Anda di halaman 1dari 8

Ns Asriansyah S.

Kep
Senin, 23 Februari 2015
LAPORAN PENDAHULUAN OPEN FRAKTUR TIBIA FIBULA
(CRURIS)

KONSEP DASAR

OPEN FRAKTUR TIBIA FIBULA (CRURIS)


1. Pengertian
Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya, terjadi pada tulang tibia dan fibula. Fraktur terjadi jika tulang dikena stress yang
lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya (Smeltzer Suzanne, C 2001).
 Jenis Fraktur
 Fraktur komplet :
Patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran
 Fraktur tidak komplet :
Patah hanya pada sebagian dari garis tengah tulang
 Fraktur tertutup :
Fraktur tapi tidak menyebabkan robeknya kulit
 Fraktur terbuka :
Fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai ke patahan tulang
 Greenstick :
Fraktur dimana salah satu sisi tulang patah,sedang sisi lainnya membengkak
 Transversal :
Fraktur sepanjang garis tengah tulang
 Kominutif :
Fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen
 Depresi :
Fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke dalam
 Kompresi :
Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang)
 Patologik :
Fraktur yang terjadi pada daerah tulang oleh ligamen atau tendo pada daerah perlekatannnya
2. Etiologi
 Kekerasan langsung (Terkena pada bagian langsung trauma)
 Kekerasan tidak langsung (Terkena bukan pada bagian yang terkena trauma)
 Kekerasan akibat tarikan otot
 Trauma
 Gerakan pintir mendadak
 Kontraksi otot ekstrim
 Keadaan patologis : osteoporosis, neoplasma
 Benturan & cedera (jatuh, kecelakaan)
 Fraktur patofisiologi (oleh karena patogen, kelainan)
 Patah karena letih
3. Tanda Dan Gejala
 Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi, hematoma,
dan edema
 Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang patah
 Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan
dibawah tempat fraktur
 Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya
 Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit
4. Patofisiologi ( Pathway )

5. Komplikasi
 Malunion : Tulang patah telah sembuh dalam posisi yang tidak seharusnya
 Delayed union : Proses penyembuhan yang terus berjalan tetapi dengan kecepatan yang lebih
lambat dari keadaan normal
 Non union : Tulang yang tidak menyambung kembali
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan fraktur menurut Brunner and Sudarth ( 1996 : 2360 ) dan www.medicastore
diantaranya sebagai berikut :
a) Reduksi Fraktur
 Reduksi tertutup, dilakukan untuk mengembalikan fragmen tulang keposisi semula dengan
manipulasi atau traksi manual.
 Reduksi terbuka, fraktur terbuka memerlukan reduksi terbuka dengan pendekatan bedah,
fragmen tulang direduksi, alat fiksasi interna dalam bentuk pin, kawat, skrup, plat, paku atau
batangan logam dapat digunakan untuk memperthankan fragmen tulang dalam posisinya
sampai penyembuhan tulang yang solid terjadi.
b) Traksi
Ada dua macam traksi yaitu traksi skelet dan kulit, Traksi kulit adalah traksi yang dipasang
tidak boleh melebihi toleransi kulit ( 2-3 kg beban tarikan ) dan untuk mengontrol spasme
kulit dan memberikan immobilisasi. Macam – macam traksi kulit diantaranya :
 Traksi Buck, adalah traksi kulit dimana tarikan diberikan pada satu bidang bila hanya
diimmobilisasi parsial atau temporor yang diinginkan.
 Traksi Russell, dapat digunakan untuk fraktur pada plato tibia, menyokong fleksi pada
penggantung dan memberikan gaya tarikan horizontal melalui pita traksi dan balutan elastis
ketungkai bawah.
 Traksi skelet, dipasang langsung ketulang menggunakan pin metal atau kawat yang dimsukan
kedalam tulang disebelah distal garis fraktur, menghindari saraf, pembuluh darah, otot,
tendon sendi. Traksi skelet dipasang secara asepsis seperti pada pembedahan. Traksi skelet
biasanya menggunakan 7 – 12 kilogram umtuk mencapai efek terapi.
c) Immobilisasi Fraktur
Menurut Brunner and Suddarth fraktur direduksi fragmen tulang harus direduksi atau
dipertahankan dalam posisi kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan, immobilisasi
dapat dilakukan dengan fiksasi ekterna atau interna fiksasi eksterna meliputi pembalutan,
gips, bidai, traksi kontinu,pin dan teknik gips atau fiksator eksterna
d) Pemasangan gips
Jenis – jenis gips diantaranya sebagai berikut :
 Lengan pendek, memanjang dari bawah siku sampai lipatan telapak tangan
 Lengan panjang, memanjang dari setinggi lipat ketiak sampai disebelah proksimal lipatan
telapak tangan
 Tungkai pendek, memanjang dari bawah lutut sampai dasar jari kaki
 Tungkai panjang, memanjang dari perbatasan sepertiga atas dan tengah paha sampai dasar jari
kaki
 Berjalan, gips panjang atau pendek yang di buat lebih kuat
 Tubuh, melingkar di batang tubuh
 Spika, melibatkan sebagian batang tubuh dan satu atau dua ekstremitas
 Spika bahu, jaket tubuh yang melingkar batang tubuh, bahu dan siku
 Spika panggul, melingkari batang tubuh dan satu ekstremitas bawah
e) Debridemen
Luka yang kemerahan biasanya terjadi pada tingkat regenerasi perbaikan jaringan yang
lambat, hal ini diperlukan sebagai perlindungan untuk mencegah kerusakan perbaikan
jaringan. Luka yang berwarna kuning adalah karakteristik utama dari zat cair atau semi cair “
slough ” yang terkadang diberengi dengan drainasi purulen, mengirigasi luka menggunakan
bahan balutan yang dapat menyerap seperti impregnated nonadheren, balutan hidrogel, atau
bahan lain yang dapat menyerap, luka hitam adalah luka yang tertutup oleh jaringan nekrotik
yang tebal atau eschar. Luka hitam membutuhkan tindakan debridement (membuang jaringan
yang nekrotik), membuang jaringan yang nonviable dari luka harus dilakukan sebelum luka
dapat disembuhkan.
 Debridemen mempunyai empat cara, yaitu :
Sharp : Scapel digunakan untuk memisahkan dan membuang
jaringan yang mati
 Mechanical : Dilakukan melalui gosokan kuat atau balutan basah yang
lembab
 Chemical : Enzim collagen
 Outolytic : Balutan mengandung moisture (lengas) seperti transparan film
Balutan/penutup luka Fungsi :
 Melindungi luka dari mekanikal injury
 Melindungi luka dari kontaminasi bakteri
 Mempertahankan High humidity luka
 Mempertahankan isolasi ternal
 Menyerap drainage atau membersihkan luka atau keduanya
 Mencegah hemoragik (digunakan sebagai balutan tekan atau dengan kain pembalut elastis)
 Mengimmobilisasi dan mencegah injury
Tipe Balutan tergantung pada :
 Lokasi ukuran maupun jenis lukanya
 Banyaknya eksudat
 Keadaan luka saat debridement atau adanya infeksi
 Kondisi luka berpengaruh pada frekuensi penggantian balutan, sulit atau mudah pada
tindakan pengantian balutan
Menurut Barbara C . Long ( 1996 : 357 ) penatalaksanaan fraktur terbuka diantaranya:
a) Debridemen luka untuk membersihkan kotoran, benda asing, jaringan yang lepas, dan tulang
yang nekrosis
b) Pemakaian toksoid tetanus
c) Culture jaringan dari luka
d) Kompres terbuka
e) Pengobatan dengan antibiotic
f) Pemantauan gejala osteomyelitis, tetanus, dan gas gangrene
g) Menutup luka setelah diketahui tidak ada infeksi
h) Immobilisasi yang patah
Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan foto radiologi dari fraktur : menentukan lokasi, luasnya
b) Pemeriksaan jumlah darah lengkap
c) Arteriografi : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai
d) Kreatinin : trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens ginjal
7. Data Fokus Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Kehilangan fungsi pada bagian yang terkena, keterbatasan mobilitas
b. Sirkulasi
Hipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeri/ansietas), hipotensi ( respon terhadap
kehilangan darah), tachikardi, penurunan nadi pada bagiian distal yang cidera, cailary refil
melambat, pucat pada bagian yang terkena, ,masa hematoma pada sisi cedera
c. Neurosensori
Kesemutan, deformitas, krepitasi, pemendekan, kelemahan
d. Kenyamanan
Nyeri tiba-tiba saat cidera, spasme/ kram otot
e. Keamanan
Laserasi kulit, perdarahan, perubahan warna. pembengkakan local
Prioritas Keperawatan
a. Mencegah cedera tulang/ jaringan lanjut
b. Menghilangkan nyeri
c. Mencegah komplikasi
d. Membeikan informasi ttg kondisi dan kebutuhan pengobatan
Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan mobilitas fisik b.d cedera jarinagan sekitasr fraktur, kerusakan rangka
neuromuskuler
b. Nyeri b.d spasme tot , pergeseran fragmen tulang
c. Kerusakan integritas jaringan b.d fraktur terbuka , bedah perbaikan
Diagnosa Keperawatan & Intervensi
a. Kerusakan mobilitas fisik b.d cedera jarinagan sekitasr fraktur, kerusakan rangka
neuromuskuler
 Tujuan :
 Kerusakn mobilitas fisik dapat berkurang setelah dilakukan tindakan keperaawatan
 Kriteria hasil:
 Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin
 Mempertahankan posisi fungsinal
 Meningkaatkan kekuatan /fungsi yang sakit
 Menunjukkan tehnik mampu melakukan aktivitas
 Intervensi:
 Pertahankan tirah baring dalam posisi yang diprogramkan
 Tinggikan ekstrimutas yang sakit
 Instruksikan klien/bantu dalam latian rentanng gerak pada ekstrimitas yang sakit dan tak sakit
 Beri penyangga pada ekstrimit yang sakit diatas dandibawah fraktur ketika bergerak
 Jelaskan pandangan dan keterbatasan dalam aktivitas
 Berikan dorongan ada pasien untuk melakukan AKS dalam lngkup keterbatasan dan beri
bantuan sesuai kebutuhan
 Awasi tekanan darah, nadi dengan melakukan aktivitas
 Ubah psisi secara periodic
 Kolabirasi fisioterai/okuasi terapi
b. Nyeri b.d spasme otot , pergeseran fragmen tulang
 Tujuan ;
 Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan
 Kriteria hasil:
 Klien menyatajkan nyei berkurang
 Tampak rileks, mampu berpartisipasi dalam aktivitas/tidur/istirahat dengan tepat
 Tekanan darah normal
 Tidak ada eningkatan nadi dan RR
 Intervensi:
 Kaji ulang lokasi, intensitas dan tpe nyeri
 Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring
 Berikan lingkungan yang tenang dan berikan dorongan untuk melakukan aktivitas hiburan
 Ganti posisi dengan bantuan bila ditoleransi
 Jelaskanprosedu sebelum memulai
 Akukan danawasi latihan rentang gerak pasif/aktif
 Dorong menggunakan tehnik manajemen stress, contoh : relasksasi, latihan nafas dalam,
imajinasi visualisasi, sentuhan
 Observasi tanda-tanda vital
 Kolaborasi : pemberian analgetik
c. Kerusakan integritas jaringan b.d fraktur terbuka , bedah perbaikan
 Tujuan:
 Kerusakan integritas jaringan dapat diatasi setelah tindakan perawatan
 Kriteria hasil:
 Penyembuhan luka sesuai waktu
 Tidak ada laserasi, integritas kulit baik
 Intervensi:
 Kaji ulang integritas luka dan observasi terhadap tanda infeksi atau drainage
 Monitor suhu tubuh
 Lakukan perawatan kulit, dengan sering pada patah tulang yang menonjol
 Lakukan alih posisi dengan sering, pertahankan kesejajaran tubuh
 Pertahankan sprei tempat tidur tetap kering dan bebas kerutan
 Masage kulit sekitar akhir gips dengan alcohol
 Gunakan tempat tidur busa atau kasur udara sesuai indikasi
 Kolaborasi emberian antibiotic

DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer Suzanne, C 2001. Buku Ajar Medikal Bedah. Jakarta. EGC.
http://csohilait.wordpress.com/2013/10/20/askep-kasus-fraktur-terbuka-tibia-fibula/
Diakses pada tanggal 2 Maret 2014.
Diposting oleh Asriansyah S.Kep, Ns di 10.23
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Mengenai Saya

Asriansyah S.Kep, Ns
Asriansyah,S.Kep,Ns
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog Asri Kaltara

 ▼ 2015 (96)
o ▼ Februari (96)
 Laporan Pendahuluan Cedera Kepala

 Laporan Pendahuluan Batu Ginjal


 Laporan Pendahuluan Gameli
 Laporan Pendahuluan Tonsilitis
 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PENDENGARAN (PRESBIKU...
 LAPORAN PENDAHULUAN OPEN FRAKTUR TIBIA FIBULA (CRU...
 KONSEP DASAR CA BULI
 Laporan Pendahuluan Endopthalmitis
 Laporan Pendahuluan Kanker Kolorektal
 LAPORAN PENDAHULUAN GARAKAN SAYANG IBU
 SATUAN ACARA PENYULUHAN ANTE NATAL CARE
 LAPORAN PENDAHULUAN KETUBAN PECAH DINI
 LAPORAN PENDAHULUAN ABORTUS
 LAPORAN PENDAHULUAN PRE EKLAMSIA BERAT
 LAPORAN PENDAHULUAN SECTIO CAESARIA
 Laporan Pendahuluan Ca Mammae
 Laporan Pendahuluan Hipertensi
 teknik pemasangan EKG
 Terapi Sinar dan Transfusi Tukar
 Asuhan Keperawatan DISPEPSIA
 laporan pendahuluan fraktur femur
 Askep Thromboflebitis Pasca Partum
 Asuhan Keperawatan Anak Kejang Demam
 Asuhan Keperawatan Asfiksia Neonatorum
 Keadaan normal status cairan dan elektrolit
 Asuhan Keperawatan Combustio
 Asuhan Keperawatan DHF
 Asuhan Keperawatan Diare
 Asuhan Keperawatan Gagal Jantung
 Konsep Dasar Ganglion
 Asuhan Keperawatan Gastritis
 Asuhan Keperawatan Hepatitis
 Keracunan
 Asuhan Keperawatan Luka Tusuk
 Asuhan Keperawatan Malaris Vivak
 Asuhan Keperawatan Mioma Uteri
 Asuhan Keperawatan Asma Bronkhiale
 Asuhan Keperawatan Benigna Prostat Hiperplasia
 Asuhan Keperawatan Carsinoma Laring
 Asuhan Keperawatan Carsinoma Heart Failure
 Asuhan Keperawatan Decompensasi Cordis
 Asuhan Keperawatan Hypoglikemia Simptomatis
 Asuhan Keperawatan Dispepsia
 Asuhan Keperawatan Empiema Paru
 Asuhan Keperawatan Gagal Ginjal Akut
 Asuhan Keperawatan Hematemesis Melena
 Konsep Dasar Hemorroid
 Asuhan Keperawatan Hipertensi
 Asuhan Keperawatan Hydrocephalus Post VP Shunt "Co...
 Asuhan Keperawatan Infark Miokard Akut
 Asuhan Keperawatan Mastoiditis
 Asuhan Keperawatan Meningitis
 Asuhan Keperawatan Sinusitis
 Komponen Pemeriksaan Fisik
 Pengelolaan Jalan Napas (Airway Management) Dengan...
 Pengelolaan Jalan Napas (Airway Management) Tanpa ...
 Prinsip 6 ( Enam ) Benar dalam Pemberian Obat
 Prosedur Bilas Lambung (Gastric Lavage)
 Prosedur CPR / RJP berubah !! (Bukan ABC, Tapi CAB...
 Prosedur Cross Insisi
 Prosedur Hecting Luka (Complete Version)
 Prosedur Irigasi Telinga
 Prosedur Kerja : Menentukan Refleks Patologis
 Prosedur Kerja : Refleksiologi
 Prosedur Lumbal Pungsi
 Prosedur Manajemen Jalan Nafas : Konsep Kunci
 Prosedur Nafas Dalam dan Batuk Efektif
 Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan Fisik
 Prosedur Pemeriksaan Fisik Pada Mata
 Prosedur Pemeriksaan Saraf Kranial
 Prosedur Pengukuran Tekanan Darah
 Prosedur ROM (Range of Motion)
 Prosedur Tindakan : Cara Mengeluarkan Bisul
 Prosedur Tindakan : Mengganti Verban Pada Luka Gan...
 Terapi Cairan
 Terapi Oksigen
 Tindakakan Debridemen Pada Luka Bakar
 Pemeriksaan Tonus dan Refleks
 Pemeriksaan Refleks Patela
 Pemeriksaan Kepala dan Leher
 Asuhan Keperawatan Kistoma Ovarium
 Laporan Pendahuluan Kala 1 Persalinan Normal
 Konsep Bedah Jantung
 Asuhan Keperawatan Endokarditis
 Laporan Pendahuluan Kardiomiopati dan Contoh Kasus...
 Asuhan Keperawatan Mitral Stenosis (Contoh Kasus)
 Asuhan Keperawatan Penyakit Jantung Koroner (Conto...
 Asuhan Keperawatan Ablasio Retina
 Asuhan Keperawatan Glaukoma
 Asuhan Keperawatan Katarak
 Asuhan Keperawatan Bayi Prematur
 Asuhan Keperawatan Bayi Hiperbilirubin
 Asuhan Keperawatan Angina Pectoris
 Asuhan Keperawatan Infeksi Saluran Kemih
 Asuhan Keperawatan Hydrocephalus

