Abstrak
Upaya daur ulang air limbah pada komunitas pesisir selain ditujukan untuk perlindungan lingkungan pesisir
juga untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga terutama pada daerah rawan air, sehingga dapat
mengurangi pemakaian air tanah dan ketergantungan pada sumber air regional yang ada diluar lokasi.
Penelitian model fisik daur ulang air limbah ini dilakukan menggunakan metoda eksperimen skala lapangan
dengan kapasitas pengolahan sekitar 20 m3/hari. Air baku yang digunakan berasal dari efluen kolam
anaerobik Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Kesenden, Kota Cirebon. Ujicoba teknologi pengolahan
dilakukan dengan penerapan sistem biofilm anaerobik (media jaring ikan dan batok kelapa) dan
pengolahan lanjutan dengan hybrid constructed wetland/lahan basah buatan. Selanjutnya dilakukan
pengolahan tersier dengan upflow saringan pasir lambat dan saringan karbon untuk mencapai penyisihan
yang efektif dari organik, nutrien atau bakteri. Kualitas air daur ulang yang diperoleh dapat memenuhi
standar United States Environmental Protection Agency (USEPA), menunjukkan nilai Biochemical Oxygen
Demand (BOD) lebih kecil dari 10 mg/L dan kekeruhan lebih kecil dari 2 mg/L. Penerapan teknologi daur
ulang yang efektif diharapkan dapat mendukung adaptasi wilayah pesisir dalam menghadapi masalah krisis
air, pemenuhan kebutuhan non air minum, pengisian air tanah ataupun mengurangi kerusakan ekosistem
akibat pembuangan air limbah yang tidak terkendali.
Kata Kunci : Kawasan pesisir, daur ulang, air limbah, hybrid constructed wetland, kualitas air
Abstract
Application of wastewater reuse could provide water for household need and environmental protection in
water scarcity coastal areas. This is also the way to reduce groundwater consumption and dependency of
water sources in other location. Research of physical model of wastewater reuse is done through field
experiment scale with capacity of 20 m3/day in Cirebon coastal area. The raw wastewater was taken from
effluent of anaerobic treatment pond in Kesenden Waste Water Treatment Plant (WWTP). The wastewater
treatment trial applied anaerobic biofilm system with biofilm media made from fish net waste and coconut
crust, followed by hybrid constructed wetland. For tertiary treatment, the up-flow slow sand filtration and
carbon filtration was applied to have an effective reduction of organic, nutrient or bacteria. The result of this
treatment trial is able to meet reuse water quality standard of United States Environmental Protection
Agency (USEPA), Biochemical Oxygen Demand (BOD) less than 10 mg/L and turbidity less than 2 mg/L.
Application of wastewater reuse technology could give benefits for cities facing limited clean water, provide
water for non potable source in water scarcity area, groundwater recharge and also reduce damage
ecosystem from uncontrolled wastewater discharge.
Keywords : Coastal area, wastewater, reuse, hybrid constructed wetland, water quality
136
Jurnal Permukiman Vol. 8 No. 3 November 2013 : 136-144
pesisir seperti ekosistem terumbu karang atau Teknologi daur ulang air limbah pada prinsipnya
mangrove (Menteri Permukiman dan Prasarana terdiri dari pengolahan primer, sekunder, tersier
Wilayah, 2003). Sementara itu wilayah pesisir dan desinfeksi. Proses pengolahan air limbah
dihuni tidak kurang dari 110 juta jiwa atau 60 % dengan sistem biofilm atau media kontak dapat
dari penduduk yang tinggal dalam radius 50 km dilakukan dalam kondisi aerobik, anaerobik atau
dari garis pantai pada umumnya memiliki kombinasi anaerobik dan aerobik (Said, 2008).
