Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol: 3, No. 2, November 2015; Korespondensi : Sujud Priono Jl.
Bayam No. 22 RT 4 RW2 Bumiayu Malang. Email :priono.sujud@gmail.com Telp.082234603781
www.jik.ub.ac.id
119
PENDAHULUAN akan diproses di dalam sistem perilaku sehingga
menghasilkan dorongan atau motivasi untuk
Stroke adalah penyakit yang memiliki resiko
berperilaku. Dorongan atau motivasi ini akan
kematian dan kecacatan. Stroke menduduki
terealisasi menjadi perilaku apabila ada
peringkat ke-2 penyebab kematian setelah
keadaan atau kondisi yang sesuai.
penyakit jantung iskemik (Lopez, 1996).
Diperkirakan stroke menyumbang 5,5 juta Penelitian Komolafe (2015) yang dilakukan pada
kematian di seluruh dunia, setara dengan 9,6 703 responden guru dan siswa tentang
persen dari semua kematian (World Health keputusan apa yang akan mereka ambil ketika
Organization, 2002). Diperkirakan 50 juta mereka melihat adanya serangan stroke yang
penderita stroke di seluruh dunia menghadapi terjadi di sekitar mereka hasilnya menunjukkan
permasalahan fisik, kognitif, dan defisit jawaban terbanyak responden akan membawa
emosional, dan 25 persen sampai 74 persen penderita stroke ke Rumah Sakit (41,4%).
dari korban ini membutuhkan bantuan atau Namun faktor-faktor apa saja yang
sepenuhnya tergantung pada pengasuh untuk mempengaruhi keputusan tersebut belum di
aktivitas hidup sehari-hari (Activity Daily Living/ teliti.
ADL) (Elaine L. Miller, 2010). Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu (RSKH)
Serangan stroke cenderung meningkat dari adalah satu-satunya Rumah Sakit pemerintah di
waktu ke waktu. Di Amerika Serikat, kejadian kota Batu yang memiliki ruang rawat neurologi.
stroke baru atau stroke berulang adalah sekitar Berdasar data kunjungan penderita di UGD
795 000 per tahun, dan kejadian stroke bagi (Unit Gawat Darurat) RSKH terdapat sebanyak
individu yang berusia di atas 20 tahun 212 penderita stroke yang dibawa ke RSKH pada
diperkirakan 6,5 juta orang (Lloyd-Jones D et al, tahun 2014 (Rumah Sakit Paru Batu, 2014).
2009 dalam Elaine L. Miller, 2010). Di Indonesia Kasus stroke di UGD RSKH ini adalah kasus P1
stroke menunjukkan ada peningkatan sebesar (Prioritas 1) terbanyak dibanding kasus P1
45,8% dalam kurun waktu 5 tahun dari tahun lainnya.
2008 sampai dengan tahun 2013 (Badan Dengan adanya fenomena penderita stroke
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan merupakan kasus P1 terbanyak di UGD RSKH,
Kementerian Kesehatan RI, 2013). dan belum ada penelitian tentang faktor-faktor
Pertolongan terbaik yang diberikan pada apa saja yang berpengaruh maka perlu
penderita stroke adalah dengan segera dilakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
membawa penderita tersebut ke Rumah Sakit berpengaruh terhadap realisasi tindakan
(PERDOSSI, 2007). Dengan segera membawa membawa penderita stroke ke UGD RSKH
penderita stroke ke Rumah Sakit diharapkan dengan pendekatan Behavioral System Model
resiko kecacatan ataupun kematian dari dimana faktor yang diteliti adalah faktor belajar,
penderita stroke akan turun. pengalaman dan dukungan sosial.
Johnson (2010) dalam konsep Behavioral METODE
System Modelnya menyebutkan ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi perilaku Penelitian ini merupakan penelitian tentang
seseorang apabila orang tersebut mengalami faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
masalah kesehatan, baik yang dialami oleh diri realisasi tindakan membawa penderita stroke
sendiri ataupun dialami oleh orang lain. Faktor ke UGD RSKH dengan pendekatan Behavioral
tersebut antara lain faktor belajar, faktor System Model (BSM) dimana faktor tesebut
pengalaman, dan faktor dukungan sosial. Dalam adalah faktor belajar, pengalaman dan
konsepnya Johnson menyampaikan faktor- dukungan sosial. Rancangan yang digunakan
faktor ini merupakan bagian dari stressor adalah rancangan analisis sewaktu (cross
internal yang dapat menjadi masukan bagi sectional), dengan menggunakan kuesioner
sistem perilaku seseorang. Faktor-faktor ini tentang faktor belajar, faktor pengalaman, dan
www.jik.ub.ac.id
121
sedikit adalah suami yaitu 7% atau 10 orang. responden. Sedangkan paling kecil melalui
melihat seminar atau talk show sebesar 14%
atau 20 reponden.
www.jik.ub.ac.id
123
Gambar 11 menunjukkan sebagian besar dari Gambar 12. Distribusi Responden yang
responden yang mengetahui tentang stroke mengetahui tentang stroke dari
berasal dari materi dari berita yaitu 16% Tenaga Kesehatan (Sumber: Data
responden atau 22 orang. Sebagian kecil primer terolah, 2015)
responden mengetahui tentang stroke dari
internet melalui film/drama dan seminar/ Gambar 13 menunjukkan Bentuk informasi
talkshow yaitu 3 orang atau 2%. terbanyak yang diterima responden adalah
berupa penyuluhan, yaitu sebesar 24% atau 33
orang. Sedangkan bentuk informasi yang paling
sedikit yang diterima responden adalah bentuk
seminar atau kegiatan lain yaitu sebesar 3%
atau 4 orang.
Gambar 16. Distribusi faktor dukungan sosial Gambar 18. Distribusi Keputusan Responden
terhadap adanya kejadian stroke Apabila menemukan kembali
(Sumber: Data primer terolah, 2015) kejadian stroke (Sumber: Data
primer terolah , 2015)
www.jik.ub.ac.id
125
Tabel 1. Hasil uji hubungan antara faktor NO. VARIABEL NILAI KESIMPULAN
belajar, faktor pengalaman dan faktor α
dukungan sosial terhadap realisasi tndakan 1 Belajar 0.011 Signifikan
membawa penderita stroke ke UGD RSKH
2 Pengalaman 0.065 Tidak signifikan
NO VARIABEL NILAI α KESIMPULAN
3 Dukungan 0.015 Signifikan
1 Belajar 0,000 Signifikan sosial
www.jik.ub.ac.id
127
Komolafe MA, A. O. (2015). Awareness of Rumah Sakit Paru Batu. (2014). Laporan
Stroke Risk Factors and Warning Signs in Tahunan Rumah Sakt Paru Batu tahun
Nigerian Adolescents Compared with 2014. Batu: Rumah Sakit Paru Batu.
Adults. Journal of Stroke and Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset
Cerebrovascular Diseases , 1-7. Keperawatan,cetakan pertama.
Lloyd-Jones D, A. R. (2009). Heart disease and Yogyakarta: Graha Ilmu.
stroke statistics–2009: a report from the Suprastiyo, A. (2010). Peran Kepala Desa Dalam
American Heart Association Statistics Pemberdayaan Masyarakat.
Committee and Stroke Statistics unigoro.ac.id , 1-9.
Subcommittee [published. American
Widoyoko, E. P. (2014). Teknik Penyusunan
Heart Association , 119:e21– e181.
Instrument Penelitian,cetakan ketiga.
Lopez, M. C. (1996). The global burden of Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
disease. 1. Harvard: Harvard school of World Health Organization. (2002). The World
public health. Health Report: 2002: Reducing
Prasetyo, B. (2010). Metode Penelitian risks,promoting healthy life. New York:
Kuantitatif, Cetakan ke-5. Jakarta: PT World Health Organization.
Rajagrafindo Perkasa.