02 Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan PDF
02 Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan PDF
Dengan memanjatkan Puji dan Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
rancangan Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
telah dapat diselesaikan. Pada awal tahun 2000, telah terjadi beberapa
perubahan dalam kebijakan pembangunan kesehatan, antara lain perubahan
dalam Sistem Kesehatan Nasional, Kebijakan Dasar Puskesmas, ditetapkannya
Upaya Kesehatan Wajib Standar Pelayanan Kesehatan di Kabupaten/Kota.
Pad a tahun 2004, buku ini sudah diujicoba content (isi) di 5 propinsi meliputi 5
Dinas Kabupaten/Kota dan 15 puskesmas dan selanjutnya pada tahun 2005
dilakukan ujicoba penerapan buku pedoman ini di 3 propinsi meliputi 6 Dinas
Kabupaten/Kota dan 18 puskesmas. Dari hasil ujicoba telah diperoleh masukan
dan perbaikan penyempurnaan.
Pedoman ini merupakan acuan minimal bagi perawat serta pihak-pihak terkait,
sehingga untuk penerapannya dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dan
kemampuan daerah.
Saran serta masukan untuk penyempurnaan buku ini sangat kami harapkan,
juga dukungan berbagai pihak untuk dapat mewujudkan kinerja Perawat
Puskesmas yang optimal sesuai peran dan fungsinya sehingga pelayanan
kesehatan yang diberikan lebih bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan
(akuntabel).
Ani Kumia, dr (Dit. Bina Gizi Masyarakat), Carrnelia Basri, dr, MEpid (Subdit TBC,
P2MPL), Grace Ginting, dr (Subdit AIDS & PMS, Ditjen P2MPL), Herie Firrnaningsih,
Dra, MKes (Dit. Keperawatan & KM), Komaria Siregar, SKM, MEpid (Dit.
Keperawatan & KM), Mutiara Sitohang, SKM, MKes (Dit. Keperawatan & KM), Niken,
dr (Subdit Malaria, Ditjen P2MPL), Noor Kinteki, SKM,MPH (Dit. Keperawatan &KM),
, Rahmat Kumiadi, SKM, MKes (Pusat Promkes), Rosani Anwar, SKM, MKes (Pus at
Kesehatan Kerja), Suhartati, SKP, MKep (Dit. Keperawatan & KM), Suwami Sultani,
BSc (Dit. Keperawatan & KM) , Sutedjo RN, dr (Dit. Kesehatan Komunitas, Ditjen
Binkesmas), Tatik Nuryati, SKM, MKes (Kapuskesmas Suka Indah Bekasi), Triya
Dinihari, dr (Subdit TB-P2MPL), Wiwin Winarsih, SKM, MN (FIK-UI), Wahyu
Widagdo, MKep, SpKom (PPNI), Yuzi Deliana, dr (Subdit Arbovirosis, Ditjen P2MPL)
Pada saat ini, perawat merupakan tenaga kesehatan terbanyak (47,28%) dari seluruh
tenaga kesehatan di daerah (Depkes, 2001). Dari jumlah terse but, 46,84% bekerja di
Puskesmas (Ditjen Kes Mas, 2003) dan merupakan tenaga kesehatan terdepan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sehingga kinerja perawat
Puskesmas turut menentukan kinerja Puskesmas seeara keseluruhan.
Meskipun jumlahnya eukup besar, tetapi kualitas perawat puskesmas perlu mendapatkan
perhatian karena sebagian besar (69 %) masih berpendidikan SPK, 31 % D3 dan kurang
mendapat kesempatan mengikuti pelatihan teknis sesuai peran dan fungsinya (WHO-
DEPKES, 2001). Fakta lain menunjukkan bahwa di daerah terpeneil perawat Puskesmas
melaksanakan hampir sebagian besar upaya kesehatan yang menjadi tanggung jawab
Puskesmas.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah menyediakan pedoman bagi perawat
Puskesmas, yaitu Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
yang diharapkan dapat memandu berbagai pihak terutama perawat Puskesmas dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, mendukung upaya peningkatan pengetahuan
dan keterampilan perawat di Puskesmas sehingga dapat melaksanakan tugasnya secara
optimal.
B. DASAR HUKUM
C. RUANG LINGKUP
D. TUJUAN PEDOMAN
Umum:
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat melalui peningkatan kinerja
Perawat di Puskesmas
Khusus:
1. Dipahaminya peran, fungsi dan kegiatan perawat Puskesmas oleh perawat Puskesmas
sehingga mampu meningkatkan kinerjanya untuk mencapai pelayanan kesehatan yang
berkualitas.
2. Dipahaminya peran, fungsi dan kegiatan perawat Puskesmas oleh tenaga kesehatan
lainnya sehingga dapat dilakukan pelayanan kesehatan yang komprehensif, terpadu,
efisien dan efektif.
3. Dipahaminya peran, fungsi dan kegiatan perawat Puskesmas oleh pengambil
keputusan di tingkat Puskesmas/KabupatenjKota, sehingga dapat dikembangkan
peningkatan profesionalisme perawatt Puskesmas.
4. Dipahaminya peran, fungsi dan kegiatan perawat ~kesmas oleh pengambil keputusan
di tingkat Propinsi dan pusat sehigga dapat mendukung peningkatan kinerja perawat di
puskesmas.
1. Perawat di Puskesmas
2. Tenaga kesehatan lain di Puskesmas
3. Para pengambil keputusan di tingkat Puskesmas / Kabupaten / Kota / Propinsi dan
Pusat.
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Fungsi
Perawat Puskesmas profesional yang ideal adalah perawat komunitas yang memiliki latar
belakang pendidikan serta kompetensi di bidang keperawatan komunitas sehingga dapat
menerapkan 12 peran dan fungsinya (Gbr 1).
Pada sa at ini, sebagian besar (69 %) perawat Puskesmas masih berpendidikan SPK dan
31 % berpendidikan D3 Keperawatan. Untuk dapat meningkatkan kinerjanya dalam masa
transisi, perawat Puskesmas diharapkan minimal dapat melaksanakan enam (6)
perannya yaitu sebagai : (1) penemu kasus ; (2) pendidik kesehatan; (3) pemberi
pelayanan kesehatan; (4) koordinator dan kolaborator; (5) konselor dan (6) panutan atau
model peran (role model).
Secara lebih rinci, ke enam (6) peran dan fungsi tersebut diuraikan sebagai berikut :
2. Penemu kasus
23
bekerjasama dengan keluarga dalam keperawatan serta sebagai penghubung kesehatan
dan sektor terkait lainnya.
Tujuan konseling adalah pemecahan masalah secara efektif. Konseling yang efektif dapat
dilakukan bila didasari adanya hubungan yang positif antara konselor dengan pasien/klien
dan kesediaan konselor untuk membantu.
Dalam fungsinya sebagai pelaksana konseling, perawat puskesmas membantu
pasien/klien untuk mencari pemecahan masalah kesehatan dalam perubahan perilaku
yang terjadi dan dihadapi pasien/ klien.
Pemberian konseling, dapat dilakukan di klinik Puskesmas, Puskesmas Pembantu, rumah
pasien/klien, Posyandu dan tatanan pelayanan kesehatan lainnya dengan melibatkan
individu, keluarga, kelompok, masyarakat. Kegiatan yang dapat dilakukan perawat
Puskesmas antara lain menyediakan informasi, mendengar secara objektif, memberi
dukungan, memberi asuhan dan meyakinkan pasien/ klien, menolong pasien/klien
mengidentifikasi masalah dan faktor faktor yang terkait; memandu klien menggali
permasalahan dan memilih pemecahan masalah yang dapat dikerjakan.
7. Pemodifikasi lingkungan
8. Konsultan
25
9. Advokasi
11. Peneliti
Perawat Puskesmas diharapkan mampu mempengaruhi klien dan pihak lain untuk
mencapai tujuan pelayanan yang telah ditetapkan dan berupaya menciptakan perubahan.
Perawat Puskesmas menggunakan kepemimpinannya untuk mencapai tujuan pelayanan
dalam semua tingkat pencegahan. Kegiatan yang dilakukan antara lain memberi
masukan proses pengambilan keputusan untuk pasien/klien dan anggota tim lain,
menstimulasi minat terhadap promosi kesehatan melalui asuhan keperawatan pada
ketiga tingkat pencegahan; memberikan informasi yang terkait dengan promosi kesehatan
kepada pasien/klien dan tenaga kesehatan lain; mendukung program promosi kesehatan,
dll.
Keduabelas (12) peran dan fungsi perawat komunitas termasuk enam (6) peran dan
fungsi minimal perawat Puskesmas, digambarkan sebagai berikut:
27
keperawatan yang meliputi pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan,
perencanaan, melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan
baik terhadap individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat. Asuhan
keperawatan diberikan dalam upaya Kesehatan wajib maupun upaya
pengembangan sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu,
keluarga, kelompok, masyarakat menjadi utuh (holistik);
komprehensif dan terpadu.
Gambar 3
Gambar 4
Mekanisme Kegiatan Perawat Puskesmas Dalam Mendukung Pencapaian
Indikator SPM Kab/Kota
A. PENGERTIAN
Penyeliaan adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pelayanan
keperawatan melalui bimbingan dari perawat yang lebih mampu (SupelVisor) kepada
perawat lainnya untuk meningkatkan kemampuan keperawatannya sesuai dengan peran
dan fungsinya. Penyeliaan terhadap perawat Puskesmas, dimaksudkan agar perawat
Puskesmas dapat mencapai kemampuan profesional dalam melaksanakan keperawatan
kesehatan masyarakat sesuai dengan perannya serta memberikan dukungan dalam
meningkatkan kemandirian melakukan asuhan keperawatan, sehingga pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat bermutu dan akuntabel.
Penyeliaan perkesmas meliputi penyeliaan terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan,
pengelolaan (manajemen) kegiatan perkesmas dan penilaian kegiatan perkesmas dalam
perhitungan angka kredit jabatan fungsional perawat. Bimbinganfsupervisi klinik
perkesmas sebagai bagian penyeliaaan merupakan proses pembelajaran dan dukungan
formal yang memampukan perawat agar bertanggungjawab terhadap praktik yang
dilakukan sehingga diperoleh jaminan adanya perlindungan bagi klien.
1. Tujuan
Umum:
2. Lingkup Penyeliaan.
C JENJANG PENYELIAAN
1. Di tingkat Puskesmas
Di Puskesmas ditetapkan adanya Perawat Koordinator Perkesmas, yaitu
Perawat Puskesmas yang mempunyai kemampuan dan keterampilan klinik keperawatan,
manajerial, serta pengalaman lebih dibandingkan dengan perawat Puskesmas lainnya.
Latar belakang
3. Di tingkat propinsi
Di dinas kesehatan propinsi ditetapkan adanya perawat penyelia propinsi, yaitu perawat
yang mempunyai kompetensi dalam bidang keperawatan kesehatan komunitas serta
pengalaman yang lebih dibandingkan perawat penyelia Kabupaten/Kota dengan
pendidikan minimal Sl keperawatan atau Kesehatan ( dapat latar belakang pendidikan
DIll Keperawatan). Diharapkan dalam masa yang akan datang, Perawat Penyelia
Propinsi minimal berpendidikan S2 Keperawatan (Spesialis Keperawatan Komunitas).
Selain melakukan bimbingan kepada perawat penyelia Kabupaten/Kota, juga sebagai
konsultan dan peneliti dalam bidang keperawatan kesehatan masyarakat.
D. METODA PENYELIAAN
A. INDIKATOR KINERJA
Indikator kinerja perawat Puskesmas, meliputi indikator kinerja klinik (eksternal untuk
mengukur keberhasilan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang dilakukan)
dan fungsional (internal untuk mengukur pencapaian angka kredit jabatan fungsionalnya).
Indikator kinerja klinik yang dicapai perawat Puskesmas akan mendukung tercapainya
indikator kinerja fungsional.
Tabel3
Kriteria Kemandirian Keluarga Berdasarkan Tingkat Kemandirian
Pemantauan dilaksanakan secara periodik setiap bulan oleh kepala puskesmas dan
Perawat Koordinator. Hasil pemantauan terhadap pencapaian indikator kinerja menjadi
masukan untuk (1) perbaikan dan peningkatan kinerja perawat berikutnya, (2)
peningkatan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan. Sedangkan penilaian dilaksanakan
minimal setiap akhir tahun, dan hasilnya digunakan untuk masukan dalam penyusunan
perencanaan kegiatan puskesmas pada tahun berikutnya. Untuk memudahkan
pemantauan dan penilaian kinerja perawat puskesmas, maka dapat dilakukan penyajian
hasil dengan menggunakan tabel, grafik balok/ garis atau grafik pemantauan wilayah
setempat (PWS). Tambahkan petunjuk pelaksanaan PWS Penilaian
dilakukan...........................................................setahun sekali meliputi semua aspek baik
input, proses, output, outcome, sebagai masukan penyusunan rencana kegiatan
Puskesmas tahun berikutnya.
Buku ini berisi panduan yang bersifat umum dan fleksibel, karena itu dapat dikembangkan
sesuai kebutuhan dan kemampuan daerah. Untuk dapat diterapkan di Puskesmas,
diperlukan komitmen dari berbagai pihak serta, dukungan pengambil keputusan di daerah
khususnya di Kabupaten/Kota baik berupa kebijakan, kecukupan sumber daya,
peningkatan pengetahuan dan keterampilan perawat Puskesmas secara
berkesinambungan, bimbingan secara kontinyu, dll.
Disamping itu, komitmen perawat Puskesmas sendiri dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan kesehatan, kesadaran dan kemauan untuk belajar sepanjang hidup juga akan
menentukan kinerja Perawat Puskesmas.
....................................................................
sebutkan masalah yanq telah diidentifikasi perawat'
Kemampuan mengambil keputusan
1 Menurut keluarga apa akibat lanjut masalah
....................................................................
(sebutkan masalah kesehatan)