keterbatasan akses air minum dan sanitasi serta Penggunaan daur ulang air limbah/reklamasi air
tekanan akibat perubahan iklim (IIED, 2007). dapat digunakan untuk berbagai keperluan antara
lain untuk irigasi pertanian atau lanskap,
Karakteristik pesisir yang memiliki ekosistem
penggunaan industri, recharge air tanah, untuk
khusus, memerlukan upaya pengelolaan air secara
keperluan suplai air bersih serta untuk keperluan
terpadu diantaranya pengelolaan air limbah
umum misalnya untuk flushing dan untuk air
melalui upaya reklamasi atau daur ulang air limbah
pemadam kebakaran dan lain lain. Didalam
yang berorientasi multi purposes dan terintegrasi
aplikasi reklamasi air limbah perkotaan diperlukan
dengan penyediaan air minum. Upaya daur ulang
tingkat proses pengolahan sampai mencapai
air limbah pada komunitas pesisir tersebut selain
tingkat kualitas tertentu sesuai dengan rencana
dapat mengurangi pencemaran air ke laut juga
penggunaannya (USEPA, 2004).
mengurangi pemakaian air tanah dan
ketergantungan pada sumber air regional yang ada Pendekatan Penyelesaian Permasalahan
diluar lokasi, serta dapat digunakan untuk Upaya mendaur ulang air limbah merupakan salah
pengisian rawa/air tanah sebagai pencegahan satu upaya menangani kekurangan air dan
intrusi air laut. perlindungan lingkungan pesisir. Penggunaan daur
ulang air limbah/reklamasi air dapat digunakan
Paradigma Sanitasi Berkelanjutan
untuk berbagai keperluan antara lain untuk irigasi
Suatu paradigma yang diperlukan dalam sanitasi
pertanian atau lansekap, penggunaan industri,
yaitu berdasarkan pendekatan ekosistem dan
recharge air tanah, dan untuk keperluan suplai air
penutupan siklus aliran material. Paradigma ini
bersih serta untuk keperluan umum misalnya
menjelaskan bahwa kotoran manusia dan air
untuk flushing dan untuk air pemadam kebakaran
limbah dari rumah tangga bukan sebagai limbah,
dan lain lain. Penelitian penerapan teknologi daur
tetapi sebagai sumber daya yang tersedia untuk
ulang di kawasan pesisir adalah penting untuk
digunakan kembali. Sanitasi berkelanjutan atau
dikaji, sehingga dapat dipertimbangkan sebagai
sanitasi yang berorientasi pada penggunaan
alternatif teknologi daur ulang sesuai karakteristik
kembali (reuse) adalah paradigma holistik baru
lokasi pesisir dan tujuan daur ulang air limbah
berdasarkan penutupan siklus aliran material.
yang ingin dicapai. Penerapan teknologi
Konsep tersebut memperkenalkan keberlanjutan
pengolahan air limbah dilakukan dengan rangkaian
dan integrasi. Konsep pengelolaan air dan sanitasi
sistem yang terdiri dari sistem biofilm anaerobik –
yang berorientasi ekosistem dan sumber daya alam
media jaring ikan dan batok kelapa, hybrid
(Alcamo, 2003) yang diperlukan untuk daerah
constructed wetland/ lahan basah buatan dan
pesisir.
saringan pasir lambat tipe aliran upflow.
Berdasarkan United Nations Technical Study Penerapan teknologi daur ulang yang efektif
pengolahan limbah air diklasifikasikan dalam diharapkan dapat mendukung adaptasi wilayah
rangka keberlanjutan dengan cara-cara berikut, pesisir dalam menghadapi masalah krisis air,
dengan urutan paling atas yang paling utama pemenuhan air untuk kebutuhan umum rumah
(UNEP, http://www.gpa.unep.org) : tangga, kebutuhan pengisian air tanah untuk
1. Pencegahan pencemaran. mencegah intrusi air laut dan pengendalian
2. Pengolahan ditempat dan penggunaan kembali. kerusakan ekosistem akibat pembuangan air
3. Transportasi luar lokasi; pembuangan limbah, limbah yang tidak terkendali.
drainase darurat.
