Anda di halaman 1dari 14

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM POKOK BAHASAN MENELADANI NABI DAN ROSUL


DENGAN METODE PENDEKATAN BERBASIS BERCERITA
PADA SISWA KELAS IV SDN SIDOMULYO II TUBAN
ST Rochmatun S.Ag
Latar Belakang: Semakin menurunnya nilai moral generasi muda dalam masyarakat
tidak lepas dari kurangnya motivasi belajar mengenai budi pekerti dan nilai – nilai
agama. Terwujudnya kondisi pembelajaran siswa secara aktif merupakan harapan dari
semua komponen pendidikan termasuk masyarakat dan praktisi pendidikan. Melalui
kegiatan belajar yang menekan pada aktivitas siswa terutama dengan pendekatan
bercerita diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar yang sesuai
dengan tujuan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui dampak dari kegiatan belajar mengajar yang menggunakan pendekatan
berbasis bercerita terhadap motivasi belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri
Sidomulyo II Tuban

Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode tindakan kelas
dimana lokasi penelitian dilakukan di SDN Negeri Sidomulyo II tuban dengan subjek
penelitian siswa kelas IV SDN Negeri Sidomulyo II Tahun Ajaran 2016/2017 dan
2017/2018. Subjek masing – masing berjumlah 19 siswa. Data yang diperoleh
menggunakan teknik observasi secara langsung dan tidak langsung. Data kemudian
diolah dan dianilisi secara deskriptif dengan penjabaran – penjabaran hasil observasi
dan data yang didapatkan.

Hasil Penelitian: berdasarkan data yang diperoleh secara observasional dengan analisa
secara deskriptif didapatkan hasil dimana terdapat peningkatan motivasi belajar siswa
kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sidomulyo II Tuban pada pokok bahasan meneladani
sifat nabi dan rosul yang ditandai dengan adanya peningkatan prestasi belajar.

Kesimpulan: Berdasarkan penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi


pembelajaran dengan menggunakan pendekatan berbasis bercerita dimungkinkan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa Kelas IV SDN Sidomulyo II Tuban pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam pokok bahasan Meneladani Sifat – Sifat Nabi dan
Rosul.

