Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode tindakan kelas
dimana lokasi penelitian dilakukan di SDN Negeri Sidomulyo II tuban dengan subjek
penelitian siswa kelas IV SDN Negeri Sidomulyo II Tahun Ajaran 2016/2017 dan
2017/2018. Subjek masing – masing berjumlah 19 siswa. Data yang diperoleh
menggunakan teknik observasi secara langsung dan tidak langsung. Data kemudian
diolah dan dianilisi secara deskriptif dengan penjabaran – penjabaran hasil observasi
dan data yang didapatkan.
Hasil Penelitian: berdasarkan data yang diperoleh secara observasional dengan analisa
secara deskriptif didapatkan hasil dimana terdapat peningkatan motivasi belajar siswa
kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sidomulyo II Tuban pada pokok bahasan meneladani
sifat nabi dan rosul yang ditandai dengan adanya peningkatan prestasi belajar.
berdasarkan hasil evaluasi belajar setiap kegiatan belajar mengajar dibandingkan dengan
kegiatan belajar mengajar dengan strategi (menggunakan strategi tradisional), (2) beberapa
pembelajaran berbasis aktivitas. Adapun data siswa cepat dalam mempelajari materi yang
yang diperoleh sebagai berikut: disampaikan oleh guru, (3) Beberapa siswa
sudah berani menyampaikan pendapat, (4)
Kegiatan diskusi sudah terkesan hidup dan
berjalan tidak lagi didominasi oleh siswa yang
pandai.
Berdasarkan data pengamatan dan Berdasarkan paparan data tersebut, maka
observasi peneliti selama kegiatan penelitian dapat penelitian tindakan ini dapat direfleksikan
tindakan, dapat diperoleh data aktivitas siswa sebagai berikut: (a) strategi pemebelajaran
dalam kegiatan belajar mengajar siswa dalam dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
kegiatan belajar dengan pendekatan berbasis berbasis bercerita mampu membuat siswa dapat
bercerita menunjukkan ada peningkatan melakukan aktivitas belajar sesuai dengan
dibandingkan dengan strategi yang digunakan kemampuannya, sehingga akan berdampak pada
oleh guru sebelumnya. Hal ini dapat dilihat data hasil belajarnya, sehingga didapatkan belajar
yang didapatkan oleh peneliti dan hasil belajar yang optimal, (b) strategi pembelajaran dengan
siswa mulai meningkat. menggunakan pendekatan pembelajaran
Berdasarkan distribusi peningkatan berbasis bercerita berdampak positif terhadap
keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan upaya peningkatan motivasi belajar siswa Kelas
belajar tersebut menunjukkan hasil belajar yang II SDN Sidomulyo II Tuban dalam kegiatan
meliputi aktivitas, motivasi dan prestasi belajar belajar mengajar mata pelajaran Pendidikan
siswa semakin meningkat dengan strategi Agama Islam, (c) karena penggunaan strategi
pembelajaran berbasis bercerita. Sebab dengan pembelajaran berbasis bercerita dapat
pembelajaran berbasis bercerita, semua siswa meningkatkan aktivitas dan motivasi belajar
dapat turut andil dalam kegiatan belajar secara siswa, maka otomatis, pennggunaan strategi
penuh dalam upaya peningkatan tujuan pembelajaran ini, akan berdampak positif
pembelajaran yang optimal. terhadap prestasi belajar yang diperoleh siswa,
2. Refleksi (d) strategi pembelajaran bercerita ini dapat
Refleksi adalah cara berfikir tentang apa diaplikasikan ke dalam kegiatan belajar
yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang mengajar semua bidang studi, dan (e) namun
tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. yang perlu dicatat, bahwa penggunaan strategi
Refleksi merupakan gambaran terhadap belajar, harus disesuaikan dengan situasi dan
kegiatan atau pengetahuan yang baru saja kondisi siswa, baik itu lingkungan, maupun
diterima. Refleksi merupakan respon terhadap kemampuan masing – masing individu.
kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru PEMBAHASAN
diterima. Refleksi yang dilakukan oleh peneliti Implementasi strategi pembelajaran
dan praktisi adalah dengan mendiskusikan hasil berbasis bercerita yang digunakan dalam
kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini. kegiatan belajar mengajar siswa Kelas II SDN
Kegiatan tersebut meliputi: (a) analisis, (b) Sidomulyo II Tuban, ternyata lebih efektif
sintesis, (c) pemaknaan, (d) penjelasan, (e) dalam meningkatkan dan memumbuhkan
penyimpanan data dan informasi yang aktivitas, motivasi dan prestasi belajar siswa.
dikumpulkan. Beberapa alasan penggunaan strategi
pembelajaran berbasis bercerita dalam kegiatan prinsip sebagai berikut: (1) usahakan agar siswa
belajar dengan pendekatan berbasis bercerita sebanyak mungkin menjawab pertanyaan –
digunakan dalam pengajaran di SD Negeri pertanyaan atau memberikan respon terhadap
Sidomulyo II Tuban dimaksud untuk : pertanyaan guru, sedangkan siswa lainnya
1. Meningkatan Motivas Belajar Siswa menulis jawaban dan menanggapi lisan, (2)
Ada dua prinsip cara memandang mintalah agar siswa menyusun dan menata
motivasi, (1) motivasi dipandang sebagai kembali informasi yang diperolehnya dari
proses, dan (2) menentukan karakter proses ini bacaan, dan (3) sediakan laboratorium dan
dengan melihat petunjuk-petunjuk dari tingkah situasi praktek lapangan berdasarkan tujuan
lakunya. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat pengajaran yang dirumuskan sebelumnya.
disimpulkan bahwa motivasi merupakan Dan pendapat tersebut di atas
dorongan yang dating dari dalam pribadi menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran
seseorang (instrinsik) ataupun dating dari luar berbasis bercerita merupakan strategi yang
pribadi (ekstrinsik) untuk mencapai tujuan memungkinkan untuk membuat siswa aktif
sesuai dengan keinginan pribadinya. Motivasi dalam belajar dapat diperoleh secara optimal.
belajar siswa dalam pembelajaran berbasis 2. Meningkatkan Prestasi Siswa
bercerita mulai nampak ditunjukkan siswa Berkaitan dengan usaha meningkatkan
dalam mengikuti kegitan belajar. Berdasarkan prestasi belajar, belajar akan lebih mudah dan
pengamatan peneliti, beberapa siswa mulai dapat dirasakan bila belajar tersebut mengetahui
antusias dalam mengikuti kegiatan belajar hasil yang diperoleh. Kalau belajar berarti
mengajar yang disampaikan oleh guru. perubahan-perubahan yang terjadi pada
Pendekatan pembelajaran aktivitas diharapkan individu, maka perubahan-perubahan itu harus
hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang dapat diamati dan dinilai. Hasil dari pengamatan
berarti, sebab dalam proses belajar sesuai dan penilaian inilah umumnya diwujudkan
dengan kemampuan. Sehingga hal tersebut lebih dalam bentuk prestasi belajar. Dalam penelitian
membuat siswa termotivasi belajar. Selama ini tindakan ini, yang dimaksudkan dengan prestasi
pendekatan yang digunakan dalam hal belajar belajar adalah hasil belajar yang dicapai dalam
hanya konvensional saja. bentuk angka atau nilai pada mata pelajaran
Temuan tersebut, senada dengan apa Pendidikan Agama Islam siswa. Semakin tinggi
yang dikemukakan oleh Hamalik (2002), yang nilai yang dihasilkan, maka semakin baik
menyebutkan bahwa siswa lebih senang belajar prestasi belajar yang didapatkan.
jika mengambil bagian yang aktif berarti siswa 3. Inovasi dalam Strategi Pengajaran
mengerjakan sendiri, bercerita, bukan Melakukan inovasi dalam menggunakan
mendengarkan ceramah atau mencatat. strategi belajar merupakan syarat mutlak yang
Pengajaran hendaknya disesuaikan dengan harus dilakukan oleh guru. Strategi
pembelajaran berbasis aktivitas adalah sebagian dalam belajar, (2) sisa lebih kreatif, (3) siswa
dari strategi yag ditawarkan dalam proses lebih berani mengemukakan dan menjawab
belajar mengajar, (a) meningkatkan kreativitas pertanyaan-pertanyaan, (4) siswa lebih
siswa dalam memecahkan masalah. Banyak ahli bertanggung jawab, dan (5) prestasi belajar
yang mendeskrpsikan kreativitas sebagai lebih meningkat. Disisi lain dampak positif dari
berpikir kratif atau pemecahan masalah, (b) strategi pembelajaran berbasis aktivitas ini
berpikir kreatif sebagai proses penyadaran adalah guru akan lebih meningkatkan
(sensing) adanya gap, gangguan atau unsur – kreativitasnya melakukan strategi pembelajaran
unsur yang keliru (perkeliruan), pembentukan yang disampaikan kepada siswa, sehingga
gagasan-gagasan atau hipotesis, pengujian kemampuan guru akan terampil dan
kembali atau perbaikan hipotesis, berkembang lebih baik. Dampak Negatif.
pengkomunikasian hasil-hasil, mungkin juga Dampak negatifya adalah siswa yang tidak
pengujian kembali atau perbaikan hipotesis, dan memiliki kreativitas dan kemampuan rendah
(c) kreativitas merupakan bentuk pemecahan akan selalu tertinggal dalam proses belajarnya.
masalah yang melibatkan Intuitive leaps. Disisi lain siswa yang lebih kreatif dan
Pandangan tersebut pada dasarnya mempunyai kemampuan lebih akan merasa baik
sependapat bahwa kreativitas merupakan suatu dibandingkan dengan siswa dibawahnya.
bentuk dan proses pemecahan suatu masalah. 5. Kelebihan Metode Pembelajaran Berbasis
Para siswa dibimbing agar memiliki Bercerita
kemampuan memecahkan masalah. Karena itu, Metode bercerita memiliki kelebihan
melalui proses belajar tertentu, diupayakan dibanding dengan metode lainnya dalam proses
tercapainya tujuan-tujuan tersebut. Guru perlu pembelajaran pendidikan agama Islam.
menyediakan kondisi-kondisi belajar yang Kelebihan metode bercerita ini memiliki
memungkinkan terjadinya penambahan aspek kelebihan dalam pembelajaran PAI, yaitu; dapat
keluwesan, keaslian, dan kuantitas dari abilite mengaktifkan dan membangkitkan semangat
kreativitas yang dimiliki oleh siswa. Strategi peserta didik; mengarahkan emosi menyatu
pembelajaran berbasis bercerita merupakan pada kesimpulan; memikat; mempengaruhi
salah satu usaha dalam pencapaian tujuan emosi; dan membekas dalam jiwa dan menarik
pembelajaran. perhatian.
4. Dampak pendekatan berbasis aktivitas a. Mengaktifkan dan Membangkitkan Semangat
terhadap motivasi belajar siswa Kelas IV Peserta didik
SDN Sidomulyo II Tuban Kelebihan yang pertama ini di mana
Dampak positif, dampak positif yang metode bercerita dapat mengaktifkan dan
didapatkan dari strategi pembelajaran berbasis membangkitkan semangat peserta didik.
bercerita adalah: (1) siswa lebih termotivasi Penggunaan metode bercerita dalam kelebihan
ini dapat membangkitkan semangat peserta mendengarkan alur dan isi cerita membuat
didik dalam proses pembelajaran. Semangat peserta didik tak dapat mengelak untuk juga
peserta didik dalam belajar menjadi hal penting merenungkan maknanya. Bila peserta didik di
untuk dibangkitkan hingga dapat belajar dengan saat mendengar tak juga sekaligus merenungkan
baik sesuai dengan harapan yang sesungguhnya. maknanya, maka cerita tersebut hanyalah
Hal ini juga harus diperhatikan oleh dalam tinggal cerita tak tau alur dan tujuan cerita.
proses penggunaan metode bercerita dalam Sebab bila peserta didik hanya berpura-pura
aktivitas belajar pendidikan agama Islam. mendengar cerita maka itu hanyalah membuat
b. Mengarahkah Emosi peserta didik seperti beo yang tak tau arti dan
Kelebihan kedua ini mengarahkan tujuan pembicaraan. Maka dengan demikian
semua emosi hingga menyatu pada satu cerita dapat selalu memikat pendengarnya untuk
kesimpulan yang menjadi akhir cerita. Emosi memperhatikan dan mendengarkan.
peserta didik menjadi bagian penting sebagai d. Mempengaruhi Emosi
kelebihan dari metode bercerita ini. Sebab Kelebihan keempat dapat mempengaruhi
biasanya cerita itu yang tersentuh adalah emosi emosi seperti takut, perasaan diawasi, rela,
peserta didik dan ini pulalah yang harus senang, atau benci sehingga bergelora dalam
dibangkitkan oleh guru pendidikan agama lipatan cerita. Kisah-kisah Qur`ani mampu
Islam. Kisah dapat mengaktifkan dan membina perasaan ketuhanan melalui cara-cara
membangkitkan kesadaran pembaca tanpa berikut: (1) Mempengaruhi emosi, seperti takut,
cerminan kesantaian dan keterlambatan perasaan diawasi, rela dan lain-lain. (2)
sehingga dengan kisah, setiap pembaca akan Mengarahkan semua emosi tersebut sehingga
senantiasa merenungkan makna dan mengikuti menyatu pada satu kesimpulan yang menjadi
berbagai situasi kisah tersebut sehingga akhir cerita. (3) Mengikutsertakan unsur psikis
pembaca terpengaruh oleh tokoh dan topik kisah yang membawa pembaca larut dalam setting
tersebut (An-Nahlawi, 1992: 242). emosional cerita sehingga pembaca, dengan
c. Mengandung Pendengaran untuk untuk emosinya, hidup bersama tokoh cerita. (4) Kisah
mengikuti dan merenungkan maknanya Qur’ani memiliki keistimewaan karena, melalui
Metode cerita selalu memikat karena topik cerita, kisah dapat memuaskan pemikiran,
mengandung pendengaran untuk mengikuti seperti pemberian sugesti, keinginan, dan
peristiwanya dan merenungkan maknanya. keantusiasan, perenungan dan pemikiran.
Metode bercerita menekankan pada proses e. Membekas dalam jiwa dan menarik perhatian
verbal di mana guru menceritakan kisah dengan Kelebihan kelima ini dapat membekas
lisan, dan itu menandakan bahwa pendengaran dalam jiwa dan menarik perhatian. Ketika
dari peserta didik untuk mengikuti peristiwa memberikan pelajaran kepada para sahabat
tersebut dituntut sangat teliti. Ketelitian dalam Rasulullah SAW seringkali menggunakan
metode bercerita tentang kehidupan masa lalu. tersebut dan ini tak jarang mempengaruhi cerita
Metode ini dianggap akan lebih membekas yang sedang disampaikan siswa dalam proses
dalam jiwa orang-orang yang mendengarkannya pembelajaran. Cerita yang terakumulasi
serta lebih menarik perhatian dan konsentrasi maksudnya adalah isi cerita yang sedang
peserta didik (Ghuddah, tt.: 194). Interaksi kisah disampaikan kepada peserta didik lain
Qur`ani dan Nabawi dengan diri manusia dalam tercampur dengan cerita lain yang tak
keutuhan realitasnya tercermin dalam pola berhubungan dan mempengaruhi substansi
terpenting yang hendak ditonjolkan oleh al- cerita yang sedang diajarkan.
Qur`an kepada manusia di dunia dan hendak Cerita yang terakumulasi akan
mengarahkan perhatian pada setiap pola yang memberikan dampak negatif bagi pemahaman
selaras dengan kepentinganya. peserta didik lain karena mereka akan sulit
6. Kekurangan Metode Pembelajaran untuk mengambil intisari dari cerita tersebut.
Berbasis Bercerita Bila hal ini terjadi, maka peserta didik pun akan
Di samping kelebihan terdapat pula sulit untuk memahami cerita yang disampaikan
kelemahan yang dimiliki metode bercerita. oleh siswa yang bercerita. Imbasnya tujuan
Kelemahan ini sekaligus juga untuk dihindari pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya
oleh guru PAI dalam proses penggunaannya dan akan jauh dari ketercapaian maksimal. Kesulitan
juga untuk diminimalisir hal tersebut dalam pemahaman inilah kemudian yang perlu untuk
proses pembelajaran. Kekurangan metode diperhatikan oleh guru dalam proses
bercerita ini dapat dilihat pada hal-hal berikut. penggunaan metode ini. Bahkan hal ini pulalah
a. Pemahaman peserta didik menjadi sulit ketika yang mesti dihindari oleh guru PAI dalam
cerita itu telah terakumulasi oleh masalah proses menunjang kualitas pembelajaran PAI
lain tersebut.
Pada proses pembelajaran dengan b. Bersifat monolog dan menjenuhkan peserta
menggunakan metode cerita seringkali cerita didik
tersebut kurang konsisten dengan alur yang Pendekatan berbasis bercerita ini akan
telah ditentukan. Mengingat bahwa cerita akan sangat tergantung pada teknik dan kemampuan
disampaikan oleh peserta didik yang kurang penyampaian cerita oleh siswa, sehingga apabila
berpelangaman maka akan seringkali siswa kurang terampil dalam menyampaikan
mengalami bias dalam alur cerita yang cerita maka proses belajar mengajar akan terasa
disampaikan. Bahkan cerita yang disampaikan menjenuhkan bagi peserta didik yang lain. Oleh
bias meluas ke masalah lain hingga substansi karena itu guru sebagai moderator dan kontrol
cerita semakin jauh dan waktu pun banyak harus bisa membantu menghidupkan suasana
terbuang. Akumulasi cerita bisa muncul dari belajar mengajar jika hal tersebut terjadi.
aspek pemahaman dan latar belakang dari siswa
c. Sering terjadi ketidakselarasan isi cerita Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dengan konteks yang dimaksud sehingga Siswa Kelas IV SDN Sidomulyo II Tuban
pencapaian tujuan sulit diwujudkan diupayakan dapat meningkatkan motivasi,
Cerita memang dituntut untuk selalu prestasi, kreatifitas, dan pemecahan masalah
konsisten dengan alur yang telah disusun oleh dalam belajar.
siswa tabf akan bercerita dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran berbasis bercerita
Isi cerita tak jarang kurang selaras dengan merupakan salah satu komponan Contetekstual
konteks yang mengakibatkan tujuan cerita pun Teaching and Learning (CTL), strategi ini dapat
sulit untuk dicapai. Maka dengan hal ini seorang dilakukan pada semua mata pelajaran dengan
guru PAI harus mempersiapkan secara pokok bahasan yang sesuai.
signifikan alur cerita sendiri agar tetap menjadi Strategi pembelajaran dengan
acuan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. menggunakan strategi pembelajaran berbasis
Guru PAI yang baik sejatinya dapat bercerita dimungkinkan dapat meningkatkan
menselaraskan isi cerita dengan konteks yang motivasi belajar siswa Kelas IV SDN
dimaksud agar tujuan cerita tersebut dapat Sidomulyo II Tuban pada mata pelajaran
tercapai dengan maksimal. Pendidikan Agama Islam pokok bahasan
d. Waktu banyak terbuang bila cerita kurang Meneladani Sifat – Sifat Nabi dan Rosul.
tepat SARAN
Penggunaan yang tidak tepat guna dalam Berdasarkan kesimpulan yang tersebut,
metode bercerita akan menjadi penghalang maka dapat dirumuskan saran-saran sebagai
kelancaran jalannya proses pembalajaran PAI berikut: Kepada guru mata pelajaran Pendidikan
sehingga banyak waktu dan tenaga terbuang sia- Agama Islam agar mempertimbangkan
sia, tanpa hasil yang memuaskan. Oleh karena pemberian materi pembelajaran dengan
itu metode yang diterapkan dikatakan berhasil, mengenalkan kepada siswa dengan
jika mampu dipergunakan waktu secara efektif menggunakan berbagai macam strategi. Salah
dan efisien untuk mencapai tujuan satunya adalah strategi pembelajaran berbasis
pembelajaran. Dampaknya waktu pun akan bercerita.
tersita banyak dan terbuang sia-sia hanya untuk Kepada guru yang mengajarkan mata
menceritakan selembar isi cerita. Hal inilah Pelajaran Pendidikan Agama Islam, hendaknya
yang perlu untuk diantisipasi oleh guru PAI selalu mempunyai kreativitas dalam
dalam menggunakan metode bercerita pada menggunakan strategi belajar yang diberikan
setiap pembelajaran yang dilangsungkan. kepada siswa.
SIMPULAN Strategi pembelajaran berbasis bercerita
Strategi pembelajaran dengan bukan satu-satunya strategi yang harus
Pendekatan Pengajaran Berbasis Bercerita digunakan dalam proses belajar mengajar.
Artinya guru perlu mengembangkan strategi Nasution, S. 1988. Metode Penelitian
Naturalistik Kualitatif. Bandung :
belajar dengan teknik lain agar proses belajar
Penerbit Tarsito
siswa lebih variatif. Dengan meningkatkan hasil Nizar, Samsul dan Zaenal Efendi Hasibuan.
2011. Hadis Tarbawi: Membangun
siswa dalam kegiatan belajar, maka diharapkan
Kerangka Pendidikan Ideal Perspektif
dapat meningkatkan hasil belajar secara Rasulullah, , cet. ke -1. Jakarta: Kalam
Mulia.
optimal.
Qutb, Muhammad. 1993. Sistem Pendidikan
Islam, terj. Salman Harun. Bandung:
DAFTAR PUSTAKA al-Ma’arif.
Suparno, p., Rohandi, R., Sukadi, G., Kartono,
Abdullah, Abdurrahman Saleh. 1994. Teori- S. 2001. Reformasi Pendidikan Sebuah
Teori Pendidikan Berdasar- kan al- Rekomendasi. Yogyakarta: Penerbit
Qur’an, cet. 2. Jakarta: Rineka Cipta. Kanisius
Bogdan,R.C., 8s Biklen, S. K. 1982. Qualitative Uhbiyati, Nur dan Abu Ahmadi. 1997. Ilmu
Research inEducation. Boston: Allyn Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka
& Bacon Setia.
Dhieni, Nurbiana, et. al., 2008. Materi Pokok Uhbiyati, Nur. 1997. Ilmu Pendidikan Islam 2.
Metode Pengembangan Bahasa, cet. 8. Bandung: Pustaka Setia.
Jakarta: Universitas Terbuka. Usman, Uzer, M. 2002. Menjadi Guru
Ghuddah, ‘Abdul Fattah Abu. tt. ar-Rasul al- Profesional. Edisi kedua. Cet,akkan ke
Mu’allim Shallallhu ‘Alaihi Wasallam empat belas. Bandung : PT Remaia
wa Asalibihi fi al-Ta’lim. tp: Maktab Rosdakarya.
al-Mathbu’at al-Islamiyah. Zuriah, N. 2003. Penelitian Tindakan dalam
Guba, E. G., &. Lincoln, Y.S 1981 Effective Bidang Pendidikan dan Sosial. Edisi
Evaluation. San Fransisco: Jossey-Bass Pertama. Malang: Bayu Media
Publishers. Publishing.
Hafizh, Muhammad Nur Abdul. 1998. Mendidik
Anak Bersama Rasulullah, cet. 3.
Jakarta: al-Bayan Bekerjasama dengan
Mizan.
Hamalik, O.2001. Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hamalik; O, 2002. Perencanaan Pengajaran
Berdasarkan Sistem. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Hidayat, Otib Satibi. 2006. Materi Pokok
Metode Pengembangan Moral dan
Nilai-Nilai Agama, cet. 6. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Jaliluddin. 1998. Psikologi Agama. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Manzhur, Ibn. 711 H. Lisan al-‘Arab. Beirut-
Libnan: Dar al-Tustsi al-‘Arabi.
Miles, M. B, 8s Hubermen, A.M.1984. Analisis
Data Qualitatif Terjemahan oleh
Tjetjep Rohendi Rohidi. Universitas
Indonesia, Jakarta.
Moleong, L. J. 1995. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT. remaja
Rosdakarya.