Anda di halaman 1dari 2

1.

Program Nusantara Sehat merupakan momentum penting bagi saya dalam mewujudkan mimpi
dan target saya untuk mengabdi dan berkontribusi bagi bangsa dan negara. Jujur, saya
merupakan salah satu pemuda daerah yang beruntung diantara pemua lainnya yang cita-citanya
terputus karena tidak bisa melanjutkan pendidikan. Sejak duduk dibangku sekolah dasar hingga
berhasil sekolah profesi dan meraih gelar sarjana dibangku perkuliahan, saya dibiayai
sepenuhnya oleh negara melalui program beasiswa. Pada saat saya lulus kuliah saya pernah
berjanji dan bersumpah kepada diri saya bahwa segala ilmu dan kompetensi yang saya punya
akan saya berikan untuk bangsa khususnya untuk kepentingan masyarakat indonesia. Maka dari
itu, Program ini tentu akan menjadi momentum berharga bagi saya untuk berkontribusi kepada
bangsa dan negara melalui ilmu, wawasan dan kompetensi yang saya miliki dalam bidang
kesehatan khususnya bidang keperawatan.
2. Modal utama yang saya miliki dalam rangka mendukung program nusantara sehat adalah ilmu,
wawsan, kompetensi, serta pengalaman yang saya miliki. Pada saat duduk di bangku
perkuliahan saya merupakan mahasiswa yang aktif baik dalam bidang akademik maupun non
akademik. Dalam bidang akademik pencapain terbesar saya adalah lulus sebagai wisudawan
terbaik universitas sumatera utara dan dalam beberapa kesempatan meraih penghargaan
adalam ajang karya ilmiah baik tingkat nasional maupun internasional. Dalam bidang non
akademik saya selalu aktif dan ikut serta dalam melakukan kegiatan kemahasiswaan. Organisasi
kampus yang pernah saya ikuti adalah Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia
(ILMIKI) dengan menduduki jabatan sebagai Pengurus Harian Nasional (PHN). Adapun
pengalaman saya, saat ini saya sedang ditugaskan oleh Nusantara Sehat di RSDC Wisma Atlet
Kemayoran sebagai perawat IGD , Sebuah rumah sakit darurat yang dibentuk pemerintah untuk
menangani pasien Covid-19 . Sebelumnya saya bekerja di RSU Martha Friska Multatuli Medan
sebagai Perawat ICU Selama 5 bulan dan di Medical Hijama Complementary Clinic sebagai
manager operational selama 6 bulan.
Saya merasa yakin dengan kombinasi pengalaman saya dan pendidikan sekiranya menjadi modal
bagi saya dalam rangka mendukung program nusantara sehat. Rasa antusiasme yang tinggi
dalam melakukan berbagai kegiatan di dalam dan luar akademik sudah memberikan pelajaran
terbaik dalam meningkatkan kepemimpinan serta ketrampilan komunikasi yang saya miliki.
3. Pengalaman keterpurukan saya adalah ketika awal awal saya masuk dunia perkuliahan. Saya
ingat betul kita itu, karena tidak memiliki uang saya harus tinggal berempat dengan teman di
sebuah kamar kos kecil dan sempit. selain itu saya juga harus menahan lapar pada saat kuliah
karena tidak memiliki cukup uang untuk membeli makanan karena saat itu uang saya hanya
cukup untuk makan satu kali sehari yakni pada siang hari. Kondisi ini hampir membuat saya
putus asa dan ingin kembali pulang kampung dan mengakhiri mimpi saya. Namun, Saya ingat
betul pesan ayah saya bahwa hidup harus berjuang dan tidak ada kata menyerah dalam
memperjuangkan mimpi. Hingga pada akhirnya saya berpikir keras untuk keluar dari situasi ini.
Langkah awal yang saya lakukan untuk keluar dari situasi ini adalah dengan bekerja untuk
mendapat uang dan mencari beasiswa sebanyak-banyaknya . Masih segar dalam ingatan saya,
ketika itu saya harus banting tulang berjualan molen arab dari kelas ke kelas dengan
menghiraukan rasa malu dan gengsi. Selain ituu, sepulang kuliah saya juga harus bekerja
sebagai pengajar di bimbingan belajar sampai malam hari. Hingga pada akhirnya kondisi
keungan saya semakin baik dan saya bisa belajar dengan baik serta mendapat beasiswa dari
pemerintah dan lembaga swasta.
4. pengalaman bermakna saya dalam mencapai keberhasilan tentu pada saat saya berhasil lulus
dibangku perkuliahan. Sebuah momen yang sangat membanggakan ketika saya bisa
menempatkan ayah saya duduk dibanku VIP/Prioritas karena saya menjadi salah satu
wisudawan terbaik kala itu. Momen ini menjadi momen yang mengahurukan bagi saya, jika
dilihat kebelakang bagimana saya berjuang mati-matian kuliah sambil bekerja. Dan menjadi
salah satu pemuda yang beruntung diantara teman-teman saya dari pelosok sumatera utata
yang mimpinya kandas karena faktor ekonomi keluarga ,yang tidak mampu mebiayai
pendidikan mereka.
5. pengalaman saya dalam menghadapi tugas berat adalah ketika kampus saya mempercayakan
saya untuk mewakili kampus serta mewakili indonesia pada ajang World Invention and
innovation contest (WIC) di seoul Korea selatan. Pada saat itu tahun 2019, saya sedang
menjalani kuliah profesi ners dimana banyak tugas dan laporan perkuliahan yang harus saya
kerjakan. Disisi lain waktu persiapan yang saya miliki juga sangat minim sekali. Sehingga pada
waktu itu, Saya harus bisa membagai waktu saya dan mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam
mengikuti kompetisi ini. Berkat kerja keras, latihan, serta terus meminta nasihan bimbingan dari
pembimning, akhirnya tugas berat ini bisa saya dan tim selesaikan dengan baik. saya dan tim
berhasil pulang degan membawa penghargaan medali emas.

Anda mungkin juga menyukai