Anda di halaman 1dari 24

1.

2 Asuhan keperawatan berdasarkan teori


A. Pengkajian
a. Identitas klien:
 Umur: lebih banyak pada anak-anak terutama pada usia pra-sekolah (3-6 th). Ini dikarenakan
adanya gangguan pada sistem imunitas tubuh dan kelainan genetik sejak lahir.
 Jenis kelamin: anak laki-laki lebih sering terjadi dibandingkan anak perempuan dengan rasio 2:1.
Ini dikarenakan pada fase umur anak 3-6 tahun terjadi perkembangan psikoseksual : dimana anak
berada pada fase oedipal/falik dengan ciri meraba-raba dan merasakan kenikmatan dari beberapa
daerah genitalnya. Kebiasaan ini dapat mempengaruhi kebersihan diri terutama daerah genital.
Karena anak-anak pada masa ini juga sering bermain dan kebersihan tangan kurang terjaga. Hal
ini nantinya juga dapat memicu terjadinya infeksi.
 Agama
 Suku/bangsa
 Status
 Pendidikan
 Pekerjaan
b. Identitas penanggung jawab
Hal yang perlu dikaji meliputi nama, umur, pendidikan, agama, dan hubungannya dengan klien.
c. Riwayat Kesehatan
 Keluhan utama: kaki edema, wajah sembab, kelemahan fisik, perut membesar (adanya acites).
 Riwayat kesehatan sekarang
Untuk pengkajian riwayat kesehatan sekarang, perawatan perlu menanyakan hal berikut:
 Kaji berapa lama keluhan adanya perubahan urine output
 Kaji onset keluhan bengkak pada wajah atau kaki apakah disertai dengan adanya keluhan pusing
dan cepat lelah
 Kaji adanya anoreksia pada klien
 Kaji adanya keluhan sakit kepala dan malaise
 Riwayat kesehatan dahulu
Perawat perlu mengkaji:
 Apakah klien pernah menderita penyakit edema?
 Apakah ada riwayat dirawat dengan penyakit diabetes melitus dan penyakit hipertensi pada masa
sebelumnya?
 Penting juga dikaji tentang riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi
terhadap jenis obat
 Riwayat kesehatan keluarga
Kaji adanya penyakit keturunan dalam keluarga seperti DM yang memicu timbulnya
manifestasi klinis sindrom nefrotik
d. Kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual
 Pola nutrisi dan metabolisme: anoreksia, mual, muntah.
 Pola eliminasi: diare, oliguria.
 Pola aktivitas dan latihan: mudah lelah, malaise
 Pola istirahat tidur: susah tidur
 Pola mekanisme koping : cemas, maladaptif
 Pola persepsi diri dan konsep diri : putus asa, rendah diri
e. Pemeriksaan Fisik
i. Status kesehatan umum
 Keadaan umum: klien lemah dan terlihat sakit berat
 Kesadaran: biasanya compos mentis
 TTV: sering tidak didapatkan adanya perubahan.
ii. Pemeriksaan sistem tubuh
 B1 (Breathing)
Biasanya tidak didapatkan adanya hgangguan pola nafas dan jalan nafas walau secara
frekuensi mengalami peningkatan terutama pada fase akut. Pada fase lanjut sering didapatkan
adanya gangguan pola nafas dan jalan nafas yang merupakan respons terhadap edema pulmoner
dan efusi pleura.
 B2 (Blood)
Sering ditemukan penurunan curah jantung respons sekunder dari peningkatan beban volume
.
 B3 (Brain)
Didapatkan edema terutama periorbital, sklera tidak ikterik. Status neurologis mengalami
perubahan sesuai dengan tingkat parahnya azotemia pada sistem saraf pusat.
 B4 (Bladder)
Perubahan warna urine output seperti warna urine berwarna kola
 B5 (Bowel)
Didapatkan adanya mual dan muntah, anoreksia sehingga didapatkan penurunan intake nutrisi
dari kebutuhan. Didapatkan asites pada abdomen.
 B6 (Bone)
Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum, efek sekunder dari edema tungkai dari
keletihan fisik secara umum.
f. Pengkajian Diagnostik
Urinalisis didapatkan hematuria secara mikroskopik secara umum, terutama albumin.
Keadaaan ini juga terjadi akibat meningkatnya permeabilitas membran glomerulus.