 Asuhan Keperawatan CVA Bleeding


Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai

  • Sop Rom Pasif Dan Rom Aktif
    Sop Rom Pasif Dan Rom Aktif
    Dokumen2 halaman
    Sop Rom Pasif Dan Rom Aktif
    ita
    Belum ada peringkat
  • Diabetes
    Diabetes
    Dokumen12 halaman
    Diabetes
    ita
    Belum ada peringkat
  • Fafa
    Fafa
    Dokumen15 halaman
    Fafa
    ita
    Belum ada peringkat
  • KPD New
    KPD New
    Dokumen9 halaman
    KPD New
    ita
    Belum ada peringkat
  • Pai
    Pai
    Dokumen7 halaman
    Pai
    ita
    Belum ada peringkat
  • Glaukoma
    Glaukoma
    Dokumen15 halaman
    Glaukoma
    ita
    Belum ada peringkat
  • Definisi Polio
    Definisi Polio
    Dokumen10 halaman
    Definisi Polio
    ita
    Belum ada peringkat
  • Analisis Jurnal
    Analisis Jurnal
    Dokumen3 halaman
    Analisis Jurnal
    ita
    Belum ada peringkat
  • CKR TN Asad
    CKR TN Asad
    Dokumen11 halaman
    CKR TN Asad
    ita
    Belum ada peringkat
  • Anemia Pada Lansia
    Anemia Pada Lansia
    Dokumen5 halaman
    Anemia Pada Lansia
    ita
    Belum ada peringkat
  • HD 2 Fiks
    HD 2 Fiks
    Dokumen19 halaman
    HD 2 Fiks
    ita
    Belum ada peringkat
  • Fafa
    Fafa
    Dokumen15 halaman
    Fafa
    ita
    Belum ada peringkat
  • HD 2 Fiks
    HD 2 Fiks
    Dokumen19 halaman
    HD 2 Fiks
    ita
    Belum ada peringkat
  • Analisis Jurnal Maternitas
    Analisis Jurnal Maternitas
    Dokumen5 halaman
    Analisis Jurnal Maternitas
    ita
    Belum ada peringkat
  • Pai
    Pai
    Dokumen7 halaman
    Pai
    ita
    Belum ada peringkat
  • Landasan Teori TAKS 2003
    Landasan Teori TAKS 2003
    Dokumen7 halaman
    Landasan Teori TAKS 2003
    ita
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    ita
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen17 halaman
    Bab Ii
    ita
    Belum ada peringkat
  • Ita
    Ita
    Dokumen1 halaman
    Ita
    ita
    Belum ada peringkat
  • Halaman 1
    Halaman 1
    Dokumen23 halaman
    Halaman 1
    ita
    Belum ada peringkat
  • Jawaban Ita
    Jawaban Ita
    Dokumen2 halaman
    Jawaban Ita
    ita
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen17 halaman
    Bab Ii
    ita
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Dokumen4 halaman
    Latar Belakang
    ita
    Belum ada peringkat
  • Proposal TAK
    Proposal TAK
    Dokumen8 halaman
    Proposal TAK
    ita
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen17 halaman
    Bab Ii
    ita
    Belum ada peringkat
  • Cover Drupadi
    Cover Drupadi
    Dokumen1 halaman
    Cover Drupadi
    ita
    Belum ada peringkat