Anda di halaman 1dari 21

Kepada Yth:

`
LAPORAN BOKS
Periode April - Juni 2017

NEONATOLOGI
Residen :
Dr. M. Yudi Rakhmadi
Kesuma
Dr. Msy. Mutiara Puspasari
Dr. Venty
Dr. Herka Pratama Putra
Dr. Dewi Rahmawati Syam
Dr. Yenni Rizka
Dr. Rachman Indra Jaya
Dr. Ratna Setia Asih
Dr. Anggie K Yasrizal

Pembimbing:
Dr. Julniar M Tasli, Sp.A(K)
Dr. Herman Bermawi, Sp.A(K)
Dr. Afifa Ramadanti, Sp.A(K)
Dr. Indrayady, Sp.A (K)
Dr. Atika Akbari, Sp.A

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRI/RSMH PALEMBANG
2017
LAPORAN KEGIATAN NEONATOLOGI

PENDAHULUAN
Laporan ini merupakan hasil kegiatan perawatan neonatologi, periode April - Juni
2017. Pada periode ini bertugas 9 orang residen, yaitu:

Residen yang bertugas pada periode 1 April – 30 Juni 2017


April Mei Juni
Junior Dr. M. Yudi Rakhmadi Dr. Msy. Mutiara Puspasari -
Madya Dr. Venty Dr. Herka Pratama Putra Dr. Dewi Rahmawati S
Senior Dr. Rachman Indra Jaya Dr. Ratna Setia Asih Dr. Yenni Rizka
Dr. Anggie K Yasrizal

Kegiatan di boks neonatus berupa:


1. Melakukan perawatan terhadap penderita, baik yang pindah rawat dari bagian
kebidanan maupun yang dikirim dari luar.
2. Belajar melakukan resusitasi penderita yang lahir dengan tindakan.
3. Mengikuti journal reading dan book reading.
4. Membimbing mahasiswa.
5. Melayani Poliklinik Terpadu RSMH.

Selama periode ini telah selesai dirawat sebanyak 119 penderita dengan hasil
perawatan:
 Pulang kontrol : 105 penderita
 Pulang paksa : 1 penderita
 Meninggal : 1 penderita
 Masuk NICU : 12 penderita
 Pindah Rawat : 0 penderita

2
Pada saat memulai tugas di boks neonatus kami menerima 22 penderita dari dokter
sebelumnya, terdiri dari:
1. Atresiaani post colostomy : 3 penderita
2. Bronkhopneumonia + Trakeomalasia : 1 penderita
3. Hidrosefalus : 1 penderita
4. Meningitis : 2 penderita
5. Klinis Sepsis + BBLR : 2 penderita
6. Omfalokel + Tersangka Infeksi : 1 penderita
7. BBLSR : 1 penderita
8. BBLR + Penyakit membran hialin : 2 penderita
9. BBLSR + Penyakit membran hialin : 2 penderita
10. Hiperbilirubinemia + Sepsis : 2 penderita
11. Hirsprung disease post laparatomi+ Labiopalatoschizis : 1 penderita
12. Penyakit membran hyalin : 3 penderita
13. Sepsis : 1 penderita

URAIAN HASIL PERAWATAN


Dari penderita yang telah selesai dirawat, terdiri dari:
Kiriman dari bagian kebidanan : 34 penderita
Kiriman dari luar : 35 penderita
Pindahan dari NICU : 54 penderita

Tabel 1. Distribusi Penyakit Menurut Berat Badan dan Asal Penderita yang
dirawat di SubBagian Neonatologi RSMH Palembang.
Berat Badan Lahir Jumlah dan Asal
NO < 1000 1500 2000 2500
PENYAKIT >
100 s/d s/d s/d s/d Luar RSU Total
4000
0 1499 1999 2499 4000
1 Hiperbilirubinemia - - - 4 1 - 3 2 5
2 Bronkopneumonia - - 3 3 1 - 3 4 7
Penyakit Membran
3 - 3 5 3 - - 5 6 11
Hyaline
Takipnu Sementara
4 - - - 2 - - - 2 2
Neonatus
5 Tersangka infeksi - - 3 15 1 - 4 15 19
6 Sepsis - 4 8 8 7 - 15 12 27
7 Meningitis - 2 8 8 6 - 16 8 24
8 Asfiksia perinatal - - - - 1 - 1 - 1
9 BBLASR 2 - - - - - - 2 2
10 BBLSR - 4 - - - - 4 4
11 BBLR - - 10 6 - - 7 9 16
12 GEAD dehidrasi berat - - - - - - - - -
GEAD dehidrasi ringan
13 - - - - - - - - -
sedang
14 Hidrosefalus - - 2 1 1 - 2 2 4

3
15 Hidrancefali - - - 2 1 - 1 2 3
16 Meningokel - - - 1 - - 1 - 1
17 Atresia ani - - 1 1 - - 2 - 2
18 Hirsprung Diseases - - - - 1 - 1 - 1
19 Labiogenatopalatoschizi - 1 2 1 - - 1 3 4
20 Palatoschizis - - - 1 - - 1 - 1
21 Atresia esophagus - - 1 - - - 1 - 1
22 Stenosis duodenum - - - - - - - -
Malforasi Anorectal
23 - - - 1 - - 1 - 1
Post Colostomy
24 Gastroskizis - - 1 1 - - 2 - 2
25 Atresia yeyuno ileal - - - - - - - - -
26 Atresia duodenum - - - - - - - - -
27 Omfalokel - - 1 2 - - 3 - 3
Sindrom Mekonium
28 - - - - 1 - - 1 1
Aspirasi
Staphylococcal Scalded
29 - - - - 1 - - - -
Skin Syndrome (S4)
Total plexus brachialis
30 - - - - 1 - - - 1
paralisis
Suspek Ellis van creveld
31 1 - - 1 - 1
sindrom
32 CHD asianotik - - 2 1 - - 2 1 3
33 Teratoma Sacrocoxygeal - - - - 1 - 1 1 1
34 Dermatomiositosis - - - 1 - - - 1 1
Keterangan:
Pada satu penderita dapat dijumpai lebih dari 1 penyakit.

Tabel 2. Distribusi Indikasi Rawat dan Asal Penderita yang Dirawat di Sub
Bagian Neonatologi RSMH Palembang (n=119)

4
Jumlah dan Asal
NO PENYAKIT
Luar RSU Total
1 BBLASR 2 - 2
3 BBLSR/BBLR 12 10 22
4 Diare - - -
5 Hiperbilirubinemia 5 3 8
6 Kelainan Kongenital 8 2 10
7 Klinis sepsis 20 6 26
8 Respiratory distress 7 7 14
9 Asfiksia Perinatal 8 2 10
10 Meningitis 16 8 24
11 Meteorismus 1 1 2
12 Muntah hijau 1 - 1
Keterangan:
Pada satu penderita dapat dijumpai lebih dari 1 penyakit

Tabel 3. Distribusi Penyebab Kematian Pada Penderita Yang Dirawat Di Sub


Bagian Neonatologi RSMH (n=1)
Lama
Penyebab Kematian Asal Berat Badan (gram)
Jum Rawat
Tidak Lah < 1500- >
Langsung Kebidanan Luar
Langsung 1500 2499 2500
Asfiksia Perinatal - - - - - - - -
BBLSR + HMD - - - - - - - -

Perdarahan paru - - - - - - - -
Hiperbilirubin - - - - - -
- -
(kerjang)
Sepsis + BBLR + - - - - - -
- -
Meningitis
Gastroski - 1 - 1 - 11 hari
Gagal
zis + 1
kardiorespirasi
BBLR
Keterangan : pada 1 penderita dapat dijumpailebih dari 1 penyakit penyebab kematian
ASFIKSIA PERINATAL
Tabel 4.Distribusi Penderita Asfiksia Perinatal Menurut Berat Badan Dan Hasil
rawat(n=10).
BERAT APGAR SCORE 1 APGAR SCORE 2 APGAR SCORE 3 JUM
BADAN Hidup Meninggal Hidup Meninggal Hidup Meninggal LAH
(GRAM) K L K L K L K L K L K L
<1000 - - - - - - - - - - - - -
1000-1499 - - - - - - - - - 4 - - 4
1500-1999 - - - - - - - - 1 2 - 0 3
2000-2499 - - - - - - - - 1 1 - - 2
>2500 - - - - - - - - - 1 - - 1
Jumlah - - - - - - - - 2 8 - 0 10

5
Ket : K : Kebidanan, L : Luar

Telah dirawat 10 penderita asfiksia perinatal, 8 penderita berasal dari luar dan 2
penderita berasal dari kebidanan. Dari penderita tersebut didapat:
Cara persalinan
 Ekstraksi forceps : - penderita
 Vakum : - penderita
 Spontan : 2 penderita
 SC : 8 penderita
Riwayat Indikasi Tindakan
 Eklampsi : 2 penderita
 Gawat janin : 6 penderita

Tabel 5. Distribusi Penyakit Lain Pada Penderita Asfiksia Perinatal (n=10)


ASFIKSIA PERINATAL
PENYAKITLAIN JUMLAH PK PP M
L K L K L K
Bronkopneumonia 1 1 - - - - -
Tersangka infeksi 1 2 - - - - -
BBLR/BBLSR 8 6 2 - - - -
Meningitis - - - - - - -
Ket: Pada 1 penderita dapat dijumpai lebih dari 1 penyakit lainnya

TERSANGKA INFEKSI
Dirawat 19 penderita dengan tersangka infeksi, 4 penderita berasal dari luar dan
15 penderita berasal dari rawat gabung. Selama perawatan dalam
perjalanan penyakitnya, tersangka infeksi ada yang menjadi sepsis 15
penderita, 7 penderita sepsis disertai meningitis.

Tabel 6. Distribusi Hasil Perawatan Tersangka Infeksi pada Penderita


( n= 19 penderita)
Asal Hasil rawat
Perjalanan Jum Pindah
PK PP Meninggal
tersangka infeksi K L lah NICU
K L K L K L K L
Tak terbukti infeksi 2 - 2 2 - - - - - - -
Sepsis neonatorum 4 6 10 4 6 - - - - - -

6
Sepsis + meningitis 5 2 7 5 2 - - - - - -
Jumlah 11 8 19 11 8 - - - - - -

Dari 19 penderita tersangka infeksi dengan faktor risiko ibu pada waktu persalinan
sebagai berikut:
 Ketuban pecah > 12 jam : 14 penderita, dimana 4 penderita terbukti sepsis dan 5
penderita dengan sepsis dan meningitis, serta 4 yang tidak terbukti sepsis
 Ketuban kental, hijau, bau busuk: 4 penderita dengan 2 penderita sepsis dan 2
penderita mengalami sepsis disertai meningitis serta tidak ada penderita yang
tidak terbukti sepsis.
 Ibu demam : 1 penderita, keduanya tidak terbukti sepsis

SEPSIS NEONATORUM
Dirawat 27 penderita, 12 penderita lahir di luar dan 15 penderita lahir di
kebidanan. Usia penderita saat mulai dirawat berkisar 1-15 hari. Terdapat 9 penderita
pindahan dari NICU dengan usia penderita saat pindah pada perawatan hari ke 7-18.
Hasil perawatan 18 penderita pulang kontrol, tidak ada yang meninggal dunia.
Dengan lama perawatan 14-28 hari. Dari penderita yang dirawat didapatkan penyakit
lain sebagai berikut:
 Meningitis : 14 penderita
 Hiperbilirubin : 3 penderita
 BBLR/BBLSR : 7 penderita
 Bronkopneumonia : 1 penderita
 Hyaline membrane disease : 2 penderita

Hasil laboratorium darah yang didapatkan dari 27 penderita:


 Leukosit normal : 5 penderita
 Leukositosis (>34000/uL) : 3 penderita
 Leukopeni (<5000/uL) : 0 penderita
 LED >15 mm/jam : 8 penderita
 IT ratio ≥0,2 : 5 penderita
 CRP (+) > 9 mg/dl : 6 penderita

Dari 15 penderita yang lahir di kebidanan didapatkan faktor predisposisi infeksi:


 Ibu demam : - Penderita
 Ketuban hijau, kental, bau busuk : 3 penderita
 KPSW > 12 jam : 12 penderita

7
Tabel 7.Hasil Kultur darah periode April -Juni 2017 (n=27)
Kuman Jumlah Jenis Antiobiotik Yang Sensitif
Streptococus bovis 1 Clindamicin, gentamicin.
Acinetobacter calcaeaticus 2 Ciprofloxacin, tetrasiklin, imipenem,

Enterobacter aglumerans 2 Ciprofloxacin, cotrimixazol, gentamicin


Klebsiella pneumonia 4 Kloramfenikol, cotrimoxazol, ciprofloxacin

Pseudomonas aeruginosa 7 Ciprofloxacin, ampicillin sulbactam


Enterobacter aerogenes 2 Amikasin, ciprofloxacin, cotrimixazol,
gentamicin,
Enterobacter cloacae 1 Amikasin
Steril 8 -
Total 27 -
KeteranganJenis antibiotik yang diuji: Cefotaxim, Cotrimoxazol, Ceftriaxon, Norfloxacin,
Amikacin, Gentamicin, Tetracyclin, Ciprofloxacin, Kloramfenikol,Imipenem, Amoxicilin
clavulani acid.

Tabel 8. Distribusi Penderita Sepsis Neonatorum Menurut Berat Badan dan


Hasil Rawat(n=27)
Berat Badan Hidup Pulang paksa Meninggal
Jumlah
(gram) K L K L K L
<1000 - - - - - - -
1000-1499 - - - - - - -
1500-1999 8 6 2 - - - -
2000-2499 12 8 4 - - - -
>2500 7 3 4 - - - -
Jumlah 27 17 10 - - - -
Keterangan: K: kebidanan L: luar

Tabel 9.Macam Antibiotika yang Diberikan pada Penderita Sepsis Neonatorum


dan Hasil Rawat (n= 27)
Hidup Meninggal
Macam antibiotika Jumlah
K L K L
Ampisilin + ceftazidim 7 5 2 - -
Ceftazidim 11 1 10 - -
CeftazidimMeropenem 5 1 4 - -
Ampisilin+Ceftazidim meropenem 3 1 2 - -
Meropenem 1 - 1 - -
Jumlah 27 8 19 - -

BRONKOPNEUMONIA
Telah dirawat 7 penderita, lahir di luar 3 penderita, dengan usia saat masuk 1-5 hari.
Hasil perawatan 7 penderita pulang kontrol.

8
Tabel 10. Distribusi Penderita Bronkopneumonia Menurut Berat Badan dan
Hasil Rawat (n=7)
Asal Hasil rawat
Berat badan (gram) N PK PP M
Kebidanan Luar
K L K L K L
<1000 - - - - - - - - -
1000-1499 - - - - - - - - -
1500-1999 4 2 2 - 4 - - - -
2000-2499 3 2 1 2 1 - - - -
2500 - - - - - - - - -
J U M LAH 7 4 3 2 5 - - - -
Ket: K: kebidanan, L: luar, PK: pulang kontrol, PP: pulang paksa, M: meninggal, N : jumlah

Tabel 11.Macam Antibiotika yang Diberikan pada Bronkopneumonia dan Hasil


Rawat (n=7)
N Hidup Meninggal
Macam antibiotika
K L K L K L
Ampisilin+gentamisin
- 2 - 2 - -
ampisilin+ceftazidim
Ampisilin + ceftadizim 1 2 1 2 -
Ampisilin+ ceftazidime → meropenem 1 1 1 1 - -
Jumlah 2 5 2 5 - -

Penderita yang diberikan ampisilin + gentamisin adalah penderita yang masuk


dengan distress pernafasan. Gentamisin diganti ceftazidim jika secara radiologis
terbukti bronkopneumonia dan/atau disertai sepsis neonatorum.

MENINGITIS NEONATAL
Dirawat 24 penderita meningitis neonatal, 8 penderita lahir dikebidanan dan
16 penderita lahir di luar. Usia penderita saat dirawat berkisar 1-4 hari. Hasil
perawatan penderita pulang kontrol 24 dan tidak ada yang meninggal dunia.

Tabel 12.Distribusi Penderita Meningitis Neonatal Menurut Berat Badan dan


Hasil Rawat (n=24)
Asal Hasil rawat
Berat badan PK PR M
N
(gram) Kebidanan Luar
K L K L K L
<1000 - - - - - - - - -
1000-1499 - - - - - - - - -

9
1500-1999 4 - 4 - 4 - - - -
2000-2499 10 4 6 4 6 - - - -
2500 10 4 6 4 6 - - - -
J U M LAH 24 8 16 8 16 - - - -
Ket : K : kebidanan, L : Luar

Tabel 13. Macam Antibiotika yang Diberikan pada Meningitis Neonatal dan
Hasil Rawat (n= 24)
Kebi Luar Hidup Meninggal
Macam antibiotika
danan K L K L
Ampisilin + ceftazidim 1 4 1 4 - -
Ceftazidim 2 3 2 3 - -
CeftazidimMeropenem 1 3 1 3 - -
Ampisilin+Ceftazidim meropenem 2 3 2 3 - -
Meropenem 2 2 2 2 - -
Ceftazidim Meropenem
- 1 - 1 - -
Vancomisin
Jumlah 8 16 8 16 - -
PENDERITA BAYI BERAT LAHIR RENDAH/ PENDERITA BAYI BERAT
LAHIR SANGAT RENDAH / PENDERITA BAYI BERAT LAHIR AMAT
SANGAT RENDAH
Dirawat 24 penderita, 10 penderita lahir di kebidanan, 14 penderita lahir di
luar, dengan usia penderita saat dirawat 0-2 hari. Hasil perawatan 20 penderita pulang
kontrol, 4 penderita pindah NICU, - penderita meninggal. - penderita meninggal dunia
karena asfiksia perinatal, dan - penderita meninggal karena perdarahan paru.

Tabel 14. Distribusi BBLR/BBLSR/BBLASR Menurut Berat Badan dan Hasil


Rawat (n=24)
Asal Hasil rawat
Berat badan
N PK PP M PR
(gram) K L
K L K L K L K L
<1000 - - - - - - - - - - -
1000-1499 2 - 2 - 2 - - - - - -
1500-1999 10 4 6 4 6 - - - - - -
2000-2499 12 6 6 6 6 - - - - - -
J U M LAH 24 10 14 10 14 - - - - - -

10
HIPERBILIRUBINEMIA
Dirawat 5 penderita, 2 penderita dari kebidanan dan 3 dari luar. Hasil
perawatan semua penderita pulang kontrol. Penyebab hiperbilirubinemia pada
penderita tersebut sebagai berikut:
 Sepsis : 3 penderita
 ABO incompatibilitas : 0 penderita
 Brestfeeding jaundice : 0 penderita
 Prematuritas : 2 penderita
 Tidak diketahui : 0 penderita
Semua penderita hiperbilirubinemia diberikan fototerapi dan penderita sepsis
diberikan antibiotik.

PENYAKIT MEMBRAN HIALIN


Dirawat 11 penderita PMH, 3 penderita dari NICU, dengan hasil rawat semua
penderita pulang kontrol.

Tabel 15. Disribusi Penderita PMH Menurut Berat Badan, Asal , dan Hasil
Rawat (n= 11)

Berat badan PMH I PMH II PMH III


N Hidup M Hidup M Hidup M
(gram) K L K L K L K L K L K L
<1000 - - - - - - - - - - - - -
1000-1499 1 1 - - - - - - - - - - -
1500-1999 6 2 1 - - 1 2 - - - - - -
2000-2499 4 1 1 - - 1 1 - - - - - -
2500 - - - - - - - - - - - - -
J U M LAH 11 4 2 - - 2 3 - - - - - -
Ket : K : kebidanan, L : Luar

11
TAKIPNU SEMENTARA PADA NEONATUS (TSN)
Tabel 16. Distribusi Penderita TSN Menurut Berat Badan dan Hasil Rawat (n=2)

Berat badan Asal Hasil rawat


N PK PP M PR
(gram) K L
K L K L K L K L
<1000 - - - - - - - - - - -
1000-1499 - - - - - - - - - - -
1500-1999 - - - - - - - - - - -
2000-2499 2 2 - 2 - - - - - - -
≥2499 - - - - - - - - - - -
J U M LAH 2 2 - 2 - - - - - - -
Ket : K : kebidanan, L : Luar
Dari tabel di atas dapat dilihat penderita dengan TSN, 2 penderita dari kebidanan.
Hasil perawatan semua penderita pulang kontrol.

URAIAN HASIL PERAWATAN


1. Gagal kardiorespirasi ec syok septik ec gastroschizis
post repair +BBLR

By. Ny.IT/lk/usia 1 hari/BB 2225/PB 47cm

Keluhan utama : isi perut berada di luar

Keluhan tambahan : Malas menyusu, lemah

Anamnesis : Penderita adalah bayi laki-laki, lahir di RSUD Lahat, lahir secara SC
ditolong oleh SpOG dari ibu G4P3A0 hamil aterm, lahir langsung menangis, BBL
2200 gram, A/S (?), riwayat ibu demam (-), riwayat KPSW (-), riwayat ketuban
kental, hijau dan bau (-). Sejak lahir usus bayi berada di luar rongga perut, bayi malas
menyusu dan tampak lemas. Kemudian bayi di rujuk ke RSMH.

Pemeriksaan fisik: aktivitas: hipoaktif, refleks isap: lemah, tangis: lemah, HR


140x/m, RR 48x/m, T 37 ͦ C. Kepala NCH (+), terpasang NGT terdapat cairan
berwarna hijau.Thorak: simetris ,retraksi (-), Cor dan pulmo dalam batas normal.
Abdomen: tampak gaster dan usus halus berada di luar dinding abdomen. Extremitas:
sianosis (-), CRT ≤ 3”.

Pemeriksaan penunjang: Hb:12.9 g/dl, leukosit: 11.600/mm3, Ht 37%,


trombosit:42.000/mm3, diff count 0/1/62/24/3, IT ratio 0.15, LED 30, CRP 25, Ca 9.3,
Na 144, K 3

Diagnosis awal :NCB – KMK + Gastroschizis, Sepsis, BBLR

12
Tatalaksana: Penderita dilakukan tindakan repair defek abdomen dan dirawat di
NICU selama 11 hari, setelah stabil, pasien dipindahkan ke neonatus dengan
mendapatkan terapi IVFD D101/5 NS kec 18 cc/jam, meropenem 3x110 mg,
metronidazole 2x20 mg. Di ruang neonatus, pasien mengalami demam dan muntah,
dilakukan pemeriksaan darah ulang dengan hasil Hb 11,8 g/dl, Leukosit 26.000/mm 3,
trombosit:46.000/mm3, diff count 0/2/72/18/8 it ratio: 0,25, LED 19, CRP 32. Pasien
diberikan tambahan obat amikasin 3x25 mg IV. Pasien tetap demam dan mengaami
perburukan, didapatkan HR:182x/menit, RR: 68x/menit, Suhu: 39,8oC, CRT 5 detik.
Dilakukan resusitasi cairan dengan NaCl 22 ml sebanyak dua kali namun tidak terjadi
perbaikan, dilanjutkan dengan pemberian Dobutamin 5mcg/kg/menit namun tidak
mengalami perbaikan. Pasien kemudian meninggal di Neonatus.

Diagnosis akhir: Gagal kardiorespirasi ec syok septik ec gastroschizis post repair


+BBLR

2. NCB-SMK + Malformasi anorectal (atresia ani tanpa fistulas) post


kolostomi+ PDA
By.Ny. EJ/Lk/usia 3 hari/BB 3060 kg/PB 50cm
Keluhan utama : lahir tidak ada anus
Keluhan tambahan : kembung, lesu, tidak mau menyusu
Anamnesis : Bayi laki-laki lahir di luar ditolong bidan, spontan, lahir dari ibu
G1P0A0 hamil 38 minggu. Bayi lahir langsung menangis, APGAR skor tidak
diketahui, BBL 2.500 gr, PBL (?). Riwayat ibu demam (-), Riwayat KPD (-), riwayat
ketuban kental (-), hijau (-), bau (-). Usia dua hari perut bayi terlihat kembung dan
bayi tampak lesu dan tidak mau menyusu. Bayi kemudian dibawa ke bidan dan
disarankan untuk ke RSUD. Bayi dirujuk ke RSMH dengan diagnosis atresia ani.
Bayi dikonsulkan ke dokter bedah anak dan direncanakan untuk dilakukan operasi.
Pemeriksaan fisik : Pada keadaan umum tampak bayi yang hipoaktif, refleks hisap
lemah, tangis lemah. HR : 142 x/m, RR : 48 x/m. T : 36.5°C. Anemis (-) ikterik (-)
sianosis (-) dispneu (-). Kepala : NCH (-) konjungtiva anemis (-) sklera ikterik (-)
Thorax : simetris, retraksi (-). Cor : BJ I-II normal, murmur continius grade 3/6 di ICS
II linea parasternal sinistra Pulmo : vesikuler (+) normal, ronkhi (-) wheezing (-).
Abdomen : cembung, lemas, hepar dan lien tidak teraba, Extremitas : CRT < 3 detik.
Anus (-).
Diagnosa awal : NCB-SMK + Malformasi anorectal (atresia ani tanpa fistulas) +
suspek PDA+ Klinis sepsis

13
Pemeriksaan Penunjang : Laboratorium : Hb : 16.7 g/dL Ht 46 % Leu 10.000 g/dL
Trombosit : 186.000 mg/dL Ca 8.2 mEq/L Na 125 mEq/L K 2.7 mEq/L BSS 65 mg/dl,
TORCH (-)
Tatalaksana : Pasien mendapat terapi antibiotik Inj. Ampicillin 3 x 70 mg, Inj.
Ceftazidime 3 x 140 mg, dan Inj. Metronidazol 2 x 20 mg, IVFD D101/5 NS kec 10
cc/jam, dan koreksi elektrolit. Pada pasien dicurigai VACTERL syndrome ( vertebral
defects, anal atresia, cardiac defects, tracheoesophageal fistula, renal anomaly, dan
limb abnormalities). Pasien dikonsulkan ke divisi kardiologi anak dan didapatkan
PDA moderate. USG TUG juga dilakukan untuk screening dan didapatkan hasil
pelviouretrojunction obstruction kanan. Pasien disarankan untuk dilakukan
intravenous pielografi dan dijadwalkan.
Pada hari ke 3 perawatan dilakukan colostomi dan selama perawatan, pasien
mengalami perbaikan dan pulang kontrol setelah perawatan 17 hari dengan diagnosis
NCB-SMK + malformasi anorectal post colostomi, pelviouretrojunction obstruction +
PDA

3.NCB-SMK + Anemia ec subgaleal hematoma ec APCD


By.Ny. P/Lk/usia 5 hari/BB 2700 kg/PB 50 cm
Keluhan utama : pucat
Keluhan tambahan : kepala membesar, tidak mau menyusu
Anamnesis : Bayi laki-laki lahir spontan di luar ditolong bidan. Lahir dari ibu
G1P0A0 hamil 37 minggu. Bayi lahir langsung menangis, apgar skor tidak diketahui,
BBL 3400 gr, PBL (?). Riwayat ibu demam (-), Riwayat KPD (-), riwayat ketuban
kental (-), hijau (-), bau (-). Sejak usia 3 hari bayi tampak pucat, kepala membesar,
dan anak malas menyusu. Bayi kemudian dirujuk ke RSMH. Riwayat injeksi vitamin
K (-), Riwayat bayi jatuh (-), riwayat kelahiran yang lama (+), riwayat penggunaan
forceps/ vacum (-).
Pemeriksaan fisik : Pada keadaan umum tampak bayi yang lemah, refleks hisap
lemah, tangis lemah. HR : 150 x/m, RR : 48 x/m. T : 37.1°C, Saturasi O2 94% dengan
O2 via nasal kanul 1 lpm Anemis (+) ikterik (-) sianosis (-) dispneu (-). Kepala : NCH
(-), konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-), teraba lembut dikulit kepala sampai
ke leher, ubun-ubun besar datar dan lembut Thorax : simetris, retraksi (-). Cor : BJI-II
normal, bising (-). Pulmo : vesikuler (+) normal, ronkhi (-) wheezing (-). Abdomen :
datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, Extermitas : pucat.
14
Diagnosa awal : NCB-SMK + Anemia ec perdarahan intrakranial ec APCD
Pemeriksaan Penunjang : Laboratorium : Hb : 3.4 g/dL Ht 11 % Leu 23.500 g/dL
Trombosit : 80.000 mg/dL, LED 2 mm/jam CRP <5 PT 55.6 INR 6.271, apTT 49.9
(kontrol 32.2), GDS 70. CT scan kepala : subgaleal hematoma
Tatalaksana : Pasien diberikan injeksi vitamin K 1 mg IM selama 3 hari berturut-
turut dan diberikan transfusi PRC (15 cc)(45 cc)(45 cc). Antibiotik ampicillin 3x70
mg dan gentamisin 2x7 mg juga diberikan pada pasien ini. Pasien mengalami
perbaikan dan pulang kontrol setelah 6 hari perawatan dengan diagnosis NCB-SMK +
Anemia ec subgaleal hematoma ec APCD

4.NCB-SMK + Sepsis meningitis, suspek subcutaneous fat necrosis


By.Ny. SR/Lk/usia 8 hari/BB 3400 kg/PB 50 cm
Keluhan utama : Malas menyusu
Keluhan tambahan : demam, teraba bagian yang keras pada tubuh
Anamnesis : Bayi laki-laki lahir di bidan dari ibu G3P2A0 hamil aterm. Riwayat ibu
demam (-), Riwayat KPD (+) 14 jam, riwayat ketuban kental (+), hijau (+), bau (-).
Bayi lahir tidak langsung menangis, apgar skor ?, BBL 3.400 gr, PBL ?. Sejak lahir
bayi terlihat bayi malas menyusu, demam, dan kulit pasien teraba ada daerah yang
keras.
Pemeriksaan fisik : Pada keadaan umum tampak bayi hipoaktif, refleks hisap lemah,
tangis lemah. HR : 148 x/m, RR : 70 x/m. T : 38.7°C. Anemis (-) ikterik (-) sianosis
(-) dispneu (-). Kepala : NCH (-), konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-) Thorax :
simetris, retraksi (-). Cor : BJI-II normal, murmur (-). Pulmo: vesikuler (+) normal,
ronkhi (-) wheezing (-). Abdomen : datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba,
Extermitas : akral hangat, CRT < 3 detik, teraba bagian yang keras di extremitas atas
dan bawah.
Diagnosa awal :NCB-SMK, klinis sepsis
Pemeriksaan Penunjang : Laboratorium : Hb : 19.5 g/dL Ht 55 % Leu 14.700 g/dL
Trombosit : 140.000 mg/dL, LED 9 mm/jam CRP 155. Dilakukan pemeriksaan keruh,
Tata Laksana : Pasien mendapat terapi antibiotik Inj. Ampicillin 3 x 170 mg, Inj.
Ceftazidime 3 x 170 mg. Dilakukan pemeriksaan USG Transfontanela dan didapatkan
kesan Meningitis. Pasien dikonsulkan ke bagian alergi imunologi karena dicurigai
suatu dermatomiositis, kesan dari divisi alergi imunologi yaitu tidak sesuai dengan
dermatomiositis tapi dicurigai suatu subcutaneus fat necrosis dan disarankan untuk
15
konsul ke divisi dermato venerologi untuk dilakukan biopsi. Hasil konsul dari divisi
DV, saat ini tidak ada terapi khusus, subcutaneus fat necrosis belum dapat
disingkirkan. Tidak ada tanda kegawat daruratan untuk dilakukan biopsi saat ini,
disaranan biopsi saat rawat jalan. Selama perawatan klinis pasien membaik dan
penanda infeksi turun. Pasien pulang kontrol dengan diagnosis akhir NCB-SMK +
sepsis + meningitis, suspek subcutaneous fat necrosis

5.NCB-KMK + teratoma sacrococygeal


By.Ny. N/pr/usia 5 hari/BB 2400 kg/PB 46 cm
Keluhan utama : benjolan di bokong sejak lahir
Keluhan tambahan :malas menyusu, lemah, pucat
Anamnesis : Bayi perempuan lahir normal di dukun kampung dari ibu G1P0A0 hamil
cukup bulan. Riwayat ibu demam (-), riwayat ketuban hijau(-), kental (-), bau (-).
Bayi lahir langsung menangis, Apgar Score? BBL 2400 gram, PBL ?. Riwayat
penyakit kongenital di keluarga (-). Sejak lahir tampak benjolan pada bokong dan bayi
dengan malas menyusu, pucat, dan lemah. Bayi kemudian dibawa ke puskesmas dan
dirujuk ke RSMH.
Pemeriksaan fisik : Pada keadaan umum tampak bayi , refleks hisap lemah, tangis
lemah. HR : 138 x/m, RR : 58 x/m. T : 37.2°C. Anemis (+) ikterik (-) sianosis (-)
dispneu (-). Kepala : NCH (-), konjungtiva anemis (+) Thorax : simetris, retraksi (-).
Cor : BJI-II normal, murmur (-) gallop (-). Pulmo : vesikuler (+) normal, ronkhi (-)
wheezing (-). Abdomen : datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba. Extremitas : akral
pucat, genital : di daerah bokong tampak massa, warna merah kebiruan, lapisan kulit
diluar tidak intak, perdarahan (+), teraba massa diameter 8 cm, lunak, permukaan
licin, batas tegas, tidak terfiksir.
Diagnosa awal : NCB-KMK + BBLR+ suspek teratoma sacrococcygeal+ klinis
sepsis
Pemeriksaan Penunjang : Laboratorium : Hb :8 g/dL Ht 24 % Leu 10.500 g/dL
Trombosit : 524.000 mg/dL, LED 2 mm/jam CRP < 5
Rontgen bagian lumbosacral : terdapat gambaran kalsifikasi di dalam massa
menyokong sacroccygeal teratoma
Tata Laksana : Pasien mendapat terapi IVFD D10 1/5 NS kec 8 cc/jam, antibiotik
Inj. Ampicillin 3 x 120 mg, Inj. Ceftazidime 3 x 120 mg. Pasien dikonsulkan ke bedah
anak dan direncanakan operasi. Pada hari perawatan ke dua, pasien dilakukan eksisi
16
teratoma sacrococcygeal dan dibiopsi. Hasil biopsi menyokong sacrococcygeal
teratoma. Pasien pulang kontrol dengan diagnosa akhir NCB-KMK + BBLR+
teratoma sacrococcygeal

6. NKB-SMK + Klinis sepsis + Suspek ellis van creveld syndrome + BBLR


By.Ny. AL/Lk/usia 2 hari/BB 2200 kg/PB 47 cm
Keluhan utama: kelainan bawaan
Anamnesa:
Bayi laki-laki lahir dari ibu G2P1A0 hamil 36 minggu, spontan ditolong bidan, bayi
lahir langsung menangis, dengan A/P: tidak diketahui, berat badan lahir 2.200gram,
panjang badan lahir 47cm, lingkar kepala: tidak diketahui. inj. Vitamin K (+), riwayat
ibu demam (-), KPSW (-), ketuban kental (-), hijau (-), bau (-). Sejak lahir bayi
tampak memiliki kelainan langit-langit bercelah, jari tangan berjumlah enam terletak
pada sisi luar ibu jari pada tangan kanan, tampak kedua tungkai yang pendek. Tidak
ada riwayat biru. Usia 2 hari bayi tampak malas menetek, demam(-), kuning(-), bayi
kembali dibawa ke bidan dan disarankan ke RSMH. Tidak terdapat riwayat keluarga
dengan kelainan bawaan. Usia ibu saat mengandung 41 tahun.
Pemeriksaan Fisik :
Aktivitas sedang, Refleks isap : lemah, tangis: sedang, anemia (-), ikterik (-), sianosis
(-), dispneu (-), dengan HR 150 x/m, RR : 42 x/m temperatur 36,6 0C, kepala : UUB
rata, NCH (-), kelopak mata cekung (-), low set ear (-), micrognati(-), hipertelorism(-),
cleft palate (+), gigi (-) thoraks : simetris, retraksi (-), Cor : BJ I-II normal, bising (-),
gallop (-), pulmo : vesikuler normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-), abdomen : cembung,
lemas, BU (+)Normal, Hepar dan lien tidak teraba, Ekstremitas : akral hangat..
Tampak jari ke enam di sisi luar ibu jari tangan kanan dan kiri. Tampak kedua tungkai
yang pendek. Capilari Refill Time < 3 detik
Diagnosis masuk : NKB-SMK + Klinis sepsis + multiple anomali kongenital+ BBLR
Pemeriksaan Lab : Hb : 18,7g/dL, Leukosit :29.800/mm 3, Hematokrit : 52%,
Trombosit : 227.000/µL, LED:2 mm/jam, Hitung jenis leukosit : 0/1/42/42/15,
GDS: 114 mg/dL, CRP <5, IT ratio: 0,02
Tatalaksana: Penderita diberikan IVFD D 10 1/5 NS kecepatan 8 cc/jam, asi 8x5
cc/NGT dinaikkan bertahap. Pasien diberika Ceftazidim 3 x 110mg. Dilakukan
pemeriksaan TORCH denan hasil Toxoplasma IgG <0,13, Toxoplasma IgM 0,23,.
Rubella IgG:268,7 dan Rubella IgM 0,338, CMV IgG 49,5 dan IgM 93. Dikonsulkan
17
ke divisi infeksi dan tidak ada penanganan khusus, disarankan cek ulang TORCH.
Dikonsulkan ke kardiologi dengan hasil PDA moderate, pasien diberkan Paracetamol
3 x 40mg selama 3 hari dan dievaluasi dengan hasil close PDA. Pasien juga
dikonsulkan ke divisi bedah ortopedi namun tidak ada penanganan khusus. Pasien
mengalami perbaikan dan pulang control setelah perawatan hari ke 14.
Diagnosis akhir : NKB-SMK + Suspek ellis van creveld syndrome + BBLR + close
PDA

7. NCB-SMK + Paralisis plexus brakialis totalis dextra


By.Ny. DD/pr/usia 3 hari/BB 3700 kg/PB 52 cm
Keluhan utama: tangan kanan lumpuh
Anamnesis :
Bayi perempuan lahir dari ibu G2P1A0 hamil aterm di IRD RSMH dengan ekstraksi
forcep atas indikasi gawat janin + PEB + kala II lama. Bayi lahir langsung menangis,
dengan A/P: 7/9, berat badan lahir 3.800gram, panjang badan lahir 52cm, lingkar
kepala: 34cm. Inj. Vitamin K (+), riwayat ibu demam (-), KPSW (-), ketuban kental
(+), hijau (+), bau (+). Sejak lahir tampak lengan dan tangan kanan bayi tidak dapat
digerakkan, tangan kanan tidak dapat menggenggam.
Pemeriksaan Fisik :
Aktivitas aktif, Refleks isap : kuat, tangis: kuat, anemia (-), ikterik (-), sianosis (-),
dispneu (-), dengan HR 148 x/m, RR : 46 x/m temperatur 36,8 0C, kepala : UUB rata,
NCH (-), anemis (-), ikterik(-), dipsneu (-), sianosis(-). thoraks : simetris, retraksi (-),
Cor : BJ I-II normal, bising (-), gallop (-), pulmo : vesikuler normal, ronkhi (-/-),
wheezing (-/-), abdomen : cembung, lemas, BU (+)Normal, Hepar dan lien tidak
teraba, Ekstremitas : akral hangat, tampak tangan kanan lemah, tidak dapat
menggenggam, lengan tangan kanan tampak endorotasi, reflex moro (-), capilari refill
time < 3 detik
Diagnosis awal : NCB-SMK + Paralisis plexus brakialis totalis dextra + tersangka
infeksi.
18
Pemeriksaan Lab : Hb : 13,8g/dL, Leukosit :13.000/mm 3, Hematokrit : 40%,
Trombosit : 308.000/µL, LED:2 mm/jam, Hitung jenis leukosit : 0/1/42/32/25, CRP
<5, IT ratio: 0,015
Tatalaksana: Penderita diberikan asi 8x45 cc. Pasien diberika Ampicillin 3 x 100mg,
Gentamicin 2 x 10 mg. Dilakukan imobilisasi dengan diposisikan tangan diatas perut,
dan tangan diberi genggaman 2 minggu, setelah 1 minggu pasien dikonsulkan ke
rehabilitasi medis untuk dilakukan fisioterapi. Pasien mengalami perbaikan dan
pulang kontrol setelah 14 hari perawatan.
Diagnosis akhir : NCB-SMK + Paralisis plexus brakialis totalis dextra

8. NCB-SMK+ Malformasi anorectal (atresia ani tanpa fistulas) post


kolostomi+ CTEV
By.Ny AT/Laki-laki/ 2 hari/ BB: 2.2oogr
Keluhan utama : lahir tidak ada anus
Keluhan tambahan : bentuk tangan dan kaki yang tidak normal
Anamnesis :Bayi laki-laki lahir di luar ditolong bidan, spontan, lahir dari ibu
G8P2A5 hamil 34-35 minggu. Bayi lahir langsung menangis, APGAR 8/9, BBL 2.200
gr, PBL 42cm . Riwayat ibu demam (-), Riwayat KPD (-), riwayat ketuban kental (-),
hijau (-), bau (-). Sejak lahir bayi tidak memiliki anus . Bayi dirujuk ke RSMH dengan
diagnosis atresia ani. Bayi dikonsulkan ke dokter bedah anak dan direncanakan untuk
dilakukan operasi.
Pemeriksaan fisik : Pada keadaan umum tampak bayi yang aktif, refleks hisap
sedang, tangis sedang. HR : 142 x/m, RR : 48 x/m. T : 36.5°C. Anemis (-) ikterik (-)
sianosis (-) dispneu (-). Kepala : NCH (-) konjungtiva anemis (-) sklera ikterik (-)
Thorax : simetris, retraksi (-). Cor : BJI-II normal, murmur (-) Pulmo : vesikuler (+)
normal, ronkhi (-) wheezing (-). Abdomen : cembung, lemas, hepar dan lien tidak
teraba, Extremitas : CRT < 3 detik. Anus (-), CTEV
Diagnosa awal : NCB-SMK+ Malformasi anorectal (atresia ani letak tinggi tanpa
fistula) + CTEV
Pemeriksaan Penunjang : Laboratorium : Hb : 17,8 g/dL Ht 46 % Leu 15.300 g/dL
Trombosit : 280.000 mg/dL Ureum 16 Cr 0,77 Na 142 mEq/L K 3.0 mEq/L BSS 65
mg/dl.
19
Tatalaksana : Pasien mendapat terapi antibiotik Inj. Ampicillin 3 x 60 mg, Inj.
Ceftazidime 3 x 110 mg, , IVFD D101/5 NS kec 7 cc/jam. Pada pasien ditemukan
CTEV. Pasien dikonsulkan ke divisi bedah ortopedi dan tatalaksana CTEV
disarankan saat rawat jalan.
Pada hari ke 1 perawatan dilakukan colostomi dan selama perawatan, pasien
mengalami perbaikan dan pulang kontrol setelah perawatan 14 hari dengan diagnosis
NCB-SMK + malformasi anorecta (atresia ani letak tinggi tanpa fistula) post
colostomi+ CTEV

KEGIATAN DI POLIKLINIK TERPADU IBU DAN ANAK


 Merupakan gabungan poliklinik anak dan kebidanan yang dilaksanakan setiap hari
berupa poliklinik nifas dan laktasi serta melayani penderita yang pulang kontrol
setelah dirawat di bagian kebidanan atau IKA.
 Memberikan bimbingan kepada ibu-ibu yang mempunyai problem laktasi

HASIL KEGIATAN POLIKLINIK


Selama periode ini terdapat 24 kunjungan penderita yang kontrol, terdiri dari :
1. Kunjungan Baru :16 kunjungan
Lama :8kunjungan
2. Keadaan penderita Sehat :22 penderita
Sakit :2 penderita

Tabel 17. Distribusi Penyakit yang Kontrol ke Poliklinik Terpadu Ibu dan Anak (n=24)

UMUR JUMLAH

PENYAKIT >1500- >2000- >2500- 


>4000 PK MRS
2000 2500 4000
B L B L B L B L B L B L
Sehat 4 - 8 - 10 - - 22 - - - 22
Candidiasis oral - - - - - - - - - - - -
Ikterus - - - - 1 - - - 2 - - - 2

20
Jumlah 4 - 8 - 11 - - - 24 - - - 24

Keterangan: B = Baru; L = Lama

Penderita yang datang ke poliklinik terpadu diberi ASI maupun PASI.Penderita yang
kontrol ke poliklinik terpadu, berasal dari rawat gabung kebidanan RSMH Palembang
sebanyak 15 orang, dan 9 penderita berasal dari penderita yang selesai dirawat di
Bagian Neonatus IKA RSMH.

Tabel 18. Distribusi Problem Laktasi pada Ibu yang Membawa Bayinya Kontrol
ke Poliklinik Terpadu Ibu dan Anak (n=24)

No Problem Laktasi Jumlah


1 Puting susu lecet -
2. Payudara bengkak -
3. Mastitis/abses payudara -
4. Sindrom ASI Kurang 10
5. Ibu bekerja 10
6. Ibu sakit 4
7. Puting susu terbenam -
Jumlah 24

Ibu bayi yang kontrol membawa bayinya semuanya masih memberikan ASI
eksklusif, dan problem laktasi terbanyak adalah pada ibu bekerja. Pada ibu-ibu ini
diberikan penyuluhan untuk tetap memberikan ASI saat dirumah dan saat bekerja
diberikan ASI yang dikeluarkan malam sebelumnya.Semua ibu tetap diberikan
penyuluhan untuk tetap memberikan ASI secara eksklusif.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Kepala Bagian Departemen Anak,
Ketua Program Studi, serta Supervisor di Boks Neonatologi, Dr. Hj. Julniar M Tasli,
SpA(K), Dr. H. Herman Bermawi, SpA(K), Dr. Afifah Ramadanti, SpA (K), dan Dr.
Indrayady, SpA (K) yang telah memberi kesempatan dan bimbingan kepada kami
untuk bekerja dan belajar di boks Neonatologi.

21

Anda mungkin juga menyukai