Iad Tuti Alwiyyah 201701500319
Iad Tuti Alwiyyah 201701500319
DASAR
DOSEN : DAUS ALFROSIUS A., M.A.
SUMBER BUKU:
ANATOMI TUMBUHAN :
SRI MULYANI E.S.
FISIOLOGI HEWAN :
WIWI ISNAENI
TUTI ALWIYYAH
201701500319
ANATOMI TUMBUHAN : SRI MULYANI E.S.
Abaksial : (abaxial) bagian permukaan atau sisi suatu organ yang jauh atau
menjauhi sumbu panjang tempat melekatnya.
Adaksial : (adaxial) bagain permukaan atau sisi suatu organ yang dekat atau
mendekati atau menghadap sumbu panjang tempat melekatnya.
Akropetal : Terbentuk sacara berurutan dari bagian dasar kearah ujung sehingga
bagian yang paling ujung merupakan yang termuda.
Atropus : Arthotropus, keadaan bakal biji yang ujung nuselusnya terletak pada
sat ugaris lurus dengan tali pusarnya.
Dorsiventral : Bifasial, daun yang mempunyai parenkim palisade hanya pada salah
satu sisi daun saja, sedangkan sisi yang lain terdapat parenkim spons.
Eksin : (exine) bagian terluar dinding serbuk sari, disebut juga ekstin.
Endrotesium : (endrothecium) suatu lapisan sel berdinding tebal yang terletak
dibawah epidermis pada dinding kantong serbuk sari.
Evapotranspirasi : Jumlah total kehilangan air karena evaporasi dari tanah dan badan air,
serta transpirasi dari vegetasi suatu daerah dalam suatu waktu tertentu.
Felem : (phellem) gabus dan lapisan bukan gabus yang bersifat perenkim
sekunder yang di bentuk oleh bagian dalam cambium bagus, disebut
juga korteks sekunder.
Fellem : Gabus dan lapisan bukan gabus yang membentuk wilayah luar
periderm yang dihasilkan sebagai kegiatan felogen.
Hipodermis : Suatu atau beberapa lapisan sel yang terdapat di bawah epidermis,
yang bentuknya berbeda dengan jaringan dibawahnya.
Hipogin : (hypogynous) keadaan bila hiasan bunga dan benang sari tertanam di
bawah bakal buah.
Idioblas : Sel yang mengandung resin, gom, minyak, atau hasil lain yang
menyebabkannya berbeda dari sel parenkim di sekelilingnya.
Intin : (intine) dinding paling dalam serbuk sari yang telah masak.
Kaliptra : (caliyptra) bagian akar yang paling ujung, terdiri atas jaringan yang
berfungsi melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah.
Kaliptrogen : Meristem yang melahirkan tudung akar secara terpisah dari sel inisial
lain pada meristem pucuk akal.
Kampilotropus : (campylotropous) cara pelekatan baka biji pada tembuni (plasenta) bila
bakal biji membengkok secara mendatar dan tali pusar seakan
menempel diantara mikropil dan khalaza.
Kuncup Lateral : Kuncup aksilar = kuncup ketiak (axillary bud, lateral bud) kuncup
yang tumbuh pada ketiak atau lampang daun.
Lentisel : Jaringan spesifik yang terdapat pada periderm dan dapat dibedakan
dengan fellem karena adanya ruang antar sel, berpori yang menonjol,
biasa berbetuk lonjong. Terbentuk jika lapisan epidermis bercabang,
berkayu digantikan oleh lapisan gabung. Lentisel memungkinkan
pertukaran gas antara bagian dalam cabang dan atmosfer.
Monopodium : Sistem bercabang dengan satu sumbu utama yang tumbuh terus di
ujung, dengan arah yang sama dengan pertumbuhan sebelumnya,
sedangan cabang sampingnya dibentuk satu persetu secara akropetal,
berselang seling atau dalam spiral.
Pepagan : (bark) jaringan terluar yang melapisi batang kayu yang merupakan
keseluruhan jaringan di luar kambium pembuluh, meliputi floem
sekunder, korteks, dan epidermis; secara popular disebut kulit kayu.
Periantium : (perigynous) keadaan bila hiasan bunga dan benang sari menempel
pada tingkat yang sama dengan bakal buah sehingga bakal buah
setengah terbenam.
Pita Kaspari : Penebalan kedap air berupa pita mengayu atau menggabus yang
mengelilingi dinding menjari sel endodermis akar.
Prekursor : Senyawa yang bisa menimbulkan terjadinya proses yang penting untuk
perkembangan sesuatu yang lebih rumit.
Sel Pengiring : (companion cells) sel sempit pada floem Gymnospermae yang tetap
berinti, berasal dari sel induk unsur floem.
Sinergid : Sel yang terdapat bersama dengan sel telur di dalam kantong emdrio
yang sudah dewasa.
Sinkarpi : (syncarpous) sifat buah yang terdiri atas beberapa daun buah yang
bersatu.
Sklereida : Sel yang umumnya berukuran pendek, dinding sekunder berlignin dan
bernoktah; sel sklerenkim.
Stomium : Celah perekatan kepada sari, terletak diantara pasangan kantong sari
tumbuhan berbiji.
Suberin : Lilin yang terbentuk pada dinding sel yang mengalami penebalan,
seperti pada jaringan gabus.
Tapetum : Lapisan dalam integument yang berkembang dan berubah fungsi
menjadi bagian yang mengandung persediaan zat makanan.
Trakeida : Sel kayu tak berliang di dua ujungnya, berpenebalan cincin, spiral, atau
bernoktah terlindung, mengantarkan air, dan menyusun jaringan kayu.
FISIOLOGI HEWAN : WIWI ISNAENI
Aklimatisasi : Perubahan kompleks dalam tubuh hewan yang terjadi pada kondisi
alamiah dan berkaitan dengan perubahan banyak faktor lingkungan.
Bipolar : Bentuk sel saraf dengan dua tonjolan sitoplasma yang muncul dari
badan selnya.
Bombikol : Senyawa kimia (feromon) yang dikeluarkan oleh Bombyc mori betina
yang telah masak seksual (siap kawin).
Cairan Jaringan : Cairan yang terdapat didalam jaringan tubuh, di luar sel jaringan.
Cairan jenis ini juga sering disebut dengan nama cairan ekstrasel atau
CES.
Cairan Tubuh : Cairan yang terdapat di dalam tubuh hewan, meliputi cairan intrasel,
ekstrasel, cairan limfe, darah, juga cairan khusus yang menyelubungi
otak, jantung, dan paru-paru.
Dendrit : Tonjolan sitoplasma pada sel saraf yang berfungsi untuk menjalarkan
implus kearah ujung akson.
Ganglion : Kumpulan sel saraf yang terdapat diluar susunan saraf pusat vertebrata.
Ikatan Hidrogen : Ikatan antara atom elektronegarif (O atau N) dengan atom H yang
telah diberikan dengan atom elektronegatif lain secara kovalen.
Hormon : Senyawa kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin dan dapat
menimbulkan tanggapan biologis tertentu pada sel target.
Impuls : Gejala perubahan elektrokimia pada sel yang diberi rangsang, ditandai
dengan bertambahnya jumlah muatan positif pada sisi dalam membran
dan berkurangnya jumlah muatan negatif di sisi luar membrane.
Interneuron : Sel saraf penghubung antara sel saraf sensorik dan motorik.
Konduksi Impuls : Perambatan impuls yang tejadi melalui kontak atau persentuhan
langsung antara membran yang sudah terdepolaisasi dengan membrane
yang masih dalam keadaan istirahat.
Neuron Motorik : Sel saraf yang berfungsi mengantarkan impuls dari saraf pusat ke
efektor.
Potensial Aksi : Besarnya potensial pada membrane sel yang diukur pada saat sel
sedang dalam keadaan terdepolarisasi.
Relaksin : Senyawa kimia yang dihasilkan oleh plasenta mamalia, yang akan
mengawali proses melahirkan dan dapat merangsang dilatasi mulut
rahim dan leher rahim.
Sel Endokrin Sejati : Sel khusus yang berfungsi sebagai penghasil hormon, berbentuk
membulat, tidak berbentuk seperti sel saraf.
Sel Glia : Salah satu jenis sel penyusun jaringan saraf (otak), yang berperan
untuk mendukung struktur dan fungsi jaingan saraf, tetapi tidak terlibat
secara langsung dalam penjalaran impuls.
Sel Klorid : Sel khusus pada insang ikan yang berfungsi untuk mengeluarkan
kelebihan garam secara aktif dari dalam tubuhnya.
Silia Pemacu : Disebut juga pace maker, merupakan silia pada paramaecium yang
bekerja sebagai pengendali gerakan silia yang lain.
Sinaps : Bangunan penghubung antara sel saraf dengan sel yang lain (dapat
berupa sel saraf, otot, atau kelenjar).
Sinaps Kolinergik : Sinaps kimia yang dalam menjalarkan impuls memerlukan bantuan
transmiter berupa asetilkolin.
Tertosteron : Hormone pada hewan jantan yang dihasilkan oleh jaringan interstitial
pada testis. Hormone ini jua dihasilkan oleh kelenjar adrenalin.
Vitelogenesis : Proses pembentukan vitelus atau kuning telur yang terjadi selama
proses perkembangan telur (oogenesis).
KESEHATAN REPRODUKSI & KONTRASEPSI : SAROHA
PINEM, SKM, M.Kes
Alveolus : Unit kecil yang memproduksi susu. Alveolus terdiri dari beberapa sel
aciner. Beberapa alveolus mengelompok membentuk lobulus, dan
beberapa lobulus berkumpul menjadi 15-20 lobus pada setiap
payudara.
Ampula : Bagian tuba yang berbetuk sebagai saluran agak lebar, tempat sperma
dan ovum bersatu dan fertilisasi terjadi.
Areola : Bagian yang lebih hitam daripada payudara, mengelilingi putting. Pada
areola terdapar beberapa kelenjar Montgomery yang mengeluarkan
cairan untuk membuat payudara lemas dan lentur.
Bias Jender : Suatu keadaan yang menunjukkan adanya keberpihakan kepada laki-
laki daripada kepada perempuan. Misalnya produk hukum yang lebih
memihak kepada laki-laki sehingga merugikan perempuan.
Bulbus Vestibule : Terletak di bawah selaput lendir vulva, mengandung banyak pembuluh
Kiri Dan Kanan darah. Pada waktu persalinan biasanya kedua bulbus tertarik keatas, ke
bawah arkus pubis, akan tetapi bagian bawahnya yang melingkari
vagina sering mengalami cidera, kadang-kadang timbul hematoma
vulva atau perdarahan.
Infundibulum : Bagian ujung tuba, muaranya berbentuk seperti trompet dan dikelilingi
oleh fimbria. Fimbria menjadi bengkak dan hampir erektil saat ovulasi
yang penting artinya untuk menagkap telur dan kemudian
menyalurkannya kedalam tuba. Fambia menarik ovum kedalam tuba
dengan gerakan-gerakan seperti gelombang. Ovum didorong
sepanjang tuba, sebagian oleh silia dan terutama oleh gerakan peritaltis
lapisan otot. Gerakan peristaltis ini dipengaruhi oleh estrogen dan
prostaglandin.
Interstitial : Bagian tuba yang terdapat didinding uterus, mempunyai lumen sangat
kecil berdiameter kurang dari 1 mm.
Introitus Vagina : Mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda pada setiap
individu. Pada wanita introitus dilindungi oleh labia minora, baru dapat
dilihat jika bibir kecil terbuka, ditutupi oleh himen atau selaput dara.
Klimakterium : Masa peralihan antara masa reproduksi dan senium dimana terjadi
kemunduran kemampuan fisik organ-organ tubuh.
Korpus Atau : Bagian yang membesar, terdiri dari perenkim atau jaringan kelenjar
Badan dan stoma atau jaringan penunjang.perenkim merupakan struktur yang
didalamnya terdapat alveolus.
Labia Mayora : Terdiri dari bagian kanan dan kiri, lonjong mengecil kebawah. Di
(Bibir-Bibir Besar) sebelah bawah dan belakang kedua labia mayora bertemu dan
membentuk komisura posterior.
Labia Minora : Suatu lipatan tipis dari kulit sebelah dalam bibir besar. Kedepan kedua
(Bibir-Bibir Kecil) bibir kecil bertemu dan membentuk preputium klitoridis di atas klitoris
dan frenulum klitoridis di bawah klitiris. Kebelakang kedua bibir kecil
bersatu dan mementuk fossa navikulare. Kulit yang meliputi bibir kecil
mengandung banyak kelenjar lemak dan ujung-ujung urat saraf
menyebabkan bibir kecil amat sensitive. Jaringan ikatnya mengandung
bayak pembuluh darah dan beberapa otot polos yang menyebabkan
bibir-bibir kecil dapat mengembang.
Mons Pubis : Daerah diatas simfisis pubis. Pada saat pubertas mulai ditumbuhi
rambut yang kasar dan ikal.
Mons Veneris : Bagian yang menonjol di atas simfisis. Pada perempuan dewasa di
tutup oleh rambut kemaluan.
Perasat Klein : Ibu bersalin disuruh mengedan dan perhatikan apakah tali pusat
tampak turut kebawah. Jika mengedan dihentikan dan tali pusat masuk
kembali kedalam vagina, berarti plasent belum lepas dFkorFari
dinding uterus.
Perasat Kustner : Tangan kanan meregangkan atau menarik tali pusat sedang tangan kiri
menekan daerah diatas simfisis. Bila tali pusat masuk kembali kedalam
vagina berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus. Bila tali pusat
tetap seperti semula atau tidak masuk kembali kedalam vagina berarti
plasenta sudah terlepas dari dinding uterus. Perasat ini harus di lakukan
dengan sangat hati-hati.
Perasat Strassman : Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan
kiri mengetuk-ngetuk fundus uteri. Bila terasa getaran pada tali pusat
yang diregangkan berarti plasenta belum lepas. Apabila tidak terasa
getaran, bararti plasenta sudah terlepas dari dinding uterus.
Perineum : Terletak antara vulva dan anus, ditutupi kulit. Panjangnya kira-kira 4
cm.
Refleks Oksitosin : Rangsanga isapan bayi melalui serabut saraf, memacu hipofise bagian
(Refleks Pengaliran belakang untuk mensekresi hormone oksitosin ke dalam darah.
ASI) Atau Let Oksitosin ini menyebabkan sel-sel myoepitel yang mengelilingi alveoli
Down Reflex dan duktuli berkontraksi, sehingga ASI mengalir dari alveoli dan
duktuli menuju sinus dan puting. Dengan semikian sering menyusu
baik dan penting untuk pengosongan payudara agar tidak terjadi
engorgement (pembengkakan payudara), tetapi sebaliknya
memperlancar pengeluaran ASI. Oksitosin juga merangsang otot
Rahim berkontraksi sehingga mempercepat terlepasnya plasenta dari
dinding Rahim dan mengurangi perdarahan setelah persalinan.
Refleks Prolaktin : Rangsanga isapan bayi melalui serabut saraf memicu kelanjar hipofise
bagian depan untuk mengeluarkan hormon prolaktin kedalam predaran
darah yang menyebabkan sel kelenjar mengeluarkan ASI. Semakin
sering bayi mengisap semakin banyak hormon prolaktin dikeluarkan
oleh kelenjar hipofise. Akibatnya makin banyak ASI yang diproduksi
oleh sel kelenjar. Sebaliknya berkurangnya isapan bayi menyebabkan
produksi ASI berkurang, mekanisme ini disebut “supply and demand”.
Semen : Cairan yang diejakulasi pada saat orgasme, mengandung sperma dan
sekresi dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar
bulbouretralis.
Skrotum : Suatu kantong yang terdiri atas kulit tanpa lemak subkutan, sedikit
jaringan otot dan fasia yang berkeriput. Sebuah septum membagi
(Kantong Buah skrotum kedalam dua kantong dan setiap kantong berisi satu buah
Pelir) testis, epididimis dan vas deferen (duktus seminalis). Kulit skrotum
mengandung banyak kelenjar keringat, kelenjar sebasea dan jarang
ditumbuhi rambut.
Streotipi Jender : Pandangan yang menganggap sesuai dan biasa untuk jenis kelamin
laki-laki atau perempuan . misalnya, laki- laki bekerja dikantor
sementara perempuan bekerja di dapur.
Tuba Fallopi : Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uteri, memanjang kearah
lateral, bukan merupakan saluran lurus tetapi mempunyai bgian yang
lebar.