret
*E-mail: Sumardiyono99@yahoo.com

Abstrak

Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor resiko
yang dimiliki seseorang. Berdasarkan penelitian sebelumnya prevalensi hipertensi meningkat dengan
bertambahnya usia. Di Indonesia 1,8 – 28,6 % penduduk yang berusia diatas 20 tahun menderita
hipertensi. Faktor yang memengaruhi antara lain genetik, konsumsi garam, stress, obesitas, olah raga,
kerusakan pembuluh darah dan usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara
usia dengan kejadian hipertensi pada kelompok usia tua di Puskesmas Sibela. Penelitian ini dilakukan
pada bulan September 2016 di posyandu lansia Puskesmas Sibela dengan subjek penelitian yaitu lansia di
wilayah Mojosongo. Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 60 orang
yang kemudian dikelompokkan dalam middle age (45-59 th), Elderly (60-74 th) dan Old (>74 th). Data
yang didapat akan diolah dengan menggunakan uji Chi-Square. Kelompok terbanyak yang menderita
hipertensi adalah kelompok elderly (10 sample) dan yang paling sedikit adalah kelompok Old (3 sample).
Dari hasil uji chi-square didapatkan hasil 0.867 (p>0.05) sehingga Ho diterima. Hal ini menunjukkan
tidak ada perbedaan yang bermakna pada data tekanan darah subjek kelompok usia middle age, elderly,
dan old atau dengan kata lain tidak terdapat hubungan antara angka kejadian hipertensi terhadap usia pada
kelompok usia tua.

Kata kunci: Hipertensi, Usia, Kelompok Usia Tua

Abstract

Hypertension caused by interaction among the risk factor that someone has. According to previous study
prevalence of hypertension increased along with increasing of age. In Indonesia 1.8-28.6 % population
whose age more than 20 years old have hypertension. Some factor that influence this condition are
genetic factor, sodium consumption, stress, obesity, exercise, damage on vessel and aging. This study was
held to determine was there any relation between age and hypertension on elderly. This study was held on
september 2016 at posyandu lansia Puskesmas Sibela and elderly at mojosongo district as subject.
Sampling technique using purposive sampling as much as 60 sample which then classified as middle age
(45-59 yo), Elderly (60-74 yo) and Old (> 74 yo). The acquired data would be asses using chi-square test.
Group wich has most hypertension is Elderly group (10 sample) and the fewest is Old group (3 sample).
The result of chi-square is 0.648 (p>0.05) made Ho accepted. This result showed that there is no

1
significant difference of hypertension on elderly people or there is no relaton between hypertension to age
on elderly people.

Keyword: Hypertension, Age, Elderly

Pendahuluan sehingga kembali pada keadaan hemodinamik (sistem


pendarahan) yang normal. Pada hipertensi esensial
Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai mekanisme ini terganggu, di samping ada faktor lain
hipertensi merupakan penyakit yang mendapat yang berpengaruh.
perhatian dari semua kalangan masyarakat, Hubungan antara stress dengan hipertensi
mengingat dampak yang ditimbulkannya baik jangka diduga melalui aktivitas saraf simpatis, yang dapat
pendek maupun jangka panjang sehingga meningkatkan tekanan darah secara bertahap.
membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang Apabila stress menjadi berkepanjangan dapat
menyeluruh dan terpadu. Penyakit hipertensi berakibat tekanan darah menjadi tetap tinggi. Hal ini
menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan secara pasti belum terbukti, akan tetapi pada binatang
mortalitasnya (kematian) yang tinggi. percobaan yang diberikan pemaparan tehadap stress
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang ternyata membuat binatang tersebut menjadi
timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor hipertensi.
resiko yang dimiliki seseorang. Berbagai penelitian Obesitas atau kegemukan di mana berat badan
telah menghubungkan antara berbagai faktor resiko mencapai indeks massa tubuh > 27 (berat badan (kg)
terhadap timbulnya hipertensi. dibagi kuadrat tinggi badan (m)) juga merupakan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan salah satu faktor resiko terhadap timbulnya
tenyata prevalensi (angka kejadian) hipertensi hipertensi.
meningkat dengan bertambahnya usia. Dari berbagai Obesitas merupakan ciri dari populasi penderita
penelitian epidemiologis yang dilakukan di Indonesia hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi volume darah
menunjukan 1,8 – 28,6 % penduduk yang berusia penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dari
diatas 20 tahun adalah penderita hipertensi. penderita hipertensi yang tidak obesitas. Pada
Saat ini terdapat adanya kecenderungan bahwa obesitas tahanan perifer berkurang atau normal,
masyarakat perkotaan lebih banyak menderita sedangkan aktivitas saraf simpatis meninggi dengan
hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan. Hal aktivitas renin plasma yang rendah.
ini antara lain dihubungkan dengan adanya gaya Olah raga ternyata juga dihubungkan dengan
hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan pengobatan terhadap hipertensi. Melalui olah raga
resiko penyakit hipertensi seperti stress, obesitas yang isotonik dan teratur (aktivitas fisik aerobik
(kegemukan), kurangnya olah raga, merokok, selama 30-45 menit/hari) dapat menurunkan tahanan
alkohol, dan makan makanan yang tinggi kadar perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Selain
lemaknya. itu dengan kurangnya olah raga maka resiko
Peran faktor genetik terhadap timbulnya timbulnya obesitas akan bertambah, dan apabila
hipertensi terbukti dengan ditemukannya kejadian asupan garam bertambah maka resiko timbulnya
bahwa hipertensi lebih banyak pada pada kembar hipertensi juga akan bertambah.
monozigot (satu sel telur) daripada heterozigot Faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya
(berbeda sel telur). Seorang penderita yang gangguan atau kerusakan pada pembuluh darah turut
mempunyai sifat genetik hipertensi primer (esensial) berperan pada penyakit hipertensi. Faktor- 4 faktor
apabila dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi tersebut antara lain merokok, asam lemak jenuh dan
terapi, bersama lingkungannya akan menyebabkan tingginya kolesterol dalam darah.
hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar Selain faktor-faktor tersebut di atas, faktor lain
30-50 tahun akan timbul tanda dan gejala hipertensi yang mempengaruhi terjadinya hipertensi antara lain
dengan kemungkinan komplikasinya. alkohol, gangguan mekanisme pompa natrium (yang
Secara umum masyarakat sering mengatur jumlah cairan tubuh), faktorrenin-
menghubungkan antara konsumsi garam dengan angiotensin-aldosteron (hormon-hormon yang
hipertensi. Garam merupakan hal yang sangat penting mempengaruhi tekanan darah).
pada mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh Penyakit hipertensi timbul akibat adanya
asupan garam terhadap hipertensi melalui interaksi dari berbagai faktor sehingga dari seluruh
peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan faktor yang telah disebutkan diatas, faktor mana yang
tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh lebih berperan terhadap timbulnya hipertensi tidak
peningkatan ekskresi (pengeluaran) kelebihan garam dapat diketahui dengan pasti. Oleh karena itulah

2
maka pencegahan penyakit hipertensi yang antara Tabel 1. Hubungan silang antara tekanan darah dan
lain dapat dilakukan dengan menjalankan gaya hidup usia
sehat menjadi sangat penting. Usia Total
Middle Elderly Old
Metode Penelitian Age
Hipertensi 4 10 3 17
Penelitian ini menggunakan desain penelitian
Tidak 10 29 4 43
observasional analitik dengan pendekatan potong Hipertensi
lintang (cross sectional) yang dilakukan di posyandu Total 14 39 7 60
lansia wilayah mojosongo pada bulan september
2016.
Subyek yang digunakan adalah lansia di Dari diagram kolom diatas dapat kita lihat
wilayah mojosongo yang berusia > 45 tahun, dengan hipertensi paling banyak terdapat pada kelompok usia
teknik sampling menggunakan purposive sampling, elderly dan paling sedikit pada kelompok usia old,
sebanyak 60 sampel. begitu pula tekanan darah tidak hipertensi terbanyak
Variabel bebas pada penelitian ini adalah usia pada kelompok usia elderly dan paling sedikit pada
dengan variable terikat hipertensi, dimana hipertensi kelompok old.
didefinisikan sebagai suatu keadaan terjadinya
peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau Tabel 3. Hasil pengolahan data menggunakan uji
tekanan diastolik 90 mmHg. Penentuan hipertensi Chi-Square
akan menggunakan alat ukur tensimeter dengan data Value P Α
skala nominal yaitu hipertensi dan tidak hipertensi. Pearson Chi-Square 0,867a 0,648
Sedangkan usia akan ditentukan dengan wawancara, Likelihood Ratio 0,814 0,666 0,05
dengan hasil data skala kontinyu yang kemudian Linear-by-Linear 0,232 0,630
dirubah menjadi skala ordinal dalam 3 kategori yaitu Association
Middle age (45-59 th), Elderly (60-74) dan Old (>74
th)
Berdasarkan data hasil uji Chi-Square diatas
Penelitian ini dilakukan melalui tahapan
didapatkan nilai probabilitas (p) lebih dari 0,05 jadi
beberapa tahapan yaitu menetapkan populasi
Ho diterima. Hal ini menunjukan tidak ada perbedaan
penelitian, yaitu masyarakat lansia di daerah
yang bermakna pada data tekanan darah subjek
Mojosongo berusia > 45 tahun, sampel yang sesuai
kelompok usia middle age, elderly, dan old atau
kriteria dilakukan wawancara dan diperiksa tekanan
dengan kata lain tidak terdapat hubungan antara
darahnya. Setelah data-data yang diharapkan
angka kejadian hipertensi terhadap kelompok usia
terkumpul dari hasil wawancara dan pemeriksaan
tua.
tekanan darah , data-data yang terkumpul kemudian
diolah, menggunakan uji chi square menggunakan
tabel kontigensi 2x3 Pembahasan
Dari hasil penelitian hubungan usia terhadap
tekanan darah di dua posyandu lansia wilayah kerja
Hasil puskesmas Sibela rw 23 dan rw 12 kelurahan
Penelitian hubungan usia terhadap tekanan
Mojosongo, Surakarta didapatkan uji chi-square nilai
darah dilakukan selama 2 hari pada tanggal 20
p-value = 0.867. Nilai probabilitas (p) lebih dari 0,05
September 2016 dan 28 September 2016 di dua
jadi Ho diterima. Hal ini menunjukan tidak ada
posyandu lansia wilayah kerja puskesmas Sibela rw
perbedaan yang bermakna pada data tekanan darah
23 dan rw 12 kelurahan Mojosongo, Surakarta.
subjek kelompok usia middle age, elderly, dan old
Pengambilan data berupa pencatatan usia dan
atau dengan kata lain tidak terdapat hubungan antara
pengukuran tekanan darah
angka kejadian hipertensi terhadap kelompok usia
Data yang ada dikelompokan dan dimasukan ke
tua, Hal ini tidak sesuai dengan teori dimana faktor
dalam table kontingensi 2x3, table 2. Kemudian data
usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena
diuji dengan uji Chi-Square untuk mengetahui ada
dengan bertambahnya umur maka semakin tinggi
tidaknya hubungan antara tekanan darah dan
mendapat resiko hipertensi. Faktor resiko hipertensi
kelompok usia tua.
multifaktor, dan usia merupakan salah satu faktor
resiko untuk terjadi hipertensi. Insiden hipertensi
makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini
sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam
tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah
dan hormon. Hipertensi pada yang berusia kurang

3
dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri berdasarkan lansia yang datang ke lokasi penelitian.
koroner dan kematian prematur (Julianti, 2005). Adakalanya, dibutuhkan sampel yang besar untuk
Dengan bertambahnya umur, risiko terkena membuktikan adanya hubungan dua variabel,
hipertensi menjadi lebih besar sehingga prevalensi terutama jika hubungan tersebut kecil. Sedangkan
hipertensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi, yaitu kesalahan yang lain adalah adalah kesalahan teknik
sekitar 40%, dengan kematian sekitar diatas usia 65 analisis, kesalahan input data, kesalahan
tahun (Depkes, 2006). menginterpretasikan penolakan/penerimaan hipotesis,
Menurut Krummel (2004) memaparkan bahwa dan lain sebagainya.
tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun
dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia Kesimpulan
55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan
atau bahkan menurun drastis. Penyakit hipertensi Dari hasil penelitian yang didapatkan maka
umumnya berkembang pada saat umur seseorang dapat kami simpulkan bahwa tidak terdapat
mencapai paruh baya yakni cenderung meningkat hubungan angka kejadian hipertensi terhadap
khususnya yang berusia lebih dari 40 tahun bahkan kelompok usia tua.
pada usia lebih dari 60 tahun ke atas. Setelah usia 45
tahun terjadi peningkatan resistensi perifer dan
aktivitas simpatik. Dinding arteri akan mengalami Daftar Pustaka
penebalan oleh karena adanya penumpukan zat Ann S, Arieska (2005) Konsensus Pengobatan
kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah Hipertensi. Jakarta: Perhimpunan Hipertensi
akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku. Indonesia (Perhi); 5-7.
Di samping itu, pada usia lanjut sensitivitas
pengaturan tekanan darah yaitu refleks baroreseptor Chobanian AV et al. (2003) The Seventh Report of
mulai berkurang, demikian juga halnya dengan peran the Joint National Committee on Prevention,
ginjal. Aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus Detection, Evaluation, and Treatment of High
menurun (Kumar et al., 2005). Blood Pressure: the JNC 7 report. JAMA.
Penelitian meta-analisis yang melibatkan lebih May 21;289(19):2560–72.
dari 420.000 pasien telah menunjukkan hubungan
yang kontinyu dan independen antara tekanan darah Cowley AW Jr. (2006) The genetic dissection of
dengan stroke dan penyakit jantung koroner. essential hypertension. Nat Rev
Peningkatan tekanan diastolik > 10 mmHg dalam Genet.Nov;7(11):829–40.
jangka panjang akan meningkatkan risiko stroke
sebesar 56% dan penyakit jantung koroner sebesar Depkes RI (2006). Pedoman Teknis Penemuan dan
37% (Gray, 2005). Tata Laksana Penyakit Hipertensi. Jakarta:
Pada lansia risiko terjadinya komplikasi lebih Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak
besar. Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan Menular Depkes RI.
organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak
langsung yang bisa mengenai jantung, otak, ginjal, Gray, H. D. (2005). Kardiologi: lecture notes Ed 4.
arteri perifer, dan mata. Beberapa penelitian Jakarta: Penerbit Erlangga.
mengatakan bahwa penyebab kerusakan organ-organ
tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan Gunawan (2001) Hipertensi, Jakarta: PT Gramedia.
tekanan darah pada organ, atau karena efek tidak 10.
langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap
reseptor AT1 angiotensin II, stres oksidatif, down Habermann TM, Amit K. Ghosh (2008) Mayo Clinic
regulation dari ekspresi nitric oxide synthase, dan Internal Medicine Concise Textbook. 1st
lain-lain (Yogiantoro, 2006). edition. Canada: Mayo Foundation for
Dalam penelitian ini tidak didapatkan hasil yang Medical Education and Research
menunjukkan hubungan umur dan hipertensi padahal
menurut dasar teori berhubungan. Untuk Horacio J, Nicolaos E (2007) Sodium and Potassium
kesalahannya bisa karena sampel yang dipakai pada 2 in the Pathogenesis of Hypertension.N Engl J
posyandu lansia yang digunakan belum dapat Med; 356:1966-78
mewakili lansia. Jenis penelitian ini merupakan
penelitian observasional analitik dengan pendekatan Institute for Clinical Systems Improvement (ICSI)
studi potong lintang (Cross Sectional) dan teknik (2008) Hypertension Diagnosis and
sampling yang digunakan adalah dengan pendekatan Treatment. Bloomington (MN): Institue for
Convenience sample dimana sampel diambil Clinical Systems Improvement (ICSI)

4
Jan SA, Wang J, Bianchi G, Birkenhager WH (2003)
Essential Hypertension, The Lancet. 1629-
1635.

Julianti, E.D, Nurjana, Soetrisno (2005). Bebas


Hipertensi dengan terapi jus. Jakarta ; Puspa
Suara.

Kaplan NM (2006) Kaplan's Clinical Hypertension


9th edition. Philadelphia, USA: Lippincott
Williams & Wilkins

Kasper, Braunwald, Fauci, et al. (2008) Harrison’s


principles of internal medicine 17th edition.
New York: McGrawHill

Krummel DA (2004). Food, Nutrition and Diet


Therapy. Medical Nutrition Therapy in
Hypertension. USA: Saunders co. pp. 900-
918.

Kumar V,Abbas AK,Fausto N (2005). Hypertensive


Vascular Disease. Dalam Robn and Cotran
Pathologic Basis of Disease,7th edition.
Philadelpia:Elsevier Saunders

McPhee, Stephen J, et al.(2009) Current Medical


Diagnosis and Treatment 2009. New York:
McGrawHill:

World Health Organization (2002) The World Health


Report 2002: Risk to Health. Geneva: World
Health Organization.

World Health Organization (2003) International


Society of Hypertension (ISH) statement on
management of hypertension. J Hypertens.
21:1983-1992

Yogiantoro, Muhammad (2009). Hipertensi Essensial


dalam Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V.
Depok: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FK UI.

Anda mungkin juga menyukai