4. Sistem pengolahan alami;penggunaan dan atau METODE
stimulasi dari kapasitas pemurnian alami. Penelitian penerapan model fisik daur ulang air
5. Pilihan penggunaan kembali dan pengembang- limbah di kawasan pesisir dilakukan dengan
an limbah: menggunakan teknologi sederhana metode eksperimen skala lapangan, yang berlokasi
dan rekayasa ekologi untuk konversi air limbah di Kelurahan Kesenden, Kecamatan Kejaksan, Kota
menjadi sumber daya. Cirebon, Jawa Barat. Kapasitas instalasi daur ulang
6. Pengumpulan air limbah luar lokasi secara air rumah tangga (DUAL RT) adalah sekitar 20
konvensional dan sentralisasi, teknologi tinggi m3/hari dan air baku yang digunakan berasal dari
dan pengolahan pipa akhir. efluen kolam anaerobik IPAL Kesenden. IPAL
Kesenden merupakan pengolah limbah di wilayah
137
Daur Ulang Air … (Elis Hastuti, Rydha Riyana Agustien)
utara Kota Cirebon yang berpenduduk 106.586 melalui pertemuan/diskusi. Wawancara terstruk-
jiwa, dengan kapasitas terpakai 9.667 m3/hari dan tur dilakukan terhadap 20-30 responden yang
sambungan rumah berjumlah 8.750 unit namun terdiri dari masyarakat, kader lingkungan, ibu-ibu
saat ini yang terpakai 1.418 unit (PDAM Cirebon, PKK atau calon pengguna air daur ulang dan
2011). Model fisik DUAL RT terdiri dari unit pengelola teknologi.
biofilter (media jaring ikan dan tempurung kelapa),
Penelitian kinerja sistem pengolahan dilakukan
hibrid lahan basah buatan (hybrid constructed
sejak bulan September 2011, melalui monitoring
wetland/CW)-aliran vertikal dan horizontal
masa pembibitan selama satu bulan dan
dibawah permukaan, upflow filtrasi pasir lambat
monitoring pada kondisi stabil yang dilakukan
dan filtrasi karbon, seperti diilustrasikan pada
sampai bulan Agustus 2012 (Pusat Litbang
Gambar 1. Tanaman air yang digunakan pada unit
Permukiman, 2011). Pengumpulan data primer
hybrid constructed wetland (CW) adalah tanaman
penerapan model dilakukan melalui :
air setempat yang mempunyai potensi pengolahan
- Monitoring proses pembibitan (seeding) dan
air limbah dan estetika, seperti jenis papyrus dan
aklimatisasi pengolahan, untuk tujuan
canna.
menumbuhkan mikroorganisma serta kestabilan
Sebelum dan setelah penerapan model tersebut, penyisihan, yang dilakukan secara bertahap.
dilakukan identifikasi persepsi, motivasi daur - Monitoring kinerja di setiap unit proses yang
ulang, penerimaan dan kesediaan masyarakat meliputi monitoring kualitas air olahan dengan
dalam pengelolaannya dengan metoda observasi pengambilan sampel sesuai ketentuan serta
data terstruktur dan pendekatan komunikasi analisa parameter fisik, kimia dan bakteriologis.
Pengolahan Primer Pengolahan sekunder Pengolahan tersier
Pipa aerasi 3 “
Air limbah
ikan
Ø
Biofilter, V = 6 m3
Constructed Wetland-
horizontal, A = 18 m2
138
Jurnal Permukiman Vol. 8 No. 3 November 2013 : 136-144
arah daratan. Selain identifikasi masyarakat dan sebagai media biofilter sebagai tempat
sumber air eksisting di lokasi penerapan model, pertumbuhan mikroorganisme penyisihan
juga dilakukan identifikasi potensi setempat yang kontaminan dalam air limbah. Adapun di lokasi
dapat digunakan untuk mendukung pengolahan air penerapan model, terdapat bentuk partisipasi
limbah. masyarakat pada proses perencanaan dan selama
konstruksi instalasi DUAL RT berkaitan dengan
Di kawasan pesisir umumnya banyak ditemui
pengumpulan sampah plastik dan batok kelapa
sampah jaring ikan dan sampah plastik lainnya,
yang kemudian dibentuk menjadi media biofilter
serta batok kelapa, yang dapat dimanfaatkan
sesuai perencanaan yang disepakati.