Kata Kunci: Motivasi Belajar, Pemberlajaran Berbasis Bercerita, Pendidikan Agama


Islam

PENDAHULUAN alat atau tanpa alat tentang materi pendidikan


Bercerita adalah kegiatan yang agama Islam yang diajarkan dalam bentuk
dilakukan oleh seorang guru pendidikan agama pesan, informasi, atau dongeng untuk
Islam secara lisan kepada peserta didik dengan diperdengarkan dengan rasa menyenangkan.
agama Islam yang diajarkan dalam bentuk syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar
pesan, informasi, atau dongeng untuk mengajar.
diperdengarkan dengan rasa menyenangkan. Berdasarkan fenomena – fenomena
Semakin menurunnya nilai moral tersebut, peneliti akan melakukan suatu kegiatan
generasi muda dalam masyarakat tidak lepas penelitian tindakan pada siswa Kelas IV
dari kurangnya motivasi belajar mengenai budi Sekolah Dasar Negeri Sidomulyo II Tuban
pekerti dan nilai – nilai agama. Terwujudnya dengan menekankan pada peningkatan motivasi
kondisi pembelajaran siswa secara aktif belajar siswa melalui kegiatan pembelajaran
merupakan harapan dari semua komponen berbasis bercerita.
pendidikan termasuk masyarakat dan praktisi SUBJEK DAN METODE PENELITIAN
pendidikan. Oleh karena itu dalam kegiatan Pendekatan dan jenis penelitian yang
pembelajaran dituntut suatu strategi dilakukan oleh peneliti adalah penelitian
pembelajaran yang direncanakan oleh guru tindakan.
dengan mengedepankan keaktifan siswa dalam Lokasi penelitian tindakan ini adalah
kegiatan belajar mengajar. Melalui kegiatan Sekolah Dasar Negeri Sidomulyo II Tuban.
belajar yang menekan pada aktivitas siswa Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV
terutama dengan pendekatan bercerita Seolah Dasar Negeri Sidomulyo II Tuban.
diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan Sumber data yang dimaksudkan adalah
hasil belajar yang sesuai dengan tujuan manusia dan non manusia. Sumber data manusia
pendidikan di sekolah. dalam penelitian ini adalah Guru Kelas IV
Menurut Suparno, dkk (2001) siswa Seolah Dasar Negeri Sidomulyo II Tuban.
yang aktif dalam proses pembelajaran dicirikan Sedangkan sumber data non manusia adalah
oleh dua aktivitas, yaitu aktivitas dalam berpikir berupa dokumentasi hasil pengamatan dan
(minds-on), dan aktivitas dalam berbuat (hands- catatan observasi peneliti, hasil evaluasi belajar,
on). Perbuatan nyata ssiwa dalam pembelajaran dan dokumen yang relevan dengan ruang
merupakan hasil keterelibatan berpikir siswa lingkup penelitian.
terhadap kegiatan belajarnya. Dengan demikian Penggunaan prosedur pengumpulan data
proses siswa aktif dalam kegiatan belajar yang tepat dapat diperoleh data yang obyetif
mengajar merupakan suatu kegiatan dalam kegiatan penelitian. Beberapa teknik
pembelajaran yang harus dilaksanakan secara pengumpulan data yang digunakan dalam
terus – menerus dan tidak berhenti. Hal ini penelitian tindakan ini diantaranya:
dilakukan apabila interaksi antara guru dan 1. Observasi
siswa terjalin dengan baik. Sebab menurut Ada dua jenis observasi yang dilakukan,
Usman (2002) interaksi dan hubungan timbal diantaranya: (a) Observasi langsung, yaitu
balik antara guru dan siswa itu merupakan observasi yang dilakukan dimana observer
berada bersama obyek yang diselidiki, dan (b) Dalam kegiatan analisis tersebut, akan
Observasi tidak langsung, yaitu observasi atau didapatkan dua jenis data yaitu, data kualitatif
pengamatan yang dilakukan tidak pada saat dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil
berlangsungnya suatu perstiwa yang diteliti.. observasi yang dilakukan pada setiap tahap
2. Dokumentasi kegiatan, dan data kuantitatif berupa hasil
Menurut Zuriah (2003) teknik ini adalah belajar atau prestasi belajar yang didapatkan
cara mengumpulkan data melalui peninggalan oleh siswa dalam melakukan proses
tertuli, terutama berupa arsip – arsip dan pembelajaran dengan strategi pembelajaran
termasuk juga buku – buku tentang pendapat, berbasis aktivitas.
teori, dalil atau hukum – hukum lain yang Teknik analisis data dalam penelitan ini,
berhubungan dengan masalah penelitian. adalah analisis data kualitatif yang bersifat
Miles dan Hubermen (1984) mengatakan linear (mengalir) maupun bersifat sirkuler.
analisis data perlu dilakukan secara terus Adapun teknik analisis data yang dilakukan
menerus selama penelitian berlangsung. dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1)
Selanjutnya Nasution (1988) mengatakan bahwa menelaah seluruh data yang telah dikumpulan.
analisis data adalah proses menyusun, Penelahaan dilakukan dengan cara
mengkategorikan data, mencari pola atau tema menganalisis, mensisteis, memaknai,
dengan maksud untuk memahami maknanya. menerangkan, dan menyimpulkan. Kegiatan
Moleong (1995) mengemukakan, “analisis data penelaahan pada prinsipnya dilaksanakan sejak
adalah proses pengoranisasian dan pengurutan awal data dikumpulkan, (2) mereduksi data
data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian yang didalamnya melibatkan kagiatan
dasar, sehingga dapat ditemukan tema seperti mengkategorikan dan pengklasifikasian, dan (3)
yang disarankan oleh data”. Teknik analisis data menyimpulkan dan memverifikasi. Dari
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kegiatan reduksi selanjutnya dilakukan
analisis deskriptif. Dengan maksud bahwa penyimpulan terakhir dan selanjutnya diikuti
penelitian deskriptif dirancang untuk kegiatan verifikasi atau pengujian terhadap
memperoleh informasi tentang status gejala temuan penelitian.
pada saat penelitian dilakukan. Setelah data Tindakan penelitian yang direncanakan
hasil penelitian terkumpul maka, selanjutnya dalam penelitab tindakan ini adalah sebagai
data tersebut disusun sistematis. Dengan cara berikut: (1) Menetapkan indikator desain
diorganisir, kemudian dikerjakan yang akhirnya pembelejaran Berbasis Bercerita yang
data tersebut diungkap permasalahan yang digunakan dalam proses belajar mengajar, (2)
penting sesuai dengan topik yang sesuai dengan menyusun strategi penyampaian dan
permasalahan. pengelolaan pengajaran dengan pembelajarn
Berbasis Bercerita yang meliputi: merancang
dan menyusun bahan ajar, merancang satuan mengajar, dan alasan pemilihan tema tersebut,
pelajaran yang digunakan dalam kegiatan proses (b) draf kerja tindakan tiap individu dan
belajar mengajar, (3) Menyusun metode dan alat kelompok, (c) gambaran tentang pihak yang
perekam data yang terdiri atas catatan lapangan, terlibat, (d) garis besar rencana program kerja
pedoman observasi, dan catatan harian, (4) (time schedule), (e) memonitor perubahan saat
menyusun perencanaan teknik pengolahan penelitian berlangsung, dan gambaran awal
data,didasarkan oleh model analisis dan tentang efisiensi data yang terkumpul. Tahap ini
kualitatif. memastikan bahwa siswa kelas IV Sekolah
Berkaitan dengan tindakan penelitian, Dasar Negeri Sidomulyo II Tuban dijadikan
maka diperlukan suatu langkah-langkah sebagai objek penelitian dan permasalahan yang
penelitian, agar dalam pelaksanaan penelitian akan dibahas oleh peneliti.
dapat terprogram dengan baik. Menurut Zuriah 3. Tahap III. Tindakan Observasi
(2003) mengatakan bahwa penelitian tindakan Tahap ini merupakan tahap penjabaran
direncanakan melalui beberapa tahap rencana ke dalam tindakan dan mengamati
perncanaan, diataranya: (1) refleksi awal, (2) jalannya tindakan. Dimaksudkan untuk
peneliti merumuskan permasalahan secara mengetahui keadaan obyek penelitian sebelum
operasional, (3) peneliti merumuskan hipotesis peneliti melakukan penelitian sesuai kenyataan
tindakan, dan (4) menetakan dan merumuskan yang ada.
rancangan tindakan. 4. Tahap IV. Refleksi Akhir
1. Tahap I. Refleksi Tahap ini terdiri dari: (a) menganalisis,
Merupaan fase refleksi awal yang berarti (b) melakukan sintesis, (c) memberikan makna,
melakukan refleksi terhadap situasi yang (d) eksplanasi, dan (e) membuat simpulan.
sebenarnya, setelah merumuskan tema Dalam hal ini metode yang digunakan
penelitian. oleh peneliti dalam menerapkan metode
2. Tahap II. Perencanaan pembelajaran berbasis bercerita adalah dimana
Merupakan fase perencanaan yang siswa akan diminta untuk menceritakan kisah
dilakukan setelah melakukan fase pertama, dari Nabi dan Rosul yang telah disepakati
perlu mereview analisis awal yang harus sebelumnya. Secara lebih rinci kegiatan belajar
dilakukan, tentang strategi pembelajaran mengajar tersebut akan terbagai menjadi 3
Berbasis Bercerita dalam kegiatan belajar tahapan utama: (1) peneliti atau guru akan
mengajar pada siswa Kelas IV Seolah Dasar berdiskusi dengan siswa yang nantinya akan
Negeri Sidomulyo II Tuban. Dalam tahap ini ditunjuk untuk bercerita mengenai kisah nabi
diharapkan (a) dapat menterjemahkan gambaran dan rosul yang akan diceritakan oleh siswa.
yang jelas tentang strategi pembelejaran Dalam tahapan ini guru akan memberikan
Berbasis Bercerita dalam proses belajar beberapa pilihan kisah nabi dan rosul dan siswa
akan diminta untuk memilih satu diantaranya. berbasis aktivitas. Ada beberapa hal cara
Cerita yang dipilih kemudian akan dipelajari meningkatkan keterlibatan siswa dalam upaya
oleh siswa yang bersangkutan di rumah. (2) peningkatan aktivitas belajar, diantaranya: (1)
pada pertemuan berikutnya, siswa akan guru diharapkan dapat mengenal dan membantu
menceritakan kisah nabi dan rosul yang telah anak-anak yang kuranng terlibat. Selidiki apa
dia pelajari, siswa diperkenankan menggunakan yang menyebabkannya dan usaha apa yang bisa
alat peraga yang sesuai. Dalam tahap ini guru dilakukan untuk meningkatkan partisipasi anak
akan berfungsi sebagai moderator, kontrol, tersebut, (2) guru harus menyiapkan siswa
sekaligus evaluator terhadap cerita yang secara tepat, dan (3) sesuaikan pengajaran
disampaikan siswa yang bersangkutan. Guru dengan kebutuhan-kebutuhan individual siswa.
tidak diperbolehkan untuk menyela atau Berikut ini akan peneliti jabarkan hasil
memotong cerita yang disampaikan, guru tidak penelitian tindakan berdasarkan siklus-siklus
diperkenankan menyatakan kalimat negatif kegitan. Diantaranya :
ataupun menyalahkan cerita yang disampaikan a. Kegiatan Siklus I
oleh siswa selama siswa bercerita. (3) evaluasi Setelah kegiatan belajar mengajar dalam
dan diskusi. Dalam hal ini guru akan berperan serangkaian kegiatan penelitian dilaksanakan,
sebagai moderator dimana akan memimpin selanjutnya peneliti akan memaparkan hasil
diskusi mengenai cerita yang disampaikan, kegiatan pembelajaran siswa Kelas IV Sekolah
diskusi akan diikuti oleh seluruh siswa kelas. Dasar Negeri Sidomulyo II Tuban, berkaitan
Diskusi bisa diawali oleh pertanyaan – dengan upaya peningkatan motivasi belajar
pertanyaan dari guru yang nantinya akan siswa dengan strategi pembelajaran berbasis
dibiarkan mengalir menjadi diskusi yang aktif bercerita. Adapun secara rinci akan dipaparkan
oleh murid. Guru juga bisa mengevaluasi cerita dari hasil observasi dan catatan penelitian
