Anda di halaman 1dari 13

KLARIFIKASI ISTILAH

1. Penurunan Kesadaran
Kesadaran adalah kondisi dimana seorang individu memiliki kendali penuh
terhadap stimulus internal maupun stimulus eksternal. (Rahayu Ginintasasi, 2010)
2. Panas
Panas adalah sensasi dari peningkatan temperature, menyebabkan / penyebab
lebih panas. (Medical Dictionary)
3. Menggigil
Aktivitas otot involunter dan berulang-ulang untuk menambah produksi panas.
Menggigil (shivering) terjadi bila suhu di region pra optic hipotalamus lebih
rendah dari suhu permukaan (Soedarto, 2011)
4. Bayi Kurang Bulan
Bayi lahir sebelum kelahiran 37 minggu. (Retnoningrum, 2006)
5. Berat Badan Lahir Rendah
a. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya
saat kelahiran kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram). (FKUI,
Hal: 1051).
b. Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat
badan kurang dari 2.500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (Wong, Hal:
423).
c. Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah suatu istilah yang dipakai
bagi bayi prematur, atau low birth weight, atau sering disebut bayi dengan
berat badan lahir rendah. Hal ini dikarenakan tidak semua bayi lahir dengan
berat badan kurang dari 2.500 gram bukan bayi premature (WHO, 1961).
6. Berkeringat
Suatu mekanisme tubuh untuk menurunkan suhu tubuh saat menghadapi kondisi
panas/ aktivitas fisik berat. (www.docstoc.com › Medicine › Diseases &
Conditions, diakses pada 25 Mei 2014)
7. Kambuh
Terjadi lagi, berulang kembali (Kamus Kesehatan)
8. Tambak
Tambak dalam perikanan adalah kolam buatan, biasanya di daerah pantai, yang
diisi air dan dimanfaatkan sebagai sarana budidaya perairan (akuakultur). Hewan
yang dibudidayakan adalah hewan air, terutama ikan, udang, serta kerang.
Penyebutan "tambak" ini biasanya dihubungkan dengan air payau atau air laut.
Kolam yang berisi air tawar biasanya disebut kolam saja atau empang.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Tambak_ikan)
Kondisi dasar tambak merupakan suatu keadaan fisik dasar tambak beserta proses
yang terjadi di dalamnya baik yang menyangkut biologi, kimia, fisika maupun
ekologi yang secara langsung maupun tidak langsung ikut berpengaruh pada
kehidupan udang maupun organisme lainnya dalam suatu keterkaitan ekosistem
perairan tambak. (http://id.wikipedia.org/wiki/Tambak_ikan)
ANALISIS MASALAH
1. Apa diagnosis wanita tersebut ? (wita)

2. Apa hubungan kehamilan dengan hasil diagnosis?


Malaria lebih sering dijumpai pada kehamilan trisemester I dan II dibandingka
wanita yang tidak hamil. Hal ini deisebabkan karena penurunan imunitas selama
kehamilan. Beberapa faktor yang menyebabkan turunnya respon imun pada
kehamilan seperti : peningkatan dari hormon steroid dan gonadotropin
menyebabka kemudahan terjadinya infeksi malaria (Sudoyo dkk, 2009)
Ibu hamil yang menderita malaria memperbesar kemungkinan lahirnya BBLR
karena plasenta bayi mengalami gangguan transportasi nutrisi yang disebabkan
karena adanya parasit malaria.
Komplikasi pada kehamilan karena infeksi malaria ialah abortus, penyulit pada
partus, BBLR, anemia, gangguan fungsi ginjal, edema paru, hipoglikemia, dan
malaria kongenital. Oleh karenanya perlu pemberian obat pencegahan terhadap
malaria pada wanita hamil di daerah endemik. Pencegahan terhadap malaria pada
ibu hamil dengan pemberian klorokuin 250 tiap minggu mulai dari kehamian
trisemester III sampai satu bulan post portum (Sudoyo dkk, 2009)

3. Apa gejala malaria?


Gejala malaria secara umum sendiri yaitu ditandai dengan terjadinya trias malaria.
Terjadinya Trias Malaria yaitu :
a. Periode dingin
Mulai menggigil dan temperatur tubuh meningkat,
b. Periode panas,
Muka merah, nadi cepat, temperatur tubuh tetap tinggi,
c. Periode berkeringat
Berkeringat banyak dan suhu tubuh turun,
Pada tahap awal, 10 sampai 15 hari setelah tertular–serangan malaria muncul 4–6
jam disertai:
a. menggigil
b. demam tinggi
c. berkeringat
d. sakit kepala
e. batuk kering
f. muntah dan anemia
Gejala dan pola malaria juga bisa dibagi berdasarkan jenis malaria yang
diantaranya :
a. Malaria Vivax dan Ovale
Suatu serangan bisa dimulai secara samar-samar dengan menggigil, diiukuti
berkeringat dan demam yang hilang-timbul. Dalam 1 minggu, akan terbentuk
pola yang khas dari serangan yang hilang timbul. Suatu periode sakita kepala
atau rasa tidak enak badan akan diikuti oleh menggigil. Demam berlangsung
selama 1-8 jam. Setelah demam reda, penderita merasakan sehat sampai
terjadi menggigil berikutnya. Pada malaria vivax, serangan berikutnya
cenderung terjadi setiap 48 jam.
b. Malaria Falciparum
Suatu serangan bisa diawali dengan menggigil. Suhu tubuh naik secara
bertahap kemudian tiba-tiba turun. Serangan bisa berlangsung selama 20-36
jam. Penderita tampak lebih sakit dibandingkan dengan malaria vivax dan
sakit kepalanya hebat. Diantara serangan (dengan selang waktu 36-72 jam),
penderita biasanya merasa tidak enak badan dan mengalami demam ringan.
c. Malaria Malariae
Suatu serangan seringkali dimulai secara samar-samar. Serangannya
menyerupai malaria vivax dengan selang waktu antara dua serangan adalah 72
jam.

4. Bagaimana penjelasan tingkat penurunan kesadaran?


a. Kompos mentis
Pasien sadar sepenuhnya dan memberi respon yang adekuat terhadap stimulus
yang diberikan.
b. Apatik
Pasien dalam keadaan sadar, tetapi acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya,
ia akan memberikan respon yang adekuat bila diberikan stimulus.
c. Somnolen
Tingkat kesadaran yang lebih rendah daripada apatik, pasien nampak
mengantuk, selalu ingin tidur, ia tidak responsif terhadap stimulus ringan,
tetapi masih memberikan respon terhadap stimulus yang agak keras,
kemudian tertidur lagi.
d. Sopor
Pasien tidak memberikan respon ringan maupun sedang, tetapi masih
memberikan sedikit respon terhadap stimulus yang kuat, refleks pupil
terhadap cahaya masih positif
e. Koma
Pasien tidak dapat bereaksi terhadap stimulus apapun, refleks pupil tidak ada,
dan ini merupakan tingkat kesadaran yang paling rendah
f. Delirium
keadaan kesadaran yang menurun serta kacau, biasanya disertai disorientasi,
iritatif, dan salah persepsi terhadap rangsangan sensorik hingga sering terjadi
halusinasi.

5. Definisi vector?
Vektor merupakan hewan yang menimbulkan infeksi pada manusia dengan cara
memindahkan bibit penyakit melalui gigitan pada kulit atau selaput lender atau
meninggalkan bibit penyakit yang dibawanya melalui bahan makanan atau bahan
lainnya.
Infeksi dapat terjadi 2 cara :
a. Secara alami melalui vector
b. Secara induksi, masuk ke dalam badan manusia melalui darah, misalnya
transfusi, suntikan, congenital ( bayi baru lahir mendapatkan infeksi melalui
ibu yang menderita malaria melalui darah plasenta).

6. Apa vektor malaria?


Vector dari penyakit malaria adalah nyamuk Anopheles betina. Terdapat kurang
lebih 2000 spesies dari nyamuk anopheles. Dari jumlah tersebut sekitar 60 spesies
yang merupakan vector dari penyakit malaria (Siswanto, 2003). Didalam sistem
klasifikasi ilmiah, nyamuk anopheles terletak dalam posisi berikut, yaitu
 Kingdom : Animalia
 Phylum : Arthropoda
 Class : Insecta
 Order : Diptera
 Superfamily : Culicoidea
 Family : Culicidae
 Subfamily : Anophelinae
 Genus : Anopheles.
 Pada nyamuk anopheles
Jika dilihat dari morfologinya, nyamuk Anopheles memiliki bintik-bintik pada
sayapnya. Pada nyamuk Anopheles betina, panjang palpanya sama dengan
panjang probosisnya. Selain itu Anopheles betina memiliki sebuah spermatica,
cerci yang pendek, kuku yang lurus, dan saat hinggap membentuk sudut dengan
dinding.
Gambar morfologi nyamuk Anopheles betina
(http://dinafrasasti.blogspot.com/2011/03/nyamuk.html)

7. Bagaimana daur hidup vector?


Nyamuk Anopheles mengalami metamorphosis sempurna
(holometabola) yaitu dari telur menjadi larva lalu menjadi pupa dan menjadi
nyamuk dewasa. Satu kali periode terdapat 50-200 telur yang akan menetas di
atas genangan air. Di Indonesia telur akan menetas dalam 2-3 hari. Telur nyamuk
Anopheles memiliki bentuk yang lonjong seperti perahu dengan kedua ujung
yang lancip dan tidak tahan terhadap kering.
Telur yang telah menetas akan berubah menjadi larva. Larva nyamuk
akan mengalami pergantian kulit sebelum menjadi larva instar 4. Larva instar 4
merupakan larva matang yang segera berganti kulit menjadi pupa. Pada saat
menjadi larva, stigma plate digunakan untuk bernapas. Selain itu, tidak ada comb
scale, tidak ada rambut siphon, mouthbrush lebat, serta posisi saat istirahat sejajar
dengan permukaan air. Periode larva yaitu 5-10 hari dengan suhu 25-27oC.
Jentik akan tumbuh menjadi pupa yang merupakan tingkatan atau
stadium istirahat dan tidak makan. Pada tingkatan pupa terdapat bakal antenna,
bakal mata, bakal sayap, bakal kaki, serta alat kelamin untuk penentuan jenisnya.
Tingkatan pupa ini memakan waktu 2-3 hari. Selain itu, pada paddle nyamuk
Anopheles terdapat duri dan air tube berbentuk corong.
Setelah periode pupa, kira-kira 9-16 hari, akan terjadi perubahan
menjadi nyamuk dewasa yang telah terbang dan dapat dibedakan jenis
kelaminnya. Ketika nyamuk dewasa terbang, menandakan bahwa nyamuk telah
meninggalkan lingkungan air dan dapat melajutkan kehidupannya di darat atau
udara. Nyamuk dewasa betina biasanya melakukan perkembangbiakan satu kali
selama hidupnya dan mengalami satu kali proses bertelur. Biasanya perkawinan
terjadi setelah 1-2 hari setelah keluar dari kempompong.

Gambar siklus hidup nyamuk (http://kusprianto.blogspot.com/2010/02/fakta-


tentang-nyamuk.html)

8. Ciri khas penampakan fisik nyamuk malaria (gambar)


a. Belang-belang pada sayap
b. Mempenyai palpa yang sejajar dengan proboscisnya, pada jantan terjadi
pelebaran palpa.
c. Istirahat dalam posisi menungging
d. Rambut antena nyamuk jantan lebih tebal disbanding nyamuk betina
e. Hanya mempunyai satu spermateka
f. Jenis makanannya adalah yang mengandung glukosa
g. Nyamuk betina akan menghisap darah untuk matangkan telur
h. Lama hidup sekitar 2-3 minggu atau maksimal 1 bulan

9. Agen apa yang menjadi penyebab penyakit tersebut?


Penyakit malaria disebabkan oleh sporozoa dari genus Plasmodium,
family Plasmodidae dan ordo Coccididae. Infeksi malaria sangat ditentukan oleh
4 jenis spesies Plasmodium:
a. Plasmodium falciparum (malaria tertiana maligna) penyebab malaria tropika
yang sering menyebabkan malaria berat/malaria otak dan kematian.
Demamnya setiap 1-2 hari.
b. Plasmodium ovale, jenis ini dijumpai di Afrika dan Pasifik Barat, di Indonesia
di jumpai di Nusa Tenggara dan Irian, memberikan infeksi yang paling ringan
dan sering sembuh spontan tanpa pengobatan, menyebabkan malaria ovale.
Demamnya setiap 2 hari.
c. Plasmodium vivax (malaria tertian benigna), merupakan infeksi yang paling
sering dan menyebababkan malaria tertiana. Demamnya setiap 3 hari.
d. Plasmodium malariae, jarang dan dapat menimbulkan sindroma nefrotik dan
menyebabkan malaria quartana/malariae. Demamnya setiap 4 hari.

10. Bagaimana siklus hidup parasit yang dibawa vektor? (Reza)


Plasmodium mempunyai dua siklus hidup yang terdiri dari siklus
seksual (sporogoni) pada tubuh nyamukAnopheles dan siklus aseksual
(schizogoni) pada tubuh vertebrata yang terkena gigitan nyamuk tersebut. Siklus
aseksual ini terdiri dari dua stadium yaitu stadium eksoeritrositik pada sel
parenkim hati dan stadium eritrositik pada sel darah merah.
Sporozoit yang infektif dari kelenjar ludah nyamuk Anopheles melalui
gigitannya masuk ke dalam tubuh vertebrata. Sporozoit ini mengikuti aliran darah
menuju organ hati kemudian masuk ke dalam sel parenkim hati untuk memulai
stadium eksoeritrositik. Dalam sel parenkim hati, sporozoit berkembang menjadi
schizon cryptozoit lalu melakukan pembelahan yang menghasilkan merozoit
cryptozoit. Sel parenkim hati tersebut kemudian pecah karena banyaknya
merozoit yang terus dihasilkan dari pembelahan, hal ini menyebabkan merozoit
keluar bebas dari sel tersebut. Sebagian merozoit yang keluar difagosit oleh
makrofag, sebagian lagi dapat memasuki sel parenkim hati lainnya untuk
mengulang siklus reproduksinya dan ada sebagian yang mengikuti aliran darah
lalu masuk ke dalam sel darah merah untuk memulai stadium eritrositik.
Dalam sel darah merah, parasit tampak sebagai kromatin kecil
dikelilingi sedikit sitoplasma berbentuk cincin dan disebut sebagai trofozoit. Pada
trofozoit yang sedang tumbuh, sitoplasmanya membesar, bentuknya menjadi tidak
teratur dan mulai membentuk pigmen. Trofozoit tumbuh menjadi schizon muda
kemudian menjadi schizon matang dan melakukan pembelahan yang
menghasilkan banyak merozoit. Sel darah merah kemudian pecah karena terlalu
banyaknya merozoit sehingga merozoit pigmen dan sisa sel keluar bebas ke
plasma darah. Sebagian merozoit difagosit dalam plasma darah dan sebagian
lainnya dapat menghindari fagositosis lalu memasuki sel darah merah lainnya
untuk mengulangi siklus schizogoni. Beberapa merozoit yang kini memasuki sel
darah merah baru tidak membentuk schizon tetapi membentuk gametosit yaitu
mikrogametosit (jantan) dan makrogametosi (betina) untuk perkembangan pada
siklus seksual.
Siklus seksual terjadi di tubuh nyamuk anopheles dimana darah dari
vertebra yang mengandung gametosit dihisap masuk ke dalam tubuh nyamuk
tersebut. Mikrogametosit dan makrogametosit dalam tubuh nyamuk kemudian
berkembang menjadi mikrogamet dan makrogamet. Dalam lambung nyamuk,
mikrogamet dan makrogamet mengadakan fertilisasi yang menghasilkan zigot.
Zigot kemudian berkembang menjadi ookinet yang dapat menembus dinding
lambung nyamuk. Ookinet kemudian tumbuh menjadi ookista yang mengandung
ribuan sporozoit dan dengan pecahnya ookista maka sporozoit akan dilepas ke
dalam rongga badan dan bergerak ke seluruh jaringan nyamuk. Beberapa
sporozoit bermigrasi sampai pada kelenjar air liur nyamuk dan siap untuk
ditularkan kepada hospes vertebrata melalui gigitannya.

11. Bagaimana mekanisme penularan malaria


a. Induced malaria: infeksi yang dilakukan secara sengaja (dahulu) pada
pengobatan termal untuk penyakit lues dan nefrotik sindrom. Dulu parasit
malaria dengan sengaja dimasukkan kedalam badan untuk mendapatkan
demam yang dianggap berguna untuk pengobatan penyakit. Induced malaria
dibagi menjadi dua cara, yaitu:
1) Cara biologi: melalului gigitan nyamuk Anopheles betina yang infektif.
2) Cara transfuse : penularan terjadi melalui transfuse darah, karena darah
donor mengandung parasite maka penularan terjadi melalui jarum suntik
yang terkontaminasi.
b. Penularan intrauterine: penularan intrauterine terjadi karena ibu menderita
penyakit malaria menularkan penyakit malaria tersebut kepada janin yang
berada di dalam kandungan dengan melalui plasenta. Penularan intrauterine
ini jarang terjadi pada infeksi oleh plasmodium falciparum.
DAFTAR PUSTAKA

Djaenudin, dan Ridad Agus. 2009. Parasitologi Kedokteran Ditinjau Dari Organ
Tubuh yang Diserang. Jakarta: EGC.
Wong, D. L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Diterjemahkan oleh
Monica Ester. Jakarta: EGC
Ambarningrum, Trisnowati Budi. 2005. Nyamuk Anopheles sp sebagai Vektor
Penyakit Malaria. Available at:
http://bio.unsoed.ac.id/sites/default/files/Nyamuk%20Anopheles%20sp%20se
bagai%20Vektor%20Penyakit%20Malaria.pdf. Diakses tanggal 27 Mei 2014.
Mulyatno, Kris Cahyo. 2005. Morfologi, Siklus Hidup, Habitat dan Penyakit yang
ditularkan oleh Nyamuk Anopheles sp. Available at:
http://itd.unair.ac.id/files/pdf/protocol1/Anopheles.pdf. Diakses tanggal 27
Mei 2014.
Sudoyo, Aru W dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna
Publishing
Saleha Sungkar. 1998. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Ed.4. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI
Matondang, Corry S., Iskandar Wahidiyat., Sugindo Sastroasmoro. 2013. Diagnosis
Fisik pada Anak. Jakarta : Sagung Seto.
Soedarto. 2011. Malaria. Jakarta : Sagung Seto.
Retnoningrum, Dwi. 2006. Gingivitis pada Ibu Hamil Sebagai Faktor Risiko
Terjadinya Bayi Berat Badan Lahir Rendah Kurang Bulan di RS. dr. Kariadi
Semarang. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai