Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Penegtahuan
a. Definisi
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar, pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2011).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).
Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang
didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers
(1974) mrngungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku
baru (berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses
yang berurutan, yang disebut AIETA, yaitu:
a) Awareness (kesadaran), di mana

orang tersebut

menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu


terhadap stimulus (objek).
b) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek
tersebut. Di sini sikap subjek sudah mulai timbul.
c) Evaluation (menimbang nimbang) terhadap baik dan
tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti
sikap responden sudah lebih baik lagi.
d) Trial, di mana subjek mulai mencoba melakukan
sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh
stimulus.
e) Adaption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai
dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap
stimulus (Notoatmodjo, 2011).

b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo, 2011, pengetahuan mempunyai enam
tingkatan, yaitu :
1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu
materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke
dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah.
2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai
suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap
objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi
(Aplication) Aplikasi

diartikan

sebagai

kemampuan untuk menggunakan materi yang telah


dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau
penggunaan hukum hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen
komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi,
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti
dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5) Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu
kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian
bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk


menyusun formulasi baru dari formulasi formulasi yang
ada.
6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan
kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian penilaian itu
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria kriteria yang ada (Notoatmodjo,
2011).
c. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan

dapat

dilakukan

dengan

wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang


akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
sesuaikan dengan tingkatan - tingkatan diatas (Notoatmodjo,
2007).
d. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Lukman yang dikutip oleh Hendra (2008), ada
beberapa faktor yang memperngaruhi pengetahuan, yaitu:
1) Umur
Singgih (1998), mengemukakan bahwa makin tua
umur seseorang maka proses proses perkembangan
mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu,
bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak
secepat ketika berumur belasan tahun. Selain itu, Abu
Ahmadi (2001), juga mengemukakan bahwa daya ingat
seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari
uraian ini maka dapat disimpulkan bahwa bertambahnya
umur dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan
yang diperolehnya, akan tetapi pada umur umur tertentu
atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau
mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.

Untuk

keperluan

perbandingan

maka

WHO

menganjurkan pembagian pembagian umur sebagai


berikut :
a) Menurut tingkat kedewasaan :
(1). 0 14 tahun : bayi dan anak - anak
(2). 15 49 tahun : orang muda dan dewasa
(3). 50 tahun ke atas : orang tua
b) Interval
(1). 5 tahun : Kurang dari 1 tahun,
(2). 1 4 tahun,
(3). 5 9 tahun,
(4). 10 14 tahun dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2007)
2) Lingkungan
Lingkungan
mempengaruhi

merupakan

pengetahuan

salah

satu

seseorang.

faktor

yang

Lingkungan

memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, di mana


seseorang dapat mempelajari hal hal yang baik dan juga hal
hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam
lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan
berpengaruh pada cara berpikir seseorang.
3) Sosial budaya
Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan
seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam
hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini
seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh
suatu pengetahuan. e. Pendidikan Menurut Notoatmodjo
(1997), pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses
pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan
kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat
berdiri sendiri. Menurut Wied hary A. (1996), menyebutkan
bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah atau
tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan
yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi
pendidikan seseorang makin baik pula pengetahuannya.

4) Informasi
Menurut Wied Hary A. (1996), informasi akan
memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun
seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia
mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media
misalnya televisi, radio atau surat kabar, maka hal itu akan
dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Informasi tidak
terlepas dari sumber informasinya.
Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Rahmahayani (2010),
sumber informasi adalah asal dari suatu informasi atau data yang
diperoleh. Sumber informasi ini dikelompokkan dalam tiga
golongan, yaitu :
1. Sumber informasi dokumenter
Merupakan sumber informasi yang berhubungan dengan
dokumen resmi maupun dokumen tidak resmi. Dokumen resmi
adalah bentuk dokumen yang diterbitkan maupun yang tidak
diterbitkan di bawah tanggung jawab instansi resmi. Dokumen
tidak resmi adalah segala bentuk dokumen yang berada atau
menjadi tanggung jawab dan wewenang badan instansi tidak resmi
atau perorangan. Sumber primer atau sering disebut sumber data
dengan pertama dan hukum mempunyai wewenang dan tanggung
jawab terhadap informasi tersebut.
2. Sumber kepustakaan
Kita telah mengetahui bahwa di dalam perpustakaan
tersimpan berbagai bahan bacaan dan informasi dan berbagai
disiplin ilmu dari buku, laporan laporan penelitian, majalah,
ilmiah, jurnal, dan sebagainya.
3. Sumber informasi lapangan
Sumber informasi akan mempengaruhi bertambahnya
pengetahuan seseorang tentang suatu hal sehingga informasi
yang diperoleh dapat terkumpul secara keseluruhan ataupun
sebagainya. (Rahmahayani 2010).

5) Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah
tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber
pengetahuan atau pengalaman itu suatu cara memperoleh
kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadi
pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh
pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Notoatmodjo,
1997 dalam Rahmahayani, 2010).
2. Sadari
a. Definisi
Sadari adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya kanker payudara pada wanita.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan cermin
dan dilakukan oleh wanita yang berumur 20 tahun ke atas. Indikasi
utama SADARI adalah untuk mendeteksi terjadinya kanker
payudara dengan mengamati payudara dari depan, sisi kiri dan sisi
kanan, apakah ada benjolah, perubahan warna kulit, puttting
berisik dan pengeluaran cairan atau nanah dan darah (Olfah dkk,
2013).
American Cancer Society merekomendasikan agar sejak
usia 20 tahun,kaum wanita memeriksakan payudaranya setiap tiga
tahun sekali sampai usia 40 tahun. Sesudahnya pemeriksaan dapat
dilakukan sekali dalam setahun. Meskipun sebelum umur 20 tahun
benjolan pada payudara bisa dijumpai, tetapi potensi keganasannya
sangat kecil (Setiati, 2009).
Pemeriksaan

payuadara

sendiri

(SADARI)

adalah

pengembangan kepedulian seorang wanita terhadap kondisi


payudaranya sendiri. Tindakan ini dilengkapi dengan langkahlangkah khusus untuk mendeteksi secara awal penyakit kanker

payudara. Kegiatan ini sangat sederhana dan dapat dilakukan oleh


semua wanita tanpa perlu merasa malu kepada pemeriksa, tidak
membutuhkan biaya, dan bagi wanita yang sibuk hanya perlu
menyediakan waktuna selama kurang lebih lima menit. Tidak
diperlukan waktu khusus, cukup dilakukan saat mandi atau pada
saat sedang berbaring. SADARI sebaiknya mulai dilakukan saat
seorang

wanita

sensitivitasnya

telah

mengalami

(kemampuannya

menstruasi.

untuk

mendeteksi

Tingkat
kanker

payudara) dalah sekitar 20-30% (Nisman, 2011)..


Pemeriksaan

payuadara

sendiri

(SADARI)

adalah

pemeriksaan payudara sendiri untuk dapat menemukan adanya


benjolan abnormal. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sendiri tanpa
harus pergi ke petugas kesehatan dan tanpa harus mengeluarkan
biaya. American Cancer Society dalam proyek skrening kanker
payudara menganjurkan pemeriksaan SADARI walaupun tidak
dijumpai keluhan apapun. Dengan melakukan deteksi dini dapat
menekan angka kematian sebesar 25-30%. Dalam melakukan
deteksi dini seperti SADARI diperlukan minat dan kesadaran akan
pentingnya kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup serta
menjaga kualitas hidup untuk lebih baik (Mulyani, 2013).
Bentuk

payudara

biasanya

berubah-ubah

sebelum

memasuki masa menstruasi, biasanya payuadara terasa membesar,


lunak, atau ada benjolan dan kembali normal ketika masa
menstruasi selesai. Yang terpenting adalah mengenali perubahan
mana yang biasa terjadi dan mana yang tidak keadaan normal dari
payudara sendiri. Pemeriksaan payudar sendiri (SADARI) secara
rutin untuk dapat merasakan dan mengenal lekuk-lekuk payudara
sehingga jika terjadi perubahan dapat segera diketahui. Waktu
terbai untuk memeriksa payudara adalah 7 sampai 10 hari setelah
menstruasi selesai. Pada saat itu, payudara terasa lunak.

Pemeriksaan tidak tepat dilakukan pada menjelang dan sewaktu


menstruasi (Bustan, 2007).
Sadari optinum dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah
awal siklus menstruasi karena pada masa itu retensi cairan minimal
dan payudara dalam keadaan lembut, tidak keras, membengkak
sehingga jika ada pemebengkakan akan lebih mudah ditemukan
( Mulyani, 2013).Menurut Nisman 2011, wanita yang dianjurkan
melakukan SADARI atau Breast Self Examination (BSE) untuk
mengurangi memicu kejadian kanker payudara waktu pelaksanaan
SADARI sebagai berikut:
a. Wanita usia subur : 7-8 hari setelah menstruasi
b. Wanita pascamenopause : pada waktu tertentu setiap bulan
c. Setiap wanita berusia diatas 20 tahun perlu melakukan
pemeriksan payudara sendiri (SADARI)setiap bulan.
d. Wanita yang berisiko tinggi sebelum mencapai 50 tahun
perlu melakukan mamografi setiap tahun, pemeriksaan
payudara oleh dokter setiap 2 tahun.
e. Wanita yang berusia antara 20-40 tahun :
i.

Mamogram awal atau dasar antara usia 35 sampai


40 tahun.

ii.

Melakukan pengujian payudara pada dokter setiap 3


tahun.

f. Wanita yang berusia antara 40-49 tahun melakukan


pemeriksaan payudara pada dokter dan mamografi setiap 12 tahun.
g. Wanita

yang

berusia

diatas

50

tahun

melakukan

pemeriksaan payudara pada dokter dan mamogarfi setiap


tahun.
A. Manfaat Sadari

Menurut Nisman (2011) Deteksi dini merupakan langkah awal


yang sangat penting untuk mengetahui secara dini adanya tumor atau
benjolan pada payudara sehingga dapat mengurangi tingkat kematian
karena penyakit kanker tersebut. Keuntungan dari deteksi dini
bermanfaat untuk meningkatkan kemungkinan harapan hidup pada
wanita penderita kanker payudara. Hampir 85% gangguan atau
benjolan ditemukan oleh penderita sendiri melalui pemeriksaan dengan
benar. Selain itu, SADARI adalah metode termudah, tercepat,
termurah, dan paling sederhana yang dapat mendeteksi secara dini
kanker payudara.
B. Tujuan Sadari
Menurut Nisman (2011) tujuan SADARI sangat perlu dilakukan
dengan bertujuan mengurangi kejadian kanker payudara sebagai
berikut :
a) SADARI hanya mendeteksi secara dini kanker payudara, bukan
untuk mencegah kanker payudara. Dengan adanya deteksi dini
maka kanker payudara dapat terdeteksi pada stadium awal
sehingga pengobatan dini akan memperpanjang harapan hidup
penderita kanker payudara.
b) Menurunkan angka kematian penderita karena kanker yang
ditemukan pada stadium awal akan memberikan harapan hidup
lebih lama.
C. Cara Memeriksa Payudara Sendiri (sadari)
Menurut Nisman (2011), Mulyani (2013), Bustan (2007), Sitorus
(2006), Proverawati (2010) dan Olfah dkk (2013) deteksi dini kanker
payudara dapat dilakukan pemeriksaan payudara sendiri. Waktu yang
tepat untuk periksa payudara sendiri adalah satu minggu setelah selesai
haid. Jika siklus haid telah berhenti, maka sebaiknya dilakukan periksa
payudara sendiri pada waktu yang sama setiap bulannya dan waktu
yang dibutuhkan untuk melakukannya tidak lebih dari 5 menit.

Terbukti 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker


payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah
terdiagnosis sehingga banyak dokter yang merekomendasikan agar
para wanita menjalani SADARI (periksa payuadara sendiri) pada saat
menstruasi, pada hari ke 7 sampai dengan hari ke 10 setelah hari
pertama haid di rumah secara rutin dan menyarankan dilakukannya
pemeriksaan rutin tahunan untuk mendeteksi benjolan pada payudara.
Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan pada usia 20 tahun
kurang atau lebih.
a. Buka baju dan tanggalkan pakaian-bra Anda dan berdiri tegak
di depan cermin dengan kedua lengan lurus ke bawah.
Perhatikan ada-tidaknya perubahan ukuran dan bentuk dari
payudara Anda, seperti lekukan atau kerutan dari kulit.
b. Melihat Perubahan di Hadapan Cermin
a) Periksa Payudara dengan Diangkat KeduaTangan
b) Berdiri di Depan Cermin Tangan Disamping
c) Menegangkan Otot Bagian dengan Berkacak Pinggang
d) Persiapan melakukan sadari
e) Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip
f) Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar
g) Pemeriksaan Cairan di Puting Payudara
h) Memriksa ketiak
c. Cara Melakukan sadari
Menurut Bustan (2007) dan Purnomo (2009) langkah-langkah
tahapan pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakuakan
berbagai macam semasa mandi, berdiri di hadapan cermin dan
berbaring tempat tidur supaya membuat kenya manan Anda
untuk melakukan SADARI dalam setiap bulan untuk
mengurangi kematian akibat kanker payudara karena terlambat
mendeteksi dini kanker payudara yaitu sebagai berikut :
a) Semasa mandi

Angkat sebelah tangan. Dengan menggunakan satu jari,


gerakkan secara mendatar perlahan-lahan ke serata
tempat bagi setiap payudara. Gunakan tangan kanan
untuk memeriksa payuadara sebelah kiri dan tangan kiri
untuk memeriksa payuadara kanan. Periksa dan cari bila
terdapat gumpalan/ kebetulan keras, menebal di
payudara.
b) Berdiri di hadapan cermin
Dengan mengangkat kedua tangan ke atas kepala, putarputar tubuh perlahan-lahan dari sisi kanan ke sisi kiri.
Cetak pinggang nda, tekan turun perlahan-lahan ke
bawah untuk menegangkan otot dada dan menolak
payudara Anda ke hadapan. Perhatikan dengan teliti
segala perubahan seperti besar, bentuk dan kontur setiap
payudara. Lihat pula jika terdapat kekakuan, lekukan
atau puting tersorot ke dalam. Dengan perlahan-lahan,
picit kedua puting dan perhatikan jika terdapat cairan
keluar. Periksa lanjut apa cairan itu kelihatan jernih atau
mengandungi darah.
c) Berbaring
Untuk memeriksa payudara sebelah kanan, letakkan
bantal di bawah bahu kanan dan tangan kanan
diletakkan di belakang kepala. Tekan jari Anda
mendatar dan bergerak perlahan-lahan dalam bentuk
bulatan kecil, bermula dari bagian pangkal payuadara.
Selepas satu putaran, jari digerakkan 1 inci (2,5 cm) ke
arah puting. Lakukan putaran untuk memeriksa setiap
bagian payudara termasuk puting. Ulangi hal yang sama
pada payudara sebelah kiri dengan meletakkan bantal di
bawah bahu kiri dan tangan kiri diletakkan di belakang
kepala. Coba rasakan sama ada terdapat sebarang

gumpalan di bawah dan di sepanjang atas tulang


selangka.
3. Fibroadenoma Mammae
a. Fibroadenoma mammae
Jenis tumor jinak payudara yang paling banyak ditemukan,
dan merupakan tumor primer yang paling banyak ditemukan pada
kelompok umur muda.(Yulianto, 2007).
Fibroadenoma adalah tumor jinak yang memperlihatkan
bukti-bukti tentang proliferasi jaringan ikat dan epitelium. Ini
berasal dari lobus payudara dan dapat dianggap sebagai suatu
penyimpangan dari perkembangan lobuler normal bukan tumor
yang sesungguhnya. Asal penyakit ini menjelaskan mengapa
fibroadenoma sering terjadi pada wanita muda pada masa
perkembangan lobuler, dan mengapa ini kadang ditemukan dalam
kombinasi dengan karsinoma lobuler (Morris, 2002).
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang
biasanya timbul pada wanita berumur 18-20 tahun, yang biasanya
terasa membesar pada saat haid(Oswari, 2003)
Fibroadenoma adalah suatu neoplasma berbatas tegas,
padat, berkapsul, dan lesi payudara terlazim dalam wanita berusia
dibawah 25 tahun. Sebagian besar (80%) tunggal(Sabiston, 2002).
Hormon juga bisa menyebabkan gangguan abnormal pada
payudara wanita. Salah satu akibat negatif dari hormon estrogen
adalah dapat menimbulkan terjadinya fibroadenoma mammae yaitu
tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada usia reproduksi
yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat
sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap esterogen
sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mammary
displasia. Penyakit ini terjadi secara asimptomatik pada 25%
wanita dan sering terjadi pada usia awal reproduktif dan puncaknya
adalah antara usia 15 sampai 35 tahun (Brave jurnal, 2009).

Wanita

yang

menderita

atau

pernah

menderita

fibroadenomma memiliki peningkatan risiko untuk mengalami


kanker payudara. Peningkatan risiko untuk terkena kanker
payudara pada wanita dengan riwayat tumor jinak berhubungan
dengan adanya proses proliferasi yang berlebihan. Proses
proliferasi jaringan payudara yang berlebihan tanpa adanya
pengendalian kematian sel yang terprogram oleh proses apoptosis
mengakibatkan

timbulnya

keganasan

karena

tidak

adanya

kemampuan untuk mendeteksi kerusakan pada DNA. Oleh sebab


itu perlu di lakukannya deteksi dini fibroadenoma mammae agar
tidak terjadi keganasan tersebut (Rini Indrati jurnal, 2007).
b. Morfologi
Fibroadenoma muncul sebagai nodus diskret, biasanya tunggal,
mudah digerakkan, dan bergaris tengah 1 hingga 10 cm. Walaupun jarang,
tumor ini mungkin multipel dan mungkin bergaris tengah lebih dari 10 cm
(fibroadenoma raksasa) (Robbins, 2007).
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di
payudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan
jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini
disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat
berbentuk bulat atau oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya
nyeri. Fibroadenoma ini dapat kita gerakkan dengan mudah karena pada
tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat mobil, sehingga sering disebut
sebagai breast mouse. Pada wanita muda, tumor teraba lunak dengan
permukaan potongan agak gelatinosa, akibat hilangnya komponen jaringan
ikat. Sedangkan pada umur lebih tua, cenderung lebih keras karena
jaringan ikat menjadi lebih fibrosa bahkan lebih disertai klasifikasi.
c. Etiologi dan Epidemiologi

Peningkatan mutlak atau nisbi aktivitas estrogen diperkirakan


berperan dalam pembentukan fibroadenoma, dan lesi serupa mungkin
muncul

bersama

dengan

perubahan

fibrokistik

(fibroadenosis).

Fibroadenoma biasanya terjadi pada perempuan muda (Morris, 2002)


Fibroadenoma tergantung pada hormon dan bisa berfluktuasi
dalam diameter sebanyak 1 cm di bawah pengaruh esterogen haid normal,
kehamilan, laktasi, atau penggunaan kontrasepsi oral. Pertumbuhan cepat
bisa jelas selama kehamilan atau laktasi (Sabiston, 2002)
d. Gejala Klinik
Kebanyakan fibroadenoma mammae diderita oleh anak perempuan
umur 15 sampai 25 tahun. Tetapi digunakan pada pemeriksaan patologi,
dalam diagnosa benjolan benjolan payudara pada wanitayang lebih tua.
Secara keseluruhan umur median pemeriksaan lebih mendekati 30 tahun.
Ini dapat mengurangi insidensi setelah menopause, ketika benjolan
mengalami involusi. Selama masa ini benjolan mungkin mengalami
klasifikasi dan demikian menjadi terlihat pada mammografi.
Fibroadenoma mammae adalah struktur yang halus, kenyal, rata dan
sedikit berlobus-lobus, biasanya berdiameter kira-kira 2-3 cm. Benjolan
tersebut tidak menimbulkan reaksi radang (merah, nyeri, panas) dan tidak
menyebabkan pengerutan kulit payudara atau retraksi puting.
Fibroadenoma biasanya dapat digeser-geser. Pada anak perempuan,
istilah tikus payudara (breast mouse) cenderung digunakan. Dengan
bertambahnya umur, derajat mobilitas tersebut berkurang disebabkan
adanya efek penghambat dari involusi jaringan ikat disekitarnya. Pada
wanita lanjut usia, ini mungkin masih ada sebagai benjolan kecil keras dan
masih sangat mobile.

Sekitar dari 10 persen dari semua penderita

mempunyai beberapa fibroadenoma saat pemeriksaan, dan kadang dokter


menemukan wanita muda yang seluruh payudaranya tampak digantikan
oleh jaringan fibroadenotik yang lainnya mempunyai fibroadenoma
rekuren.
e. Diagnosis

Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan


pemeriksaan fisik (phisycal examination), dengan mammography atau
ultrasound, dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC). Pada
pemeriksaan fisik dokter akan memeriksa benjolan yang ada dengan
palpasi pada daerah tersebut, dari palpasi itu dapat diketahui apakah mobil
atau tidak, kenyal atau keras, dan lain-lain. Mammography digunakan
untuk membantu diagnosis, mammography sangat berguna untuk
mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 atau 70tahun, sedangkan
pada wanita usia muda tidak digunakan mammography, sebagai gantinya
digunakan ultrasound, hal ini karena fibroadenoma pada wanita muda
tebal,

sehingga

tidak

terlihat

dengan

baik

bila

menggunakan

mammography. Sampai dengan umur 25 tahun, diagnosa klinis sudah


mencukupi. Tetapi usia diatas itu konfirmasi patologi akan diperlukan
karena adanya kebutuhan untuk memastikan adanya karsinoma mammae.
Sitologi aspirasi jarum kecil merupakan metode diagnosa yang akurat pada
wanita yang lebih tua. Walaupun sel epitel hiperplastik mungkin akan
disangka sebagai neoplasia. Karena fibroadenoma biasanya ditemukan
secara klinis pada wanita usia muda, maka mammografi tidak mempunyai
tempat dalam diagnosa rutin. Pada pasien yang lebih tua, fibroadenoma
timbul sebagai lesi halus soliter dalam radiografi, dengan densitas yang
sama atau agak lebih tinggi daripada jaringan sekitarnya. Dengan
bertambahnya usia, klasifikasi yang tidak merata menjadi terlihat
(Sabiston, 2002).
Fibroadenoma biasanya tanpa ada gejala dan ditemukan secara
kebetulan. Pada 10-15% kasus, fibroadenoma bersifat majemuk.
Tumornya bersifat keras, kenyal, tak nyeri tekan, bulat, berbatas tegas, dan
pada palpasi terkesan bahwa ia mudah berlari-lari. Diperlukan eksisi
tumor, atau pemastian diagnosa dengan aspirasi jarum halus. Resiko utama
adalah bila fibroadenoma yang tak tereksisi bertumbuh dan menimbulkan
rasa nyeri, khususnya selama (Schrock, 2002).
f.

Terapi (treatment)

Terapi untuk fibroadenoma tergantung dari beberapa hal sebagai


berikut:
a. Ukuran
b. Terdapat rasa nyeri atau tidak
c.

Usia pasien

d. Hasil biopsy
Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi
pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada
operasi ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi
hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti
oleh jaringan normal secara perlahan.(Alhadrami, 2007).
Fibroadenoma yang lebih besar (lebih dari 2 cm) harus diangkat,
karena dapat menyebabkan nyeri dan dapat bertambah besar terus
(Schrock, 2002).
g. Stadium :
1. 0 : Tis N0 M0
2. I : T1 N0 M0
3. IIA : T0 N1 M0, T1 N1 M0, T2 N0 M0
4. IIB : T2 N1 M0, T3 N0 M0
5. IIIA : T0 N2 M0, T1 N2 M0, T2 N2 M0, T3 N1 M0, T3 N2
M0
6. IIIB : T4 N0 M0, T4 N1 M0, T4 N2 M0
7. IIIC : TiapT N3 M0
8. IV : TiapT TiapN M1
B. KERANGKA TEORI
Faktor faktor yang
mempengaruhi
penegtahuan
siswi
terhadap deteksi dini
FAM
1. Sikap
2. Pengetahua
n
3.
Enabling Kepercayaan
factors
4. Keyakinan
1. Lingkunga
n fisik
2. Fasilitas
kesehatan

TINDAKAN
DINI

DETEKSI

FEBROSDENOMA

Reinforcing factor
1. Petugas
kesehatan
2. Tokoh
masyarakat

Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Teori Lawrence Green dalam


Notoatmodjo (2007)

C. KERANGKA KONSEP

Tingkat pengetahuan

1. Sadari
2. Deteksi dini
fibroadenoma
mammae

Gambar 2.2 Kerangka Teori Sumber : Teori Lawrence Green dalam


Notoatmodjo (2007)
D. Hipotesis
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan siswi tentang teknik sadari
terhadap deteksi dini Fibroadenoma Mammae di SMA negeri 1 piyungan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Diabetes
    Diabetes
    Dokumen12 halaman
    Diabetes
    ita
    Belum ada peringkat
  • Pai
    Pai
    Dokumen7 halaman
    Pai
    ita
    Belum ada peringkat
  • Analisis Jurnal
    Analisis Jurnal
    Dokumen3 halaman
    Analisis Jurnal
    ita
    Belum ada peringkat
  • Fafa
    Fafa
    Dokumen15 halaman
    Fafa
    ita
    Belum ada peringkat
  • Fafa
    Fafa
    Dokumen8 halaman
    Fafa
    ita
    Belum ada peringkat
  • Glaukoma
    Glaukoma
    Dokumen15 halaman
    Glaukoma
    ita
    Belum ada peringkat
  • Definisi Polio
    Definisi Polio
    Dokumen10 halaman
    Definisi Polio
    ita
    Belum ada peringkat
  • KPD New
    KPD New
    Dokumen9 halaman
    KPD New
    ita
    Belum ada peringkat
  • Sop Rom Pasif Dan Rom Aktif
    Sop Rom Pasif Dan Rom Aktif
    Dokumen2 halaman
    Sop Rom Pasif Dan Rom Aktif
    ita
    Belum ada peringkat
  • HD 2 Fiks
    HD 2 Fiks
    Dokumen19 halaman
    HD 2 Fiks
    ita
    Belum ada peringkat
  • HD 2 Fiks
    HD 2 Fiks
    Dokumen19 halaman
    HD 2 Fiks
    ita
    Belum ada peringkat
  • Landasan Teori TAKS 2003
    Landasan Teori TAKS 2003
    Dokumen7 halaman
    Landasan Teori TAKS 2003
    ita
    Belum ada peringkat
  • CKR TN Asad
    CKR TN Asad
    Dokumen11 halaman
    CKR TN Asad
    ita
    Belum ada peringkat
  • Anemia Pada Lansia
    Anemia Pada Lansia
    Dokumen5 halaman
    Anemia Pada Lansia
    ita
    Belum ada peringkat
  • Analisis Jurnal Maternitas
    Analisis Jurnal Maternitas
    Dokumen5 halaman
    Analisis Jurnal Maternitas
    ita
    Belum ada peringkat
  • Pai
    Pai
    Dokumen7 halaman
    Pai
    ita
    Belum ada peringkat
  • Halaman 1
    Halaman 1
    Dokumen23 halaman
    Halaman 1
    ita
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Dokumen4 halaman
    Latar Belakang
    ita
    Belum ada peringkat
  • Cover Drupadi
    Cover Drupadi
    Dokumen1 halaman
    Cover Drupadi
    ita
    Belum ada peringkat
  • Jawaban Ita
    Jawaban Ita
    Dokumen2 halaman
    Jawaban Ita
    ita
    Belum ada peringkat
  • Fafa
    Fafa
    Dokumen15 halaman
    Fafa
    ita
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen17 halaman
    Bab Ii
    ita
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    ita
    Belum ada peringkat
  • Ita
    Ita
    Dokumen1 halaman
    Ita
    ita
    Belum ada peringkat
  • Proposal TAK
    Proposal TAK
    Dokumen8 halaman
    Proposal TAK
    ita
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen17 halaman
    Bab Ii
    ita
    Belum ada peringkat