Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN ARTIKEL TELAAH JOURNAL READING

PENGARUH OPERAN DENGAN METODE SBAR TERHADAP PENDOKUMETASIAN


IMPLEMNTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG
FLAMBOYAN II DI RSUD KOTA SALATIGA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Manajemen Asuhan Keperawatan

Disusun Oleh :

Ni Made Dwi Parwati 22020117220062

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
PENGARUH OPERAN DENGAN METODE SBAR TERHADAP PENDOKUMETASIAN

IMPLEMNTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG

FLAMBOYAN II DI RSUD KOTA SALATIGA

A. Informasi citasi
1. Pengarang : Dilla Fitri Lestari
Maria Suryani
Wulandari Meikawati
2. Tahun : 2014
3. Judul artikel : Pengaruh Operan dengan metode

SBAR terhadap pendokumentasian implementasi dan

evaluasi asuhan keperawatan di ruang Flamboyan II

RSUD Kota Salatiga


4. Penerbit/ nama jurnal : Jurnal Ilmu keperawatan dan Kebidanan
5. Volume :-
6. Issue/no :-
7. Halaman : 1-15

B. Latar belakang :
Keselamatan pasien merupakan aspek penting dalam pelayanan yang
diberikan oleh Rumah Sakit. World Health Organization (WHO) Collaborating
Center for Patient Safety Solutions bekerjasama dengan Joint Commision
International (JCI) pada tahun 2005 telah memasukan masalah keselamatan pasien
dengan menerbitkan enam program kegiatan keselamatan pasien dan sembilan solusi
keselamatan pasien di rumah sakit pada tahun 2007. Komunikasi efektif merupakan
komponen penting untuk meningkatkan keselamatan pasien. Keselamatan pasien
dapat terwujud apabila adanya komunikasi yang efektif sesama tenaga medis
kesehatan. Transfer informasi dari satu tenaga kesehatan ke tenaga kesehatan lainnya
dalam satu sistem layanan kesehatan merupakan komponen yang penting dalam
pelayanan kesehatan dan peningkatan keselamatan pasien. SBAR merupakan metode
komunikasi yang digunakan dalam operan yang mencakup semua informasi tentang
asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan dokumentasi
sebagai sumber informasi. Komunikasi yang kurang menjadi salah satu faktor
kesalahan dalam pelaporan sangat penting untuk diperbaiki. Kegiatan
pendokumentasian keperawatan yang terjadi saat ini masih banyak menemui berbagai
hambatan yang mengakibatkan asuhan keperawatan yang tidak optimal. Pelaksanaan
pendokumentasian asuhan keperawatan masih belum dilakukan secara keseluruhan
sehingga dapat menyebabkan tumpang tindih informasi dalam pemberian asuhan
keperawatan. Komunikasi yang kurang efektif akan berdampak pada pelaporan
kondisi pasien seperti informasi kurang dapat dipahami dan kurang lengkap. Proses
komunikasi efektif melalui metode SBAR merupakan suatu kegiatan yang rutin
dilakukan di semua pengaturan perawatan. Ketepatan dalam komunikasi terkait
dengan kondisi pasien menjadi faktor utama karena berkaitan dengan keselamatan
pasien.

C. Tujuan penelitian / studi : Untuk mengetahuhi pengaruh Operan dengan metode

SBAR terhadap pendokumentasian implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan di

ruang Flamboyan II RSUD Kota Salatiga


D. Pertanyaan penelitian : Tidak tercantum
E. Desain penelitian : Quasi experimental one grup pre-post test
F. Metodologi penelitian
1. Lokasi penelitian : Ruang Flamboyan 2 RSUD Kota Salatiga
2. Karakteritik responden : Tidak tercantum
3. Jumlah responden : 12 Orang
4. Teknik sampling : Total sampling
5. Variabel yang diukur : metode SBAR dokumentasi implementasi dan

evaluasi asuhan keperawatan


6. Metode pengumpulan data : Observasi dan Dokumentasi
- Observasi dalam pengumpulan data berbeda dengan kegiatan pengamatan

biasa, dilakukan dengan perhatian khusus dan dilakukan secara sistematis


- Dokumentasi dalam pengumpulan data menggunakan lembar checklist

tentang operan yang harus diamati

7. Reliabilitas dan validitas instrument yang digunakan: Tidak tercantum


8. Uji statistik yang digunakan : Uji Marginal Homogeneity
G. Hasil penelitian
 Tidak ada pengaruh operan dengan metode SBAR terhadap kelengkapan

pendokumentasian implementasi asuhan keperawatan, didapatkan nilai ρ value

0,157 (>0,05)
 Tidak ada pengaruh operan dengan metode SBAR terhadap ketepatan

pendokumentasian implementasi asuhan keperawatan , didapatkan nilai ρ value

0,157 (>0,05)
 Ada pengaruh operan dengan metode SBAR terhadap kelengkapan

pendokumentasian evaluasi asuhan keperawatan, didapatkan nilai ρ value 0,046

(<0,05), dan
 Tidak ada pengaruh operan dengan metode SBAR terhadap ketepatan

pendokumentasian evaluasi asuhan keperawatan, didapatkan nilai ρ value 0,083

(>0,05)
H. Implikasi hasil penelitian
Hasil penelitian ini menjadi bahan pertimbangan rumah sakit untuk
meningkatkan komunikasi SBAR sehingga dapat melakukan suatu pencapaian
pendokumetasian yang lebih baik. Rumah sakit juga dapat melakukan kegiatan
sosialisasi terkait komunikasi SBAR kepada tenaga kesehatan terkait khususnya
kemampuan perawat, sosialisasi dilakukan bertujuan agar meningkatkan kemampuan
komunikasi SBAR sehingga kelengkapan dokumentasi terkait kondisi pasien dapat
terkontrol dan tidak terjadi kesenjangan antara dokumentasi dan implemtasi yang telah
dilaksanakan.
Adanya supervisi kepala ruang selaku pemimpin tiap ruangan sehingga dengan
adanya supervise dapat meningkatkan kepatuhan perawat dalam melakukan operan
dengan menggunakan komunikasi SBAR secara lengkap dan tepat terkait kondisi
pasien sehingga sasaran kesalamatan pasien dapat tercapai. Kemudian adanya
pemberian reward kepada perawat dapat meningkatkan motivasi perawat dalam
melakukan pendokumentasian kelengkapan komunikasi SBAR saat operan secara
tepat sehingga pemberian informasi penanggungjawaban kepada perawat selanjutnya
dapat dipahami dan di tindaklanjuti terkait kondisi pasien terkini.

I. Kekuatan penelitian
Dalam penelitian dijelaskan terkait faktor – faktor yang mempengaruhi dalam
pendokumentasi kemunikasi SBAR keperawatan, memperbaiki komunikasi sama
dengan memperbaiki keamanan pasien. Dalam penelitian ini di dukung dengan Hasil
penelitian Chaboyer, McMurray dan Wallis (2007, dalam Sugiharto, Keliat & Sri,
2012, hlm.12) di Australia dan sejumlah negara lain menunjukan bahwa kurang lebih
30% aktifitas keperawatan bergantung dari komunikasi. Apabila komunikasi dan
pengetahuan perawat baik, layanan yang diberikan akan lebih efisien dan efektif.
Sebaliknya, apabila komunikasi yang diberikan buruk, maka hasil akhir yang
didapatpun akan buruk. Sehingga hal ini akan berdampak pada keselamatan pasien
yang akan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
Penelitian ini menggunakan metode observasi dan dukemntasi kepada perawat
sehingga dapat mengetahui informasi tentang perawat dan melihat secara langsung
kejadian yang terjadi dilapangan terkait sasaran keselamatan pasien dalam hal ini
komunikasi SBAR terkait kondisi pasien saat operan.
Penelitian ini dapat menjadi solusi metode yang dapat digunakan untuk
meningkatkan motivasi dan pemahaman perawat terkait dengan kelengkapan dalam
pendokmentasian implementasi dan evaluasi SBAR saat operan.

J. Keterbatasan penelitian
1. Pada penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan diantaranya yaitu hasil uji

validitas dan realibilitas tidak dijelaskan


2. Kriteria inklusi dan eksklusi responden, serta tidak dijelaskan secara rinci

prosedur penelitiannya

K. Analisis kejadian berdasarkan di Lapangan


Penerapan operan dengan metode SBAR selama praktik , metode SBAR sudah

berjalan dengan baik meskipun belum dilakukan secara maksimal karena mengubah

kebiasaan pada suatu ruangan merupakan hal yang sulit. Operan dilakukan dengan

keliling pada tiap-tiap ruangan sesuai dengan tim masing – masing ke tempat tidur

klien pada pagi dan siang hari, sedangkan pada malam hari terkadang operan

dilakukan di nurse station. Perawat melakukan operan hanya dengan menggunakan

buku operan yang telah ditulis data-data klien secara umum, namun kurang

memperhatikan aspek kelengkapan dan aspek keperawatan. Perawat juga tidak

melihat kelengkapan dokumen asuhan keperawatan ketika operan, sehingga

kelengkapan dokumentasi tidak dapat terkontrol dengan tepat.


Pendokumentasian asuhan keperawatan, khususnya implementasi dan evaluasi
keperawatan masih kurang lengkap. Pada pendokumentasian implementasi
keperawatan, perawat sering melakukan kesalahan. Adanya catatan perkembangan
yang sudah ditulis sebelum waktunya dan duplikasi catatan perkembangan hari demi
hari. Perawat belum secara lengkap mendokumentasikan hal-hal apa saja yang sudah
dilakukan, sehingga terjadi kesenjangan antara dokumentasi dan implementasi yang
telah dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan kendala dalam operan bahwa kendala-
kendala yang sering terjadi dalam operan meliputi waktu yang terlalu lama, adanya
interupsi, perawat yang pulang terlebih dulu sebelum operan, serta mobilisasi status
pasien, dokumentasi yang belum lengkap, persiapannya yang rumit, memakan waktu
dan dari jenjang pendidikan serta usia memperngaruuuhhhi perrrawwwat dalam
melakukan pendokumentasian implemtasi dan evaluasi SBAR secara lengkap dan
tepat.
Komunikasi SBAR antar perawat baik saat transfer pasien atau pada saat di
runagan belum diterapkan secara optimal. Hal ini dikarenakan ada perbedaan
persepasi perawat terhadap komponen SBAR yaitu komponen Assesment. Perawat
memiliki perbedaan pendapat terhadap pemahaman komponen Assesment. Beberapa
perawat berpendapat komponen SBAR meliputi Situation, Background, Analysis, dan
Recomendation. Perbedaan pendapat terkait komponen SBAR mempengaruhi proses
komunikasi meskipun sudah terdapat lembaran SOP komunikasi SBAR.
Komunikasi yang kurang efektif akan berdampak pada pelaporan kondisi pasien
seperti informasi kurang dapat dipahami dan kurang lengkap. Masalah yang terkadang
terjadi akibat komunikasi yang kurang efektif adalah informasi yang disampaikan
kurang jelas dan mengakibatkan perawat menghubungi perawat sebelumnya kembali
untuk memvalidasi informasi terkait kondisi pasien.
Jurnal ini menjelaskan tentang perawat tidak mendokumentasikan hal – hal
apa saja yang dilakukan, sehingga terjadi kesejangan antara dokumentasi dan
implementasi yang telah dilaksanakan. Pada tahap evaluasi di bagian assessment
banyak perawat yang tidak menganalisis mengapa masalah yang muncul tetap ada,
sehingga pada tahap plaining perawat tidak meodifikasi intervensi yang ada.

Pada penelitian ini, peneliti meneliti tentang pengaruh operan dengan metode
SBAR terhadap pendokumentasian implementasi dan evaluasi keperawatan. Data
tentang kelengkapan dan ketepatan implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan
diambil sebelum dan setelah penerapan metode SBAR dalam operan. Sebelum
penerapan metode SBAR dalam operan, pendokumentasian implementasi dan
evaluasi keperawatan masih banyak yang tidak lengkap dan tidak tepat.

Kelengkapan implementasi keperawatan yang terendah terletak pada aspek


penulisan nama perawat. Masih banyak perawat yang tidak menuliskan nama terang
pada saat mendokumentasikan implementasi asuhan keperawatan. Hal ini disebabkan
karena kebiasaan perawat yang jarang menuliskan nama terang setelah mereka
menulis tanda tangan.

Selain itu dalam penelitian ini, pengaruh metode SBAR terhadap dokumentasi
implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan terlihat karena berbagai hal faktor-
faktor yang mempengaruhi dokumentasi keperawatan dalam hal ini yaitu: beban
kerja, waktu, ketrampilan perawat, pengalaman kerja perawat, pendidikan. Jurnal ini
diharapkan menjadi alternative solusi serta untuk kedepanya perlu adanya supervise
kepala ruang untuk meningkatkan pemahaman dan pentingnya komunikasi SBAR
yang dilakukan oleh perawat kepada perawat atau tim keehatan terkait.

L. Kesimpulan
Komunikasi antar perawat pada pergantian shift, harus dapat dimaksimalkan.

SBAR hanyalah salah satu metode komunikasi yang dapat membantu

mengkomunikasikan informasi tentang klien, bukan hanya dilihat sebelum operan

dengan metode SBAR setelah operan dengan metode SBAR dari aspek medis saja,

akan tetapi dilihat dari aspek asuhan keperawatan. SBAR dapat digunakan untuk

membantu mempermudah operan karena SBAR dapat membantu perawat

mengurutkan tahapan apa saja yang harus dioperkan sehingga informasi tentang klien

tidak ada yang terlewatkan.


Diharapkan rumah sakit dapat meningkatkan komunikasi SBAR, baik pada

saat di ruangan maupun saat transfer pasien ataupun terkait kondisi pasien dengan

meningkatkan komponen komunikasi SBAR. Perawat dapat meningkatkan

kemampuan komunikasi SBAR dengan cara perawat sebaiknya memahami terlebih


dahulu pengertian komunikasi SBAR, manfaat SBAR pasien, prosedur komunikasi

SBAR baik pada saat transfer pasien, tindakan pasien dan pemeriksaan lanjutan dan

intervensi yang dilakukan. Perawat dapat memahami pentingnya komunikasi SBAR

dapat menerapkan komunikasi SBAR pasien dengan lengkap dan tepat. Perawat yang

bekerja di ruang rawat inap rumah sakit hendaknya benar- benar memahami tentang

asuhan keperawatan, sehingga operan dapat dilakukan dengan baik dan tidak bingung

untuk mengoperkan tentang informasi yang berkaitan dengan asuhan keperawatan

yang diberikan kepada klien, mulai dari pengkajian, sampai evaluasi.


Adanya peran kepala ruang hendaknya senantiasa dapat memaksimalkan

fungsinya sebagai motivator dan controlling/pengawasan untuk terus memotivasi

perawat, sehingga perawat mempunyai motivasi kerja tinggi dan dapat melakukan

asuhan keperawatan dengan baik, termasuk pelaksanaan operan dan

pendokumentasian asuhan keperawatan secara benar dan terstruktur.

Anda mungkin juga menyukai

  • ASUHAN KEPERAWATAN Made 2A
    ASUHAN KEPERAWATAN Made 2A
    Dokumen67 halaman
    ASUHAN KEPERAWATAN Made 2A
    nimadedwiparwati
    Belum ada peringkat
  • Analisa Igd
    Analisa Igd
    Dokumen14 halaman
    Analisa Igd
    nimadedwiparwati
    Belum ada peringkat
  • Analisa Igd
    Analisa Igd
    Dokumen14 halaman
    Analisa Igd
    nimadedwiparwati
    Belum ada peringkat
  • Analisa Igd
    Analisa Igd
    Dokumen14 halaman
    Analisa Igd
    nimadedwiparwati
    Belum ada peringkat
  • Penurunan Tik
    Penurunan Tik
    Dokumen1 halaman
    Penurunan Tik
    nimadedwiparwati
    Belum ada peringkat
  • Anatomi
    Anatomi
    Dokumen4 halaman
    Anatomi
    nimadedwiparwati
    Belum ada peringkat
  • Angket Orang Tua
    Angket Orang Tua
    Dokumen4 halaman
    Angket Orang Tua
    nimadedwiparwati
    Belum ada peringkat
  • Terapi Modalitas
    Terapi Modalitas
    Dokumen7 halaman
    Terapi Modalitas
    nimadedwiparwati
    Belum ada peringkat
  • Kontrak Pembelajaran
    Kontrak Pembelajaran
    Dokumen1 halaman
    Kontrak Pembelajaran
    nizam fadil
    Belum ada peringkat
  • SNH
    SNH
    Dokumen17 halaman
    SNH
    nimadedwiparwati
    Belum ada peringkat
  • Askep
    Askep
    Dokumen65 halaman
    Askep
    nimadedwiparwati
    Belum ada peringkat
  • Askep KMB
    Askep KMB
    Dokumen70 halaman
    Askep KMB
    nimadedwiparwati
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan LMNH
    Asuhan Keperawatan LMNH
    Dokumen81 halaman
    Asuhan Keperawatan LMNH
    nimadedwiparwati
    Belum ada peringkat
  • Planning
    Planning
    Dokumen2 halaman
    Planning
    nimadedwiparwati
    Belum ada peringkat
  • Pre Planning
    Pre Planning
    Dokumen15 halaman
    Pre Planning
    nimadedwiparwati
    Belum ada peringkat
  • Panti Poa
    Panti Poa
    Dokumen5 halaman
    Panti Poa
    nimadedwiparwati
    Belum ada peringkat
  • Translate
    Translate
    Dokumen4 halaman
    Translate
    nimadedwiparwati
    Belum ada peringkat
  • SNH
    SNH
    Dokumen17 halaman
    SNH
    nimadedwiparwati
    Belum ada peringkat
  • Panti Poa
    Panti Poa
    Dokumen5 halaman
    Panti Poa
    nimadedwiparwati
    Belum ada peringkat
  • KONFEREN
     KONFEREN
    Dokumen10 halaman
    KONFEREN
    nimadedwiparwati
    Belum ada peringkat
  • Partografi
    Partografi
    Dokumen1 halaman
    Partografi
    Muhammad Yusup
    Belum ada peringkat
  • Kontrak Pembelajaran
    Kontrak Pembelajaran
    Dokumen1 halaman
    Kontrak Pembelajaran
    nizam fadil
    Belum ada peringkat
  • SNH
    SNH
    Dokumen17 halaman
    SNH
    nimadedwiparwati
    Belum ada peringkat
  • Format Askep
    Format Askep
    Dokumen29 halaman
    Format Askep
    nimadedwiparwati
    Belum ada peringkat
  • Z Score
    Z Score
    Dokumen1 halaman
    Z Score
    nimadedwiparwati
    Belum ada peringkat
  • Sttemiii
    Sttemiii
    Dokumen11 halaman
    Sttemiii
    nimadedwiparwati
    Belum ada peringkat
  • Format Askep Neonatus
    Format Askep Neonatus
    Dokumen17 halaman
    Format Askep Neonatus
    Jefri Nugroho
    Belum ada peringkat
  • Format Antenatal
    Format Antenatal
    Dokumen11 halaman
    Format Antenatal
    nimadedwiparwati
    Belum ada peringkat
  • Planning
    Planning
    Dokumen2 halaman
    Planning
    nimadedwiparwati
    Belum ada peringkat