Minum
Memasak
Mandi
Mencuci pakaian
Irigasi buah dan sayuran
Irigasi sawah
Penyiraman kebun
Penyiraman taman umum
Penggelontor WC
Menyiram tanaman
0 20 40 60 80 100
prosentase
Gambar 2 Distribusi Pendapat Masyarakat dalam Penggunaan Air Daur Ulang (Pusat Litbang Permukiman, 2011)
28% 0% 17%
17%
6%
77%
139
Daur Ulang Air … (Elis Hastuti, Rydha Riyana Agustien)
650
600
550
500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Maret April Juni Sept Okt Nop Des
COD (mg/L) 16 57 52 42 26,41 28,34 22,84
BOD (mg/L) 7 18,24 12,30 21,20 13,27 22,50 16,34
Nitrat (NO3-) (mg/L) 18 16 16 23,12 23 24,14 46,5
Ammonia (NH4-) (mg/L) 3,14 2,35 2,35 6,54 8,56 0,1 10
DHL (mmhos) 387 343 321 320 545 517 631,5
(a)
550
500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Maret April Juni Sept Okt Nop Des
COD (mg/L) 49,98 26,98 28,76 29,23 31,2 16,73 38,38
BOD (mg/L) 17,44 8,6 11,2 10,2 16,5 14,2 17,2
Nitrat (NO3-) (mg/L) 3,41 8 20,2 18,14 21,12 21,12 72,05
Ammonia (NH4-) (mg/L) 0,81 4 1,4 1,2 0,1 0,1 2
DHL (mmhos) 288 344 363 385 332 360 532
(b)
Sumber : Pusat Litbang Permukiman, 2011
Gambar 4 (a) Karakteristik Influen IPAL dan (b) Efluen Kolam Anaerobik (Influen DUAL-RT)
140
Jurnal Permukiman Vol. 8 No. 3 November 2013 : 136-144
Di lokasi kolam anaerobik IPAL Kesenden yang efluen kolam oksidasi, dapat mengakumulasi lebih
tidak terlindungi pagar sering terjadi gangguan banyak padatan dan alga sehingga BOD efluen akan
proses pengendapan ataupun proses anaerobik lebih tinggi terutama pada suhu lingkungan yang
akibat aktivitas berenang oleh anak-anak, tinggi.
pemandian binatang ternak, pemancingan ikan
ataupun pengambilan air untuk tambak/pertanian 80
dan lain-lain. Hal ini mengakibatkan terjadinya 70
I II III IV V
fluktuasi kualitas efluen kolam anaerobik yaitu 60
kandungan organik dan nutrien yang lebih tinggi 50
pada saat adanya gangguan proses tersebut. 40
Walaupun demikian beberapa parameter tidak 30
begitu besar rentangnya dan masih termasuk 20
rentang karakteristik limbah domestik menurut 10
0
Metcalf & Eddy (2003), dimana rentang tersebut
adalah amoniak (NH3) 10,79 – 158,73 mg/L.