B. Diagnosa keperawatan teori


1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kehilangan protein sekunder terhadap peningkatan
permiabilitas glomerulus.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kuruang dari kebutuhan berhubungan dengan malnutrisi sekunder
terhadap kehilangan protein dan penurunan napsu makan.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunitas tubuh yang menurun.
4. Ansietas berhubungan dengan lingkungan perawatan yang asing (dampak hospitalisasi).
5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan.
6. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan penampilan
7. kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema, penurunan pertahanan tubuh.
8. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan gangguan fungsi pernafasan
C. Intervensi keperawatan
Diagnosa Tujuan & KH Intervensi
Kelebihan Tujuan : pasien tidak a. Kaji masukan yang relatif terhadap a. perlu untuk
volume cairan menunjukkan bukti-bukti keluaran secara akurat. kebutuhan p
berhubungan akumulasi cairan (pasien b. Timbang berat badan setiap hari (ataui penurunan r
dengan mendapatkan volume cairan lebih sering jika diindikasikan). b. Mengkaji r
kehilangan yang tepat) c. Kaji perubahan edema : ukur lingkar c. Untuk men
protein sekunder abdomen pada umbilicus serta pantau merupakan
terhadap edema sekitar mata. d. Agar tidak
peningkatan Kriteria hasil: d. Atur masukan cairan dengan cermat. yang dibutu
permiabilitas  Penurunan edema, ascites e. Pantau infus intra vena e. Untuk mem
glomerulus.  Kadar protein darah meningkat f. Kolaborasi : Berikan kortikosteroid sesuai diresepkan
 Output urine adekuat 600 – 700 ketentuan. f. Untuk men
ml/hari g. Berikan diuretik bila diinstruksikan. g. Untuk mem
 Tekanan darah dan nadi dalam dari edema.
batas normal.
Ketidakseimban Tujuan : Dalam waktu 2x24 a. Catat intake dan output makanan secara a. Monitoring
gan nutrisi jam kebutuhan nutrisi akan akurat b. Gangguan n
kuruang dari terpenuhi b. Kaji adanya anoreksia, hipoproteinemia, perlahan. D
kebutuhan diare. intestinalM
berhubungan Kriteria Hasil : c. Pastikan anak mendapat makanan dengan lebih buruk
dengan  Napsu makan baik diet yang cukup. c. membantu
malnutrisi  Tidak terjadi hipoprtoeinemia d. Beri diet yang bergizi meningkatk
sekunder  Porsi makan yang dihidangkan e. Batasi natrium selama edema dan trerapi d. asupan natr
terhadap dihabiskan kortikosteroid usus yang m
kehilangan  Edema dan ascites tidak ada. f. Beri lingkungan yang menyenangkan, makan anak
protein dan bersih, dan rileks pada saat makan e. agar anak le
penurunan g. Beri makanan dalam porsi sedikit pada f. untuk mera
napsu makan. awalnya dan Beri makanan dengan cara g. untuk men
yang menarik h. untuk menr
h. Beri makanan spesial dan disukai anak
Resiko tinggi Tujuan : a. Lindungi anak dari orang-orang yang a. Meminima
infeksi Tidak terjadi infeksi terkena infeksi melalui pembatasan Mencegah t
berhubungan Kriteria hasil : pengunjung. b. Mencegah
dengan imunitas  Tanda-tanda infeksi tidak ada b. Tempatkan anak di ruangan non infeksi. c. Membatasi
tubuh yang Tanda vital dalam batas normalc. Cuci tangan sebelum dan sesudah tubuh. Dete
menurun.  Ada perubahan perilaku tindakan. mencegah s
keluarga dalam melakukan d. Lakukan tindakan invasif secara aseptik d. Untuk mem
perawatan. e. Gunakan teknik mencuci tangan yang baik organisme i
f. Jaga agar anak tetap hangat dan kering
g. Pantau suhu. e. Untuk mem
h. Ajari orang tua tentang tanda dan gejala infeksi
infeksi f. Karena ker
pernafasan
g. Indikasi aw
h. Memberi p
dan gejala i
Ansietas Tujuan : Kecemasan menurun a. Validasi perasaan takut atau cemas. a. Perasaan ad
berhubungan atau hilang b. Pertahankan kontak dengan klien. untuk tebuk
dengan Kriteria hasil : c. Upayakan ada keluarga yang menunggu menghadap
lingkungan  Kooperatif pada tindakan d. Anjurkan orang tua untuk membawakan b. Memantapk
perawatan yang keperawatan mainan atau foto keluarga meningkata
asing (dampak  Komunikatif pada perawat c. Dukungan
hospitalisasi).  Secara verbal mengatakan tidak ketakutan a
