Anda di halaman 1dari 3

Faktor Resiko

Resiko untuk terjadinya malnutrisi dimulai dari masa kehamilan hingga 2 tahun
pertama kehidupan. Beberapa faktor yang memegang peranan terhadap meningkatnya
malnutrisi pada anak adalah1,2:
 Wanita hamil dengan konsumsi kalori dan protein yang rendah, mengalami infeksi
seperti infeksi menular seksual dapat menjadi faktor lahirnya bayi dengan berat badan
rendah atau bahkan dapat menyebabkan adanya kematian janin dalam kandungan.
 Faktor ibu yang memiliki waktu terbatas untuk mengurus kebutuhan anaknya atau
selama ia hamil.
 Faktor pemberian ASI eksklusif dengan jangka waktu pendek, menyebabkan tidak
terbentuknya imunitas yang baik.
 Pemberian makanan pendamping padat yang terlambat.
 Pemberian makanan pada anak usia < 2 tahun dengan porsi yang sedikit dan rendah
energi.
 Pola pemberian makanan pada anak yang tidak sesuai selama anak mengalami diare.
 Pemberian makanan yang terkontaminasi bakteri atau parasit.
 Faktor pemberian imunisasi yang tidak lengkap.

Diagnosis
Diagnosis gizi buruk secara sederhana dapat ditegakkan melalui tanda klinis yang
dijumpai disertai dengan pengukuran antropometri. Pada anak dengan gizi buruk, keluhan yang
umum dijumpai adalah adanya penurunan berat badan atau berat badan yang tak kunjung
bertambah yang sering menjadi penghambat proses pertumbuhan dan perkembangan.
Selain itu pada anak dengan gizi buruk akan mengalami hambatan dalam penyerapan
vitamin dan mineral sehingga akan menimbulkan gejala – gejala antara lain3:
 Kurang zat Besi (Fe) - Kelelahan, anemia, penurunan fungsi kognitif, sakit kepala,
glossitis, dan perubahan kuku (koilonikia)
 Kurang Iodine - Goiter, keterlambatan perkembangan, dan keterbelakangan mental
 Kurang Vitamin D - Pertumbuhan yang buruk, rakhitis, dan hypocalcemia
 Kurang Vitamin A - Nyctalopia, xerophthalmia, pertumbuhan yang buruk, dan
perubahan rambut
 Kurang Asam Folat - Glossitis, anemia (megaloblastik), dan cacat tabung saraf (pada
janin wanita tanpa suplementasi folat)
 Kurang Zinc - Anemia, dwarfisme, hepatosplenomegali, hiperpigmentasi dan
hipogonadisme, acrodermatitis enteropathica, berkurangnya respon imun,
penyembuhan luka yang buruk
Pada anak dengan gizi buruk kwashiorkor akan tampak adanya perubahan mental
sampai apatis, perubahan warna dan tekstur rambut menjadi mudah dicabut dan rontok,
pembesaran hati, atrofi otot, asites dan bengkak pada kedua punggung kaki hingga seluruh
tubuh. Sedangkan pada kondisi marasmus dijumpai penampilan wajah seperti orang tua dan
sangat kurus, cengeng dan rewel, lemak subkutan menghilang hingga turgor kulit berkurang,
otot atrofi hingga tampak iga gambang, bradikardia dan tekanan darah yang rendah.4

Gambar 1. Kriteria Diagnosis Gizi Buruk5


Selain itu, derajat malnutrisi juga dapat dinilai dengan menggunakan kriteria di
bawah:

Gambar 2. Konsensus AND/ASPEN: Indikator Malnutrisi pada Anak6


Referensi:
1. Kliegman RM, Stanton BF, Geme JW. Nelson Textbook of Pediatrics. 19th ed.
Philadelphia: Elsevier Saunders; 2011.
2. Novitasari DA. Faktor – Faktor Risiko Kejadian Gizi Buruk Pada Balita yang Dirawat
Di RSUP Dr. Kariadi Semarang. [Skripsi]. Semarang: Universitas Diponegoro; 2012.
3. Shashidhar HR. Malnutrition Clinical Presentation [internet]. [updated 2017 July
19;cited 2017 Oct 30]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/
985140-clinical.
4. Priantono D, Prawitasari D. Gizi Buruk In: Kapita Selekta Kedokteran edisi IV jilid 1.
Media Aesculapius; 2014. p.124.
5. Direktorat Bina Gizi. Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku I. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia; 2011. p. III.
6. Bouma S. Diagnosing Pediatric Malnutrition: Paradigm Shifts of Etiology-Related
Definitions and Appraisal of the Indicators. Nutrition in Clinical Practice.
2017:3(1);52-67.

Anda mungkin juga menyukai