yang disampaikan oleh siswa pada tahapan ini. tentang aktivitasi belajar, motivasi belajar, dan
Metode ini akan disampaikan pada dua prestasi belajar siswa Kelas IV Seolah Dasar
periode kelas secara berturut – turut dengan data Negeri Sidomulyo II Tuban.
– data yang diobservasi diatas sebagai acuan Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Kelas IV dalam
Pokok Bahasan Meneladani Sifat Nabi di
untuk bahan evaluasi.
Sekolah Dasar Negeri Sidomulyo II Tuban
HASIL Tahun pelajaran 2016/2017
NO NAMA SISWA HASIL BELAJAR
1. Paparan Data
1 SISWA 1 6
Paparan data dalam pembahasan 2 SISWA 2 7
3 SISWA 3 7
penelitian tindakan (action research) ini pada 4 SISWA 4 7
dasarnya menjabarkan tentang upaya 5 SISWA 5 6
6 SISWA 6 6
peningkatan motivasi belajar siswa dalam 7 SISWA 7 8
8 SISWA 8 9
kegiatan belajar melalui kegiatan pembelajaran
9 SISWA 9 6
10 SISWA 10 7 sangat baik adalah 10 dengan frekuensi 0 dan
11 SISWA 11 5
12 SISWA 12 8 prosenntase 0%.
13 SISWA 13 6 Berdasarkan pada kegiatan siklus I
14 SISWA 14 6
15 SISWA 15 6 tersebut, peneliti melakukan refleksi dari hasil
16 SISWA 16 7
17 SISWA 17 7 kegiatan tersebut. Berdasarkan pada observasi
18 SISWA 18 7 pada siklus I didapatkan temuan sebagai
19 SISWA 19 6
Berdasarkan data dari hasil evaluasi berikut: (1) terlihat ada peningkatan motivasi
kegiatan yang dilakukan oleh peneliti, dapat siswa dalam mengikuti kegiatan belajar
didistribusikan data hasil belajar tersebut dalam mengajar dibandingkan dengan kegiatan belajar
kegiatan pada siklus I. Data tersebut mengajar sebelumnya (menggunakan strategi
didistribusikan berdasarkan perolehan hasil tradisional), (2) beberapa siswa cepat dalam
evaluasi belajar setiap individu setelah mempelajari materi yang disampaikan oleh
melakukan serangkaian kegiatan belajar guru, (3) beberapa siswa sudah ada keberanian
mengejar dengan strategi pembelajaran berbasis dalam menyampaikan pendapat, dan (4)
becerita. Adapun data yang diperoleh sebagai kegiatan diskusi sudah terkesan hidup dan
berikut: berjalan, tetapi masih didominasi oleh siswa
Tabel 4.1 Distribusi Hasil Belajar Siswa Kelas yang pandai.
IV dalam Pokok Bahasan Meneladani Sifat Selanjutnya untuk membuktikan
Nabi di Sekolah Dasar Negeri Sidomulyo II
Tuban Tahun pelajaran 2016/2017 keefektifan penggunaan pembelajaran berbasis
Kategori
No Nilai Frekwensi % Frekwensi aktivitas dalam kegiatan belajar mengajar,
Motivasi
Sangat selanjutnya strategi pembelajaran ini
1 10 0 0,00%
Tinggi
2 9 1 5,26% Tinggi ditindaklanjuti pada kegiatan siklus berikutnya.
Cukup
3 8 2 10,52% Berdasarkan data pengamatan dan
Tinggi
4 7 7 36,82% Sedang
5 6 8 42,14% Cukup observasi peneliti selama kegiatan penelitian
6 5 1 5,26% Kurang
tindakan, dapat diperoleh dan aktivitas siswa
Total 19 100%
Dari frekwensi data tersebut diketahui dalam kegiatan belajar mengajar dengan
kategori kurang dalam prestasi belajar adalah pendekatan berbasis bercerita menunjukkan ada
nilai 5 dengan frekuensi 1 dan prosentase peningkatan dibandingkan dengan strategi yang
5,26%, kategori nilai sedang adalah nilai 6 digunakan oleh guru sebelumnya. Hal ini dapat
dengan frekuensi 8 dan prosentase 42,14%, dilihat data yang didapatkan oleh peneliti dan
sedangkan kategori hasil belajar cukup adalah hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar
nilai 7 dengan frekuensi 7 dan mengajar, menunjukkan motivasi belajar siswa
prosentase36,82%, nilai cukup baik adalah 8 mulai meningkat.
dengan frekuensi 2 dan prosentase 10,52%, nilai
baik adalah 9 dengan prosentase 5,26%, nilai
b. Kegiatan Siklus 2 Tabel 4.1 Distribusi Hasil Belajar Siswa Kelas
IV dalam Pokok Bahasan Meneladani Sifat
Kegiatan pada siklus 2, pada dasarnya
Nabi di Sekolah Dasar Negeri Sidomulyo II
sama dengan apa yang dilakukan oleh peneliti Tuban Tahun pelajaran 2017/2018
Kategori
dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan No Nilai Frekwensi % Frekwensi
Motivasi
Sangat
pada siklus I ini, yaitu dilaksanakan selama dua 1 10 1 5,26%
Tinggi
kali pertemuan 2 x 40 menit. Adapun hasil dari 2 9 2 10,52% Tinggi
Cukup
3 8 3 15,78%
kegiatan belajar mengajar pada kegiatan siklus 2 Tinggi
4 7 8 42,11% Sedang
ini, secara rinci akan dipaparkan sebagai berikut 5 6 5 26,32 % Cukup
6 5 0 0.00% Kurang
di bawah ini. Total 19 100%
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Kelas IV dalam Dari frekuensi data tersebut diketahui
Pokok Bahasan Meneladani Sifat Nabi di kategori kurang dalam prestasi belajar adalah
Sekolah Dasar Negeri Sidomulyo II Tuban
Tahun pelajaran 2017/2018 nilai 5 dengan frekuensi 0 dan prosentase 0%,
NO NAMA SISWA HASIL BELAJAR kategori nilai sedang adalah nilai 6 dengan
1 SISWA 1 7
2 SISWA 2 9 frekuensi 5 dan prosentase 26,32%, sedangkan
3 SISWA 3 7 kategori hasil belajar cukup adalah 7 dengan
4 SISWA 4 7
5 SISWA 5 6 frekuensi 8 dan prosentase 42,11%, nilai cukup
6 SISWA 6 6
7 SISWA 7 8 baik adalah 8 dengan frekuensi 3 dan prosentase
8 SISWA 8 9 15,78%, nilai baik adalah 9 dengan frekuensi 2
9 SISWA 9 6
10 SISWA 10 7 dengan prosentase 10,52%, dan nilai sangat baik
11 SISWA 11 8
adalah 10 dengan frekuensi 1 dan prosentase
12 SISWA 12 10
13 SISWA 13 6 5,26%.
14 SISWA 14 8
15 SISWA 15 6 Berdasarkan pada kegiatan siklus 2
16 SISWA 16 7 tersebut, peneliti melakukan refleksi dari hasil
17 SISWA 17 7
18 SISWA 18 7 kegiatan penelitian sebagai berikut: (1) terlihat
19 SISWA 19 7
Data tersebut didistribusikan ada peningkatan motivasi dalam mengikuti

berdasarkan hasil evaluasi belajar setiap kegiatan belajar mengajar dibandingkan dengan

individu setelah melakukan serangkaian kegiatan belajar mengajar sebelumnya

kegiatan belajar mengajar dengan strategi (menggunakan strategi tradisional), (2) beberapa

pembelajaran berbasis aktivitas. Adapun data siswa cepat dalam mempelajari materi yang

yang diperoleh sebagai berikut: disampaikan oleh guru, (3) Beberapa siswa
sudah berani menyampaikan pendapat, (4)
Kegiatan diskusi sudah terkesan hidup dan
berjalan tidak lagi didominasi oleh siswa yang
pandai.
Berdasarkan data pengamatan dan Berdasarkan paparan data tersebut, maka
observasi peneliti selama kegiatan penelitian dapat penelitian tindakan ini dapat direfleksikan
tindakan, dapat diperoleh data aktivitas siswa sebagai berikut: (a) strategi pemebelajaran
dalam kegiatan belajar mengajar siswa dalam dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
kegiatan belajar dengan pendekatan berbasis berbasis bercerita mampu membuat siswa dapat
bercerita menunjukkan ada peningkatan melakukan aktivitas belajar sesuai dengan
dibandingkan dengan strategi yang digunakan kemampuannya, sehingga akan berdampak pada
oleh guru sebelumnya. Hal ini dapat dilihat data hasil belajarnya, sehingga didapatkan belajar
yang didapatkan oleh peneliti dan hasil belajar yang optimal, (b) strategi pembelajaran dengan
siswa mulai meningkat. menggunakan pendekatan pembelajaran
Berdasarkan distribusi peningkatan berbasis bercerita berdampak positif terhadap
keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan upaya peningkatan motivasi belajar siswa Kelas
belajar tersebut menunjukkan hasil belajar yang II SDN Sidomulyo II Tuban dalam kegiatan
meliputi aktivitas, motivasi dan prestasi belajar belajar mengajar mata pelajaran Pendidikan
siswa semakin meningkat dengan strategi Agama Islam, (c) karena penggunaan strategi
pembelajaran berbasis bercerita. Sebab dengan pembelajaran berbasis bercerita dapat
pembelajaran berbasis bercerita, semua siswa meningkatkan aktivitas dan motivasi belajar
dapat turut andil dalam kegiatan belajar secara siswa, maka otomatis, pennggunaan strategi
penuh dalam upaya peningkatan tujuan pembelajaran ini, akan berdampak positif
pembelajaran yang optimal. terhadap prestasi belajar yang diperoleh siswa,
2. Refleksi (d) strategi pembelajaran bercerita ini dapat
Refleksi adalah cara berfikir tentang apa diaplikasikan ke dalam kegiatan belajar
yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang mengajar semua bidang studi, dan (e) namun
tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. yang perlu dicatat, bahwa penggunaan strategi
Refleksi merupakan gambaran terhadap belajar, harus disesuaikan dengan situasi dan
kegiatan atau pengetahuan yang baru saja kondisi siswa, baik itu lingkungan, maupun
diterima. Refleksi merupakan respon terhadap kemampuan masing – masing individu.
kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru PEMBAHASAN
diterima. Refleksi yang dilakukan oleh peneliti Implementasi strategi pembelajaran
dan praktisi adalah dengan mendiskusikan hasil berbasis bercerita yang digunakan dalam
kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini. kegiatan belajar mengajar siswa Kelas II SDN
Kegiatan tersebut meliputi: (a) analisis, (b) Sidomulyo II Tuban, ternyata lebih efektif
sintesis, (c) pemaknaan, (d) penjelasan, (e) dalam meningkatkan dan memumbuhkan
penyimpanan data dan informasi yang aktivitas, motivasi dan prestasi belajar siswa.
dikumpulkan. Beberapa alasan penggunaan strategi
pembelajaran berbasis bercerita dalam kegiatan prinsip sebagai berikut: (1) usahakan agar siswa
belajar dengan pendekatan berbasis bercerita sebanyak mungkin menjawab pertanyaan –
digunakan dalam pengajaran di SD Negeri pertanyaan atau memberikan respon terhadap
Sidomulyo II Tuban dimaksud untuk : pertanyaan guru, sedangkan siswa lainnya
1. Meningkatan Motivas Belajar Siswa menulis jawaban dan menanggapi lisan, (2)
Ada dua prinsip cara memandang mintalah agar siswa menyusun dan menata
motivasi, (1) motivasi dipandang sebagai kembali informasi yang diperolehnya dari
proses, dan (2) menentukan karakter proses ini bacaan, dan (3) sediakan laboratorium dan
dengan melihat petunjuk-petunjuk dari tingkah situasi praktek lapangan berdasarkan tujuan
lakunya. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat pengajaran yang dirumuskan sebelumnya.
disimpulkan bahwa motivasi merupakan Dan pendapat tersebut di atas
dorongan yang dating dari dalam pribadi menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran
seseorang (instrinsik) ataupun dating dari luar berbasis bercerita merupakan strategi yang
pribadi (ekstrinsik) untuk mencapai tujuan memungkinkan untuk membuat siswa aktif
sesuai dengan keinginan pribadinya. Motivasi dalam belajar dapat diperoleh secara optimal.
belajar siswa dalam pembelajaran berbasis 2. Meningkatkan Prestasi Siswa
bercerita mulai nampak ditunjukkan siswa Berkaitan dengan usaha meningkatkan
dalam mengikuti kegitan belajar. Berdasarkan prestasi belajar, belajar akan lebih mudah dan
pengamatan peneliti, beberapa siswa mulai dapat dirasakan bila belajar tersebut mengetahui
antusias dalam mengikuti kegiatan belajar hasil yang diperoleh. Kalau belajar berarti
mengajar yang disampaikan oleh guru. perubahan-perubahan yang terjadi pada
Pendekatan pembelajaran aktivitas diharapkan individu, maka perubahan-perubahan itu harus
hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang dapat diamati dan dinilai. Hasil dari pengamatan
berarti, sebab dalam proses belajar sesuai dan penilaian inilah umumnya diwujudkan
dengan kemampuan. Sehingga hal tersebut lebih dalam bentuk prestasi belajar. Dalam penelitian
membuat siswa termotivasi belajar. Selama ini tindakan ini, yang dimaksudkan dengan prestasi
pendekatan yang digunakan dalam hal belajar belajar adalah hasil belajar yang dicapai dalam
hanya konvensional saja. bentuk angka atau nilai pada mata pelajaran
Temuan tersebut, senada dengan apa Pendidikan Agama Islam siswa. Semakin tinggi
yang dikemukakan oleh Hamalik (2002), yang nilai yang dihasilkan, maka semakin baik
menyebutkan bahwa siswa lebih senang belajar prestasi belajar yang didapatkan.
jika mengambil bagian yang aktif berarti siswa 3. Inovasi dalam Strategi Pengajaran
mengerjakan sendiri, bercerita, bukan Melakukan inovasi dalam menggunakan
mendengarkan ceramah atau mencatat. strategi belajar merupakan syarat mutlak yang
Pengajaran hendaknya disesuaikan dengan harus dilakukan oleh guru. Strategi
pembelajaran berbasis aktivitas adalah sebagian dalam belajar, (2) sisa lebih kreatif, (3) siswa
dari strategi yag ditawarkan dalam proses lebih berani mengemukakan dan menjawab
belajar mengajar, (a) meningkatkan kreativitas pertanyaan-pertanyaan, (4) siswa lebih
siswa dalam memecahkan masalah. Banyak ahli bertanggung jawab, dan (5) prestasi belajar
yang mendeskrpsikan kreativitas sebagai lebih meningkat. Disisi lain dampak positif dari
berpikir kratif atau pemecahan masalah, (b) strategi pembelajaran berbasis aktivitas ini
berpikir kreatif sebagai proses penyadaran adalah guru akan lebih meningkatkan
(sensing) adanya gap, gangguan atau unsur – kreativitasnya melakukan strategi pembelajaran
unsur yang keliru (perkeliruan), pembentukan yang disampaikan kepada siswa, sehingga
gagasan-gagasan atau hipotesis, pengujian kemampuan guru akan terampil dan
kembali atau perbaikan hipotesis, berkembang lebih baik. Dampak Negatif.
pengkomunikasian hasil-hasil, mungkin juga Dampak negatifya adalah siswa yang tidak
pengujian kembali atau perbaikan hipotesis, dan memiliki kreativitas dan kemampuan rendah
(c) kreativitas merupakan bentuk pemecahan akan selalu tertinggal dalam proses belajarnya.
masalah yang melibatkan Intuitive leaps. Disisi lain siswa yang lebih kreatif dan
Pandangan tersebut pada dasarnya mempunyai kemampuan lebih akan merasa baik
sependapat bahwa kreativitas merupakan suatu dibandingkan dengan siswa dibawahnya.
bentuk dan proses pemecahan suatu masalah. 5. Kelebihan Metode Pembelajaran Berbasis
Para siswa dibimbing agar memiliki Bercerita
kemampuan memecahkan masalah. Karena itu, Metode bercerita memiliki kelebihan
melalui proses belajar tertentu, diupayakan dibanding dengan metode lainnya dalam proses
tercapainya tujuan-tujuan tersebut. Guru perlu pembelajaran pendidikan agama Islam.
menyediakan kondisi-kondisi belajar yang Kelebihan metode bercerita ini memiliki
memungkinkan terjadinya penambahan aspek kelebihan dalam pembelajaran PAI, yaitu; dapat
keluwesan, keaslian, dan kuantitas dari abilite mengaktifkan dan membangkitkan semangat
kreativitas yang dimiliki oleh siswa. Strategi peserta didik; mengarahkan emosi menyatu
pembelajaran berbasis bercerita merupakan pada kesimpulan; memikat; mempengaruhi
salah satu usaha dalam pencapaian tujuan emosi; dan membekas dalam jiwa dan menarik
pembelajaran. perhatian.
4. Dampak pendekatan berbasis aktivitas a. Mengaktifkan dan Membangkitkan Semangat
terhadap motivasi belajar siswa Kelas IV Peserta didik
SDN Sidomulyo II Tuban Kelebihan yang pertama ini di mana
Dampak positif, dampak positif yang metode bercerita dapat mengaktifkan dan
didapatkan dari strategi pembelajaran berbasis membangkitkan semangat peserta didik.
bercerita adalah: (1) siswa lebih termotivasi Penggunaan metode bercerita dalam kelebihan
ini dapat membangkitkan semangat peserta mendengarkan alur dan isi cerita membuat
didik dalam proses pembelajaran. Semangat peserta didik tak dapat mengelak untuk juga
peserta didik dalam belajar menjadi hal penting merenungkan maknanya. Bila peserta didik di
untuk dibangkitkan hingga dapat belajar dengan saat mendengar tak juga sekaligus merenungkan
baik sesuai dengan harapan yang sesungguhnya. maknanya, maka cerita tersebut hanyalah
Hal ini juga harus diperhatikan oleh dalam tinggal cerita tak tau alur dan tujuan cerita.
proses penggunaan metode bercerita dalam Sebab bila peserta didik hanya berpura-pura
aktivitas belajar pendidikan agama Islam. mendengar cerita maka itu hanyalah membuat
b. Mengarahkah Emosi peserta didik seperti beo yang tak tau arti dan
Kelebihan kedua ini mengarahkan tujuan pembicaraan. Maka dengan demikian
semua emosi hingga menyatu pada satu cerita dapat selalu memikat pendengarnya untuk
kesimpulan yang menjadi akhir cerita. Emosi memperhatikan dan mendengarkan.
peserta didik menjadi bagian penting sebagai d. Mempengaruhi Emosi
kelebihan dari metode bercerita ini. Sebab Kelebihan keempat dapat mempengaruhi
biasanya cerita itu yang tersentuh adalah emosi emosi seperti takut, perasaan diawasi, rela,
peserta didik dan ini pulalah yang harus senang, atau benci sehingga bergelora dalam
dibangkitkan oleh guru pendidikan agama lipatan cerita. Kisah-kisah Qur`ani mampu
Islam. Kisah dapat mengaktifkan dan membina perasaan ketuhanan melalui cara-cara
membangkitkan kesadaran pembaca tanpa berikut: (1) Mempengaruhi emosi, seperti takut,
cerminan kesantaian dan keterlambatan perasaan diawasi, rela dan lain-lain. (2)
sehingga dengan kisah, setiap pembaca akan Mengarahkan semua emosi tersebut sehingga
senantiasa merenungkan makna dan mengikuti menyatu pada satu kesimpulan yang menjadi
berbagai situasi kisah tersebut sehingga akhir cerita. (3) Mengikutsertakan unsur psikis
pembaca terpengaruh oleh tokoh dan topik kisah yang membawa pembaca larut dalam setting
tersebut (An-Nahlawi, 1992: 242). emosional cerita sehingga pembaca, dengan
c. Mengandung Pendengaran untuk untuk emosinya, hidup bersama tokoh cerita. (4) Kisah
mengikuti dan merenungkan maknanya Qur’ani memiliki keistimewaan karena, melalui
Metode cerita selalu memikat karena topik cerita, kisah dapat memuaskan pemikiran,
mengandung pendengaran untuk mengikuti seperti pemberian sugesti, keinginan, dan
peristiwanya dan merenungkan maknanya. keantusiasan, perenungan dan pemikiran.
Metode bercerita menekankan pada proses e. Membekas dalam jiwa dan menarik perhatian
verbal di mana guru menceritakan kisah dengan Kelebihan kelima ini dapat membekas
lisan, dan itu menandakan bahwa pendengaran dalam jiwa dan menarik perhatian. Ketika
dari peserta didik untuk mengikuti peristiwa memberikan pelajaran kepada para sahabat
tersebut dituntut sangat teliti. Ketelitian dalam Rasulullah SAW seringkali menggunakan
metode bercerita tentang kehidupan masa lalu. tersebut dan ini tak jarang mempengaruhi cerita
Metode ini dianggap akan lebih membekas yang sedang disampaikan siswa dalam proses
dalam jiwa orang-orang yang mendengarkannya pembelajaran. Cerita yang terakumulasi
serta lebih menarik perhatian dan konsentrasi maksudnya adalah isi cerita yang sedang
peserta didik (Ghuddah, tt.: 194). Interaksi kisah disampaikan kepada peserta didik lain
Qur`ani dan Nabawi dengan diri manusia dalam tercampur dengan cerita lain yang tak
keutuhan realitasnya tercermin dalam pola berhubungan dan mempengaruhi substansi
terpenting yang hendak ditonjolkan oleh al- cerita yang sedang diajarkan.
Qur`an kepada manusia di dunia dan hendak Cerita yang terakumulasi akan
mengarahkan perhatian pada setiap pola yang memberikan dampak negatif bagi pemahaman
selaras dengan kepentinganya. peserta didik lain karena mereka akan sulit
6. Kekurangan Metode Pembelajaran untuk mengambil intisari dari cerita tersebut.
Berbasis Bercerita Bila hal ini terjadi, maka peserta didik pun akan
Di samping kelebihan terdapat pula sulit untuk memahami cerita yang disampaikan
kelemahan yang dimiliki metode bercerita. oleh siswa yang bercerita. Imbasnya tujuan
Kelemahan ini sekaligus juga untuk dihindari pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya
oleh guru PAI dalam proses penggunaannya dan akan jauh dari ketercapaian maksimal. Kesulitan
juga untuk diminimalisir hal tersebut dalam pemahaman inilah kemudian yang perlu untuk
proses pembelajaran. Kekurangan metode diperhatikan oleh guru dalam proses
bercerita ini dapat dilihat pada hal-hal berikut. penggunaan metode ini. Bahkan hal ini pulalah
a. Pemahaman peserta didik menjadi sulit ketika yang mesti dihindari oleh guru PAI dalam
cerita itu telah terakumulasi oleh masalah proses menunjang kualitas pembelajaran PAI
lain tersebut.
Pada proses pembelajaran dengan b. Bersifat monolog dan menjenuhkan peserta
menggunakan metode cerita seringkali cerita didik
tersebut kurang konsisten dengan alur yang Pendekatan berbasis bercerita ini akan
telah ditentukan. Mengingat bahwa cerita akan sangat tergantung pada teknik dan kemampuan
disampaikan oleh peserta didik yang kurang penyampaian cerita oleh siswa, sehingga apabila
berpelangaman maka akan seringkali siswa kurang terampil dalam menyampaikan
mengalami bias dalam alur cerita yang cerita maka proses belajar mengajar akan terasa
disampaikan. Bahkan cerita yang disampaikan menjenuhkan bagi peserta didik yang lain. Oleh
bias meluas ke masalah lain hingga substansi karena itu guru sebagai moderator dan kontrol
cerita semakin jauh dan waktu pun banyak harus bisa membantu menghidupkan suasana
terbuang. Akumulasi cerita bisa muncul dari belajar mengajar jika hal tersebut terjadi.
aspek pemahaman dan latar belakang dari siswa
c. Sering terjadi ketidakselarasan isi cerita Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dengan konteks yang dimaksud sehingga Siswa Kelas IV SDN Sidomulyo II Tuban
pencapaian tujuan sulit diwujudkan diupayakan dapat meningkatkan motivasi,
Cerita memang dituntut untuk selalu prestasi, kreatifitas, dan pemecahan masalah
konsisten dengan alur yang telah disusun oleh dalam belajar.
siswa tabf akan bercerita dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran berbasis bercerita
Isi cerita tak jarang kurang selaras dengan merupakan salah satu komponan Contetekstual
konteks yang mengakibatkan tujuan cerita pun Teaching and Learning (CTL), strategi ini dapat
sulit untuk dicapai. Maka dengan hal ini seorang dilakukan pada semua mata pelajaran dengan
guru PAI harus mempersiapkan secara pokok bahasan yang sesuai.
signifikan alur cerita sendiri agar tetap menjadi Strategi pembelajaran dengan
acuan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. menggunakan strategi pembelajaran berbasis
Guru PAI yang baik sejatinya dapat bercerita dimungkinkan dapat meningkatkan
menselaraskan isi cerita dengan konteks yang motivasi belajar siswa Kelas IV SDN
dimaksud agar tujuan cerita tersebut dapat Sidomulyo II Tuban pada mata pelajaran
tercapai dengan maksimal. Pendidikan Agama Islam pokok bahasan
d. Waktu banyak terbuang bila cerita kurang Meneladani Sifat – Sifat Nabi dan Rosul.
tepat SARAN
Penggunaan yang tidak tepat guna dalam Berdasarkan kesimpulan yang tersebut,
metode bercerita akan menjadi penghalang maka dapat dirumuskan saran-saran sebagai
kelancaran jalannya proses pembalajaran PAI berikut: Kepada guru mata pelajaran Pendidikan
sehingga banyak waktu dan tenaga terbuang sia- Agama Islam agar mempertimbangkan
sia, tanpa hasil yang memuaskan. Oleh karena pemberian materi pembelajaran dengan
itu metode yang diterapkan dikatakan berhasil, mengenalkan kepada siswa dengan
jika mampu dipergunakan waktu secara efektif menggunakan berbagai macam strategi. Salah
dan efisien untuk mencapai tujuan satunya adalah strategi pembelajaran berbasis
pembelajaran. Dampaknya waktu pun akan bercerita.
tersita banyak dan terbuang sia-sia hanya untuk Kepada guru yang mengajarkan mata
menceritakan selembar isi cerita. Hal inilah Pelajaran Pendidikan Agama Islam, hendaknya
yang perlu untuk diantisipasi oleh guru PAI selalu mempunyai kreativitas dalam
dalam menggunakan metode bercerita pada menggunakan strategi belajar yang diberikan
setiap pembelajaran yang dilangsungkan. kepada siswa.
SIMPULAN Strategi pembelajaran berbasis bercerita
Strategi pembelajaran dengan bukan satu-satunya strategi yang harus
Pendekatan Pengajaran Berbasis Bercerita digunakan dalam proses belajar mengajar.
Artinya guru perlu mengembangkan strategi Nasution, S. 1988. Metode Penelitian
Naturalistik Kualitatif. Bandung :
belajar dengan teknik lain agar proses belajar
Penerbit Tarsito
siswa lebih variatif. Dengan meningkatkan hasil Nizar, Samsul dan Zaenal Efendi Hasibuan.
2011. Hadis Tarbawi: Membangun
siswa dalam kegiatan belajar, maka diharapkan
Kerangka Pendidikan Ideal Perspektif
dapat meningkatkan hasil belajar secara Rasulullah, , cet. ke -1. Jakarta: Kalam
Mulia.
optimal.
Qutb, Muhammad. 1993. Sistem Pendidikan
Islam, terj. Salman Harun. Bandung:
DAFTAR PUSTAKA al-Ma’arif.
Suparno, p., Rohandi, R., Sukadi, G., Kartono,
Abdullah, Abdurrahman Saleh. 1994. Teori- S. 2001. Reformasi Pendidikan Sebuah
Teori Pendidikan Berdasar- kan al- Rekomendasi. Yogyakarta: Penerbit
Qur’an, cet. 2. Jakarta: Rineka Cipta. Kanisius
Bogdan,R.C., 8s Biklen, S. K. 1982. Qualitative Uhbiyati, Nur dan Abu Ahmadi. 1997. Ilmu
Research inEducation. Boston: Allyn Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka
& Bacon Setia.
Dhieni, Nurbiana, et. al., 2008. Materi Pokok Uhbiyati, Nur. 1997. Ilmu Pendidikan Islam 2.
Metode Pengembangan Bahasa, cet. 8. Bandung: Pustaka Setia.
Jakarta: Universitas Terbuka. Usman, Uzer, M. 2002. Menjadi Guru
Ghuddah, ‘Abdul Fattah Abu. tt. ar-Rasul al- Profesional. Edisi kedua. Cet,akkan ke
Mu’allim Shallallhu ‘Alaihi Wasallam empat belas. Bandung : PT Remaia
wa Asalibihi fi al-Ta’lim. tp: Maktab Rosdakarya.
al-Mathbu’at al-Islamiyah. Zuriah, N. 2003. Penelitian Tindakan dalam
Guba, E. G., &. Lincoln, Y.S 1981 Effective Bidang Pendidikan dan Sosial. Edisi
Evaluation. San Fransisco: Jossey-Bass Pertama. Malang: Bayu Media
Publishers. Publishing.
Hafizh, Muhammad Nur Abdul. 1998. Mendidik
Anak Bersama Rasulullah, cet. 3.
Jakarta: al-Bayan Bekerjasama dengan
Mizan.
Hamalik, O.2001. Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hamalik; O, 2002. Perencanaan Pengajaran
Berdasarkan Sistem. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Hidayat, Otib Satibi. 2006. Materi Pokok
Metode Pengembangan Moral dan
Nilai-Nilai Agama, cet. 6. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Jaliluddin. 1998. Psikologi Agama. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Manzhur, Ibn. 711 H. Lisan al-‘Arab. Beirut-
Libnan: Dar al-Tustsi al-‘Arabi.
Miles, M. B, 8s Hubermen, A.M.1984. Analisis
Data Qualitatif Terjemahan oleh
Tjetjep Rohendi Rohidi. Universitas
Indonesia, Jakarta.
Moleong, L. J. 1995. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT. remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai