RTBL Teknik PDF
RTBL Teknik PDF
Klaster Teknik
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu memberi
karunia-Nya, baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulisan ini dapat
terselesaikan.
”Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Klaster Teknik, Universitas
Gadjah Mada” berpijak pada hasil evaluasi aset fisik rencana strategis UGM dan sebagai
arahan strategis pengembangan aspek fisik maupun non-fisik dari Rencana Induk
Pengembangan Kampus (RIPK) UGM 2005-2015. Laporan ini merupakan hasil akhir dari
serangkaian proses tahapan perencanaan pekerjaan dan laporan.
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan ini memuat Pendahuluan, Deskripsi Profil,
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Teknik, Analisis Klaster, dan Rumusan
Rencana.
Semoga tersusunnya laporan ini memperlancar dan mendukung terwujudnya
program-program strategis pengembangan kampus UGM.
Yogyakarta, 2011
Tim Penyusun
i.
Daftar Isi
Daftar Isi
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK vi
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang I-1
1.1.1. Pengertian dan posisi RIPK RencanaIndukPengembangan I-2
Kampus
1.1.2. Pengertian RTBL (Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan) I-3
1.1.3. Pengertian Klaster UGM I-4
1.1.4. Kaitan RTBL terhadap Klaster UGM I-6
1.2. Tujuan dan Sasaran Perencanaan Fisik Masterplan Klaster Teknik I-7
1.2.1. Tujuan Perencanaan FisikMasterplan KlasterTeknik I-7
1.2.2. Sasaran Perencanaan Fisik I-8
1.3. Tinjauan Kebijakan Terkait Rencana Pengembangan UGM I-8
1.4. Hasil Keluaran I-9
1.5. RencanaLingkup Perencanaan I-9
1.6. Metodologi Perencanaan I-12
Laporan Akhir ii
RTBL Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Daftar Isi
Laporan Akhir iv
RTBL Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Daftar Gambar
Daftar Gambar
Gambar 1.1. Masterplan Lama I-4
Gambar 1.2. RencanaMasterplan UGM Baru I-5
Gambar 2.1. Zonasi Klaster Teknik II-34
Gambar 2.2. Ketinggian Lantai Bangunan Klaster Teknik II-35
Gambar 3.1. Skema Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan III-2
Gambar 3.2. Rencana Tata Lansekap Landmark, Pedestrian Plaza III-3
Gambar 3.3. Eksisting Klaster Teknik III-5
Gambar 3.4. Eksisting Klaster Teknik III-6
Gambar 3.5. Kode Eksisting Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan III-10
Gambar 3.6. Kode Eksisting Jurusan Teknik Fisika III-16
Gambar 3.7. Kode Eksisting Jurusan Teknik Elektro III-20
Gambar 3.8. Kode Eksisting Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika III-24
Gambar 3.9. Kode Eksisting Jurusan Teknik Geologi III-28
Gambar 3.10. Kode Eksisting Jurusan Teknik Elektro III-32
Gambar 3.11. Kode Eksisting Jurusan Teknik Kimia III- 37
Gambar 3.12. Kode Eksisting Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan III-41
Gambar 4.1. Ketinggian Lantai Bangunan IV-8
Gambar 4.2. Jalur Lalu Lintas IV-9
Gambar 4.3. Rencana Tata Lansekap Vegetasi IV-10
Gambar 4.4. Sistem Drainase IV-11
Gambar 4.5. Sistem Pengelolaan Air Limbah IV-11
Gambar 5.1. Pengelompokan Blok Klaster Teknik V-7
Gambar 5.2. Ruang Terbuka Hijau V-9
Gambar 5.3. Tata Bangunan V-12
Gambar 5.4. Orientasi Blok Bangunan V-13
Gambar 5.5. Sirkulasi Utama Kendaraan Pribadi dalam Klaster Teknik V-17
Gambar 5.6. Jalur Sirkulasi di Kawasan Klaster Teknik V-20
Gambar 5.7. Sistem Ruang Pepohonan pada Klaster Teknik V-25
Laporan Akhir v
RTBL Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Daftar Tabel & Grafik
Laporan Akhir vi
RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Daftar Tabel & Grafik
Tabel 3.18 Daftar Bangunan Eksisting T. Elektro Dipertahankan dan lll-21
Dihapus
Tabel 3.19 Pertumbuhan Optimal Mahasiswa lll-22
Tabel 3.20 Skenario 1 Teknik Elektro lll-22
Tabel 3.21 Skenario 2 Teknik Elektro lll-23
Tabel 3.22 Skenario 3 Teknik Elektro lll-23
Tabel 3.23 Skenario 4 Teknik Elektro lll-24
Tabel 3.24 Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Geodesi dan lll-24
Geomatika
Tabel 3.25 Daftar Bangunan Eksisting T. Geodesi dan Geomatika lll-25
Dipertahankan dan Dihapus
Tabel 3.26 Pertumbuhan Optimal Mahasiswa lll-25
Tabel 3.27 Skenario 1 Teknik Geodesi dan Geomatika lll-26
Tabel 3.28 Skenario 2 Teknik Geodesi dan Geomatika lll-26
Tabel 3.29 Skenario 3 Teknik Geodesi dan Geomatika lll-27
Tabel 3.30 Skenario 4 Teknik Geodesi dan Geomatika lll-27
Tabel 3.31 Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Geologi lll-28
Tabel 3.32 Daftar Bangunan Eksisting T Geologi Dipertahankan dan lll-29
Dihapus
Tabel 3.33 Pertumbuhan Optimal Mahasiswa lll-29
Tabel 3.34 Skenario 1 Teknik Geologi lll-30
Tabel 3.35 Skenario 2 Teknik Geologi lll-30
Tabel 3.36 Skenario 3 Teknik Geologi lll-31
Tabel 3.37 Skenario 4 Teknik Geologi lll-31
Tabel 3.38 Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Mesin dan lll-32
Industri
Tabel 3.39 Daftar Bangunan Eksisting Teknik Mesin dan Industri lll-33
Dipertahankan dan Dihapus
Tabel 3.40 Pertumbuhan Optimal Mahasiswa lll-34
Tabel 3.41 Skenario 1 Teknik Mesin dan Industri lll-35
Laporan Akhir vi
RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Daftar Tabel & Grafik
Tabel 3.42 Skenario 2 Teknik Mesin dan Industri lll-35
Tabel 3.43 Skenario 3 Mesin dan Industri lll-36
Tabel 3.44 Skenario 4 Mesin dan Industri lll-36
Tabel 3.45 Luas Bangunan Eksisting Jurusan T. Kimia lll-37
Tabel 3.46 Daftar Bangunan Eksisting T. Kimia Dipertahankan dan lll-38
Dihapus
Tabel 3.47 Pertumbuhan Optimal Mahasiswa lll-39
Tabel 3.48 Skenario 1 Teknik Kimia lll-39
Tabel 3.49 Skenario 2 Teknik Kimia lll-40
Tabel 3.50 Skenario 3 Teknik Kimia lll-40
Tabel 3.51 Skenario 4 Teknik Kimia lll-41
Tabel 3.52 Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Sipil dan lll-42
Lingkungan
Tabel 3.53 Daftar Bangunan Eksisting T. Sipil dan Lingkungan lll-43
Dipertahankan dan Dihapus
Tabel 3.54 Pertumbuhan Optimal Mahasiswa lll-44
Tabel 3.55 Skenario 1 Teknik Sipil dan Lingkungan lll-44
Tabel 3.56 Skenario 2 Teknik Sipil dan Lingkungan lll-45
Tabel 3.57 Skenario 3 Teknik Sipil dan Lingkungan lll-45
Tabel 3.58 Skenario 4 Teknik Sipil dan Lingkungan lll-46
Grafik 2.1 . Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Arsitektur dan ll-11
Perencanaan
Grafik 2.2. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Fisika ll-14
Grafik 2.3. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Elektro ll-17
Grafik 2.4. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Geodesi dan ll-19
Geomatika
Grafik 2.5. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Geologi ll-21
Grafik 2.6. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Mesin dan ll-26
Industri
Laporan Akhir vi
RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Daftar Tabel & Grafik
Grafik 2.7. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Kimia ll-30
Grafik 2.8. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Sipil dan ll-33
Lingkungan
Laporan Akhir vi
RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Pendahuluan Bab I
Klaster Teknik
BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Sebagai sebuah kampus perguruan tinggi yang memiliki jumlah fakultas terbanyak di
seluruh Indonesia, kampus Universitas Gadjah Mada secara fisik telah mengalami
perkembangan yang relatif pesat, yang tidak terlepas dari perkembangan kegiatan
akademiknya, yang ditengarai dengan berkembangnya jurusan dan program studi.
Termasuk pula dalam hal ini adalah jumlah mahasiswanya yang hingga saat ini
mencapai sekitar 49.000 orang. Perkembangan fisik yang sedemikian pesat juga terkait
dengan perkembangan kota dan wilayah perkotaan Yogyakarta, di mana kampus
Universitas Gadjah Mada tidak lagi berkedudukan sebagai kawasan yang berada di
pinggiran kota sebagaimana masih dirasakan sekitar dua dekade yang lalu. Akan tetapi
kampus Universitas Gadjah Mada sudah merupakan kawasan yang bersifat urban,
dengan segala konsekuensi dan kompleksitas kegiatan dan lingkungan secara fisik.
Dari beberapa fakultas di wilayah kampus Universitas Gadjah Mada tersebut terbentuk
kelompok atau yang sering disebut sebagai Klaster. Dalam perkembangannya, klaster-
klaster tersebut telah menunjukkan adanya peningkatan kegiatan yang sangat
menyolok. Hal ini tentu saja dibarengi dengan meningkatnya kebutuhan akan sarana
dan prasarana penunjang kegiatan tersebut. Secara fisik, penambahan fasilitas terutama
yang berupa lahan, bangunan, dan lansekap tentunya memerlukan penataan yang
terencana dengan baik.
Melihat fakta tersebut maka sangat dibutuhkan sebuah evaluasi masterplan secara
berkala untuk mengetahui arah pengembangan fisik Universitas Gadjah Mada agar
perkembangan fisik yang terjadi memiliki arah yang jelas dan memiliki konsep yang
baik untuk jangka waktu yang panjang.
memberikan pengaruh terhadap tata ruang kawasan, baik secara internal pada
lingkungan kampus maupun secara eksternal yaitu terkait dengan lingkungan
sekitarnya.
Sehingga dibutuhkan pula perencanaan yang baik dengan mempertimbangkan
tata letak bangunan dan lingkungan, pengaturan jalur-jalur sirkulasi, perbaikan
sarana dan prasarana penunjang, yang kedepannya dapat digunakan sebagai
satu instrument dalam pengendalian perkembangan wilayahnya.
Pencapaian keselarasan suatu kawasan yang baik, harus merupakan satu
kesatuan sistem organisasi yang mampu mengakomodasi kegiatan-kegiatan
sosial, ekonomi, budaya, edukasi, dan memiliki citra fisik maupun non fisik
yang kuat, serta estetika visual yang terencana secara terpadu. Untuk
meningkatkan pemanfaatan tata ruang suatu wilayah atau kawasan yang
terkendali, maka produk tata ruang suatu wilayah harus dilengkapi dengan
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
(R
Renstra) UGM 2008-20112, dan Renncana Indukk Pengembanngan Kampuus
(R
RIPK) UGM 2005-2015.
