Anda di halaman 1dari 30

KONSEP DASAR PRAKTIK

KEPERAWATAN PROFESIONAL

Posted on September 28, 2015 by adyndapuspitaayu

I. PENGERTIAN PRAKTIK KEPERAWATAN


PROFESIONAL
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian intregral dari pelayanan kesehatan yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif serta
ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit
maupun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia
(Lokakarya keperawatan Nasional 1983.
Hakikat Praktik Keperawatan senatiasa mengabdi kepada
kemanusiaan atau berbentuk pelayanan humanistik
mendahulukan kepentingan kesehatan klien askep merupakan
inti praktek keperawatan hubungan profesional perawat-klien
mengacu pada sistem interaksi secara positif atau hubungan
terapiutik, karakteristik hubungan profesional :
1. Berorientasi pada kebutuhan klien
2. Diarahkan pada pencapaian tujuan
3. Bertanggung jawab dlm menyelesaikan masalah klien
4. Memahami kondisi klien dengan berbagai keterbatasan
5. Memberi penilaian berdasarkan norma yang disepakati
6. Berkewajiban membantu klien agar mampu mandiri
7. Berkewajiban membina hubungan saling percaya
8. Bekerja sesuai kaida etik, menjaga kerahasiaan
9. Berkomunikasi secara efektif
Pelayanan professional adalah suatu pelayanan yang diberikan
oleh seorang tenaga yang telah selesai mengikuti pendidikan
formal keperawatan, yang telah disahkan oleh pemerintah
Republik Indonesia untuk menjalankan tugas dan tanggung
jawab keperawatan secara profesional dan sesuai dengan kode
etik keperawatan.
Praktik Keperawatan Profesional mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Otonomi dalam Pekerjaan
Perawat mempunyai kemandirian. Perawat mempunyai hak
melakukann tugasnya tanpa campur tangan dari luar.
2. Bertanggung Jawab dan Bertanggung Gugat
Perawat harus dapat bertanggung jawab terhadap apa yang dia
kerjakan. Misal dalam hal member suntikan harus sesuai waktu
dan dosisnya. Perawat juga harus berhati-hati dan jujur serta
teliti dalam melakukan kegiatan keperawatan.
3. Pengambilan Keputusan yang Mandiri
Kebebasan perawat untuk bertindak melaksanakan tindakan
keperawatan tanpa kendali dari luar. Seorang perawat dapat
melaksanakan tugasnya sebagai seorang perawat, karena telah
memperoleh pendidikan perawat, dan sudah menjadi sebagai
perawat profesional.
4. Kolaborasi dengan disiplin lain
Dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat harus
melakukan kolaborasi dengan disiplin ilmu lain. Misal ada orang
kecelakaan dan patah tulang, perawat membutuhkan tenaga
radiologi untuk melakukan rongent.
5. Pemberian pembelaan (advocacy)
Pembelaan disebut juga dukungan (advocacy). Yaitu bertindak
demi hak klien untuk mendapatkan asuhan yang bermutu dengan
mengadakan interaksi untuk kepentingan atau demi klien, dalam
mengatasi masalahnya serta berhadapan dengan pihak – pihak
lain yang lebih luas (system at large).
6. Memfasilitasi kepentingan pasien atau klien.
Tujuan Praktik Keperawatan Professional diantaranya adalah
untuk membantu individu agar mandiri, selain itu mengajak
individu atau masyarakat berpartisipasi dalam bidang kesehatan,
kemudian membantu individu mengembangkan potensi untuk
memelihara kesehatan secara optimal agar tidak tergantung pada
orang lain dalam memelihara kesehatan, serta membantu
individu memperoleh derajat kesehatan secara optimal.
Lingkup kewenangan perawat dalam praktek keperawatan
professional pada kondisi sehat dan sakit, serta sepanjang daur
kehidupan (mulai dari konsepsi sampai meninggal dunia),
mencangkup hal- hal berikut :
1. Asuhan keperawatan anak, yaitu asuhan keperawatan yg
diberikan pada anak berusia mulai dari 28hari sampai 18th.
2. Asuhan keperawatan maternitas, yaitu asuhan keperawatan
klien wanita pada masa subur dan neonates (bayi baru lahir
sampai 28hr sampai keadaan sehat).
3. Asuhan medical bedah, yaitu asuhan pada klien usia diatas 18
th sampai 60 th dengan gangguan fungsi tubuh baik karena
trauma atau kelainan fungsi tubuh,
4. Asuhan keperawatan jiwa yaitu asuhan keperawatan pada
semua usia yang mengalami berbagai masalah kesehatan jiwa.
5. Asuhan keperawatan keluarga yaitu asuhan keperawatan pada
klien keluarga sebagai unit terkecil dalaam masyarakat sebagai
akibat pola penuyesuaian keluarga yang tidak sehat sehingga
tidak terpenuhinya kebutuhan keluarga.
6. Asuhan keperawatan komunitas yaitu asuhan keperawatan
kepada klien masyarakat pada kelompok di wilayah tertentu
pada semua usia sebagai akibat tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar masyarakat.
7. Asuhan keperawatan gerontik yaitu asuhan keperawatan pada
klien usia 60 tahun ke atas yang mengalami proses penuaan dan
permasalahannya.

II. NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM PRAKTIK


KEPERAWATAN PROFESIONAL
Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang
penghargaan terhadap suatu standar atau pegangan yang
mengarah pada sikap atau perilaku seseorang. Sistem nilai
dalam suatu organisasi adalah rentang nilai-nilai yang dianggap
penting dan sering diartikan sebagai perilaku personal.
Nilai-nilai profesional yang terkait dalam praktik keperawatan
dapat dibagi menjadi :
1. Nilai intelektual, terdiri dari 3 komponen yang terkait, yaitu :
a. Body of knowladge yang melandasi praktik professional
b. Pendidikan spesialisasi untuk meneruskan kelompok ilmu
pengetahuan.
c. Penggunaan pengetahuan dalam berpikir kritis dan kreatif.
2. Nilai komitmen mora, prilaku perawat harus dilandasi oleh
aspek moral sebagai berikut :
a. Benificience yang berarti sebagai seseorang profesional
perawat harus selalu mengupayakan tiap keputusan yang dibuat
berdasarkan keinginan untuk melakukan yang terbaik dan tidak
merugikan klien (johnstone,1994).
b. Adil berarti tidak mendiskriminasikan klien berdasarkan
agama, ras, sosial budaya, ekonomi, tetapi memperlakukan klien
sebagai individu yang memerlukan bantuan dengan keunikan
yang dimiliki.
c. Fidelity yang berarti bahwa perilaku caring, selalu berusaha
menempati janji, memberikan harapan yang memadai, memiliki
komitmen moral serta memperhatikan kebutuhan spiritual klien.
3. Otonomi, kendali, dan tanggung gugat
a. Otonomi berarti kebebasan dari kewenangan melakukan
tindakan secara mandiri.
b. Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan
terhadap sesuatu atau orang.
c. Tanggung gugat berarti bertanggung jawab terhadap tindakan
yang telah dilakukan.
Pada tahun 1985, “The American Association Colleges of
Nursing” melaksanakan suatu proyek termasuk didalamnya
mengidentifikasi nilai-nilai esensial dalam praktek keperawatan
profesional. Perkumpulan ini mengidentifikasikan tujuh (7)
nilai-nilai esensial dalam kehidupan profesional, yaitu:
1) Aesthetics (keindahan)
Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian, seseorang
memberikan kepuasan termasuk penghargaan, kreatifitas,
imajinasi, sensitifitas dan kepedulian.
2) Altruism (mengutamakan orang lain)
Kesediaan memperhatikan kesejahteraan orang lain termasuk
keperawatan atau kebidanan, komitmen, arahan, kedermawanan
atau kemurahan hati serta ketekunan.
3) Equality (kesetaraan)
Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan
dengan sikap asertif, kejujuran, harga diri dan toleransi.
4) Freedom (Kebebasan)
Memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan termasuk percaya
diri, harapan, disiplin serta kebebasan dalam pengarahan diri
sendiri.
5) Human Dignity (Martabat manusia)
Berhubungan dengan penghargaan yang lekat terhadap martabat
manusia sebagai individu termasuk didalamnya kemanusiaan,
kebaikan, pertimbangan dan penghargaan penuh terhadap
kepercayaan.
6) Justice (Keadilan)
Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal termasuk
objektifitas, moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta
kewajaran.
7) Truth (Kebenaran)
Menerima kenyataan dan realita, termasuk akontabilitas,
kejujuran, keunikan dan reflektifitas yang rasional.
Klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana seseorang
dapat mengerti sistem nilai-nilai yang melekat pada dirinya
sendiri. Hal ini merupakan proses yang memungkinkan
seseorang menemukan sistem perilakunya sendiri melalui
perasaan dan analisis yang dipilihnya dan muncul alternatif-
alternatif, apakah pilihan–pilihan ini yang sudah dianalisis
secara rasional atau merupakan hasil dari suatu kondisi
sebelumnya (Steele&Harmon, 1983). Klarifikasi nilai-nilai
mempunyai manfaat yang sangat besar didalam aplikasi
keperawatan.
Ada tiga fase dalam klarifikasi nilai-nilai individu yang perlu
dipahami oleh perawat.
a. Pilihan
1. Kebebasan memilih kepercayaan serta menghargai keunikan
bagi setiap individu
2. Perbedaan dalam kenyataan hidup selalu ada perbedaan-
perbedaan, asuhan yang diberikan bukan hanya karena martabat
seseorang tetapi hendaknya perlakuan yang diberikan
mempertimbangkan sebagaimana kita ingin diperlakukan.
3. Keyakinan bahwa penghormatan terhadap martabat seseorang
akan merupakan konsekuensi terbaik bagi semua masyarakat.
b. Penghargaan
1. Merasa bangga dan bahagia dengan pilihannya sendiri (anda
akan merasa senang bila mengetahui bahwa asuhan yang anda
berikan dihargai pasen atau klien serta sejawat) atau supervisor
memberikan pujian atas keterampilan hubungan interpersonal
yang dilakukan.
2. Dapat mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada seseorang
yang tidak bersedia memperhatikan martabat manusia
sebagaimana mestinya.

c. Tindakan
1. Gabungkan nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan atau
pekerjaan sehari-hari
2. Upayakan selalu konsisten untuk menghargai martabat
manusia dalam kehidupan pribadi dan profesional, sehingga
timbul rasa sensitif atas tindakan yang dilakukan.
Semakin disadari nilai-nilai profesional maka semakin timbul
nilai-nilai moral yang dilakukan serta selalu konsisten untuk
mempertahankannya. Bila dibicarakan dengan sejawat atau
pasien dan ternyata tidak sejalan, maka seseorang merasa terjadi
sesuatu yang kontradiktif dengan prinsip-prinsip yang dianutnya
yaitu : penghargaan terhadap martabat manusia yang tidak
terakomodasi dan sangat mungkin kita tidak lagi merasa
nyaman.
Oleh karena itu, klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses
dimana kita perlu meningkatkan serta konsisten bahwa
keputusan yang diambil secara khusus dalam kehidupan ini
untuk menghormati martabat manusia. Hal ini merupakan nilai-
nilai positif yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari
dan dalam masyarakat luas.

DAFTAR PUSTAKA

Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Indah. Ilmu Keperawatan Dasar 1. 2013. (Online) available :


http://indahmumpunis1keperawatan.blogspot.com/2013/01/ikd-
1ilmu-keperawatan-dasar-1-konsep.html

Udayati, Made. Praktik Keperawatan Profesional. 2011 (Online)


available : http://udayatimade.blogspot.com/2011/01/praktik-
keperawatan-profesional.html

Herman. Nilai dalam Keperawatan. 2012 (Online) available :


http://nursingkeperawatan.blogspot.com/2009/11/nilai-dalam-
keperawatan.html
Hidayat, Aziz Aimul.2007.Pengantar Konsep Dasar
Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika

Gaffar,Laode J.1997.Pengantar Keperawatan Profesional.Jakarta


:EGC

SUMBER KEDUAAAAAAA

Senin, 07 Oktober 2013

Keperawatan Profesional

KONSEP DASAR KEPERAWATAN


PROFESIONAL

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang
Profesionalisme keperawatan merupakan proses
dinamis dimana profesi keperawatan yang telah terbentuk
(1984) mengalami perubahan dan perkembangan
karakteristik sesuai dengan tuntutan profesi dan kebutuhan
masyarakat. Proses profesionalisasi merupakan proses
pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan
diterima secara spontan oleh masyarakat. Profesi
Keperawatan, profesi yang sudah mendapatkan pengakuan
dari profesi lain, dituntut untuk mengembangkan dirinya
untuk berpartisipasi aktif dalam sistem pelayanan kesehatan
di Indonesia agar keberadaannya mendapat pengakuan dari
masyarakat. Untuk mewujudkan pengakuan tersebut, maka
perawat masih harus memperjuangkan langkah-langkah
profesionalisme sesuai dengan keadaan dan lingkungan
sosial di Indonesia. Proses ini merupakan tantangan bagi
perawat Indonesia dan perlu dipersiapkan dengan baik,
berencana, berkelanjutan dan tentunya memerlukan waktu
yang lama.
Dan Kita sedikit mengulas kembali
bahwasannya pengertian keperawatan adalah suatu bentuk
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual
yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga, dan
masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia.

B. Rumusan Masalah
Apa konsep teori dari keperawatan profesional dan
bagaimana aplikasinya dalam dunia keperawatan?

C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Menjelaskan tentang konsep dasar keperawatan profesional.
b. Tujuan Khusus
1.Mahasiswa mampu memahami definisi dari konsep
dasar kep profesional.
2.Mahasiswa mampu memahami karaktristik profesi.
3.Mahasiswa mampu memahami perkembangan
profesionalisme kep.
4.Mahasiswa mampu memahami body of knowledge.
5.Mahasiswa mampu memahami cerminan perawat
profesional.

D. Manfaat
Dengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa
mampu memahami konsep dasar keperawatan profesional,
serta mampu mengimplementasikannya dalam dunia
keperawatan.

BAB II
PEMBAHASAN

A.Definisi
Profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk
kepentingan masyarakat dan bukan untuk kepentingan
golongan atau kelompok tertentu. Profesi sangat
mementingkan kesejahteraan orang lain, dalam konteks
bahasan ini konsumen sebagai penerima jasa pelayanan
keperawatan professional.
Menurut Webster profesi adalah pekerjaan yang memerlukan
pendidikan yang lama dan menyangkut ketrampilan
intelaktual.
Kelly dan Joel, 1995 menjelaskan professional sebagai
suatu karakter, spirit atau metode professional yang
mencakup pendidikan dan kegiatan diberbagai kelompok
okupasi yang angotanya berkeinginan menjadi professional.
Professional merupakan suatu proses yang dinamis untuk
memenuhi atau mengubah karakteristik kearah suatu profesi.
Profesionalisme keperawatan merupakan proses
dinamis dimana profesi keperawatan yang telah terbentuk
(1984) mengalami perubahan dan perkembangan
karakteristik sesuai dengan tuntutan profesi dan kebutuhan
masyarakat. Proses profesionalisasi merupakan proses
pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan
diterima secara spontan oleh masyarakat. Profesi
Keperawatan, profesi yang sudah mendapatkan pengakuan
dari profesi lain, dituntut untuk mengembangkan dirinya
untuk berpartisipasi aktif dalam sistem pelayanan kesehatan
di Indonesia agar keberadaannya mendapat pengakuan dari
masyarakat. Untuk mewujudkan pengakuan tersebut, maka
perawat masih harus memperjuangkan langkah-langkah
profesionalisme sesuai dengan keadaan dan lingkungan
sosial di Indonesia. Proses ini merupakan tantangan bagi
perawat Indonesia dan perlu dipersiapkan dengan baik,
berencana, berkelanjutan dan tentunya memerlukan waktu
yang lama.

B. Karakteristik Profesi
1. Gary dan Pratt (1991), Kiozer Erb dan Wilkinson (1995)
mengemukakan karakteristik professional sebagai berikut :
a. Konsep misi yang terbuka terhadap perubahan
b. Penguasaan dan penggunaan pengetahuan teoritis
c. Kemampuan menyelesaikan masalah
d. Pengembangan diri secara berkesinambungan
e. Pendidikan formal
f. System pengesahan terhadap kompetensi
g. Penguatan secara legal terhadap standart professional
h. Praktik berdasarkan etik
i. Hukum terhadap malpraktik
j. Penerimaan dan pelayanan pada masyarakat

2. Menurut Lindberg, Hunter dan Kruszewski (1993), Leddy


dan Pepper (1993) serta Berger dan Williams (1992),
keperawatan sebagai suatu profesi memiliki karakteristik
sebagai berikut :
a. Kelompok pengetahuan yang melandasi keterampilan
untuk menyelesaikan masalah dalam tatanan praktik
keperawatan.
Pada awalnya praktik keperawatan dilandasi oleh
ketrampilan yang bersifat intuitif. Sebagai suatu disiplin,
sekarang keperawatan disebut sebagai suatu ilmu dimana
keperawatan banyak sekali menerapkan ilmu-ilmu dasar
seperti ilmu perilaku, social, fisika, biomedik dan lain-lain.
Selain itu keperawatan juga mempelajari pengetahuan inti
yang menunjang praktik keperawatan yaitu fungsi tubuh
manusia yang berkaitan dengan sehat dan sakit serta pokok
bahasan pemberian asuhan keperawatan secara langsung
kepada klien.
b. Kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada
masyarakat.
Fungsi unik perawat adalah memberikan bantuan
kepada sesorang dalam melakukan kegiatan untuk
menunjang kesehatan dan penyembuhan serta membantu
kemandirian klien.

c. Pendidikan yang mmenuhi standart dan diselenggarakan


di perguruan tinggi atau universitas.
Beralihnya pendidikan keperawatan kepada institusi
pendidikan tinggi memberikan kesempatan kepada perawat
untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan
intelektual, interpersonal dan tehnikal yang memungkinkan
mereka menjalankan peran dengan lebih terpadu dalam
pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan
berkesinambungan. Disampingg itu perawat dituntut untuk
mengembangkan Iptek keperawatan.
d. Pengendalian terhadap standart praktik.
Standart adalah pernyatan atau criteria tentang kualitas
praktik. Standart praktik keperawatan menekankan kpada
tangung jawab dan tangung gugat perawat untuk memenuhi
standart yang telah ditetapkan yang bertujuan menlindungi
masyarakat maupun perawat. Perawat bekerja tidak dibawah
pengawasan dan pengendalian profesi lain.
e. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap
tindakan yang dilakukan.
Tangung gugat accountable berarti perawat
bertanggung jawab pelayanan yang diberikan kepada klien.
Tanggung gugat mengandung aspek legal terhadap
kelompok sejawat, atasan dan konsumen. Konsep tangung
gugat mempunyai dua implikasi yaitu bertanggung jawab
terhadap konsekuensi dari tindakan yang dilakukan dan juga
menerima tanggung jawab dengan tidak melakukan tindakan
pada situasi tertentu.
f. Karir seumur hidup
Dibedakan dengan tugas/job yang merupakan bagian
dari pekerjaan rutin. Perawat bekerja sebagai tenaga penuh
yang dibekali dengan pendidikan dan ketrampilan yang
menjadi pilihannya sendiri sepanjang hayat.
g. Fungsi mandiri
Perawat memiliki kewenangan penuh melakukan
asuhan keperawatan walaupun kegiatran kolaborasi dengan
profesilain kadang kala dilakukan dimana itu semua
didasarkan kepada kebutuhan klien bukan sebagai ekstensi
intervensi profesi lain.

C. Perkembangan Profesionalisme Keperawatan


Melihat catatan sejarah tentang awal mula keberadaan
perawat di Indonesia, yang diperkirakan baru bermula pada
awal abad ke 19, dimana disebutkan adanya perawat saat itu
adalah dikarenakan adanya upaya tenaga medis untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik sehingga
diperlukan tenaga yang dapat membantu atau tenaga
pembantu. Tenaga tersebut dididik menjadi seorang perawat
melalui pendidikan magang yang berorientasi pada penyakit
dan cara pengobatannya. Sampai dengan perkembangan
keperawatan di Indonesia pada tahun 1983 PPNI melakukan
Lokakarya Nasional Keperawatan di Jakarta, melalui
lokakarya tersebut prawat bertekad dan bersepakat
menyatakan diri bahwa keperawatan adalah suatu bidang
keprofesian.
Perkembangan profesionalisme keperawatan di
Indonesia berjalan seiring dengan perkembangan pendidikan
keperawatan yang ada di Indonesia. Pengakuan perawat
profesionalan pemula adalah bagi mereka yang berlatar
belakang pendidikan Diploma III keperawatan. Program ini
menghasilkan perawat generalis sebagai perawat
professional pemula, dikembangkan dengan landasan
keilmuan yang cukup dan landasan professional yang kokoh.
Perkembangan pendidikan keperawatan dalam rangka
menuju tingkat keprofesionalitasan tidak cukup sampai di
tingkat diplima saja, di ilhami keinginan dari profesi
keperawatan untuk terus mengembangkan pendidikan maka
berdirilah PSIK FK-UI (1985) dan kemudian disusul dengan
pendirian program paska sarjana FIK UI (1999).
Peningkatan kualitas organisasi profesi keperawatan
dapat dilakukan melalui berbagai cara dan pendekatan
antara lain :
1. Mengembangkan system seleksi kepengurusan melalui
pnetapan criteria dari berbagai aspek kemampuan,
pendidikan, wawasan, pandangan tentang visi dan misi
organisasi, dedikasi serta keseterdiaan waktu yang dimiliki
untuk organisasi.
2. Memiliki serangkaian program yang kongkrit dan
diterjemahkan melalui kegiatan organisasi dari tingkat pusat
sampai ke tingkat daerah. Prioritas utama adalah rogram
pendidikan berkelanjutan bagi para anggotanya.
3. Mengaktifkan fungsi collective bargaining, agar setiap
anggota memperoleh penghargaan yang sesuai dengan
pendidikan dan kompensasi masing-masing.

4. Mengembangkan program latihan kepemimpinan,


sehingga tenaga keperawatan dapat berbicara banyak dan
memiliki potensi untuk menduduki berbagai posisi di
pemerintahan atau sector swasta.
5. Meningkatkan kegiatan bersama dengan organisasi
profesi keperawatan di luar negeri, bukan anya untuk
pengurus pusat saja tetapi juga mengikut sertakan pengurus
daerah yang berpotensi untuk dikembangkan.
D. Pohon Ilmu ( Body of Knowledge )
Pohon ilmu dari keperawatan adalah ilmu keperawatan
itu sendiri. Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan
profesi harus dikembangkan sesuai dengan kaidah-kaidah
ilmu dan profesi keperawatan, yang harus memiliki landasan
akademik dan landasan professional yang kokoh dan
mantap.
Pengembangan pendidikan keperawatan bertolak dari
pengertian dasar tentang ilmu keperawatan seperti yang
dirumuskan oleh Konsorsium Ilmu kesehatan (1991) yaitu :
“ Ilmu keperawatan mencakup ilmu-ilmu dasar seperti ilmu
alam, ilmu social, ilmu perilaku, ilmu biomedik, ilmu
kesehatan masyarakat, ilmu dasar keperawatan, ilmu
keperawatan komunitas dan ilmu keperawatan klinik, yang
apluikasinya menggunakan pendekatan dan metode
penyelesaian masalah secara ilmiah, ditujukan untuk
mempertahankan, menopang, memelihara dan meningkatkan
integritas seluruh kebutuhan dasar manusia “.
Wawasan ilmu keperawatan mencakup ilmu-ilmu yang
mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia, melalui pengkajian mendasar tentang hal-hal
yang melatar belakangi, serta mempelajari berbagai bentuk
upaya untuk mencapai kebutuhan dasar tersebut melalui
pemanfaatan semua sumber yang ada dan potensial.
Bidang garapan dan fenomena yang menjadi objek
studi keperawatan adalah penyimpangan dan tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia (bio-psiko-sosio-
spiritual), mulai dari tingkat individu tang utuh (mencakup
seluruh siklus kehidupan), sampai pada tingkat masyarakat,
yang juga tercermin pada tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar pada tingkat system organ fungsional sampai sub
seluler atau molekuler.

E. Cerminan Perawat Profesional


Cerminan nilai professional perawat dalam praktik
keperawatan dikelompokkan dalam nilai intelektual dan
nilai komitmen moral interpersonal, sebagai berikut :
1. Nilai intelektual
Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari
a. Body of Knowledge
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis
dan kreatif.
2. Nilai komitmen moral
Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep
altruistic, dan memperhatikan kode etik keperawatan.
Menurut Beauchamp & Walters (1989) pelayanan
professional terhadap masyarakat memerlukan integritas,
komitmen moral dan tanggung jawab etik.
Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat
adalah :
a. Beneficience
Perawat selalu mengupayakan keputusan yang dibuat
berdasarkan keinginan melakukan yang terbaik dan tidak
merugikan klien. (Johnstone, 1994)
b. Fair
Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras,
social budaya, keadaan ekonomi dan sebagainya, tetapi
memprlakukan klien sebagai individu yang memerlukan
bantuan dengan keunikan yang dimiliki.
c. Fidelity
Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin
membantu), selalu berusaha menepati janji, memberikan
harapan yang memadahi, komitmen moral serta
memperhatikan kebutuhan spiritual klien.

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Profesionalisme keperawatan merupakan proses
dinamis dimana profesi keperawatan yang telah terbentuk
(1984) mengalami perubahan dan perkembangan
karakteristik sesuai dengan tuntutan profesi dan kebutuhan
masyarakat. Proses profesionalisasi merupakan proses
pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan
diterima secara spontan oleh masyarakat. Profesi
Keperawatan, profesi yang sudah mendapatkan pengakuan
dari profesi lain, dituntut untuk mengembangkan dirinya
untuk berpartisipasi aktif dalam sistem pelayanan kesehatan
di Indonesia agar keberadaannya mendapat pengakuan dari
masyarakat. Untuk mewujudkan pengakuan tersebut, maka
perawat masih harus memperjuangkan langkah-langkah
profesionalisme sesuai dengan keadaan dan lingkungan
sosial di Indonesia. Proses ini merupakan tantangan bagi
perawat Indonesia dan perlu dipersiapkan dengan baik,
berencana, berkelanjutan dan tentunya memerlukan waktu
yang lama.

B.Saran
Setelah membaca dan memahami makalah yang bertema
konsep dasar keperawatan profesional ini, diharapkan
kepada mahasiswa/i khususnya Akper penprov NTB dapat
memahami dan mengimplementasikan serta dapat
merealisasikan dalam dunia keperawatan,agar dapat tercapai
keperawatan profesional yang nyata dan optimal dalam
dunia keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Potter.Perry.2009.fundamental keperawatan Edisi


7.Salemba Medika.Jakarta

La Ode Jumadi Gaffar.1999.Pengantar keperawatan


professional.EGC. Jakarta

Pearson A & Vaughan.1986.kode etik keperawatan di


Indonesia.PPNNI.Jakarta

Ali, Zaidin,H.2001.Dasar-dasar keperawatan


professional.Jakarta: Widya Medika.

Potter, Praticia A.2005.Buku ajar fundamental


keperawatan edisi 4.Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai