Anda di halaman 1dari 21

Kepada Yth.

Laporan Boks
Selasa, 17 Oktober 2017

ENDOKRINOLOGI
APRIL – JUNI 2017

Oleh :
dr. Avyandita Meirizkia
dr. Shinta Nareswari
dr. Teti Hendrayani
dr. Ading Rohadi
dr. Irma Yenni
dr. Devy Kusmira
dr. Krisna Adhi Nugraha
dr. Yesi Sefriani
dr. NRF Shelly Z
dr. Yoza Franola

Pembimbing :
dr. Aditiawati, Sp.A (K)

DEPARTEMEN KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. MOHAMMAD HOESIN
PALEMBANG
2017

1
I. PENDAHULUAN

Laporan ini merupakan hasil kegiatan di boks endokrinologi pada periode April- Juni 2017.
Pada periode ini bertugas 10 orang residen, seperti yang tercantum di bawah ini
Residen yang bertugas periode April- Juni 2017

Residen Bulan

Bertugas April Mei Juni

Junior dr. Avyandita dr. Shinta Nareswari -

Madya dr. Teti Hendrayani dr. Ading Rohadi dr.Irma Yenni

dr. Devy Kusmira dr. Krisna Adhi N dr. Krisna Adhi N


dr. NRF Shelly Z. dr. Yesi Sefriani dr. Yesi Sefriani
Senior
dr. Krisna Adhi N. dr. NRF Shelly Z dr. NRF Shelly Z
dr. Yoza Franola dr. Yoza Franola dr. Yoza Franola

Selama bertugas di boks Endokrinologi, kegiatan yang dilakukan sebagai berikut :


1. Merawat penderita di bangsal
2. Book reading dan journal reading
3. Menerima konsul dari sub bagian lain
4. Mengikuti kegiatan poliklinik endokrinologi setiap hari
5. Membimbing mahasiswa
Pada waktu memulai kegiatan di boks endokrinologi kami tidak menerima pasien yang
dirawat oleh dokter sebelumnya.

Setelah bertugas di boks endokrinologi kami meninggalkan 1 orang pasien.


1. DM Tipe 1 + KAD + Demam lama
ec TISK DD/Demam Typhoid : 1 penderita

2
HASIL KEGIATAN
Penderita yang telah selesai kami rawat pada boks Endokrinologi sebanyak 7 orang penderita
dengan spektrum penyakit sebagai berikut :

1. Ketoasidosis Diabetik : 3 penderita

2 Sex ambigus + muntah profuse ec Susp.CAH tipe salt wasting : 1 penderita

3 Diabetes Melitus Tipe 1 : 1 penderita

4 KAD + sindrom metabolik + DM tipe 1 dd/ tipe 2 : 1 penderita


+ hipertensi gr II + obesitas + suspek OSAS
5 Osteogenesis imperfecta : 1 penderita

Hasil rawat dari 7 penderita tersebut sebagai berikut :


1. Pulang kontrol : 7 penderita
2. Pindah rawat : 0 penderita
3. Pulang paksa : 0 penderita

URAIAN HASIL PERAWATAN


Tabel 1. Distribusi pasien yang dirawat inap selama bulan April - Juni 2017

Umur (thn)

Bulan Diagnosis <1 1-<3 3-<5 5 Lama Baru Jml


L P L P L P L P
April Diabetes Melitus tipe 1 - - - 1 - - - - 1 - 1

KAD ec Diabetes - - - - - - - 2 1 1 2
Melitus tipe 1

Mei KAD ec Diabetes - - - - - 1 - - 1 - 1


Melitus Tipe 1

Sex ambigus + muntah 1 - - - - - - - - 1 1


profuse ec susp. CAH

Juni KAD + sindrom - - - - - - 1 1 1


metabolik + DM tipe 1
dd/ tipe 2
+ hipertensi gr II +
obesitas + suspek OSAS

3
Osteogenesis Imperfecta - - - - 1 - 1 1

Jumlah 1 - - 1 - 2 1 2 4 3 7

URAIAN PASIEN
A. Congenital Adrenal Hiperplasia

1. An. NA/ Lk/ 1 bulan 20 hari/ BB : 3.5 Kg/ TB : 50 cm/ Status gizi : gizi baik
Anamnesis
Keluhan utama: muntah.
Keluhan tambahan : kulit tampak lebih gelap.
Riwayat perjalanan penyakit
Sering muntah sejak bayi berusia 1 minggu. Muntah terutama sehabis disusui, muntah tidak
menyemprot berisi susu frekuensi 8 sampai 10 kali perhari. Muntah tidak disertai darah
tidak berwarna kecoklatan atau kehijauan. Semakin lama frekuensi muntah semakin sering
sehingga bayi tampak lebih lesu. Kulit bayi tampak lebih gelap dari waktu kewaktu. Bayi
dibawa berobat ke dokter anak dan dikatakan hanya gumoh dan diajarkan teknik menyusui
dengan benar dan agar bayi disendawakan setelah menyusui, namun tak ada perubahan.
Bayi merupakan anak pertama, lahir spontan, langsung menangis, berat badan lahir 3.5kg
bayi menyusu tanpa muntah pada minggu pertama setelah lahir, namun setelahnya bayi
mengalami muntah yang semakin hari semakin sering. BAB dan BAK dalam batas normal.
Tidak ada demam, batuk atau sesak nafas disangkal, anak masih mau minum.
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal. Riwayat keluarga yang memiliki
anak meninggal saat bayi disangkal.
Pemeriksaan fisis
Keadaan umum : sensorium: GCS: E4M6V5, Nadi 150 x/m (isi dan tegangan cukup),
Frekuensi nafas 40 kali/menit Suhu 36,80C, saturasi oksigen 98%
Kepala: Napas cuping hidung (-), mata tampak cekung (+), konjungtiva anemis (-), sklera
ikterik (-), pupil bulat, isokor, 3mm/3mm, Reflek cahaya normal, kulit wajah tampak
hiperpigmentasi (+). Thoraks: simetris, retraksi (-). Pulmo: vesikuler normal, rhonki (-),
wheezing (-), Cor: BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-). Abdomen: datar, lemas, hepar dan