takur d. Meminima
terpisah dar
Intoleransi Tujuan : mampu melakukan a. Kaji kemampuan klien melakukan a. sebagai pen
aktifitas aktivitas sesuai kemampuan aktivitas b. meningkatk
berhubungan Kriteria hasil : b. Tingkatkan tirah baring / duduk. klien, posis
dengan Terjadi peningkatan mobilitas. c. Ubah posisi dengan sering. ginjal dan m
kelelahan. d. Berikan dorongan untuk beraktivitas sehingga m
bertahap. c. pembentuk
e. Ajarkan teknik penghematan energi contoh gangguan p
duduk, tidak berdiri. lama merup
f. Berikan perawatan diri sesuai kebutuhan mempengar
klien. d. melatih kek
e. menurunka
f. memenuhi
selama into
Gangguan body Tujuan: tidak terjadi gangguan a. Kaji pengetahuan pasien terhadap adanya a. memberika
image boby image potensi kecacatan yangberhubungan memformul
berhubungan Kriteria Hasil: dengan pembedahan dan perubahan. b. ketidakmam
dengan  menytakan penerimaan situasi b. Pantau kemampuan pasien untuk melihat tubuhnya ya
perubahan diri, perubahan bentuk dirinya. mengindika
penampilan  memasukkan perubahan konsepc. Dorong pasien untuk mendiskusikan c. memberika
diri tanpa harga diri negatif perasaan mengenai perubahan penampilan dirinya.
 Anak mau mengungkapkan d. Diskusikan pilihan untuk rekontruksikan d. meningkatk
perasaannya. dan cara-cara untuk membuat penampilan kehilangan.
 Anak tertarik dan mampu yang kurang menjadi menarik.
bermain
kerusakan Tujuan : Kulit anak tidak a. Berikan perawatan kulit a. memberika
integritas kulit menunjukkan adanya kerusakanb. Hindari pakaian ketat mencegah k
berhubungan integritas : kemerahan atau c. Bersihkan dan bedaki permukaan kulit b. dapat meng
dengan edema, iritasiKerusakan integritas kulit beberapa kali sehari tertekan
penurunan tidak terjadi d. Topang organ edema, seperti skrotum c. untuk menc
pertahanan Kriteria hasil: e. Ubah posisi dengan sering ; pertahankan karena gese
tubuh.  Menunjukkan perilaku untuk kesejajaran tubuh dengan baik d. untuk meng
mencegah kerusakan kulit. f. Gunakan penghilang tekanan atau matras e. karena anak
 Turgor kulit bagus atau tempat tidur penurun tekanan sesuai letargis, mu
 Edema tidak ada. kebutuhan untuk menc
Ketidakefektifa TUJUAN : pasien menunjukkan1. Posisikan untuk efisiensi ventilasi yang2. Posisi me
n pola fungsi pernafasan normal maksimum paru dan me
pernafasan KRITERIA HASIL : 2. Atur aktifitas untuk memungkinkan 3. Menurunka
berhubungan  anak beristirahat dan tidur penggunaan energy yang minimal, istirahat, periode p
dengan dengan tenang dan tidur. menurunkan
gangguan fungsi Pernafasan tidak sulit 3. Hindari pakaian yang ketat. 4. Pakaian
pernafasan  anak pernafasan tetap dalam 4. Berikan oksigen tambahan yang sesuai menyebabk
batas normal 5. untuk mem
terjadi seku
BAB III
TINJAUAN KASUS
Skenario
An. A (6 tahun ), JK : laki-laki, datang dibawa ibunya kerumah sakit dengan keluhan badan
anaknya bengkak-bengkak di seluruh badan terutama dibagian wajah dan mata. Ibunya
mengatakan 5 hari SMRS saat bangun tidur pagi hari mata anaknya sembab, namun sembab
berkurang di sore hari, sembab juga menyebar dibagian perut dan esoknya pada kedua kaki, sejak
4 hari yag lalu BAK berwarna merah tua dan sedikit. Mual muntah (-), batuk pilek(-) dan sesak
nafas (-). Pada saat dikaji terlihat terdapat luka borok pada kulit An. A. Keadaan umum pasien
tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis, pada pemeriksaan TTV didapatkan nadi
112x/menit, RR : 44x/menit, suhu : 36,70C, dan tekanan darah 130/80mmHg. BB= 42kg, PB
136cm. pada pemeriksaan lab darah rutin diperoleh HB : 10,9 g/dl, WBC : 5.900, trombosit :
398.00, Ht : 33%, kolesterol total 479 gr/dl, protein total 2,4 g/dl, albumin: 1,0 g/dl, globulin : 1,46
g/dl, Ureum : 31mg/dl,. Pasien anoreksia (+), oedem priorbita (+), hipoalbuminemia (+) dan pada
ektstremitas pitting edema (+) dengan derajat II. Pada pemeriksaan urin lengkap diperoleh warna
: kuning, kejernihan :agak keruh, berat jenis : 1,005, pH 5,5, glukosa (-), bilirubin (-),darah (+2),
protein (+3) , urobilonogen (+1), leukosit (+1). Th/ medikamentosa yg diberikan furosemid
2x30gr.

