ANALISA SITUASI
A. Analisa Situasi Ruangan
1. Gambaran Umum Rumah Sakit
a. Berawal dari perintah lisan PANGDAK XVIII SULSELRA
MAKASSAR.
b. Satu bulan kemudian, tepatnya pada tanggal 1 Desember 1965 mulai
Bhayangkara.
g. Tanggal 10 Januari 1970 Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara diakui
secara resmi oleh Mabes Polri dengan Surat Keputusan Kapolri No.
1
Pol. : B/117/34/SB/1970 yang ditandatangani oleh Wakapolri
sbb :
Menarik Surat Saudara tanggal 29 April 1969 No. Pol. :
XVIII/Sulselra.
Mengenai pembinaan selandjutnya dilaksanakan melalui
dengan nama SPK Gaya Baru, yang hanya berlangsung selam 2 (dua)
tahun yakni tahun 1979 – 1980, dan pada tahun 1980 SPK Gaya Baru
pada tahun 1984 menerima anggata Polri dari seluruh Indonesia untuk
Kapolda Sulsel.
2
j. Pembangunan tahap pertama tahun 1973 yang ditandai dengan
pelayanan kesehatan.
k. Pembangunan tahap kedua tahun 1983 terdiri atas Ruang Perawatan
Anak 2 (dua) lantai, Ruang Fisioterapi dan Gizi serta Ruang Gawat
1997 diresmikan Ruang ICU dan Ruang Operasi, tahun 2000 Rumah
(dua).
m. Tanggal 1 Januari 1999 Gedung Kantin Bhayangkara, Gedung
SISWANTO
n. Tanggal 10 Oktober 2001 Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara
3
penggantian nama Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara Makassar
yang diresmikan oleh Kapolda Sulsel Irjen Pol. Drs. FIRMAN GANI
p. Tanggal 14 Januari 2009, Depkes RI memberikan Sertifikat Akreditasi
Merak
s. Peresmian Renovasi Ruang Perawatan Merak B pada tanggal 16
ADANG ROCHJANA
t. Tanggal 23 Nopember 2010, Menteri Keuangan RI mengesahkan
4
Nomor 440 / KMK.05 / 2010, yang ditandatangani Menteri Keuangan
lantai 3 (Perawatan dan Bedah sentral dan ICU serta Perkantoran) oleh
5
kepolisian,pembinaan kemitraan maupun pendidikan dan
polri.
4. Nilai
a) Jujur
b) Tanggung jawab
c) Visoner
d) Disiplin
e) Kerjasama
f) Adil
g) Peduli
5. Motto
Prima dalam pelayanan,utama dalam penyembuhan, terkendali dalam
pembiayaan.
6. Tujuan
a. Tersedianya pelayanan kesehatan spesialisasi yang lengkap dan sesuai
makassar
c. Meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan standar akreditasi
d. Meningkatkan kompotensi dan profesionalisme SDM
e. Menjaga kuantitas SDM secara ideal seauai dengan beban dan
ancaman tugas
f. Meningkatkan kesejahteraan dan etos kerja SDM
g. Terwujudnya transparansi dan akuntabilitas dibidang keuangan
h. Terwujudnya pengelolaan selurh sumber daya lainya secara
6
1. Mengembangkan pelayanan terpadu : Fokus pengembangan layanan
terabaikan.
2. Pelayanan kesehatan/ medik yang telah dimiliki rumah sakit lebih dari
7
8) Apotek 24 jam
c. Pelayanan rawat inap, terdiri atas :
1) Pelayanan Rawat inap kelas VVIP
2) Pelayanan rawat inap kelas VIP
3) Perawatan rawat inap kelas 1
4) Pelayanan rawat inap kelas II
5) Pelayanan rawat ianap kelas III
6) Pelayanan intensial care unit ( ICU)
C. Pengumpulan Data/Pengkajian
1. M1 (Manusia/ketenagaan)
a. Struktur Organisasi Ruang Perawatan Merak
KEPALA RUANGAN
8
Kebutuhan tenaga perawat di Perawatan Ruang Merak dari hasil
16 Perawat.
Pembagian jam kerja perawat :
a. Shift pagi : 07.00 – 14.30
b. Shift siang : 14.00 – 21.00
c. Shift malam : 21.00 – 08.00
9
dalam pelaksanaannya juga bersifat fleksibel sehingga dianggap
belum maksimal.
2) Uraian Tugas
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, uraian tugas sesuai
3) Fungsi Perawat
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Kepala
10
merangkap pekerjaan dan melaksanakan tugas tidak sesuai
dengan fungsinya.
1. Independen
Dalam menjalankan fungsi ini tindakan perawat tidak
elimenasi.
2. Dependen
Dalam menjalankan fungsi ini perawat turut serta membantu
11
dalam memberikan pelayanan pada pasien misalnya
tertulis.
(a). Kepala Ruangan
keperawatan.
Tujuan Sebagai pedoman pelaksanaan uraian tugas Kepala
Ruangan
Kebijakan Kegiatan Bidang Pelayanan keperawatan meliputi
12
perencanaan, pengembangan, monitoring dan
manajemen bangsal.
rumah sakit
13
ATLS, ACLS
2) R. Intensif meliputi PPGD, ACLS,
Kardiovaskular.
3) R. IBS meliputi PPGD, Pelatihan khusus
Teknik Dialisis.
2. Tanggung Jawab :
tenaga keperawatan
b. Kebenaran dan ketepatan program
tenaga keperawatan
d. Kelancaran kegiatan perawat baru Kebenaran
keperawatan
3. Wewenang :
atasan
b. Memberi petunjuk dan bimbingan
14
c. Mengawasi, mengendalikan dan menilai
Ruangan
e. Menghadiri rapat, pertemuan berkala dengan
Keperawatan/Wadir Pelayanan
keperawatan
4. Uraian Tugas :
meliputi :
1) Menyusun rencana kerja Kepala Ruangan
Pelaksanaan ( P2 ), meliputi :
15
1) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh
keperawatan
3) Melaksanakan orientasi kepada tenaga
keperawatan baru
4) Membimbing tenaga keperawatan untuk
lain
6) Mengatur dan mengkoordinasikan
instruksi dokter
8) Mendelegasikan tugas kepada setiap
stafnya.
9) Melaksanakan tugas lain yang diberikan
( P3 ) meliputi :
16
2) Melakukan penilaian kinerja tenaga
tanggung jawabnya
3) Mengawasi, mengendalikan dan menilai
secara mandiri
Melaksanakan tugas sebagai MOD
kepada karu
Tujuan 1. Membantu Kepala Ruangan menyusun renpana
di timnya.
2. Membantu kepala ruangan mengawasi,
17
keperawatan ditimnya.
Uraian 1. Menyusun rencana kerja Ketua Tim
2. Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan
tugas
pelayanan di timnya, melalui kerjasama dengan
perawat pelaksana.
3. Berkoordinasi dengan Kepala Ruangan
timnya.
5. Memberikan orientasi, membimbing dan
ditentukan.
6. Mengendalikan pendayagunaan tenaga
anggota timnya
8. Bersama dengan anggota tim memberikan
18
penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata
pasien di timnya.
11. Bersama anggota tim melaksanakan
siap pakai
12. Mendampingi visite dokter dan mencatat
dan benar.
14. Bersama anggota tim memelihara kebersihan
19
pasien dan lain-lain pada saat pergantian dinas.
Tanggung Ketua Tim bertanggung jawab kepada Kepala
lingkungannya.
2. Menerima pasien baru sesuai prosedur dan
pakai.
4. Melakukan pengkajian keperawatan dan
20
5. Menyusun rencana keperawatan sesuai
dengan kemampuannya.
6. Melakukan tindakan keperawatan kepada
mengenai penyakitnya.
7. Melatih atau membantu pasien untuk
latihan gerak.
8. Melakukan tindakan darurat kepada pasien
batas kemampuannya.
11. Berperan serta dengan anggota tim
keperawatan.
12. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan
21
13. Mengikuti pertemuan berkala yang
keperawatan.
15. Melaksanakan serah terima tugas kepala
berikut :
16. Kebenaran dan ketetapan dalam
standar.
17. Kebenaran ketepatan dalam
dilakukan.
Wewenang 1. Meminta informasi dan petunjuk pada
atasan.
2. Memberikan asuhan keperawatan pada
22
2. M2 (Material/Sarana dan Prasarana)
Ruang Merak memiliki nurse station terletak tepat di bagian sudut
Bhayangkara, bahwa untuk ruang rawat inap Nurse Station harus terletak
secara efektif. Untuk bangunan perawatan yang berupa satu blok maka
dibutuhkan satu ruang perawat. Kapasitas tempat tidur telah sesuai dengan
dan prasarana rumah sakit bahwa satu Nurse station maksimal melayani
Ruang Merak tersedia ruang sentralisasi obat yang berada di Nurse Station,
berisi kotak obat untuk masing-masing pasien hal ini sesuai PERMENKES
23
rumah sakit dimana luas Nurse Station minimal 8 m2 dan harus dapat
mengakomodir lemari arsip dan lemari obat pasien, namun luas Nurse
ruangan dan dokter jaga, hal ini tidak sesuai dengan PERMENKES nomor
sakit dimana setiap ruang rawat inap harus memiliki ruangan khusus untuk
lain yang jarang digunakan seperti persiapan alat kesehatan, rostur, kunci
memiliki gudang bersih dan gudang kotor yang terpisah. Gudang bersih
alat kesehatan, hand rub, hand wash, dan lain-lain, sedangkan gudang kotor
untuk menyimpan alat dan perkakas seperti kunci inggris, rostur, brankar,
dan lain-lain.
Inventaris sarana dan prasarana yang ada di ruang Merak yang
diobservasi pada tanggal 23 juli 2018 didapatkan masih kurang lengkap, dan
sarana alat kesehatan minimal yang harus ada di ruang rawat inap adalah
menyesuaikan dengan jumlah bed tempat tidur ruang rawat inap. Hal ini
24
mengungkapkan bahwa sarana prasarana dan fasilitas Ruang Merak dirasa
cukup lengkap dan APD seperti masker, dan handscoon selalu tersedia,
yang tidak bisa digunakan bergantian secara langsung oleh beberapa pasien
medis yang tersedia di ruangan Merak (tabel di bawah) . Jika merujuk pada
menyesuaikan dengan jumlah tempat tidur dalam hal ini di ruang Merak
pasien.
Administrasi penunjang yang ada di ruangan juga sudah cukup
tersebut meliputi : buku injeksi, buku laporan pasien, SOP, buku visite, buku
pasien, tiang infus, WC, AC, kulkas, sofa, meja, lemari pakaian dan setiap
kamar hanya terdiri satu tempat tidur sesuai Peraturan Kepala Kepolisian RI
25
Nomor 2 Tahun 2010 bahwa ruang rawat inap VIP terdiri dari satu bed
26
1 Sarung bantal 38 Baik
2 Set GV 1 Baik
3 Selimut pasien 19 Baik
4 Aseptic gel 19 Baik
5 Humidifier 2 Baik
6 Flow meter 2 Baik
7 Gel 2 Habis
8 Plaster coklat 1 Baik
9 Bantal 19 19 baik
Tabel 2.4 : Inventaris sarana dan prasarana di dalam lemari ruangan Merak RS
Bayangkara Makassar
27
perlengkapan sarana dan prasarana minimal ruang rawat inap dibandingkan
a Ruangan
1 X-Ray Film 0 Jumlah peralatan Tersedia di ruang
kering
10 Syringe pump 0 Tersentral di ICU
11 Set bedah minor 1 Cukup Kurang 10
12 Gudle 0 Di Ampra
13 Glukometer 1 Cukup
14 Strip 0 DI Ampra
Glukometer
16 Hemodialisis 0 Sementara dalam
pekerjaan
28
17 DC Shock 0 Terletak di IGD dan
diruangan
18 Sentral oksigen 1 Menggunakan tabung
O2 diletakkan di
samping pasien
17 Hose Gas 0 Tidak tersedia
18 Lemari 1 Cukup
Instrumen
19 Lemari Obat 1 Cukup
20 Troli Obat 2 Cukup
21 Stetoschope 3 Cukup
22 Sphygmomano 1 Tidak sesuai rasio
pasien
27 Bed Side 1 Rusak
Cabinet
28 Bed Screen 4 Ruang kelas 2
29 Lemari linen 1 Cukup
30 Infusion stand 20 Cukup
31 Ambu bag 2 Kurang 8
32 Suction pump 0 Cukup
33 Meja makan 1 Tidak digunakan
pasien
34 Wheel 1 Cukup
Chair/Rostur
35 Brancard 0 Tidak tersedia di
ruangan
29
36 Urinal 5 Tidak sesuai rasio
digunakan ( sudah
karatan)
44 Tromol Gas Cukup
Tabel 2.6: Kesenjangan Sarana dan prasarana di Ruang Perawatan Merak berdasarkan
Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2010 Tentang
MAKP tim, MAKP primer, MAKP kasus, dan MAKP tim primer. Hasil
30
pengambilan data awal didapatkan bahwa kepala Ruangan Perawatan Vip
Kegiatan hand- over yang dilakukan di ners station dan dikamar pasien
08.00 wita di ruang perawatan vip Merak di dilakukan hand over dari shift
malam ke shift pagi. Proses hand over dilakukan di nurse station dimana
pasien, perawat jaga malam menjelaskan pada perawat jaga pagi tentang
31
malam. Berdasarkan pedoman hand over, pelaksanaan hand over pada saat
itu telah dilakukan maksimal dimana langkah hand over seperti hand over
merak.
Berdasarkan data diatas didapatkan pelaksanaan ronde keperawatan
tidak pernah dilakukan ini tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan
rutin dilakukan setiap bulannya yang melibatkan seluruh anggota tim dan
dilakukan setiap pergantian shift, dari hasil observasi yang dilakukan pada
tanggal 23 juli 2108 pre dan post cenference yang dimaksud adalah
shift melaporkan kepada perawat yang akan shift mengenai hal-hal yang
dilakukan dan rencana tindak lanjut klien sesuai dengan instruksi dokter.
32
Hal tersebut tidak sejalan dengan teori sitorus 2012 yang
pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut
yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas
pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi
tambahan rencana dari katim dan PJ tim sedangkan Post conference adalah
kegiatan diskusi yang dilakukan oleh ketua tim dan perawat pelaksana
secara lisan tidak ada format baku untuk pendelegesian itu sendiri dan
tidak ada peraturan atau kebijakan tersendiri dari pihak rumah sakit.
f. Discharge Planning
33
pasien dan mengidentifikasi kekambuhan atau kebutuhan keperawatan
keperawatan dirumah.
Dari kuisioner yang telah diisi oleh perawat di ruang VIP Merak
kepada pasien.
34
g. Supervisi
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara pada tanggal
sekalidar bukanlah supervisi yang baik namun tidak ada pedoman yang
dengan hasil yang baik. Dari data kuesioner dapat disimpulkan supervise
35
ruangan yang mengatakan model pendokumentasian yang digunakan
dan benar.
i. Sentralisasi Obat
tiap-tiap macam obat (oral, injeksi, supositoria, infuse, insulin, obat gawat
darurat).
36
Perawat selalu menginformasikan jumlah kepemilikan obat yang telah
Ruangan VIP Merak sudah optimal meskipun belum ada ruangan khusus
sentralisasi obat.
4. M4 (Money)
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 23 juli
diruangan tersebut ditentukan oleh manajemen rumah sakit dan tidak ada di
ruangan mengenai tarif tiap alat. Sistem keuangan rumah sakit yang
dalam waktu yang lama, dan kebutuhan ruangan yang diajukan dipenuhi
dos, nierbekken, troli, standar infus, ambu bag dewasa, ambu bag anak,
dan lain-lain.
Dengan demikian kami menyimpulkan bahwa penentuan tarif
fasilitas di ruangan tergantung dari ruangan yang di tempati dan untuk tarif
tiap alat-alat yang ada ditentukan oleh manajemen rumah sakit. Adapun
37
setiap tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien telah ditentukan
tepat, perawat menjelaskan peraturan atau tata tertib, tempat yang penting
termpil dan percaya diri, perawat selalu berhati-hati perawat selalu menilai
keadaan pasien, dan perawat selalu memantau keadaan pasien secara rutin.
sudah bagus.
B. Pengkajian Kebutuhan Spiritual
Perawat meyakini manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosio-kultural dan
spiritual yang utuh berepons terhadap suatu perubahan yang terjadi antara lain
karena gangguan kesehatan dan penyimpangan pemenuhan kebutuhan. Untuk
38
dapat memenuhi kebutuhan secara holistik dan unik diperlukan pendekatan
yang komprehensif dan bersifat individual bagi tiap sistem klien.
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang professional mempunyai
kesempatan yang paling besar untuk memberikan pelayanan kesehatan
khususnya pelayanan/asuhan keperawatan yang komprehensif dengan
membantu klien memenuhi kebutuhan dasar yang holistik.Perawat
memandang klien sebagai makhluk bio-psikososio-kultural dan spiritual yang
berespon secara holistik dan unik terhadap perubahan kesehatan atau pada
keadaan krisis.Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat tidak bisa
terlepas dari aspek spiritual yang merupakan bagian integral dari interaksi
perawat dengan klien. Perawat berupaya membantu memenuhi kebutuhan
spiritual klien sebagai bagian dari kebutuhan menyeluruh klien, antara lain
dengan memfasilitasi pemenuhan kebutuhan spiritual klien tersebut,
walaupun perawat dan klien tidak mempunyai keyakinan spiritual atau
keagamaan yang sama (Hamid A.Y., 2000:3).
Spiritualitas adalah keyakinan dalam hubungannya dengan yang Maha
Kuasa, sedangkan kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk
mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban
agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau pengampunan.
Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh
setiap manusia. Apabila seseorang dalam keadaan sakit, maka hubungan
dengan Tuhannya pun semakin dekat, mengingat seseorang dalam kondisi
sakit menjadi lemah dalam segala hal, tidak ada yang mampu
membangkitkannya dari kesembuhan, kecuali Sang Pencipta. Dalam
pelayanan kesehatan, perawat sebagai petugas kesehatan harus memiliki
peran utama dalam memenuhi kebutuhan spiritual. Perawat dituntut mampu
memberikan pemenuhan yang lebih pada saat pasien akan dioperasi, pasien
kritis atau menjelang ajal. Dengan demikian, terdapat keterkaitan antara
keyakinan dengan pelayanan kesehatan dimana kebutuhan dasar manusia
yang diberikan melalui pelayanan kesehatan tidak hanya berupa aspek
biologis, tetapi juga aspek spiritual. Aspek spiritual dapat membantu
39
membangkitkan semangat pasien dalam proses penyembuhan (Asmadi,
2008:28-29).
Ketika penyakit, kehilangan atau nyeri menyerang seseorang, kekuatan
spiritual dapat membantu seseorang kearah penyembuhan atau pada
perkembangan kebutuhan dan perhatian spiritual. Selama penyakit atau
kehilangan, misalnya saja, individu sering menjadi kurang mampu untuk
merawat diri mereka dan lebih bergantung pada orang lain untuk perawatan
dan dukungan. Distres spiritual dapat berkembang sejalan dengan seseorang
mencari makna tentang apa yang sedang terjadi, yang mungkin dapat
mengakibatkan seseorang merasa sendiri dan terisolasi dari orang lain.
Individu mungkin mempertanyakan nilai spiritual mereka, mengajukan
pertanyaan tentang jalan hidup seluruhnya, tujuan hidup dan sumber dari
makna hidup. Kemampuan perawat untuk mendapat gambaran tentang
dimensi spiritual klien yang jelas mungkin dibatasi oleh lingkungan dimana
orang tersebut mempraktikkan spiritualnya, hal ini benar jika perawat
mempunyai kontak yang terbatas dengan klien dan gagal untuk membina
hubungan. Pertanyaannya adalah bukan jenis dukungan spiritual apa yang
dapat diberikan tetapi secara sadar perawat mengintegrasikan perawatan
spiritual kedalam proses keperawatan. Perawat tidak perlu menggunakan
alasan “tidak cukup waktu” untuk menghindari pengenalan nilai spiritualitas
yang dianut untuk kesehatan kilen (Potter & Perry, 2005:567).
Dari data yang diperoleh berdasarkan hasil pembagian kuesioner spiritual
yang dilakkukan pada tanggal 23 Juli 2017 di ruang perawatan Merak RS
Bhayangkara Makassar, di dapatkan interpretasi data :
Kategori
Ya
No. Karakteristik Tidak Amat
Agak Sangat
Sangat
F % F % F % F %
1 Kebutuhan Lebih Di 0 0 10 53 9 47 0 0
Sayang dari Orang
40
Lain
Kebutuhan Berbicara
Dengan Orang Lain
2 Mengenai Ketakutan 5 26 4 29 8 57 2 14
Dan Kekhawatiran
Anda
Kebutuhan
Seseorang Dalam
Lingkungan Kita
Peduli Anda?
3 14 74 4 80 1 20 0 0
Kebutuhan
Seseorang Dalam
Lingkungan Kita
Peduli Anda
Kebutuhan
Merenungkan
4 10 53 5 56 4 44 0 0
Kembali Hidup
sebelumnya
Kebutuhan
Menghilangkan
5 9 47 6 60 4 40 0 0
Aspek Keterbukaan
Dalam Hidup Anda
Kebutuhan Menyatu
6 dengan keindahan 10 53 4 44 4 44 1 11
alam
Kebutuhan tinggal di
7 tempat yang tenang 5 26 4 29 8 57 2 14
dan damai
8 Kebutuhan 5 26 4 29 8 57 2 14
menenmukan
41
kedamaian batin
Kebutuhan
menemukan makna
9 4 21 5 33 8 53 2 13
dalam
sakit/penderitaan
Kebutuhan berbicara
10 dengan orang lain 5 26 4 29 8 57 2 14
tentang makna
Kebutuhan berbicara
dengan orang lain
tentang
11 3 16 10 63 4 25 2 13
kemungkinan
kehidupan setelah
meninggal
Kebutuhan beralih
12 menjadi orang yang 3 16 10 63 4 25 2 13
penuh cinta kasih
Kebutuhan
memberikan sesuatu
13 3 16 10 63 4 25 2 13
untuk diri anda
sendiri
Kebutuhan menjadi
14 pelipur lara orang 2 11 10 59 6 35 1 6
lain
Kebutuhan
memaafkan
15 seseorang dari waktu 0 0 10 53 9 47 0 0
yang berbeda dari
hidup anda
42
Kebutuhan
16 1 5 10 56 8 44 0 0
dimaafkan
Kebutuhan berdo'a
17 1 5 10 56 8 44 0 0
dengan orang lain
Kebutuhan bahwa
18 seseorang berdo'a 0 0 13 68 6 32 0 0
untuk anda
Kebutuhan berdo'a
19 untuk diri anda 1 5 11 61 7 39 0 0
sendiri
Kebutuhan
20 berpartisipasi dalam 7 37 10 83 2 17 0 0
upacara keagamaan
Kebutuhan membaca 5
buku spiritual atau
21 buku keagamaan 26 14 100 0 0 0 0
22 Kebutuhan beralih
dan mendekat dalam
keagungan akan
4 21 13 87 2 13 0 0
kehadiran yang lebih
tinggi (Ke-Esaan,
Tuhan, Malaikat)
23 Kebutuhan merasa
8 42 11 100 0 0 0 0
lengkap dan aman
24 Kebutuhan
merasakan
6 32 10 7 3 23 09 0
terhubung (dekat)
dengan keluarga
43
25 Kebutuhan berbagi
pengalaman hidup 6 32 10 7 3 23 0 0
kepada orang lain
26 Kebutuhan
diyakinkan bahwa
hidup anda 5 26 14 100 0 0 0 0
bermakna dan punya
arti
27 Kebutuhan
dilibatkan kembali
oleh keluarga anda 3 16 14 88 2 13 0 0
dalam berbagai
urusan
28 Kebutuhan mendapat
dukungan yang lebih 1 5 16 89 2 11 0 0
dari keluarga
29 Kebutuhan
berunding dengan 6 32 12 92 1 8 0 0
atau cucu
44
Karakteristik 04 merenungkan kembali hidup sebelumnya, menunjukkan
bahwa nilai tertinggi yaitu tidak membutuhkan sebanyak 10 orang (53%) dan
yang paling terendah pada karakteristik amat sangat yaitu 0 responden (0%).
Karakteristik 05 kebutuhan menghilangkan aspek kebutuhan dalam hidup,
dengan nilai tertinggi yaitu tidak membutuhkan sebanyak 9 orang (47%) dan nilai
tertinggi pada karakteristik amat sangat sebanyak 0 (0%).
Karakteristik 06 kebutuhan menyatu dnegan keindahan alam , dengan nilai
tertinggi yaitu tidak membutuhkan sebanyak 10 orang (53%) dan nilai terendah
pada karakeristik amat sangant sebnayak 0 (0%).
Karakteristik 07 kebutuhan tinggal di tempat yang tenang dan damai,
karakteristik 8 kebutuhan menemukan kedamaian batin, karakterisitk 09
menemukan makna dalam sakit/penderitaan, dan karakterisitk 10 berbicara
dengan orang lain tentang makna kehidupan sama-sama memiliki hasil yang sama
yaitu nilai tertinggi pada karakteristik sangat sebanyak 8 orang (57%) dan nilai
terendah yaitu pada karakteristik amat sangat yaitu hanya sebanyak 2 orang
(14%).
Karakteristik 11 kebutuhan berbicara dengan orang lain tentang
kemungkinan kehidupan setelah meninggal, karakteristik 12 kebutuhan beralih
menjadi orang yang penuh cinta, dan karakteristik 13 kebutuhan memberikan
sesuatu untuk diri sendiri, sama-sama memiliki hasil yang sama dengan frekuensi
tertinggi yaitu pada karakteristik agak membutuhkan sebanyak 10 orang (63%)
dan frekuensi terendah pada karakteristik agak sangat sebanyak 2 orang (13%).
Karakteristik 14 kebutuhan menjadi pelipur lara orang lain dengan
frekuensi tertinggi yaitu pada karakteristik agak sebanyak 10 orang (59%) dan
frekuensi terendah sebanyak 1 orang (6%).
Karakteristik 15 kebutuhan memaafkan seseoarng dari waktu yang
berbeda dari dengan frekuensi tertinggi yaitu pada karakteristik sangat sebanyak
10 orang (53%) dan kfrekuensi terendah yaitu pada karakteristik amat sangat
dengan nilai 0 (0%).
Karakteristik 16 kebutuhan dimaafkan, karakteristik 17 kebutuhan berdoa
dengan orang lain sama-sama memiliki hasil yang sama dengan frekuensi
tertinggi yaitu apda karakteristik agak membutuhkan sebanyak 10 orang (56%)
dan frekuensi terendah yaitu pada karakteristik amat sangat yaitu 0 responden
(0%).
Karakteristik 18 kebutuhan bahwa seseorang berdoa untuk diri, frekuensi
tertinggi yaitu pada karakteristik agak sebanyak 13 responden (68%) dan
frekuensi terendah yaitu pada karakteristik amat yaitu 0 responden (0%).
45
Karakteristik 19 kebutuhan berdoa untuk diri sendiri, frekuensi tertinggi
yaitu pada karakteristik sangat sebanyak 7 responden (39%) dan frekuensi
terendah pada karakteristik amat sangat yaitu 0 responden (0%).
Karakteristik 20 kebutuhan berpartisipasi dalam upacara keagamaan ,
frekuensi tertinggi yaitu pada krakteristik agak dengan 10 responden (83%) dan
frekuensi terendah yaitu pada karakteristik amat sangat yaitiu 0 reponden (0%).
Karakteristik 21 kebutuhan membaca buku spiritual dan buku keagamaan ,
frekuensi tertinggi yaitu pada karakteristik agak yaitu 14 responden (100%).
Karakteristik 22 kebutuhan beralih dan mendekat dalamk keagungan akan
kehadiran Tuhan, frekuensi tertinggi yaitu pada karakteristik agak sebanyak 13
responden (87%). Karakteristik 23 kebutuhan merasa lengkap dan aman,
frekuensi tertinggi yaiut pada kategori agak yakni 11 responden (100%).
Karakteristik 24 kebutuhan merasakan dekat dengan keluargan, dan
karakteristik 25 kebutuhan berbagi pengalaman hidup kepada orang lain sama-
sama memiliki frekuensi tertinggi yaitu pada karakteristik agak yakni sebanyak 10
responden dan frekuensi terendah pada karakeristik agak yakni 0 responden.
Karakteristik 26 kebutuhan diyakinkan bahwa hidup bermakna dan
mempunyai arti, frekuensi tertinggi yakni pada karakteristik agak sebanyak 14
responden (100%).
Karakteristik 27 kebutuhan dilibatkan kembali oleh keluarga dalam
berbagai urusan, frekuensi tertinggi yakni pada karakteristik agak dengan 14
responden (88%) dan frekuensi terendah pada karakteristik agak yakni 0
responden.
Karakteristik 28 kebutuhan mendapat keuntungan yang lebih dari
keluarga, frekuensi tertinggi yaitu pada karakeristik agak yakni 16 responden
(89%) dan frekuensi terendah pada krakteristik agak yakni 0 responden (0%).
Karakteristik 29 kebutuhan berunding dengan anak/cucu, frekuensi
tertinggi yakni pada karakteristik agak yaitu 12 responden (92%) dan frekuensi
terendah yaitu pada karakteristik agak 0 responden (0%).
46
A. ANALISA SWOT
47
terdapat kamar ruangan hanya dapat sakit yang yang semakin
mandi/WC khusus dilakukan satahun menuntut meningkat
perawat, terdapat juga sekali kelengkapan
b. Adanya resiko
westafel dan handrub sarana dan
kehilangan sarana
perawat serta prasarana yang
yang ada
pencahayaan langsung. memadai
c. Tidak ada ruangan
b. Tersedia ruang b. Keinginan
khusus kepala ruang
sentralisasi obat yang masyarakat untuk
rawat inap
berada di Nurse Station, mendapatkan
d. Ruang Merak
berisi kotak obat untuk pelayanan dengan
memiliki nurse station
masing-masing pasien. fasilitas yang
terletak tepat di bagian
c. Terdapat peralatan non
memadai
sudut ruangan pasien,
steril dan perkakas
namun terdapat 6
seperti lemari, linen,
ruangan perawatan
loker perawat, rostur
yang berada di depan
disimpan ditempat
nurse station saling
sembarang
d. Terdapat diruangan yaitu membelakangi dan
tabung O2 jika terdapat 3 ruangan di
dibutuhkan, ambu bag, samping nurse station
48
tensi meter, stetoscope, sehingga sulit untuk
set GV, nebulizer,tiang diobservasi secara
infus, dll langsung oleh
e. Administrasi penunjang
perawat.
yang ada di ruangan e. Tidak terdapat gudang
juga sudah lengkap tempat penyimpanan
f. Pihak rumah sakit
alat seperti tabung 02
menyetujui
kosong dan rostur.
pelengkapan sarana dan f. Tidak terdapat brankar
prasarana melalui
proses pengamprahan
alat
M3 1. MAKP
a. Standar asuhan a. Belum adanya SOP a. Makin kritisnya
keperawatan yang khusus MPKP a. Adanya keinginan pasien akan
b. Standar yang bidang keperawatan
digunakan di ruangan pelayanan
ditetapkan dalam
perawatan VIP Merak kesehatan
berdasarkan kebijakan pengembangan b. Adanya tuntutan
NANDA NIC-NOC
rumah sakit dapat standar asuhan tinggi dari
(North American
berubah sewaktu- keperawatan yang masyarakat perihal
Nursing Dignoses
waktu lebih baik kelengkapan sarana
49
Nursing Income- c. Perubahan standar b. Pengembangan dan prasana
Nursing Outcome). membutuhkan SOP sesuai dengan ruangan.
b. Terdapat Standard
sosialisasi kepada kebutuh an rumah
Operation Procedure
tenaga-tenaga sakit
(SOP) untuk sebagian
kesehatan terkait.
besar tindakan
keperawatan.
c. SOP yang digunakan
adalah hasil yang
ditetapkan sesuai
dengan kebijakan dari
pihak RS
Bhayangkara.
d. SOP dibuat dalam
bentuk pembukuan
a. Adanya
dengan jumlah SOP
tuntutan yang
tindakan keparawatan
lebih tinggi dari
dan medis secara
a. Seringkali overan masyarakat
keseluruhan dalam
dilakukan tidak tepat untuk
ruangan Perawatan
50
VIP Merak adalah waktu. mendapatkan
172 buah SOP. pelayanan
e. Terdapat standar alat
keperawatan
dan fasilitas di Ruang
yang
Perawatan VIP Merak
a. Adanya mahasiswa professional.
secara spesifik, yang
profesi ners yang
disesuaikan dengan
parktik manajemen
kebutuhan di ruangan.
2. Overan keperawatan
a. Overan dilakukan 3x b. Adanya kebijakan
51
tindak lanjut klien,
jumlah pasien
pulang dan pasien
a. Adanya diskusi
baru.
c. Dalam overan a. Tidak adanya kasus tentang manajemen
a. Adanya tuntutan
dilakukan di Nurse yang bisa dirondekan. keperawatan
yang lebih tinggi
Station kemudian b. Tim pelaksanaan
dari masyarakat
dilanjutkan di kamar ronde belum dibentuk
untuk mendapatkan
pasien. Dikamar c. Waktu dan
pelayanan
pasien Perawat sumberdaya yang
keperawatan yang
memvalidasi dibutuhkan untuk
professional.
keadaan umum klien pelaksanaan
a. Adanya mahasiswa
serta memberitahu mencakup jumlah
profesi ners yang
klien perawat yang yang besar
parktik manajemen
akan shift.
keperawatan.
3. Ronde Keperawatan
a. Bidang perawatan
mendukung adanya
kegiatan ronde
52
keperawatan
b. Adanya tenaga ners
sebanyak 7 orang, a. Dari hasil a. Adanya
Confrence
a. Bidang perawatan
mendukung adanya
kegiatan pre dan
a. Tidak dilakukan
post conference.
b. Adanya tenaga ners pendelegasian secara
Sarjana lisan.
b. Tidak ada format
53
Keperawatan baku dalam
sebanyak 2 orang, pendelegasian
a. Adanya tuntutan
D3 keperawatan
yang lebih tinggi
sebanyak 5 orang.
c. Pre dan Post dari masyarakat
pergantian shift.
5. Pendelegasian
a. Adanya tenaga ners
sebanyak 7 orang, a. Tidak ditetapkan a. Adanya tuntutan
Sarjana jadwal supervisi yang lebih tinggi
b. Beberapa perawat
Keperawatan dari masyarakat
diruangan belum
sebanyak 2 orang, untuk mendapatkan
pernah mendapatkan
D3 keperawatan pelayanan
sosialisasi tentang
sebanyak 5 orang keperawatan yang
kegiatan supervisi
professional.
sehingga perawat
6. Discharge Planning
54
a. Adanya form tidak mengetahui
discharge planning alur pelaksanaan
yang berisi tanggal supervisi secara rinci
masuk, tanggal di ruangan. a. Adanya mahasiswa
55
lembaran yang d. Adanya mahasiswa
belum profesi ners praktik
a. Tingkat
didokumentasikan. manajemen untuk
kesadaran
mengembangkan
(pasien dan
system
keluarga) akan
dokumentasi
8. Pendokumentasian tanggung jawab
e. Kerjasama yang
a. Pendokementasian
dan tanggung
baik antara perawat
yang diterapkan di
gugat.
dan mahasiswa
Ruang Merak RS
Bhayangkara
Makassar
merupakan format
sesuai standar
akreditasi yang
sangat membantu
memudahkan
pekerjaan perawat
dalam melakukan
pengkajian pada
56
pasien.
M4 1. Adanya anggaran untuk 2. Sistem keuangan 1. Adanya program 1. Persaingan
memenuhi kebutuhan rumah sakit yang pemerintah pelayanan RS yang
ruangan bersentral menjadikan (ASKES/ BPJS) semakin kuat
2. Menjangkau semua 2. Klien dan keluarga 2. Semakin tingginya
alokasi pendanaan yang
lapisan masyarakat mendapatkan kritis masyarakat
dibutuhkan ruangan
untuk mendapatkan kesempatan untuk akan keuangan
terealisasi dalam waktu
pelayanan kesehatan memperoleh
yang lama.
yang lebih baik 3. Kebutuhan ruangan informasi yang
3. Sebagian besar
yang diajukan dipenuhi berkaitan dengan
kebutuhan ruangan
dalam jangka waktu yang prosedur jaminan
sudah terpenuhi
lama. kesehatan
4. Tidak ada
dokumentasi terkait tarif
fasilitas alat kesehatan
dan jenis tindakan.
M5 1. Adanya keinginan besar 1. Manajemen ruang 1. Proses akreditasi 1. Mutu pelayanan
perawat untuk perawatan belum rumah sakit yang Rumah Sakit lain
meningkatkan mutu terstruktur dengan menuntut adanya yang terus
pelayanan di ruangan baik sehingga mutu pelayanan meningkat
2. Kesadaran perawat akan
57
tuntutan mutu pelayanan menurunkan mutu prima
2. Minat masyarakat
di ruangan VIP pelayanan
3. Pihak rumah sakit untuk mendapatkan
mendorong peningkatan mutu pelayanan
mutu pelayanan di yang baik di ruang
rumah sakit VIP
4. Jenjang pendidikan
perawat di ruang Merak:
Ners: 7 orang
S1: 3 orang
D3 keperawatan: 4 orang
58
Total Prioritas
1 Penerapan Metode Proses Keperawatan
4 2 5 4 4 5 3 4 2 3 5 5 46 1
Profesional (MPKP) belum optimal
3 Sarana dan prasarana kurang memadai 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 36 2
Keterangan :
1:Sangat rendah A: resiko terjadi H: waktu
2: rendah B: resiko parah I : dana
3: cukup C: potensial untuk pelatihan J : fasilitas kesehatan
4: tinggi D: minat perawat K : sumber daya
5: sangat tinggi E: mungkin diatasi L : sesuai dengan peran perawat
F: sesuai program M : skor total
G : tempat N : urutan prioritas
59
1. Penerapan Penerapan Pemantapan MPKP 30 Juli – 10 Kepala Role Play Skenario Semua anggota
Metode model Agustus 2018 ruangan, kelompok
a. Role play :
Proses Metode Role play perawat
Keperawatan Proses timbang pelaksana,
Profesional Keperawatan terima/han ruang
(MPKP) Profesional d over perawatan
belum optimal (MPKP) Role play Merak
dengan model pre dan
diterapkan. conference
Role Play
Kepala
Ronde 1 Agustus
ruangan dan Workshop Video
keperawata 2018
perawat
n
Role play lainnya
penerimaan 8 Agustus
pasien baru 2018
b. Sosialisasi
supervisi
LCD
60
melalui
pemutaran
video role play
c. Workshop
MPKP
2. Sarana dan Meningkatan a. Pembuatan 31 Juli 2018 Ruang Merak Pembuatan a. Kertas Semua anggota
prasarana bentuk identitas bed identitas bed, pengenal kelompok
kurang pelayanan pengadaan laminating
b. Pengadaan
b. Baliho
memadai dan 31 Juli 2018 struktur
struktur
struktur
menunjang organisasi,
organisasi.
organisasi.
proses c. Pengadaan arah pengadaan
c. Kertas arah
pelayanan kiblat. 6 Agustus arah kiblat di
kiblat
d. Pengadaan 2018
yang optimal setiap
laminating.
Name Board
6 Agustus ruangan, d. kertas di
Nurse Station
2018 pengadaan laminating.
name board.
61
F. Rekomendasi Penyelesaian Masalah
DAFTAR PUSTAKA
62
Aditama. 2000. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta: IV Press.
Hamid, A.Y. 2000. Buku Ajar Aspek Spiritual Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.
Marquis, B.L. dan Huston, C.J. 1998. Management Decision Making for Nurses
(3rd ed) Philadelphia: Lippincot – Raven Publisher.
63
Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktik. Edisi 4 volume 1. Jakarta: EGC.
Sahalmahfudz. 2011. Professional Dalam Segala Hal, Reflexi 40 tahun RSI sultan
Agung Mengabdi dan Melayani. Semarang: RSI Sultan Agung.
Samantho, Ahmad. 2008. Bimaristan Konsep Ideal Rumah Sakit Islam. Diakses
pada tanggal 20 Agustus 2017 pukul 14.00 WITA.
64
Sugiharto, A.S, Keliat, A.B, dan Sri HT. 2012. Manajemen Keperawatan: Aplikasi
MPKP di Rumah Sakit. Jakarta: EGC.
65