4
lien tidak teraba, bising usus normal cubitan kulit perut kembali lambat. Ekstremitas : akral
hangat, CRT < 3”. Genitalia: hipospadia (+), phalus (+), kriptokismus (+).
Diagnosis awal : suspek CAH tipe salt wasting dengan dehidrasi ringan sedang
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium:
Hematologi: Hb 12,1 g/dL, RBC 3,92 x 106/mm3, WBC 15,2 x 103/mm3, Ht 34%, Plt 1584
x 103/uL, Diff. Count 0/0/48/46/6 %, GDS 86 mg/dL, Ca 11.6 mg/dL, Mg 1,84 mEq/L, Na
129 mEq/L, K 9,6 mEq/L, Cl 102 mmol/L, Cortisol 3,25 ug/dL, Testosteron 3,32 ng/mL
(normal 0,12 – 0,21)
Tatalaksana
IFVD NS 0.9% 50cc/kgbb/4jam (I) dilanjutkan 150cc/kgbb/20jam (II). Selanjutnya setelah
dehidrasi teratasi dilanjutkan infus NS 0.9% maintenance 15cc/jam dihentikan sampai
elektrolit normal dan muntah berkurang. ASI diteruskan sesuai kemauan bayi. Pemberian
terapi farmakologis Hyson pulvis 3 x 1mg (p.o), Florinef pulvis 3 x 1/6 tab (p.o). Pasien
dirawat selama 5 hari dan mengalami perbaikan klinis dan laboratoris. Pasien pulang
kontrol setelah bebas muntah, intake peroral baik dan elektrolit normal. Pasien
direncanakan USG genital dari poliklinik.
Diagnosis akhir: CAH tipe salt wasting

A. Ketoasidosis diabetikum
1. An.RJK/9 tahun/BB 23 Kg/TB 120 cm/Status Gizi : Gizi kurang
Anamnesis
Keluhan utama: sesak napas
Keluhan tambahan: badan terasa lemas
Riwayat perjalanan penyakit
Sejak 4 hari SMRS, penderita tampak lesu, dan badan terasa lemas, muntah (+) frekuensi 1
kali per hari tidak menyemprot, 1/4 gelas belimbing, isi apa yang dimakan dan diminum,
mual (+), demam (-), batuk (-), BAB dan BAK biasa, penderita belum dibawa berobat.
Sejak 12 jam SMRS, penderita tiba-tiba sesak nafas. Sesak tidak dipengaruhi aktivitas,
cuaca dan posisi. Batuk (-), demam (-), terlalu tinggi, mual (+), muntah (+), frekuensi 6x, @
1/5 - 1/4 gelas belimbing, isi apa yang dimakan, menyemprot (-), BAB dan BAK biasa.
Penderita tampak semakin sesak napas, kemudian dibawa ke IGD RSMH kemudian di
rawat inap.

5
Penderita telah terdiagnosis diabetes melitus tipe I sejak tahun 2014, telah mendapat terapi
insulin, penderita tidak kontrol teratur. Penderita telah sembilan kali dirawat dengan
keluhan yang sama. Riwayat penyuntikan insulin teratur. Riwayat makan tidak teratur.
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluarga menderita Diabetes Melitus tidak ada.
Pemeriksaan fisis
Keadaan umum : sensorium GCS: E3M5V4, nadi 90 x/m (isi dan tegangan cukup), tekanan
darah100/70 mmHg, frekuensi nafas 34 kali/menit (cepat dan dalam), Suhu 37,30C.
Kepala : napas cuping hidung (+), konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil bulat,
isokor, 3mm/3mm, reflek cahaya normal, faring hiperemis (-), tonsil hiperemis (-).
Thoraks: simetris, retraksi (-). Pulmo: vesikuler normal, rhonki (-), wheezing (-), Cor: bunyi
jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-). Abdomen: datar, lemas, hepar dan lien tidak
teraba, bising usus normal. Ekstremitas : akral hangat, CRT < 3” . Status pubertas: M2P1
Diagnosis awal: Ketoasidosis diabetikum + Gizi kurang
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Hb: 13.5 g/dL, RBC 4,98 106/mm3, Ht: 42 %, WBC: 16,4 x 103/mm3, LED:
10 mm/jam, Plt: 456 x 103/uL, Diff. Count 0/0/82/15/3 %, CRP <5, GDS 579 mg/dL, Ureum
64 mg/dL, Creatinin 0,50 mg/dL, Na 141 mmol/L, K 4 mmol/L, HbA1C 14.9 % (4-6.5%)
Analisis Gas Darah:
pH 7.117, pCO2 20.6, SO2 93.4, HCO3 6.7, BE -22.9, BEb -20.2
Urinalisis: Kuning, Jernih, BJ 1.010 pH 5.0 Protein (-) Ascorbic acid (-) Glukosa (+++)
Keton (+++) Darah (-) Bilirubin (-) Urobilinogen 1 Nitrit (-) Leu Esterase (-) Epitel (-) Leu
0-2 Eri 0-1 Silinder (-) Kristal (-) Bakteri (-) Mukus (-) Jamur (-)
Tatalaksana
Resusitasi cairan untuk dehidrasi ringan sedang, 3.600 cc/48 jam. Drip insulin 50 iu dalam
500 cc NaCl 0,9% kecepatan 23 cc/jam, diturunkan bertahap. Insulin Novorapid® 6 iu - 6 iu
- 6 iu dan Levemir® 6 iu secara subkutan. Penderita makan dan minum dengan target kalori
2.100kkal/ hari dalam bentuk nasi biasa 3x 1 porsi, snack 3x 1 dengan komposisi 50-55%
karbohidrat, 10-20% protein, dan 30% lemak. Penderita pulang kontrol setelah 10 hari
perawatan dengan menggunakan insulin Novorapid® 6 iu - 6 iu - 6 iu dan Levemir® 6 iu
serta diberikan edukasi kepada penderita dan ibu penderita agar menyuntikkan insulin secara
teratur. Penderita dan keluarga juga diedukasi untuk monitor gula darah dan kontrol teratur
Diagnosis akhir :Ketoasidosis diabetikum ec diabetes mellitus tipe 1 + Gizi kurang

6
2. An. AA/ Pr/12 th/BB : 36 Kg/TB : 134 cm/Status Gizi : Gizi baik
Anamnesis
Keluhan utama: penurunan kesadaran
Keluhan tambahan: sesak napas
Riwayat perjalanan penyakit
Sejak 1 hari SMRS anak demam (+) tinggi terus menerus, anak mulai mengigau, dibawa
ke dokter praktek, dilakukan pemeriksaan gula darah dan didapatkan hasil ‘high’, anak
disarankan dirujuk ke RS. Sejak 12 jam SMRS anak mulai terlihat sesak napas, kesadaran
semakin menurun, dilakukan pemeriksaan gula darah didapatkan hasil ‘Hi’, kemudian
dibawa berobat ke IGD RSMH dan dirawat.
Sejak 3 hari SMRS, anak demam (+) tidak terlalu tinggi, hilang timbul, batuk (-), pilek (-),
sakit kepala (-), mual (-), muntah (-), BAB cair (-), nyeri BAK (-), nyeri menelan (-), anak
dibawa berobat ke dokter dan diberi obat racikan namun tidak ada perubahan.
Sejak 1 bulan lalu ibu merasa anaknya sering lapar, sering haus, dan frekuensi BAK
meningkat. Ibu juga menyadari anaknya tampak semakin kurus.
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluarga menderita Diabetes Melitus (-).
Pemeriksaan fisis
Keadaan umum : sensorium: GCS: E3M5V2, Nadi 140 x/m (isi dan tegangan cukup),
Tekanan darah 90/60 mmHg, Frekuensi nafas 48 kali/menit (napas cepat dan dalam), Suhu
37,6 0C.
Kepala : Napas cuping hidung (+), konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), mata cekung
(+). pupil bulat, isokor, 3mm/3mm, Reflek cahaya +/+ normal, Thoraks: simetris, retraksi
(-). Pulmo: vesikuler normal, rhonki (-), wheezing (-), Cor: BJ I-II normal, murmur (-),
gallop (-). Abdomen: datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, bising usus normal, cubitan
kulit perut kembali cepat. Ekstremitas : akral hangat, CRT < 3” .
Diagnosis awal:Ketoasidosis diabetikum dehidrasi sedang
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium: Hb: 14,1 g/dL, Ht 45% WBC 24,5 x 103/mm3, Plt 233 x 103/uL, Diff. Count
0/0/87/10/3 %, HbA1c 17.4 (4-6.5%), Ur 39 mg/dL, Cr: 0.96 mg/dL, Ca 9.4 mg/dL, Na 145
mEq/L, K 4.5 mEq/L, Cl 117 mmol/L, CRP < 5.
AGD: pH 7.311, pCO2 21.6, pO2 60.1, SO2 88.9, HCO3 11.0, BEecf -15.5, BEb -12.5

7
Urinalisa Kuning, jernih, BJ 1.010 pH 6.0 protein (+) ascorbic acid (-), glukosa (+++) keton
(+++) darah (+) bilirubin (-) urobilinogen 1 nitrit (-) leu esterase (-) epitel (+) leu 0-3 eri 1-3
Silinder (-) Kristal (-) bakteri (-) mukus (-) jamur (+++)

Tatalaksana
Resusitasi cairan dengan IVFD NaCl + KCl 20 meq kec 75 cc/jam. Diberikan drip insulin 50
iu dalam 500 cc NaCl 0,9% kecepatan 36 cc/jam, diturunkan bertahap menjadi 12cc/jam
sampai kecepatan 8cc/jam lalu dipertahankan selama 24 jam. Diberikan juga antibiotika
Ampisilin 3 x 500 mg (iv) dan diberikan manitol 3 x 12 cc. Insulin Novorapid 6 iu – 4 iu –
4iu dan Levemir® 8 iu secara subkutan. Penderita makan dan minum dengan target kalori
2.100kkal/ hari dalam bentuk nasi biasa 3x 1 porsi, snack 3x 1 dengan komposisi 50-55%
karbohidrat, 10-20% protein, dan 30% lemak.
Penderita pulang kontrol setelah 5 hari perawatan dengan menggunakan insulin Novorapid®
5 iu – 6 iu - 6 iu dan Levemir® 14 iu serta diberikan edukasi kepada penderita dan ibu
penderita agar menyuntikkan insulin secara teratur.
Diagnosis akhir :Ketoasidosis diabetikum ec diabetes mellitus tipe 1

3. An. RP/ Pr/ 4 tahun 7 bulan/ BB 14 kg/ TB 102 cm/ Status Gizi : Gizi baik

Anamnesis
Keluhan utama: sering BAK
Keluhan tambahan : benjolan pada perut atas
Riwayat perjalanan penyakit
Penderita mengeluh sering BAK sejak 1 bulan SMRS. Penderita juga mengeluh mudah
lapar, mudah haus dan kesemutan pada lengan dan kaki sejak 1 bulan SMRS. Berat badan
semakin menurun dan pasien tampak semakin lesu. Sejak 2 bulan SMRS penderita
merasakan terdapat massa pada perut tengah bagian atas. Massa tidak terasa nyeri, semakin
lama bertambah besar. Penderita berobat ke dokter umum dan dirujuk ke RUSD Baturaja.
Hasil pemeriksaan gula darah di RSUD Baturaja didapatkan kadar gula darah tinggi.
Penderita dirujuk ke RSMH dengan diagnosis diabetes melitus dan suspek tumor caput
pankreas. Muntah (-) mual (-), demam (-), batuk (-), pucat (-), riwayat trauma (-), riwayat
perdarahan spontan (-), BAB dalam batas normal.
Riwayat penyakit dahulu
Tidak ada keluhan seperti ini sebelumnya.

8
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluarga menderita Diabetes Melitus (-).
Pemeriksaan fisis
Keadaan umum : sensorium: GCS: E4M5V6, Nadi 100 x/m (isi dan tegangan cukup),
Tekanan darah 80/50 mmHg, Frekuensi nafas 26 kali/menit, Suhu 36,80C.
Kepala : Napas cuping hidung (-), konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil bulat,
isokor, 3mm/3mm, Reflek cahaya normal, faring hiperemis (-), tonsil hiperemis (-),
mukosa bibir kering. Thoraks: simetris, retraksi (-). Pulmo: vesikuler normal, rhonki (-),
wheezing (-), Cor: BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-). Abdomen: cembung, tegang,
hepar dan lien tidak teraba, bising usus normal, teraba massa di epigastrium, batas tidak
tegas, terfixir, permukaan rata, nyeri tekan (-). Ekstremitas : akral hangat, CRT < 3” . Status
pubertas: M1P1
Diagnosis awal: suspek DM tipe 1 + massa intraabdomen ec susp keganasan
Pemeriksaan Penunjang
Hb 12.8 g/dL, WBC 11.9 x 103/mm3, Ht 33%, Plt 261 x 103/uL, Diff. Count 0/3/45/43/9 %,
SGOT 3 U/L, SGPT 1 U/L, GDS 498 mg/dL, HbA1c 19.6 (4-6.5%), Ur 23 mg/dL, As. Urat
3.30, Cr 0.31 mg/dL, Ca 9.0 mg/dL, Na 137 mEq/L, K 2.6 mEq/L, Cl 106 mmol/L, C-
Peptida 0.12 (normal 1,1-4,4) CEA 20.14 (normal <3,8) CA 19-9 59.0 (normal 0.000-39.0),
CRP 10.
Urinalisis: Warna kuning, jernih, BJ 1.005, pH 9.0, Protein (-) Glukosa (-) Keton (-) Darah
(-) Bilirubin (-) Urobilinogen (1) Nitrit (-) Lekosit Esterase (-) Sedimen urine: Epitel (+)
Lekosit 0-1 Eritrosit 0-1 Silinder (-) Kristal (-) Bakteri (+++) Mukus (-) Jamur (-).
Tatalaksana
Pada hari pertama pasien diberikan Novorapid 3 x 2 unit subkutan , levemir 4 unit subkutan
malam hari. Profil gula darah masih berkisar 500mg/dL. Pada hari kedua perawatan
penderita mengalamai demam dan nyeri telinga. Penderita dikonsul kebagian THT dan
ditemukan fistula periaurikula dengan infeksi sekunder, penderita diberikan antibiotik oral
amkosisilin 3 x 1 cth, paracetamol syrup 3 x 6 ml. pada perawatan hari ketiga penderita
mengalami ketoasidosis metabolik dengan hasil pemeriksaan gula darah 559 mg/dl, AGD:
pH 7.292, pCO2 14.4, pO2 98.1, SO2 97.0, HCO3 7.0, Beb -16.1, Laktat 1.5 dan keton urine
(+++). Penderita diresusitasi cairan untuk dehidrasi ringan sedang, 3240 cc/48 jam. Drip
insulin 50 iu dalam 500 cc NaCl 0,9% kecepatan 14 cc/jam, IVFD NaCl 0.9% + KCL 40
meq kecepatan 15 gtt makro. Drip insulin diubah ke injeksi subkutan sampai anak bisa
makan dan minum, dan kadar insulin sudah mencapai diantara 200-250mg/dl. Pemberian
9
antibiotik amoksilin peroral diganti injeksi Ampisilin 3x500mg dan Gentamicin 3 x 35 mg,
sesuai hasil kultur darah ditemukan kuman Staphylococcus aureus. Sensitive : Oxacillin,
penisilin, Linezolid, Vancomycin, Tetracycline, Tigecycline, Nitrofurantoin, Rifampicin,
Trimetophrim/Sulfamethoxazole, Quinupristin/Dalfopristin. Novorapid 5 unit sebelum
makan (3 per hari) Levemir 4 unit sebelum tidur (1x1hari). Penderita makan dan minum
dengan target kalori 1.400kkal/ hari dalam bentuk nasi biasa 3x 1 porsi, snack 3x 1 dengan
komposisi 50-55% karbohidrat, 10-20% protein, dan 30% lemak . Penderita pulang kontrol
setelah 8 hari perawatan dengan menggunakan insulin Novorapid® 5 iu – 5 iu - 5 iu dan
Levemir® 4 iu, serta diberikan edukasi kepada penderita dan ibu penderita agar
menyuntikkan insulin secara teratur. Penderita juga telah dilakukan USG abdomen dengan
hasil tidak ditemukan massa, penderita disarankan untuk dilakukan CT scan abdomen
dengan kontras di poliklinik.
Diagnosis akhir : Ketoasidosis diabetikum ec diabetes mellitus tipe 1 + Bakteremia +
Fistula Preauricula Auris Dextra dengan infeksi sekunder + massa abdomen ec susp.
skibala.

4. AF / Laki-laki/13 tahun/ BB: 83 kg TB 158 cm/BMI 32,3/ obesitas


Keluhan utama: sesak napas
Keluhan tambahan: penurunan kesadaran
Riwayat perjalanan penyakit:
Sejak 12 jam SMRS pasien mengeluh sesak napas, sesak tidak dipengaruhi oleh aktivitas,
cuaca dan posisi. Demam (-), anak tampak sering tidur, dan mulai mengamuk sejak 6 jam
SMRS. Pasien dibawa ke IGD RSMH.
Sejak 3 hari SMRS anak mengeluh pusing dan mual, muntah (-), pasien dibawa ke bidan dan
diberi obat mual, namun keluhan tidak berkurang. Menurut ibu, anak sering BAK malam hari
dan sering merasa haus.
Riwayat penyakit kencing manis disangkal.
Riwayat penurunan berat badan (+)
Riwayat sering kencing(+)
Riwayat keluarga menderita kencing manis (+), kakek penderita.
Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit berat, kesadaran : E2M4V2, nadi : 160 x/mnt (isi dan
tegangan kurang), T : 36,7 C RR : 58 x/mnt TD: 131/91 mmHg, SpO2 99% dengan O2
NRM, PEWS 8
10
Keadaan Spesifik :
Kepala : Terdapat napas cuping hidung, tidak terdapat conjungtiva anemis, tidak terdapat
sklera ikterik, pupil bulat isokor, Ø 3 mm, refleks cahaya (+) normal, napas hembus ada,
napas cepat dan dalam, mukosa bibir kering ada. Leher : tidak ada pembesaran KGB. Toraks
: bentuk dan gerakan simetris, terdapat retraksi intercostal, subcostal. Jantung : bunyi jantung
I dan II normal, tidak terdengar bising. Paru : suara vesikuler normal di kedua lapangan paru,
terdapat ronkhi, wheezing(-)/(-). Abdomen : cembung, lemas,hepar dan lien tidak teraba,
cubitan kulit perut kembali cepat. Ekstremitas : akral pucat, capillary refill time <2 detik
Laboratorium :
Hb 13.6 gr/dL, WBC 24,8 x 103/mm3, Ht 47%, Plt 481 x 103/uL, LED 34 mm/jam, Diff.
Count 0/0/82/8/10 %, GDS 632mg/dL, kolesterol total 227mg/dL, kolesterol HDL 35 mg/dL,
kolesterol LDL 149 mg/dL, trigliserid 294 mg/dL, Ur 44 mg/dL, Cr 1,1 mg/dL, Ca 9,3
mg/dL, Na 130 meq/L, K 4,7 meq/L, HbA1c 14,4% (4-6,5%), C peptide 2,15 ng/ml (normal
1,1-4,4).
AGD: pH 7.175, pCO2 27.8, pO2 213.7, HCO3 10.3, BEb -16, BEecf -18,3
Urin rutin: agak keruh, BJ 1.015 pH 6.0 protein (-) glukosa +3 keton +3 darah (+) bilirubin (-
) urobilinogen 1, nitrit (-) leukosit esterase (-) sedimen urin: epitel (+) leu 3-5 eritrosit 4-6
bakteri (-) mukus (-) jamur (-). Dilakukan kultur urin dan kultur darah didapatkan hasil steril.
Diagnosis Awal distres napas berat + penurunan kesadaran ec ketoasidosis diabetikum
dehidrasi sedang + obesitas
Terapi : Penderita diberikan O2 sungkup, di tatalaksana sesuai KAD sedang, di challenge
NaCl 10 cc/kgbb secepatnya, drip insulin 50 unit dalam NaCl 0,9% 500 cc kec 50cc/jam.
IVFD NaCl 0,9% + Kcl 10 meq kec 110cc/jam. Dilakukan pemeriksaan gula darah tiap jam,
dan di monitoring balance dan diuresis. Penderita dirawat di PICU dengan terapi ampicilin
sulbactam 4x1,5 gram, spironolakton 2x Novorapid 5 iu- 4 iu- 5 iu Sc (sebelum makan)
Levemir 6iu malam, captopril 3x25 mg, furosemid 2x20 mg, levemir 1x16 IU pada malam
hari dan novoapid 3x 6 IU.
Follow up: hari ke 3 perawatan PICU penderita mengalami perburukan, di intubasi dan
pasang ventilator, dilakukan kultur sputum dengan hasil Candida albicans, penderita juga
mengalami penurunan fungsi ginjal hingga AKI stadium failure, sehingga dilakukan
pemasangan CAPD, dilakukan kultur CAPD dengan hasil Candida albicans. Pasien
dikonsulkan ke divisi infeksi dan mendapat tambahan terapi flukonazol 3x 500 mg. pasien
juga dikonsulkan ke divisi respirologi untuk kemungkinan OSAS, dan disarankan untuk
dilakukan polisomnografi bila KU memungkinkan. Setelah 14 hari perawatan di PICU,
11
pasien mengalami perbaikan dan dipindahkan ke bangsal. fungsi ginjal juga mengalami
perbaikan sehingga CAPD di tutup. Pasien mengeluh gatal diseluruh tubuh, dan pada
pemeriksaan fisik ditemukan skuama di seluruh tubuh serta terdapat borok di belakang kepala
dan bokong. Pasien dikonsulkan ke bagian kulit dan di assest dengan xerosis kutis dan ulkus
dekubitus grade III. Mendapat tambahan terapi oleum coccos dan cutimed. Setelah 15 hari
pemakaian antibiotik, dilakukan evaluasi laboratorium, karena hasil laboratorium perbaikan,
antibiotik dihentikan. Selama perawatan di bangsal profil gula darah penderita pada pagi hari
cenderung rendah sehingga levemir dturunkan bertahap. Setelah 25 hari perawatan, keluarga
sudah bisa melakukan penyuntikan insulin dan pemeriksaan gula darah secara mandiri,
pasien dipulangkan dan kontrol ulang 1 minggu setelah perawatan.
Diagnosa Akhir : KAD + sindrom metabolik + DM tipe 1 dd/ tipe 2 + hipertensi gr II +
obesitas + suspek OSAS

B. Diabetes Melitus
1. An. NC/Pr/3 th 1 bl/BB 13 Kg/TB 99 cm/Status Gizi : Gizi baik
Anamnesis
Keluhan utama: badan lemas
Keluhan tambahan : sering BAK, banyak makan dan minum, demam
Riwayat perjalanan penyakit
Sekitar 10 hari SMRS penderita tampak lemas saat bermain dengan temannya, penderita
menjadi sering mengompol saat malam hari,dengan frekuensi berkemih ± 5-7 kali,
penderita juga menjadi lebih banyak makan (sering meminta jajan/cemilan dengan orang
tua) dan sering merasa haus. Penderita belum dibawa berobat.
Sekitar 7 hari SMRS penderita demam, tidak terlalu tinggi, demam terutama malam hari,
mual tidak ada dan serta muntah tidak ada, batuk dan pilek tidak ada. Penderita telah
terdiagnosis Diabetes melitus tipe I sejak sekitar 1 tahun yang lalu, tapi tidak rutin kontrol.
Sekitar 1 hari SMRS, penderita tampak semakin lemas, berkeringat dingin, mual, muntah
tidak ada. Sesak napas tidak ada. Anak mulai malas makan dan minum. BAB dan BAK
biasa. penderita dibawa berobat ke poli endokrin RSMH dan disarankan untuk rawat inap
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat menderita diabetes melitus tipe I sejak tahun 2016, tidak rutin kontrol, terakhir
injeksi 6 jam SMRS Novorapid 3 unit
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluarga dengan Diabetes Melitus disangkal.

12
Pemeriksaan fisis
Keadaan umum: sensorium: compost mentis, Nadi 98 x/m (isi dan tegangan cukup),
Tekanan darah 90/60 mmHg, Frekuensi nafas 24 kali/menitSuhu 37,40C.
Kepala : Napas cuping hidung (-), konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil bulat,
isokor, 3mm/3mm, Reflek cahaya normal, faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1. Thoraks:
simetris, retraksi (-). Pulmo: vesikuler normal, rhonki (-), wheezing (-), Cor: BJ I-II normal,
murmur (-), gallop (-). Abdomen: datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, bising usus
normal. Ekstremitas : akral pucat (-), CRT 2”status pubertas : M1P1
Diagnosis awal:Diabetes Melitus tipe 1+ TISK
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium:
Hb-A1C 11,46% (4 - 6,5 %)
Hb 14.2 gr/dL, WBC 13.7 x 103/mm3, Ht 45%, Plt 520 x 103/uL, DC 0/0/70/24/6 %, Ca 11.4
mg/dL, Na 143 mEq/L, K 5.9 mEq/L.
Urinalisa: Kuning, Jernih, BJ 1.015 PH 6.0 Protein (-) Ascorbic Acid (-) Glukosa (+) Keton
(+) Bilirubin (-) Darah (-) Urobilinogen 1 Nitrit (-) Leukosit esterase (-) Epitel (+) Leu 0-2
Eri 0-1 Silinder Hyaline (+) Uric Acid (++) Bakteri (-) Mukus (+) Jamur (-)
Hasil kultur urine: Steril
Tatalaksana
Insulin Novorapid® 3 iu – 4 iu – 4 iu dan Levemir® 4 iu secara subkutan dan parasetamol
130 mg jika T ≥ 38,5’C peroral. Penderita makan dan minum dengan target kalori
1.300kkal/ hari dalam bentuk nasi biasa 3x1 porsi, snack 3x 1 dengan komposisi 50-55%
karbohidrat, 10-20% protein, dan 30% lemak. Penderita pulang kontrol setelah 6 hari
perawatan dengan menggunakan insulin Novorapid® 3 iu – 4 iu - 4 iu dan Levemir® 4 iu
serta diberikan edukasi kepada ibu penderita agar menyuntikkan insulin secara teratur,
monitor gula darah dan kontrol teratur.
Diagnosis akhir: Diabetes Melitus Tipe I

C. Congenital Adrenal Hiperplasia

1. An. NA/ Lk/ 1 bulan 20 hari/ BB : 3.5 Kg/ TB : 50 cm/ Status gizi : gizi baik
Anamnesis
Keluhan utama : muntah.
Keluhan tambahan : kulit berwarna lebih gelap.

13
Riwayat perjalanan penyakit
Sering muntah sejak bayi berusia 1 minggu. Muntah terutama sehabis disusui, muntah tidak
menyemprot berisi susu frekuensi 8 sampai 10 kali perhari. Muntah tidak disertai darah tidak
berwarna kecoklatan atau kehijauan. Semakin lama frekuensi muntah semakin sering
sehingga bayi tampak lebih lesu. Kulit bayi tampak lebih gelap dari waktu kewaktu. Bayi
dibawa berobat ke dokter anak dan dikatakan hanya gumoh dan diajarkan teknik menyusui
dengan benar dan agar bayi disendawakan setelah menyusui, namun tak ada perubahan. Bayi
merupakan anak pertama, lahir spontan, langsung menangis, berat badan lahir 3.5kg bayi
menyusu tanpa muntah pada seminggu pertama setelah lahir kemudian setelah bayi berusia 1
minggu mengalami muntah yang semakin hari semakin bertambah sering. BAB dan BAK
dalam batas normal. Tidak ada demam, batuk atau sesak nafas disangkal, anak masih bisa
minum.
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal. Riwayat keluarga yang memiliki
anak meninggal meninggal saat bayi disangkal.
Pemeriksaan fisis
Keadaan umum : sensorium: GCS: E4M6V5, Nadi 150 x/m (isi dan tegangan cukup),
Frekuensi nafas 40 kali/menit Suhu 36,80C, saturasi oksigen 98%
Kepala : Napas cuping hidung (-), mata tampak cekung (+), konjungtiva anemis (-), sklera
ikterik (-), pupil bulat, isokor, 3mm/3mm, Reflek cahaya normal, wajah tampak
hiperpigmentasi (+). Thoraks: simetris, retraksi (-). Pulmo: vesikuler normal, rhonki (-),
wheezing (-), Cor: BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-). Abdomen: datar, lemas, hepar dan
lien tidak teraba, bising usus normal cubitan kulit perut kembali lambat. Ekstremitas : akral
hangat, CRT < 3”. Genitalia: hipospadia (+), phalus (+), kriptokismus (+).
Diagnosis awal : suspek CAH tipe salt wasting dengan dehidrasi ringan sedang
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium:
Hematologi: Hb 12,1 gr/dL, WBC 15,2 x 103/mm3, Ht 34 %, Plt 1584 x 103/uL, GDS 86
mg/dL, Ca 11.6 mg/dL, Mg 1,84 mEq/L, Na 129 mEq/L, K 9,6 mEq/L, Cl 102 mmol/L,
Cortisol 3,25 ug/dL, Testosteron 3,32 (normal 0,12 – 0,21)
Tatalaksana
IVFD NS 0.9% 50cc/kgbb/4jam(I) dilanjutkan 150cc/kgbb/20jam (II). Selanjutnya setelah
dehidrsi teratasi dilanjutkan infus NS 0.9% maintenance 15cc/jam dihentikan sampai
elektrolit normal dan muntah berkurang. ASI diteruskan sesuai kemauan bayi. Pemberian
14
terapi farmakologis Hyson pulvis 3 x 1mg, Florinef pulvis 3 x 1/6 tab. Pasien dirawat
selama 5 hari dan mengalami perbaikan klinis dan laboratoris. Pasien pulang kontrol setelah
bebas muntah, intake peroral baik dan elektrolit normal serta direncanakan USG genital dari
poliklinik.
Diagnosis akhir: CAH tipe salt wasting

KONSUL KE DIVISI ENDOKRIN


1. By.LS/Lk/4hari/2300 gr/44 cm
Penderita dikonsulkan dari bagian Neonatus dengan diagnosis NCB KMK + BBLR + ibu
dengan hipertiroid. Dari hasil anamnesis didapatkan ibu terdiagnosis hipertiroid sejak 1 tahun
yang lalu dan rutin minum PTU 2x100 mcg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
umum kompos mentis, nadi 142x/menit (isi dan tekanan cukup), frekuensi nafas 44 x/menit,
suhu 36,50 C. Dari pemeriksaan spesifik : kepala napas cuping hidung (-), pupil bulat isokor,
wajah dismorfik (-),hipertelorisme (-), flat nose (-), dan low set ear (-), Thorak simetris,
retraksi (-), jantung dan paru dalam batas normal. Abdomen datar, lemas, bising usus normal,
hepar dan lien tidak teraba. Ekstremitas akral hangat, CRT 2’. Simean crease (-).
Lab  T3 : 2,07 (0,73-2,88)
FT4 : 1,26 (0,86-2,49) TSH : 18,76 (0,70-15,2)
Kesan :dicurigai suatu hipotiroid
Saran : belum ada tatalaksana khusus dari bagian endokrin. Cek ulang FT4 dan TSH 3
minggu lagi.

2. By.KS / 37hari / 1350 g /


Penderita dikonsulkan dari bagian Neonatus dengan diagnosis NCB SMK + prolonged
jaundice ec susp kolestasis + BBLR + PDA moderate + klinis sepsis. Dari hasil pemeriksaan
fisik didapatkan keadaan umum kompos mentis, nadi 142x/menit (isi dan tekanan cukup),
frekuensi nafas 44 x/menit, suhu 36,80 C. Dari pemeriksaan spesifik : kepala napas cuping
hidung (-), pupil bulat isokor, wajah dismorfik (-),hipertelorisme (-), flat nose (-), dan Low
set ear (-), Thorak simetris, retraksi (-), jantung BJ I-II normal, terdapat murmur sistolik
grade III/6 di LPS sinsitra ICS II, gallop (-). Paru : vesikuler meningkat, Ronki basah halus
nyaring +/+, wheezing -/-. Abdomen datar, lemas, Bising usus normal, hepar dan lien tidak
teraba. Ekstremitas akral hangat, CRT ≤ 3’. Simean crease (-). Genitalia: labia mayora (+),
labia minora (-), vagina (-), phallus (+), testis (-), scrotum (-), hiperpigmentasi (-)
Kesan :Hipotiroid sekunder
15
Saran : Thyrax 1 x 5 mcg

3. By. WR/Lk/7 hari/2050 gr/42 cm


Penderita dikonsulkan dari bagian Neonatus dengan diagnosis NCB KMK + BBLR + ibu
dengan hipertiroid. Dari hasil anamnesis didapatkan ibu terdiagnosis hipertiroid sejak 1 tahun
yang lalu dan rutin minum PTU 2x100 mcg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
umum kompos mentis, nadi 142x/menit (isi dan tekanan cukup), frekuensi nafas 44 x/menit,
suhu 36,70 C. Dari pemeriksaan spesifik : kepala napas cuping hidung (-), pupil bulat isokor,
wajah dismorfik (-),hipertelorisme (-), flat nose (-), dan low set ear (-), Thorak simetris,
retraksi (-), jantung dan paru dalam batas normal. Abdomen datar, lemas, bising usus normal,
hepar dan lien tidak teraba. Ekstremitas akral hangat, CRT ≤ 3’. Simean crease (-).
Lab  T3 : 1,90 (0,73-2,88) FT4 : 1,87 (0,86-2,49) TSH : 56,45 (0,70-15,2)
Kesan : hipotiroid ec PTU ibu
Saran : L-thyroxin (thyraks) 1x10 mcg. Cek ulang FT4 TSH 3 minggu lagi

4. An. FNP/Lk/7 thn


Penderita dikonsulkan dari bagian Nefrologi dengan diagnosis Coxitis TB on Therapy +
Hiperkalsemia + Gastritis + Hipoparatiroid + Hipofosfatemia. Pasien dikonsulkan untuk
rencana pemberian bifosfonat karena terdapat hiperkalsemia. Dari hasil anamnesis
didapatkan keluhan nyeri minimal di daerah pinggul. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum kompos mentis, nadi 96x/menit (isi dan tekanan cukup), frekuensi nafas 24
x/menit, suhu 36,80 C. Dari pemeriksaan spesifik : kepala napas cuping hidung (-), pupil
bulat isokor, Thorak simetris, retraksi (-), jantung dan paru dalam batas normal. Abdomen
datar, lemas, bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba. Ekstremitas akral hangat, CRT
≤ 3’.
Laboratorium Hb 12,3 g/dL, WBC 6,6 x 103/mm3, Ht 36%, Plt 492 x 103/uL, LED 71
mm/jam, Diff.Count 0/2/65/26/7 %, SGOT 26 U/L, SGPT 11 U/L, CRP 36, Ca Ion 1,88, Alb
4,0 mg/dL, Phospor 2,9 mEq/L, Mg 2,61 mEq/L, Na 141 mEq/L, K 3,1 mEq/L, Cl 100
mmol/L, Ca 12,5 mg/dL, Vit D-25 OH 36, PTH 3,27.
Kesan : Hiperkalsemia
Saran : Tunda pemberian Bifosfonat.

5. An. DA /Lk/4 thn/10 kg/87 cm

16
Penderita dikonsulkan dari bagian Nutrisi dan penyakit metabolik dengan diagnosis Gizi
buruk + Susp. Hunter syndrome + short stature + delayed bone age + speech delayed. Dari
hasil anamnesis didapatkan pasien belum bisa bicara dan ibu pasien mengeluhka anaknya
tampak lebih kecil dibandingkan dengan teman sebayanya. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan umum kompos mentis, nadi 120x/menit (isi dan tekanan cukup),
frekuensi nafas 28 x/menit, suhu 36,80 C. Dari pemeriksaan spesifik : kepala napas cuping
hidung (-), pupil bulat isokor, wajah dismorfik (+) leher pendek (+), lidah makroglossia (+).
Thorak simetris, retraksi (-), jantung dan paru dalam batas normal. Abdomen cembung,
lemas, bising usus normal, hepar teraba 4 cm bac, 4 cm bpx, lien teraba Schuffner 2, dan
pusar tampak menonjol. Ekstremitas akral hangat, CRT ≤ 3’.
Kesan : Short stature berhubungan dengan sindrom hunter. Delayed bone age berhubungan
dengan sindrom hunter. Saat ini belum ada tatalaksana di bidang endokrin.
Saran : Saran pemeriksaan FT4 dan TSH untuk skrining hipotiroid.

6. An. AZ/Pr/2 thn/11 kg/88 cm


Penderita dikonsulkan dari poli kebidanan dengan diagnosis perdarahan pervaginam ec (?).
Dari hasil anamnesis didapatkan riwayat keluar darah per vaginam sejak satu hari yang lalu.
Riwayat trauma (-). Riwayat perdarahan dari hidung/gusi (-). Riwayat lebam-lebam pada
kulit (-). Pada pemeriksaan fisis didapatkan keadaan umum compos mentis, nadi 100x/menit
(isi dan tekanan cukup), suhu 36,70 C, pernapasan 24x/menit. Dari pemeriksaan spesifik :
kepala napas cuping hidung (-), pupil bulat isokor, sklera ikterik (-). Thoraks simetris,
retraksi (-). Jantung dan paru dalam batas normal. Abdomen datar, lemas, Bising usus
normal, hepar dan lien tidak teraba. Ekstremitas akral hangat, CRT ≤ 3’.
Kesan : Perdarahan pervaginam ec susp. Premature telarche
Saran : Cek darah rutin dan darah kimia, USG Abdomen (Genitalia Interna), Cek kadar
hormon FSH, LH, Estradiole. Pemberian terapi Vitamik K, Fe, dan multivitamin Zamel.

7. An. AA/Lk/2 bln


Penderita dikonsulkan dari divisi Respirologi dengan diagnosis pneumonia + FTT +
Marasmus kondisi V + UDT + Hipospadia + Hidrokel + Hipotiroid. Dari hasil pemeriksaan
fisis didapatkan keadaan umum compos mentis, nadi 150x/menit (isi dan tekanan cukup),
suhu 380 C, pernapasan 58x/menit. Dari pemeriksaan spesifik : kepala napas cuping hidung (-
), konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-). Thoraks simetris, retraksi (-), jantung dalam batas
normal, paru didapatkan suara nafas vesikuler (+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-). Abdomen
17
datar, lemas, Bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba. Ekstremitas akral hangat, CRT
≤ 3’.
Laboratorium : Hb 8,8 g/dL, WBC 8.8 x 103/mm3, Ht 28%, Plt 213 x 103/uL, MCV 80.9,
MCH 25, MCHC 31, Diff. Count 0/1/48/44/7 %, Ret 1.9, FreeT4 0.63, TSH 1.400.
Kesan : Hipotiroid
Saran : Pemberian Thyrax 1 x 20 mcg (po)

8. An. EA / perempuan / 1 tahun 2 bulan/ 5 Kg / 70 cm


Penderita dikonsulkan dari bagian TKPS dengan diagnosis sindrom down + PDA moderat +
hipotiroid kongenital. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum compos
mentis, nadi 116x/menit (isi dan tekanan cukup), frekuensi nafas 36 x/menit, suhu 36,80C.
Dari pemeriksaan spesifik : kepala NCH (-), pupil bulat isokor, wajah dismorfik (+). Thorak
simetris, retraksi (-). Jantung: BJ I dan II normal, murmur(+) grade III/6 di ICS II-III linea
parasternalis sinistra, gallop(-), paru dalam batas normal. Abdomen datar, lemas, Bising
usus (+) normal, hepar dan lien tidak teraba. Hernia Umbilikalis (+). Ekstremitas akral
hangat, CRT ≤ 3’. Simean crease (+). Laboratorium FT4 : 1,14 (0,96-1,77), TSH : 10,54
(0,70-5,97)
Kesan : hipotiroid kongenital
Saran : Thyrax 1x15 mcg
Evaluasi ulang 1 bulan setelah pemberian thyrax

9. By. AR / laki-laki / 30 hari / 1800 Kg


Penderita dikonsulkan dari bagian neonatus dengan diagnosis NKB SMK + HMD grade II +
BBLSR + hipotiroid. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum aktivitas:
sedang, reflex hisap: sedang, tangis: lemah, nadi 140x/meit (isi dan tekanan cukup), frekuensi
nafas 52 x/menit, suhu 370C. Dari pemeriksaan spesifik : kepala NCH (-), pupil bulat isokor,
wajah dismorfik (-). Thorak simetris, retraksi (-), retraksi (-). Jantung dan paru normal.
Abdomen datar, lemas, Bising usus (+) normal, hepar , lien tidak teraba. Ekstremitas akral
hangat, CRT ≤ 3’. Simean crease (-). Laboratorium FT4 : 0,66 (0,89-2,2), TSH : 0,45 (0,72-
11).
Kesan : hipotiroid sekunder ec prematuritas
Saran :Thyrax 10mcg/kgbb/hari, evaluasi ulang fungsi tiroid setelah 1 bulan.

10. By. LE / Perempuan / 10 hari / 2800 gram


18
Penderita dikonsulkan dari bagian neonatus dengan diagnosis NCB SMK + post colostomy ai
atresia ani + suspek hipotiroid. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum
aktivitas: sedang, reflex hisap sedang, tangis: sedang, nadi 138x/meit (isi dan tekanan cukup),
frekuensi nafas 40 x/menit, suhu 36, 80C. Dari pemeriksaan spesifik : kepala NCH (-), pupil
bulat isokor, wajah dismorfik (-). Thorak simetris, retraksi (-). Jantung dalam batas normal.
Paru : vesikuler normal, Ronki (-/-), wheezing (-/-). Abdomen datar, lemas, Bising usus (+)
normal, hepar dan lien tidak teraba. Ekstremitas akral hangat, CRT ≤ 3’. Simean crease (-).
Laboratorium FT4: 2,47 (0,89-2,2), TSH : 18,53 (0,72-11).
Kesan : fisiologis hipertiroid
Saran : monitoring klinis hipertiroid, cek ulang fungsi tiroid 3 minggu lagi.

KUNJUNGAN PENDERITA DI POLIKLINIK ENDOKRINOLOGI

Kegiatan yang dilakukan di poliklinik endokrinologi:


1. Melanjutkan pengelolaan penderita yang selesai dirawat di bangsal endokrinologi
2. Melakukan penatalaksanaan penderita rawat jalan
3. Menerima konsul dari poliklinik sub bagian lain.

Selama periode ini, penderita yang berkunjung ke poliklinik khusus endokrinologi dijumpai
10 penderita baru, sisanya adalah penderita lama yang kontrol ulang. Dengan total kunjungan
sebanyak 87 kali.

Tabel 2. Distribusi penyakit pada kunjungan penderita rawat jalan poliklinik khusus
endokrinologi menurut umur dan jenis kelamin

Umur (thn)
Jumla
Diagnosis <1 1-<3 3-<5 ³ Lama Baru
h
L P L P L P L P
Diabetes - - - - - 2 11 5 18 - 18
mellitus tipe I

Diabetes - - - - - - - - - - -
mellitus tipe 2

Hipotiroid 6 1 7 3 2 5 - 1 25 - 25
kongenital

19
Hipertiroid - - - - - - 2 4 6 - 6

Hipotiroid - - 1 2 - - 1 2 5 1 6

Sinekia Vagina - 1 - 1 - - - - 1 1 2

CAH 1 - - 4 - 1 - - 6 - 6

UDT bilateral - - 2 - - - - - 1 1 2

Mikropenis - - 1 - - - 1 - 1 1 2

Hidden penis - - - - - - 1 - - 1 1

Hipokortisol 2 - - - - - - - 2 - 2

Sex ambigu - - - - - - 2 - 1 1 2
(DSD)

Hiperkortisol - 1 - 1 - - - - 1 1 2

Susp. Ricketsia - - - 1 - - - - - 1 1

Sindrom - - - - - - - 3 3 - 3
metabolik

Delayed Puberty - - - - - - 2 - 2 - 2

Hashimoto - - - - - - - 1 1 - 1
Disease

Short Stature - - - - - - 1 1 - 2 2

Marfan’s - - - - - - 1 - 1 - 1
Syndrome

Grave’s Disease - - - - - - 1 - 1 - 1

Tiroid ektopik - - - - - - - 1 1 - 1

Steroid induced - - - - - - - 1 1 - 1
DM

Jumlah 9 3 11 12 2 8 23 19 77 10 87

Dari tabel 2, terdapat kunjungan penderita lama DM. Pada penderita DM dilakukan follow up
terhadap kadar gula darah sewaktu dan glukosa pada urin dan meneruskan terapi. Penderita
hipotiroid kongenital dilakukan pemeriksaan kadar TSH dan T4, dan diberikan terapi L-
thyroksin. Penderita hipertiroid dilakukan pemeriksaan kadar TSH ,T3, FT4, dan USG tiroid

20
dan diberikan terapi propiltiourasil (PTU) atau thyrozol serta disarankan untuk menghindari
aktifitas berat.

PENUTUP
Terima kasih kami ucapkan kepada Ketua Bagian IKA FK UNSRI, Ketua Program Studi dan
Supervisor boks Endokrinologi yang telah memberikan bimbingan dan kesempatan kepada
kami untuk belajar dan bekerja di boks ini.

21

Anda mungkin juga menyukai