Sistem
m klaster di Universitas
U Gadjah Madda telah dim
mulai sejak 19984. Di tahuun
tersebbut, fakultas--fakultas di UGM
U terbaggi menjadi em
mpat bidang ilmu, yaitu :
K
Klaster Teknnik dan Sainss
K
Klaster Kesehhatan
K
Klaster Agro
K
Klaster Sosiaal-Humaniorra
Gam
mbar 1.1. Massterplan Lama
Laporan Ak khir I-4
Masterplan n Klaster Teknik
Universitas Gadjah
G Mada Yogyakarta
Pendahu uluan Bab I
Klaster Teknik
T
Sistem klaster yang baru ini adalah salah satu upaya untuk menjawab
permasalahan kebutuhan luasan ruang yang terus meningkat seiring
meningkatnya populasi mahasiwa di UGM serta progresif Ruang Terbuka
Hijau (RTH) yang dipenuhi.
Dengan adanya sistem klaster UGM yang baru, maka diperlukan pembaharuan
terhadap Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
Penataan klaster UGM melalui RTBL Klaster ini mampu memberikan arahan
terhadap pemanfaatan lahan dan pencapaian kualitas lingkungan yang lebih
baik.
Hasil keluaran atau output yang diharapkan dari penyusunan perencanaan fisik dan
masterplan Klaster Teknik UGM adalah:
Rencana kawasan atau masterplan khususnya kawasan klaster Teknik UGM yang
secara teknis dapat dipahami dan dimengerti sebagai suatu perencanaan maupun
sebagai suatu implementasi.
Dokumen teknis perencanaan yang berupa analisa kawasan dan rencana kegiatan
Program Jangka Pendek dan Program Jangka Panjang.
Daftar indikasi program yang bisa ditindaklanjuti menjadi Program Jangka
Menengah (RPJM) dan Jangka Panjang.
Dalam Penetapan ruang lingkup perencanaan wilayah secara konkrit, hasil diskusi harus
dikonsultasikan dengan Tim Teknis Universitas Gadjah Mada dan seluruh pihak terkait.
Berikut adalah lingkup tugas kegiatan dalam perencanaan masterplan kampus UGM
khususnya Klaster Teknik:
Pengumpulan data: mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif dari sumber
primer maupun sekunder sebagai bahan analisis, menyajikan peta kawasan, dan
melakukan analisis data sebagai bahan untuk merumuskan masalah.
Perumusan potensi dan masalah berdasarkan analisis lapangan, metode
pendekatan pemecahan dengan analisis SWOT.
Konsep perencanaan tata ruang secara holistik tidak dapat dilepaskan dari
wacana akademis tentang konsep keseimbangan ekosistem. Ekosistem yang
merupakan kependekan dari frase eco-system (sistem ekologi) ini lahir dan
berkembang berdasar prinsip-prinsip ekologi yang menekankan pemahaman
mengenai hubungan makhluk hidup dengan lingkungan tempat hidupnya.
Sebagai disiplin ilmu, ekologi itu sendiri merupakan reaksi terhadap biologi dan
Laporan Akhir I-10
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Pendahuluan Bab I
Klaster Teknik
Sistem transportasi
Penataan bangunan
Kelembagaan dan program pembangunan
Sifat dari rancangan masih berupa konsep matang dan siap diajukan pada
diskusi terbatas. Rencana rancangan tersebut berupa:
BAB II
Kawasan Universitas Gadjah Mada tumbuh cepat yang ditandai dengan adanya
transformasi pemanfaatan lahan dari pertanian ke non-pertanian, sehingga tujuan
perencanaan ini diutamakan untuk mengarahkan perkembangan kampus Universitas
Gadjah Mada beserta rencana fasilitas pendukungnya pada masa yang akan datang
dengan cara tidak memperburuk kondisi kawasan baik secara spatial/keruangan
maupun non-spatial atau dengan kata lain mengarahkan perkembangan alamiah yang
tidak terkendali menjadi perkembangan artifisial yang terkendali.
Laporan Akhir II-1
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
a. Fungsi Klaster
Fungsi klaster mengacu pada Visi dan Misi Universitas Gadjah Mada yang
dinyatakan dengan cukup jelas dalam dokumen Rencana Stratejik 2003-2007 yaitu :
Visi 2010
UGM menjadi universitas penelitian bertaraf internasional yang berorientasi kepada
kepentingan rakyat berdasarkan Pancasila.
Misi
1. Menyediakan pendidikan sarjana dan pasca sarjana bertaraf internasional.
2. Menyelenggarakan penelitian dan pelayanan pada masyarakat yang bermutu
tinggi.
3. Menggali dan mengembangkan secara berkelanjutan khasanah budaya bangsa.
4. Membina dan mengembangkan pengelolaan universitas yang bertanggungjawab.
5. Menyediakan pelayanan sarana prasarana kampus yang sesuai dengan kemajuan
teknologi.
6. Menjalin jaringan kerjasama yang simetrikal di tingkat daerah, nasional, dan
internasional.
Laporan Akhir II-2
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
Dengan mengkaji secara seksama rumusan visi dan misi universitas, butir-butir
penting yang terkait dengan pengembangan fisik adalah bagaimana kampus harus
menjadi lingkungan yang dapat:
menjamin berlangsungnya proses pendidikan bangsa terutama penelitian.
menumbuhkan semangat peningkatan kemampuan diri sehingga mendukung daya
saing bangsa di tingkat internasional.
menumbuhkan jiwa berkebangsaan dengan tetap berwawasan Pancasila termasuk
kerakyatan dan budaya bangsa (nusantara).
b. Peran Klaster
Dalam RUTR Yogyakarta 1994-2004 intensitas pemanfaatan lahan di bagian
wilayah pusat kota Yogyakarta diarahkan untuk dikurangi intensitas
pemanfaatannya dan mengakselerasi perkembangan wilayah periphery, khususnya
dalam skala pelayanan regional. Dengan demikian secara regional dan lokal wilayah
perencanaan memiliki peran strategis dalam bentuk pengendalian pemanfaatan
lahan. Begitu juga dengan diadakannya perencanaan sistem klaster dimaksudkan
untuk mempermudah perencanaan, dan pengembangan dalam lingkup blok-blok
peruntukan dari segi transportasi, lansekap, bangunan, parkir dan lain sebagainya.
Selain itu, dengan tersusunnya guide lines, pada setiap blok peruntukan sangat
berguna untuk menyelaraskan alur pengembangan dalam setiap klaster.
Laporan Akhir II-3
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada lahir dalam kancah revolusi. Pada
tanggal 17 Agustus 1945, lahirlah Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandoeng. Dan
pada bulan Januari 1946 mengungsi ke Yogyakarta.
Pada tahun yang sama, yakni bulan Januari 1946 di Yogyakarta dibentuk
Universitas atau Balai Perguruan Tinggi (BPT) Swasta Gadjah Mada. Dalam masa
perjuangan mempertahankan negara (Clash II, Desember 1948 - Oktober 1949),
baik STT Jogjakarta maupun BPT Swasta Gadjah Mada terpaksa ditutup. Pada
tanggal 19 Desember 1949 setelah kedaulatan kembali ke tangan Republik
Laporan Akhir II-4
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
Pada tahun 1950, karena kekurangan staf pengajar dan mahasiswa. Bagian Mesin-
Listrik Fakultas Teknik terpaksa ditutup. Dibuka kembali Pada tahun 1957 - 1966,
setelah memperoleh bantuan dari University of California Los Angeles (UCLA).
Memasuki tahun 1966, awal masa pemerintahan Orde Baru, Fakultas Teknik UGM
mengalami masa yang sulit, karena dana yang terbatas untuk perkembangannya.
Kemudian lahir KATGAMA lalu berubah nama menjadi KAGAMA.
Pada tahun yang sama sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 0218/U/1980 Fakultas Teknik UGM melakukan penyempurnaan
kurikulum secara serentak, menyesuaikan diri dengan Kurikulum Nasional. Setelah
diterbitkannya Surat Keputusan Rektor UGM No.: UGM/2/119/UM/01/37 dan Surat
Laporan Akhir II-5
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
Sejak tahun 1996 kedelapan jurusan yang ada di Fakultas Teknik UGM telah
menempati Jl. Grafika 2, Kampus UGM Yogyakarta. Tahun 1994 Fakultas Teknik
UGM mulai menyelenggarakan program Pendidikan Ekstensi (S-1), Teknik
Arsitektur dan Teknik Sipil bagi lulusan Sarjana Muda dan Program Diploma III
sejenis.
Pada tahun 1998 Fakultas Teknik UGM membuka Program Studi Teknik Industri
yang berada di bawah Jurusan Teknik Mesin dan Program Studi Teknik Fisika yang
berada di bawah Jurusan Teknik Nuklir dengan 2 (dua) program studi, yaitu Teknik
Fisika dan Teknik Nuklir.
b. Visi Misi
1. Membentuk manusia yang cakap, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan mempunyai keinsyafan yang bertanggung jawab tentang
kesejahteraan masyarakat Indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya,
serta memiliki kemampuan akademik dan professional dalam menerapkan,
mengembangkan, dan atau memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni;
2. Mengembangkan dan meyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional;
3. Mendukung pembangunan masyarakat dengan berperan sebagai kekuatan moral
yang mandiri;
Laporan Akhir II-6
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
c. Program Pendidikan
1. Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan
2. Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika
3. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan
4. Jurusan Teknik Kimia
5. Jurusan Teknik Mesin dan Industri
6. Jurusan Teknik Elektro
7. Jurusan Teknik Fisika
8. Jurusan Teknik Geologi
Laporan Akhir II-7
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada diciptakan oleh penggabungan dari BPT dan STT, dan
tanggal resmi berdirinya adalah 19 Desember 1949. Pada waktu itu Republik
Indonesia modal dipindahkan ke Jakarta yang menciptakan kekurangan staf
pengajar di Fakultas Teknik. Kekurangan ini memaksa penutupan dua program,
Teknik dan program Teknik Electical, yang tersisa hanya dua program di operasi,
Teknik Sipil dan Teknik Kimia. Donor asing di tahun 1955-1966 membantu
Fakultas sangat banyak, terutama dari University of California Los Angeles
(UCLA) yang dimulai pada tahun 1957. Dengan bantuan dari UCLA yang
termasuk bantuan pengajaran, buku, dan beasiswa bagi staf pengajar yang
diorganisir dalam 4 periode sampai 1964, fakultas ini mampu membuka program
baru, Teknik Arsitektur (1962 - sekarang).
Untuk lebih meningkatkan kegiatan pengajaran dan penelitian, sejak tahun 1970
program Arsitektur memiliki dua divisi, Pusat Desain dan Pusat Penelitian.
Kegiatan di bawah pusat-pusat memiliki characterisitic kebersamaan karena
mereka memerlukan kerjasama dari berbagai bidang, sehingga kegiatan ini
dilakukan dalam tim / kelompok. Hal ini semakin mengangkat roh para anggota
dan calon anggota dari dua pusat untuk melanjutkan studi mereka di lahan mereka
sendiri khusus untuk dapat saling melengkapi.
Kegiatan mengajar dilakukan dalam program studi, dan pada awalnya hanya terdiri
dari satu program studi, yang merupakan gelar Sarjana Arsitektur (Sarjana/S1).
Saat ini, tahun 2009 ada 8 program studi. Program-program studi diciptakan dalam
corellation dengan potensi internal di departemen dan harapan eksternal. Tujuh
program studi lain Magister Arsitektur (1991), Sarjana Ekstensi Sarjana (1993),
Magister Perencanaan Kota dan Daerah (1994), Magister Urban Desain (1997),
Program Doktor Arsitektur (1999), Magister Arsitektur Pariwisata (2002), dan
Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota (2003).
Dengan perkembangan ini, departemen saat ini di tahun 2009 memiliki program
Sarjana tiga gelar, dua di antaranya adalah program studi reguler (Arsitektur, dan
Laporan Akhir II-8
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
i. Visi Jurusan
- Menjadikan penelitian dan pendidikan pascasarjana unggulan dengan tetap
berlandaskan pada visi Universitas Gadjah Mada.
- Tanggap terhadap berbagai kondisi, isu dan tuntutan globalisasi serta mampu
bersaing pada tingkat nasional dan internasional di dalam pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni guna mendukung pembangunan yang
berkelanjutan.
Laporan Akhir II-9
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
- Secara proses mampu melakukan kerjasama dengan ahli-ahli lain dalam suatu
tim kerja.
c) Program Studi
Program Sarjana :
- S1 Arsitektur
- S1 Perencanaan Wilayah Kota
Program Pasca Sarjana :
- S2 Teknik Arsitektur
- S2 Teknik Arsitektur Konsentrasi Desain Kawasan Binaan (MDKB)
- S2 Teknik Arsitektur Konsentrasi Arsitektur dan Perencanaan Pariwisata
(MPAR)
- S2 Magister Perencanaan Kota dan Daerah (MPKD)
Program Doktoral :
- S3 Teknik Arsitektur
d) Populasi Mahasiswa
Teknik Arsitektur dan Perencanaan mengalami penambahan dan pengurangan
jumlah mahasiswa baru per tahunnya. Adapun dari 8 buah prodi di dalamnya,
Arsitektur merupakan prodi yang paling banyak dan cenderung stabil jumlah
mahasiswanya.
1400
ARSITEKTUR
1200 PERENCANAAN WILAYAH
DAN KOTA
1000 PERENCANAAN WILAYAH
DAN KOTA
800 EKSTENSI ARSITEKTUR
600 S2 ARSITEKTUR
TOTAL
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Laporan Akhir II-11
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
2) Teknik Fisika
a) Sejarah
Jurusan Teknik Nuklir UGM berdiri pada tanggal 29 Agustus 1977 sebagai bagian
dari kerjasama Badan Tenaga Atom Nasional (sekarang Badan Tenaga Nuklir
Nasional) BATAN dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terjalin sejak
Kerja Sama Induk pada tanggal 5 November 1974 yang kemudian diperpanjang
pada tanggal 22 Februari 1978. Kerja sama ini dicatat dalam beberapa Naskah
Pengaturan Kerjasama antara Fakultas Teknik UGM dengan Pusat Penelitian
Bahan Murni dan Instrumentasi (PPBMI) BATAN Yogyakarta dan Pusat
Pendidikan dan Pelatihan (pusdiklat) BATAN di Jakarta.
Dua tokoh penting yang menjadi kunci berdirinya Jurusan Teknik Nuklir adalah Ir.
Soetojo Tjokrodihardjo, Dekan Fakultas Teknik UGM saat itu dan Prof. Ahmad
Baiquni, M.Sc.,Ph.D, Dirjen BATAN saat itu. Jurusan Teknik Nuklir UGM
diharapkan mampu menjadi lumbung sumber daya manusia Indonesia di dalam
pengembangan Teknologi Nuklir, terutama menyokong pendirian PLTN pertama
di Indonesia.
Bersama dengan Jurusan Teknik Kimia, Teknik Geodesi dan KPTU Fakultas
Teknik UGM, Jurusan Teknik Nuklir bertempat di Sekip, gedung yang digunakan
untuk diploma Teknik Mesin dan Elektro saat ini. Baru pada akhir tahun 1992,
Jurusan Teknik Nuklir bergabung di Grafika.
Jurusan Teknik Nuklir berganti nama menjadi Jurusan Teknik Fisika dan
mempunyai dua buah program studi yaitu Program Studi Teknik Nuklir dan Fisika
Teknik.
b) Tujuan
i. Program Studi Fisika Teknik bertujuan menghasilkan lulusan dengan
kompetensi sebagai berikut,
- Mampu rnengembangkan diri lebih lanjut untuk dapat berperan dalam
penerapan dan pengem-bangan ilmu pengetahuan dan teknologi instrumentasi
dan energi terbarukan/alternatif berdasar-kan penguasaan ilmu pengetahuan
dasar dan reka-yasa yang cukup lebar dan mendalam; dan
- Mampu mengembangkan produk baru, meningkatkan kinerja dan efisiensi
rekayasa dan desain, meningkatkan daya saing produk dalam bidang
instrumentasi dan energi terbarukan.
c) Program Studi
Program Sarjana :
- S1 Teknik Fisika
- S1 Teknik Nuklir
Laporan Akhir II-13
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
d) Populasi Mahasiswa
Teknik Fisika mengalami penambahan dan pengurangan jumlah mahasiswa baru
per tahunnya. Fisika Teknik sempat mengalami penurunan mahasiswa sebelum
kembali naik, dan Teknik Nuklir cenderung stabil setiap tahunnya.
700
600
500
TEKNIK NUKLIR
300 EKSTENSI TEKNIK NUKLIR
TOTAL
200
100
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010
3) Teknik Elektro
a) Sejarah
Sebelum tahun 1975 pendidikan teknik setingkat Sarjana Muda yang ada di
lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah Akademi Teknologi
Nasional (ATN) yang terdapat di berbagai kota. Sesuai dengan kebijaksanaan
pemerintah pada saat itu (SK Mendikbud No. 043/U/1975 tentang pembentukan
PAT), bahwa pendidikan setelah pendidikan menegah harus diselenggarakan oleh
Perguruan Tinggi (Universitas/ Institut), maka ATN yang ada di phasing out-kan
dan di phasing in-kan ke dalam universitas.
(FT UGM) menjadi Pendidikan Ahli Teknik (PAT), sesuai denga Surat
Penunjukan Rektor UGM No. M.5/150/x/76 tanggal 11 Oktober 1976 dan Surat
Penunjukan Dekan FT UGM No. 655a/C/A/1/3/T.77 tanggal 20 Meni 1977.
Secara resmi PAT FT UGM dibuka pada tanggal 5 September 1977. Tanggal 5
September 1977 tersebut dianggap sebagai kelahiran Pendidikan Ahli Teknik
UGM (nama umum dari Pedidikan Diploma Teknik termasuk PAT dan FNT
UGM).
Selanjutnya PAT yang semula ada di dalam Fakultas Teknik UGM dikembangkan
menjadi fakultas tersendiri di lingkungan UGM dengan nama Fakultas Non-gelar
Teknologi (FNT), sesuai Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1982tentang Susunan
Organisasi Universitas Gadjah Mada. FNT UGM dinyatakan berdiri sejak awal
1983
Pada tahun 1996, Program Diploma Fakultas Teknik UGM mendapat dana
pengembangan dari DIKTI melalui Engineering Education Development Project
(EEDP). Dana tersebut diperuntukkan guna pembangunan gedung, pengadaan
Laporan Akhir II-15
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
c) Program Studi
Program Sarjana :
- S1 Teknik Elektro
Program Pasca Sarjana :
- S2 Magister Teknologi Informasi (MTI)
- S2 Magister Sistem Energi Elektrik (MSEE)
- S2 Program Magister Teknik Intrumentasi (MTINST)
Program Doktoral :
- S3 Teknik Elektro
d) Populasi Mahasiswa
Teknik Elektro mengalami penambahan dan pengurangan jumlah mahasiswa baru
per tahunnya. Adapun dari 5 buah prodi di dalamnya, Teknik Elektro merupakan
prodi yang paling banyak dan cenderung stabil jumlah mahasiswanya.
Laporan Akhir II-16
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
1600
TEKNIK ELEKTRO
1400
1200 TEKNOLOGI INFORMASI
800
EKSTENSI TEKNIK ELEKTRO
600
S2 TEKNIK ELEKTRO
400
200 S3 ILMU TEKNIK ELEKTRO
0 TOTAL
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Mulai tahun 1994, Jurusan Teknik Geodesi menempati Kampus baru berlantai 3
seluas 4.237 m2 di Kompleks Fakultas Teknik UGM Jl. Grafika No 2,
Yogyakarta.
Laporan Akhir II-17
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
b) Tujuan
i. Program Diploma Teknik Geomatika
Program Diploma Teknik Geomatika bertujuan menghasilkan lulusan dengan
kompetensi sebagai berikut:
- Mampu dan terampil menerapkan teknologi Geomatika untuk keperluan
pekerjaan survei rekayasa (Sipil dan Perencanaan) dan kadastral (Pendaftaran
Tanah dan Perpajakan); dan
- Mendukung program pengembangan sumberdaya manusia yang dilakukan
oleh instansi pemerintah atau perusahaan swasta.
c) Program Studi
Program Sarjana :
- S1 Reguler Teknik Geodesi-Geomatika
Laporan Akhir II-18
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
d) Populasi Mahasiswa
Teknik Geodesi dan Geomatika mengalami penambahan dan pengurangan jumlah
mahasiswa baru per tahunnya. Secara garis besar, jurusan ini mengalami
penurunan jumlah mahasiswa sejak 2006.
700
600
500 TEKNIK GEODESI
TEKNIK GEODESI
400
EKSTENSI TEKNIK GEODESI
300 S2 TEKNIK GEOMATIKA
TOTAL
100
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010
5) Teknik Geologi
a) Sejarah
Jurusan Teknik Geologi Universitas gadjah Mada didirikan pada tahun 1959
dengan nama Bagian Teknik Geodesi-Geologi di Kampus Sekip unit IV. Pada
tahun 1961 dengan adanya UU No. 22, Bagian Teknik Geodesi-Geologi dipecah
menjadi agian Teknik Geodesi dan Bagian Teknik Geologi. Kemudian Bagian
Teknik Geologi pindah ke Kampus Jetis Jl. AM Sangaji 47 Yogyakarta. Dengan
adanya PP No. 5 tahun 1980, nama Bagian Geologi diubah menjadi Jurusan
Teknik Geologi yang dipakai hingga saat ini. Pada tahun 1985 Kampus Jetis
pindah ke Kampus di Jl. Flora Bulaksumur dan menghuni kampus tersebut hingga
tahun 1992, kemudian pindah ke gedung baru di Kompleks Terpadu Fakultas
Teknik UGM Jl. Grafika 2 Yogkarta hingga saat ini.
Laporan Akhir II-19
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
b) Tujuan
i. Program S-1 Teknik Geologi
Sebagai jurusan yang mendidik sarjana di bidang Teknik Geologi, maka
pendidikan di Jurusan Teknik Geologi memiliki tujuan agar para lulusannya
menjadi sarjana yang berwawasan luas untuk:
- Memahami ilmu kebumian dan ilmu-ilmu lain yang terkait sebagai suatu
sistem;
- Memahami bumi yang mempunyai karakter dan berproses dalam ruang dan
waktu, baik sebagai sumber daya mineral dan energi maupun bencana alam;
serta
- Mampu mendayagunakan bumi yang berwawasan lingkungan.
c) Program Studi
Program Sarjana :
- S1 Teknik Geologi
Laporan Akhir II-20
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
d) Populasi Mahasiswa
Teknik Geologi mengalami penambahan dan pengurangan jumlah mahasiswa baru
per tahunnya. Secara garis besar, jurusan ini mengalami kenaikan jumlah
mahasiswa sejak 2009.
500
450
400
350
300 TEKNIK GEOLOGI
TOTAL
150
100
50
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Laporan Akhir II-21
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
Pada tahun 1950, karena kekurangan staf pengajar dan mahasiswa. Bagian Mesin-
Listrik Fakultas Teknik terpaksa ditutup. Pada tahun 1957 - 1966, Fakultas
Teknik UGM memperoleh bantuan dari University of California Los Angeles
(UCLA) berupa tenaga-tenaga pengajar, peralatan, buku-buku untuk pendidikan,
dan beasiswa pendidikan lanjut untuk staf pengajar. Dalam periode ini Fakultas
Teknik UGM mengembangkan Bagian-bagian baru, yaitu Bagian Teknik Mesin
(1959), Bagian Teknik Geodesi-Geologi (1959) yang kemudian dipisah menjadi
Bagian Teknik Geodesi dan Bagian Teknik Geologi (1962), Bagian Teknik
Arsitektur (1962), dan Bagian Teknik Listrik (1963).
Untuk memenuhi tuntutan industri dan dunia pendidikan, mulai tahun akademik
1998/1999 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UGM membuka Program Studi
Teknik Industri, yang dijalankan untuk menghasilkan sarjana strata-1 (S1) yang
mampu merancang dan mengelola sistem yang terdiri dari manusia, material,
peralatan, informasi, dan energi dengan tetap memiliki tanggungjawab
kebangsaan, etika, profesi, dan sosial serta jiwa entrepreneurship dan leadership
dengan penekanan pada bidang manufaktur.
Program studi Teknik Industri dirancang dengan ciri khas tersendiri dibandingkan
dengan program studi sejenis di Perguruan Tinggi yang lain, terutama dalam hal
penguasaan yang lebih mantap tentang dasar-dasar ilmu teknik yang berperan
besar dalam industri manufaktur. Jadi mulai tahun akademik 1998/1999 Jurusan
Laporan Akhir II-22
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
Saat ini program studi Teknik Industri, selain membuka program sarjana (S1),
juga telah mempunyai program pascasarjana S2 dan tengah mempersiapkan
program pascasarjana S3.
b) Tujuan
i. Program S-1 Teknik Mesin
Program Studi Teknik Mesin dirancang untuk menghasil-kan lulusan dengan
kompetensi sebagai berikut:
- Menerapkan pengetahuan matematika, ilmu teknik dasar serta dasar-dasar
ilmu teknik,
- Merancang, membuat, mengoperasikan, mengelola, dan memelihara mesin
dan sistem yang berhu-bungan dengan permesinan,
- Merancang, melaksanakan eksperimen, menganalisis serta menafsirkan data
yang diperoleh,
- Mengidentifikasikan, merumuskan dan memecah-kan problem-problem
terkait dengan bidang perme-sinan,
- Bekerja secara efektif baik secara individual maupun dalam tim multi-disiplin
atau multi-budaya, serta memiliki kemampuan sebagai pemimpin ataupun
sebagai anggota tim,
- Memahami dan mempunyai komitmen terhadap tanggung jawab profesi dan
etika,
- Berkomunikasi secara efektif, tidak hanya dengan sesama sarjana teknik
tetapi juga dengan masyarakat luas, termasuk kemahiran dalam berbahasa
Inggris,
Laporan Akhir II-23
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
Laporan Akhir II-24
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
c) Program Studi
Program Sarjana :
- S1 Teknik Mesin
Laporan Akhir II-25
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
- S1 Teknik Industri
Program Pasca Sarjana :
- S2 Teknik Mesin
Konsentrasi Konversi Energi (KE),
Konsentrasi Mekanika Bahan (MB), dan
Konsentrasi Teknik Bahan (TB).
- S2 Teknik Industri
Konsentrasi Sistem Kerja dan Ergonomi Industri (SKEI)
Konsentrasi Rekayasa Sistem Manufaktur dan Proses (RPSM)
d) Populasi Mahasiswa
Teknik Mesin dan Industri mengalami penambahan dan pengurangan jumlah
mahasiswa baru per tahunnya. Secara garis besar, jumlah mahasiswa jurusan ini
cenderung stabil tiap tahunnya.
2000
1800 TEKNIK INDUSTRI
1400
TEKNIK MESIN
1200
EKSTENSI TEKNIK INDUSTRI
1000
800 EKSTENSI TEKNIK MESIN
400
S2 TEKNIK MESIN
200
S3 ILMU TEKNIK MESIN
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 TOTAL
7) Teknik Kimia
a) Sejarah
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik UGM lahir dalam kancah revolusi
Kemerdekaan Indonesia. Pada jaman penjajahan Belanda, di Indonesia hanya ada
Laporan Akhir II-26
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
Antara tahun 1946 sampai 1952 Bagian Kimia mengalami kekurangan tenaga
dosen, alat dan buku, di samping kesulitan sebagai akibat langsung penjuangan
Laporan Akhir II-27
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
Saat ini Jurusan Teknik Kimia FT-UGM adalah salah satu Jurusan Teknik Kimia
yang terbaik di Indonesia terbukti dengan akreditasi A dari BAN dan
dimenangkannya berbagai proyek hibah kompetisi dari DIKTI mulai dari Quality
of Undergraduate Education (QUE) dari tahun 2000-2004 dan Proyek Hibah
Kompetisi B (PHK B) dari tahun 2006 – 2008.
Laporan Akhir II-28
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
c) Program Studi
Program Sarjana :
- S1 Teknik Kimia
Program Pasca Sarjana :
- S2 Program Magister Teknik Kimia Konsentrasi Teknik Proses (MTK)
- S2 Program Magister Teknik Konsentrasi Teknik Pengendalian Pencemaran
Lingkungan (MTPPL)
- S2 Program Magister Teknik minat Business, Enterprises and Environment
(MTBEE)
Program Doktoral :
- S3 Teknik Kimia
d) Populasi Mahasiswa
Teknik Kimia mengalami penambahan dan pengurangan jumlah mahasiswa baru
per tahunnya. Sejak 2005, jurusan ini cenderung mengalami peningkatan jumlah
mahasiswa.
Laporan Akhir II-29
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
900
800
700
600
500
TEKNIK KIMIA
400
S2 TEKNIK KIMIA
300
200 S3 ILMU TEKNIK KIMIA
100
TOTAL
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Tidak lama kemudian, masih pada 1946, STT Bandoeng di Jogjakarta berganti
nama menjadi Sekolah Tinggi Teknik Jogjakarta atau disingkat STT Jogjakarta.
Kampus pun pindah ke kawasan Jetis. Dalam perkembangannya, STT Jogjakarta
memiliki laboratorium yang berlokasi terpisah dari kampus Jetis, yaitu di kawasan
Jl. Krasak Kotabaru dan Pingit.
Pada masa yang hampir bersamaan, pada bulan Januari 1946 di Yogyakarta
dibentuk Universitas atau Balai Perguruan Tinggi (BPT) Swasta Gadjah Mada.
Namun STT Bandoeng tidak menjadi bagian dari Perguruan Tinggi Swasta
tersebut, karena STT Bandoeng di Jogjakarta adalah lembaga pemerintah (negeri).
Jadi merupakan perguruan tinggi negeri yang pertama di Yogyakarta.
Selama perang kemerdekaan, Desember 1948 sampai dengan Oktober 1949, STT
Jogjakarta terpaksa ditutup. Pasca pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh
Pemerintah Belanda, pada 19 Desember 1949 STT Jogjakarta digabungkan
dengan Sekolah Tinggi Kedokteran dan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada
(perguruan tinggi swasta) menjadi “Universiteit Negeri Gadjah Mada” atau
dikenal sebagai UGM. Ex-STT Jogjakarta menjadi “Fakulteit Teknik Universiteit
Gadjah Mada”, yang sering disingkat menjadi FT UGM, dan tetap memiliki tiga
jurusan: Teknik Sipil, Teknik Mesin-Listrik, dan Teknik Kimia.
Laporan Akhir II-31
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
c) Program Studi
Program Sarjana :
- S1 Teknik Sipil dan Lingkungan
Program Pasca Sarjana :
- S2 Minat Studi Magister Pengelolaan Sumberdaya Air – MPSA
- S2 Minat Studi Magister Pengelolaan Bencana Alam – MPBA
- S2 Minat Studi Magister Pengelolaan Sarana Prasarana – MPSP
- S2 Minat Studi Magister Teknologi Bahan Bangunan – MTBB
- S2 Program Studi Magister Sistem dan Teknik Transportasi – MSTT
Laporan Akhir II-32
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
Program Doktoral :
- S3 Teknik Sipil dan Lingkungan
d) Populasi Mahasiswa
Teknik Sipil dan Lingkungan mengalami penambahan dan pengurangan jumlah
mahasiswa baru per tahunnya. Mahasiswa S1 Teknik Sipil cenderung stabil, dan
mahasiswa S2 Sipil terus mengalami peningkatan.
1400
TEKNIK SIPIL
1200
TEKNIK SIPIL
1000
EKSTENSI TEKNIK SIPIL
800
S2 TEKNIK SIPIL
600
S2 SISTEM DAN TEKNIK
400 TRANSPORTASI
0 TOTAL
Laporan Akhir II-33
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
T
Laporan Ak khir II-34
Masterplan n Klaster Teknik
Universitas Gadjah
G Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
T
un 2011 (m2)
Luas tahu
Noo Juru
usan Fakultas TEKNIK
K Luas Lantai Luass Total
D
Dasar Laantai
1 Tekn
nik Arsiteektur daan 3
3127.33 78
832.00
Peren
ncanaan
2 Tekn
nik Geodesi 1
1519.33 43
344.00
3 Tekn
nik Sipil 5
5446.33 124
444.00
4 Tekn
nik Kimia 3
3722.00 46
628.00
5 Tekn
nik Mesin 4
4471.50 70
048.00
6 Tekn
nik Elektro 2
2866.00 77
778.00
7 Tekn
nik Fisika 1
1833.00 34
476.00
8 Tekn
nik Geologi 1
1526.33 45
571.00
Tab
bel 2.1. Luas Eksisting
E Klasteer Teknik
(Sumber : SIM
MGERU, Juli 2011)
2
Laporan Ak khir II-35
Masterplan n Klaster Teknik
Universitas Gadjah
G Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik
BAB III
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan didasarkan pada studi dan ketentuan serta
kebijakan terkait yang ada yaitu RIPK UGM 2005-2015 yang berisi tentang ketentuan
pembangunan gedung baru yang tidak dibangun di atas ruang terbuka hijau, tetapi di atas
bangunan lama yang berupa bangunan gedung berlantai 1 (satu) dan atau 2 (dua).
Sehingga efisiensi lahan diharapkan akan tercapai di antaranya melalui rancangan
bangunan dengan ketinggian minimal 3 lantai. Dalam ketentuan tersebut, untuk
mengefektifkan sirkulasi antar bangunan direkomendasikan adanya penghubung antar
bangunan berupa koridor atau jejalur. Di dalam melakukan evaluasi, juga didasarkan
pada pedoman rencana tata bangunan yang tertuang pada PERATURAN MENTERI
PEKERJAAN UMUM NOMOR 06/PRT/M/2007 PEDOMAN RTBL tentang KDB
(Koefisien Dasar Bangunan), KLB (Koefisien Lantai Bangunan), dan KDH (Koefisien
Daerah Hijau).
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Teknik juga terkait dengan rencana tata
lansekap Universitas Gadjah Mada yang menerapkan kebijakan open system dan closed
system. Open system (OS) ditujukan sebagai tempat parkir atau tempat kegiatan lain
yang dinaungi oleh pohon-pohon tinggi, besar dan beragam. Closed system (CS)
ditujukan sebagai daerah resapan air dan penyejukan udara dan dalam jangka panjang
seharusnya dapat menggantikan fungsi air conditioner di ruang-ruang dosen, kuliah dan
laboratorium ataupun tempat tempat pertemuan dengan bentuk hutan kampus
(arboretum) , dan jenis tanaman beragam.
Wilayah studi adalah klaster teknik yang termasuk dalam kawasan UGM Yogyakarta;
yang berkonsep Educopolis yaitu kampus dengan kondisi lingkungan yang kondusif
untuk proses pembelajaran dalam konteks pengembangan sinergi interdisiplin dan
tanggap terhadap isu ekologis. Untuk itu, UGM telah melakukan penanaman pohon-
pohon penghijauan yang sesuai dengan konsep kampus educopolis.
Pada dasarnya konsep Rencana Induk Pengembangan Kampus (RIPK) UGM telah
memiliki strategi pengembangan yang cukup baik namun perlu disusun kembali
kerangka acuan RTBL meruntut pada kebutuhan masing-masing klaster secara spesifik
khususnya pada kasus studi klaster Teknik sehingga perlu dipertimbangkan hal-hal
berikut:
1. Peletakan entrance dan besaran
2. Peletakan tata unit dan orientasi bangunan
3. Pengaturan sirkulasi, jarak, dan besaran baik untuk pejalan kaki dan kendaraan.
4. Jarak pencapaian dari halte bus menuju ke main entrance harus dekat.
5. Aksesibilitas dan besaran lahan parkir yang mencukupi dalam konteks berkelanjutan
6. Ruang terbuka/shared placed menjadi optimal terintegrasi dengan fungsi-fungsi
bangunan disekitarnya.
7. Efektifitas lahan dan ruang yang ditingkatkan dengan rencana pembangunan gedung
minimal 5 lantai
Pemanfaatan lahan yang ada di kawasan perencanaan cukup bervariasi terdiri dari:
lahan terbangun (bangunan gedung pendidikan, dan laboratorium), serta open space
(halaman dan parkir).
Dari kondisi yang akan dipetakan dibawah ini, dapat menjadi materi usulan tentang
beberapa bangunan yang akan diganti (demolition), yang merupakan bangunan
berlantai 1 dan 2, dijadikan bangunan berlantai tiga ke atas dengan dasar kebijakan
RIPK yang berlaku saat ini.
Saat ini, kondisi system transportasi dalam klaster telah mengakomodasi kebutuhan
ruang sirkulasi kendaraan dengan cukup baik. Namun tidak demikian untuk sirkulasi
pejalan kaki. Tidak adanya trotoar atau pergola khusus mengurangi kenyamanan bagi
Terkait dengan masalah tata hijau dan lansekap yang merupakan bagian dari
penataan sumber daya alam ini adalah kualitas lingkungan kampus, khususnya yang
berhubungan dengan terdapatnya sejumlah bahan polutan di dalam udara di kampus.
Pengukuran yang dilakukan pada dua kurun waktu (1993 dan 1999/2000)
menunjukkan hasil yang cukup mengkhawatirkan dalam hal kandungan Karbon
Monoksida, sedangkan untuk jenis-jenis polutan lain sudah mendekati batas ambang
maksimal. Adapun untuk pencemaran lingkungan yang berupa kebisingan, angka
yang didapatkan pada tahun 1999/2000 sedikit berada di atas batas ambang
maksimal yang dipersyaratkan. Keseluruhan data pencemaran tersebut
menunjukkan masih diperlukannya upaya pencegahan dengan membatasi peluang
terproduksinya bahan-bahan polutan tersebut di lingkungan kampus, yang juga
harus disertai dengan berbagai penyelesaian teknis lansekap kampus sehingga
angka-angka yang telah melebihi batas ambang tersebut dapat dikurangi seminimal
mungkin, hingga berada di bawah batas ambang.
Bangunan yang potensial saat ini di lingkungan klaster Teknik adalah bangunan
kampus. Bangunan tersebut secara fungsional akan memberikan kehidupan bagi
kegiatan pendidikan di kawasan tersebut. Potensi lain dari aspek bangunan kampus
adalah kemampuan menciptakan bentuk bangunan dengan dasar estetika dan
lingkungan kampus UGM sehingga salah satu bangunan kampus akan menjadi
landmark bagi bangunan kampus sekitarnya.
bangunan di kampus UGM pada umumnya, dan pada klaster Teknik pada
khususnya. Dengan terciptanya ciri-ciri atau karakter pada semua fasad bangunan di
seluruh kampus UGM, akan terwujud unsur ‘kemenerusan’ yang menjadi bagian
“urban design” kota Yogyakarta.
Klaster Teknik tidak terlepas dengan university governance di UGM yang berstatus
sebagai PT BHMN, atau lebih dikenal dengan otonomi pengelolaan kampus.
Otonomi universitas yang dikaitkan dengan kebijaksanaan pembiayaan sendiri
memungkinkan peningkatan kesejahteraan staf, yang diantaranya ditujukan untuk
peningkatan kreatifitas tenaga akademik, sehingga kualitas proses pembelajaran
dapat ditingkatkan.
Isu lain tentang university governance adalah penegakan hukum yang masih lemah
untuk beberapa peraturan, serta birokrasi dan prosedur yang tidak jelas sehingga
menghambat beberapa kegiatan. Organisasi yang besar cenderung menurunkan
efisiensi dan produktifitas.
1) Skenario 1
Yaitu scenario yang mengasumsikan penggantian seluruh bangunan
terhapus dengan bangunan berlantai 5, tanpa memperhatikan syarat 75%
2) Skenario 2
Seperti halnya scenario 1, scenario ini juga mengasumsikan penggantian
seluruh bangunan terhapus tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi
lantai dasar, hanya saja pada scenario ini bangunan memiliki 6 lantai. Rasio
dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum (1471 jiwa).
3) Skenario 3
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari
luas lantai dasarnya dibangun hingga 5 lantai, serta bangunan eksisting 3
lantai tetap dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah
mahasiswa optimum 1471 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 7.07
m2/jiwa. Dan untuk memenuhi rasio 10m2/jiwa, masih dibutuhkan luas
tambahan 4303,25 m2.
4) Skenario 4
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari
luas lantai dasarnya dibangun hingga 6 lantai, serta bangunan eksisting 3
lantai tetap dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah
mahasiswa optimum 1471 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 7.77
m2/jiwa.
Tabel.3.9. Skenario 4 T. Arsitektur dan Perencanaan
SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI)
R. KULIAH DAN
CE.8 TEKNIK.FISIKA.8 LABORATORIUM TEKNIK 3566 3286 2
FISIKA
CE.8A TEKNIK.FISIKA.8A TEMPAT PARKIR T. FISIKA 48 48
1) Skenario 1
Yaitu scenario yang mengasumsikan penggantian seluruh bangunan
terhapus dengan bangunan berlantai 5, tanpa memperhatikan syarat 75%
substitusi lantai dasar.Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa
optimum, 840 jiwa.
2) Skenario 2
3) Skenario 3
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari
luas lantai dasarnya dibangun hingga 5 lantai, serta bangunan eksisting 3
lantai tetap dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah
mahasiswa optimum 840, jurusan ini memiliki rasio luas 8.18m2/jiwa.
4) Skenario 4
Tabel.3.10. Skenario 4 Teknik Fisika
LUAS TOTAL RASIO LUAS KAPASITAS MAHASISWA SELISIH LUAS DAN KEBUTUHAN
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari
luas lantai dasarnya dibangun hingga 6 lantai, serta bangunan eksisting 3
lantai tetap dipertahankan.
LABORATORIUM
T. LISTRIK/ELEKTRO
CE.11A TEKNIK.ELEKTRO.11A KANTIN 35 35 1
1) Skenario 1
Yaitu scenario yang mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus
dengan bangunan berlantai 5, tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai
dasar.Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum, 1679 jiwa.
2) Skenario 2
Laporan Akhir III-22
RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik
3) Skenario 3
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas
lantai dasarnya dibangun hingga 5 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap
dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum
1679 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 5.31 m2/jiwa.
4) Skenario 4
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas
lantai dasarnya dibangun hingga 6 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap
dipertahankan.
Sumber : SIMGERU
Tabel 3.15. Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika
LEGENDA NAMA GEDUNG LUAS JUMLAH
2007 2011 2011 2007 2011 LANTAI
R. KULIAH DAN
CE.26 TEKNIK.GEODESI.26 LABORATORIUM TEKNIK
GEODESI 4237 4237 3
Tabel 3.16. Daftar Bangunan Eksisting T. Geodesi dan Geomatika Dipertahankan dan
Dihapus
Luas Lantai Bangunan yang Dipertahankan
Jml. Luas Lantai Luas Total
Kode Nama
Lantai Dasar Lantai
R. KULIAH DAN
CE.26 TEKNIK.GEODESI.26 LABORATORIUM 3 1412.33 4237
T.GEODESI
Total: 1412.33 4237
KEBUTUHAN
JUML. MHSW
JUMLAH MHSW LUAS MHSW (M2)
FAKULTAS TEKNIK EKSISTING
OPTIMUM (30%) 10 12
(JIWA)
2 2
M /MHS M /MHS
Sesuai perhitungan di atas, mahasiswa Teknik Geodesi dan Geomatika diprediksi akan
memiliki mahasiswa sebanyak 631 jiwa. Sehingga kebutuhan ruang untuk jurusan ini
adalah 6305-7566 m2.Untuk itu terdapat beberapa opsi scenario dalam rangka
pemenuhan kebutuhan ruang mahasiswa baru.
1) Skenario 1
Yaitu scenario yang mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus
dengan bangunan berlantai 5, tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai
dasar.Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum, 631 jiwa.
2) Skenario 2
Seperti halnya scenario 1, scenario ini juga mengasumsikan penggantian seluruh
bangunan terhapus tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai dasar, hanya
saja pada scenario ini bangunan memiliki 6 lantai. Rasio dihitung berdasarkan
jumlah mahasiswa optimum (631 jiwa).
3) Skenario 3
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas
lantai dasarnya dibangun hingga 5 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap
dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa
optimum 631 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 7.36 m2/jiwa.Dan untuk
memenuhi rasio 10m2/jiwa, masih dibutuhkan luas tambahan 2094.75 m2.
4) Skenario 4
Tabel.3.6. Skenario 4 Teknik Geodesi dan Geomatika
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas
lantai dasarnya dibangun hingga 6 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap
dipertahankan.
LABORATORIUM TEKNIK
CE.2 TEKNIK.GEOLOGI.2 4567 4567 3
GEOLOGI
CE.3 TEKNIK.GEOLOGI.3 GARDU JAGA 4 4 1
KEBUTUHAN LUAS
FAKULTAS TEKNIK
JUMLAH MHSW JUMLAH MHSW MAHASISWA (M2)
EKSISTING (JIWA) OPTIMUM (30%)
10 M2/MHS 12 M2/MHS
1) Skenario 1
Yaitu scenario yang mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus
dengan bangunan berlantai 5, tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai
dasar.Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum, 619 jiwa.
2) Skenario 2
Seperti halnya scenario 1, scenario ini juga mengasumsikan penggantian seluruh
bangunan terhapus tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai dasar, hanya
saja pada scenario ini bangunan memiliki 6 lantai. Rasio dihitung berdasarkan
jumlah mahasiswa optimum (619 jiwa).
3) Skenario 3
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas
lantai dasarnya dibangun hingga 5 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap
dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum
619 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 8.13 m2/jiwa.Dan untuk memenuhi rasio
10m2/jiwa, masih dibutuhkan luas tambahan 1156 m2.
4) Skenario 4
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas
lantai dasarnya dibangun hingga 6 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap
dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa tahun
2010 (1131 jiwa), jurusan ini memiliki rasio luas 10.56 m2/jiwa.
Tabel 3.23. Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Mesin dan Industri
LEGENDA NAMA GEDUNG LUAS JUMLAH
2007 2011 2011 2007 2011 LANTAI
LABORATORIUM TEKNIK
CE.15 TEKNIK.MESIN.15 MESIN (M3) 1845 2031 2
LABORATORIUM TEKNIK
CE.16 TEKNIK.MESIN.16 MESIN (M2) 960 1197 1
Tabel 3.24. Daftar Bangunan Eksisting T. Mesin dan Industri Dipertahankan dan
Dihapus
- - - - - -
Total: 0 0
LABORATORIUM TEKNIK
CE.15 TEKNIK.MESIN.15 2 1015.5 2031
MESIN (M3)
LABORATORIUM TEKNIK
CE.16 TEKNIK.MESIN.16 1 1197 1197
MESIN (M2)
GEDUNG KULIAH
CE.17 TEKNIK.MESIN.17 2 1561 3122
TEKNIK MESIN (M1)
MUSHOLA TEKNIK
CE.17E TEKNIK.MESIN.17E 1 106 106
MESIN
CE.17F TEKNIK.MESIN.17F KANTIN TEKNIK MESIN 1 102 102
Sesuai perhitungan di atas, mahasiswa Teknik Mesin dan Industri diprediksi akan
memiliki mahasiswa sebanyak 2334 jiwa. Sehingga kebutuhan ruang untuk jurusan ini
adalah 23335-28002 m2.Untuk itu terdapat beberapa opsi scenario dalam rangka
pemenuhan kebutuhan ruang mahasiswa baru.
1) Skenario 1
Yaitu scenario yang mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus
dengan bangunan berlantai 5, tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai
dasar.Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum, 2334 jiwa.
2) Skenario 2
Seperti halnya scenario 1, scenario ini juga mengasumsikan penggantian seluruh
bangunan terhapus tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai dasar, hanya
saja pada scenario ini bangunan memiliki 6 lantai. Rasio dihitung berdasarkan
jumlah mahasiswa optimum (2334 jiwa).
3) Skenario 3
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas
lantai dasarnya dibangun hingga 5 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap
dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum
2334 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 7.19 m2/jiwa.
4) Skenario 4
Laporan Akhir III-37
RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas
lantai dasarnya dibangun hingga 6 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap
dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum
2334 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 8.62 m2/jiwa.
Total:
KEBUTUHAN LUAS
JUMLAH JUMLAH
MAHASISWA (M2)
FAKULTAS MAHASISWA MAHASISWA
TEKNIK EKSISTING OPTIMUM
(JIWA) (30%) 10 M2/MHS 12 M2/MHS
1) Skenario 1
Yaitu scenario yang mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus
dengan bangunan berlantai 5, tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai
dasar.Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum, 1030 jiwa.
2) Skenario 2
Seperti halnya scenario 1, scenario ini juga mengasumsikan penggantian seluruh
bangunan terhapus tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai dasar, hanya
saja pada scenario ini bangunan memiliki 6 lantai. Rasio dihitung berdasarkan
jumlah mahasiswa optimum (1030 jiwa).
3) Skenario 3
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas
lantai dasarnya dibangun hingga 5 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap
dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum
1030 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 13.56 m2/jiwa.
4) Skenario 4
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas
lantai dasarnya dibangun hingga 6 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap
dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum
1030 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 16.27 m2/jiwa.
Tabel 3.31 Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan
Tabel 3.32. Daftar Bangunan Eksisting T. Sipil dan Lingkungan Dipertahankan dan
Dihapus
CE.27 TEKNIK.SIPIL.27 LAB. TEKNIK SIPIL (S5, S6, S7) 3 829.33 2488
KEBUTUHAN LUAS
JUMLAH JUMLAH
MAHASISWA (M2)
MAHASISWA MAHASISWA
FAKULTAS TEKNIK
EKSISTING OPTIMUM
(JIWA) (30%) 10 M2/MHS 12 M2/MHS
1) Skenario 1
Yaitu scenario yang mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus
dengan bangunan berlantai 5, tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai
dasar.Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum, 1525 jiwa.
2) Skenario 2
Seperti halnya scenario 1, scenario ini juga mengasumsikan penggantian seluruh
bangunan terhapus tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai dasar, hanya
saja pada scenario ini bangunan memiliki 6 lantai. Rasio dihitung berdasarkan
jumlah mahasiswa optimum (1525 jiwa).
3) Skenario 3
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas
lantai dasarnya dibangun hingga 5 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap
dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum
1525 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 11.95 m2/jiwa.
4) Skenario 4
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas
lantai dasarnya dibangun hingga 6 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap
dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum
1525 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 13.19 m2/jiwa.
BAB IV
Rumusan Rencana dan Analisis Klaster Teknik
Fakultas Teknik
Pada bab IV ini didasarkan pada Permen No.06 Tahun 2007 RTBL yang menjadi acuan
dalam membuat rancangan RTBL Klaster Teknik yang baru.
4.1. Acuan
Pengembangan fisik Klaster Teknik yang terkait dengan aspek akademik hendaknya
diarahkan, agar memiliki fasilitas dan infrastruktur dengan kapasitas yang mampu :
memberikan pelayanan untuk berlangsungnya proses belajar mengajar secara
efektif dan efisien;
4.1.2. Permen PU
Penetapan ini tidak berarti memperbaiki alokasi tata guna lahan pada aturan rencana
tata ruang wilayah yang ada, namun berupa tata guna yang diterapkan dengan skala
keruangan yang lebih rinci, misalnya secara vertikal per lantai.
Intensitas Pemanfaatan Lahan adalah tingkat alokasi dan distribusi luas lantai
maksimum bangunan terhadap lahan/tapak peruntukannya. Komponen penataan
intensitas pemanfaatan lahan meliputi:
Koefisien Dasar Bangunan
Koefisien Dasar Bangunan (KDB), yaitu angka persentase perbandingan antara
luas seluruh lantai dasar bangunan gedung yang dapat dibangun dan luas
lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.
Koefisien Lantai Bangunan
Koefisien Lantai Bangunan (KLB), yaitu angka persentase perbandingan antara
jumlah seluruh luas lantai seluruh bangunan yang dapat dibangun dan luas lahan/
tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.
Koefisien Daerah Hijau
Koefisien Daerah Hijau (KDH), yaitu angka persentase perbandingan antara luas
seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi
pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang
dikuasai.
c. Tata Bangunan
bangunan, yang dapat menciptakan dan mendefinisikan berbagai kualitas ruang kota
yang akomodatif terhadap keragaman kegiatan yang ada, terutama yang berlangsung
dalam ruang-ruang publik.
Sistem sirkulasi dan jalur penghubung terdiri dari jaringan jalan dan pergerakan,
sirkulasi kendaraan umum, sirkulasi kendaraan pribadi, sirkulasi kendaraan informal
setempat dan sepeda, sirkulasi pejalan kaki (termasuk masyarakat penyandang cacat
Laporan Akhir IV-4
RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab IV
Klaster Teknik
dan lanjut usia), sistem dan sarana transit, sistem parkir, perencanaan jalur pelayanan
lingkungan, dan sistem jaringan penghubung. Penataan sistem sirkulasi dan jalur
penghubung dapat memberikan beberapa manfaat:
Mengoptimalkan efisiensi pemanfaatan prasarana jalan dengan jenis arus
pergerakan yang terjadi.
Mendapatkan distribusi atau penyebaran pergerakan yang selaras dengan jenis
aktivitas yang diwadahi sehingga dicapai ketertiban.
Mencapai kinerja fungsi serta keseimbangan, kaitan, keterpaduan dari berbagai
elemen pergerakan, lingkungan dan sosial, antara kawasan perencanaan dan lahan
di luarnya.
Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau merupakan komponen rancang kawasan, yang
tidak sekadar terbentuk sebagai elemen tambahan atau pun elemen sisa setelah proses
rancang arsitektural diselesaikan, melainkan juga diciptakan sebagai bagian integral
dari suatu lingkungan yang lebih luas. Penataan system ruang terbuka diatur melalui
pendekatan desain tata hijau yang membentuk karakter lingkungan serta memiliki
peran penting baik secara ekologis, rekreatif dan estetis bagi lingkungan sekitarnya,
dan memiliki karakter terbuka sehingga mudah diakses sebesar-besarnya oleh publik.
Sistem prasarana dan utilitas lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik suatu
lingkungan yang pengadaannya memungkinkan suatu lingkungan dapat beroperasi dan
berfungsi sebagaimana semestinya. Sistem prasarana dan utilitas lingkungan mencakup
jaringan air bersih dan air limbah, jaringan drainase, jaringan persampahan, jaringan
gas dan listrik, serta jaringan telepon, sistem jaringan pengamanan kebakaran, dan
sistem jaringan jalur penyelamatan atau evakuasi.
binatang atau tumbuh-tumbuhan, untuk diolah dan kemudian dibuang dengan cara-
cara sedemikian rupa sehingga aman bagi lingkungan, termasuk di dalamnya
buangan industri dan buangan kimia.
Sistem jaringan drainase, yaitu sistem jaringan dan distribusi drainase suatu
lingkungan yang berfungsi sebagai pematus bagi lingkungan, yang terintegrasi
dengan system jaringan drainase makro dari wilayah regional yang lebih luas.
Sistem jaringan persampahan, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan
pembuangan/pengolahan sampah rumah tangga, lingkungan komersial, perkantoran
dan bangunan umum lainnya, yang terintegrasi dengan system jaringan pembuangan
sampah makro dari wilayah regional yang lebih luas.
Sistem jaringan listrik, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan penyediaan
daya listrik dan jaringan sambungan listrik bagi penduduk suatu lingkungan, yang
memenuhi persyaratan bagi operasionalisasi bangunan atau lingkungan, dan
terintegrasi dengan jaringan instalasi listrik makro dari wilayah regional yang lebih
luas.
Sistem jaringan telepon, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan penyediaan
kebutuhan sambungan dan jaringan telepon bagi penduduk suatu lingkungan yang
memenuhi persyaratan bagi operasionalisasi bangunan atau lingkungan, yang
terintegrasi dengan jaringan instalasi listrik makro dari wilayah regional yang lebih
luas.
Sistem jaringan pengamanan kebakaran, yaitu system jaringan pengamanan
lingkungan/kawasan untuk memperingatkan penduduk terhadap keadaan darurat,
penyediaan tempat penyelamatan, membatasi penyebaran kebakaran, dan/atau
pemadaman kebakaran.
Sistem jaringan jalur penyelamatan atau evakuasi, yaitu jalur perjalanan yang
menerus (termasuk jalan ke luar, koridor/selasar umum dan sejenis) dari setiap
bagian bangunan gedung termasuk di dalam unit hunian tunggal ke tempat aman,
yang disediakan bagi suatu lingkungan/ kawasan sebagai tempat penyelamatan atau
evakuasi.
4.1.3. RIPK
Rencana Induk Pengembangan Kampus atau RIPK merupakan Rencana Induk Kampus
(RIK) adalah instrumen yang digunakan sebagai dasar dalam menetapkan kebijakan
(policy), prosedur dan tugas-tugas lain yang terkait dengan perencanaan dan
pengelolaan fasilitas fisik dan peralatan yang diperlukan Universitas Gadjah Mada.
Beberapa komponen yang diatur pada RIPK yang menjadi acuan untuk penyusunan
RTBK adalah sebagai berikut:
a. Tata Bangunan
Arahan penataan bangunan meliputi beberapa prinsip sebagai berikut.
Bangunan baru tidak dibangun di atas ruang terbuka hijau, tetapi di atas bangunan
lama yang masih berupa bangunan satu lantai atau dua lantai
Bangunan baru menerapkan efisiensi lahan, diantaranya melalui rancangan
bangunan dengan ketinggian minimal 3 lantai
Bangunan berciri arsitektur tropis dengan ciri khas diantaranya melalui bentuk atap
limasan, penggunaan batu candi atau batu alam warna gelap
Bangunan menggunakan warna-warna alam
Bangunan menggunakan konfigurasi fasad formal dan artikulasi fasad yang kuat
Terdapat penghubung antar bangunan berupa koridor atau jejalur
Optimalisasi penggunaan bangunan dengan menambah jumlah jam penggunaan
Perencanaan Sirkulasi pada Klaster Teknik tidak jauh berbeda dengan kondisi
eksisting sekarang, hanya saja untuk akses keluar dipindah di gerbang selatan.
e.
f.
g.
h.
i.
d. Utilitas
Agar kampus terasa sejuk, damai, tenang, nyaman untuk belajar, maka disana-sini
perlu dibuat kolam-kolam dan saluran yang selalu berisi air dengan ikan-ikan di
dalamnya. Tentu saja rangkaian yang sangat mendukung adalah taman, dan untuk
menyiram tanaman di musim kemarau, cukup di ambilkan dari kolam atau saluran di
sebelahnya.
lahan yang telah ditetapkan dalam suatu kawasan perencanaan Kampus UGM yang
didasarkan pada ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah. Prinsip-prinsip penataan
Klaster Teknik secara fungsional meliputi penataan keragaman tata guna yang
seimbang, saling menunjang (compatible) dan terintegrasi. Selain itu pola distribusi
jenis peruntukan yang mendorong terciptanya interaksi aktivitas. Sesuai dengan
konsep Educopolis yang dicanangkan pada setiap rancangan pengembangan Kampus
UGM, yaitu “suatu lingkungan yang kondusif untuk proses pembelajaran dalam
konteks pengembangan kolaborasi multidisiplin dan tanggap terhadap isu ekologi demi
mencapai visi universitas”.
Selain itu penetapan peruntukan lahan yang tanggap terhadap topografi dan
kepentingan kelestarian lingkungan di dalam Klaster Teknik dengan meminimalkan
penyebaran area terbangun dan perkerasan serta beradaptasi dengan tatanan kontur
yang ada.
Sebagai dasar analisis, klasifikasi kepadatan bangunan suatu wilayah atau kawasan
dihitung berdasar Luas Bangunan dikurangi pekarangan dibagi Luas Wilayah/
Selanjutnya dalam analisis kepadatan bangunan ini, pendekatan yang akan digunakan
adalah sebagai berikut :
Menilai kecenderungan pertumbuhan kepadatan bangunan yang ada
Mengkaitkan fungsi-fungsi penggunaan lahan
Memberikan dasar arahan kepadatan bangunan pada masing-masing
pemanfaatan lahan
Dalam kaitan fungsi Klaster Teknik yang didasarkan pada survei kebutuhan fasilitas
dan analisis pemanfaatan lahan, maka kegiatan yang akan direncanakan di klaster ini
adalah pendidikan, laboratorium, dan transportasi. Kepadatan bangunan untuk kegiatan
yang berbeda akan memiliki kebijakan kepadatan bangunan yang berbeda pula.
Pertimbangan yang lain untuk penentuan adalah kondisi lahan sebagai daerah resapan.
Berdasar pertimbangan di atas maka dasar arahan kepadatan bangunan pada masing-
masing pemanfaatan kegiatan campuran adalah:
Fungsi atau kegiatan pada lahan hijau/ ruang terbuka : < 20%
Fungsi atau kegiatan pendidikan dan permukiman : 20% - 50%
Fungsi atau kegiatan perdagangan dan jasa : 50% - 75%
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) merupakan perbandingan antara luas lantai dasar
bangunan dengan luas persil atau kapling lahan. Penetapan KDB merupakan upaya
pengendalian agar kepadatan bangunan yang direncanakan dapat terlaksana. Dengan
tercapainya kepadatan bangunan maka pengendalian kawasan dalam rangka
melindungi daerah resapan dan pertanian akan tercapai. Jika kepadatan bangunan
diwujudkan dengan jumlah bangunan pada setiap fakultas, maka KDB akan
Laporan Akhir IV-13
RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab IV
Klaster Teknik
diwujudkan dengan luas dasar bangunan dalam suatu persil atau kavling lahan/
pekarangan dimana bangunan didirikan. Sasaran KDB adalah persil atau lahan
pekarangan dalam blok-blok pemanfaatan. Oleh karena itu, besarnya KDB akan
diarahkan sebesar 40%.
Secara umum tinggi bangunan direncanakan di Klaster Teknik berkisar dari lantai 1
sampai lantai 6 atau ketinggian bangunan sampai dengan 28 meter, sehingga tinggi
bangunan dikategorikan bangunan dengan ketinggian sedang. Karena tiap-tiap jurusan
pada klaster ini memiliki tingkat pertumbuhan program studi/kurikulum yang relative
cepat, maka untuk jangka waktu 10 tahun yang akan datang dimungkinkan arahan
pengembangan bangunan ke arah vertikal. Efisiensi penggunaan tanah diakomodasi
dengan pengaturan ketinggian bangunan yaitu Koefisien Lantai Bangunan dan
pelestarian lahan terbuka. Misalnya, untuk pusat kegiatan pendidikan, diberikan
ketinggian bangunan sampai 6 lantai untuk jangka waktu 10 tahun mendatang (tahun
2015).
Bangunan yang ada di Klaster Teknik rata-rata berlantai dua dan tiga. Terdapat pula
beberapa bangunan yang berlantai satu, misalnya laboratorium Teknik Kimia, bengkel
Teknik mesin. Bangunan dengan ketinggian satu dan dua lantai tersebut pada proses
pengembangannya akan diganti dengan bangunan baru dengan ketinggian minimal tiga
lantai dengan ketentuan ideal yaitu luas lantai dasar bangunan baru harus lebih kecil
dari luas lantai dasar yang dihapus, untuk melestarikan dan menambah adanya
presentase lahan hijau, peningkatan jumlah lantai bangunan baru juga bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas mahasiswa di Klaster Teknik sehingga dapat memenuhi
kapasitas optimum.
Pada Klaster Teknik memiliki eksisting untuk daerah hijau belum sebanding dengan
banyaknya bangunan yang ada didalamnya. Dapat dikatakan bawa pada Klaster Teknik
belum ada perutukkan lahan untuk ruang terbuka hijau secara spesifik. Meskipun
belum cukup memadahi, tetapi di Klaster Teknik sudah memiliki banyak pohon
peneduh yang relatif besar.
Area Klaster Teknik merupakan area yang dilalui cukup banyak kendaraan umum,
terutama pada sebelah utara klaster (Jalan Teknika) yang menjadi ramai terutama
setelah dibangunnya jembatan baru, serta bagian timur klaster (Jalan Kesehatan) yang
dilalui oleh bus kota maupun kendaraan umum yang sangat padat sehingga sangat
Laporan Akhir IV-15
RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab IV
Klaster Teknik
Untuk selanjutnya Klaster Teknik perlu diarahkan untuk memiliki KDH yang ideal
yakni sebanding dengan lahan terbangun pada Klaster Teknik, dengan rencana untuk
menambah kantong-kantong terbuka hijau dibeberapa titik.
Klaster Teknik rata-rata memiliki bangunan dengan ketinggian yang cukup beragam.
Masing-masing bangunan memiliki orientasi yang berbeda-beda serta memiliki citra
bangunan masing-masing, sehingga dapat dikatakan secara keseluruhan bangunan pada
Klaster Teknik belum terlihat sebagai satu kesatuan. Beberapa bangunan yang terdapat
pada Klaster Teknik cenderung padat dan berdekatan, seperti pada bangunan-bangunan
yang berada dalam satu jurusan. Jarak bangunan yang terlalu berdekatan akan
membuat bangunan tidak berfungsi secara maksimal, seperti misalnya pada sirkulasi
udara, cahaya matahari, maupun system pencegahan musibah seperti kebakaran.
Selain itu, orientasi bangunan yang sesuai baik terutama pada bangunan di area tropis
adalah dengan mengoptimalkan bukaan pada arah utara selatan agar ruangan tidak
terkena cahaya matahari secara langsung. Untuk itu, didalam desain blokplan Klaster
Teknik yang baru, mengusahakan arah orientasi bangunan ke utara dan selatan.
Laporan Akhir IV-16
RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab IV
Klaster Teknik
Hal lain yang dapat diamati pada lingkungan Klaster Teknik saat ini adalah masing-
masing jurusan yang saling terpisah oleh jalan akses klaster. Sedangkan untuk sirkulasi
bagi pejalan kaki masih belum jelas, karena Klaster Teknik belum memiliki pedestrian
secara keseluruhan. Sehingga pada rancangan blokplan Klaster Teknik juga memiliki
pola jalur pedestrian yang jelas dan memadahi, di samping jalur sirkulasi kendaraan
bermotor.
Selanjutnya, Klaster Teknik juga diarahkan memiliki lingkungan yang lebih kondusif
dan lebih interaktif antar jurusan yang di dalamnya, dengan harapan untuk dapat
memaksimalkan akses setiap jurusan yang ada pada Klaster Teknik bagi mahasiswa
maupun umum.
Sirkulasi utama eksisting pada Klaster Teknik berada pada bagian tengah klaster, yaitu
membujur dari akses masuk kawasan menuju kantor pusat (KPTU), serta sirkulasi
yang mengelilingi klaster. Hal ini menjadi penentu jalur sirkulasi di dalam blokplan
Klaster Teknik.
Sirkulasi pada Klaster Teknik masih belum terbagi secara jelas terutama antara
sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki. Kejelasan tersebut membuat alur sirkulasi tidak
terarah. Hampir tidak ada jalur khusus pedestrian bagi pejalan kaki dalam Klaster
Teknik.
Sehingga ke depannya Klaster Teknik diarahkan untuk sirkulasi pejalan kaki dan
kendaraan memiliki sirkulasi masing-masing. Selain sebagai sirkulasi pejalan kaki di
dalam klaster, pedestrian juga digunakan sebagai jalur penghubung antar bangunan
jurusan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan jalur interaksi yang jelas antar
jurusan mengingat kondisi eksisting yang saling terpisah oleh keberadaan jalan akses
utama. Padestrian juga merupakan upaya untuk mengurangi polusi udara dan
meningkatkan sustainabilitas di lingkungan Klaster Teknik.
Ruang terbuka hijau pada eksisiting Klaster Teknik bisa dikatakan masih kurang.
Maka ke depannya Klaster Teknik akan diarahkan untuk dapat memiliki ruang hijau
yang maksimal dengan menerapkan sistem pembangunan bangunan baru diatas 75%
lahan bangunan lama sehingga 25 % dari lahan tersebut dapat digunakan sebagai lahan
hijau terbuka. Ruang terbuka hijau menjadi hal yang penting karena dapat memberikan
manfaat seluas-luasnya untuk ruang interaksi antar mahasiswa yang berbeda jurusan
dalam klaster Teknik serta kalangan umum, juga dapat membuat kawasan Klaster
Teknik menjadi lebih hidup. Ruang terbuka hijau juga sebagai pengikat antar
bangunan mengingat dalam klaster Teknik memiliki beberapa jurusan yang berbeda-
beda.
Ruang terbuka hijau yang maksimal juga dapat memberikan dampak positif bagi
keberlangsungan kegiatan dalam bangunan. Sirkulasi udara, dapat berlangsung secara
maksimal, cahaya matahari tidak akan mengenai secara langsung serta meredam
kebisingan yang timbul dari kendaraan umum yang lewat di Jalan Kesehatan.
Pohon merupakan salah satu komponen tata hijau, pada eksisting Klaster Teknik
pohon peneduh terhitung cukup banyak, keseluruhan pohon tersebut semaksimal
mungkin akan dipertahankan dan selanjutnya akan ditambah dngan pohon peneduh
yang baru di tempat yang masih sedikit pohon peneduh, terutama pada jalur pedestrian
yang baru.
Keberadaan ruang terbuka hijau yang maksimal juga dapat memberikan sumbangan
untuk UGM menjadi kawasan yang lebih hijau.
Penataan kualitas lingkungan Klaster Teknik merujuk pada upaya rekayasa elemen
yang ada di dalamnya. Orientasi yang tampak khas adalah tiap jurusan yang
membentuk ruang tersendiri untuk interaksi antar bangunan di dalamnya. Untuk
kegiatan pendukung utama yang akan diwujudkan adalah kegiatan interaksi yang
terjalin antar hirarki bangunan yang mengitari plasa fakultas di tengah kawasan.
Sedangkan konsep orientasi lingkungan dapat ditunjukkan dengan pola tata informasi
(directory signage system), yaitu pengolahan elemen fisik di lingkungan untuk
menjelaskan berbagai informasi/petunjuk mengenai tempat yang ada di Klaster Teknik
sehingga memudahkan pemakai mengenali lokasi dirinya terhadap lingkungan dengan
mengadakan sistem tata rambu pengarah (directional signage system).
Wajah jalan yag berusaha diwujudkan dalam konsep perencanaan blokplan Klaster
Teknik ini bertujuan agar elemen fisik dan nonfisik guna membentuk lingkungan
berskala manusia. Pengaturan ini dapat terdiri atas wajah penampang jalan dan
bangunan yang bersinergis satu sama lain, pengadaan street furniture dan pedestrian
yang jelas (sistem grid dan dilengkapi dengan tata hijau yang meneduhi), serta
pengadaan signage yang memperjelas sistem informasi perletakkan/posisi pada Klaster
Teknik.
BAB V
Konsep Perencanaan
Fakultas Teknik
dan Koefisien Tapak Besmen) yang dapat mendukung berbagai karakter khas dari
berbagai subarea yang direncanakan.
Merangsang pertumbuhan kota dan berdampak langsung pada perekonomian
kawasan.
Mencapai keseimbangan, kaitan dan keterpaduan dari berbagai elemen intensitas
pemanfaatan lahan dalam hal pencapaian kinerja fungsi, estetis dan sosial, antara
kawasan perencanaan dan lahan di luarnya.
5.2.1. Koefisien Dasar Bangunan
Koefisien Dasar Bangunan (KDB), yaitu angka persentase perbandingan antara
luas seluruh lantai dasar bangunan gedung yang dapat dibangun dan luas
lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.
5.2.2. Koefisien Lantai Bangunan
Koefisien Lantai Bangunan (KLB), yaitu angka persentase perbandingan antara
jumlah seluruh luas lantai seluruh bangunan yang dapat dibangun dan luas
lahan/ tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.
5.2.3. Koefisien Daerah Hijau
Koefisien Daerah Hijau (KDH), yaitu angka persentase perbandingan antara
luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi
pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang
dikuasai.
5.2.4. Koefisien Tapak Besmen
Koefisien Tapak Besmen (KTB), yaitu angka persentase perbandingan antara
luas tapak besmen dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.
5.2.5. Sistem Insentif-Disinsentif Pengembangan
Sistem Insentif-Disinsentif Pengembangan, terdiri atas:
a) Insentif Luas Bangunan, yaitu insentif yang terkait dengan KLB dan
diberikan apabila bangunan gedung terbangun memenuhi persyaratan
peruntukan lantai dasar yang dianjurkan. Luas lantai bangunan yang
ditempati oleh fungsi tersebut dipertimbangkan untuk tidak diperhitungkan
dalam KLB.
5.3.Tata Bangunan
Tata Bangunan adalah produk dari penyelenggaraan bangunan gedung beserta
lingkungannya sebagai wujud pemanfaatan ruang, meliputi berbagai aspek termasuk
Gam
mbar 5.1. Pengelo
ompokan Blok Klaster
K Teknik
Gambar 5.2. R
Ruang Terbuka Hijau
H
1. Pengelompokkan Bangunan;
LLaporan Akhir V-12
RRTBL Klaster Teknk
UUniversitas Gadjah M
Mada Yogyakarta
Rum
musan Rencana dann Analisis Bab V
Fakulta
as Teknik
Gambar 5.4
4. Orientasi Blo
ok Bangunan Beerdasarkan Funggsinya
Gamb
bar 5.5. Sirkulassi Utama Kendarraan Pribadi dallam Klaster Tekknik
5.5.5. Bentang
Bentang Alam, yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka dan terkait dengan
area yang dipergunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik, dan
pemanfaatannya sebagai bagian dari alam yang dilindungi. Pengaturan ini
untuk kawasan:
1. Pantai dan laut, sebagai batas yang melingkupi tepian kawasan, menentukan
atmosfir dari suasana kehidupan kawasan, serta dasar penciptaan pola tata
ruang;
2. Sungai, sebagai pembentuk koridor ruang terbuka;
3. Lereng dan perbukitan, sebagai potensi pemandangan luas;
4. Puncak bukit, sebagai titik penentu arah orientasi visual, serta memberikan
kemudahan dalam menentukan arah (tengaran alam).
5.5.6. Area Jalur Hijau
Area Jalur Hijau, yaitu salah satu ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai
area preservasi dan tidak dapat dibangun. Pengaturan ini untuk kawasan:
1. Sepanjang sisi dalam Daerah Milik Jalan (Damija);
2. Sepanjang bantaran sungai;
3. Sepanjang sisi kiri kanan jalur kereta;
4. Sepanjang area di bawah jaringan listrik tegangan tinggi;
5. Jalur hijau yang diperuntukkan sebagai jalur taman kota atau hutan kota, yang
merupakan pembatas atau pemisah suatu wilayah.
a) Sistem tata informasi (directory signage system), yaitu pengolahan elemen fisik
di lingkungan untuk menjelaskan berbagai informasi/petunjuk mengenai tempat
tersebut, sehingga memudahkan pemakai mengenali lokasi dirinya terhadap
lingkungannya.
b) Sistem tata rambu pengarah (directional signage system), yaitu pengolahan
elemen fisik di lingkungan untuk mengarahkan pemakai bersirkulasi dan
berorientasi baik menuju maupun dari bangunan atau pun area tujuannya.
5.6.3. Wajah Jalan
Perancangan elemen fisik dan nonfisik guna membentuk lingkungan berskala
manusia pemakainya, pada suatu ruang publik berupa ruas jalan yang akan
memperkuat karakter suatu blok perancangan yang lebih besar.
Pengaturan ini terdiri atas:
a) Wajah penampang jalan dan bangunan;
b) Perabot jalan (street furniture);
c) Jalur dan ruang bagi pejalan kaki (pedestrian);
d) Tata hijau pada penampang jalan;
e) Elemen tata informasi dan rambu pengarah pada penampang jalan;
f) Elemen papan reklame komersial pada penampang jalan.