Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DI RUANG HEMODIALISA


RSPAU dr.S. HARDJOLUKITO

Disusun Oleh:

Ita Defi Yani, S.Kep

Rizki Kusumasari, S.Kep

Zulvina Faradita, S.Kep

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANI YOGYAKARTA
2017
A. DEFINISI
Chronic kidney disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis didefinisikan sebagai
kerusakan ginjal untuk sedikitnya 3 bulan dengan atau tanpa penurunan glomerulus
filtration rate (GFR) (Nahas & Levin,2010).
CKD atau gagal ginjal kronis (GGK) didefinisikan sebagai kondisi dimana ginjal
mengalami penurunan fungsi secara lambat, progresif, irreversibel, dan samar (insidius)
dimana kemampuan tubuh gagal dalam mempertahankan metabolisme, cairan, dan
keseimbangan elektrolit, sehingga terjadi uremia atau azotemia (Smeltzer, 2009)
B. ETIOLOGI
1. Infeksi misalnya pielonefritis kronik, glomerulonefritis
2. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis
maligna, stenosis arteria renalis
3. Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik,
poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif
4. Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik,asidosis
tubulus ginjal
5. Penyakit metabolik misalnya DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosis
6. Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbal
7. Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma,
fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat, striktur
uretra, anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.
8. Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis
C. KLASIFIKASI
Klasifikasi gagal ginjal kronis berdasarkan derajat (stage) LFG (Laju Filtration
Glomerulus) dimana nilai normalnya adalah 125 ml/min/1,73m2 dengan rumus
Kockroft – Gault sebagai berikut :

Derajat Penjelasan LFG (ml/mn/1.73m2)

1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal ≥ 90


atau ↑
2 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ atau 60-89
ringan
3 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ atau 30-59
sedang
4 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ atau 15-29
berat
5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis
Sumber : Sudoyo,2006 Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Jakarta : FKUI
D. PATOFISIOLOGI
Berdasarkan proses perjalanan penyakit dari berbagai penyebab pada akhirnya
akan terjadi kerusakan nefron. Bila nefron rusak maka akan terjadi penurunan laju filtrasi
glomerolus dan terjadilah penyakit gagal ginjal kronik yang mana ginjal mengalami
gangguan dalam fungsi eksresi dan dan fungsi non-eksresi. Gangguan fungsi non-eksresi
diantaranya adalah gangguan metabolism vitamin D yaitu tubuh mengalami defisiensi
vitamin D yang mana vitamin D bergunan untuk menstimulasi usus dalam mengabsorpsi
kalsium, maka absorbs kalsium di usus menjadi berkurang akibatnya terjadi hipokalsemia
dan menimbulkan demineralisasi ulang yang akhirnya tulang menjadi rusak. Penurunan
sekresi eritropoetin sebagai factor penting dalam stimulasi produksi sel darah merah oleh
sumsum tulang menyebabkan produk hemoglobin berkurang dan terjadi anemia sehingga
peningkatan oksigen oleh hemoglobin (oksihemoglobin) berkurang maka tubuh akan
mengalami keadaan lemas dan tidak bertenaga.
Gangguan clerence renal terjadi akibat penurunan jumlah glomerulus yang
berfungsi.penurunan laju filtrasi glomerulus di deteksi dengan memeriksa clerence
kretinin urine tamping 24 jam yang menunjukkan penurunan clerence kreatinin dan
peningkatan kadar kreatinin serum. Retensi cairan dan natrium dapat megakibatkan
edema, CHF dan hipertensi. Hipotensi dapat terjadi karena aktivitasbaksis rennin
angiostenin dan kerjasama keduanya meningkatkan sekresi aldosteron. Kehilangan garam
mengakibatkan resiko hipotensi dan hipovolemia. Muntah dan diare menyebabkan
perpisahan air dan natrium sehingga status uremik memburuk. Asidosis metabolic akibat
ginjal tidak mampu menyekresi asam (H+) yang berlebihan. Penurunan sekrsi asam akibat
tubulus ginjal tidak mampu menyekresi ammonia (NH3-) dan megapsorbsi natrium
bikarbonat (HCO3-). Penurunan eksresi fosfat dan asam organic yang terjadi.
Anemia terjadi akibat produksi eritropoietin yang tidak memadai, memendeknya
usia sel darah merah, defisiensi nutrisi dan kecenderungan untuk mengalami perdarahan
akibat status uremik pasien terutama dari saluran pencernaan. Eritropoietin yang
dipreduksi oleh ginjal menstimulasi sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah merah
dan produksi eritropoitein menurun sehingga mengakibatkan anemia berat yang disertai
dengan keletihan, angina dan sesak nafas.
Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat merupakan gangguan metabolism. Kadar
kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan timbal balik. Jika salah satunya meningkat
maka fungsi yang lain akan menurun. Dengan menurunnya filtrasi melaui glomerulus
ginjal maka meningkatkan kadar fosfat serum, dan sebaliknya, kadar serum kalsium
menurun. Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan sekresi parahhormon dari
kelenjar paratiroid, tetapi gagal ginjal tubuh tidak dapat merspons normal terhadap
peningkatan sekresi parathormon sehingga kalsium ditulang menurun, menyebabkan
terjadinya perubahan tulang dan penyakit tulang. (Nurlasam, 2007).
E. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Brunner & Suddart (2002) setiap sistem tubuh pada gagal ginjal kronis
dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka pasien akan menunjukkan sejumlah tanda dan
gejala. Keparahan tanda dan gejala bergantung pada bagian dan tingkat kerusakan
ginjal, usia pasien dan kondisi yang mendasari. Tanda dan gejala pasien gagal ginjal
kronis adalah sebagai berikut :
a. Manifestasi kardiovaskuler
Mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem
renin-angiotensin-aldosteron), pitting edema (kaki,tangan,sakrum), edema
periorbital, Friction rub perikardial, pembesaran vena leher.
b. Manifestasi dermatologi
Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering, bersisik, pruritus, ekimosis, kuku
tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar.
c. Manifestasi Pulmoner
Krekels, sputum kental dan liat, napas dangkal, pernapasan Kussmaul
d. Manifestasi Gastrointestinal
Napas berbau amonia, ulserasi dan pendarahan pada mulut, anoreksia,
mual,muntah, konstipasi dan diare, pendarahan saluran gastrointestinal
e. Manifestasi Neurologi
Kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan tungkai,
panas pada telapak kaki, perubahan perilaku
f. Manifestasi Muskuloskeletal
Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, foot drop
g. Manifestasi Reproduktif
Amenore dan atrofi testikuler
F. KOMPLIKASI
Seperti penyakit kronis dan lama lainnya, penderita CKD akan mengalami
beberapa komplikasi. Komplikasi dari CKD menurut Smeltzer dan Bare (2001) serta
Suwitra (2006) antara lain adalah :
1. Hiperkalemi akibat penurunan sekresi asidosis metabolik, kata bolisme, dan
masukan diit berlebih.
2. Perikarditis, efusi perikardial, dan tamponad jantung akibat retensi produk
sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin
angiotensin aldosteron.
4. Anemia akibat penurunan eritropoitin.
5. Penyakit tulang serta klasifikasi metabolik akibat retensi fosfat, kadar kalsium
serum yang rendah, metabolisme vitamin D yang abnormal dan peningkatan
kadar alumunium akibat peningkatan nitrogen dan ion anorganik.
6. Uremia akibat peningkatan kadar uream dalam tubuh.
7. Gagal jantung akibat peningkatan kerja jantung yang berlebihan.
8. Malnutrisi karena anoreksia, mual, dan muntah.
9. Hiperparatiroid, Hiperkalemia, dan Hiperfosfatemia.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Radiologi
Ditujukan untuk menilai keadaan ginjal dan derajat komplikasi ginjal.
1. Ultrasonografi ginjal digunakan untuk menentukan ukuran ginjal dan adanya
massa kista, obtruksi pada saluran perkemihan bagianatas.
2. Biopsi Ginjal dilakukan secara endoskopik untuk menentukan sel jaringan untuk
diagnosis histologis.
3. Endoskopi ginjal dilakukan untuk menentukan pelvis ginjal.
4. EKG mungkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam
basa.
b. Foto Polos Abdomen
Menilai besar dan bentuk ginjal serta adakah batu atau obstruksi lain.

c. Pielografi Intravena
Menilai sistem pelviokalises dan ureter, beresiko terjadi penurunan faal ginjal pada
usia lanjut, diabetes melitus dan nefropati asam urat.
d. USG
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkin ginjal , anatomi sistem pelviokalises,
dan ureter proksimal, kepadatan parenkim ginjal, anatomi sistem pelviokalises dan
ureter proksimal, kandung kemih dan prostat.
e. Renogram
Menilai fungsi ginjal kanan dan kiri , lokasi gangguan (vaskuler, parenkhim) serta sisa
fungsi ginjal
f. Pemeriksaan Radiologi Jantung
Mencari adanya kardiomegali, efusi perikarditis
g. Pemeriksaan radiologi Tulang
Mencari osteodistrofi (terutama pada falangks /jari) kalsifikasi metatastik
h. Pemeriksaan radiologi Paru
Mencari uremik lung yang disebabkan karena bendungan.
i. Pemeriksaan Pielografi Retrograde
Dilakukan bila dicurigai adanya obstruksi yang reversible
j. EKG
Untuk melihat kemungkinan adanya hipertrofi ventrikel kiri, tanda-tanda perikarditis,
aritmia karena gangguan elektrolit (hiperkalemia)
k. Biopsi Ginjal
dilakukan bila terdapat keraguan dalam diagnostik gagal ginjal kronis atau perlu
untuk mengetahui etiologinya.
l. Pemeriksaan laboratorium menunjang untuk diagnosis gagal ginjal
1) Laju endap darah
2) Urin
Volume : Biasanya kurang dari 400 ml/jam (oliguria atau urine tidak ada (anuria).
Warna : Secara normal perubahan urine mungkin disebabkan oleh pus / nanah,
bakteri, lemak, partikel koloid,fosfat, sedimen kotor, warna kecoklatan
menunjukkan adanya darah, miglobin, dan porfirin.
Berat Jenis : Kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010 menunjukkan kerusakan
ginjal berat).
Osmolalitas : Kurang dari 350 mOsm/kg menunjukkan kerusakan tubular, amrasio
urine / ureum sering 1:1

3) Ureum dan Kreatinin


Ureum:
Kreatinin: Biasanya meningkat dalam proporsi. Kadar kreatinin 10 mg/dL diduga
tahap akhir (mungkin rendah yaitu 5).
4) Hiponatremia
5) Hiperkalemia
6) Hipokalsemia dan hiperfosfatemia
7) Hipoalbuminemia dan hipokolesterolemia
8) Gula darah tinggi
9) Hipertrigliserida
10) Asidosis metabolik
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Tujuan utama penatalaksanaan pasien GGK adalah untuk mempertahankan fungsi
ginjal yang tersisa dan homeostasis tubuh selama mungkin serta mencegah atau
mengobati komplikasi (Smeltzer, 2001; Rubenstain dkk, 2007). Terapi konservatif
tidak dapat mengobati GGK namun dapat memperlambat progres dari penyakit ini
karena yang dibutuhkan adalah terapi penggantian ginjal baik dengan dialisis atau
transplantasi ginjal.
Lima sasaran dalam manajemen medis GGK meliputi :
1. Untuk memelihara fungsi renal dan menunda dialisis dengan cara mengontrol
proses penyakit melalui kontrol tekanan darah (diet, kontrol berat badan dan
obat-obatan) dan mengurangi intake protein (pembatasan protein, menjaga
intake protein sehari-hari dengan nilai biologik tinggi < 50 gr), dan
katabolisme (menyediakan kalori nonprotein yang adekuat untuk mencegah
atau mengurangi katabolisme)
2. Mengurangi manifestasi ekstra renal seperti pruritus , neurologik, perubahan
hematologi, penyakit kardiovaskuler;
3. Meningkatkan kimiawi tubuh melalui dialisis, obat-obatan dan diet;
4. Mempromosikan kualitas hidup pasien dan anggota keluarga (Black &
Hawks, 2005)

Penatalaksanaan konservatif dihentikan bila pasien sudah memerlukan dialisi


tetap atau transplantasi. Pada tahap ini biasanya GFR sekitar 5-10 ml/mnt. Dialisis
juga diiperlukan bila :

a. Asidosis metabolik yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan


b. Hiperkalemia yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan
c. Overload cairan (edema paru)
d. Ensefalopati uremic, penurunan kesadaran
e. Efusi perikardial
f. Sindrom uremia ( mual,muntah, anoreksia, neuropati) yang memburuk.

Menurut Sunarya, penatalaksanaan dari CKD berdasarkan derajat LFG nya, yaitu:

I. PENGKAJIAN FOKUS KEPERAWATAN

Pengkajian fokus yang disusun berdasarkan pada Gordon dan mengacu pada
Doenges (2001), serta Carpenito (2006) sebagai berikut :
1. Demografi.
Penderita CKD kebanyakan berusia diantara 30 tahun, namun ada juga yang
mengalami CKD dibawah umur tersebut yang diakibatkan oleh berbagai hal
seperti proses pengobatan, penggunaan obat-obatan dan sebagainya. CKD dapat
terjadi pada siapapun, pekerjaan dan lingkungan juga mempunyai peranan
penting sebagai pemicu kejadian CKD. Karena kebiasaan kerja dengan duduk /
berdiri yang terlalu lama dan lingkungan yang tidak menyediakan cukup air
minum / mengandung banyak senyawa/ zat logam dan pola makan yang tidak
sehat.
2. Riwayat penyakit yang diderita pasien sebelum CKD seperti DM, glomerulo
nefritis, hipertensi, rematik, hiperparatiroidisme, obstruksi saluran kemih, dan
traktus urinarius bagian bawah juga dapat memicu kemungkinan terjadinya
CKD.
3. Pola nutrisi dan metabolik.
Gejalanya adalah pasien tampak lemah, terdapat penurunan BB dalam kurun
waktu 6 bulan. Tandanya adalah anoreksia, mual, muntah, asupan nutrisi dan air
naik atau turun.
4. Pola eliminasi
Gejalanya adalah terjadi ketidak seimbangan antara output dan input. Tandanya
adalah penurunan BAK, pasien terjadi konstipasi, terjadi peningkatan suhu dan
tekanan darah atau tidak singkronnya antara tekanan darah dan suhu.
5. Pengkajian fisik
a. Penampilan / keadaan umum.
Lemah, aktifitas dibantu, terjadi penurunan sensifitas nyeri. Kesadaran
pasien dari compos mentis sampai coma.
b. Tanda-tanda vital.
Tekanan darah naik, respirasi riet naik, dan terjadi dispnea, nadi meningkat
dan reguler.
c. Antropometri.
Penurunan berat badan selama 6 bulan terahir karena kekurangan nutrisi,
atau terjadi peningkatan berat badan karena kelebihan cairan.
d. Kepala.
Rambut kotor, mata kuning / kotor, telinga kotor dan terdapat kotoran
telinga, hidung kotor dan terdapat kotoran hidung, mulut bau ureum, bibir
kering dan pecah-pecah, mukosa mulut pucat dan lidah kotor.
e. Leher dan tenggorok.
Peningkatan kelenjar tiroid, terdapat pembesaran tiroid pada leher.
f. Dada
Dispnea sampai pada edema pulmonal, dada berdebar-debar. Terdapat otot
bantu napas, pergerakan dada tidak simetris, terdengar suara tambahan pada
paru (rongkhi basah), terdapat pembesaran jantung, terdapat suara tambahan
pada jantung.
g. Abdomen.
Terjadi peningkatan nyeri, penurunan pristaltik, turgor jelek, perut buncit.
h. Genital.
Kelemahan dalam libido, genetalia kotor, ejakulasi dini, impotensi, terdapat
ulkus.
i. Ekstremitas.
Kelemahan fisik, aktifitas pasien dibantu, terjadi edema, pengeroposan
tulang, dan Capillary Refill lebih dari 1 detik.
j. Kulit.
Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan mengkilat /
uremia, dan terjadi perikarditis.
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan gangguan
mekanisme regulasi (CKD,AF, Sindrom Nefrotik )
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
mual muntah.
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas (edema)
4. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (anemia)
5. Resiko syok dengan faktor resiko hipotensi dan perdarahan
6. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis
7. Resiko jatuh
.
8. Rencana Asuhan Keperawatan

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan & KH Kode NIC Intervensi Keperawatan


1. Kelebihan volume cairan Tujuan: 4130 Fluid Management :
berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Kaji status cairan ; timbang berat badan,keseimbangan
penurunan gangguan selama 3x24 jam volume cairan masukan dan haluaran, turgor kulit dan adanya edema
mekanisme regulasi seimbang. 2. Batasi masukan cairan
(CKD,AF, Sindrom Nefrotik Kriteria Hasil: 3. Identifikasi sumber potensial cairan
) NOC : Fluid Balance 4. Jelaskan pada pasien dan keluarga rasional pembatasan
 Terbebas dari edema, efusi, cairan
Data Subyektif : anasarka 5. Kolaborasi pemberian cairan sesuai terapi.
- Edema kaki  Bunyi nafas bersih,tidak adanya
- Letargi dipsnea 2100 Hemodialysis therapy
- Sakit kepala  Memilihara tekanan vena sentral, 1. Ambil sampel darah dan meninjau kimia darah
- Peningkatan berat tekanan kapiler paru, output (misalnya BUN, kreatinin, natrium, pottasium, tingkat
badan jantung dan vital sign normal. phospor) sebelum perawatan untuk mengevaluasi respon
Data Obyektif : thdp terapi.
- Asites 2. Rekam tanda vital: berat badan, denyut nadi,
- Penurunan serum pernapasan, dan tekanan darah untuk mengevaluasi
natrium respon terhadap terapi.
- Peningkatan serum 3. Sesuaikan tekanan filtrasi untuk menghilangkan jumlah
natrium yang tepat dari cairan berlebih di tubuh klien.
- Kejang 4. Bekerja secara kolaboratif dengan pasien untuk
- Koma menyesuaikan panjang dialisis, peraturan diet,
keterbatasan cairan dan obat-obatan untuk mengatur
cairan dan elektrolit pergeseran antara pengobatan
2 Gangguan nutrisi kurang Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1100 Nutritional Management
dari kebutuhan tubuh b.d selama 3x24 jam nutrisi seimbang dan 1. Monitor adanya mual dan muntah
anoreksia mual muntah. adekuat. 2. Monitor adanya kehilangan berat badan dan perubahan
Data Subyektif : Kriteria Hasil: status nutrisi.
- Diare NOC : Nutritional Status 3. Monitor albumin, total protein, hemoglobin, dan
- Kiurang makanan  Nafsu makan meningkat hematocrit level yang menindikasikan status nutrisi dan
- Kurang minat  Tidak terjadi penurunan BB untuk perencanaan treatment selanjutnya.
terhadap makanan  Masukan nutrisi adekuat 4. Monitor intake nutrisi dan kalori klien.
- Menghindari  Menghabiskan porsi makan 5. Berikan makanan sedikit tapi sering
makanan  Hasil lab normal (albumin, kalium) 6. Berikan perawatan mulut sering
Data Obyektif : 7. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet sesuai
- Hidrasi terapi
- Tonus otot menurun
- Membran mukosa
pucat

3 Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3350 Respiratory Monitoring
berhubungan dengan selama 1x24 jam pola nafas adekuat. 1. Monitor rata – rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi
hambatan upaya nafas Kriteria Hasil: 2. Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan
(edema) NOC : Respiratory Status otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan
Data Subyektif :  Peningkatan ventilasi dan intercostal
- Dipsneu oksigenasi yang adekuat 3. Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul,
- Takipneu  Bebas dari tanda tanda distress hiperventilasi, cheyne stokes
- Pernafasan bibir pernafasan 4. Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak
- Keletihan  Suara nafas yang bersih, tidak ada adanya ventilasi dan suara tambahan
Data Obyektif : sianosis dan dyspneu (mampu 3320 Oxygen Therapy
- Pernafasan cuping mengeluarkan sputum, mampu 1. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya crakles
hidung bernafas dengan mudah, tidak ada 2. Ajarkan pasien nafas dalam
pursed lips) 3. Atur posisi senyaman mungkin

 Tanda tanda vital dalam rentang 4. Batasi untuk beraktivitas

normal 5. Kolaborasi pemberian oksigen

4 Keletihan berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan 0180 MANAJEMEN ENERGI


dengan kondisi fisiologis selama 3x24 jam keletihan berkurang 1. Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan
(anemia) NOC : NUTRITIONAL STATUS : kelelahan sesuai dengan korteks usia dan
ENERGY perkembangan
Data Subyektif : Kriteria Hasil: 2. Gunakan instrument yang valid untuk mengukur
- Mengantuk - Memverbalisasikan kelelahan
- Mengatakan lelah peningkatan energi dan merasa 3. Tentukan persepsi atau orang terrdekat pasien
- Lesu lebih baik mengenai penyebab kelelahan
Data Obyektif : - Isyirahat cukup 4. Pilh intervensi untuk mengurangi kelelahan baik
- Anemia - Tanda tanda vital dalam batas secara farmakologis maupun non farmakologis
- Letargi normal 5. Monitor intaje dan ouput nutrisi pasien untuk
- Malaise mengetahua sumber ebnergi yang adekuat
- Perubahan status 6. Instruksikan pasien atau keluarga untumk mengenali
nutrisi tanda dan gejala kelelahan
5 Resiko syok dengan faktor Setelah dilakukan asuhan keperawatan 4250 SYOK MANAJEMENT
resiko hipotensi dan selama 3x24 syok berkurang 1. Monitor tanda tanda vital
perdarahan Noc : Syok manajemen 2. Buat dan pertahankan jalan nafas sesuai kebutuhan
Data subyektif : Kriteria Hasil: 3. Berikan oksigen atau ventilasi mekanik sesuai
- Hipotensi - Tanda tanda vital dalam batas kebutuhan
- Hipoksia normal 4. Monitor EKG
Data obyektif : - Hasil laboratorium seperti 5. Monitor timbulnya gagal nafas (misalnya rendahnya
- Syok hipovolemi natrium, kalium, klorida, PaO2. Peningkatan PaCO2)
- Hipoksemia kalsium, magnesium dan PH 6. Monitor status cairan termasuk BB per hari,ouput
- Infesi darah dalam batas normal urin, dan intake
- Sepsis 7. Monitor fungsi ginal ( nilai urea, dan kreatinin )
8. Berika terapi lanutan pengganti renal atau
hemodialisis sesuai kebutuhan
6 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1400 PAIN MANAJEMENT
dengan agens cedera selama 3x24 melaporkan nyeri 1. Lakukan pengkajian secara komprehensif baik
biologis berkurang lokasi, frekuensi, durasi, karakteristik dan intensitas
Data Subyektif : NOC : PAIN LEVEL 2. Kaji pengalaman nyeri masa lampau
- Distres nyeri Kriteria hasil : 3. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
- Melaporkan nyeri - Mampu mengontrol nyeri ( 4. Ajarkan pasien untuk menggunakan teknik non
secara verbal tahu penyebab nyeri, mampu farmakologi
Data Obyektif : menggunakan teknik on 5. Kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi
- Ansietas farmakologi untuk mengurangi nyeri
- Mengekspresikan nyeri, dan mencari bantuan)
perilaku ( menangis, - Melaporakan bahwa nyeri
meringis,merengek berkurang dengan
dan gelisah ) menggunakan manajemen
nyeri
- Mampu mengenali nyeri (
skala, intensistas, frekuensi
dan tanda nyeri
- Menyatakan rasa anyaman
setelah nyeri berkurang

7 Resiko Jatuh Setelah dilakukan asuhan keperawatan 6490 PENCEGAHAN JATUH


Data subyektif : selama 3x24 jam resiko jatuh 1. Identifikasi kekurangan baik kognitif atau fisik dari
- Faktor biologis ( berkurang pasien yang mungkin meningkatkan potensi jatuh
tingkat imunisasi NOC : RISK KONRTOL pada lingkungan tertentu
komu itas , Kriteria Hasil : 2. Indentifikasi perilaku dan faktor yang mempengaruhi
miroorganisme ) - Pasien terbetas dari resiko resiko jatuh
- Zat kimia jatuh 3. Ajrkan paasin bagaimana jika jatuh untuk
Data Obyektif - Pasien manpu menejlaskan meminimalkan cedera
- Jatuh sat berdiri faktor resiko terjadinya jatuh 4. Gunakan pegangan tangan yang panjang untuk
- Jatuh saat berjalan - Mampu mendemonstrasikan mencegah terjadinya jatuh dari tempat tidur
- Jatuh saat naik gaya hidup untuk mencegah 5. Sediakan pencahayaan yang cukup dalam rangka
tangga terjadinya hjatuh meningaikatkan pandangan
- Jatuh dari tempat
tidur
- Jatuh saat
dipindahkan
PATHWAY
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Dialisis Pada Diabetes Melitus. http://internis.files.wordpress.com/2011/01/dialisis-


pada-diabetes-melitus.pdf diakses pada tanggal 23 Februari 2014

Anita dkk. Penggunaan Hemodialisis pada Bidang Kesehatan yang Memakai Prinsip Ilmu
Fisika. http://dc128.4shared.com/doc/juzmT0gk/preview.html diakses pada tanggal 23
Februari 2014

Bakta, I Made & I Ketut Suastika,. Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam. Jakarta : EGC.
1999

Black, Joyce M. & Jane Hokanson Hawks. Medical Surgical Nursing Clinical Management
for Positive Outcome Seventh Edition. China : Elsevier inc. 2005

Bulechek, Gloria M., Butcher, Howard K., Dotcherman, Joanne M. Nursing Intervention
Classification (NIC). USA: Mosby Elsevier. 2008.

Herdinan, Heather T. Diagnosis Keperawatan NANDA: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.


Jakarta: EGC. 2012.

Johnson, M. Etal. Nursing Outcome Classification (NOC). USA: Mosby Elsevier. 2008.

Nahas, Meguid El & Adeera Levin. Chronic Kidney Disease: A Practical Guide to
Understanding and Management. USA : Oxford University Press. 2010

Price, Sylvia A. & Lorraine M. Wilson. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta : EGC. 2002

Smeltzer, S. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Volume 2 Edisi
8. Jakarta : EGC. 2001

Sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2006

Nb : tulisan bold diganti diagnosa

Anda mungkin juga menyukai

  • Diabetes
    Diabetes
    Dokumen12 halaman
    Diabetes
    ita
    Belum ada peringkat
  • Pai
    Pai
    Dokumen7 halaman
    Pai
    ita
    Belum ada peringkat
  • Analisis Jurnal
    Analisis Jurnal
    Dokumen3 halaman
    Analisis Jurnal
    ita
    Belum ada peringkat
  • Fafa
    Fafa
    Dokumen15 halaman
    Fafa
    ita
    Belum ada peringkat
  • Fafa
    Fafa
    Dokumen8 halaman
    Fafa
    ita
    Belum ada peringkat
  • Glaukoma
    Glaukoma
    Dokumen15 halaman
    Glaukoma
    ita
    Belum ada peringkat
  • Definisi Polio
    Definisi Polio
    Dokumen10 halaman
    Definisi Polio
    ita
    Belum ada peringkat
  • KPD New
    KPD New
    Dokumen9 halaman
    KPD New
    ita
    Belum ada peringkat
  • Sop Rom Pasif Dan Rom Aktif
    Sop Rom Pasif Dan Rom Aktif
    Dokumen2 halaman
    Sop Rom Pasif Dan Rom Aktif
    ita
    Belum ada peringkat
  • Anemia Pada Lansia
    Anemia Pada Lansia
    Dokumen5 halaman
    Anemia Pada Lansia
    ita
    Belum ada peringkat
  • HD 2 Fiks
    HD 2 Fiks
    Dokumen19 halaman
    HD 2 Fiks
    ita
    Belum ada peringkat
  • Fafa
    Fafa
    Dokumen15 halaman
    Fafa
    ita
    Belum ada peringkat
  • CKR TN Asad
    CKR TN Asad
    Dokumen11 halaman
    CKR TN Asad
    ita
    Belum ada peringkat
  • Analisis Jurnal Maternitas
    Analisis Jurnal Maternitas
    Dokumen5 halaman
    Analisis Jurnal Maternitas
    ita
    Belum ada peringkat
  • Pai
    Pai
    Dokumen7 halaman
    Pai
    ita
    Belum ada peringkat
  • Landasan Teori TAKS 2003
    Landasan Teori TAKS 2003
    Dokumen7 halaman
    Landasan Teori TAKS 2003
    ita
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    ita
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen17 halaman
    Bab Ii
    ita
    Belum ada peringkat
  • Ita
    Ita
    Dokumen1 halaman
    Ita
    ita
    Belum ada peringkat
  • Halaman 1
    Halaman 1
    Dokumen23 halaman
    Halaman 1
    ita
    Belum ada peringkat
  • Jawaban Ita
    Jawaban Ita
    Dokumen2 halaman
    Jawaban Ita
    ita
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen17 halaman
    Bab Ii
    ita
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Dokumen4 halaman
    Latar Belakang
    ita
    Belum ada peringkat
  • Proposal TAK
    Proposal TAK
    Dokumen8 halaman
    Proposal TAK
    ita
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen17 halaman
    Bab Ii
    ita
    Belum ada peringkat
  • Cover Drupadi
    Cover Drupadi
    Dokumen1 halaman
    Cover Drupadi
    ita
    Belum ada peringkat