Kekeruhan COD (mg/L) BOD (mg/L) TSS (mg/L)
(NTU)
Kandungan garam dan mineral, DHL yang
bervariasi, umumnya berasal dari air limbah hasil (a)
cucian atau laundry, atau adanya gangguan proses 40
seperti yang diuraikan diatas. 35 I II III
30
Kinerja Model Daur Ulang Air Limbah IV V VI
25
Kondisi stabil penyisihan organik dari unit 20
pengolahan dicapai setelah sistem mengalami 15
adaptasi sekitar 2 bulan. Penyisihan organik terjadi 10
di unit kolam anaerobik, biofilter bermedia jaring 5
ikan-batok kelapa dan unit hybrid CW. Mekanisme 0
untuk penyisihan organik dapat melalui flokulasi, Kekeruhan COD BOD TSS (mg/L)
pengendapan dan filtrasi partikel tersuspensi atau (NTU) (mg/L) (mg/L)
koloid (WEF, 2010). Air limbah dalam unit biofilter
(b)
tersebut mengalir up and down melalui sekat untuk Gambar 5 Kualitas Efluen Kolam Anaerobik (a) dan
melewati komunitas bakteri yang menempel pada EfluenBiofilter-JI (b) pada Pengamatan/Bulan I-VI (Sumber:
media, kemudian mengabsorpsi senyawa organik Pusat Litbang Permukiman, 2011)
dan terdistribusi kedalam lapisan atau film
biologis, yang selanjutnya mentransformasi 30
I II III
konstituen air limbah. Senyawa polutan yang ada 25
IV V VI
didalam air limbah, misalnya senyawa organik
20
(BOD, COD), ammonia, phosfor dan lainnya akan
terdifusi kedalam lapisan atau film biologis yang 15
melekat pada permukaan medium (Said, 2008). 10
Kualitas air olahan biofilter–media jaring ikan dan 5
batok kelapa dapat dilihat pada gambar 5. Apabila 0
air daur ulang akan digunakan untuk irigasi
Kekeruhan COD BOD TSS (mg/L)
tanaman atau pertanian maka pengoperasian unit (NTU) (mg/L) (mg/L)
pengolahan dapat dilakukan hanya sampai unit
horizontal CW (lahan basah buatan–aliran (a)
horizontal bawah permukaan) (Pusat Litbang 40
Permukiman, 2011). Menurut standar daur ulang I II III
(USEPA, 2004) untuk penggunaan irigasi tanaman 30 IV V VI
dinyatakan BOD pengolahan harus ≤ mg/L
20
untuk tanaman non pangan, sedangkan untuk
tanaman pangan BOD ≤ mg/L. (asil monitoring 10
menunjukkan sistem CW yang diterapkan dapat
menghasilkan BOD lebih kecil dari 1 mg/L dengan 0
influen BOD sekitar 20 mg/L. Hal ini dikarenakan Kekeruhan (NTU) COD (mg/L) BOD (mg/L) TSS (mg/L)
141
Daur Ulang Air … (Elis Hastuti, Rydha Riyana Agustien)
Kualitas air daur ulang yang dapat digunakan limbah (Brix, 2011). Pada kondisi aerobik terjadi
masyarakat untuk kebutuhan umum rumah tangga, proses nitrifikasi yakni nitrogen ammonium
ditunjukkan pada Gambar 7. Saat ini masyarakat diubah menjadi nitrat (NH4+⟶NO3) dan pada
telah menggunakannya langsung untuk berbagai kondisi anaerobik terjadi proses denitrifikasi yakni
keperluan seperti mencuci baju, mandi, mencuci nitrat yang terbentuk diubah menjadi gas nitrogen
kendaraan, kebersihan rumah, dan lain lain. Nilai (NO3⟶N2). Pengoperasian unit hibrid CW-dibawah
BOD yang terus mengalami penurunan di setiap aliran permukaan ini memberikan keuntungan
efluen unit pengolahan terjadi seiring dengan dengan menghindari kontak langsung dengan
penurunan kekeruhan di unit CW, namun terdapat efluen yang akan diolah, serta menghilangkan
kenaikan setelah unit upflow saringan pasir lambat masalah bau yang tidak sedap dan gangguan
(USPL) dan pada pengamatan berikutnya konstan. serangga (Hammer, 2008). Akar yang panjang dari
Hal ini kemungkinan masih terdapatnya bibit-bibit tanaman air papyrus dan canna yang ditanam,
ikan atau binatang air yang terjebak di saluran unit memungkinkan terserapnya nutrien seperti
USPL. Walaupun demikian nilai BOD pada air daur phosphat dan nitrogen yang lebih banyak karena
ulang masih dibawah baku mutu air daur ulang menjangkau area yang lebih luas dan dapat
USEPA yaitu ≤ mg/L dan kekeruhan≤ mg/L. mentransfer oksigen kedalam dasar media dan
Sementara itu untuk parameter COD terjadi memungkinkan mikroorganisma tumbuh di sekitar
konsentrasi yang naik turun pada setiap efluen unit perakaran. Pada Gambar 8, penyisihan nutrien
pengolahan, namun pada air daur ulang setiap unit menunjukkan sedikit fluktuasi, namun
menunjukkan kualitas COD dengan nilai 8-21 mg/L penyisihan telah mencapai 80-90 %. Kondisi
yang ditunjukkan pada Gambar 7. Masih tingginya anaerobik yang dominan pada sistem horizontal
nilai COD air daur ulang yang lebih tinggi pada CW adalah sesuai untuk penyisihan nitrat oleh
pengamatan pertama (I) menunjukkan pasir mikroba adalah melalui denitrifikasi. Sistem
kuarsa di unit saringan pasir lambat (USPL) masih horizontal CW yang mengolah efluen biofilter telah
mengalami proses pematangan dan proses mengalami nitrifikasi sebagian dan dengan kondisi
pembentukan biofilm serta masih banyaknya BOD influen yang kurang dari 20 mg/L atau
binatang-binatang air (seperti ikan, katak, dll.) dengan keterbatasan karbon mungkin tidak cukup
yang berkembang biak karena belum diberi tutup karbon untuk denitrifikasi yang efisien di unit
pelindung sehingga memungkinkan naik turunnya horizontal CW. Sistem vertikal CW telah mengolah
kandungan organik ataupun anorganik. air limbah yang mencapai nitrifikasi sebagian, dan
Pengamatan kualitas influen dan efluen secara umumnya telah mencapai denitrifikasi lengkap.
kontinyu sangat diperlukan, terutama dari instansi Pada pengamatan I konsentrasi nitrat yang tinggi
terkait sehingga dapat menilai kinerja model di hibrid CW dan air daur ulang (Gambar 8),
DUAL-RT terhadap fluktuasi kualitas influen kolam dikarenakan musim hujan mendominasi, dapat
anaerobik serta keamanan kesehatan bagi meningkatkan aliran dalam sistem CW sehingga
pengguna. Untuk mendukung kinerja proses terjadi penggenangan dan melarutkan polutan dan
pengolahan air limbah dalam menghasilkan air meningkatnya waktu tinggal hidraulis. Sementara
daur ulang tersebut, upaya pengoperasian sesuai apabila suhu sekitarnya tinggi, evapotranspirasi
prosedur dan pemeliharaan instalasi dari sampah akan mengurangi beban hidraulis, konsentrasi
atau binatang air, pemeliharaan tanaman lahan polutan dan merendahkan muka air. Sedangkan
basah, backwash filter secara rutin ataupun pada pengamatan ke IV menunjukkan kandungan
penggantian karbon di unit filtrasi sangat nitrat dalam air daur ulang naik kembali
disarankan. kemungkinan dikarenakan terbawanya polutan
yang terperangkap dalam pipa up flow USPL. Pada
Penyisihan nutrien dalam air limbah yang
unit USPL ini terjadi penurunan bakteri, ammonia,
diharapkan dapat terjadi pada unit hibrid CW,
detergen, besi dan mangan melalui kombinasi
melalui mekanisme filtrasi, absorbsi oleh
antara penyaringan, absorpsi dan flokulasi biologi.
mikroorganisme dan absorbsi oleh akar-akar
Kualitas air daur ulang ditinjau dari konsentrasi
tanaman. Pada unit hibrid ini terjadi gabungan
nitrogen dan phosphat dapat dilihat pada Gambar
proses aerobik dan anaerobik, yang dapat
8 (b).
menghilangkan kandungan nitrogen didalam air
142
Jurnal Permukiman Vol. 8 No. 3 November 2013 : 136-144
22
20
I II III IV V VI
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Kekeruhan (NTU) COD (mg/L) BOD (mg/L) TSS (mg/L)
Gambar 7 Kualitas Air Daur Ulang pada Pengamatan/Bulan I-VI (Sumber : Pusat Litbang Permukiman, 2011)
9 12
8 10
7
6 8
5
4 6
3 V
2 4
1 III V
0 I 2 III
Nitrat Ammonia Nitrit Phosphat 0 I
(NO3-) (NH4-) (NO2-) (PO4)(mg/ Nitrat (NO3-) Ammonia Nitrit (NO2-) Phosphat
(mg/L) (mg/L) (mg/L) L) (mg/L) (NH4-) (mg/L) (PO4)(mg/L)
I 8,25 1,2 0,05 0,63 (mg/L)
I 11,5 1,8 0,01 0,82
II 0,7 0,07 0,22 0,595
II 2,5 1,04 0,01 0,52
III 2,6 0,75 0,02 0,55
III 2,7 1,1 0,01 0,55
IV 2,6 0,22 0,06 0,58 IV 2,8 0,43 0,01 0,16
V 0,7 0,16 0,11 0,55 V 2,5 1,2 0,01 0,18
VI 0,7 0,18 0,11 0,55 VI 2,5 0,61 0,01 0,03
(a) (b)
Gambar 8 (a) Penyisihan Nutrien Diunit Hibrid CW dan (b) Kualitas Air DUAL RT (Sumber : Pusat Litbang Permukiman, 2011)
Analisa ekonomi daur ulang air sangat tergantung kualitas lingkungan. Berdasarkan pembahasan
pada kondisi lokal seperti lokasi instalasi, lokasi penerapan model dan hasil yang dicapai (Gambar
dan tipe sistem daur ulang dan pertimbangan 5-8), penerapan model daur ulang air limbah
kualitas air. Untuk aplikasi daur ulang air, faktor tersebut dapat direplikasi di kawasan pesisir
yang harus dipertimbangkan termasuk lainnya dengan memperhatikan kriteria untuk
peningkatan biaya pengolahan untuk memenuhi mencapai kinerja pengolahan yang efektif yaitu
persyaratan kualitas dan dan biaya infrastruktur tujuan penggunaan air daur ulang, karakteristik
yang diperlukan untuk menyediakan distribusi air influen air limbah, kondisi lingkungan, lokasi
daur ulang ke pelanggan. Pada penelitian skala instalasi, tanaman air setempat, potensi media
pilot ini, biaya investasi instalasi dengan kapasitas biofilter, gangguan proses secara alami di pesisir
20 m3/hari adalah sekitar Rp 235.000.000,-. maupun kegiatan manusia, peran pemerintah serta
Sementara itu biaya tahunan diperhitungkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaannya.
berdasarkan penggantian karbon, kaporit, energi Faktor peningkatan kualitas air daur ulang dengan
listrik dan pembayaran upah operator sehingga pengolahan tambahan maupun distribusi ke
harga air daur ulang diperkirakan sekitar Rp.247,- konsumen dapat dipertimbangkan dalam
/m3 (Pusat Litbang Permukiman, 2011). Untuk memperluas sistem. Sehingga penerapan model
keberlanjutan sistem ini, masyarakat telah dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari
membentuk kelompok dengan pembina dari pengelolaan air di pesisir secara terpadu yang
instansi setempat yang terkait. mengintegrasikan penyediaan air dengan
pengelolaan air limbah serta mempertimbangkan
Potensi penggunaan daur ulang air limbah di
dampak terhadap kawasan pesisir maupun di luar
kawasan pesisir cukup tinggi sementara ada
pesisir dengan adanya daur ulang air limbah.
keterbatasan sumber air tawar dan penurunan
143
Daur Ulang Air … (Elis Hastuti, Rydha Riyana Agustien)
144