A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : An. A
Umur : 6 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
2. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
An. A (6 tahun ), JK : laki-laki, datang dibawa ibunya kerumah sakit dengan keluhan badan
anaknya bengkak-bengkak di seluruh badan terutama dibagian wajah dan mata.
b) Riwayat penyakit sekarang
Ibunya mengatakan 5 hari SMRS saat bangun tidur pagi hari mata anaknya sembab, namun
sembab berkurang di sore hari, sembab juga menyebar dibagian perut dan esoknya pada kedua
kaki, sejak 4 hari yag lalu BAK berwarna merah tua dan sedikit. Pada saat dikaji terlihat terdapat
luka borok pada kulit An. A. Keadaan umum pasien tampak sakit sedang, kesadaran kompos
mentis, pada pemeriksaan TTV didapatkan nadi 112x/menit, RR : 44x/menit, suhu : 36,70C, dan
tekanan darah 130/80mmHg. Pasien anoreksia (+), oedem priorbita (+), hipoalbuminemia (+) dan
pada ektstremitas pitting edema (+) dengan derajat II.
c) Riwayat penyakit dahulu
d) Riwayat penyakit keluarga

3. Pola fungsional
No Pola fungsional Hasil pasien
1 Pola Makan/cairan Pasien anoreksia (+)
2 Pola Aktivitas/latihan -
3 Pola Sirkulasi nadi 112x/menit, RR : 44x/menit, tekanan darah
130/80mmHg. badan anaknya bengkak-bengkak di seluruh
badan terutama dibagian wajah dan mata. Ibunya
mengatakan 5 hari SMRS saat bangun tidur pagi hari mata
anaknya sembab, namun sembab berkurang di sore hari,
sembab juga menyebar dibagian perut dan esoknya pada
kedua kaki, oedem priorbita (+), hipoalbuminemia (+) dan
pada ektstremitas pitting edema (+) dengan derajat II.
4 Pola Eliminasi sejak 4 hari yag lalu BAK berwarna merah tua dan sedikit,
Pada pemeriksaan urin lengkap diperoleh warna : kuning,
kejernihan :agak keruh, berat jenis : 1,005, pH 5,5, glukosa
(-), bilirubin (-),darah (+2), protein (+3) , urobilonogen (+1),
leukosit (+1).
5 Pola Nyeri/kenyamanan -
6 Pola Pernapasan RR : 44x/menit.
7 Pola Keamanan -
8 Pola Istirahat-tidur -
9 Penyuluhan / -
Pembelajaran
10 Persepsi dan Sensori -

4. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
Keadaan umum pasien tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis,
b) Tb : 136 cm
c) BB : 42 kg
d) Tanda-tanda Vital
Tanda- Nilai Normal Nilai Ketera Abnormalitas
Tanda Pasien ngan
Vital pd
pasien
TD Bayi: 70-90/50 mmHg 130/80 normal Meningkat: apabila terjadi Penyakit
Anak : 80-100/60 mmHg ginjal, ketidakstabilan aorta, kelainan

mmHg hormonal, dan arteri yang menyempit,


Keadaan emosi yang tak menentu
Remaja : 90-110/66
mmHg
Penurunan: apabila terjadi
Dewasa muda: 110-
perubahan hormon, pelebaran
140/60-90 mmHg
pembuluh darah, efek samping
Dewasa tua : 130-
obat, anemia, hati & endokrin
150/80-90 mmHg
bermasalah, Dehidrasi,
Pendarahan, Otot jantung lemah,
Detak jantung tidak normal,
kehamilan, kurang nutrisi, dan
Suhu 36,50C -37,50C 36,70C normal Meningkat: apabila terjadi
demam (infeksi bakteri atau virus
seperti influenza, pilek, HIV,
malaria, gastroenteritis; berbagai
radang kulit seperti borok, jerawat,
abses; penyakit-penyakit
imunologi seperti lupus
eritematosus, sarkoidosis;
kerusakan jaringan yang dapat
terjadi pada pembedahan,
hemolisis, perdarahan serebral;
obat-obatan baik secara langsung
seperti obat-obat progesteron,
kemoterapi atau sebagai efek
samping obat seperti obat
antibiotik, atau akibat penghentian
obat seperti pada orang yang
ketagihan heroin; kanker seperti
penyakit hodgkin; penyakit
metabolik seperti gout, forforia;
serta proses tromboemboli seperti
emboli paru dan trombosis vena
dalam (DVT).

Menurun: apabila terjadi akibat


penurunan produksi
panas, gangguan hormon tiroid
atau pituitary, gangguan
termoregulasi, gangguan di
hipotalamus, Kelelahan dan
Kurang tidur.
Nadi Bayi: 120-130 x/mnt 112x/ Tidak Meningkat: Pada waktu
Anak : 80-90 x/mnt menit normal melakukan aktivitas, kebugaran,
Dewasa: 70-100 x/mnt (terjadi suhu, temperatur udara, posisi
Lansia: 60-70 x/mnt peningk tubuh, emosi, berat badan, obat-
atan) obatan. faktor risiko untuk stroke,
jantung.
RR Bayi: 30-40 x/mnt 44x/ Tidak Meningkat: apabila terjadi
Anak: 20-30 x/mnt menit normal susunan tulang yang abnormal,
Dewasa : 16-20 x/mnt (terjadi kekurangan cairan, emosi yang
peningk tidak stabil.
atan)
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeri Nilai Nilai Keteranga Abnormalitas
ksaan normal pasie n pd pasien
lab n
Hb Wanita : 10,9 Normal Penurunan: anemia penyakit ginjal, dan pemberian cairan i
12-14 gr/dl g/dl berlebihan. Selain itu dapat pula disebabkan oleh obat-oba
Pria: 13-16 aspirin, antineoplastik (obat kanker), indometasin (obat antir
gr/dL Peningkatan: dehidrasi, penyakit paru obstruktif menahun (C
Anak- dan luka bakar. Obat yang dapat meningkatkan Hb yaitu m
anak: 10- darah tinggi) dan gentamicin (Obat untuk infeksi pada kulit
16 gr/dL
Bayi baru
lahir: 12-
24gr/dL
Trombo Pria: 398.0 Normal Menurun: apabila terjadi demam berdarah, perdarahan dan
sit Trombosit : 0 adanya infeksi, anemia aplastik, leukimia, mielofibrosis,
150.000 – perpura (ITP).
440.000 Meningkat: kelainan pada sumsum tulang dan DNA sebaga
(150.000 – perdarahan, hemolisis, kanker, spelenektomi, dan penyakit
400.000) TBC kronik.
mm3
Wanita:
Trombosit :
150.000 –
400.000
mm3
WBC pria: 4.000- 5.900 tdk normal Peningkatan : menunjukkan adanya proses infeksi atau ra
11.000 (terjadi (radang paru-paru), meningitis (radang selaput otak), ape
wanita: penurunan) tuberculosis, tonsilitis, dan Iain-Iain. Selain itu juga dapa
5.000- misalnya aspirin, prokainamid, alopurinol, antibiotika te
10.000 kanamycin, streptomycin.
anak: 9.000- Penurunan : dapat terjadi pada infeksi tertentu terutama
12.000 obatan, terutama asetaminofen (parasetamol), kemotera
antibiotika (penicillin, cephalosporin, kloramfenikol), su
terutama yang disebabkan oleh bakter).
Ht Wanita: 37 33% Normal Penurunan: terjadi pada pasien yang mengalami kehilanga
– 45 % secara mendadak, misal pada kecelakaan), anemia, leukemia
Pria: 40 – kekurangan vitamin B dan C, kehamilan, ulkus peptikum (pe
50 % Peningkatan: Ht terjadi pada dehidrasi, diare berat,eklamps
Anak: 33 - efek pembedahan, dan luka bakar.
38%
kolester 150-270 479 Tdk normal Meningkat: jaundice obstruksi
ol total mg/dl gr/dl (terjadi Menurun: penyakit hati, sindrom malaborpsi
peningkatan
protein 6,5-8,8 2,4 Tdak Meningkat: penyakit hati, penyakit kolagen, infeksi kronis.
total mg/dl gr/dl normal Menurun: penyakit hati lanjut/berat, alkoholik, penyakit gin
(terjadi hebat, gagal jantung tau immobilisasi.
penurunan)
albumi Dewasa: 1,0 Tdk normal Penurunan: malnutrisi, radang menahun, sindrom malab
n 3,8 – 5,1 g/dl (terjadi kelainan genetik, Peningkatan ekskresi (pengeluaran); lu
gr/dl penurunan) nefrotik sindrom (penyakit ginjal).
Anak: 4,0 – Meningkat: infeksi, rusaknya ginjal dan glomerulus, glom
5,8 gr/dl tubulointerstitisl disease (toxic, allergic, vasculer, infective,
Bayi: 4,4 – multipel (igG, IgA, IgD, IgE, dan rantai ringan bebas), limfo
5,4 gr/dl
Bayi baru
lahir: 2,9 –
5,4 gr/dl
globuli 2.0 - 3.5 1,46 Tdk normal Meningkat: Infeksi kronis (Tuberculosis, Adrenal cor
n g/dL g/dl (terjadi hati, Collagen Vascular Disease (Rheumatoid Arthritis, S
penurunan) Gejala Hipersensitivitas, Dehidrasi, Gangguan respirasi,
Alcoholism, Leukimia
Menurun: Malnutrisi dan malabsorbsi Gangguan produksi
Ketidakseimbangan hormone sehingga merusak jaringan, Pr
Ureum 20-40 mg 31mg/ Normal Peningkatan kadar ureum disebut uremia: gagal ginjal, pe
dl seperti pada syok, kehilangan darah, dan dehidrasi, peningk
pada perdarahan gastrointestinal disertai pencernaan hemoglo
protein dalam makanan, perdarahan ke dalam jaringan luna
leukemia (pelepasan protein leukosit), cedera fisik berat,
saluran kemih di bagian bawah ureter, kandung kemih, a
ekskresi urin, obat-obatan (nefrotoksik; diuretic (hidrokloroti
triamteren); antibiotic (basitrasin, sefaloridin (dosis b
kloramfenikol, metisilin, neomisin, vankomisin).
Penurunan : Pada nekrosis hepatik akut, sirosis hepatis, k
protein jangka panjang, akhir kehamilan, dan obat fenotiazin
6. Pemeriksaan lainnya
anoreksia (+), oedem priorbita (+), hipoalbuminemia (+) dan pada ektstremitas pitting edema (+)
dengan derajat II.
7. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan Nilai normal Nilai pasien Keterangan pd
urine pasien
Warna Kuning muda-kuning tua Kuning Normal
Kejernihan Jernih-agak keruh agak keruh Normal
Berat jenis 1.003-1.030 1,005 Normal
pH 4,6-8,5 5,5 Normal
Glukosa (-) (-) Normal
Bilirubin (-) (-) Normal
Darah (-) (+2) Tidak normal
Protein (-) (+3) Tidak normal
Urobilonogen (-) (+1) Tidak normal
Leukosit (-) (+1) Tidak normal

B. Data Fokus
Data subjektif Data objektif
1. datang dibawa ibunya kerumah sakit 1. Pada saat dikaji terlihat terdapat luka borok
dengan keluhan badan anaknya bengkak- pada kulit An. A.
bengkak di seluruh badan terutama 2. nadi 112x/menit,
dibagian wajah dan mata. 3. RR : 44x/menit,
2. Ibunya mengatakan 5 hari SMRS saat 4. tekanan darah 130/80mmHg
bangun tidur pagi hari mata anaknya 5. kolesterol total 479 gr/dl,
sembab, namun sembab berkurang di sore 6. wbc 5.900
hari, sembab juga menyebar dibagian perut 7. Protein total 2,4 g/dl,
dan esoknya pada kedua kaki, 8. Albumin: 1,0 g/dl,
3. sejak 4 hari yag lalu BAK berwarna merah 9. globulin : 1,46 g/dl,
tua dan sedikit. 10. Pasien anoreksia (+),
11. oedem priorbita (+),
12. hipoalbuminemia (+)
13. pada ektstremitas pitting edema (+)
dengan derajat II.
14. darah (+2),
15. protein (+3) ,
16. urobilonogen (+1),
17. leukosit (+1).
C. Analisa data
Nama : An. A
Umur : 6 tahun
Diagnosa medis : sindrom nefrotik

Data etiologi masalah


Ds: Kehilangan Kelebihan
 An. A (6 tahun ), JK : laki-laki, datang dibawa ibunya protein volume cairan
kerumah sakit dengan keluhan badan anaknya bengkak- sekunder
bengkak di seluruh badan terutama dibagian wajah dan terhadap
mata. peningkatan
 Ibunya mengatakan 5 hari SMRS saat bangun tidur pagi permeabilitas
hari mata anaknya sembab, namun sembab berkurang di sekunder
sore hari, sembab juga menyebar dibagian perut dan
esoknya pada kedua kaki.
 sejak 4 hari yag lalu BAK berwarna merah tua dan sedikit.
Do:
 oedem priorbita (+)
 pada ektstremitas pitting edema (+) dengan derajat II.
 nadi 112x/menit
 RR : 44x/menit
 tekanan darah 130/80mmHg
 darah (+2)
 urobilonogen (+1)
 leukosit (+1)
Ds: Pasien anoreksia (+) Anoreksia ketidakseimba
Do: ngan nutrisi
 kolesterol total 479 gr/dl kurang dari
 Protein total 2,4 g/dl, kebutuhan

 Albumin: 1,0 g/dl, tubuh.

 globulin : 1,46 g/dl,


 hipoalbuminemia (+)
 protein (+3)
Ds: Edema Kerusakan
 An. A (6 tahun ), JK : laki-laki, datang dibawa ibunya integritas kulit
kerumah sakit dengan keluhan badan anaknya bengkak-
bengkak di seluruh badan terutama dibagian wajah dan
mata.
 Ibunya mengatakan 5 hari SMRS saat bangun tidur pagi
hari mata anaknya sembab, namun sembab berkurang di
sore hari, sembab juga menyebar dibagian perut dan
esoknya pada kedua kaki.
DO:
 Pada saat dikaji terlihat terdapat luka borok pada kulit An.
A.
 oedem priorbita (+)
 pada ektstremitas pitting edema (+) dengan derajat II.
Ds: kerusakan resiko infeksi
Do: jaringan
 Pada saat dikaji terlihat terdapat luka borok pada kulit An.
A.
 Wbc 5.900

D. Diagnosa keperawatan
1. Kelebihan volume cairan b.d Kehilangan protein sekunder terhadap peningkatan permeabilitas
sekunder
2. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Anoreksia
3. kerusakan integritas kulit b.d edema
4. resiko infeksi b.d kerusakan jaringan
E. Intervensi keperawatan
Diagnosa Tujuan & KH Intervensi Rasional
Kelebihan volume Tujuan : Dalam h. Kaji masukan yang h. perlu untuk menentukan
cairan b.d waktu 3x24 jam relatif terhadap fungsi ginjal, kebutuhan
Kehilangan protein pasien tidak keluaran secara penggantian cairan dan
sekunder terhadap menunjukkan bukti- akurat. penurunan resiko
peningkatan bukti akumulasi i. Timbang berat badan kelebihan cairan.
permeabilitas cairan (pasien setiap hari (ataui lebih
i. Mengkaji retensi cairan
sekunder mendapatkan sering jika j. Untuk mengkaji ascites
volume cairan yang diindikasikan). dan karena merupakan
tepat) j. Kaji perubahan sisi umum edema.
edema : ukur lingkar k. Agar tidak mendapatkan
abdomen pada lebih dari jumlah yang
Kriteria hasil: umbilicus serta dibutuhkan
 Penurunan edema, pantau edema sekitarl. Untuk mempertahankan
ascites mata. masukan yang
 k. Atur masukan cairan
Kadar protein darah diresepkan
meningkat dengan cermat. m. Untuk menurunkan

 Output urine l. Pantau infus intra ekskresi proteinuria

adekuat 600 – 700 vena n. Untuk memberikan

ml/hari m. Kolaborasi : Berikan penghilangan sementara

 Tekanan darah dan kortikosteroid sesuai dari edema.

nadi dalam batas ketentuan.

normal. n. Berikan diuretik bila


diinstruksikan.
ketidakseimbangan Tujuan : Dalam i. Catat intake dan i. Monitoring asupan
nutrisi kurang dari waktu 2x24 jam output makanan nutrisi bagi tubuh
kebutuhan tubuh kebutuhan nutrisi secara akurat j. Gangguan nuirisi dapat
b.d Anoreksia akan terpenuhi j. Kaji adanya terjadi secara perlahan.
anoreksia, Diare sebagai reaksi
Kriteria Hasil : edema
 Napsu makan baik hipoproteinemia, intestinalMencegah
 Tidak terjadi diare. status nutrisi menjadi
hipoprtoeinemia k. Pastikan anak lebih buruk.

 Porsi makan yang mendapat makanan k. membantu pemenuhan

dihidangkan dengan diet yang nutrisi anak dan

dihabiskan cukup. meningkatkan daya

 Edema dan ascitesl. Beri diet yang bergizi tahan tubuh anak
tidak ada. m. Batasi natrium l. asupan natrium dapat
selama edema dan memperberat edema usus
trerapi kortikosteroid yang menyebabkan
n. Beri lingkungan yang hilangnya nafsu makan
menyenangkan, anak
bersih, dan rileks m. agar anak lebih mungkin
pada saat makan untuk makan
o. Beri makanan dalamn. untuk merangsang nafsu
porsi sedikit pada makan anak
awalnya dan Beri o. untuk mendorong agar
makanan dengan cara anak mau makan
yang menarik p. untuk menrangsang
p. Beri makanan spesial nafsu makan anak
dan disukai anak
Kerusakan Tujuan : g. Berikan perawatan f. memberikan
integritas kulit b.d Kulit anak tidak kulit kenyamanan pada anak
Edema menunjukkan h. Hindari pakaian ketat dan mencegah kerusakan
adanya kerusakan i. Bersihkan dan bedaki kulit
integritas : permukaan kulit g. dapat mengakibatkan
kemerahan atau beberapa kali sehari area yang menonjol
iritasiKerusakan j. Topang organ edema, tertekan
integritas kulit tidak seperti skrotum h. untuk mencegah
terjadi k. Ubah posisi dengan terjadinya iritasi pada
Kriteria hasil: sering ; pertahankan
 Menunjukkan kesejajaran tubuh kulit karena gesekan
perilaku untuk dengan baik dengan alat tenun
mencegah l. Gunakan penghilangi. untuk menghilangkan
kerusakan kulit. tekanan atau matras aea tekanan
 Turgor kulit bagus atau tempat tidur j. karena anak dengan

