Anda di halaman 1dari 14

2018 ILMU ALAMIAH

DASAR
DOSEN : DAUS ALFROSIUS A., M.A.

SUMBER BUKU:

 ANATOMI TUMBUHAN :
SRI MULYANI E.S.

 FISIOLOGI HEWAN :
WIWI ISNAENI

 KESEHATAN REPRODUKSI &


KONTRASEPSI :
SAROHA PINEM, SKM, M.Kes

TUTI ALWIYYAH
201701500319
ANATOMI TUMBUHAN : SRI MULYANI E.S.

Abaksial : (abaxial) bagian permukaan atau sisi suatu organ yang jauh atau
menjauhi sumbu panjang tempat melekatnya.

Absisi : (abscission) peluruhan secara terkendali suatu bagian (seperti daun,


Bungan, atau buah) oleh tumbuhan, yang prosesnya berkaitan dengan
perubahan tingkat kandungan auksin dalam bagian yang akan gugur,
atau dengan menghilangkan lapisan atau dinding penghubung.

Adaksial : (adaxial) bagain permukaan atau sisi suatu organ yang dekat atau
mendekati atau menghadap sumbu panjang tempat melekatnya.

Aerenkim : jaringan perenkim yang rongga antarselnya besar, berfungsi sebagai


penyimpan udara pada korteks tumbuhan air.

Akropetal : Terbentuk sacara berurutan dari bagian dasar kearah ujung sehingga
bagian yang paling ujung merupakan yang termuda.

Aleuron : Butir protein dalam sitoplasma yang di pakai sebagai cadangan


makanan, misalnya dalam endosperm serealia.

Anatropus : Suatu bentu ovulom yang nuseuis dan mikropilnya.

Androesium : (androecium) unsur perkembang biakan jantan pada bunga, yaitu


benang sari sebagai satu satuan.

Androginofor : (androgynophcre) sumbu yang mendukung baik benang sari maupun


putik ditempat perletakan hiasan bunga.

Antera : (anthera) kepala sari.

Apokarpi : (apocharpy) bunga atau ovarium yang karpelanya tidak berhubungan


atau lepas satu sama lain.

Atropus : Arthotropus, keadaan bakal biji yang ujung nuselusnya terletak pada
sat ugaris lurus dengan tali pusarnya.

Dermatogen : epidermis muda pda tumbuhan.

Dorsiventral : Bifasial, daun yang mempunyai parenkim palisade hanya pada salah
satu sisi daun saja, sedangkan sisi yang lain terdapat parenkim spons.

Eksin : (exine) bagian terluar dinding serbuk sari, disebut juga ekstin.
Endrotesium : (endrothecium) suatu lapisan sel berdinding tebal yang terletak
dibawah epidermis pada dinding kantong serbuk sari.

Evaporasi : (evaporation) hilangnya kelembapan dalam bentuk uap air.

Evapotranspirasi : Jumlah total kehilangan air karena evaporasi dari tanah dan badan air,
serta transpirasi dari vegetasi suatu daerah dalam suatu waktu tertentu.

Felem : (phellem) gabus dan lapisan bukan gabus yang bersifat perenkim
sekunder yang di bentuk oleh bagian dalam cambium bagus, disebut
juga korteks sekunder.

Fellem : Gabus dan lapisan bukan gabus yang membentuk wilayah luar
periderm yang dihasilkan sebagai kegiatan felogen.

Felogen : (phelloderm) korteks bergabus yang bersifat parenkim sekunder yang


dibentuk oleh bagian dalam cambium gabus, disebut juga korteks
sekunder.

Felogen : (phellogen) kambium gabus batang berkayu, sebagai meristem


sekunder yang menghasilkan gabus dan foloderm, disebut juga
kambium gabus.

Felogen : Kambium gabus batang berkayu, timbul sebagai meristem sekunder,


yang melahirkan gabus, dan felodermis; disbut juga kambium gabus.

Filamen : Tangkai sari.

Filome : Tipe daun.

Filotaksis : pengeturan duduk daun pada suatu batang.

Ginoesium : (gynoecium) unsur perkembangbiakan betina pada bunga.

Ginofor : (Gynophore) tangkai yang mendukung ginoesium yang menjorok


kedalam hiasan bunga.

Heliks : Uliran, spiral.

Hidrolisis : (hydrolysis) penguaian senyawa organik dengan penambahan molekul


air.

Hipodermis : Suatu atau beberapa lapisan sel yang terdapat di bawah epidermis,
yang bentuknya berbeda dengan jaringan dibawahnya.

Hipogin : (hypogynous) keadaan bila hiasan bunga dan benang sari tertanam di
bawah bakal buah.
Idioblas : Sel yang mengandung resin, gom, minyak, atau hasil lain yang
menyebabkannya berbeda dari sel parenkim di sekelilingnya.

Intin : (intine) dinding paling dalam serbuk sari yang telah masak.

Kaliks : (calyx) kelopak bunga.

Kaliptra : (caliyptra) bagian akar yang paling ujung, terdiri atas jaringan yang
berfungsi melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah.

Kaliptrogen : Meristem yang melahirkan tudung akar secara terpisah dari sel inisial
lain pada meristem pucuk akal.

Kampilotropus : (campylotropous) cara pelekatan baka biji pada tembuni (plasenta) bila
bakal biji membengkok secara mendatar dan tali pusar seakan
menempel diantara mikropil dan khalaza.

Khalaza : Bagian dasar ovulum yang menyangkutkan nuselus dan integumen


pada tangkai biji tumbuhan tinggi.

Konektivum : (connectivum) jaringan penyokong yang terdapat diantara dua ruang


sari.

Korola : (corolla) mahkota bunga.

Kuncup Lateral : Kuncup aksilar = kuncup ketiak (axillary bud, lateral bud) kuncup
yang tumbuh pada ketiak atau lampang daun.

Lentisel : Jaringan spesifik yang terdapat pada periderm dan dapat dibedakan
dengan fellem karena adanya ruang antar sel, berpori yang menonjol,
biasa berbetuk lonjong. Terbentuk jika lapisan epidermis bercabang,
berkayu digantikan oleh lapisan gabung. Lentisel memungkinkan
pertukaran gas antara bagian dalam cabang dan atmosfer.

Masula : Polinium yang jumlah unsur serbuk sarinya dapat dihitung.

Monopodium : Sistem bercabang dengan satu sumbu utama yang tumbuh terus di
ujung, dengan arah yang sama dengan pertumbuhan sebelumnya,
sedangan cabang sampingnya dibentuk satu persetu secara akropetal,
berselang seling atau dalam spiral.

Pedisel : (Pedicel) = pedunkulus, tangkai bunga.

Pepagan : (bark) jaringan terluar yang melapisi batang kayu yang merupakan
keseluruhan jaringan di luar kambium pembuluh, meliputi floem
sekunder, korteks, dan epidermis; secara popular disebut kulit kayu.
Periantium : (perigynous) keadaan bila hiasan bunga dan benang sari menempel
pada tingkat yang sama dengan bakal buah sehingga bakal buah
setengah terbenam.

Perisiklus : Lapisan terluar stele, terletak langsung di bawah endormis, disebut


juga perikambium.

Pita Kaspari : Penebalan kedap air berupa pita mengayu atau menggabus yang
mengelilingi dinding menjari sel endodermis akar.

Polonium : Keseluruhan massa serbuk sari yang bergabung berlengketan menjadi


satu, seperti dijumpai pada anggrek.

Prekursor : Senyawa yang bisa menimbulkan terjadinya proses yang penting untuk
perkembangan sesuatu yang lebih rumit.

Reseptakulum : (reseptaculum) dasar bunga.

Sel Pengiring : (companion cells) sel sempit pada floem Gymnospermae yang tetap
berinti, berasal dari sel induk unsur floem.

Simpodium : System percabangan yang merupakan gabungan beberapa sumbu yang


tumbuh secara berurutan dengan sumbu baru berasal dari bawah ujung
dan juga tumbuh kearah samping sumbu sebelumnya.

Sinergid : Sel yang terdapat bersama dengan sel telur di dalam kantong emdrio
yang sudah dewasa.

Sinkarpi : (syncarpous) sifat buah yang terdiri atas beberapa daun buah yang
bersatu.

Sklereida : Sel yang umumnya berukuran pendek, dinding sekunder berlignin dan
bernoktah; sel sklerenkim.

Stemen : Benang sari.

Stigma : Kepala putik.

Stilus : (stylus) tangkai putik.

Stomium : Celah perekatan kepada sari, terletak diantara pasangan kantong sari
tumbuhan berbiji.

Suberin : Lilin yang terbentuk pada dinding sel yang mengalami penebalan,
seperti pada jaringan gabus.
Tapetum : Lapisan dalam integument yang berkembang dan berubah fungsi
menjadi bagian yang mengandung persediaan zat makanan.

Titik tumbuh : (glowing point) tapak pada tumbuhan tempat terlokalisasinya


pertumbuhan sel aktif, biasanya terletak di ujung dan terdiri atas sel
meristerm.

Trakeida : Sel kayu tak berliang di dua ujungnya, berpenebalan cincin, spiral, atau
bernoktah terlindung, mengantarkan air, dan menyusun jaringan kayu.
FISIOLOGI HEWAN : WIWI ISNAENI

Adaptasi : Peristiwa/gejala yang diperlihatkan makhluk hidup untuk


menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Aklimasi : Perubahan adaptif pada hewan terhadap perubahan factor lingkungan


untuk 1-2 faktor saja, biasanya terjadi di laboratorium.

Aklimatisasi : Perubahan kompleks dalam tubuh hewan yang terjadi pada kondisi
alamiah dan berkaitan dengan perubahan banyak faktor lingkungan.

Amonotelik : Golongan hewan yang menghasilkan zat sisa bernitrogen berupa


ammonia.

Bipolar : Bentuk sel saraf dengan dua tonjolan sitoplasma yang muncul dari
badan selnya.

Bombikol : Senyawa kimia (feromon) yang dikeluarkan oleh Bombyc mori betina
yang telah masak seksual (siap kawin).

Cairan Jaringan : Cairan yang terdapat didalam jaringan tubuh, di luar sel jaringan.
Cairan jenis ini juga sering disebut dengan nama cairan ekstrasel atau
CES.

Cairan Tubuh : Cairan yang terdapat di dalam tubuh hewan, meliputi cairan intrasel,
ekstrasel, cairan limfe, darah, juga cairan khusus yang menyelubungi
otak, jantung, dan paru-paru.

Dendrit : Tonjolan sitoplasma pada sel saraf yang berfungsi untuk menjalarkan
implus kearah ujung akson.

Depolarisasi : Keadaan sel saraf yag mengalami perubahan elektrokimia, ditandai


dengan adanya perubahan muatan menjadi lebih negatif pada sisi luar
membran dan lebih positif pada sisi dalam membrane.

Difusi : Pergerakan/perpindahan zat terlarut dari larutan yang lebih pekat ke


larutan yang lebih encer.

Difusi Dipermudah : Difusi yang memerlukan bantuan molekul pembawa/ pengemban/


karier.

Efektor : Sel, jaringan, atau organ yang berfungsi untuk menghasilkan


respons/tanggapan hayati.
Ektoplasma : Sitoplasma sel (misalnya sel ameba) bagian luar, di dekat membran
yang biasanya lebih padat (dalam fase gel).

Ganglion : Kumpulan sel saraf yang terdapat diluar susunan saraf pusat vertebrata.

Glikolipid : Salah satu jenis lipid penyusun membrane sel.

Glikolisis : Proses pengubahan glukosa menjadi asam piruvat yang berlangsung di


sitoplasma secara anaerobik.

Hiperpolar : Keadaan sel saraf yang mengalami perubahan elektrokimia, ditandai


dengan bertambahnya jumlah muatan negative pada sisi dalam
membrane yang jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan saat
istirahat.

Ikatan Hidrogen : Ikatan antara atom elektronegarif (O atau N) dengan atom H yang
telah diberikan dengan atom elektronegatif lain secara kovalen.

Homeostasis : Keadaan lingkungan dalam tubuh hewan yang tetap seimbang.

Hormon : Senyawa kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin dan dapat
menimbulkan tanggapan biologis tertentu pada sel target.

Impuls : Gejala perubahan elektrokimia pada sel yang diberi rangsang, ditandai
dengan bertambahnya jumlah muatan positif pada sisi dalam membran
dan berkurangnya jumlah muatan negatif di sisi luar membrane.

Interneuron : Sel saraf penghubung antara sel saraf sensorik dan motorik.

Karioplasma : Plasma inti sel, disebut juga nukleoplasma.

Konduksi Impuls : Perambatan impuls yang tejadi melalui kontak atau persentuhan
langsung antara membran yang sudah terdepolaisasi dengan membrane
yang masih dalam keadaan istirahat.

Neuron Motorik : Sel saraf yang berfungsi mengantarkan impuls dari saraf pusat ke
efektor.

Neurotransmiter : Senyawa kimia yang dihasilkan oleh ujung akson/saraf, berfungsi


untuk membantu penjalaran impuls pada sinaps kimia.

Neurohipofisis : Hipofisis bagian belakang yang banyak mengandung ujung akson,


yang badan selnya terdapat di hipotalamus.

Oogonium : Calon sel telur (ovum)

Omatidia : Komponen penyusun mata Artropoda, antara lain mata insekta.


Osmoregulator : Kelompok hewan yang mampu menjaga tekanan osmotik didalam
tubuhnya agar selalu seimbang.

Potensial Aksi : Besarnya potensial pada membrane sel yang diukur pada saat sel
sedang dalam keadaan terdepolarisasi.

Regulator : Golongan hewan yang mampu menjaga keadaan lingkungan


(Hewan Regulator) internalnya supaya tetap seimbang.

Relaksin : Senyawa kimia yang dihasilkan oleh plasenta mamalia, yang akan
mengawali proses melahirkan dan dapat merangsang dilatasi mulut
rahim dan leher rahim.

Konformer : Golongan hewan yang tidak mampu menjaga keadaan lingkungan


(Hewan internalnya supaya tetap seimpang.
Konformer)
Sefalisasi : Istilah yang digunakan untuk menunjukkan adanya perkembangan
daerah kepala pada hewan, yang menandai adanya proses
perkembangan jaringan otak.

Sel Endokrin Sejati : Sel khusus yang berfungsi sebagai penghasil hormon, berbentuk
membulat, tidak berbentuk seperti sel saraf.

Sel Glia : Salah satu jenis sel penyusun jaringan saraf (otak), yang berperan
untuk mendukung struktur dan fungsi jaingan saraf, tetapi tidak terlibat
secara langsung dalam penjalaran impuls.

Sel Klorid : Sel khusus pada insang ikan yang berfungsi untuk mengeluarkan
kelebihan garam secara aktif dari dalam tubuhnya.

Seta : Struktur menyerupai rambut yang kaku, berfungsi membantu


pergerakan. Struktur ini ditemukan pada cacing.

Silia Pemacu : Disebut juga pace maker, merupakan silia pada paramaecium yang
bekerja sebagai pengendali gerakan silia yang lain.

Sinaps : Bangunan penghubung antara sel saraf dengan sel yang lain (dapat
berupa sel saraf, otot, atau kelenjar).

Sinaps Eksitatorik : Bentuk hubungan sinaps yang memungkinkan terjadinya penjalaran


impuls kemembran pascasinaps.

Sinaps Inhibitorik : Bentuk hubungan sinaps yang menyebabkan impuls terhambat


(berakhir) pada daerah sinaps dan tidak menjalar ke membrane
pascasinaps.
Sinaps Adrenergik : Sinaps kimia yang dalam menjalarkan impuls memerlukan bantuan
transmiter berupa adrenalin.

Sinaps Kolinergik : Sinaps kimia yang dalam menjalarkan impuls memerlukan bantuan
transmiter berupa asetilkolin.

Termoregulasi : Proses menjaga kestabilan suhu didalam tubuh hewan.

Termoreseptor : Pusat pengatur suhu tubuh pada hewan.

Tertosteron : Hormone pada hewan jantan yang dihasilkan oleh jaringan interstitial
pada testis. Hormone ini jua dihasilkan oleh kelenjar adrenalin.

Transmisi Kimiawi : Penjalaran impuls melintas sinaps yang memerlukan bantuan


transmiter.

Transmisi Sinaptik : Penjalaran impuls melintasi sinaps.

Tubulus Malpighi : Organ pengeluaran pada insekta.

Ureotelik : Golongan hewan yang mengeluarkan zat sisa bernitrogen dalam


bentuk urea.

Vasodilatasi : Proses pelebaran pembuluh darah.

Vitelogenesis : Proses pembentukan vitelus atau kuning telur yang terjadi selama
proses perkembangan telur (oogenesis).
KESEHATAN REPRODUKSI & KONTRASEPSI : SAROHA
PINEM, SKM, M.Kes

Alveolus : Unit kecil yang memproduksi susu. Alveolus terdiri dari beberapa sel
aciner. Beberapa alveolus mengelompok membentuk lobulus, dan
beberapa lobulus berkumpul menjadi 15-20 lobus pada setiap
payudara.

Ampula : Bagian tuba yang berbetuk sebagai saluran agak lebar, tempat sperma
dan ovum bersatu dan fertilisasi terjadi.

Areola : Bagian yang lebih hitam daripada payudara, mengelilingi putting. Pada
areola terdapar beberapa kelenjar Montgomery yang mengeluarkan
cairan untuk membuat payudara lemas dan lentur.

Bias Jender : Suatu keadaan yang menunjukkan adanya keberpihakan kepada laki-
laki daripada kepada perempuan. Misalnya produk hukum yang lebih
memihak kepada laki-laki sehingga merugikan perempuan.

Bulbus Vestibule : Terletak di bawah selaput lendir vulva, mengandung banyak pembuluh
Kiri Dan Kanan darah. Pada waktu persalinan biasanya kedua bulbus tertarik keatas, ke
bawah arkus pubis, akan tetapi bagian bawahnya yang melingkari
vagina sering mengalami cidera, kadang-kadang timbul hematoma
vulva atau perdarahan.

Infundibulum : Bagian ujung tuba, muaranya berbentuk seperti trompet dan dikelilingi
oleh fimbria. Fimbria menjadi bengkak dan hampir erektil saat ovulasi
yang penting artinya untuk menagkap telur dan kemudian
menyalurkannya kedalam tuba. Fambia menarik ovum kedalam tuba
dengan gerakan-gerakan seperti gelombang. Ovum didorong
sepanjang tuba, sebagian oleh silia dan terutama oleh gerakan peritaltis
lapisan otot. Gerakan peristaltis ini dipengaruhi oleh estrogen dan
prostaglandin.

Interstitial : Bagian tuba yang terdapat didinding uterus, mempunyai lumen sangat
kecil berdiameter kurang dari 1 mm.

Introitus Vagina : Mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda pada setiap
individu. Pada wanita introitus dilindungi oleh labia minora, baru dapat
dilihat jika bibir kecil terbuka, ditutupi oleh himen atau selaput dara.

Istmus : Merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya.


Keadaan His : His atau kontraksi uterus adalah salah satu factor yang menentukan
proses persalinan.

Klimakterium : Masa peralihan antara masa reproduksi dan senium dimana terjadi
kemunduran kemampuan fisik organ-organ tubuh.

Korpus Atau : Bagian yang membesar, terdiri dari perenkim atau jaringan kelenjar
Badan dan stoma atau jaringan penunjang.perenkim merupakan struktur yang
didalamnya terdapat alveolus.

Labia Mayora : Terdiri dari bagian kanan dan kiri, lonjong mengecil kebawah. Di
(Bibir-Bibir Besar) sebelah bawah dan belakang kedua labia mayora bertemu dan
membentuk komisura posterior.

Labia Minora : Suatu lipatan tipis dari kulit sebelah dalam bibir besar. Kedepan kedua
(Bibir-Bibir Kecil) bibir kecil bertemu dan membentuk preputium klitoridis di atas klitoris
dan frenulum klitoridis di bawah klitiris. Kebelakang kedua bibir kecil
bersatu dan mementuk fossa navikulare. Kulit yang meliputi bibir kecil
mengandung banyak kelenjar lemak dan ujung-ujung urat saraf
menyebabkan bibir kecil amat sensitive. Jaringan ikatnya mengandung
bayak pembuluh darah dan beberapa otot polos yang menyebabkan
bibir-bibir kecil dapat mengembang.

Laktasi : Produksi dan pengeluaran ASI. Selama hamil dibawah pengaruh


hormon laktogen yang dihasilkan oleh plasenta, prolactin
gonadotropin, estrogen dan progestron yang menyebabkan proliferasi
sel duktus laktiferus dan kelenjar ASI, dan karena pembuluh darah
bertambah, maka payudara menjadi lebih besar dari pada sebelum
hamil.

Menarche : Keluarnya haid pertama kali.

Mons Pubis : Daerah diatas simfisis pubis. Pada saat pubertas mulai ditumbuhi
rambut yang kasar dan ikal.

Mons Veneris : Bagian yang menonjol di atas simfisis. Pada perempuan dewasa di
tutup oleh rambut kemaluan.

Papilla : Bagian yang menonjol di puncak payudara (puting). Pada puting


terdapat 15-20 lubang yang merupakan saluran susu keluar.

Patriarki : Keadaan dimasyarakat yang menempatkan kedudukan dan posisi laki-


laki lebih tinggi dari pada perempuan dalam segala aspek kehidupan
sosial, budaya dan ekonomi.

Perasat Klein : Ibu bersalin disuruh mengedan dan perhatikan apakah tali pusat
tampak turut kebawah. Jika mengedan dihentikan dan tali pusat masuk
kembali kedalam vagina, berarti plasent belum lepas dFkorFari
dinding uterus.

Perasat Kustner : Tangan kanan meregangkan atau menarik tali pusat sedang tangan kiri
menekan daerah diatas simfisis. Bila tali pusat masuk kembali kedalam
vagina berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus. Bila tali pusat
tetap seperti semula atau tidak masuk kembali kedalam vagina berarti
plasenta sudah terlepas dari dinding uterus. Perasat ini harus di lakukan
dengan sangat hati-hati.

Perasat Strassman : Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan
kiri mengetuk-ngetuk fundus uteri. Bila terasa getaran pada tali pusat
yang diregangkan berarti plasenta belum lepas. Apabila tidak terasa
getaran, bararti plasenta sudah terlepas dari dinding uterus.

Perineum : Terletak antara vulva dan anus, ditutupi kulit. Panjangnya kira-kira 4
cm.

Puerperium : Masa nifas berlangsung selama 6 minggu, dimulai setelah plasenta


lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil.

Refleks Oksitosin : Rangsanga isapan bayi melalui serabut saraf, memacu hipofise bagian
(Refleks Pengaliran belakang untuk mensekresi hormone oksitosin ke dalam darah.
ASI) Atau Let Oksitosin ini menyebabkan sel-sel myoepitel yang mengelilingi alveoli
Down Reflex dan duktuli berkontraksi, sehingga ASI mengalir dari alveoli dan
duktuli menuju sinus dan puting. Dengan semikian sering menyusu
baik dan penting untuk pengosongan payudara agar tidak terjadi
engorgement (pembengkakan payudara), tetapi sebaliknya
memperlancar pengeluaran ASI. Oksitosin juga merangsang otot
Rahim berkontraksi sehingga mempercepat terlepasnya plasenta dari
dinding Rahim dan mengurangi perdarahan setelah persalinan.

Refleks Prolaktin : Rangsanga isapan bayi melalui serabut saraf memicu kelanjar hipofise
bagian depan untuk mengeluarkan hormon prolaktin kedalam predaran
darah yang menyebabkan sel kelenjar mengeluarkan ASI. Semakin
sering bayi mengisap semakin banyak hormon prolaktin dikeluarkan
oleh kelenjar hipofise. Akibatnya makin banyak ASI yang diproduksi
oleh sel kelenjar. Sebaliknya berkurangnya isapan bayi menyebabkan
produksi ASI berkurang, mekanisme ini disebut “supply and demand”.

Semen : Cairan yang diejakulasi pada saat orgasme, mengandung sperma dan
sekresi dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar
bulbouretralis.

Skrotum : Suatu kantong yang terdiri atas kulit tanpa lemak subkutan, sedikit
jaringan otot dan fasia yang berkeriput. Sebuah septum membagi
(Kantong Buah skrotum kedalam dua kantong dan setiap kantong berisi satu buah
Pelir) testis, epididimis dan vas deferen (duktus seminalis). Kulit skrotum
mengandung banyak kelenjar keringat, kelenjar sebasea dan jarang
ditumbuhi rambut.

Streotipi Jender : Pandangan yang menganggap sesuai dan biasa untuk jenis kelamin
laki-laki atau perempuan . misalnya, laki- laki bekerja dikantor
sementara perempuan bekerja di dapur.

Tuba Fallopi : Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uteri, memanjang kearah
lateral, bukan merupakan saluran lurus tetapi mempunyai bgian yang
lebar.

Vulva : Berbentuk lonjong, memanjang dari muka ke belakang. Di muka


dinatasi oleh klitoris, dibagian kanan dan kiri dibatasi oleh kedua bibir
kecil dan dibelakang oleh perenium.

Anda mungkin juga menyukai