Anda di halaman 1dari 70

BAHAN AJAR

SISTEM INFORMASI KESEHATAN (SIK)


15P02914
2 SKS

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1dari 70 27 Februari 2017

VERIFIKASI BAHAN AJAR

Pada hari ini Senin tanggal 27 Februari tahun 2018 Bahan Ajar Mata
Kuliah Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Keolahragaan telah diverifikasi oleh Ketua Jurusan/ Ketua
Program Studi Kesehatan Masyarakat.

Semarang, .................................
Ketua Jurusan/ Ketua Prodi Tim Penulis

Irwan Budiono S.KM , M.Kes dr.Sri Ratna Rahayu M.Kes,PhD


NIP.197512172005011003 NIP. 197205182008012011

1
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 2dari 70 27 Februari 2017

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena atas rahmat dan karunia-Nya kami bisa menyelesaikan bahan ajar
mata kuliah Sistem Informasi Kesehatan (SIK)Program Studi Kesehatan
Masyarakat.
Buku ini dibuat dengan mempertimbangkan yang baik. Selain ini
bahan ajar ini kami konsep untuk kemandirian mahasiswa dan dosen
sebagai pembimbing.
Kesuksesan belajar berawal dari kemauan dan ditunjang oleh
berbagai sarana, salah satu diantaranya adalah buku. Harapan kami,
buku nahan ajar ini dapat membantu mahasiswa memahami tentang
keselamatan dan kesehatan di tempat kerja mulai dari bahaya dan resiko
sampai pencegahan serta penanggulangannya.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menerbitan buku bahan ajar ini. Kritik dan
saran sangat kami harapkan untuk perbaikan buku ini di masa yang akan
datang.

2
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 3dari 70 27 Februari 2017

Diskripsi Mata Kuliah

Mata kuliah yang mengkaji konsep dasar sistem informasi, terutama yang
diterapkan di bidang manajemen kesehatan, meliputi konsep dan
pengertian sistem informasi, data dan indikator kesehatan,
pengembangan sistem informasi di bidang kesehatan, penerapan
SIKNAS, SIKDA, SIMRS, dan SIMPUS, serta metode Health Matric
Network (HMN).

3
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 4dari 70 27 Februari 2017

DAFTAR ISI

Verifikasi bahan ajar 1


Prakata 2
Deskripsi matakuliah 3
Daftar Isi 4
Bab I. Sistem Informasi Kesehatan 6
Deskripsi Singkat 6
Capaian pembelajaran pertemuan 6
1. Pengertian SIK 6
2. Komponen SIK 7
3. Prinsip-Prinsip SIK 8
4. Model Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia 9
5. Peraturan tentang Sistem Informasi Kesehatan 10
Rangkuman 11
Pertanyaan 11
Bab II. Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) dan Sistem 12
Informasi Keseatan Daerah (SIKDA)
Deskripsi Singkat 12
Capaian pembelajaran pertemuan 12
1. Subsistem dalam SIKNAS 12
2. Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan 17
Rangkuman 20
Pertanyaan 21
Bab III. Sistem Informasi dan Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dan Sistem 22
Informasi dan Manajemen Puskesmas (SIMPUS)
Deskripsi singkat 22
Capaian pembelajaran pertemuan 22
1. Sistem Informasi Manajemen RS (SIMRS) 22
2. SIMRS pada Rekam Medi 29

4
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 5dari 70 27 Februari 2017

3. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) 35


Rangkuman 41
Pertanyaan 42
Bab IV. Data Sistem Informasi Kesehatan 43
Deskripsi singkat 43
Capaian pembelajaran pertemuan 43
1. Data Kesehatan 43
2. Jenis Data Kesehatan 44
Rangkuman 49
Pertanyaan 49
Bab V. Indikator Kesehatan 50
Deskripsi singkat 50
Capaian pembelajaran pertemuan 50
1. Definisi 50
2. Dasar Pengembangan Indikator Kesehatan 50
3. Contoh Indikator Indonesia Sehat 2010 51
4. Upaya Percepatan Pencapaian Indikator 55
Rangkuman 59
Pertanyaan 59
Bab VI. Health Metric Network (HMN) 60
Deskripsi singkat 60
Capaian pembelajaran pertemuan 60
1. Definisi 60
2. Tujuan 60
3. Kerangka Teori HMN 61
4. Contoh Penerapan dari HMN 63
Rangkuman 66
Pertanyaan 67
Daftar Pustaka 39

5
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 6dari 70 27 Februari 2017

BAB I
SISTEM INFORMASI KESEHATAN

A. Diskripsi
Merupakan matakuliah yang membahas mengenai gambaran
umum Sistem Informasi Kesehatan, komponen-kompone yang ada
pada Sistem Informasi Kesehatan, prinsip-prinsip, dan kebijakan
yang mengatur istem Informasi Kesehatan di Indonesia.
B. Capaian pembelajaran matakuliah
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai Sistem
Informasi Kesehatan, komponen-komponen, dan kebijakan yang
mengatur Sistem Informasi kesehatan di Indonesia
C. Isi Materi Perkuliahan
1. Pengetian SIK
Sistem informasi atau sistem informasi manajemen pada
hakekatnya adalah serangkaian prosedur dan integrasinya dengan
perangkat dan manusia untuk menghasilkan data/informasi untuk
manajemen. Sistem informasi merupakan tatanan yang melibatkan
manusia, peralatan, dan prosedur untuk menghasilkan data dan
informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) menurut PP No. 46 tahun
2014 adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi,
indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya
manusia yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk
mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalam
mendukung pembangunan. Pengambilan keputusan ini di setiap
jenjang administrasi kesehatan, baik di tingkat unit pelaksana
upaya kesehatuan, di tingkat kabupaten/kota, di tingkat provinsi,
maupun di tingkat pusat.

6
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 7dari 70 27 Februari 2017

2. Komponen SIK
WHO juga menyebutkan bahwa SIK merupakan salah satu
dari 6 “building blocks” atau komponen utama dalam suatu sistem
kesehatan. Enam komponen Sistem kesehatan tersebut adalah:
1) Service Delivery/Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
2) Medical products, vacines, and technologies/Produk Medis,
Vaksin, dan Teknologi Kesehatan
3) Health Workforce/Tenaga Medis
4) Health System Financing/Sistem Pembiayaan Kesehatan
5) Health Information System/Sistem Informasi Kesehatan
6) Leadership and Governance/Kepemimpinan dan Pemerintahan
SIK disebut sebagai salah satu dari komponen-kompenen
tersebut yang mendukung suatu sistem kesehatan, dimana sistem
kesehatan tidak bisa berfungsi tanpa satu dari komponen tersebut.
SIK bukan saja berperan dalam memastikan data mengenai kasus
kesehatan dilaporkan tetapi juga mempunyai potensi untuk
membantu dalam meningkatkan efisiensi dan transparansi proses
kerja.
Seperti sistem lainnya, sistem informasi kesehatan terdiri
dari komponen yang saling berhubungan yang dapat
dikelompokkan dalam dua bagian yaitu:
a. Proses informasi, yang terdiri dari:
i. Pengumpulan data
ii. Pengiriman data
iii. Pengolahan data
iv. Analisis data
v. Penyajian informasi
Pemantauan dan penilaian proses tersebut memungkinkan
gabungan masukan yang benar menghasilkan tipe keluaran yang

7
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 8dari 70 27 Februari 2017

benar pada waktu yang tepat. Sistem informasi dapat menyediakan


informasi yang tepat dan relevan hanya jika setiap komponen
proses informasi terstruktur dengan baik.
b. Manajemen sistem informasi, yang terdiri dari:
i. Sumber daya sistem informasi kesehatan meliputi orang-orang
(perencana, manajer, ahli statistik, ahli epidemiologi, pengumpul
data), perangkat keras (register, telepon, komputer), perangkat
lunak (kertas karbon, format laporan, program pengolah data) dan
sumber dana.
ii. Aturan-aturan organisasi, misalnya penggunaan standar
diagnosa dan penanganan, uraian tugas petugas, prosedur
manajemen distribusi, prosedur pemeliharaan komputer yang
memungkinkan efisiensi penggunaan sumber daya sistem informasi
kesehatan. Oleh karena itu dalam merancang atau merancang
kembali sistem informasi kesehatan dibutuhkan penekanan pada
pengaturan yang sistematis setiap komponen baik proses informasi
maupun manajemen sistem informasi tersebut.
3. Prinsip -Prinsip SIK
Dalam pengembangan dan penguatan SIK harus
memperhatikan prinsip-prinsip:
a. Keamanan dan kerahasiaan data – SIK harus dapat menjamin
keamanan dan kerahasiaan data.
b. Standarisasi – Standarisasi SIK khusus dalam pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi dibahas dalam petunjuk
teknis ini
c. Integrasi – SIK harus dapat mengintegrasikan berbagai macam
sumber data, termasuk pula dalam pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi.

8
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 9dari 70 27 Februari 2017

d. Keterwakilan – Data dan informasi yang dikumpulkan harus


dapat ditelusuri lebih dalam secara individual dan agregat
sehingga dapat menggambarkan perbedaan gender, status
sosial ekonomi, dan wilayah geografi.
e. Kemudahan akses – Data dan informasi yang tersedia oleh SIK
harus mudah diakses oleh semua pihak sesuai hak dan
kewenangannya.
f. Pemanfaatan teknologi informasi komunikasi (platform
elektronik) – Sistem informasi yang dikembangkan akan
berbasis data disaggregate atau individu dari fasilitas pelayanan
kesehatan, sehingga sistem berbasis elektronik sangat
dibutuhkan.
g. Etika, integritas dan kualitas.
4. Model Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan di
Indonesia
Pada saat ini di Indonesia terdapat 3 (tiga) model
pengelolaan SIK, yaitu :
a) Pengelolaan SIK Manual
Yaitu pengelolaan informasi di fasilitas pelayanan kesehatan
dilakukan secara manual atau paper based melalui proses
pencatatan pada buku register, kartu, formulir-formulir khusus,
mulai dari proses pendaftaran sampai dengan pembuatan
laporan. Hal ini terjadi oleh karena adanya keterbatasan
infrastruktur, dana, dan lokasi tempat pelayanan kesehatan itu
berada. Pengelolaan secara manual selain tidak efisien juga
menghambat dalam proses pengambilan keputusan
manajemen dan proses pelaporan.
b) Pengelolaan SIK Komputerisasi Offline

9
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 10dari 70 27 Februari 2017

Pada jenis ini pengelolaan informasi di pelayanan kesehatan


sebagian besar/seluruhnya sudah dilakukan dengan
menggunakan perangkat komputer, baik itu dengan
menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen (SIM)
maupun dengan aplikasi perkantoran elektronik biasa, namun
masih belum didukung oleh jaringan internet online ke dinas
kesehatan kabupaten/kota dan provinsi/bank data kesehatan
nasional.
c) Pengelolaan SIK Komputerisasi Online
Pada jenis ini pengelolaan informasi di pelayanan kesehatan
sebagian besar/seluruhnya sudah dilakukan dengan
menggunakan perangkat komputer, dengan menggunakan
aplikasi Sistem Informasi Manajemen dan sudah terhubung
secara online melalui jaringan internet ke dinas kesehatan
kabupaten/kota dan provinsi/bank data kesehatan nasional
untuk memudahkan dalam komunikasi dan sinkronisasi data.
5. Peraturan tentang Sistem Informasi Kesehatan
Peraturan Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia diatur
dalam Peraturan Pemerintan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan, Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indnesia Nomor 97 Tahun 2015 tentang Peta
Jalan Sistem Informasi Kesehatan Tahun 2015-2019, dan
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 92 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Komunikasi Data dalam Sisem Informasi
Kesehatan Terintegrasi.

D. Rangkuman
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) menurut PP No. 46 tahun 2014
adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi, indikator,

10
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 11dari 70 27 Februari 2017

prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia yang


saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan
tindakan atau keputusan yang berguna dalam mendukung
pembangunan. Komponen SIK ada 2 bagian yaitu proses informasi
(Pengumpulan data, Pengiriman data, Pengolahan data, Analisis
data, dan Penyajian informasi) dan manajemen sistem informasi.
E. Pertanyaan
1. Apakah yang disebut dengan Sistem Informasi Kesehatan?
2. Bagaimanakah prinsip-rinsip dalam SIK?
3. Bagaimanakah model pengelolaan SIK di Indonesia?

11
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 12dari 70 27 Februari 2017

BAB II
Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) dan
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)

A. Diskripsi
Merupakan matakuliah yang membahas mengenai Sistem
Informasi Kesehatan dalam lingkup pusat dan Nasional, serta
Sistem Informasi Kesehatan Daerah
B. Capaian pembelajaran matakuliah
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai
Informasi Kesehatan dalam lingkup pusat dan Nasional, serta
Sistem Informasi Kesehatan Daerah
C. Isi Materi Perkuliahan
SIK merupakan salah satu bentuk pokok Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) yang dipergunakan sebagai dasar dan acuan
dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan arahan
penyelenggaraan pembangunan kesehatan serta pembangunan
berwawasan kesehatan.
1. Subsistem dalam SIKNAS
Urgensi di dalam SIKNAS di Indonesia terdiri dari 6 subsistem,
yaitu:
a. Upaya Kesehatan
Subsistem upaya kesehatan adalah tatanan yang
menghimpun berbagai Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
Pada dasarnya upaya kesehatan dapat dikelompokkan
menjadi 2 (dua), yaitu Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan

12
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 13dari 70 27 Februari 2017

Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). UKM adalah upaya untuk


memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi masalah kesehatan di masyarakat (public goods),
sedangkan UKP adalah upaya untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan (private
goods).
Unsur-Unsur Utama:
 UKM adalah “public goods”, oleh karenanya tanggung jawab
dan penyelenggara utama adalah pemerintah, namun tetap
dengan mendorong peran aktif masyarakat.
 UKP sebagai “private goods” dapat diselenggarakan oleh
pemerintah maupun masyarakat dan swasta, dengan tetap
memperhatikan fungsi sosial.
b. Pembiayaan Kesehatan
Subsistem pembiayaan kesehatan adalah tatanan yang
menghimpun berbagai upaya penggalian, pengalokasian, dan
pembelanjaan sumber daya keuangan secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Unsur-unsur utama dari subsistem
pembiayaan kesehatan yakni:
 Penggalian dana (sumber dana)
Adalah kegiatan menghimpun dana yang diperlukan untuk
penyelenggaraan upaya kesehatan dan atau pemeliharaan
kesehatan
 Alokasi
Adalah penetapan peruntukan pemakaian dana yang telah
berhasil dihimpun, baik yang bersumber dari pemerintah,
masyarakat maupun swasta.

13
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 14dari 70 27 Februari 2017

 Pembelanjaan dana
Adalah pemakaian dana yang telah dialokasikan dalam
anggaran pendapatan dan belanja sesuai dengan
peruntukannya dan atau dilakukan melalui jaminan
pemeliharaan kesehatan wajib atau sukarela.
c. Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
Merupakan komponen input pada Sistem Kesehatan Nasional.
Subsistem SDM Kesehatan terdiri dari tiga unsur utama yakni
 Perencanaan tenaga kesehatan
Adalah upaya penetapan jenis, jumlah dan kualifikasi tenaga
kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan
kesehatan.
 Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan
Adalah upaya pengadaan tenaga kesehatan sesuai dengan
jenis, jumlah dan kualifikasi yang telah direncanakan serta
peningkatan kemampuan sesuai dengan kebutuhan
pembangunan kesehatan.
 Pendayagunaan tenaga kesehatan
Adalah upaya pemerataan, pemanfaatan, pembinaan dan
pengawasan tenaga kesehatan.
d. Sediaan obat dan pembekalan kesehatan
Adalah tatanan yg menghimpun berbagai upaya yg menjamin
ketersediaan, pemerataan serta mutu obat dan perbekalan
kesehatan secara terpadu dan saling mendukung dalam rangka
tercapainya derajat kesehatan yg setinggi-tingginya.
Unsur-Unsur Utama :
 Jaminan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan
adalah upaya pemenuhan kebutuhan obat dan perbekalan

14
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 15dari 70 27 Februari 2017

kesehatan sesuai dengan jenis dan jumlah yang dibutuhkan


oleh masyarakat.
 Jaminan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan
adalah upaya penyebaran obat dan perbekalan kesehatan
secara merata dan berkesinambungan, sehingga mudah
diperoleh dan terjangkau oleh masyarakat.
 Jaminan mutu obat dan perbekalan kesehatan adalah
upaya menjamin khasiat, keamanan, serta keabsahan obat
dan perbekalan kesehatan sejak dari produksi hingga
pemanfaatannya.
e. Manajemen, Informasi, dan Regulasi Kesehatan
adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya
Administrasi Kesehatan yang ditopang oleh pengelolaan data dan
informasi, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan
saling mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.
Unsur-Unsur Utama :
 Administrasi Kesehatan
Adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
serta pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan
pembangunan kesehatan.
 Informasi Kesehatan
Adalah hasil pengumpulan dan pengolahan data yang
merupakan masukan bagi pengambilan keputusan dibidang
kesehatan.
 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Adalah hasil penelitian dan pengembangan yang merupakan
masukan bagi pengambilan keputusan di bidang kesehatan.

15
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 16dari 70 27 Februari 2017

 Hukum Kesehatan
Adalah peraturan perundang-undangan kesehatan yang
dipakai sebagai acuan bagi penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.
f. Pemberdayaan Masyarakat
Adalah upaya meningkatkan peran, fungsi, dan kemampuan
kelompok-kelompok di masyarakat, termasuk swasta sehingga di
satu pihak dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi
kelompok dan di pihak lain dapat berperan aktif dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Unsur-Unsur Utama :
 Pemberdayaan Perorangan
Adalah upaya meningkatkan peran, fungsi, dan kemampuan
perorangan dalam membuat keputusan untuk memelihara
kesehatan. Target minimal yang diharapkan adalah untuk diri
sendiri yang dapat diteladani dikeluarga. Sedangkan target
maksimal adalah berperan aktif sebagai kader kesehatan
dalam menggerakkan masyarakat.
 Pemberdayaan Kelompok
Adalah upaya meningkatkan peran, fungsi, dan kemampuan
kelompok-kelompok di masyarakat, termasuk swasta
sehingga di satu pihak dapat mengatasi masalah kesehatan
yang dihadapi kelompok dan di pihak lain dapat berperan aktif
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
 Pemberdayaan Masyarakat Umum
Adalah upaya meningkatkan peran, fungsi, dan kemampuan
masyarakat, termasuk swasta sedemikian rupa sehingga di
satu pihak dapat mengatasi masalah kesehatan yang ada di

16
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 17dari 70 27 Februari 2017

masyarakat dan di pihak lain dapat meningkatkan derajat


kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Gambar 2.1 Rancangan Kerangka Kerja SIK di Indonesi


Sumber: Kemenkes. 2012, Roadmap Sistem Informasi dan
Kesehatan tahun 2011-2014. Kementrian Kesehatan RI,
Jakarta.

2. Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan


Berikut ini diuraikan organisasi penyelenggara di tingkat
pusat, provinsi, kabupaten/kota dan pelayanan kesehatan.
a. Penyelenggara Tingkat Pusat
Penyelenggara SIK di pusat dikoordinasikan dan difasilitasi
oleh Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian
Kesehatan sebagai pusat jaringan SIK Nasional. Dalam rangka
memperkuat koordinasi SIK Nasional dibentuk Dewan SIK
Nasional. Dewan SIK Nasional terdiri atas semua pemangku
kepentingan dan terdiri dari komite ahli, tim perumus, dan

17
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 18dari 70 27 Februari 2017

kelompok kerja. Tugas dan mekanisme kerja Dewan SIK


Nasional akan ditentukan kemudian.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Rebuplik Indonesia
Nomor: 64 Tahun 2015 tanggal 29 September 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Bidang
Pengelolaan Data dan Informasi mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di
bidang pengelolaan data dan informasi.
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pengelolaan Data dan
Informasi meyelenggarakan fungsi:
1) Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang pengumpulan,
pengolahan, analisis data kesehatan, penyajian, diseminasi,
dan pelayanana informasi kesehatan; dan
2) Penyiapan pelaksanaan di bidang pengumpulan,
pengolahan, analisis data kesehatan, penyajian, diseminasi,
dan pelayanan informasi kesehatan.
Bidang Pengelolaan Data dan Data Informasi terdiri atas:
 Sub bidang Analisis Data; dan
 Sub bidang Diseminasi Informasi
Hasil pengolahan data dari semua sistem informasi
kesehatan baik itu daerah, kota, maupun provinsi akan
dikirimkan ke Bank Data Kesehatan Nasional. Data kesehatan
yang sudah diterima di Bank Data Kesehatan Nasional dapat
dimanfaatkan oleh semua unit-unit program di Kementerian
Kesehatan dan UPT-nya serta dinas kesehatan dan UPTP/D-
nya.
b. Penyelenggara Tingkat Provinsi
Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No
267/Menkes/SK/III/2008 tentang petunjuk teknis

18
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 19dari 70 27 Februari 2017

pengorganisasian dinas kesehatan daerah, organisasi yang


menangani data dan informasi di dinas kesehatan provinsi
seyogyanya dibentuk UPT Dinas (UPTD). Dalam rangka
penyelenggaraan SIK di tingkat Provinsi perlu dibentuk Tim
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA). Tim SIKDA terdiri
dari:
1) Penanggung jawab: Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Koordinator: Pejabat Eselon III yang bertanggung jawab
terhadap data dan informasi
2) Sekretaris: Pejabat Eselon IV yang bertanggung jawab
terhadap data dan informasi
3) Anggota: Semua pemangku kepentingan di tingkat provinsi
Laporan yang masuk ke dinas kesehatan provinsi dari
semua fasilitas kesehatan (kecuali milik pemerintah pusat) dapat
berupa laporan softcopy dan laporan hardcopy. Laporan
hardcopy dientri ke dalam aplikasi SIKDA generik. Laporan
softcopy diimpor ke dalam aplikasi SIKDA Generik, selanjutnya
semua bentuk laporan diunggah ke Bank Data Kesehatan
Nasional.
c. Penyelenggara Tingkat Kabupaten/Kota
Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No
267/Menkes/SK/III/2008 tentang petunjuk teknis
pengorganisasian dinas kesehatan daerah, organisasi yang
menangani data dan informasi di dinas kesehatan
kabupaten/kota seyogyanya dibentuk UPT Dinas (UPTD).
Dalam rangka penyelenggaraan SIK di tingkat Kabupaten/Kota
perlu juga dibentuk Tim SIKDA. Tim SIKDA terdiri dari:
1) Penanggung jawab: Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota

19
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 20dari 70 27 Februari 2017

2) Koordinator: Pejabat Eselon III yang bertanggung jawab


terhadap data dan informasi
3) Sekretaris: Pejabat Eselon IV yang bertanggung jawab
terhadap data dan informasi
4) Anggota: Semua pemangku kepentingan di tingkat
kabupaten/kota

Gambar 2.2 Kedudukan SIKNAS dan SIKDA dalam Sistem


Informasi Kesehatan

D. Rangkuman
Sistem Jaringan Informasi Kesehatan suatu komponen jaringan
yang saling berkaitan yang menggunakan komputerisasi untuk
melakukan pengumpulan, pengolahan sampai proses umpan balik
dalam mengambil suatu kebijakan untuk menyelesaikan masalah
kesehatan. Di Indonesia SIKNAS dikelola oleh kemenkes yang
bekerjasama dengan pusat bank data, dimana data-data diambl

20
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 21dari 70 27 Februari 2017

dari dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten, dan


pelayanan kesehatan lainnya yang kemudian data tersebut dapat
digunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan.
E. Pertanyaan
1. Bagaimanakah sistem pengelolaan SIKNAS?
2. Bagaimanakah Sistem pengelolaan SIKDA?
3. Apakah perbedaan SIKNAS dan SIKDA

21
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 22dari 70 27 Februari 2017

BAB III
Sistem Informasi dan Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
dan Sistem Informasi dan Manajemen Puskesmas (SIMPUS)

A. Diskripsi
Merupakan matakuliah yang membahas mengenai Sistem
Informasi Manajemen yang diterapkan di Rumah Sakit dan di
Puskesmas Indonesia
B. Capaian pembelajaran matakuliah
Mahasiswa mampu menjelaskan Sistem Informasi Manajemen
yang diterapkan di Rumah Sakit dan di Puskesmas Indonesia dan
contoh penerapan di beberapa RS dan Puskesmas di Indonesia.
C. Isi Materi Perkuliahan
1. Sistem Informasi Manajemen RS (SIMRS)
a. Pengertian
- Sistem informasi rumah sakit (SIRS)
Adalah suatu tatanan yang berurusan dengan pengumpulan
data, pengelolaan data, penyajian informasi, analisis dan
penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang
dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit. Sistem informasi rumah
sakit ini meliputi: sistem informasi klinik, sistem informasi
administrasi dan sistem informasi manajemen.
Peran SIRS yang utama adalah dalam mendukung
pengendalian mutu pelayanan medis, penilaianproduktivitas,
analisis pemanfaatan dan perkiraan kebutuhan, perencanaan dan
evaluasi program, menyederhanakan pelayanan, penilaian klinis
dan serta pendidikan.
- Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS)

22
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 23dari 70 27 Februari 2017

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 82 tahun 2013


tentang Sistem Informasi Manajemen RS adalah suatu sistem
teknologi informasi komunikasi yang memproses dan
mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakit
dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur
administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat,
dan merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan.
SIMRS sudah harus diadakan oleh setiap rumah sakit oleh
karena teknologi kedokteran kini semakin berkembang, semakin
kompleks, semakin kuat, semakin punya bahaya dan semakin
mahal biayanya, sebingga memerlukan pengawasan yang ketat.
Teknologi sistem informasi semakin canggih sehingga
memungkinkan pengawasan yang ketat dengan biaya yang
wajar. Situasi lingkungan yang mengharuskan pelayanan
kesehatan di rumah sakit dilakukan seefektif dan seefisien
mungkin.
Dalam pelaksanaanya, SIMRS harus memperhatikan poin-poin
penting dalam SIKNAS, agar dalam perjalanan proses maupun
aplikasinya sejalan dengan SIKNAS. Keberhasilan siknas
dipengaruhi oleh keberhasilan SIMRS, begitu juga sebaliknya.
b. Peranan SIM di RS
sistem ini berguna untuk menunjang proses fungsi-fungsi
manajemen dan pengambilan keputusan dalam memberikan
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Sistem tersebut, saat ini
ditujukan untuk menunjang fungsi perencanaan dan evaluasi dari
penampilan kerja rumah sakit antara lain adalah jaminan mutu
pelayanan rumah sakit yang bersangkutan, pengendalian
keuangan dan perbaikan hasil kerja rumah sakit tersebut, kajian
dalam penggunaan dan penaksiran permintaan pelayanan

23
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 24dari 70 27 Februari 2017

kesehatan rumah sakit oleh masyarakat, perencanaan dan evaluasi


program rumah sakit, penyempurnaan laporan rumah sakit serta
untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan.
c. Manfaat SIMRS
SIMRS sangat bermanfaat dalam membantu meningkatkan
kinerja rumah sakit. Manfaat Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit terdiri dari:
1) Manfaat Umum
- memberikan nilai tambah dengan meningkatkan efisiensi,
kemudahan, standard praktek kedokteran yang baik dan benar
- dokumentasi yang auditable dan accountable
- mendukung pemasaran jasa rumah sakit seperti mutu,
kecepatan, kenyamanan, kepastian, biaya, bahkan gengsi
pelayanan
- Meningkatkan profesionalisme dan berbagai sumber daya,
antara lain mitra usaha potensial seperti pedagang besar
farmasi, JAMSOSTEK, Instansi/Perusahaan pemberi jaminan
karyawannya.
2) Manfaat Organisasi
- Budaya Kerja
Karena SIMRS ini mensyaratkan kedisiplinan dalam pemasukan
data, baik ketepatan waktu maupun kebenaran data, maka
budaya kerja yang sebelumnya menangguhkan hal-hal seperti
itu, menjadi berubah. Hal ini dapat terjadi karena integrasi
SIMRS dengan seluruh unit layanan.
- Transparansi
SIMRS sebaiknya dirancang menganut kebijakan data terpusat,
artinya data- data yang digunakan oleh seluruh rumah sakit
berada di bawah satu kendali.Misalnya untuk data tarif tindakan,

24
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 25dari 70 27 Februari 2017

data yang dimasukkan hanya layanan yang diberikan kepada


pasien sehingga manipulasi tarif tidak dimungkinkan. Setiap
orang dapat melihat jalannya proses transaksi di rumah sakit
dan secara tidak langsung juga turut mengawasi proses
tersebut.
- Koordinasi antar unit (Teamworking)
Sering terjadi data yang digunakan oleh unit layanan tertentu
adalah milik unit layanan yang lain, misal kode perusahaan
pelanggan adalah milik keuangan yang digunakan secara
intensif oleh medical record, maka ketika terjadi perubahan
terhadap data tersebut, unit yang bersangkutan akan
mengkoordinasikannya dengan unit yang terpengaruh. Apabila
hal ini tidak dilakukan maka dengan sendirinya akan terjadi
kekacauan datareferensi.
- Pemahaman system
Dengan dipergunakannya SIMRS, setiap personil di rumah
sakit, secara tidak langsung akan dituntut untuk mengetahui
proses bisnis yang terjadi di rumah sakit tersebut. Ini
disebabkan karena data atau informasi yang dikirim ke unit lain,
merupakan suatu siklus proses bisnis di rumah sakit tersebut.
- Mengurangi biaya administrasi
Dengan adanya SIMRS maka pengurangan biaya administrasi
dapat dilakukan contohnya hemat kertas. Pada sistem manual
seringkali laporan harus dijabarkan terlebih kemudian dianalisis,
maka dengan adanya SIMRS analisa dapat dengan mudah
dilakukan dilayar komputer, dan jika sudah benar baru datanya
dicetak.
3) Manfaat Operasional
- Kecepatan

25
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 26dari 70 27 Februari 2017

Manfaat yang dirasakan dengan SIMRS adalah kecepatan


penyelesaian pekerjaan-pekerjaan administrasi.Kecepatan ini
tentu saja membuat efektivitas kerja meningkat.Pada awal
pemasangannya, ketika aliran kerja belum lancar, peningkatan
kecepatan belum terlalu terasa. Namun ketika komitmen seluruh
unit untuk tepat waktu memasukkan data dengan akurasi entri
data yang tinggi dipenuhi, maka akan terasa sekali dampak dari
SIMRS terhadap kecepatan kerja.
- Akurasi
Dalam hal ini, mencegah terjadinya duplikasi data untuk
transaksi-transaksi tertentu. Sebagi contoh , pasien yang sama
diregistrasi dua kali pada hari yang sama, maka SIMRS akan
menolaknya, SIMRS juga akan memberikan peringatan jika
tindakan yang sama untuk pasien yang sama dicatat dua kali,
hal ini menjaga agar pengguna lebih teliti.
- Integrasi
Bila dengan sistem manual, data pasien harus dimasukkan di
setiap unit, maka dengan SIMRS data tersebut cukup sekali
dimasukkan di pendaftaran saja.Pengaruh SIMRS yang
dirasakan oleh pasien adalah semakin cepat dan akuratnya
pelayanan.Hal ini juga dirasakan perusahaan pelanggan, yang
mana tagihan yang dikirim cukup akurat dan detail sehingga
memudahkan analisa mereka.
- Peningkatan Efisiensi
Tanpa SIMRS, beban pekerjaan lebih bersifat administratif,
sedangkan dengan diimplementasikannya beban pekerjaan
lebih bersifat analisis.Tanpa SIMRS, perawat harus memasukan
data standar asuhan keperawatan secara berulang dan
memakan waktu. Dengan SIMRS, perawat hanya tinggal

26
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 27dari 70 27 Februari 2017

memasukan data diagnosa penyakit pasien, dan komputer yang


akan mencetak laporan SAK (Standar Asuhan Keperawatan)
untuk ditanda tangani perawat.
- Kemudahan pelaporan
Pekerjaan pelaporan adalah pekerjaan yang menyita waktu
namun sangat penting.Dengan adanya SIMRS, proses
pelaporan hanya memakan waktu dalam hitungan menit
sehingga kita dapat lebih konsentrasi untuk menganalisa
laporan tersebut.
4) Manfaat Manajerial
- Akurasi dan kecepatan identifikasi masalah
Ketika laporan-laporan yang dihasilkan SIMRS terdapat hal
yang tidak normal dapat segera diketahui.Hal ini membuat
identifikasi potensi masalah dapat dilakukan lebih dini, sehingga
tindakan pencegahan atau penanggulangannya dapat segera
disusun.
- Kemudahan penyusunan strategi
Sejalan dengan identifikasi masalah di atas, manajer pun dapat
menyusun strategi ke depan berdasarkan data populasi, bukan
lagi statistik, karena SIMRS mampu memberikan data populasi
dengan selang waktu tertentu, bahkan dapat menyajikan
kecenderungan (trend) datanya.
d. Komponen SIMRS
1) SDM (HumanResources)
Sumber Daya Manusia merupakan petugas yang akan
menjalankan SIMRS sesuai dengan fungsi dan jabatan.
2) Sumber Daya Perangkat Keras (HardwareResources)
Berupa perangkat keras yang digunakan dalam sistem
informasi, berupa mesin (komputer, printer, scanner), dan

27
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 28dari 70 27 Februari 2017

media seperti database (tempat penyimpanan data), disket,


magnetic tape, optical disc, compact disc, flashdisc, atau
paper form.
3) Sumber Daya Perangkat Lunak (SoftwareResources)
merupakan kumpulan dari perintah/fungsi yang ditulis
dengan aturan tertentu untuk memerintahkan komputer
melaksanakan tugas tertentu, yang berupa system software,
application software, dan prosedur.
4) Sumber daya jaringan komputer (networkresources)
mencakup teknologi telekomunikasi seperti internet, intranet
dan ekstranet.Sumberdaya jaringan juga disebut juga Local
Area Network (LAN).
5) Pemantauan (monitoring)
merupakan suatu komponen penting dilakukan, untuk
memantau secara berkala data-data yang dimasukkan, yang
bertujuan untuk menjamin keakuratan informasi yang
tersedia.
e. Syarat Syarat Keberhasilan SIMRS
Dalam pelaksanaan SIMRS terdapat hal-hal yang menjadi
persyaratan yang menentukan keberhasilannya, yakni:
- Adanya komitmen dari pimpinan RS untuk menerapkan
teknologi ini di dalam organisasi dengan segala
konsekuensinya;
- Dukungan moral dan seluruh anggota tim manajemen dan
seluruh karyawan;
- Pembentukan infrastruktur dengan baik dan benar;
- Nilai investasi optimum yang sesuai dengan kebutuhan dengan
mempertimbangkan ruang gerak pertumbuhannya;
- Proses pengembangan yang berjalan secara terus-menerus.

28
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 29dari 70 27 Februari 2017

Gambar 3.1 Proses SIMRS

2. SIMRS pada Rekam Medis


SIMRS yang terintegrasi adalah kumpulan dari sub sistem yang
saling berhubungan membentuk satu kesatuan dan saling berinteraksi
antar bagian satu dengan yang lain yang ada di RS untuk melakukan
pengolahan data yang dimulai dari masukan data (input), kemudian
mengolah (prosesing), dan hasil keluaran (output) berupa informasi
untuk mengambil keputusan dalam rangka untuk mencapai suatu
tujuan. Sebagai contoh penggunaan Sistem Informasi Kesehatan
(SIMRS) pada unit pelayanan Rekam Medis yang berupa rangkaian
kegiatan terintegrasi untuk proses manajemen seperti pengumpulan
data (registrasi) , pengolahan data (assembling, coding, indexing),
serta pelaporan data.
a. Manfaat SIMRS pada unit pelayanan Rekam Medik
- Efektif dan efisien

29
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 30dari 70 27 Februari 2017

Sebelum adanya system komputerisasi, registrasi pasien


dilakukan dengan cara manual yang tentunya memerlukan waktu
yang lebih lama sehingga pelayanan pasien menjadi kurang
efektif. Pada kasus pasien lama apabila tidak membawa kartu
berobat maka pencarian nomor rekam medis menggunakan KIUP
(kartu indeks utama pasien) manual yang berbeda dengan IUP
(indeks utama pasien) yang lebih mudah dalam pencarian nomor
rekam medis hanya dengan mengetik minimal nama dan alamat
pasien saja.
- Kemudahan
Manfaat yang paling terasa ketika SIMRS tersebut selesai
diimplementasikan adalah memudahkan pekerjaan administrasi.
Ketika dengan sistem manual pengerjaaan laporan rumah sakit
memakan waktu sampai 1 bulan sejak pasien selesai dilayani,
dengan SIMRS hanya memakan waktu 1-2 hari saja untuk
membuat laporan dimana bagian pelaporan hanya tinggal menekan
tampilan laporan yang diinginkan selanjutnya bisa langsung di print
out.
- Mendukung kerjasama dan koordinasi antar bagian dalam
rumah sakit
Bila dengan sistem manual, data pasien harus dimasukkan di
setiap unit, maka dengan SIMRS data tersebut cukup sekali
dimasukkan di pendaftaran saja. Hal ini jelas mengurangi beban
kerja adminstrasi dan menjamin konsistensi data.
Contoh:
 Unit Registrasi dengan Unit RM khususnya rawat jalan dan
inap dalam hal Petugas RM dapat mengetahui secara
langsung pasien yang mendaftar di bagian Registrasi.

30
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 31dari 70 27 Februari 2017

 Koordinasi antara Unit Rawat Jalan / Rawat Inap dengan


Unit Apotik/Farmasi dalam hal Resep Online dan informasi
lainnya.
 Koordinasi antara Unit Rawat Jalan / Rawat Inap dengan
Unit Laboratorium, Radiologi, Intalasi Bedah Sentral, Gizi,
Farmasi, dan Keuangan dan sebaliknya
- Pemahaman sistem
Seluruh petugas RS akan dipaksa untuk memahami sistem RM
pada RS, dikarenakan bila terjadi kesalahan setiap user akan
berusaha mencari tempat terjadinya kesalahan agar bukan unitnya
yang disalahkan. Efeknya adalah mereka menjadi paham
bagaimana sistem di rumah sakit tersebut bekerja.
- Mengurangi biaya admistrasi
Seringkali orang menyatakan bahwa dengan adanya komputerisasi
biaya administrasi meningkat. Padahal dalam jangka panjang yang terjadi
adalah sebaliknya, jika dengan sistem manual kita harus membuat laporan
lebih dulu di atas kertas, baru kemudian dianalisa, maka dengan SIMRS
analisa cukup dilakukan di layar komputer, dan jika sudah benar baru
datanya dicetak. Hal ini menjadi penghematan yang cukup signifikan
dalam jangka panjang.
- Meningkatkan pendapatan
b. Bagian-Bagian Menu SIMPR pada Unit Rekam Medis
1) Menu Registrasi Pasien (Ralan, Ranap, IGD)
Untuk menginput data social pasien yang mendaftar di rumah
sakit baik rawat jalan, rawat inap dan IGD

31
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 32dari 70 27 Februari 2017

32
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 33dari 70 27 Februari 2017

2) Menu Input Data Pelayanan Kesehatan


Input data pelayanan setelah pemeriksaan seperti diagnosis dan
tindakan serta kode ICD

33
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 34dari 70 27 Februari 2017

3) Pencatatan Berkas Masuk dan Keluar

4) Menu Status Berkas


Untuk mengecek keberadaan berkas rekam medis pasien

34
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 35dari 70 27 Februari 2017

5) Menu Daftar Kunjungan Pasien


Untuk mengetahui informasi mengenai kunjunga pasien di
rumah sakit

3. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)


a. Pengertian SIMPUS
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) adalah
suatu tatanan manusia dan/atau peralatan yang menyediakan
informasi untuk membantu proses manajemen Puskesmas
mencapai sasaran kegiatannya
Fungsi utamanya adalah memanage data pasien mulai dari
pendaftaran, registrasi, pemeriksaan (diagnosis) serta
pengobatan pasien. Data yang sudah diinput ditampung dalam
sebuah data base yang nantinya akan dikatagorikan sesuai
dengan parameter untuk kebutuhan laporan, seperti laporan
kunjungan harian, cara pembayaran, jenis penyakit serta
laporan lainnya yang dibutuhkan dalam Manajemen Puskesmas
Aplikasi SIM Puskesmas digunakan di puskesmas dalam
kegiatan pencatatan berbagai kegiatan pelayanan, baik itu

35
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 36dari 70 27 Februari 2017

kegiatan dalam gedung maupun kegiatan luar gedung, dan


dapat dilakukan koneksi data base secara oline melalui jaringan
internet ke Server SIKDA Generik di dinas kesehatan, maupun
ke data base lokal yang ada di puskesmas.
b. Tujuan SIMPUS
- Tujuan Umum:
meningkatkan kualitas manajemen puskesmas secara lebih
berhasil guna dan berdaya guna, melalui pemanfaatan secara
optimal data sistem pencatatan dan pelaporan terpadu
puskesmas (SP2TP) maupun informasi lainnya yang
menunjang kegiatan pelayanan.
- Tujuan Khusus:
1) Sebagai pedoman penyusunan perencanaan tingkat
puskesmas (PTP) dan pelaksanaan kegiatan pokok
puskesmas melalui mini lokakarya (minlok).
2) Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
pelayanan puskesmas
3) Untuk mengatasi berbagai hambatan pelaksanaan program
pokok puskesmas.
4) Terjaganya data informasi dari puskesmas dan Dinas
Kesehatan sehingga dapat dilakukan analisa dan evaluasi
untuk berbagai macam penelitian
5) Terwujudnya unit informatika di Dinas Kesehatan Kabupaten
yang mendukung terselenggaranya proses administrasi yang
dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan mendukung
pengeluaran kebijakan yang lebih bermanfaat untuk
masyarakat.
c. Manfaat SIMPUS
- mempermudah dan mempercepat pelayanan

36
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 37dari 70 27 Februari 2017

- membakukan prosedur dan standar pelayanan serta


mendapatkan data dan informasi yang akurat.
- Dapat menghasilkan laporan sesuai dengan kebutuhan.
- Dapat mendukung keputusan dengan melihat hasil laporan
maupun data yang telah diolah.
d. Kegiatan puskesmas yang mampu ditangani oleh SIM
Puskesmas:
1) Pengelolaan informasi riwayat medis pasien per individu
2) Pengelolaan informasi kunjungan pasien ke puskesmas.
3) Pengelolaan informasi kegiatan pelayanan kesehatan dalam
gedung, meliputi:
 Pelayanan rawat jalan (poliklinik umum, gigi, KIA,
imunisasi, dll
 Pelayanan UGD
 Pelayanan rawat inap
4) Pengelolaan informasi pemakaian dan permintaan
obat/farmasi di puskesmas, pos obat desa, pos UKK.
5) Pengelolaan informasi tenaga kesehatan puskesmas
6) Pengelolaan informasi sarana dan peralatan (inventaris)
puskesmas
7) Pengelolaan informasi kegiatan luar gedung yang meliputi
 Kegiatan puskesmas pembantu, puskesmas keliling,
bidan desa, posyandu, polindes,poskesdes, poskestren.
 Pengelolaan informasi pembiayaan
kesehatanmasyarakat dan keuangan puskesmas
 Pengelolaan informasi gizi masyarakat
 Pengelolaan informasi surveilans (pengendalian
penyakit)
 Pengelolaan informasi promosi kesehatan

37
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 38dari 70 27 Februari 2017

 Pengelolaan informasi kesehatan lingkungan


8) Pengelolaan pelaporan internal dan ekternal
e. Penyelenggaraan SIMPUS
1) Sumber Informasi
Sebagaimana diketahui, SP2TP terdiri atas komponen
pencatatan dan komponen pelaporan. Namun, yang
terutama dibutuhkan untuk menunjang kegiatan manajemen
puskesmas adalah komponen pencatatannya. Hal ini
dikarenakan informasi yang dapat dihasilkan dari komponen
tersebut lebih lengkap dibandingkan dengan komponen
pelaporannya. Pencatatan-pencatatan yang utama, antara
lain:
 Kartu individu, seperti kartu rawat jalan, kartu ibu, kartu tb,
kartu rumah dsb
 Register, seperti register kunjungan, register KIA, register
filariasis, register posyandu dsb
 Laporan kejadian luar biasa dan laporan bulanan sentinel
 Rekam kesehatan keluarga (RKK/family folder) yang
diberikan khusus untuk keluarga berisiko, antara lain:
- Salah seorang anggotanya menderita TB paru, kusta
- Salah seorang anggotanya mempunyai risiko tinggi
seperti ibu hamil, neonatus risiko tinggi (BBLR), balita
kurang energi kronis (KEK)
2) Mekanisme
 Data SP2TP dan data lainnya diolah, disajikan dan
diinterpretasikan sesuai dengan petunjuk pengolahan dan
pemanfaatan data SP2TP serta petunjuk dari masing-
masing program yang ada (seperti program ISPA, malaria,

38
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 39dari 70 27 Februari 2017

imunisasi, kesehatan lingkungan, KIA, gizi, perkesmas


dsb).
 Pengolahan, analisis, interpretasi dan penyajian dilakukan
oleh para penanggung jawab masing-masing kegiatan
di puskesmas dan pengelola program di semua jenjang
administrasi.
 Informasi yang diperolehdari pengolahan dan
interpretasi data SP2TP serta sumber lainnya
dapat bersifat kualitatif (seperti meningkat, menurun, atau
tidak ada perubahan) dan bersifat kuantitatif dalam bentuk
angka, seperti jumlah, presentase, dsb. Informasi tersebut
dapat berupa laporan tahunan puskesmas.
3) Pemanfaatan
 Informasi yang diperoleh SP2PT dan informasi lainnya di
manfaatkan untuk menunjang proses manajemen di tingkat
puskesmas sebagai bahan untuk penyusunan rencana
tahunan puskesmas, penyususnan rencana kerja
operasional puskesmas, bahan pemantauan evaluasi dan
pembinaan.
 Informasi dari SP2PT dan informasi lainnya akan
membantu Dinas Kesehatan DATI II dalam penyusunan
perencanaan tahunan, penilaian kinerja puskesmas
berdasarkan beban kerja dan pencapaian hasil kegiatan
puskesmas sebagai bahan untuk pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan program di wilayah, untuk menentukan
prioritas masalah dan upaya pemecahan serta tindak lanjut.
 Informasi dari SP2PT akan membantu kelancaran
perencanaan (P1), penggerakan pelaksanaa (P2) dan

39
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 40dari 70 27 Februari 2017

penilaian (P3) program-program, sebagai masukan untuk


diskusi UDKP.
f. Jenis-Jenis SIMPUS
1) Simpus dalam aplikasi dekstop
telah digunakan pada hampir 500 Puskesmas yang tersebar
di seluruh Indonesia
2) Pada tahun 2008 Simpus yang Berbasis web.
Keputusan ini diambilnya setelah melihat fakta di lapangan
bahwa Simpus berbasis web memiliki peluang memberikan
dukungan yang lebih baik pada Puskesmas dalam melayani
masyarakat. Dalam waktu kurang lebih setahun semenjak
itu, Simpus berbasis web telah digunakan oleh beberapa
Puskesmas.
g. Permasalahan Pengelolaan Data SIMPUS
Selama ini banyak masalah berkaitan dengan system
pencatatan dan pelaporan puskesmas serta pengelolaan data di
puskesmas. Masalah-masalah tersebut antara lain:
1) Redundasi data
Pencatatan data yang berulang-ulang menyebabkan
duplikasi data sehingga kapasitas yang diperlukan
bertambah banyak. Sebagai akibatnya pelayanan pun
menjadi lambat.
2) Unintegrated data
Penyimpanan data yang tidak terpusat menyebabkan data
tidak sinkron dan informasi dari masing-masing bagian
mempunyai asumsi yang berbeda-beda.

40
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 41dari 70 27 Februari 2017

3) Human error
Proses pencatatan yang dilakukan secara manual
menyebabkan terjadinya kesalahan pencatatan yang
semakin besar.
4) Ketidak lengkapan data
Data tidak lengap sehingga informasi yang diperoleh tidak
dapat dipergunakan secara optimal.
5) Ketidak akuratan data
Data yang dikumpulkan sering kali validitasnya
dipertanyakan
6) Tidak tepat waktu
Seringnya keterlambatan dalam pengelolaan data
mengakibatkan informasi yang didapatkan kurang dan
dimanfaatkan dengan baik untuk menjadi dasar pengambilan
keputusan.

D. Rangkuman
SIMRS mendukung pengendalian mutu pelayanan medis,
penilaianproduktivitas, analisis pemanfaatan dan perkiraan
kebutuhan, perencanaan dan evaluasi program, menyederhanakan
pelayanan, penilaian klinis dan serta pendidikan.
Dalam pelaksanaanya, SIMRS harus memperhatikan poin-poin
penting dalam SIKNAS, agar dalam perjalanan proses maupun
aplikasinya sejalan dengan SIKNAS. Keberhasilan siknas
dipengaruhi oleh keberhasilan SIMRS, begitu juga sebaliknya.
SIMPUS suatu tatanan manusia dan/atau peralatan yang
menyediakan informasi untuk membantu proses manajemen
Puskesmas mencapai sasaran kegiatannya

41
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 42dari 70 27 Februari 2017

Aplikasi SIM Puskesmas digunakan di puskesmas dalam


kegiatan pencatatan berbagai kegiatan pelayanan, baik itu kegiatan
dalam gedung maupun kegiatan luar gedung, dan dapat dilakukan
koneksi data base secara oline melalui jaringan internet ke Server
SIKDA Generik di dinas kesehatan, maupun ke data base lokal
yang ada di puskesmas.
E. Pertanyaan
1. Bagaimanakah peran SIM RS?
2. Manfaat SIM RS?
3. Persyaratan SIM RS?
4. Apakah yg dimaksud SIMPUS?
5. Persyaratan SIMPUS apa saja?

42
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 43dari 70 27 Februari 2017

BAB IV
DATA SISTEM INFORMASI KESEHATAN

A. Diskripsi
Matakuliah yang membahas mengenai Data sistem informasi
kesehatan yang meliputi data rutin berupa pencatatan dan
pelaporan berdasarkan ICD-X dan data non rutin pada pelayanan
kesehatan
B. Capaian pembelajaran matakuliah
Mahasiswa mampu memahami tentang Data sistem informasi
kesehatan yang meliputi data rutin berupa pencatatan dan
pelaporan berdasarkan ICD-X dan data non rutin pada pelayanan
kesehatan
C. Isi Materi Perkuliahan
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 46 Tahun 2014, untuk
mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan diperlukan
Data dan Indikator Kesehatan yang dikelola dalam Sistem Informasi
Kesehatan.
1. Data Kesehatan
Data kesehatan merupakan faktar kasar atau gambaran
mengenai kesehatan yang belum diolah.
Data Kesehatan harus terbuka untuk diakses oleh unit
kerja instansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang mengelola
Sistem Informasi Kesehatan sesuai dengan kewenangan masing-
masing.
Data Kesehatan harus memenuhi standar, yang meliputi:
 data sesuai dengan Indikator Kesehatan;

43
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 44dari 70 27 Februari 2017

 jenis, sifat, format, basis data, kodefikasi, dan metadata yang


dapat dengan mudah diintegrasikan;
 akurat, jelas, dan dapat dipertanggungjawabkan; dan
 mampu rekam pada alat/sarana pencatatan, pengolahan, dan
penyimpanan data yang andal, aman, dan mudah dioperasikan.
2. Jenis Data Kesehatan
Terdapat 2 jenis data kesehatan, yaitu:
a. Data rutin
Adalah data yang harus dikumpulkan secara teratur oleh
penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan, instansi
Pemerintah Daerah, dan instansi Pemerintah melalui
pencatatan dan pelaporan atau cara lain.
- Pencatatan dan Pelaporan dengan ICD X
ICD-X adalah pengkodean atas penyakit dan tanda-tanda,
gejala, temuan temuan yang abnormal, keluhan, keadaan
sosial, dan eksternal yang menyebabkan cedera atau penyakit
seperti yang telah diklasifikasikan oleh WHO.
Penerapan Pengkodean sistem ICD digunakan untuk:
1) Mengindeksi pencatatan penyakit dan tindakan di sarana
pelayanan kesehatan
2) Masukan bagi sistem pelaporan diagnosis medis
3) Memudahkan proses penyimpanan dan pengambilan data
terkait diagnosis karakteristik pasien dan penyedia
layanan
4) Pelaporan nasional dan internasional morbiditas dan
mortalitas
5) Tabulasi data pelayanan kesehatan bagi proses evaluasi
perencanaan pelayanan medis

44
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 45dari 70 27 Februari 2017

6) Menentukan bentuk pelayanan yang harus direncanakan


dan dikembangkan sesuai kebutuhan zaman
7) Analisis pembiayaan pelayanan kesehatan
8) Untuk penelitian epidemiologi dan klinis
Dalam sistem pecatatan dan pelaporan pada pelayanan
kesehatan menggunakan koding ICD-X untuk ditampilkan
dalam Rekam Medis. Seorang petugas medis dalam
melakukan pelayanan kesehatan wajib membuat pencatatan
medis dan harus melaporkan catatan medis tersebut pada
rumah sakit pemerintah atau Dinas Kesehatan setempat.
Penulisan catatan medis diwajibkan menggunakan standart
ICD-X (International Statistical Classification of Diseases and
Related Health Problems revisi ke 10) dimana dalam
penulisannya menggunakan kode-kode tertentu.
Komponen ICD-X
International Classification of Disease X (ICD-X) terdiri
dari tiga volume, yaitu :
1) Volume 1
merupakan daftar tabulasi dalam kode alfanumerik tiga atau
empat karakter dalam inklusi dan eksklusi, beberapa aturan
pengkodean, klasifikasi morfologis neoplasma, daftar tabulsi
khusus untuk morbiditas dan mortalitas, definisi tentang
penyebab kematian, serta peraturan mengenai nomenklatur.
2) Volume 2
merupakan manual instruksi dan pedoman penggunaan ICD-
X
3) Volume 3
merupakan indeks alfabetik, daftar komprehensif semua
kondisi yang ada didaftar tabulasi (volume 1), daftar sebab

45
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 46dari 70 27 Februari 2017

luar gangguan (external cause), tabel neoplasma, serta


petunjuk memilih kode yang sesuai untuk berbagai kondisi
yang tidak ditampilkan di dalam tabular list (volume 1).
Struktur dan Sistem Klasifikasi ICD-X pada volume 3 terdiri
dari:
a. Bab I : A00-B99 Infeksi
b. Bab II : C00-C99 Neoplasma ganas D00-D48 Neoplasma
insitu & Jinak 15
c. Bab III : D50-D89 Darah dan alat pembuat darah
d. Bab IV : E00-E90 Endokrin, nutrisi dan metabolik
e. Bab V : F00-F99 Gangguan jiwa dan perilaku
f. Bab VI : G00-G99 Susunan syaraf
g. Bab VII : H00-H59 Mata dan Adnexa
h. Bab VIII : H60-H95 Telinga dan proses mastoid
i. Bab IX : I00-I99 Pembuluh darah
j. Bab X : J00-J99 Saluran nafas
k. Bab XI : K00-K93 Saluran cerna
l. Bab XII : L00-L99 Kulit dan jaringan bawah kulit
m. Bab XIII : M00-M99 Otot dan jaringan ikat
n. Bab XIV : N00-N99 Sistem kemih kelamin
o. Bab XV : O00-O99 Kehamilan, persalinan dan nifas 16) Bab
XVI : P00-P96 Kondisi tertentu masa perinatal
p. Bab XVII : Q00-Q59 Malformasi bawaan
q. Bab XVIII : R00-R99 gejala, tanda
r. Bab XIX : S00-T98 Cedera, keracunan, faktor external
s. Bab XX : V01-Y98 Penyakit atau kematian faktor external
t. Bab XXI : Z00-Z99 Faktor yg berpengaruh status kesehatan
dan kontak dengan fasilitas pelayanan kesehatan

46
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 47dari 70 27 Februari 2017

Tabel 1. Contoh definisi operasional Penyakit Tidak


Menular di Rumah Sakit Sentinel mengikuti klasifikasi
diagnosa ICD X

Berikut ini adalah “Semilan Langkah Dasar dalam Menentukan


Kode” :
1. Tentukan tipe pernyataan yang akan dikode, dan buka
volume 3 Alphabrtical Index (kamus). Bila pernyataan
adalah istilah penyakit atau cidera atau kondisi lain yang
terdapat pada Bab I-XIX (vol. I), gunakanlah ia sebagai
“lead term” untuk dimanfaatkan sebagai panduan
menelusuri istilah yang dicari pada seksi I indeks (Volume
3). Bila pernyataan adalah penyebab luar (external cause)

47
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 48dari 70 27 Februari 2017

dari cidera (bukan nama penyakit) yang ada di Bab XX (vol.


I), lihat dan cari kodenya pada seksi II di Indeks (Vol. 3).
2. “Lead term” (kata panduan) untuk penyakit dan cidera
biasanya merupakan kata benda yang memaparkan kondisi
patologisnya. Sebaliknya jangan menggunakan istilah kata
benda anatomi, kata sifat atau kata keterangan sebagai
kata panduan. Walaupun demikian, beberapa kondisi ada
yang diekspresikan sebagai katasifat atau eponim
(menggunakan kata penemu) yang tercantum di dalam
indeks sebagai “lead term”.
3. Baca dengan seksama dan ikuti petunjuk catatan yang
muncul di bawah istilah yang akan dipilih pada Volume 3.
4. Baca istilah yang terdapat dalam tanda kurung “()” sesudah
“lead term” (kata dalam tanda kurung = modifier, tidak akan
mempengaruhi kode). Istilah lain yang ada di bawah
leadterm (dengan tanda (-) minus = idem = indent) dapat
mempengaruhi nomor kode, sehingga semua kata-kata
diagnostik harus diperhitungkan).
5. Ikuti secara hati-hati setiap rujukan silang (cross
references)dan perintah see dan see also yang terdapat
dalam indeks.
6. Lihat daftar tabulasi (Volume I) untuk mencari nomor kode
yang paling tepat. Lihat kode tiga karakter di indeks dengan
tanda minus pada posisi keempat yang berarti bahwa isian
untuk karakter keempat itu ada di dalam volume I dan
merupakan posisi tambahan yang tidak ada dalam indeks
(Vol. 3). Perhatikan juga perintah untuk membubuhi kode
tambahan (additional code) serta aturan cara penulisan dan

48
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 49dari 70 27 Februari 2017

pemanfaatannya dalam pengembanan indeks penyakit dan


dalam sistem pelaporan morbiditas dan mortalitas.
7. Ikuti pedoman Inclusion dan Exclusion pada kode yang
dipilih atau bagian bawah satu bab (chapter), blok, kategori,
atau subkategori.
8. Tentukan kode yang anda pilih.
9. Lakukan analisis kuantitatif dan kualitatif data diagnosa
yang dikode untuk pemastian kesesuaian dengan
pernyataan dokter tentang diagnosa utama di berbagai
lemar formulir rekam medis pasien, guna menunjang
aspeklegal rekam medik yang dikembangkan.
b. Data Non rutin
Data nonrutin:
 data khusus: meliputi data faktor risiko, lingkungan, dan
lainnya yang mendukung program pembangunan
kesehatan.
 data luar biasa. meliputi data yang dikumpulkan dalam
kejadian luar biasa, wabah, bencana, dan kedaruratan
kesehatan masyarakat
D. Rangkuman
Data kesehatan merupakan faktar kasar atau gambaran mengenai
kesehatan yang belum diolah. Terdapat 2 jenis data kesehatan, yaitu
data rutin dan data non rutin. Data rutin meliputin pencatatan dan
pelaporan pada pelayanan kesehatan yang menggunakan sistem
koding berdasarkan ICD-X, sedangkan data non rutin meliputi data
khusus dan data luar biasa
E. Pertanyaan
Bagian ini berisi pertanyaan sebagai bahan diskusi atau latihan
untuk memperkaya pemahaman mahasiswa

49
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 50dari 70 27 Februari 2017

BAB V
INDIKATOR KESEHATAN

A. Diskripsi
Matakuliah yang membahas mengenai Indikator Kesehatan di
Indonesia, dasar pengembangan Indikaotr kesehatan, conto
Indikator Indonesia Sehat pada tahun 2010.
B. Capaian pembelajaran matakuliah
Mahasiswa mampu memahami mengenani Indikator Kesehatan di
Indonesia
C. Isi Materi Perkuliahan
1. Definisi
Indikator Kesehatan menurut WHO (1981) yaitu variabel untuk
mengukur suatu perubahan baik langsung maupun tidak langsung.
Indikator kesehatan adalah variabel-variabel yang mengindikasi
atau memberi petunjuk kepada kita tentang keadaan tertentu,
sehingga dapat digunakan untuik mengukur perubahan.
Indikator Indonesia Sehat merupakan sebuah indikator
standar suatu kesehatan yang dalam hal ini lingkupnya adalah
negara, Indonesia. Setiap penetapan indikator harus
mempertimbangkan berbagai kesepakatan atau peraturan yang
telah dibuat. Kesepakatan nasional dari indikator Sehat
diantaranya menyangkut kesehatan anak, penyalahgunaan
narkotika dan zat aditif, serta hal yang lebih global seperti
pemberantasan polio dan HIV/AIDS.
2. Dasar Pengembangan Indikator Kesehatan

50
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 51dari 70 27 Februari 2017

Indikator kesehatan didasarkan pada model konseptual (apa


yang mempengaruhi status kesehatan, mengacu pada bukti
ilmiah).
Model konseptual terus berkembang, sesuai dengan definisi
sehat, dan apa yang melatarbelakangi peningkatan kesehatan,
angka harapan hidup, penurunan penyakit infeksi klasik dan
peningkatan penyakit degeneratif konteks sangat penting misalnya,
di Yogya angka kelahiran rendah, harapan hidup tinggi , banyak
penyakit degeneratif (jantung, stroke dan kanker ).
Contoh Model Konseptual
a. “Determinants of Health” yang luas – faktor lingkungan fisik,
sosial, perilaku dan pelayanan kesehatan. Misalnya:
• di mana kita bertempat tinggal,
• kondisi lingkungan hidup (udara, air, tanah),
• keturunan (genetik),
• gaya hidup dan kebiasaan,
• tingkat pendidikan dan penghasilan,
• hubungan kita dengan kerabat dan teman,
• bagaimana kita dapat menjangkau dan memanfaatkan
pelayanan kesehatan
b. “Life Course” –menekankan kondisi/pengalaman kehidupan
tahap dini (0-5) dan interaksi pada tahap-tahap perkembangan
sepanjang hidup untuk mencapai kesehatan yang optimal
c. “Social Determinants” -menyangkut kondisi-kondisi
pendidikan, sosial-ekonomi, politik dan sistem kesehatan yang
berinteraksi untuk meningkatkan kesehatan.
3. Contoh Indikator Indonesia Sehat 2010
Penetapan Indikator Indonesia sehat 2010 berikut targetnya ini
diawali dengan perumusan yang dilakukan melalui suatu

51
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 52dari 70 27 Februari 2017

pertemuan dengan pejabat-pejabat kementrian kesehatan dan


sejumlah pejabat kesehatan dari daerah-daerah. Seiring dengan
itu Kementrian Kesehatan merevisi Keputusan Menteri Kesehatan
nomor 1747 tahun 2000 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan untuk Daerah Kabupaten/Kota. Maka
penetapan Indikator Indonesia Sehat 2010 dan penyusunan
Standar Pelayanan Minimal itupun kemudian disinergikan.
Indikator Indonesia sehat 2010 dikelompokkan kedalam 3
kelompok :
a) Indikator Derajat Kesahatan
b) Indikator Hasil Antara
c) Indikator Proses dan Masukan
1) Indikator Derajat Kesahatan

52
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 53dari 70 27 Februari 2017

2) Indikator Hasil Antara

3) Indikator Proses dan Masukan

53
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 54dari 70 27 Februari 2017

54
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 55dari 70 27 Februari 2017

4. Upaya Percepatan Pencapaian Indikator


a. Upaya Kesehatan
Akses pada pelayanan kesehatan secara nasional mengalami
peningkatan, dalam kaitan ini akses rumah tangga yang dapat
menjangkau sarana kesehatan ≤ 30 menit sebesar 90,7% dan
akses rumah tangga 6 yang berada ≤ 5 km dari sarana kesehatan
sebesar 94,1% (Riskesdas, 2007). Peningkatan jumlah
Puskesmas ditandai dengan peningkatan rasio Puskesmas dari
3,46 per 100.000 penduduk pada tahun 2003 menjadi 3,65 per
100.000 pada tahun 2007 (Profil Kesehatan, 2007). Namun pada
daerah terpencil, tertinggal, perbatasan, serta pulau-pulau kecil
terdepan dan terluar masih rendah. Jarak fasilitas pelayanan
yang jauh disertai distribusi tenaga kesehatan yang tidak merata
dan pelayanan kesehatan yang mahal menyebabkan rendahnya
aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
b. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan sudah semakin meningkat dari tahun
ke tahun. Persentase pengeluaran nasional sektor kesehatan
pada tahun 2005 adalah sebesar 0,81% dari Produk Domestik
Bruto (PDB) meningkat pada tahun 2007 menjadi 1,09 % dari
PDB, meskipun belum mencapai 5% dari PDB seperti dianjurkan
WHO. Demikian pula dengan anggaran kesehatan, pada tahun
2004 jumlah APBN kesehatan adalah sebesar Rp 5,54 Triliun
meningkat menjadi sebesar 18,75 Triliun pada tahun 2007,
namun persentase terhadap seluruh APBN belum meningkat dan
masih berkisar 2,6–2,8%.
Proporsi pembiayaan kesehatan yang bersumber dari
pemerintah belum mengutamakan upaya pencegahan dan

55
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 56dari 70 27 Februari 2017

promosi kesehatan. Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan


sekitar 46,5% dari keseluruhan penduduk pada tahun 2008 yang
sebagian besar berasal dari bantuan sosial untuk program
jaminan kesehatan masyarakat miskin sebesar 76,4 juta jiwa atau
34,2%.
c. Sumber Daya Manusia Kesehatan
Upaya pemenuhan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM)
Kesehatan belum memadai, baik jumlah, jenis, maupun kualitas
tenaga kesehatan yang dibutuhkan.Selain itu, distribusi tenaga
kesehatan masih belum merata. Jumlah dokter Indonesia masih
termasuk rendah, yaitu 19 per 100.000 penduduk bila
dibandingkan dengan negara lain di ASEAN, seperti Filipina 58
per 100.000 penduduk dan Malaysia 70 per 100.000 pada tahun
2007.
Masalah strategis SDM Kesehatan yang dihadapi dewasa ini
dan di masa depan adalah: a) Pengembangan dan
pemberdayaan SDM Kesehatan belum dapat memenuhi
kebutuhan SDM untuk pembangunan kesehatan; b) Perencanaan
kebijakan dan program SDM Kesehatan masih lemah dan belum
didukung sistem informasi SDM Kesehatan yang memadai; c)
Masih kurang serasinya antara kebutuhan dan pengadaan
berbagai jenis SDM Kesehatan. Kualitas hasil pendidikan SDM
Kesehatan dan pelatihan kesehatan pada umumnya masih belum
memadai; d) Dalam pendayagunaan SDM Kesehatan,
pemerataan SDM Kesehatan berkualitas masih kurang.
Pengembangan karier, sistem penghargaan, dan sanksi belum
sebagaimana mestinya. Regulasi untuk mendukung SDM
Kesehatan masih terbatas; serta e) Pembinaan dan pengawasan

56
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 57dari 70 27 Februari 2017

SDM Kesehatan serta dukungan sumber daya SDM Kesehatan


masih kurang.
d. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan
Pasar sediaan farmasi masih didominasi oleh produksi
domestik, sementara itu bahan baku impor mencapai 85% dari
kebutuhan. Di Indonesia terdapat 9.600 jenis tanaman berpotensi
mempunyai efek pengobatan, dan baru 300 jenis tanaman yang
telah digunakan sebagai bahan baku.
Upaya perlindungan masyarakat terhadap penggunaan
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan telah dilakukan
secara komprehensif.Sementara itu pemerintah telah berusaha
untuk menurunkan harga obat, namun masih banyak kendala
yang dihadapi.
Penggunaan obat rasional belum dilaksanakan di seluruh
fasilitas pelayanan kesehatan, masih banyak pengobatan yang
dilakukan tidak sesuai dengan formularium.Daftar Obat Esensial
Nasional (DOEN) digunakan sebagai dasar penyediaan obat di
pelayanan kesehatan publik. Daftar Obat Esensial Nasional
tersebut telah disusun sejak tahun 1980 dan direvisi secara
berkala sampai tahun 2008.
Lebih dari 90% obat yang diresepkan di Puskesmas
merupakan obat esensial generik. Namun tidak diikuti oleh sarana
pelayanan kesehatan lainnya, seperti: di rumah sakit pemerintah
kurang dari 76%, rumah sakit swasta 49%, dan apotek kurang dari
47%. Hal ini menunjukkan bahwa konsep obat esensial generik
belum sepenuhnya diterapkan.
e. Manajemen dan Informasi Kesehatan
Perencanaan pembangunan kesehatan antara pusat dan
daerah belum sinkron.Begitu pula dengan perencanaan jangka

57
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 58dari 70 27 Februari 2017

panjang/menengah masih belum menjadi acuan dalam menyusun


perencanaan jangka pendek.Demikian juga dengan banyak
kebijakan yang belum disusun berbasis bukti dan belum bersinergi
baik perencanaan di tingkat Pusat dan atau di tingkat daerah.
Hukum kesehatan belum tertata secara sistematis dan belum
mendukung pembangunan kesehatan secara utuh.Regulasi
bidang kesehatan pada saat ini belum cukup, baik jumlah, jenis,
maupun efektifitasnya.
Pemeritah belum sepenuhnya dapat menyelenggarakan
pembangunan kesehatan yang efektif, efisien, dan bermutu sesuai
dengan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good
governance).
f. Pemberdayaan Masyarakat
Rumah tangga yang telah melaksanakan perilaku hidup bersih
dan sehat meningkat dari 27% pada tahun 2005 menjadi 36,3%
pada tahun 2007, namun masih jauh dari sasaran yang harus
dicapai pada tahun 2009, yakni dengan target 60%.Jumlah UKBM,
seperti Posyandu dan Poskesdes semakin meningkat, tetapi
pemanfaatan dan kualitasnya masih rendah. Hingga tahun 2008
sudah terbentuk 47.111 Desa Siaga dimana terdapat 47.111 buah
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes).
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat lainnya yang terus
berkembang pada tahun 2008 adalah Posyandu yang telah
berjumlah 269.202 buah dan 967 Pos Kesehatan Pesantren
(Poskestren). Di samping itu, pfemerintah telah memberikan pula
bantuan stimulan untuk pengembangan 229 Musholla Sehat.
Sampai dewasa ini dirasakan bahwa masyarakat masih lebih
banyak sebagai objek dari pada sebagai subjek pembangunan
kesehatan.

58
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 59dari 70 27 Februari 2017

Hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa alasan


utama rumah tangga tidak memanfaatkan Posyandu/Poskesdes
walaupun sebenarnya memerlukan adalah karena: pelayanannya
tidak lengkap (49,6%), lokasinya jauh (26%), dan tidak ada
Posyandu/Poskesdes (24%).

D. Rangkuman
Indikator kesehatan adalah variabel yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi keadaan atau status kesehatan dan memungkinkan
dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari
waktu ke waktu.
Dalam pencapaian Pembangunan Kesehatan disetiap zaman
penerapan SKN mempunyai indicator-indikator sebagai alat ukur dalam
menilai derajat kesehatan di Indonesia. Indikator Indonesia sehat 2010
dikelompokkan kedalam 3 kelompok
1) Indikator Derajat Kesahatan
2) Indikator Hasil Antara
3) Indikator Proses dan Masukan

E. Pertanyaan
1. Sebutkan indikator- indikator kesehatan di Indonesia
2. Manfaat indikator kesehatan?

59
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 60dari 70 27 Februari 2017

BAB VI
Health Metrics Network (HMN)

A. Diskripsi
Merupakan matahuliah yang membahas mengenai Health Metrics
Network (HMN) dan salahsatu penerapannya di Indonesia
B. Capaian pembelajaran matakuliah
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai Health
Metrics Network (HMN) dan salahsatu penerapannya di Indonesia
C. Isi Materi Perkuliahan
1. Definisi
Salah satu standar penilaian sistem informasi kesehatan
adalah Health Metrics Network (HMN). Health Metrics Network
(HMN) merupakan upaya pertama untuk mengembangkan
penyatuan kerangka yang memfasilitasi efisiensi koordinasi dan
aksi bersama dari semua subsistem dalam sistem informasi
kesehatan.
2. Tujuan
Health Metrics Network (HMN) akan mencapai tiga tujuan, yaitu:
a. Untuk mengembangkan harmonisasi dan kerangka Health
Metrics Network (HMN) untuk mengembangkan sistem
informasi kesehatan dari sebuah negara.
b. Untuk mendukung Negara berkembang dalam mengadaptasi
dan mengaplikasikan rekomendasi dan standar yang
terkandung dalam kerangka Health Metrics Network (HMN)
untuk meningkatkan sistem informasi kesehatan dan
meyediakan dukungan teknis dan sebagai percepatan dalam
pengamanan pendanaan sampai akhir.

60
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 61dari 70 27 Februari 2017

c. Untuk meningkatkan kualitas, nilai dan kegunaan dari informasi


kesehatan dengan mengembangkan kebijakan dan
menawarkan intensif untuk meningkatkan penyebaran dan
penggunaan data dengan konsentrasi pada tingkat lokal,
regional dan global.
3. Kerangka Teori HMN
WHO telah mengeluarkan sebah kerangka teori sebagai
pedoman khususnya bagi negara berkembang untuk dapat
meningkatkan pelaksanaan sistem informasi kesehatan. Bagian
dari kerangka Health Metrics Network (HMN) menggambarkan
enam komponen sistem informasi kesehatan dan setiap standar
yang dibutuhkan. Nilai yang jelas mendefinisikan bagaimana
peraturan sistem informasi kesehatan dan bagaimana komponen
dalam sistem tersebut berinteraksi antara satu dengan yanglainnya
untuk dapat menghasilkan informasi yang lebih baik untuk
kesehatan yang lebih baik.
Dalam enam komponen itu, sistem informasi kesehatan terbagi
lagi menjadi input, proses dan output. Input menunjukkan pada
sumber daya dimana proses berhubungan pada bagaimana
indikator dan sumber data dipilih dan dikumpulkan dan mengelola.
Output berhubungan dengan produksi, diseminasi, dan
penggunaan informasi. Berikut ini adalah enam komponen dari
sistem informasi kesehatan:
a. Input
1) Sumber daya sistem informasi kesehatan, dalam hal ini
termasuk undang-undang, peraturan dan kerangka kerja
perencanaan yang diperlukan untuk memastikan informasi
kesehatan yang berfungsi secara menyeluruh, dan sumber
daya yang merupakan prasyarat untuk suatu sistem sehingga

61
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 62dari 70 27 Februari 2017

sistem dapat berfungsi. Sumber daya tersebut meliputi personil,


pembiayaan, dukungan logistik, informasi dan teknologi
komunikasi (ICT), dan mekanisme koordinasi di dalam dan
antar enam komponen.
b. Proses
2) Indikator, merupakan basis dari perencanaan da strategi
informasi kesehatan. Indikator meliputi pengaruh dari
kesehatan, input sistem kesehatan, output dan dampak dan
status kesehatan.
3) Sumber data, terbagi menjadi dua kategori utama:
- Data berbasis populasi (sensus, pencatata sipil, dan survei
populasi)
- Data berbasis lembaga (catatan individu, catatan layanan
dan catatan sumber daya). Perlu dicatat bahwa sejumlah
pendekatan pengumpulan data dan sumber lainnya ada
yang tidak cocok dengan salah satu kategori utama diatas,
tetapi dapat memberikan informasi penting yang mungkin
tidak tersedia di tempat lain. Dalam hal ini termasuk survei
kesehatan, penelitian, dan informasi yang dihasilkan oleh
organisasi berbasis masyarakat.
4) Manajemen data, ini mencakup semua aspek penanganan data
dari pengumpulan, penyimpanan, jaminan kualitas dan aliran,
untuk pengolahan, kompilasi dan analisis. Persyaratan spesifik
ditentukan untuk perioditas dan ketepatan waktu seperti dalam
kasus surveilans penyakit.
c. Output
5) Produk informasi, data harus diubah menjadi informasi yang
akan menjadi bukti dasar dan pengetahuan untuk membentuk
aksi kesehatan.

62
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 63dari 70 27 Februari 2017

6) Penyebaran dan penggunaan, nilai informasi kesehatan dapat


mempermudah para pengambil keputusan dalam membuat
kebijakan.

Kerangka teori secara detail dapat dilihat pada Gambar 1.

Komponen dan Standar Sistem Penguatan Sistem


Informasi Kesehatan Informasi Kesehatan

Sumber Daya Prinsip

Indikator Proses: (a) Kepemimpinan,


Koordinasi dan Penilaian, (b)
Penetapan Prioritas dan
Perncanaan, (c) Pelaksanaan
Sumber Data Sistem Informasi Kesehatan

Manajemen Data Peralatan

Produk Informasi

Diseminasi dan
Penggunaan Informasi

Gambar 1. Kerangka Tori HMN


Sumber: WHO, 2007.

4. Contoh Penerapan dari HMN


Salah satu standar penilaian system informasi kesehatan
adalah HMN yang dikeluarkanoleh WHO, penilaian ini dilakukan di
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dengan melakukan
survei kebutuhan SIK dilapangan serta wawancara kepada setiap
tim data dan informasi kesehatan kabupaten/kota di Sulawesi

63
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 64dari 70 27 Februari 2017

Selatan dengan menggunakan metode penilaian Health Metric


Network (HMN). Tujuan dari survei tersebut yaituuntuk
menganalisis kebutuhan pengembangan SIKDA secara
komprehensif dari segi potensi, infrastruktur, penerapan, serta
berbagai komponen subsistem SIKDA di Provinsi Sulawesi
Selatan.
Hasil yang diperoleh yaitu, sebagai berikut:

Resources

Indicators

Data sources

Data management

Information products

Dissemination & use

Not functional Not adequate at all Present but not adequate Adequate Highly adequate
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Gbr. 1 Gambaran Umum SIK di Sulawesi Selatan Tahun


2010

Komponen SIK Sulawesi Selatan yang dinilai HMN, yaitu


1) sumber daya yang terdiri dari kebijakan, perencanaan, unit
pengelola, SDM, infrastruktur dan pembiayaan SIK dengan nilai
(ada tapi tidak memadai);

64
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 65dari 70 27 Februari 2017

Komponen sumber daya SIK di Sulawesi Selatan secara umum


mendapat nilai 57% (cukup memadai). Hal ini didukung oleh
sub komponen ketersedian infrastruktur (82%) yang hampir
sudah merata dengan bantuan pembiayaan dari proyek DHS2
antara tahun 2006-2009, namun pada sub komponen institusi
pengelola, SDM dan pembiayaan mendapat nilai hanya 48%
(tidak memadai, sedang nilai terendah pada sub komponen
kebijakan yaitu hanya 27%. Hal tersebut terjadi karena belum
adanya dokumen rencana induk pengembangan SIK secara
terpadu dan berkesinambungan di kabupaten/ kota..
2) Indikator yang mencakup semua kategori indikator determinan
kesehatan, input, output, outcome dari sistem kesehatan dan
status kesehatan dengan nilai (cukup memadai);
Indikator minimal telah ditentukan untuk daerah mencakup
semua kategori indikator (determinan kesehatan; input, output,
outcome dari sistem kesehatan; dan status kesehatan) secara
umum nilainya 71% (sudah memadai). Penilaian secara terinci
sebanyak 45% indikator minimal telah ditentukan untuk daerah
yang mencakup semua kategori, 36% indikator minimal telah
ditentukan untuk daerah tetapi belum mencakup semua
kategori, dan 18% diskusi sedang berjalan untuk menentukan
indikator minimal di daerah.
3) Sumber data yang terdiri dari statistik vital, pencatatan
kesehatan dan penyakit, pencatatan pelayanan kesehatan, dan
pencatatan administrasi dengan nilai (ada tetapi belum
memadai);
Sumber data kesehatan dapat diperoleh dari statistik vital,
pencatatan kesehatan dan penyakit, pencatatan pelayanan
kesehatan, dan pencatatan administrasi. Sedangkan metode

65
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 66dari 70 27 Februari 2017

sensus dan survey data dasar penduduk tidak dilakukan di


bidang kesehatan
4) Data manajemen yang memuat data warehouse dan kodefikasi
dengan nilai cukup memadai;
Hasilpenilaian yang dapatdikeluarkan dari tool HMN
yaitumanajemen data di kabupaten/ kota sudahmemadai, 36%
terdapat data warehouse di daerah yang memiliki fasilitas
pelaporan yang mudah digunakan dan dapat diakses oleh
propinsi dan kab/kota, 18% terdapat data warehouse di daerah,
namun hanya memiliki fasilitas pelaporan yang terbatas, 9%
terdapat data warehouse di daerah, namun tidak memiliki
fasilitas pelaporan, namun masih ada 36% yang tidak ada data
warehouse di daerah. Secara umum tentang penilaian
manajemen data yang dikeluarkan dengan menggunakan tool
HMN.
5) Produk informasi yang memuat data kunjungan dan data
cakupan dengan nilai belum memadai;
6) Diseminasi dan pemanfaatan cukup memadai. Diseminasi dan
penggunaan informasi untuk analisis dan penggunaan
informasi, untuk pengambilan kebijakan dan advokasi, untuk
alokasi sumber daya dan implementasi sudah cukup memadai,
hanya untuk perencanaan dan skala prioritas yang masih
belum memadai karena terkait dengan masa berlakunya
informasi yang disajikan.

D. Rangkuman
Health Metrics Network (HMN) merupakan upaya pertama untuk
mengembangkan penyatuan kerangka yang memfasilitasi efisiensi
koordinasi dan aksi bersama dari semua subsistem dalam sistem informasi

66
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 67dari 70 27 Februari 2017

kesehatan. Tujuan HMN yaitu meningkatkan ketersediaan, aksebilitas,


kualitas dan penggunaan informasi kesehatan untuk pengambilan
keputusan di tingkat negara dan global.
Sistem informasi memiliki enam komponen diantaranya adalah
sumber daya, indikator, manajemen data, sumber data, produk informasi,
dan disemnasi dan penggunaan informasi. Untuk dapat meningkatkan
kinerja sistem informasi kesehatan maka harus melewati beberapa proses
diantaranya adalah kepemimpinan, koordinasi dan penilaian, penetapan
prioritas dan perencanaan dan pelaksanaan sistem informasi kesehatan.
E. Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud HMN?
2. Tujuan HMN?
3. Manfaat HMN?

67
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 68dari 70 27 Februari 2017

DAFTAR PUSTAKA

Gemala R. Hatta. 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di


Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia.
Ery Rustiyanto, 2010. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang
Terintergrasi. Jakarta: Penerbit Gosyen Publishing.
EryRustiyanto, 2013. Kode Klasifikasi Penyakit dan Tindakan Medis ICD-
10. Jakarta: Penerbit Gosyen Publishing.
Sutrabri Tata. 2004. Analisis Sistem Informasi. Yogyakarta. Andi Ofset.
Hartono, Jogiyanto. 1999. Analisis dan desain system informasi:
Pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Whitten, Jeffrey L., et al. 2001. System Analysis and Design Methods 5th
Edition. West Lafayette: McGraw-Hill.
McLeod, Raymond, Jr.1995. Sistem Informasi Manajemen, Jilid I, Edisi
Bahasa Indonesia. Jakarta: Prenhallindo.
Davis, Gordon B. 2002. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen
bagian 1. Jakarta: Penerbit PPM.
Scott, George M. 2002. Prinsip-prinsip Sistem Informasi Manajemen.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Edna K., Huffman. 1994. Health Information Management. Berwyn, Illnois.
Physician Record Company.
Depkes RI. 2001. Penataan Sistem Informasi Kesehatan Daerah. Depkes
RI.
Depkes RI. 2001. Pedoman Sistem Informasi Rumah Sakit. Depkes RI.
PP Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan,
PERMENKES Nomor 97 Tahun 2015 tentang Peta Jalan Sistem Informasi
Kesehatan Tahun 2015-2019,
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 92 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Komunikasi Data dalam Sisem Informasi
Kesehatan Terintegrasi.
Adisasmito,Wiku.2008. Sistem Kesehatan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

68
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 69dari 70 27 Februari 2017

KEPMENKES Nomor 131/MENKES/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan


Nasional.
KEPMENKES Nomor 99a/MENKES/SK/III/1982 tentang Berlakunya SKN.
KEPMENKES RI Nomor 374/MENKES/SK/V/2009, tentang SKN 2009
PERPRES Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional.
Bawardi, Fuad. 2012. Pengembangan Sistem Informasi Program Kesehatan
Lanjut. Usia Di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Tahun 2012. Tesis.
UI
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. 2010. Laporan Hasil Need
Assessment Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah Di
Provinsi Sulawesi Selatan.Provinsi Sulawesi Selatan: Makasar
Nurmansyah, Mochamad Iqbal. 2013. Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi Gizi
Di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2013. Skripsi.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Sumariani, Endang Sri. 2015. Analisis Kebutuhan Perencanaan Sistem Informasi
Kesehatan Pada Bidang Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten
Boyolali. Skripsi. UMS
World Health Organization. 2007. Stengthening Country Health Informastion
System: Assesment And Monitoring Tool Version 2.00. WHO: Geneva

69

Anda mungkin juga menyukai