 Edema tidak ada. penurun tekanan edema massif selalu


sesuai kebutuhan letargis, mudah lelah dan
diam saja
k. untuk mencegah
terjadinya ulkus
resiko infeksi b.d Tujuan : dalam a. Lindungi anak dari i. Meminimalkan
kerusakan jaringan waktu 2x24 jam orang-orang yang masuknya organisme.
Tidak terjadi infeksi terkena infeksi Mencegah terjadinya
Kriteria hasil : melalui pembatasan infeksi nosokomial.
 Tanda-tanda pengunjung. j. Mencegah terjadinya
infeksi tidak ada b. Tempatkan anak di infeksi nosokomial.
 Tanda vital dalam ruangan non infeksi. k. Membatasi masuknya
batas normal c. Cuci tangan sebelum bakteri ke dalam tubuh.

 Ada perubahan dan sesudah tindakan. Deteksi dini adanya

perilaku keluarga d. Lakukan tindakan infeksi dapat mencegah

dalam melakukan invasif secara aseptik sepsis.

perawatan e. Gunakan teknik l. Untuk meminimalkan


mencuci tangan yang pajanan pada organisme
baik infektif
f. Jaga agar anak tetap m. Untuk memutus mata
hangat dan kering rantai penyebaran infeksi
g. Pantau suhu. n. Karena kerentanan
h. Ajari orang tua terhadap infeksi
tentang tanda dan pernafasan
gejala infeksi o. Indikasi awal adanya
tanda infeksi
p. Memberi pengetahuan
dasar tentang tanda dan
gejala infeksi
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sindrom nefrotik merupakan gangguan klinis ditandai oleh peningkatan protein,
penurunan albumin dalam darah (hipoalbuminemia), edema dan serum kolesterol yang tinggi
dan lipoprotein densitas rendah (hiperlipidemia).
Etiologi nefrotik sindrom dibagi menjadi 3, yaitu primer (Glomerulonefritis dan
nefrotik sindrom perubahan minimal), sekunder (Diabetes Mellitus, Sistema Lupus Erimatosis,
dan Amyloidosis), dan idiopatik (tidak diketahui penyebabnya). Tanda paling umum adalah
peningkatan cairan di dalam tubuh. Tanda lainnya seperti hipertensi (jarang terjadi), oliguri
(tidak umum terjadi pada nefrotik sindrom), malaise, mual, anoreksia, irritabilitas, dan
keletihan.
Sehingga masalah keperawatan yang mungkin muncul adalah kelebihan volume cairan
berhubungan, resiko tinggi infeksi, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan, resiko tinggi
kerusakan integritas kulit, resiko kehilangan volume cairan intravaskuler, gangguan perfusi
jaringan perifer, gangguan citra tubuh, intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan, dan
defisit pengetahuan.

4.2 Saran
Demikian makalah yang kami sampaikan. Kami berharap agar makalah yang kami buat
ini dapat bermanfaat bagi para dosen, teman-teman dan pembaca terutama mahasiswa
keperawatan

DAFTAR PUSTAKA
Behrman, R.E. MD, dkk. 2000. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Volume 3 Edisi 15. Jakarta: EGC
Dr. Nursalam, pransisca. 2009. Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
perkemihan. Salemba medika. Jakarta.
Husein A Latas. 2002. Buku Ajar Nefrologi. Jakarta: EGC.
Judith M. Wilkinson, Nancy R. Ahern. 2011. Buku Satu Diagnosa Keperawatan Nanda NIC NOC,
Edisi 9. EGC. Jakarta

Muttaqin, Arif. 2012. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba
Medika

Mansjoer, Arif, dkk, (2012), Kapita Selekta Kedokteran, edisi ketiga, Jilid 1, Media Aesculapius:
Jakarta

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta: EGC


Price A & Wilson L. 2005. Pathofisiology Clinical Concept of Disease Process (Patofisiologi konsep
klinis proses-proses penyakit). Jakarta: EGC.
Suharyanto, tato, & mudjid, abdul. 2009. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem
perkemihan. Salemba Medika. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai