Anda di halaman 1dari 153

RTBL

Klaster Teknik

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu memberi
karunia-Nya, baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulisan ini dapat
terselesaikan.
”Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Klaster Teknik, Universitas
Gadjah Mada” berpijak pada hasil evaluasi aset fisik rencana strategis UGM dan sebagai
arahan strategis pengembangan aspek fisik maupun non-fisik dari Rencana Induk
Pengembangan Kampus (RIPK) UGM 2005-2015. Laporan ini merupakan hasil akhir dari
serangkaian proses tahapan perencanaan pekerjaan dan laporan.
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan ini memuat Pendahuluan, Deskripsi Profil,
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Teknik, Analisis Klaster, dan Rumusan
Rencana.
Semoga tersusunnya laporan ini memperlancar dan mendukung terwujudnya
program-program strategis pengembangan kampus UGM.

Yogyakarta, 2011
Tim Penyusun

i.  
 
  Daftar Isi
 
 

Daftar Isi

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK vi

Bab I Pendahuluan
 
1.1. Latar Belakang I-1
1.1.1. Pengertian dan posisi RIPK RencanaIndukPengembangan I-2
Kampus
1.1.2. Pengertian RTBL (Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan) I-3
1.1.3. Pengertian Klaster UGM I-4
1.1.4. Kaitan RTBL terhadap Klaster UGM I-6
1.2. Tujuan dan Sasaran Perencanaan Fisik Masterplan Klaster Teknik I-7
1.2.1. Tujuan Perencanaan FisikMasterplan KlasterTeknik I-7
1.2.2. Sasaran Perencanaan Fisik I-8
1.3. Tinjauan Kebijakan Terkait Rencana Pengembangan UGM I-8
1.4. Hasil Keluaran I-9
1.5. RencanaLingkup Perencanaan I-9
1.6. Metodologi Perencanaan I-12

Laporan Akhir ii
RTBL Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
 
  Daftar Isi
 
 

Bab II Deskripsi Profil Klaster Teknik

2.1 Rumusan Tujuan Pengembangan Klaster II-1


2.2 Profil Klaster II-2
2.2.1. Fungsi dan Peran Klaster II-2
2.2.2. Kebijakan Pengembangan Klaster II-3
2.3. Profil Fakultas II-4
2.3.1. Profil Fakultas Teknik II-4
2.3.2. Profil Jurusan II-7
1) Teknik Arsitektur dan Perencanaan II-7
2) Teknik Fisika II-12
3) Teknik Elektro II-14
4) Teknik Geodesi dan Geomatika II-17
5) Teknik Geologi II-19
6) Teknik Mesin dan Industri II-21
7) Teknik Kimia II-26
8) Teknik Sipil dan Lingkungan II-30
2.4. Zonasi Klaster Teknik II-34
2.5. Fasilitas Ruang Eksisting II-35
2.5.1. Fasilitas Eksisting Fakultas Teknik II-35
Bab III Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Teknik

3.1. Evaluasi Terhadap Masterplan/RIPK Terdahulu III-1


3.1.1. Pemanfaatan Lahan Eksisting III-4
3.1.2. Fasilitas Pelayanan III-5
3.1.3. Transportasi dan Aksesibilitas III-5
3.1.4. Analisis Lokasi dan Aspek Lahan III-6
3.1.5. Potensi Sumber Daya III-7
3.2. Evaluasi Kebutuhan Ruang III-10
1) Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan III-10
2) Jurusan Teknik Fisika III-16

Laporan Akhir iii


RTBL Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
 
  Daftar Isi
 
 

3) Jurusan Teknik Elektro III-20


4) Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika III-24
5) Jurusan Teknik Geologi III-28
6) Jurusan Teknik Mesin dan Industri III-32
7) Jurusan Teknik Kimia III-37
8) Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan III-41
 

Bab IV Pendekatan Perencanaan

4.1. Acuan IV-1


4.1.1. Konsep Educopolis IV-1
4.1.2. Permen PU IV-2
4.1.3. RIPK IV-8
4.2. Analisis Keterkaitan Acuan dengan Kondisi Eksisting Klaster Teknik IV-11
4.2.1. Analisis Peruntukkan Lahan IV-11
4.2.2. Analisis Intensitas Pemanfaatan Lahan IV-12
4.2.3. Analisis Tata Bangunan IV-16
4.2.4. Analisis Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung IV-17
4.2.5. Analisis Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau IV-18
4.2.6. Analisis Tata Kualitas Lingkungan IV-18

Bab V Konsep Perancangan

5.1. Struktur Peruntukan Lahan V-1


5.2. Intensitas Pemanfaatan Lahan V-2
5.3. Tata Bangunan V-4
5.4. Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung V-14
5.5. Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau V-21
5.6. Tata Kualitas Lingkungan V-26

Laporan Akhir iv
RTBL Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
 
  Daftar Gambar
 

Daftar Gambar
Gambar 1.1. Masterplan Lama I-4
Gambar 1.2. RencanaMasterplan UGM Baru I-5
Gambar 2.1. Zonasi Klaster Teknik II-34
Gambar 2.2. Ketinggian Lantai Bangunan Klaster Teknik II-35
Gambar 3.1. Skema Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan III-2
Gambar 3.2. Rencana Tata Lansekap Landmark, Pedestrian Plaza III-3
Gambar 3.3. Eksisting Klaster Teknik III-5
Gambar 3.4. Eksisting Klaster Teknik III-6
Gambar 3.5. Kode Eksisting Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan III-10
Gambar 3.6. Kode Eksisting Jurusan Teknik Fisika III-16
Gambar 3.7. Kode Eksisting Jurusan Teknik Elektro III-20
Gambar 3.8. Kode Eksisting Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika III-24
Gambar 3.9. Kode Eksisting Jurusan Teknik Geologi III-28
Gambar 3.10. Kode Eksisting Jurusan Teknik Elektro III-32
Gambar 3.11. Kode Eksisting Jurusan Teknik Kimia III- 37
Gambar 3.12. Kode Eksisting Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan III-41
Gambar 4.1. Ketinggian Lantai Bangunan IV-8
Gambar 4.2. Jalur Lalu Lintas IV-9
Gambar 4.3. Rencana Tata Lansekap Vegetasi IV-10
Gambar 4.4. Sistem Drainase IV-11
Gambar 4.5. Sistem Pengelolaan Air Limbah IV-11
Gambar 5.1. Pengelompokan Blok Klaster Teknik V-7
Gambar 5.2. Ruang Terbuka Hijau V-9
Gambar 5.3. Tata Bangunan V-12
Gambar 5.4. Orientasi Blok Bangunan V-13
Gambar 5.5. Sirkulasi Utama Kendaraan Pribadi dalam Klaster Teknik V-17
Gambar 5.6. Jalur Sirkulasi di Kawasan Klaster Teknik V-20
Gambar 5.7. Sistem Ruang Pepohonan pada Klaster Teknik V-25

Laporan Akhir v
RTBL Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
 
   
  Daftar Tabel & Grafik
 
 

Daftar Tabel & Grafik


 

  Tabel 2.1 Luas Eksisting Klaster Teknik ll-35


  Tabel 3.1 Perkembangan Pencemaran di Lingkungan Kampus lll-8
UGM 1993-2000
Tabel 3.2 Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Arsitektur dan lll-11
Perencanaan
Tabel 3.3 Daftar Bangunan Eksisting T. Arsitektur dan lll-12
Perencanaan Dipertahankan 
Tabel 3.4 Daftar Mahasiswa Eksisting T. Arsitektur dan lll-13
Perencanaan 
Tabel 3.5 Pertumbuhan Optimal Mahasiswa lll-13
Tabel 3.6 Skenario 1 Teknik Arsitektur dan Perencanaan lll-14
Tabel 3.7 Skenario 2 Teknik Arsitektur dan Perencanaan lll-14
Tabel 3.8 Skenario 3 T. Arsitektur dan Perencanaan lll-15
Tabel 3.9 Skenario 4 T. Arsitektur dan Perencanaan lll-16
Tabel 3.10 Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Fisika lll-16
Tabel 3.11 Daftar Bangunan Eksisting T. Fisika Dipertahankan dan lll-17
Dihapus
Tabel 3.12 Pertumbuhan Optimal Mahasiswa lll-18
Tabel 3.13 Skenario 1 Teknik Fisika lll-18
Tabel 3.14 Skenario 2 Teknik Fisika lll-19
Tabel 3.15 Skenario 3 Teknik Fisika lll-19
Tabel 3.16 Skenario 4 Teknik Fisika lll-19
Tabel 3.17 Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Elektro lll-20

Laporan Akhir vi
RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
 
 
   
  Daftar Tabel & Grafik
 
 
 
Tabel 3.18 Daftar Bangunan Eksisting T. Elektro Dipertahankan dan lll-21
Dihapus 
Tabel 3.19 Pertumbuhan Optimal Mahasiswa lll-22
Tabel 3.20 Skenario 1 Teknik Elektro lll-22
Tabel 3.21 Skenario 2 Teknik Elektro lll-23
Tabel 3.22 Skenario 3 Teknik Elektro lll-23
Tabel 3.23 Skenario 4 Teknik Elektro lll-24
Tabel 3.24 Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Geodesi dan lll-24
Geomatika 
Tabel 3.25 Daftar Bangunan Eksisting T. Geodesi dan Geomatika lll-25
Dipertahankan dan Dihapus 
Tabel 3.26 Pertumbuhan Optimal Mahasiswa lll-25
Tabel 3.27 Skenario 1 Teknik Geodesi dan Geomatika lll-26
Tabel 3.28 Skenario 2 Teknik Geodesi dan Geomatika lll-26
Tabel 3.29 Skenario 3 Teknik Geodesi dan Geomatika lll-27
Tabel 3.30 Skenario 4 Teknik Geodesi dan Geomatika lll-27
Tabel 3.31 Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Geologi  lll-28
Tabel 3.32 Daftar Bangunan Eksisting T Geologi Dipertahankan dan lll-29
Dihapus 
Tabel 3.33 Pertumbuhan Optimal Mahasiswa lll-29
Tabel 3.34 Skenario 1 Teknik Geologi lll-30
Tabel 3.35 Skenario 2 Teknik Geologi lll-30
Tabel 3.36 Skenario 3 Teknik Geologi lll-31
Tabel 3.37 Skenario 4 Teknik Geologi lll-31
Tabel 3.38 Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Mesin dan lll-32
Industri 
Tabel 3.39 Daftar Bangunan Eksisting Teknik Mesin dan Industri lll-33
Dipertahankan dan Dihapus 
Tabel 3.40 Pertumbuhan Optimal Mahasiswa lll-34
Tabel 3.41 Skenario 1 Teknik Mesin dan Industri lll-35

Laporan Akhir vi
RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
 
 
   
  Daftar Tabel & Grafik
 
 
Tabel 3.42 Skenario 2 Teknik Mesin dan Industri lll-35
Tabel 3.43 Skenario 3 Mesin dan Industri lll-36
Tabel 3.44 Skenario 4 Mesin dan Industri lll-36
Tabel 3.45 Luas Bangunan Eksisting Jurusan T. Kimia lll-37
Tabel 3.46 Daftar Bangunan Eksisting T. Kimia Dipertahankan dan lll-38
Dihapus 
Tabel 3.47 Pertumbuhan Optimal Mahasiswa lll-39
Tabel 3.48 Skenario 1 Teknik Kimia lll-39
Tabel 3.49 Skenario 2 Teknik Kimia lll-40
Tabel 3.50 Skenario 3 Teknik Kimia lll-40
Tabel 3.51 Skenario 4 Teknik Kimia lll-41
Tabel 3.52 Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Sipil dan lll-42
Lingkungan
Tabel 3.53 Daftar Bangunan Eksisting T. Sipil dan Lingkungan lll-43
Dipertahankan dan Dihapus
Tabel 3.54 Pertumbuhan Optimal Mahasiswa lll-44
Tabel 3.55 Skenario 1 Teknik Sipil dan Lingkungan lll-44
Tabel 3.56 Skenario 2 Teknik Sipil dan Lingkungan lll-45
Tabel 3.57 Skenario 3 Teknik Sipil dan Lingkungan lll-45
Tabel 3.58 Skenario 4 Teknik Sipil dan Lingkungan lll-46
Grafik 2.1 . Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Arsitektur dan ll-11
Perencanaan
Grafik 2.2. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Fisika ll-14
Grafik 2.3. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Elektro  ll-17
Grafik 2.4. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Geodesi dan ll-19
Geomatika 
Grafik 2.5. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Geologi  ll-21
Grafik 2.6. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Mesin dan ll-26
Industri

Laporan Akhir vi
RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
 
 
   
  Daftar Tabel & Grafik
 
 
  Grafik 2.7. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Kimia ll-30
Grafik 2.8. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Sipil dan ll-33
Lingkungan
 

Laporan Akhir vi
RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
 
 
Pendahuluan Bab I
Klaster Teknik

BAB I
Pendahuluan
 
1.1. Latar Belakang

Sebagai sebuah kampus perguruan tinggi yang memiliki jumlah fakultas terbanyak di
seluruh Indonesia, kampus Universitas Gadjah Mada secara fisik telah mengalami
perkembangan yang relatif pesat, yang tidak terlepas dari perkembangan kegiatan
akademiknya, yang ditengarai dengan berkembangnya jurusan dan program studi.
Termasuk pula dalam hal ini adalah jumlah mahasiswanya yang hingga saat ini
mencapai sekitar 49.000 orang. Perkembangan fisik yang sedemikian pesat juga terkait
dengan perkembangan kota dan wilayah perkotaan Yogyakarta, di mana kampus
Universitas Gadjah Mada tidak lagi berkedudukan sebagai kawasan yang berada di
pinggiran kota sebagaimana masih dirasakan sekitar dua dekade yang lalu. Akan tetapi
kampus Universitas Gadjah Mada sudah merupakan kawasan yang bersifat urban,
dengan segala konsekuensi dan kompleksitas kegiatan dan lingkungan secara fisik.

Dari beberapa fakultas di wilayah kampus Universitas Gadjah Mada tersebut terbentuk
kelompok atau yang sering disebut sebagai Klaster. Dalam perkembangannya, klaster-
klaster tersebut telah menunjukkan adanya peningkatan kegiatan yang sangat
menyolok. Hal ini tentu saja dibarengi dengan meningkatnya kebutuhan akan sarana
dan prasarana penunjang kegiatan tersebut. Secara fisik, penambahan fasilitas terutama
yang berupa lahan, bangunan, dan lansekap tentunya memerlukan penataan yang
terencana dengan baik.

Melihat fakta tersebut maka sangat dibutuhkan sebuah evaluasi masterplan secara
berkala untuk mengetahui arah pengembangan fisik Universitas Gadjah Mada agar
perkembangan fisik yang terjadi memiliki arah yang jelas dan memiliki konsep yang
baik untuk jangka waktu yang panjang.

Laporan Akhir I-1


Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Pendahuluan Bab I
Klaster Teknik

1.1.1. Pengertian dan posisi RIPK Rencana Induk Pengembangan Kampus


 
Rencana Induk Pengembangan Kampus adalah acuan bagi pelaksanaan,
pengembangan dan peningkatan fisik yang efisien, fungsional dan nyaman
bagi Universitas, baik yang mencakup tata guna lahan, integrasi yang serasi
antara bangunan dengan uang terbuka, peralatan dan jaringan pelayanan yang
memadai, serta sistem transportasi dan sarana pejalan kaki yang aman dan
aksesibel.
Fungsi rencana Induk Kampus (sesuai dengan Rencana Induk Kampus, yaitu
tertuang pada Bab XVII Pasal 102) :
1. Sebagai acuan bagi pelaksanaan tanggungjawab Pimpinan Universitas
untuk menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan fisik yang efisien,
fungsional dan nyaman, dalam rangka melaksanakan misi dan mencapai
tujuan Universitas, yang antara lain mencakup tata guna lahan, integrasi
yang serasi antara bangunan dengan uang terbuka, peralatan dan jaringan
pelayanan yang memadai, serta sistem transportasi dan sarana pejalan kaki
yang aman dan aksesibel
2. Disusun dalam suatu instrumen yang bersifat imperatif, dengan tujuan
untuk menciptakan tatanan masyarakat Universitas dan lingkungan
kampus yang tertib
3. Ditinjau kembali setiap jangka waktu 10 (sepuluh) tahun untuk memenuhi
kebutuhan penyesuaian terhadap perkembangan yang terjadi, dan
penyusunannya berdasarkan atas hasil kajian ilmiah terbaik pada saat itu

Tetapi didalam Rencana Induk Pengembangan Kampus tersebut bahasan


mengenai wawasan lingkungan atau pengembangan yang tanggap terhadap
aspek ekologi belum termuat secara langsung. Padahal kedua aspek tersebut
relatif penting bagi pengembangan UGM karena pengembangan kampus turut
memberikan kontribusi dan dampak cukup besar terhadap kawasan
disekitarnya, baik secara fisik maupun sosial ekonomi. Keberadaan dan
perkembangan kampus UGM tersebut pada kurun waktu tertentu telah

Laporan Akhir I-2


Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Pendahuluan Bab I
Klaster Teknik

memberikan pengaruh terhadap tata ruang kawasan, baik secara internal pada
lingkungan kampus maupun secara eksternal yaitu terkait dengan lingkungan
sekitarnya.
Sehingga dibutuhkan pula perencanaan yang baik dengan mempertimbangkan
tata letak bangunan dan lingkungan, pengaturan jalur-jalur sirkulasi, perbaikan
sarana dan prasarana penunjang, yang kedepannya dapat digunakan sebagai
satu instrument dalam pengendalian perkembangan wilayahnya.
Pencapaian keselarasan suatu kawasan yang baik, harus merupakan satu
kesatuan sistem organisasi yang mampu mengakomodasi kegiatan-kegiatan
sosial, ekonomi, budaya, edukasi, dan memiliki citra fisik maupun non fisik
yang kuat, serta estetika visual yang terencana secara terpadu. Untuk
meningkatkan pemanfaatan tata ruang suatu wilayah atau kawasan yang
terkendali, maka produk tata ruang suatu wilayah harus dilengkapi dengan
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

1.1.2. Pengertian RTBL (Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan)

RTBL adalah panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang


dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan
dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan
lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi,
ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan
pengembangan lingkungan/kawasan.

Maksud dan tujuan Penyusunan rencana Tata Bangunan dan Lingkungan


(RTBL) adalah untuk memberikan :

1. Masukan rencana dan program pembangunan fisik di lingkungan


Universitas Gadjah Mada dalam penanganan penataan kawasan.
2. Masukan teknis dalam bentuk rincian penataan perwujudan bangunan dan
lingkungan di kawasan Universitas Gadjah Mada.
3. Panduan untuk terciptanya suatu system penataan bangunan dan
lingkungan yang berkelanjutan, sesuai dengan arahan Rencana Strategis
Laporan Akhir I-3
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Pendahu uluan Bab I
Klaster Teknik
T

(R
Renstra) UGM 2008-20112, dan Renncana Indukk Pengembanngan Kampuus
(R
RIPK) UGM 2005-2015.

1.1.3. Pengeertian Klastter UGM

Klasteer merupakaan kumpulaan, kelompok, himpunann, atau gabbungan obyeek


tertenttu yang meemiliki keseerupaan ataau atas dasaar karakteriistik tertentuu.
Dalam
m konteks aakademika, klaster merrupakan kum
mpulan fakuultas yang di
d
dalam
mnya terdapaat kesamaann bidang ilm
mu. Sistem klaster berrtujuan untuuk
menatta bidang-biddang ilmu yang
y memilikki kesamaann ke dalam suatu kawasaan
tertenttu.

Sistem
m klaster di Universitas
U Gadjah Madda telah dim
mulai sejak 19984. Di tahuun
tersebbut, fakultas--fakultas di UGM
U terbaggi menjadi em
mpat bidang ilmu, yaitu :

 K
Klaster Teknnik dan Sainss
 K
Klaster Kesehhatan
 K
Klaster Agro
 K
Klaster Sosiaal-Humaniorra

Gam
mbar 1.1. Massterplan Lama
Laporan Ak khir I-4
Masterplan n Klaster Teknik
Universitas Gadjah
G Mada Yogyakarta
Pendahu uluan Bab I
Klaster Teknik
T

Seirinng berjalannnya waktu, kampus Unniversitas G


Gadjah Mad
da mengalam
mi
perkem
mbangan yang
y pesat, diantaranyya mengenaai pertumbu
uhan jumlaah
mahassiswa, kebuttuhan fasilitaas akademiss dan non-akkademis. Haal-hal tersebuut
mendoorong adanyya perubahann-perubahan yang terjadii di kampus UGM.

Gambar 1..2. Rencana Masterplan UGM


M Baru

m rencana taata klaster UGM


Dalam U yang baru, sistem
m klaster terrbagi menjaddi
bidangg akademis dan
d bidang non-akadem
n mis.
Bidanng akademis terdiri dari :
 K
Klaster Kesehhatan
 K
Klaster Sainss
 K
Klaster Teknnik
 K
Klaster Sosiaal-Humaniorra
 K
Klaster Agro
 K
Klaster Vokaasi
 K
Klaster Pascaa Sarjana
Laporan Ak khir I-5
Masterplan n Klaster Teknik
Universitas Gadjah
G Mada Yogyakarta
Pendahuluan Bab I
Klaster Teknik

Sedangkan bidang non-akademis terdiri dari :


 Klaster Komersil
 Klaster Boulevard dan Riset Plaza
 Klaster Perumahan
 Klaster MICE
 Klaster Administrasi
 Klaster Rumah Sakit

Sistem klaster yang baru ini adalah salah satu upaya untuk menjawab
permasalahan kebutuhan luasan ruang yang terus meningkat seiring
meningkatnya populasi mahasiwa di UGM serta progresif Ruang Terbuka
Hijau (RTH) yang dipenuhi.
Dengan adanya sistem klaster UGM yang baru, maka diperlukan pembaharuan
terhadap Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

1.1.4. Kaitan RTBL terhadap Klaster UGM


Pencapaian keselarasan suatu kawasan yang baik, harus merupakan satu
kesatuan sistem organisasi yang mampu mengakomodasi kegiatan-kegiatan
sosial, ekonomi, budaya, edukasi, dan memiliki citra fisik maupun non fisik
yang kuat, serta estetika visual yang terencana secara terpadu. Untuk
meningkatkan pemanfaatan tata ruang suatu wilayah atau kawasan yang
terkendali, maka produk tata ruang suatu wilayah harus dilengkapi dengan
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

Dalam pengembangan sistem klaster UGM, diperlukan pula perangkat


pengendali laju pertumbuhan dan penataan lahan peruntukkan, serta panduan
terhadap penataan bangunan dan lingkungan pada suatu kawasan yang
memiliki kekuatan hukum tetap. Panduan tersebut berupa dokumen Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

Laporan Akhir I-6


Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Pendahuluan Bab I
Klaster Teknik

Penataan klaster UGM melalui RTBL Klaster ini mampu memberikan arahan
terhadap pemanfaatan lahan dan pencapaian kualitas lingkungan yang lebih
baik.

1.2. Tujuan dan Sasaran Perencanaan Fisik Masterplan Klaster Teknik

1.2.1. Tujuan Perencanaan Fisik Masterplan Klaster Teknik


Tujuan kegiatan dari perencanaan fisik masterplan Klaster Teknik adalah untuk
mengevaluasi kembali efektifitas pemanfaatan lahan serta meninjau kembali
pentahapan pengembangan fisik sesuai visi strategi UGM sehingga didapat
kelayakan investasi fisik untuk dibangun, dioperasikan, dihuni, mampu dirawat,
dan berkesinambungan (right-sizing the facilities), khususnya pada klaster
Teknik. Dalam waktu jangka panjang, diharapkan kegiatan evaluasi masterplan
ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi perancangan fisik kampus UGM
khususnya perancangan fisik Klaster Teknik yang memiliki kondisi sebagai
berikut:

 Mampu memenuhi kapasitas kebutuhan kampus UGM


 Meningkatkan daya guna dan hasil guna pelayanan, upaya pemanfaatan
ruang secara optimal yang tercermin pada penentuan jenjang fungsi
ruangnya.
 Memberikan arahan pembangunan dalam pengendalian dan pengawasan
pelaksanaan pembangunan.
 Mengakomodasikan kegiatan di sekitar kampus UGM dan sekitarnya yang
tercermin dalam pola intensitas penggunaan ruang.
 Menetapkan syarat-syarat ruang dan lingkungan fisik serta mengendalikan
dan mengarahkan perkembangan fisik di Kawasan Lingkungan Kampus
UGM, terutama pada lingkup kawasan Klaster Teknik dan sekitarnya.
 Menciptakan suasana ‘educopolis’, yaitu suatu lingkungan yang kondusif
untuk proses pembelajaran dalam konteks pengembangan kolaborasi
multidisiplin dan tanggap terhadap isu ekologi demi mencapai visi
universitas.

Laporan Akhir I-7


Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Pendahuluan Bab I
Klaster Teknik

1.2.2. Sasaran Perencanaan Fisik


Sasaran kegiatan dari evaluasi efektifitas pemanfaatan lahan dan perencanaan
fisik Klaster Teknik adalah untuk mengevaluasi kembali dan mendukung upaya
sistem penataan bangunan dan lingkungan di Klaster Teknik.

1.3. Tinjauan Kebijakan Terkait Rencana Pengembangan UGM

Kebijakan yang menjadi tinjauan acuan rencana pengembangan UGM secara


substansial dan operasional adalah:

 Rencana Induk Pengembangan Kampus (RIPK) Universitas Gadjah Mada.


 Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang Tata Ruang.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 6 tahun 2007 tentang pedoman Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan.
 Undang-undang nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
 Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan
 KPTS Menteri PU No. 640 tahun 1986, tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Detail Tata Ruang Kota
 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 2 tahun 1987, tentang pedoman penyusunan
Rencana Kota
 Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 59 tahun 1988, tentang juklak Permendagri
No. 2 tahun 1987
 Undang-undang No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang
 Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan dan Evaluasi Rencana Kota di Daerah,
Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Departemen Dalam Negeri, Juni 1994
 Peraturan daerah No. 23 tahun 1994, tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Sleman, beserta reviewnya
 Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang di Daerah

Laporan Akhir I-8


Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Pendahuluan Bab I
Klaster Teknik

 Aturan-aturan tentang Perencanaan Tata Ruang yang mengikat khususnya di


Kabupaten Sleman
 Rencana Umum Tata Ruang Kecamatan

1.4. Hasil Keluaran

Hasil keluaran atau output yang diharapkan dari penyusunan perencanaan fisik dan
masterplan Klaster Teknik UGM adalah:
 Rencana kawasan atau masterplan khususnya kawasan klaster Teknik UGM yang
secara teknis dapat dipahami dan dimengerti sebagai suatu perencanaan maupun
sebagai suatu implementasi.
 Dokumen teknis perencanaan yang berupa analisa kawasan dan rencana kegiatan
Program Jangka Pendek dan Program Jangka Panjang.
 Daftar indikasi program yang bisa ditindaklanjuti menjadi Program Jangka
Menengah (RPJM) dan Jangka Panjang.

1.5. Rencana Lingkup Perencanaan

Lingkup wilayah perencanaan masterplan meliputi kawasan kampus UGM khususnya


Klaster Teknik Fakultas MIPA, Biologi, dan Geografi. Perencanaa masterplan akan
disesuaikan dengan kondisi dan peraturan setempat yang memerlukan penanganan
khusus.

Dalam Penetapan ruang lingkup perencanaan wilayah secara konkrit, hasil diskusi harus
dikonsultasikan dengan Tim Teknis Universitas Gadjah Mada dan seluruh pihak terkait.

Berikut adalah lingkup tugas kegiatan dalam perencanaan masterplan kampus UGM
khususnya Klaster Teknik:
 Pengumpulan data: mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif dari sumber
primer maupun sekunder sebagai bahan analisis, menyajikan peta kawasan, dan
melakukan analisis data sebagai bahan untuk merumuskan masalah.
 Perumusan potensi dan masalah berdasarkan analisis lapangan, metode
pendekatan pemecahan dengan analisis SWOT.

Laporan Akhir I-9


Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Pendahuluan Bab I
Klaster Teknik

 Penjabaran peruntukan lahan yang ditetapkan untuk jangka waktu tertentu,


terkait dengan jenis, jumlah, besaran, dan luas bangunan. Meliputi penetapan
fungsi-fungsi bangunan/peruntukan lahan mikro, kebutuhan ruang terbuka/open
space, aktivitas umum dan fasilitas sosial.
 Program bangunan dan lingkungan meliputi: faktor kelayakan yang ditinjau dari
faktor ekonomi, sosial, dan budaya.
 Rencana umum (designplan) meliputi: rencana tapak, rencana peruntukan lahan
mikro, rencana sistem pergerakan, rencana wujud bangunan.
 Rencana detil bangunan (design guidelines) meliputi: rencana teknis tata
bangunan yang menegaskan pencapaian kualitas minimal visual dan lingkungan
yang responsif, serta menjelaskan dimensi gubahan dan peletakan bangunan,
komponen bangunan, sarana dan prasarana lingkungan, open space, serta pedestrian
dan lain-lain.

1.6. Metodologi Perencanaan

1.6.1. Pendekatan Perencanaan

Pendekatan yang holistik menekankan pada pemahaman mengenai jaringan


interaksi yang integral antara elemen dengan lahan. Pada pemikiran holistik,
integrasi adalah lebih dari sekedar gabungan antar bagian. Pendekatan ini
melihat lahan tidak hanya sebagai material fisik/ biologis atau hanya sebagai
aset estetis tetapi merupakan total entitas ruang dan entitas visual dari tata
kehidupan yang mengintegrasikan geosphere, biosphere, noosphere dan artefak
buatan manusia, orang, tanaman, binatang dan materi abiotik merupakan bagian
sistem yang saling tak terpisahkan dari sistem yang lebih besar.

Konsep perencanaan tata ruang secara holistik tidak dapat dilepaskan dari
wacana akademis tentang konsep keseimbangan ekosistem. Ekosistem yang
merupakan kependekan dari frase eco-system (sistem ekologi) ini lahir dan
berkembang berdasar prinsip-prinsip ekologi yang menekankan pemahaman
mengenai hubungan makhluk hidup dengan lingkungan tempat hidupnya.
Sebagai disiplin ilmu, ekologi itu sendiri merupakan reaksi terhadap biologi dan
Laporan Akhir I-10
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Pendahuluan Bab I
Klaster Teknik

botani yang terlalu memfokuskan pada spesies secara individu. Sedangkan


studi-studi yang berkait dengan fenomena tata lingkungan menuntut pengkajian
tidak hanya terhadap karakter dan perilaku spesies itu sendiri namun juga
berkaitan dengan tata hubungan antar spesies, bahkan antara spesies dengan
lingkungan abiotiknya. Hal inilah yang membuat studi-studi ekologi menjadi
komplek.

Untuk menghadapi kompleksitas ini, kemudian para intelektual mulai


mengembangkan suatu metode pendekatan yang disebut pendekatan sistem
(system approach). Sistem sendiri adalah kumpulan elemen-elemen yang
memiliki satu hubungan atau lebih dalam rangka membentuk satu entitas
komponen yang berinteraksi secara aktif. Dalam konsep sistem, bagian-bagian
itu memiliki peran yang signifikan, tetapi interaksi mutual antara bagian itu
merupakan aspek yang lebih penting untuk kelangsungan sistem itu sendiri.

Keseimbangan adalah penentu keberlanjutan suatu ekosistem. Makna


keseimbangan itu sendiri yang secara sederhana kita mengerti sebagai suatu
kondisi kestabilan yang terjadi pada tata hubungan antara unsur-unsur yang
berlawanan bukanlah dalam pengertian yang statis. Keseimbangan ekosistem
adalah keseimbangan dalam kerangka proses yang dinamis dan memiliki
kontinuitas.

Metode perencanaan dalam rangka menyusun Penyusunan Master Plan Zona


Klaster Teknik, Universitas Gadjah Mada ini mengikuti suatu konsepsi
kerangka pikir berdasarkan hasil temuan analisis dan konsep dasar perencanaan
kawasan yang mencakup : kebijakan spasial, pengembangan penduduk, sumber
daya alam dan lingkungan, ekonomi, sosial, dan budaya sehingga didapat
rumusan-rumusan :
 Kebijakan dan arah pengembangan
 Tata guna lahan
 Pertumbuhan kawasan
 Pengembangan kegiatan

Laporan Akhir I-11


Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Pendahuluan Bab I
Klaster Teknik

 Sistem transportasi
 Penataan bangunan
 Kelembagaan dan program pembangunan

1.6.2. Tahapan Perencanaan

Metodologi Pekerjaan Penyusunan Master Plan Zona Klaster Teknik,


Universitas Gadjah Mada meliputi seluruh pekerjaan mulai dari persiapan
survey lapangan sampai perumusan rencana yang merupakan landasan
pelaksanaan pembangunan yang mencakup tahapan dan rincian pekerjaan
sebagai berikut :
 Tahap Survey dan Penelitian
 Persiapan survey lapangan yakni persiapan dasar yang meliputi penyusunan
metode pelaksanaan studi literatur, dan pendalaman materi yang terkait
dengan materi kawasan perencanaan serta persiapan teknis berupa persiapan
peta, daftar pertanyaan atau amatan, dan peralatan survey yang akan
digunakan.
 Tahap survey dan penelitian yang meliputi jenis kegiatan yaitu:
 Identifikasi bangunan yang dilengkapi peta meliputi fungsi utama
bangunan atau fungsi lainnya
 Kondisi bangunan terkait kondisi fisik bangunan
(permanen/semi/nonpermanen), jenis konstruksi, banyak lantai dan
lainnya.
 Koefisien Dasar Bangunan (KDB), garis sempadan jalan, ketinggian
bangunan.
 Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
 Bentuk dan corak/tekstur bangunan.
 Identifikasi Utilitas (dilengkapi peta), meliputi:
 Jaringan listrik mencakup daya yang tersalur pada klaster tersebut, gardu
dan titik-titik sambungan, penerangan jalan dan sebagainya.
 Jaringan telepon mencakup pelanggan pada kawasan tersebut.
Laporan Akhir I-12
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Pendahuluan Bab I
Klaster Teknik

 Jaringan air bersih


 Jaringan pembuangan dan pengelolaan air limbah.
 Sistem pembuangan sampah
 Jaringan pembuangan air hujan
 Identifikasi Sumber Daya Alam/Lingkungan yang meliputi: Identifikasi
Ruang terbuka Hijau (taman, hutan dan pertanian)
 Tahap Analisis
Pekerjaan analisis meliputi penilaian terhadap seluruh aspek yang dapat
terinci pengukurannya yaitu:
 Penilaian terhadap situasi klaster Teknik dan lingkungan sekitarnya,
meliputi penegasan masing-masing fakultas dalam struktur yang lebih
luas.
 Penilaian terhadap faktor fisik dasar dengan mengukur ketersediaan
lahan/ruang serta melihat batasan pada kawasan perencanaan
 Penilaian terhadap aspek buatan, meliputi penilaian terhadap hasil karya
manusia sebagai dasar mengenali ciri/karakter terhadap masing-masing
bangunan.
 Penilaian terhadap kualitas kehidupan manusia pada area perencanaan
yang meliputi kegiatan pendidikan, perekonomian, dan transportasi di
sekitar klaster.
 Penilaian terhadap kualitas sumber daya alam/lingkungan yang berada
pada area perencanaan.
 Penilaian terhadap estetika lingkungan yang menunjukkan tingkat
hubungan manusia dengan alam lingkungannya, keserasian kehidupan
manusia pada area perencanaan.
 Penyusunan Rencana dan Rancangan

Rencana rancangan merupakan kegiatan rencana untuk mendapatkan


susunan tata ruang dan bangunan yang terinci dengan komposisi optimal
dalam setiap pengaturan komponennya.

Laporan Akhir I-13


Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Pendahuluan Bab I
Klaster Teknik

Sifat dari rancangan masih berupa konsep matang dan siap diajukan pada
diskusi terbatas. Rencana rancangan tersebut berupa:

 Rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang kawasan


 Rencana sistem transportasi
 Rencana sistem jaringan utilitas: sistem jaringan air bersih, sistem
jaringan air kotor limbah, sistem jaringan listrik, sistem jaringan air
hujan, dan sistem jaringan sampah.

   

Laporan Akhir I-14


Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

BAB II

Deskripsi Profil Klaster Teknik

2.1. Rumusan Tujuan Pengembangan Klaster

Kawasan Universitas Gadjah Mada tumbuh cepat yang ditandai dengan adanya
transformasi pemanfaatan lahan dari pertanian ke non-pertanian, sehingga tujuan
perencanaan ini diutamakan untuk mengarahkan perkembangan kampus Universitas
Gadjah Mada beserta rencana fasilitas pendukungnya pada masa yang akan datang
dengan cara tidak memperburuk kondisi kawasan baik secara spatial/keruangan
maupun non-spatial atau dengan kata lain mengarahkan perkembangan alamiah yang
tidak terkendali menjadi perkembangan artifisial yang terkendali.

Maka tujuan pengembangan wilayah perencanaan meliputi hal-hal berikut :


 Mengendalikan perkembangan klaster Teknik, berkaitan dengan pemanfaatan
lahan/bangunan dengan memperhitungkan secara optimal kemampuan daya dukung
lahan/bangunan klaster baik ditinjau dari aspek ekologis, efisiensi, elaborasi
keselamatan, maupun aspek estetika kawasan kluster.
 Mengendalikan perkembangan kegiatan klaster dengan mempertimbangkan adanya
potensi lingkungan klaster yang bisa dimanfaatkan, serta mengurangi dampak
negatif yang timbul sehingga mempengaruhi kualitas lingkungan hidup klaster ini.
(aspek ekologis)
 Meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan kawasan, khususnya berkaitan dalam
penyediaan sarana prasarana yang memadai. (aspek efisiensi)
 Menjamin terwujudnya perkembangan tata ruang kawasan klaster sehingga
terelaborasi dengan sistem pengurangan resiko bencana baik alam maupun buatan.
(aspek elaborasi keselamatan)
 Menciptakan citra tata bangunan dan ruang kawasan klaster yang memiliki identitas
dan estetika yang berkualitas. (aspek estetika)

 
Laporan Akhir II-1
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

2.2 Profil Klaster

2.2.1. Fungsi dan Peran Klaster

Perkembangan wilayah perencanaan sangat dipengaruhi oleh perkembangan kegiatan


di Kotamadya Yogyakarta, dan posisi kawasan Universitas Gadjah Mada sebagai
periphery bagi kota Yogyakarta, dipersiapkan sebagai perluasan wilayah kota
Yogyakarta. Pengaruh ini tampak pada perkembangan kegiatan pendidikan di wilayah
perencanaan dan sekitarnya, juga perkembangan pembangunan perumahan dalam
bentuk real estate, serta berbagai kegiatan jasa untuk mendukung kegiatan pendidikan
tersebut. Oleh karena itu, perkembangan klaster teknik perlu diperhatikan, karena
lingkup wilayah ini terletak pada jalur jalan yang sangat padat seperti Jalan Kaliurang
sebagai salah satu akses utama dari Sleman ke pusat Kota Yogyakarta.

a. Fungsi Klaster
Fungsi klaster mengacu pada Visi dan Misi Universitas Gadjah Mada yang
dinyatakan dengan cukup jelas dalam dokumen Rencana Stratejik 2003-2007 yaitu :

Visi 2010
UGM menjadi universitas penelitian bertaraf internasional yang berorientasi kepada
kepentingan rakyat berdasarkan Pancasila.

Misi
1. Menyediakan pendidikan sarjana dan pasca sarjana bertaraf internasional.
2. Menyelenggarakan penelitian dan pelayanan pada masyarakat yang bermutu
tinggi.
3. Menggali dan mengembangkan secara berkelanjutan khasanah budaya bangsa.
4. Membina dan mengembangkan pengelolaan universitas yang bertanggungjawab.
5. Menyediakan pelayanan sarana prasarana kampus yang sesuai dengan kemajuan
teknologi.
6. Menjalin jaringan kerjasama yang simetrikal di tingkat daerah, nasional, dan
internasional.

 
Laporan Akhir II-2
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

Dengan mengkaji secara seksama rumusan visi dan misi universitas, butir-butir
penting yang terkait dengan pengembangan fisik adalah bagaimana kampus harus
menjadi lingkungan yang dapat:
 menjamin berlangsungnya proses pendidikan bangsa terutama penelitian.
 menumbuhkan semangat peningkatan kemampuan diri sehingga mendukung daya
saing bangsa di tingkat internasional.
 menumbuhkan jiwa berkebangsaan dengan tetap berwawasan Pancasila termasuk
kerakyatan dan budaya bangsa (nusantara).

b. Peran Klaster
Dalam RUTR Yogyakarta 1994-2004 intensitas pemanfaatan lahan di bagian
wilayah pusat kota Yogyakarta diarahkan untuk dikurangi intensitas
pemanfaatannya dan mengakselerasi perkembangan wilayah periphery, khususnya
dalam skala pelayanan regional. Dengan demikian secara regional dan lokal wilayah
perencanaan memiliki peran strategis dalam bentuk pengendalian pemanfaatan
lahan. Begitu juga dengan diadakannya perencanaan sistem klaster dimaksudkan
untuk mempermudah perencanaan, dan pengembangan dalam lingkup blok-blok
peruntukan dari segi transportasi, lansekap, bangunan, parkir dan lain sebagainya.
Selain itu, dengan tersusunnya guide lines, pada setiap blok peruntukan sangat
berguna untuk menyelaraskan alur pengembangan dalam setiap klaster.

Tujuan utama klastering system adalah efisiensi dan efektifitas pengelolaan


organisasi universitas. Konsep klastering dikembangkan berdasarkan tujuan
peningkatan koordinasi yang terpadu dari pengelolaan universitas pada kelompok-
kelompok fakultas yang saat ini dipahami belum efisien dan efektif. Salah satu
sebab adalah luas dan banyaknya cakupan bidang yang harus dikelola universitas.

2.2.2. Kebijakan Pengembangan Klaster


Kebijakan dasar pengembangan ditetapkan berdasarkan fungsi dan peran klaster teknik
yaitu :
1. Pemanfaatan lahan dibagi menjadi beberapa zona dalam kaitannya dengan fungsi
dan beberapa hirarki dalam kaitannya dengan perbedaan tingkat intensitas

 
Laporan Akhir II-3
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

pemanfaatan. Hirarki ruang kemudian dibagi ke dalam intensitas tinggi, sedang


dan rendah.
2. Dalam kaitannya dengan fungsi pemanfaatan lahan kawasan pada klaster teknik,
maka pola dasar pemanfaatan lahan tersebut adalah :
 Pemanfaatan lahan dengan konsep penciptaan batas-batas yang jelas pada
setiap fakultas di Klaster Teknik untuk memberikan fleksibilitas yang tinggi
kepada pengembang kawasan baik pemerintah, swasta, masyarakat maupun
pihak UGM sendiri.
 Pembagian sub kawasan tetap didasarkan atas adanya kegiatan dominan dan
non dominan. Fungsi dominan sebagai fungsi utama (pendidikan), sedangkan
fungsi non dominan sebagai pendukung fungsi dominan (pelayanan di setiap
unit lingkungan).
3. Penetapan konsep tata bangunan yang berisi tentang ketinggian bangunan, corak
bangunan, penempatan parkir sepeda motor dan mobil.
4. Pengembangan infrastruktur listrik, telepon, drainase, pembuangan limbah.
5. Penetapan transportasi jalan internal dan eksternal di Klaster Teknik.

2.3. Profil Fakultas

2.3.1. Profil Fakultas Teknik

a. Sejarah Fakultas Teknik

Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada lahir dalam kancah revolusi. Pada
tanggal 17 Agustus 1945, lahirlah Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandoeng. Dan
pada bulan Januari 1946 mengungsi ke Yogyakarta.

Pada tahun yang sama, yakni bulan Januari 1946 di Yogyakarta dibentuk
Universitas atau Balai Perguruan Tinggi (BPT) Swasta Gadjah Mada. Dalam masa
perjuangan mempertahankan negara (Clash II, Desember 1948 - Oktober 1949),
baik STT Jogjakarta maupun BPT Swasta Gadjah Mada terpaksa ditutup. Pada
tanggal 19 Desember 1949 setelah kedaulatan kembali ke tangan Republik

 
Laporan Akhir II-4
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

Indonesia, STT Jogjakarta digabung dengan Sekolah Tinggi Kedokteran (yang


sebelumnya hijrah ke Klaten setelah Jakarta diduduki Sekutu), dan Balai
Perguruan Tinggi Gadjah Mada (swasta) menjadi Universiteit Negeri Gadjah Mada.

Pada tanggal 19 Desember 1949 setelah kedaulatan kembali ke tangan Republik


Indonesia, STT Jogjakarta digabung dengan Sekolah Tinggi Kedokteran (yang
sebelumnya hijrah ke Klaten setelah Jakarta diduduki Sekutu), dan Balai
Perguruan Tinggi Gadjah Mada (swasta) menjadi Universiteit Negeri Gadjah Mada.
STT Jogjakarta kemudian berstatus sebagai Fakulteit Teknik Universiteit Gadjah
Mada dengan bagian yang sama seperti ketika masih di Bandung. Tanggal
tersebut kemudian dinyatakan sebagai tanggal kelahiran Universitas Gadjah Mada.

Pada tahun 1950, karena kekurangan staf pengajar dan mahasiswa. Bagian Mesin-
Listrik Fakultas Teknik terpaksa ditutup. Dibuka kembali Pada tahun 1957 - 1966,
setelah memperoleh bantuan dari University of California Los Angeles (UCLA).

Memasuki tahun 1966, awal masa pemerintahan Orde Baru, Fakultas Teknik UGM
mengalami masa yang sulit, karena dana yang terbatas untuk perkembangannya.
Kemudian lahir KATGAMA lalu berubah nama menjadi KAGAMA.

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. : 27 tahun 1981 dan Peraturan


Pemerintah No. : 53 Tahun 1982, PAT yang semula berada di Fakultas Teknik
UGM dikembangkan menjadi Fakultas tersendiri di lingkungan UGM dengan nama
Fakultas Non-Gelar Teknologi (FNT), dan resmi dinyatakan berdiri pada awal Juni
1983 dengan tiga (3) jurusan, yaitu Teknik Elektro, Teknik Mesin, dan Teknik Sipil.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 1980 maka mulai tahun 1981
setiap Bagian di lingkungan Fakultas Teknik UGM diubah menjadi Jurusan

Pada tahun yang sama sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 0218/U/1980 Fakultas Teknik UGM melakukan penyempurnaan
kurikulum secara serentak, menyesuaikan diri dengan Kurikulum Nasional. Setelah
diterbitkannya Surat Keputusan Rektor UGM No.: UGM/2/119/UM/01/37 dan Surat

 
Laporan Akhir II-5
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

Keputusan Dekan Fakultas Teknik UGM No. : UGM/TK/ 907/UM/01/39, maka


mulai saat itu Fakultas Non Reguler Teknik sudah tidak ada.

Sejak tahun 1996 kedelapan jurusan yang ada di Fakultas Teknik UGM telah
menempati Jl. Grafika 2, Kampus UGM Yogyakarta. Tahun 1994 Fakultas Teknik
UGM mulai menyelenggarakan program Pendidikan Ekstensi (S-1), Teknik
Arsitektur dan Teknik Sipil bagi lulusan Sarjana Muda dan Program Diploma III
sejenis.

Pada tahun 1998 Fakultas Teknik UGM membuka Program Studi Teknik Industri
yang berada di bawah Jurusan Teknik Mesin dan Program Studi Teknik Fisika yang
berada di bawah Jurusan Teknik Nuklir dengan 2 (dua) program studi, yaitu Teknik
Fisika dan Teknik Nuklir.

Sejak tahun 2001/2002, sesuai Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.


232/U/2000, maka seluruh program studi di lingkungan Fakultas Teknik UGM telah
memberlakukan kurikulum baru yang berbasis pada kompentensi lulusan yang
berorientasi kepada learning to know, learning to do, learning to live together dan
learning to be. Kurikulum 2001/2002 tersebut lebih ringkas dan lebih padat, yakni
berkisar antara 144 sks – 151 sks dan terdistribusi dalam 8 semester.

b. Visi Misi
1. Membentuk manusia yang cakap, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan mempunyai keinsyafan yang bertanggung jawab tentang
kesejahteraan masyarakat Indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya,
serta memiliki kemampuan akademik dan professional dalam menerapkan,
mengembangkan, dan atau memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni;
2. Mengembangkan dan meyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional;
3. Mendukung pembangunan masyarakat dengan berperan sebagai kekuatan moral
yang mandiri;
 
Laporan Akhir II-6
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

4. Mencapai keunggulan kompetitif melalui penerapan prinsip pengelolaan


sumberdaya sesuai dengan asas profesionalisme;
5. Berperan besar dalam pembangunan masyarakat yang demokratis, adil dan
makmur;
6. Meningkatkan kualitas keberlanjutan untuk menempati posisi yang baik dalam
persaingan dan kerjasama global.

c. Program Pendidikan
1. Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan
2. Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika
3. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan
4. Jurusan Teknik Kimia
5. Jurusan Teknik Mesin dan Industri
6. Jurusan Teknik Elektro
7. Jurusan Teknik Fisika
8. Jurusan Teknik Geologi

2.3.2. Profil Jurusan

1) Teknik Arsitektur dan Perencanaan


a) Sejarah
Pada hampir saat yang sama sebagai pembukaan STT Bandung (Sekolah Tinggi
Teknik / Sekolah Tinggi Teknik) di Yogyakarta, Sekolah Tinggi Pendidikan
Swasta diciptakan di Yogyakarta, yang disebut Balai Perguruan Tinggi Swasta /
Swasta Pendidikan Tinggi Hall (BPT) Gadjah Mada. Sekolah resmi dibuka pada
bulan Maret 1946 dan terletak di Sitihinggil dan Pagelaran dari Kraton Yogyakarta.
Kedua lokasi ini digunakan di bawah dukungan dan izin dari Yang Mulia Sultan
Hamengku Buwono IX. Sayangnya pada tanggal 19 Desember 1948, ketika militer
Belanda menyerang Yogyakarta yang pada waktu itu ibukota Republik Indonesia,
baik STT dan BPT Swasta Gadjah Mada dipaksa untuk menutup. Tepat satu tahun
setelah itu ditutup, pada 19 Desember 1949, STT ini kembali dibuka dengan status
baru: sebagai fakultas dalam Universitas Gadjah MadaYogyakarta.

 
Laporan Akhir II-7
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

Universitas Gadjah Mada diciptakan oleh penggabungan dari BPT dan STT, dan
tanggal resmi berdirinya adalah 19 Desember 1949. Pada waktu itu Republik
Indonesia modal dipindahkan ke Jakarta yang menciptakan kekurangan staf
pengajar di Fakultas Teknik. Kekurangan ini memaksa penutupan dua program,
Teknik dan program Teknik Electical, yang tersisa hanya dua program di operasi,
Teknik Sipil dan Teknik Kimia. Donor asing di tahun 1955-1966 membantu
Fakultas sangat banyak, terutama dari University of California Los Angeles
(UCLA) yang dimulai pada tahun 1957. Dengan bantuan dari UCLA yang
termasuk bantuan pengajaran, buku, dan beasiswa bagi staf pengajar yang
diorganisir dalam 4 periode sampai 1964, fakultas ini mampu membuka program
baru, Teknik Arsitektur (1962 - sekarang).

Untuk lebih meningkatkan kegiatan pengajaran dan penelitian, sejak tahun 1970
program Arsitektur memiliki dua divisi, Pusat Desain dan Pusat Penelitian.
Kegiatan di bawah pusat-pusat memiliki characterisitic kebersamaan karena
mereka memerlukan kerjasama dari berbagai bidang, sehingga kegiatan ini
dilakukan dalam tim / kelompok. Hal ini semakin mengangkat roh para anggota
dan calon anggota dari dua pusat untuk melanjutkan studi mereka di lahan mereka
sendiri khusus untuk dapat saling melengkapi.

Kegiatan mengajar dilakukan dalam program studi, dan pada awalnya hanya terdiri
dari satu program studi, yang merupakan gelar Sarjana Arsitektur (Sarjana/S1).
Saat ini, tahun 2009 ada 8 program studi. Program-program studi diciptakan dalam
corellation dengan potensi internal di departemen dan harapan eksternal. Tujuh
program studi lain Magister Arsitektur (1991), Sarjana Ekstensi Sarjana (1993),
Magister Perencanaan Kota dan Daerah (1994), Magister Urban Desain (1997),
Program Doktor Arsitektur (1999), Magister Arsitektur Pariwisata (2002), dan
Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota (2003).

Dengan perkembangan ini, departemen saat ini di tahun 2009 memiliki program
Sarjana tiga gelar, dua di antaranya adalah program studi reguler (Arsitektur, dan

 
Laporan Akhir II-8
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

Urban dan Perencanaan Pedesaan) dan satu swadaya / ekstensi Program


(Arsitektur) yang menerima lulusan Diploma (D3 tingkat) untuk memajukan
mereka studi untuk gelar Sarjana.

b) Visi dan Misi

i. Visi Jurusan
- Menjadikan penelitian dan pendidikan pascasarjana unggulan dengan tetap
berlandaskan pada visi Universitas Gadjah Mada.
- Tanggap terhadap berbagai kondisi, isu dan tuntutan globalisasi serta mampu
bersaing pada tingkat nasional dan internasional di dalam pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni guna mendukung pembangunan yang
berkelanjutan.

ii. Misi Jurusan


- Meningkatkan peran Jurusan pada pengembangan pemikiran-pemikiran
ilmiah, gagasan perencanaan dan perancangan, dan teknologi yang
berwawasan kerakyatan untuk berbagai lapisan dan ragam masyarakat.
- Meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dan eksperimen sebagai basis
pengembangan keilmuan, khususnya pada jenjang pendidkan pascasarjana.
- Membangun kerangka pikir dan konsep/teori yang dinamis bertitik tolak pada
isu dan tuntutan: globalisasi, teknologi dan sustainability
architecture/environment yang berimplikasi pada pengembangan kegiatan
akademik, penelitian, dan penerapannya pada masyarakat.
- Mengembangkan Jurusan sebagai institusi yang terbuka dan handal dengan
obyek pengembangan sumber daya manusia, organisasi, fasilitas dan program
sesuai dengan paradigma perkembangan arsitektur pada masa yang akan
datang.
- Mewujudkan Jurusan sebagai center of execellence dalam keilmuan dan
profesional bidang arsitektur.
- Ikut mendukung terciptanya potensi commercial ventures di lingkup fakultas
dengan mengembangkan berbagai program studi dan kerjasama.

 
Laporan Akhir II-9
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

- Melakukan pertukaran dan kerjasama dengan institusi internasional dengan


tukar menukar tenaga pengajar (sebagai tamu) untuk berbagai kegiatan: kuliah
tamu, seminar, workshop dan penelitian (research).
- Melakukan joint research bersama pemerintah dengan layanan sesuai dengan
institusi profesional.
- Meningkatkan technical skills dengan memberikan pelatihan antara lain:
Computer Aided Design (CAD) bagi masyarakat luas maupun kerjasama
dengan instansi tertentu.
- Menggalang komunikasi secara rutin dengan alumni untuk perkembangan
jaringan dengan alumni.

iii. Tujuan Program Studi Arsitektur


Tujuan Program Studi Arsitektur adalah menghasilkan lulusan dengan
kompetensi sebagai berikut:
- Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi arsitektur (teori, metode, dan
teknik)
- Memiliki wawasan permasalahan lingkungan dan pembangunan dalam arti
luas
- Memiliki kemampuan terbatas dalam pengawasan, pengelolaan pembangunan,
konstruksi bangunan dan kawasan
- Mampu menerapkan keahlian keahlian secara profesional dalam perancangan
arsitektur, teknologi bangunan dan kawasan
- Menguasai kemampuan keahlian merancang, menganalisis dan
mengkomunikasikan sistesis

iv. Tujuan Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota


Tujuan Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota adalah menghasilkan
lulusan dengan kompetensi sebagai berikut:
- Secara substansi mampu mengembangkan ide-ide atau pemikiran perencanaan
untuk menghasilkan rencana kota/daerah;
- Secara teknis mampu menyajikan produk-produk perencanaan kota dan
daerah, dan
 
Laporan Akhir II-10
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

- Secara proses mampu melakukan kerjasama dengan ahli-ahli lain dalam suatu
tim kerja.

c) Program Studi
Program Sarjana :
- S1 Arsitektur
- S1 Perencanaan Wilayah Kota
Program Pasca Sarjana :
- S2 Teknik Arsitektur
- S2 Teknik Arsitektur Konsentrasi Desain Kawasan Binaan (MDKB)
- S2 Teknik Arsitektur Konsentrasi Arsitektur dan Perencanaan Pariwisata
(MPAR)
- S2 Magister Perencanaan Kota dan Daerah (MPKD)
Program Doktoral :
- S3 Teknik Arsitektur

d) Populasi Mahasiswa
Teknik Arsitektur dan Perencanaan mengalami penambahan dan pengurangan
jumlah mahasiswa baru per tahunnya. Adapun dari 8 buah prodi di dalamnya,
Arsitektur merupakan prodi yang paling banyak dan cenderung stabil jumlah
mahasiswanya.
1400
ARSITEKTUR
1200 PERENCANAAN WILAYAH
DAN KOTA
1000 PERENCANAAN WILAYAH
DAN KOTA
800 EKSTENSI ARSITEKTUR

600 S2 ARSITEKTUR

400 S2 PERENCANAAN KOTA


DAN DAERAH
200 S3 ILMU ARSITEKTUR

TOTAL
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010

Grafik 2.1. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Arsitektur dan Perencanaan


Sumber : Data DAA

 
Laporan Akhir II-11
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

2) Teknik Fisika
a) Sejarah
Jurusan Teknik Nuklir UGM berdiri pada tanggal 29 Agustus 1977 sebagai bagian
dari kerjasama Badan Tenaga Atom Nasional (sekarang Badan Tenaga Nuklir
Nasional) BATAN dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terjalin sejak
Kerja Sama Induk pada tanggal 5 November 1974 yang kemudian diperpanjang
pada tanggal 22 Februari 1978. Kerja sama ini dicatat dalam beberapa Naskah
Pengaturan Kerjasama antara Fakultas Teknik UGM dengan Pusat Penelitian
Bahan Murni dan Instrumentasi (PPBMI) BATAN Yogyakarta dan Pusat
Pendidikan dan Pelatihan (pusdiklat) BATAN di Jakarta.

Dua tokoh penting yang menjadi kunci berdirinya Jurusan Teknik Nuklir adalah Ir.
Soetojo Tjokrodihardjo, Dekan Fakultas Teknik UGM saat itu dan Prof. Ahmad
Baiquni, M.Sc.,Ph.D, Dirjen BATAN saat itu. Jurusan Teknik Nuklir UGM
diharapkan mampu menjadi lumbung sumber daya manusia Indonesia di dalam
pengembangan Teknologi Nuklir, terutama menyokong pendirian PLTN pertama
di Indonesia.

Pada awal berdirinya Jurusan Teknik Nuklir UGM menyelenggarakan pendidikan


hanya pada tingkat sarjana selama empat semester dengan memberikan kesempatan
kepada mahasiswa baru yang mempunyai ijazah Sarjana Muda Teknik Kimia,
Teknik Mesin, Teknik Elektro, Fisika dan Kimia, di samping mahasiswa tugas
belajar dari beberapa instansi.

Bersama dengan Jurusan Teknik Kimia, Teknik Geodesi dan KPTU Fakultas
Teknik UGM, Jurusan Teknik Nuklir bertempat di Sekip, gedung yang digunakan
untuk diploma Teknik Mesin dan Elektro saat ini. Baru pada akhir tahun 1992,
Jurusan Teknik Nuklir bergabung di Grafika.

Pendidikan Teknik Nuklir program Strata-1 (S-1) resmi diselenggarakan mulai


tahun akademik 1981/1982 dan program lama ditutup pada semester ganjil tahun
akademik 1984/1985. Jurusan Teknik Nuklir menambah sebuah program studi lagi
yaitu Fisika Teknik sejak tahun ajaran 1998/1999. Pada tanggal 25 Juni 2001,
 
Laporan Akhir II-12
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

Jurusan Teknik Nuklir berganti nama menjadi Jurusan Teknik Fisika dan
mempunyai dua buah program studi yaitu Program Studi Teknik Nuklir dan Fisika
Teknik.

b) Tujuan
i. Program Studi Fisika Teknik bertujuan menghasilkan lulusan dengan
kompetensi sebagai berikut,
- Mampu rnengembangkan diri lebih lanjut untuk dapat berperan dalam
penerapan dan pengem-bangan ilmu pengetahuan dan teknologi instrumentasi
dan energi terbarukan/alternatif berdasar-kan penguasaan ilmu pengetahuan
dasar dan reka-yasa yang cukup lebar dan mendalam; dan
- Mampu mengembangkan produk baru, meningkatkan kinerja dan efisiensi
rekayasa dan desain, meningkatkan daya saing produk dalam bidang
instrumentasi dan energi terbarukan.

ii. Program Studi Teknik Nuklir bertujuan menghasilkan lulusan dengan


kompetensi sebagai berikut
- Kemampuan dasar keteknikan dan analisis yang kuat.
- Kemampuan untuk mengembangkan analisis/penge-tahuannya sampai ke
taraf desain dasar sistem teknologi nuklir.
- Kemampuan untuk mengembangkan ilmunya dan adaptif dengan dunia kerja.
- Kemampuan untuk mengembangkan ilmunya untuk menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi nuklir tingkat lanjut.
- Mandiri.
- Berjiwa wirausaha berbasis teknologi.
- Mampu bekerjasama dalam tim.
- Berbudi pekerti.

c) Program Studi
Program Sarjana :
- S1 Teknik Fisika
- S1 Teknik Nuklir

 
Laporan Akhir II-13
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

Program Pasca Sarjana :


- S2 Magister Rekayasa Keselamatan Industri (MRKI)

d) Populasi Mahasiswa
Teknik Fisika mengalami penambahan dan pengurangan jumlah mahasiswa baru
per tahunnya. Fisika Teknik sempat mengalami penurunan mahasiswa sebelum
kembali naik, dan Teknik Nuklir cenderung stabil setiap tahunnya.

700

600

500

400 FISIKA TEKNIK

TEKNIK NUKLIR
300 EKSTENSI TEKNIK NUKLIR

TOTAL
200

100

0
2005 2006 2007 2008 2009 2010

Grafik 2.2. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Fisika


Sumber : Data DAA

3) Teknik Elektro
a) Sejarah
Sebelum tahun 1975 pendidikan teknik setingkat Sarjana Muda yang ada di
lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah Akademi Teknologi
Nasional (ATN) yang terdapat di berbagai kota. Sesuai dengan kebijaksanaan
pemerintah pada saat itu (SK Mendikbud No. 043/U/1975 tentang pembentukan
PAT), bahwa pendidikan setelah pendidikan menegah harus diselenggarakan oleh
Perguruan Tinggi (Universitas/ Institut), maka ATN yang ada di phasing out-kan
dan di phasing in-kan ke dalam universitas.

Beberapa ATN yang terdapat di kota-kota sekitar Yogyakarta (Yogyakarta, Klaten


dan Purworejo) di phasing in-kan ke Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
 
Laporan Akhir II-14
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

(FT UGM) menjadi Pendidikan Ahli Teknik (PAT), sesuai denga Surat
Penunjukan Rektor UGM No. M.5/150/x/76 tanggal 11 Oktober 1976 dan Surat
Penunjukan Dekan FT UGM No. 655a/C/A/1/3/T.77 tanggal 20 Meni 1977.
Secara resmi PAT FT UGM dibuka pada tanggal 5 September 1977. Tanggal 5
September 1977 tersebut dianggap sebagai kelahiran Pendidikan Ahli Teknik
UGM (nama umum dari Pedidikan Diploma Teknik termasuk PAT dan FNT
UGM).

Selanjutnya PAT yang semula ada di dalam Fakultas Teknik UGM dikembangkan
menjadi fakultas tersendiri di lingkungan UGM dengan nama Fakultas Non-gelar
Teknologi (FNT), sesuai Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1982tentang Susunan
Organisasi Universitas Gadjah Mada. FNT UGM dinyatakan berdiri sejak awal
1983

Pada tahun 1989 DPR Republik Indonesia mengesahkan Undang-undang tentang


Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) yang dikenal dengan Undang-undang No.2
tahun 1989, yang diikuti dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No.30 tahun
1990 tanggal 10 Juli 1990 tentang Pendidikan Tinggi. Menindak lanjjuti peraturan
di atas adalah dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI No: 0312/0/1991 tanggal 6 Juni 1991 yang mengatur tentang
penutupan dan penintegrasian FNT ke dalam lingkungan universitas dan institute.
Didalam lampiran surat keputusan tersebutditetapkan bahawa jurusan-jurasan
yang ada di FNT diintegrasikan ke jurusan-jurusan yang sesuai di Fakultas Teknik
UGM. Pada surat keputusan tersebut ditetapkan bahwa peakasaan ketentuan itu
diatur oleh Rektor UGM No: UGM/2/119/UM/01/37 dan Surat Keputusan Dekan
Fakultas teknik UGM: UGM/TK/07/UM/01/39, maka dimulai saat itu FNT sudah
tidak ada lagi. Setelah pengintegrasian tersebut, selanjutnya program ini disebut
Program Diploma Fakultas Teknik UGM.

Pada tahun 1996, Program Diploma Fakultas Teknik UGM mendapat dana
pengembangan dari DIKTI melalui Engineering Education Development Project
(EEDP). Dana tersebut diperuntukkan guna pembangunan gedung, pengadaan

 
Laporan Akhir II-15
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

peralatan laboratorium, dan beasiswa bagi tenaga pengajar ketiga jurusan di


Program Diploma Fakultas Teknik UGM, yaitu Jurusan Teknik Elektro, Teknik
Mesin dan Teknik Sipil. Saat ini, Program Diploma Teknik Elektro menempati
sebagian bangunan di Sekip Unit IV dan memiliki laboratorium di Jl. Grafika
yang dibangun dengan dana dari EEDP.

Mulai tahun 2009, Diploma Teknik Elektro diorganisasikan dalam managemen


Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada.Hal ini untuk lebih mendekatkan antara
penyedia pendidikan ketrampilan dengan pengguna lulusan.

b) Visi dan Misi


i. Visi Jurusan
Menjadi lembaga pendidikan tinggi professional (vokasional) yang mempunyai
hubungan dengan dunia industri serta berorientasi pada kepentingan rakyat.
ii. Misi Jurusan
Menyelenggarakan pendidikan tinggi professional (vokasional) yang sesuai
dengan tuntutan perubahan dunia kerja, menyelenggarakan penelitian terapan di
bidang teknik elektro, serta pengabdian pada masyarakat.

c) Program Studi
Program Sarjana :
- S1 Teknik Elektro
Program Pasca Sarjana :
- S2 Magister Teknologi Informasi (MTI)
- S2 Magister Sistem Energi Elektrik (MSEE)
- S2 Program Magister Teknik Intrumentasi (MTINST)
Program Doktoral :
- S3 Teknik Elektro

d) Populasi Mahasiswa
Teknik Elektro mengalami penambahan dan pengurangan jumlah mahasiswa baru
per tahunnya. Adapun dari 5 buah prodi di dalamnya, Teknik Elektro merupakan
prodi yang paling banyak dan cenderung stabil jumlah mahasiswanya.
 
Laporan Akhir II-16
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

1600
TEKNIK ELEKTRO
1400
1200 TEKNOLOGI INFORMASI

1000 TEKNOLOGI INFORMASI

800
EKSTENSI TEKNIK ELEKTRO
600
S2 TEKNIK ELEKTRO
400
200 S3 ILMU TEKNIK ELEKTRO

0 TOTAL
2005 2006 2007 2008 2009 2010

Grafik 2.3. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Elektro


Sumber : Data DAA

4) Teknik Geodesi dan Geomatika


a) Sejarah
Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada merupakan
salah satu dari delapan Jurusan yang ada di lingkungan Fakultas Teknik UGM.
Pada awal berdirinya yaitu pada bulan Agustus tahun 1959 masih merupakan
program studi gabungan dengan program studi Teknik Geologi yang bernama
Bagian Teknik Geodesi dan Geologi. Pada tahun 1962, berdasar UU No. 22
Tahun 1961, Bagian Teknik Geodesi dan Geologi dipecah menjadi dua bagian
yaitu Bagian Teknik Geodesi dan Bagian Teknik Geologi yang masing-masing
berdiri sendiri-sendiri. Pada tahun 1980, berdasar SK Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 0214/U/1979, Bagian Teknik Geodesi berubah menjadi Jurusan
Teknik Geodesi dengan memberlakukan kurikulum baru 1980 yang untuk pertama
kalinya menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS).

Mulai tahun 1994, Jurusan Teknik Geodesi menempati Kampus baru berlantai 3
seluas 4.237 m2 di Kompleks Fakultas Teknik UGM Jl. Grafika No 2,
Yogyakarta.

 
Laporan Akhir II-17
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

b) Tujuan
i. Program Diploma Teknik Geomatika
Program Diploma Teknik Geomatika bertujuan menghasilkan lulusan dengan
kompetensi sebagai berikut:
- Mampu dan terampil menerapkan teknologi Geomatika untuk keperluan
pekerjaan survei rekayasa (Sipil dan Perencanaan) dan kadastral (Pendaftaran
Tanah dan Perpajakan); dan
- Mendukung program pengembangan sumberdaya manusia yang dilakukan
oleh instansi pemerintah atau perusahaan swasta.

ii. Program S-1 Teknik Geodesi


Tujuan program studi S-1 Teknik Geodesi dan Geomatika Jurusan Teknik
Geodesi dan Geomatika Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada adalah
sebagai berikut.
- Mewujudkan sistem pendidikan yang efisien, produktif dan
berkesinambungan dengan kualifikasi lulusan sebagai berikut,
 Paham secara komprehensif teori dasar Geodesi dan Geomatika;
 Terampil melaksanakan pekerjaan Geodesi dan Geomatika serta mampu
mengembangkan ke-trampilannya mengikuti perkembangan iptek;
 Tanggap terhadap tuntutan masyarakat dengan tetap menjunjung tinggi
nilai-nilai moral dan etika profesi; dan
 Mandiri dan siap melanjutkan studi pada jenjang yang lebih tinggi.
- Menghasilkan temuan-temuan melalui penelitian ilmiah inovatif di bidang
Geodesi dan Geomatika dalam kerangka pengembangan iptek dan
penerapannya.
- Meningkatkan kinerja program studi melalui parti-sipasi aktif dalam kegiatan
pengembangan masyarakat dalam kerangka pengamalan ilmu dan teknologi.

c) Program Studi
Program Sarjana :
- S1 Reguler Teknik Geodesi-Geomatika

 
Laporan Akhir II-18
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

Program Pasca Sarjana :


- Teknik Geomatika

d) Populasi Mahasiswa
Teknik Geodesi dan Geomatika mengalami penambahan dan pengurangan jumlah
mahasiswa baru per tahunnya. Secara garis besar, jurusan ini mengalami
penurunan jumlah mahasiswa sejak 2006.

700
600
500 TEKNIK GEODESI

TEKNIK GEODESI
400
EKSTENSI TEKNIK GEODESI
300 S2 TEKNIK GEOMATIKA

200 S3 ILMU TEKNIK GEOMATIKA

TOTAL
100
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010

Grafik 2.4. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Geodesi dan Geomatika


Sumber : Data DAA

5) Teknik Geologi
a) Sejarah
Jurusan Teknik Geologi Universitas gadjah Mada didirikan pada tahun 1959
dengan nama Bagian Teknik Geodesi-Geologi di Kampus Sekip unit IV. Pada
tahun 1961 dengan adanya UU No. 22, Bagian Teknik Geodesi-Geologi dipecah
menjadi agian Teknik Geodesi dan Bagian Teknik Geologi. Kemudian Bagian
Teknik Geologi pindah ke Kampus Jetis Jl. AM Sangaji 47 Yogyakarta. Dengan
adanya PP No. 5 tahun 1980, nama Bagian Geologi diubah menjadi Jurusan
Teknik Geologi yang dipakai hingga saat ini. Pada tahun 1985 Kampus Jetis
pindah ke Kampus di Jl. Flora Bulaksumur dan menghuni kampus tersebut hingga
tahun 1992, kemudian pindah ke gedung baru di Kompleks Terpadu Fakultas
Teknik UGM Jl. Grafika 2 Yogkarta hingga saat ini.

 
Laporan Akhir II-19
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

b) Tujuan
i. Program S-1 Teknik Geologi
Sebagai jurusan yang mendidik sarjana di bidang Teknik Geologi, maka
pendidikan di Jurusan Teknik Geologi memiliki tujuan agar para lulusannya
menjadi sarjana yang berwawasan luas untuk:
- Memahami ilmu kebumian dan ilmu-ilmu lain yang terkait sebagai suatu
sistem;
- Memahami bumi yang mempunyai karakter dan berproses dalam ruang dan
waktu, baik sebagai sumber daya mineral dan energi maupun bencana alam;
serta
- Mampu mendayagunakan bumi yang berwawasan lingkungan.

ii. Program S-2 Teknik Geologi


Adapun tujuan penyelenggaraan pendidikan Program Studi Teknik Geologi
Strata-2 adalah sebagai berikut,
- Meningkatkan pengetahuan dan penguasaan konsep dasar geologi dengan
mendasarkan paradigma baru dalam pendidikan geologi;
- Mengembangkan konsep dasar geologi dalam usaha untuk menemukan
potensi sumberdaya alam melalui kegiatan penelitian; dan
- Mendayagunakan penemuan potensi sumberdaya alam dengan
mempertimbangkan keseimbangan geologi lingkungan demi kesejahteraan
hidup manu-sia melalui kegiatan pelayanan kepada masyarakat.
Sedangkan sasaran Program Studi Teknik Geologi Strata-2 adalah menghasilkan
lulusan ahli geologi yang dapat berkompetisi di pasar global, memiliki integritas
tinggi, tanggap terhadap perubahan/kemajuan teknologi dan masalah geologi
yang dihadapi masyarakat, mampu mengembangkan ilmu geologi berwawasan
lingkungan, mampu mengembangkan profesionalisme di bidang geologi, serta
mempunyai kemampuan penalaran ilmiah dalam setiap penyelesaian masalah.

c) Program Studi
Program Sarjana :
- S1 Teknik Geologi
 
Laporan Akhir II-20
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

Program Pasca Sarjana :


- S2 Teknik Geologi
 Minat studi Geologi Sumberdaya Mineral (GSDM).
 Minat studi Geologi Sumberdaya Energi (GSDE).
 Minat studi Geologi Lingkungan (GL).

d) Populasi Mahasiswa
Teknik Geologi mengalami penambahan dan pengurangan jumlah mahasiswa baru
per tahunnya. Secara garis besar, jurusan ini mengalami kenaikan jumlah
mahasiswa sejak 2009.
500
450
400
350
300 TEKNIK GEOLOGI

250 S2 TEKNIK GEOLOGI

200 S3 ILMU TEKNIK GEOLOGI

TOTAL
150
100
50
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010

Grafik 2.5. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Geologi


Sumber : Data DAA

6) Teknik Mesin dan Industri


a) Sejarah
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada lahir dalam kancah revolusi. Pada
akhir Perang Dunia II, setelah Jepang menyerah pada tahun 1945, dan
diproklamasikan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, lahirlah
Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandoeng. Sebagai hasil pengambilalihan
kekuasaan dari pemerintah Jepang oleh Pemerintah Republik Indonesia, STT ini
merupakan kelanjutan Koo Gyoo Dai Gaku pada masa pendudukan Jepang dan
Technische Hoogeschool pada masa pendudukan Belanda.

 
Laporan Akhir II-21
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

Akibat pertikaian antara pemerintah Republik Indonesia dengan pemerintah


Belanda yang dibantu oleh tentara Sekutu, dan juga atas usul beberapa mahasiswa,
STT Bandoeng pada bulan Januari 1946 mengungsi ke Yogyakarta. Secara resmi,
STT Bandoeng di Jogjakarta dibuka pada tanggal 17 Februari 1946, dengan
bagian-bagian yang sama seperti ketika masih di Bandung, yakni Bagian Teknik
Sipil, Bagian Teknik Mesin-Listrik, dan Bagian Teknik Kimia. Pada awal
kegiatannya di Yogyakarta, STT ini menempati ruang-ruang di gedung olah raga
Sekolah Menengah Tinggi (SMT) di kawasan Kota Baru. Kegiatan kuliah
diselenggarakan pada sore hari.

Pada tahun 1950, karena kekurangan staf pengajar dan mahasiswa. Bagian Mesin-
Listrik Fakultas Teknik terpaksa ditutup. Pada tahun 1957 - 1966, Fakultas
Teknik UGM memperoleh bantuan dari University of California Los Angeles
(UCLA) berupa tenaga-tenaga pengajar, peralatan, buku-buku untuk pendidikan,
dan beasiswa pendidikan lanjut untuk staf pengajar. Dalam periode ini Fakultas
Teknik UGM mengembangkan Bagian-bagian baru, yaitu Bagian Teknik Mesin
(1959), Bagian Teknik Geodesi-Geologi (1959) yang kemudian dipisah menjadi
Bagian Teknik Geodesi dan Bagian Teknik Geologi (1962), Bagian Teknik
Arsitektur (1962), dan Bagian Teknik Listrik (1963).

Untuk memenuhi tuntutan industri dan dunia pendidikan, mulai tahun akademik
1998/1999 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UGM membuka Program Studi
Teknik Industri, yang dijalankan untuk menghasilkan sarjana strata-1 (S1) yang
mampu merancang dan mengelola sistem yang terdiri dari manusia, material,
peralatan, informasi, dan energi dengan tetap memiliki tanggungjawab
kebangsaan, etika, profesi, dan sosial serta jiwa entrepreneurship dan leadership
dengan penekanan pada bidang manufaktur.

Program studi Teknik Industri dirancang dengan ciri khas tersendiri dibandingkan
dengan program studi sejenis di Perguruan Tinggi yang lain, terutama dalam hal
penguasaan yang lebih mantap tentang dasar-dasar ilmu teknik yang berperan
besar dalam industri manufaktur. Jadi mulai tahun akademik 1998/1999 Jurusan

 
Laporan Akhir II-22
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada mempuyai 2 program


studi, yaitu Program Studi Teknik Mesin dan Program Studi Teknik Industri.

Sejak bulan Juli 2007 berdasarkan SK Rektor UGM No. 225/P/SK/HT/2007,


tanggal 30 Juli 2007, Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UGM telah berubah
namanya menjadi Jurusan Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik UGM.

Saat ini program studi Teknik Industri, selain membuka program sarjana (S1),
juga telah mempunyai program pascasarjana S2 dan tengah mempersiapkan
program pascasarjana S3.

b) Tujuan
i. Program S-1 Teknik Mesin
Program Studi Teknik Mesin dirancang untuk menghasil-kan lulusan dengan
kompetensi sebagai berikut:
- Menerapkan pengetahuan matematika, ilmu teknik dasar serta dasar-dasar
ilmu teknik,
- Merancang, membuat, mengoperasikan, mengelola, dan memelihara mesin
dan sistem yang berhu-bungan dengan permesinan,
- Merancang, melaksanakan eksperimen, menganalisis serta menafsirkan data
yang diperoleh,
- Mengidentifikasikan, merumuskan dan memecah-kan problem-problem
terkait dengan bidang perme-sinan,
- Bekerja secara efektif baik secara individual maupun dalam tim multi-disiplin
atau multi-budaya, serta memiliki kemampuan sebagai pemimpin ataupun
sebagai anggota tim,
- Memahami dan mempunyai komitmen terhadap tanggung jawab profesi dan
etika,
- Berkomunikasi secara efektif, tidak hanya dengan sesama sarjana teknik
tetapi juga dengan masyarakat luas, termasuk kemahiran dalam berbahasa
Inggris,

 
Laporan Akhir II-23
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

- Menggunakan komputer dan berbagai macam perangkat lunak untuk


menganalisis dan menye-lesaikan permasalahan di bidang permesinan,
- Memahami tanggung jawab sosial budaya, global, lingkungan dan bisnis dari
seorang Insinyur Profesio-nal, serta pemahaman terhadap kebutuhan dan
prinsip-prinsip pembangunan berkesinambungan,
- Memahami tentang kewirausahaan dan proses ino-vasi,
- Mempunyai pengetahuan terhadap berita-berita kontemporer,
- Menyadari dan melaksanakan proses belajar seumur hidup,
- Menggunakan teknik-teknik, ketrampilan serta pera-latan teknik modern yang
diperlukan untuk praktik, dan
- Mempunyai kompetensi teknis yang mendalam paling tidak pada satu disiplin
ilmu teknik yang spesifik.

ii. Program S-1 Teknik Industri


Program Studi Teknik Industri dirancang untuk menghasilkan lulusan dengan
kompetensi sebagai berikut.
- Memahami dan menerapkan pengetahuan matematika, teknik, dan
engineering.
- Merancang sistem yang terdiri dari manusia, material, peralatan, informasi,
dan energi.
- Mengidentifikasi, memformulasi, dan menyelesaikan problema teknik
industri dengan perhatian yang cukup pada aspek-aspek ergonomi.
- Merancang dan melaksanakan eksperimen.
- Mengumpulkan, menganalisa, dan menginterpre-tasikan data.
- Memodelkan sistem teknik dan menarik appropriate inferences (benang
merah yang tepat).
- Mengevaluasi dampak dari sebuah sistem teknik terhadap pekerja, pengguna,
dan organisasi.
- Memilih kombinasi yang tepat antara material dan proses manufaktur untuk
memenuhi spesifikasi produk.
- Merancang, merencanakan, dan mengontrol sistem produksi terintegrasi.

 
Laporan Akhir II-24
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

- Menggunakan komputer untuk menganalisa dan meningkatkan kinerja sistem


teknik.
- Mempunyai jiwa, kemampuan, dan ketrampilan yang cukup dalam hal
entrepreneurship, intrapre-neurship, technopreunership, dan leadership, serta
berdayaguna dalam sebuah tim lintas bidang.
- Berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tulisan.
- Memahami tanggungjawab kebangsaan, etika, pro-fesi, dan sosial.
- Menghormati perbedaan dan responsif terhadap isu-isu mutahir dalam
profesi, sosial, dan global.
- Menyadari dan melaksanakan sikap belajar seumur hidup (lifelong learning).

iii. Program S-2 Teknik Mesin


Program studi S2 Teknik Mesin Program Pascasarjana Universitas Gadjah
Mada bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan berpikir, meningkatkan
kemampuan pene-litian dan pengembangan ilmu, dan meningkatkan
kemampuan mengembangkan diri bagi peserta. Lulusan program pendidikan
S2 ini diharapkan mampu mem-berikan kontribusi nyata bagi perkembangan
teknik mesin dalam kariernya baik sebagai peneliti, tenaga pendidik, maupun
ahli rancang bangun dan rekayasa industri.

iv. Program S-2 Teknik Industri


Program studi S2 Teknik Industri bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan
berpikir, meningkatkan ke-mampuan penelitian, dan pengembangan ilmu di
dalam bidang teknik industri, serta meningkatkan kemampuan
mengembangkan diri bagi peserta. Lulusan program pendidikan ini diharapkan
mampu memberikan kontri-busi yang nyata dalam kariernya baik sebagai
peneliti, tenaga pendidik, maupun ahli rancang bangun dan rekayasa industri.
(Sumber : http://www.fakultas-teknik.ugm.ac.id/jurusan/teknik-mesin-industri.html )

c) Program Studi
Program Sarjana :
- S1 Teknik Mesin
 
Laporan Akhir II-25
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

- S1 Teknik Industri
Program Pasca Sarjana :
- S2 Teknik Mesin
 Konsentrasi Konversi Energi (KE),
 Konsentrasi Mekanika Bahan (MB), dan
 Konsentrasi Teknik Bahan (TB).
- S2 Teknik Industri
 Konsentrasi Sistem Kerja dan Ergonomi Industri (SKEI)
 Konsentrasi Rekayasa Sistem Manufaktur dan Proses (RPSM)

d) Populasi Mahasiswa
Teknik Mesin dan Industri mengalami penambahan dan pengurangan jumlah
mahasiswa baru per tahunnya. Secara garis besar, jumlah mahasiswa jurusan ini
cenderung stabil tiap tahunnya.

2000
1800 TEKNIK INDUSTRI

1600 TEKNIK MESIN

1400
TEKNIK MESIN
1200
EKSTENSI TEKNIK INDUSTRI
1000
800 EKSTENSI TEKNIK MESIN

600 S2 TEKNIK INDUSTRI

400
S2 TEKNIK MESIN
200
S3 ILMU TEKNIK MESIN
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 TOTAL

Grafik 2.6. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Mesin dan Industri


Sumber : Data DAA

7) Teknik Kimia
a) Sejarah
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik UGM lahir dalam kancah revolusi
Kemerdekaan Indonesia. Pada jaman penjajahan Belanda, di Indonesia hanya ada
 
Laporan Akhir II-26
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

sebuah Perguruan Tinggi Teknik. Perguruan Tinggi Teknik ini berkedudukan di


Bandung dengan nama Technische Hoogeschool yang didirikan Pemerintah
Hindia Belanda pada tanggal 3 Juli 1920. Perguruan Tinggi ini memiliki Bagian
Kimia, tetapi baru pada tingkat permulaan. Pada jaman pendudukan Jepang,
tepatnya pada tanggal 1 April 1944, Pemerintah Militer Jepang mendirikan
Perguruan Tinggi Teknik dengan nama Bandoeng Koo Gyoo Dai Gaku. Setelah
Bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, Bandoeng Koo Gyoo Dai
Gaku direbut oleh pemuda mahasiswa bersama-sama dengan para staf
pengajarnya dan dilanjutkan dengan nama Sekolah Tinggi Teknik Bandoeng.

Dengan penyerbuan tentara Sekutu ke kota-kota besar di Indonesia, termasuk kota


Bandung, Sekolah Tinggi Teknik Bandoeng berhijrah ke Yogyakarta, yang pada
waktu itu berstatus sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia setelah
kepindahan Pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta pada tanggal 4 Januari
1946, dan dibuka dengan nama Sekolah Tinggi Teknik Bandoeng di Jogjakarta
pada tanggal 17 Pebruari 1946. Bagian-bagian yang dibuka pada waktu itu adalah
Sipil, Kimia, serta Mesin & Listrik. Perkuliahan dilaksanakan di Gedung SMA III
di Kota Baru Yogyakarta. Pada waktu yang bersamaan didirikan juga Balai
Perguruan Tinggi Gadjah Mada (Swasta). Nama Sekolah Tinggi Teknik Bandoeng
di Jogjakarta ini selanjutnya segera diubah menjadi Sekolah Tinggi Teknik
Jogjakarta yang berstatus sebagai Perguruan Tinggi Negeri. Pada tanggal 19
Desember 1948 tentara Belanda menyerbu dan menduduki Yogyakarta sehingga
Sekolah Tinggi Teknik Jogjakarta terpaksa ditutup. Berkat Perjuangan Tentara
Nasional Indonesia bersama-sama rakyat, Yogyakarta berhasil direbut kembali.
SekoIah Tinggi Teknik Jogjakarta, Sekolah Tinggi Kedokteran (yang juga
berhijrah dari Jakarta ke Klaten setelah Jakarta diduduki Sekutu), dan Balai
Perguruan Tinggi Gadjah Mada (Swasta) disatukan oleh Pemerintah Republik
Indonesia dan dijadikan Universitas Gadjah Mada pada tanggal 19 Desember
1949 dengan nama Universitit Negeri Gadjah Mada.

Antara tahun 1946 sampai 1952 Bagian Kimia mengalami kekurangan tenaga
dosen, alat dan buku, di samping kesulitan sebagai akibat langsung penjuangan
 
Laporan Akhir II-27
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

kemerdekaan. Dengan adanya bantuan beberapa tenaga asing dan perhatian


Pemerintah yang serius pada tahun 1955 dihasilkan lulusan-lulusan pertama.
Keadaan lebih membaik lagi dengan University of California Los Angeles Gadjah
Mada Engineering Project, yang berlaku efektif dari tahun 1957 sampai tahun
1966. Penyediaan tenaga Dosen, alat dan buku disamping pengiriman Dosen ke
luar negeri untuk tugas belajar berjalan dengan baik. Pada tahun 1959 Bagian
Kimia menjadi Bagian Teknik Kimia dengan pemantapan kurikulum yang bersifat
mendasar dengan lama pendidikan tetap 4 tahun. Perluasan kurikulum menjadi 5
tahun terjadi pada tahun 1962/1963. Kurikulum 5 tahun ini mula-mula menuntut
192 SKS untuk pendidikan Sarjana Teknik Kimia yang kemudian dikurangi
menjadi 186 SKS. Antara tahun 1980 sampai dengan 2000 Jurusan Teknik Kimia
menganut program S-1 yang menuntut 160 SKS untuk Sarjana Teknik Kimia yang
terbagi dalam 9 semester. Untuk kurikulum tahun 2000 (berlaku 2000-2006) dan
kurikulum 2006 (berlaku 2006-2011), Jurusan Teknik Kimia memberlakukan 148
SKS yang terbagi dalam 8 semester.

Saat ini Jurusan Teknik Kimia FT-UGM adalah salah satu Jurusan Teknik Kimia
yang terbaik di Indonesia terbukti dengan akreditasi A dari BAN dan
dimenangkannya berbagai proyek hibah kompetisi dari DIKTI mulai dari Quality
of Undergraduate Education (QUE) dari tahun 2000-2004 dan Proyek Hibah
Kompetisi B (PHK B) dari tahun 2006 – 2008.

b) Visi dan Misi


i. Visi Jurusan Teknik Kimia FT UGM
Menjadi institusi pendidikan berbasis riset terkemuka di tingkat internasional
yang memberikan kontribusi nyata bagi sustainable development menuju
kemakmuran bangsa dan menghasilkan lulusan bermoral baik, berwawasan
nasional, berkualitas internasional, serta mempunyai fleksibilitas dalam
pengembangan diri.

 
Laporan Akhir II-28
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

ii. Misi Jurusan Teknik Kimia FT UGM


- Mendidik mahasiswa dengan sistem pembelajaran berorientasi student
learning agar dihasilkan lulusan dengan penalaran yang baik untuk life-long
learning.
- Mengembangkan riset untuk pemecahan permasalahan riil di masyarakat dan
dunia industri serta pengolahan sumber daya alam secara berkelanjutan untuk
kesejahteraan masyarakat dalam kerangka sustainable development.
- Memperkuat dan memperluas jejaring internasional untuk mempertebal
atmosfer internasional dalam semua aktivitas Jurusan.
- Membangun atmosfer akademis yang kondusif untuk pengembangan
kepribadian dan wawasan technopreneurship (entrepreneurship berbasis
teknologi).
- Membekali lulusan untuk memiliki kemauan dan keahlian dalam pemanfaatan
potensi sumber daya alam Indonesia secara berkelanjutan serta kepedulian
tinggi terhadap pelestarian lingkungan.

c) Program Studi
Program Sarjana :
- S1 Teknik Kimia
Program Pasca Sarjana :
- S2 Program Magister Teknik Kimia Konsentrasi Teknik Proses (MTK)
- S2 Program Magister Teknik Konsentrasi Teknik Pengendalian Pencemaran
Lingkungan (MTPPL)
- S2 Program Magister Teknik minat Business, Enterprises and Environment
(MTBEE)
Program Doktoral :
- S3 Teknik Kimia

d) Populasi Mahasiswa
Teknik Kimia mengalami penambahan dan pengurangan jumlah mahasiswa baru
per tahunnya. Sejak 2005, jurusan ini cenderung mengalami peningkatan jumlah
mahasiswa.
 
Laporan Akhir II-29
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

900
800
700
600
500
TEKNIK KIMIA
400
S2 TEKNIK KIMIA
300
200 S3 ILMU TEKNIK KIMIA
100
TOTAL
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010

Grafik 2.7. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Kimia


Sumber : Data DAA

8) Teknik Sipil dan Lingkungan


a) Sejarah
Jurusan Teknik Sipil FT UGM lahir bersama-sama dengan Fakultas Teknik UGM
dalam kancah revolusi perjuangan pendirian Negara Indonesia. Riwayat Jurusan
Teknik Sipil dapat dirunut ke masa kolonial Hindia Belanda. Saat itu, terdapat
institusi pendidikan tinggi di bidang teknik Technische Hoogeschool yang berada
di Bandung. Pada masa pendudukan Jepang, Technische Hoogeschool berganti
nama menjadi Koo Gyoo Dai Gaku. Segera setelah Indonesia merdeka, Koo Gyoo
Dai Gaku berganti nama menjadi Sekolah Tinggi Teknik Bandoeng, yang
selanjutnya dikenal sebagai STT Bandoeng.

Dengan penyerbuan tentara Sekutu ke kota-kota besar di Indonesia, termasuk kota


Bandung, Sekolah Tinggi Teknik Bandoeng berhijrah ke Yogyakarta, yang pada
waktu itu berstatus sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia. Secara resmi,
STT Bandoeng di Jogjakarta dibuka pada tanggal 17 Februari 1945. Sama dengan
saat masih di Bandung, STT Bandoeng di Jogjakarta memiliki tiga jurusan, yaitu
Bagian Teknik Sipil, Bagian Teknik Mesin-Listrik, dan Bagian Teknik Kimia.
Pada awal kegiatannya di Yogyakarta, STT ini menempati ruang-ruang di gedung
olah raga Sekolah Menengah Tinggi (SMT) di kawasan Kota Baru. Kegiatan
kuliah diselenggarakan pada sore hari.
 
Laporan Akhir II-30
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

Tidak lama kemudian, masih pada 1946, STT Bandoeng di Jogjakarta berganti
nama menjadi Sekolah Tinggi Teknik Jogjakarta atau disingkat STT Jogjakarta.
Kampus pun pindah ke kawasan Jetis. Dalam perkembangannya, STT Jogjakarta
memiliki laboratorium yang berlokasi terpisah dari kampus Jetis, yaitu di kawasan
Jl. Krasak Kotabaru dan Pingit.

Pada masa yang hampir bersamaan, pada bulan Januari 1946 di Yogyakarta
dibentuk Universitas atau Balai Perguruan Tinggi (BPT) Swasta Gadjah Mada.
Namun STT Bandoeng tidak menjadi bagian dari Perguruan Tinggi Swasta
tersebut, karena STT Bandoeng di Jogjakarta adalah lembaga pemerintah (negeri).
Jadi merupakan perguruan tinggi negeri yang pertama di Yogyakarta.

Selama perang kemerdekaan, Desember 1948 sampai dengan Oktober 1949, STT
Jogjakarta terpaksa ditutup. Pasca pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh
Pemerintah Belanda, pada 19 Desember 1949 STT Jogjakarta digabungkan
dengan Sekolah Tinggi Kedokteran dan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada
(perguruan tinggi swasta) menjadi “Universiteit Negeri Gadjah Mada” atau
dikenal sebagai UGM. Ex-STT Jogjakarta menjadi “Fakulteit Teknik Universiteit
Gadjah Mada”, yang sering disingkat menjadi FT UGM, dan tetap memiliki tiga
jurusan: Teknik Sipil, Teknik Mesin-Listrik, dan Teknik Kimia.

Dalam perkembangan selanjutnya, kampus FT UGM pernah berpindah beberapa


kali. Kampus Jurusan Teknik Sipil FT UGM berpindah dari kawasan Jetis ke
kawasan Pogung (di lingkungan kampus UGM Bulaksumur) pada 1974,
sedangkan Laboratorium Pengaliran tetap di Pingit sampai 1995. Perkembangan
terakhir, kampus Jurusan Teknik Sipil FT UGM berpindah secara bertahap sejak
1994 sampai 1998 ke Jl. Grafika, yang merupakan kampus terpadu FT UGM saat
ini. Pada tahun 2006 Jurusan Teknik Sipil FT UGM berubah nama menjadi
Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
(JTSL FT UGM).

 
Laporan Akhir II-31
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

b) Visi dan Misi


i. Visi
Visi Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM (JTSL FT UGM) adalah
menjadi institusi pendidikan tinggi di bidang teknik sipil yang bertaraf
internasional dan menghasilkan lulusan yang andal dan bermoral, profesional,
berkompeten, dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat.
ii. Misi
- Menyelenggarakan pendidikan untuk menyiapkan tenaga ahli dalam bidang
teknik sipil yang andal, bermoral, kompeten, dan profesional.
- Menyelenggarakan penelitian yang menopang pendidikan dan kemajuan
ilmu, teknologi bidang infrastruktur, terutama pada tingkatan perencanaan,
perancangan, pelaksanaan, pengoperasian, dan perawatan.
- Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan
melibatkan segenap unsur sivitas akademika dengan memberdayakan peran
serta pemangku kepentingan (stakeholders).
- Menjalin kerjasama secara berkelanjutan dengan lembaga pendidikan,
lembaga penelitian, pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.
- Mengembangkan organisasi jurusan secara berkelanjutan menuju institusi
unggul dan bertaraf internasional,
- Meningkatkan manajemen jurusan yang transparan dan akuntabel, serta
mampu mendorong kinerja sivitas akademika jurusan.

c) Program Studi
Program Sarjana :
- S1 Teknik Sipil dan Lingkungan
Program Pasca Sarjana :
- S2 Minat Studi Magister Pengelolaan Sumberdaya Air – MPSA
- S2 Minat Studi Magister Pengelolaan Bencana Alam – MPBA
- S2 Minat Studi Magister Pengelolaan Sarana Prasarana – MPSP
- S2 Minat Studi Magister Teknologi Bahan Bangunan – MTBB
- S2 Program Studi Magister Sistem dan Teknik Transportasi – MSTT

 
Laporan Akhir II-32
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik

Program Doktoral :
- S3 Teknik Sipil dan Lingkungan

d) Populasi Mahasiswa
Teknik Sipil dan Lingkungan mengalami penambahan dan pengurangan jumlah
mahasiswa baru per tahunnya. Mahasiswa S1 Teknik Sipil cenderung stabil, dan
mahasiswa S2 Sipil terus mengalami peningkatan.

1400
TEKNIK SIPIL
1200
TEKNIK SIPIL
1000
EKSTENSI TEKNIK SIPIL
800
S2 TEKNIK SIPIL
600
S2 SISTEM DAN TEKNIK
400 TRANSPORTASI

200 S3 ILMU TEKNIK SIPIL

0 TOTAL

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Grafik 3.8. Grafik Perkembangan Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan


Sumber : Data DAA

 
Laporan Akhir II-33
Masterplan Klaster Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
T

2.4. Zonaasi Klaster TEKNIK

Gaambar 2.1. Zonasi Klasterr Teknik


Keterangan:
ur dan Perenncanaan
1. T. Arsitektu 8. T. Geoloogi
2. T. Geodesi 9. Bengkell T. Mesin
3. T. Sipil 10. Percetakkan
4. T. Kimia 11. Fasilitass umum: Kantor
K Pusat
5. T. mesin Fakultass Teknik, Perpustakaaan
6. T. Elektro Fakultass, Mushoola Teknikk,
7. T. Fisika Kantin Teknik
T

 
Laporan Ak khir II-34
Masterplan n Klaster Teknik
Universitas Gadjah
G Mada Yogyakarta
Deskripsi dan Profil Bab II
Klaster Teknik
T

Gambar 2.22. Ketinggian Lantai


L Bangunan Klaster Tekknik

2.5. Fasilitas Ruangg Eksisting


2.5.1. Fasilita
as Eksistingg Fakultas Teknik
T

un 2011 (m2)
Luas tahu
Noo Juru
usan Fakultas TEKNIK
K Luas Lantai Luass Total
D
Dasar Laantai
1 Tekn
nik Arsiteektur daan 3
3127.33 78
832.00
Peren
ncanaan
2 Tekn
nik Geodesi 1
1519.33 43
344.00
3 Tekn
nik Sipil 5
5446.33 124
444.00
4 Tekn
nik Kimia 3
3722.00 46
628.00

5 Tekn
nik Mesin 4
4471.50 70
048.00
6 Tekn
nik Elektro 2
2866.00 77
778.00
7 Tekn
nik Fisika 1
1833.00 34
476.00

8 Tekn
nik Geologi 1
1526.33 45
571.00

TOTAL 244511.82 521


121.00

Tab
bel 2.1. Luas Eksisting
E Klasteer Teknik
(Sumber : SIM
MGERU, Juli 2011)
2

 
Laporan Ak khir II-35
Masterplan n Klaster Teknik
Universitas Gadjah
G Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

BAB III

Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Teknik


Fakultas Teknik

3.1. Evaluasi Terhadap Masterplan/RIPK Terdahulu


Salah satu arahan mendasar yang menjadi basis dalam proses perancangan Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL)Klaster Teknik Universitas Gadjah Mada adalah
review terhadap masterplan atau Rencana-rencana Induk Pengembangan Kampus
(RIPK) terdahulu. Pada RIPK 1996,tercatat titik kelemahan utama dalam masterplan ini,
yakni terkait rancangan dalam hal efektifitas pemanfaatan lahan dan optimalisasi lahan
hijau di lingkungan kampus, tata sirkulasi dan pemanfaatan lahan parkir, serta tata massa
terkait performa integrasi antar fungsi bangunan terhadap bangunan lainnya. Hal ini
secara sistemik menurunkan kualitas keterhubungan aktifitas akademik antar fakultas
dan menurunkan kualitas lingkungan hijau kampus. Kelemahan ini disebabkan kurang
terdefinisi secara baik pengaturan pemanfaatan lahan dalam RIPK 1996 tersebut.

Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan didasarkan pada studi dan ketentuan serta
kebijakan terkait yang ada yaitu RIPK UGM 2005-2015 yang berisi tentang ketentuan
pembangunan gedung baru yang tidak dibangun di atas ruang terbuka hijau, tetapi di atas
bangunan lama yang berupa bangunan gedung berlantai 1 (satu) dan atau 2 (dua).
Sehingga efisiensi lahan diharapkan akan tercapai di antaranya melalui rancangan
bangunan dengan ketinggian minimal 3 lantai. Dalam ketentuan tersebut, untuk
mengefektifkan sirkulasi antar bangunan direkomendasikan adanya penghubung antar
bangunan berupa koridor atau jejalur. Di dalam melakukan evaluasi, juga didasarkan
pada pedoman rencana tata bangunan yang tertuang pada PERATURAN MENTERI
PEKERJAAN UMUM NOMOR 06/PRT/M/2007 PEDOMAN RTBL tentang KDB
(Koefisien Dasar Bangunan), KLB (Koefisien Lantai Bangunan), dan KDH (Koefisien
Daerah Hijau).
 

Laporan Akhir III-1


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

Gambar 3.1. Skema Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan

Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster Teknik juga terkait dengan rencana tata
lansekap Universitas Gadjah Mada yang menerapkan kebijakan open system dan closed
system. Open system (OS) ditujukan sebagai tempat parkir atau tempat kegiatan lain
yang dinaungi oleh pohon-pohon tinggi, besar dan beragam. Closed system (CS)
ditujukan sebagai daerah resapan air dan penyejukan udara dan dalam jangka panjang
seharusnya dapat menggantikan fungsi air conditioner di ruang-ruang dosen, kuliah dan
laboratorium ataupun tempat tempat pertemuan dengan bentuk hutan kampus
(arboretum) , dan jenis tanaman beragam.

Wilayah studi adalah klaster teknik yang termasuk dalam kawasan UGM Yogyakarta;
yang berkonsep Educopolis yaitu kampus dengan kondisi lingkungan yang kondusif
untuk proses pembelajaran dalam konteks pengembangan sinergi interdisiplin dan
tanggap terhadap isu ekologis. Untuk itu, UGM telah melakukan penanaman pohon-
pohon penghijauan yang sesuai dengan konsep kampus educopolis.

Laporan Akhir III-2


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

Gambar 3.2. Rencana Tata Lansekap Landmark, Pedestrian Plaza

Pada dasarnya konsep Rencana Induk Pengembangan Kampus (RIPK) UGM telah
memiliki strategi pengembangan yang cukup baik namun perlu disusun kembali
kerangka acuan RTBL meruntut pada kebutuhan masing-masing klaster secara spesifik
khususnya pada kasus studi klaster Teknik sehingga perlu dipertimbangkan hal-hal
berikut:
1. Peletakan entrance dan besaran
2. Peletakan tata unit dan orientasi bangunan
3. Pengaturan sirkulasi, jarak, dan besaran baik untuk pejalan kaki dan kendaraan.
4. Jarak pencapaian dari halte bus menuju ke main entrance harus dekat.
5. Aksesibilitas dan besaran lahan parkir yang mencukupi dalam konteks berkelanjutan
6. Ruang terbuka/shared placed menjadi optimal terintegrasi dengan fungsi-fungsi
bangunan disekitarnya.
7. Efektifitas lahan dan ruang yang ditingkatkan dengan rencana pembangunan gedung
minimal 5 lantai

Laporan Akhir III-3


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

3.1.1. Pemanfaatan Lahan Eksisting


Pemanfaatan lahan pada perencanaan klaster teknik untuk menghasilkan suatu produk
baru yang lebih optimal sebagai penunjang fasilitas pendidikan tanpa mengurangi
potensi bangunan sekitar. Pemanfaatan lahan di dalamnya mengandung unsur-unsur
penggunaan lahan yang telah ada dan arahan pengembangan pemanfaatan lahan yang
lebih optimal berdasarkan evaluasi sumberdaya lahan dan kesesuaian pemanfaatan.

Evaluasi sumberdaya lahan dan kesesuaian pemanfaatan diusahakan sedemikian rupa


sehingga beberapa area-area pada klaster Teknik yang pada mulanya kurang
diperhatikan dapat dikembangkan sebagai area fungsional, sedangkan area-area yang
potensial tetap terpelihara kelestariannya. Dalam evaluasi sumberdaya lahan pada
klaster ini sangat ditekankan pada upaya pemanfaatan lahan-lahan atau bangunan-
bangunan yang tidak terpakai untuk dikembangkan menjadi fasilitas-fasilitas
pendidikan berdasarkan perkembangan program pendidikan yang telah disesuaikan
untuk beberapa masa yang akan datang.

Pemanfaatan lahan yang ada di kawasan perencanaan cukup bervariasi terdiri dari:
lahan terbangun (bangunan gedung pendidikan, dan laboratorium), serta open space
(halaman dan parkir).

Berdasarkan kompleksitas permasalahan yang ada, akan mempermudah analisis fungsi


kawasan perencanaan nantinya, yang akan menjadi acuan dalam perencanaan nantinya.

Kondisi/konstruksi bangunan secara umum adalah bangunan permanen. Masih terdapat


pula beberapa bangunan dengan konstruksi non permanen yang berfungsi sebagai
tempat parkir dan kantin. Di beberapa bangunan ruang kuliah terasa panas dan sesak
karena ventilasi dan cahaya kurang.

Dari kondisi yang akan dipetakan dibawah ini, dapat menjadi materi usulan tentang
beberapa bangunan yang akan diganti (demolition), yang merupakan bangunan
berlantai 1 dan 2, dijadikan bangunan berlantai tiga ke atas dengan dasar kebijakan
RIPK yang berlaku saat ini.

Laporan Akhir III-4


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

Gambar 3.3.Eksisting Klaster Teknik

3.1.2. Fasilitas Pelayanan


Fasilitas pelayanan seperti aula, musholla, kantin, taman untuk refreshing dan parkir,
sudah disediakan di tiap-tiap jurusan. Penempatan parkir mobil dan sepeda motor pada
masing-masing jurusan di klaster ini pada umumnya diletakkan secara terpisah. Untuk
fasilitas bersama fakultas, juga disediakan plaza, kantor pusat fakultas, parkir fakultas,
perpustakaan fakultas, mushola fakultas, dan kantin fakultas.

3.1.3. Transportasi dan Aksesibilitas


Bangunan-bangunan jurusan T. Arsitektur dan Perencanaan, T. Geodesi dan
Geomatika, T. Sipil dan Lingkungan, T. Kimia, T. Mesin dan Industri, T. Elektro dan
Teknologi Informasi, T. Fisika, dan T. Geologi teralokasi secara mengelompok
membentuk klaster teknik yang dikelilingi oleh sungai dan jalan-jalan umum yang
dilewati kendaraan pribadi dan kendaraan umum yang kini semakin ramai setelah
dibangunnya jembatan baru. Klaster Teknik memiliki satu akses utama keluar masuk
klaster yang dapat dilalui oleh sepeda dan kendaraan bermotor (sepeda motor, mobil,
travel, bus) dan antar jurusan dihubungkan dengan jalan-jalan untuk mempermudah
pencapaian bangunan.

Saat ini, kondisi system transportasi dalam klaster telah mengakomodasi kebutuhan
ruang sirkulasi kendaraan dengan cukup baik. Namun tidak demikian untuk sirkulasi
pejalan kaki. Tidak adanya trotoar atau pergola khusus mengurangi kenyamanan bagi

Laporan Akhir III-5


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

pejalan kaki.Vegetasi pun kurang memberikan kenyamanan karena hanya memberi


keteduhan di bagian-bagian tertentu saja.

3.1.4. Analisis Lokasi dan Aspek Lahan


Klaster Teknik yang terdiri dari jurusan T. Arsitektur dan Perencanaan, T. Geodesi dan
Geomatika, T. Sipil dan Lingkungan, T. Kimia, T. Mesin dan Industri, T. Elektro dan
Teknologi Informasi, T. Fisika, dan T. Geologi berdiri diatas lahan seluas 60.241 m2
dengan batas lahan sebagai berikut:
 Utara: Jalan Teknika Selatan
 Barat: Sungai
 Timur: Jalan Kesehatan
 Selatan: Klaster Rumah Sakit ( RS Dr. Sadjito)

Gambar 3.4.Eksisting Klaster Teknik

Laporan Akhir III-6


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

3.1.5. Potensi Sumber Daya


Pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumberdaya dapat menentukan keberhasilan
pengembangan fungsi pada suatu kawasan. Hal ini dimaksudkan untuk
mengoptimalkan fungsi pemanfaatan kawasan dengan resiko sekecil mungkin dan
penanganan potensi kendala yang ada sebagai alternatif pemecahan masalah.
a. Sumber Daya Alam
Kondisi tanah di lingkungan Klaster Teknik relatif subur dan cukup tersedia air,
sehingga mendukung pengembangan lansekap dan penanaman beberapa pohon
sebagai peneduh. Potensi ruang terbuka hijau tersebut diharapkan tidak menjadi
kendala pengembangan di lingkungan Klaster Teknik, tetapi justru akan menjadi
potensi kekayaan di masa sekarang dan mendatang, karena fungsinya sebagai paru-
paru kota.

Terkait dengan masalah tata hijau dan lansekap yang merupakan bagian dari
penataan sumber daya alam ini adalah kualitas lingkungan kampus, khususnya yang
berhubungan dengan terdapatnya sejumlah bahan polutan di dalam udara di kampus.
Pengukuran yang dilakukan pada dua kurun waktu (1993 dan 1999/2000)
menunjukkan hasil yang cukup mengkhawatirkan dalam hal kandungan Karbon
Monoksida, sedangkan untuk jenis-jenis polutan lain sudah mendekati batas ambang
maksimal. Adapun untuk pencemaran lingkungan yang berupa kebisingan, angka
yang didapatkan pada tahun 1999/2000 sedikit berada di atas batas ambang
maksimal yang dipersyaratkan. Keseluruhan data pencemaran tersebut
menunjukkan masih diperlukannya upaya pencegahan dengan membatasi peluang
terproduksinya bahan-bahan polutan tersebut di lingkungan kampus, yang juga
harus disertai dengan berbagai penyelesaian teknis lansekap kampus sehingga
angka-angka yang telah melebihi batas ambang tersebut dapat dikurangi seminimal
mungkin, hingga berada di bawah batas ambang.

Laporan Akhir III-7


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

Tabel 3.1. Perkembangan Pencemaran di Lingkungan Kampus UGM, 1993-2000


Batas maksimal
No. Jenis polutan yang yang Des 1993 1999/2000
diukur diperbolehkan
1. Karbonmonoksida (CO) 2,6 ppm Tak terdeteksi 8 ppm
2. Karbon dioksida 247 -
3. Hidrokarbon 0,24 ppm Tak terdeteksi -
4. Sulfur dioksida (SO2) 0,3 ppm Tak terdeteksi 0,025 ppm
5. Nitrogen dioksida 0,2 ppm 0,0006 ppm 0,0016 ppm
(NO2)
6. kebisingan 70 dba 57,4 dba 70,7 dba
Sumber: RIP Kampus 2005-2015

Permasalahan kondisi tata lansekap:


 Taman di seluruh kampus yang sangat gersang terutama disaat musim kemarau,
sangat tidak terawat, dan pada saat musim hujan air hujan melimpah
menggenangi area lansekap dan;
 Kampus tidak semuanya terasa sejuk, rindang, damai, tenang, dan nyaman untuk
belajar maupun kegiatan lainnya. Taman belum ditata dan dirawat dengan baik.

b. Sumber Daya Buatan

Bangunan yang potensial saat ini di lingkungan klaster Teknik adalah bangunan
kampus. Bangunan tersebut secara fungsional akan memberikan kehidupan bagi
kegiatan pendidikan di kawasan tersebut. Potensi lain dari aspek bangunan kampus
adalah kemampuan menciptakan bentuk bangunan dengan dasar estetika dan
lingkungan kampus UGM sehingga salah satu bangunan kampus akan menjadi
landmark bagi bangunan kampus sekitarnya.

Bentuk bangunan pada masing-masing jurusan di klaster Teknikrelative sama.


Untuk mempertahankan keselarasan dan konsistensi bentuk antara bangunan yang
telah ada dan bangunan yang akan dibangun, diperlukan adanya arahan-arahan yang
berupa guidelines, yang dapat menunjukkan ciri-ciri atau karakter pada setiap
Laporan Akhir III-8
RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

bangunan di kampus UGM pada umumnya, dan pada klaster Teknik pada
khususnya. Dengan terciptanya ciri-ciri atau karakter pada semua fasad bangunan di
seluruh kampus UGM, akan terwujud unsur ‘kemenerusan’ yang menjadi bagian
“urban design” kota Yogyakarta.

c. Sumber Daya dan Kelembagaan


Potensi SDM di lingkungan klaster Teknik mengalami kenaikan dari segi kuantitas
maupun kualitas, baik dari sisi mahasiswa, dosen dan karyawan. Meskipun tingkat
perkembangan SDM-nya terus meningkat, namun kualitas SDM perlu pembinaan
lebih jauh berkaitan searah dengan perkembangan program pendidikan/ kurikulum.

Di sisi lain, lokasi UGM di Yogyakarta memiliki peluang untuk mendukung


atmosfer akademik, dengan suasana yang penuh rasa kebersamaan, memiliki
moralitas relatif tinggi, adanya rasa memiliki, saling menghormati dan menghargai,
serta lingkungan kerja yang baik.

Klaster Teknik tidak terlepas dengan university governance di UGM yang berstatus
sebagai PT BHMN, atau lebih dikenal dengan otonomi pengelolaan kampus.
Otonomi universitas yang dikaitkan dengan kebijaksanaan pembiayaan sendiri
memungkinkan peningkatan kesejahteraan staf, yang diantaranya ditujukan untuk
peningkatan kreatifitas tenaga akademik, sehingga kualitas proses pembelajaran
dapat ditingkatkan.

Isu lain tentang university governance adalah penegakan hukum yang masih lemah
untuk beberapa peraturan, serta birokrasi dan prosedur yang tidak jelas sehingga
menghambat beberapa kegiatan. Organisasi yang besar cenderung menurunkan
efisiensi dan produktifitas.

Sejalan dengan arahan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan keterkaitan


dan kesepadanan antara penelitian dengan pengabdian masyarakat maka kegiatan
pengabdian masyarakat yang sementara ini banyak dilakukan oleh Lembaga
Pengabdian Masyarakat perlu diubah pendekatannya.

Laporan Akhir III-9


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

Fasilitas akademik mencukupi untuk pengembangan kegiatan, tetapi di sisi lain


terdapat penggunaan ruang dan fasilitas yang tidak efisien, karena waktu
pemanfaatannya belum optimal, maupun adanya sejumlah fasilitas pendidikan
dengan ruang dan peralatan yang sudah tidak layak. Isu yang terkait dengan
pengelolaan sarana-prasarana ini adalah belum adanya kesepakatan pendistribusian
kewenangan.

3.2. Evaluasi Kebutuhan Ruang

3.2.1. Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan

Gambar.3.5. Kode Eksisting Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan


Sumber :Data SIMGERU

a. Luas Bangunan Eksisting


Tabel di bawah ini menjelaskan tentang eksisting bangunan di jurusan Arsitektur
dan Perencanaan.

 Kolom Legenda merupakan istilah kode yang digunakan secara universal di


lingkungan UGM, kolom 2007 merupakan kode yang digunakan pada tahun
2007, sedangkan kolom 2011 merupakan kode baru yang telah disepakati oleh

Laporan Akhir III-10


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

pihak masing-masing jurusan bersama dengan tim Blokplan dan Tim


Standarisasi Ruang.
 Kolom Nama Gedung merupakan nama dari gedung yang dimaksud.
 Luas, kolom 2007 merupakan luas bangunan pada tahun 2007, dan kolom 2011
merupakan luas pada tahun 2011 setelah mungkin mengalami penambahan atau
pengurangan massa bangunan.
 Kolom Jumlah lantai menerangkan ada berapa lantai bangunan tersebut berdiri.

Tabel3.2.Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan.

LEGENDA NAMA GEDUNG LUAS (m2) JUMLL


ANTAI
2007 2011 2011 2007 2011
TEKNIK.ARSITEKTUR.
CE.22 22 ADMINISTRASI T. ARSITEKTUR 2343 2343 3
TEKNIK.ARSITEKTUR. KULIAH/LAB. T. ARSITEKTUR
CE.23 23 (A2) 2968 2968 3
TEKNIK.ARSITEKTUR. KULIAH/LAB. T. ARSITEKTUR
CE.24 24 (A3) 2328 2328 2
TEKNIK.ARSITEKTUR.
CE.25 25 TEMPAT PARKIR T. ARSITEKTUR 35 35 1
TEKNIK.ARSITEKTUR.
CE.25A 25A KANTIN T. ARSITEKTUR 107 107 1
TEKNIK.ARSITEKTUR.
CE.25B 25B BENGKEL KAYU T. ARSITEKTUR 86 86 1
TEKNIK.ARSITEKTUR.
CE.25C 25A PENDOPO T. ARSITEKTUR 75 75 1
TEKNIK.ARSITEKTUR.
CE.25D 25B GERBANG T. ARSITEKTUR 25 25 1

Sumber: Data SIMGERU, Juli 2011

b. Skema Penghapusan Bangunan


Dari bangunan eksisting yang telah didata oleh SIMGERU, Jurusan Arsitektur dan
Perencanaan memiliki 5 massa bangunan 3 lantai maupun kurang. Adapun
bangunan 3 lantai tetap dipertahankan dan bangunan 1 dan 2 lantai diganti.
Laporan Akhir III-11
RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

Tabel.3.3. Daftar Bangunan Eksisting T. Arsitektur dan Perencanaan Dipertahankan


dan Dihapus

Luas Lantai Bangunan yang Dipertahankan


Luas Luas
Jml.
Kode Nama Lantai Total
Lantai
Dasar Lantai
TEKNIK.ARSITEKTUR. ADMINISTRASI
CE.22 3 781 2343
22 T. ARSITEKTUR
TEKNIK.ARSITEKTUR. KULIAH/LAB.
CE.23 3 989.33 2968
23 T. ARSITEKTUR (A2)
Total: 1770.33 5311

Luas Lantai Bangunan yang Dihapus


TEKNIK.ARSITEKTUR. KULIAH/LAB.
CE.24 2 1164 2328
24 T. ARSITEKTUR (A3)
CE.25 TEKNIK.ARSITEKTUR.
KANTIN T. ARSITEKTUR 1 107 107
A 25A
TEKNIK.ARSITEKTUR. BENGKEL KAYU
CE.25B 1 86 86
25B T. ARSITEKTUR
Total: 1357 2521

TOTAL 3127.33 7832


Sumber : Olah Data Tim Blokplan

c. Skenario Optimalisasi Jumlah Mahasiswa


Rasio luas per mahasiswa idealnya sebesar 10-12 m2/jiwa.Sementara jumlah
mahasiswa yang semakin bertambah setiap tahun tidak diimbangi dengan
perkembangan bangunan pendidikan.Karena itu rasio luas semakin mengecil
tiap tahunnya. Jurusan T. Arsitektur dan Perencanaan sendiri pada tahun
akademik 2010/2011 memiliki mahasiswa 1131 jiwa dengan luas bangunan
pendidikan 6571 m2 . Sehingga didapat rasio luas kini sebesar 5.81
m2/jiwa.Dan dapat diketahui bahwa jurusan ini setidaknya membutuhkan luas
tambahan sebesar 4739 m2.

Laporan Akhir III-12


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

Tabel.3.4. Daftar Mahasiswa Eksisting T. Arsitektur dan Perencanaan


KEBUTUHAN SELISIH LUAS
JUML. LUAS TOTAL RASIO KAPASITAS
LUAS MHSW &KEBUTUHAN
FAKULTAS MHSW 2
LANTAI LUAS MHSW (JIWA)
(M ) LUAS (M2)
TEKNIK EKSISTING EKSISTING PER
10 M2/ 12 M2/ 2
10 M2/ 12 M2/ 10 M2/ 12 M2/
(JIWA) (M ) MHSW
MHS MHS MHS MHS MHS MHS
TEKNIK
ARSITEKTUR
1131 11310 13572 6571 5.81 657 548 -4739 -7001
DAN
PERENCANAAN
Sumber :Data DAA

Tabel 3.5.Pertumbuhan Optimal Mahasiswa


JUMLAH JUMLAH KEBUTUHAN LUAS
MAHASISWA MAHASISWA MAHASISWA (M2)
FAKULTAS TEKNIK
EKSISTING OPTIMUM 10 12
2 2
(JIWA) (30%) M /MHS M /MHS
TEKNIK
ARSITEKTUR DAN 1131 1470.3 14703 17643.6
PERENCANAAN
Sumber :Olah Data Tim Blokplan

Sesuai perhitungan tersebut, Teknik Arsitektur dan Perencanaan diprediksi


akan memiliki mahasiswa sebanyak 1471 jiwa. Sehingga kebutuhan ruang
untuk jurusan ini adalah 14703-17643.6 m2.Untuk itu terdapat beberapa opsi
scenario dalam rangka pemenuhan kebutuhan ruang mahasiswa baru.

1) Skenario 1
Yaitu scenario yang mengasumsikan penggantian seluruh bangunan
terhapus dengan bangunan berlantai 5, tanpa memperhatikan syarat 75%

Laporan Akhir III-13


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

substitusi lantai dasar.Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa


optimum, 1471 jiwa.

Tabel 3.6. Skenario 1 Teknik Arsitektur dan Perencanaan

SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI)


SELISIH LUAS DAN
KAPASITAS MAHASISWA
LUAS TOTAL RASIO LUAS KEBUTUHAN LUAS
(JIWA)
LANTAI PER MAHASISWA (M2)
EKSISTING (M2) MAHASISWA
10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS

12096 8.23 1210 1008 -14703 -5547.6

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

2) Skenario 2
Seperti halnya scenario 1, scenario ini juga mengasumsikan penggantian
seluruh bangunan terhapus tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi
lantai dasar, hanya saja pada scenario ini bangunan memiliki 6 lantai. Rasio
dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum (1471 jiwa).

Tabel 3.7. Skenario 2 Teknik Arsitektur dan Perencanaan


SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI)
SELISIH LUAS DAN
LUAS TOTAL RASIO KAPASITAS MAHASISWA
KEBUTUHAN LUAS
LANTAI LUAS PER (JIWA)
MAHASISWA (M2)
2
EKSISTING (M ) MHSW
10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS
12096 8.23 1210 1008 -2607 -5547.6

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

3) Skenario 3

Laporan Akhir III-14


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari
luas lantai dasarnya dibangun hingga 5 lantai, serta bangunan eksisting 3
lantai tetap dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah
mahasiswa optimum 1471 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 7.07
m2/jiwa. Dan untuk memenuhi rasio 10m2/jiwa, masih dibutuhkan luas
tambahan 4303,25 m2.

Tabel.3.8. Skenario 3 T. Arsitektur dan Perencanaan


SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI)
SELISIH LUAS DAN
LUAS TOTAL RASIO LUAS KAPASITAS MAHASISWA
KEBUTUHAN LUAS
LANTAI PER (JIWA)
MAHASISWA (M2)
2
EKSISTING (M ) MAHASISWA
10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS

10399.75 7.07 1040 867 -4303.25 -7243.85

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

4) Skenario 4
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari
luas lantai dasarnya dibangun hingga 6 lantai, serta bangunan eksisting 3
lantai tetap dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah
mahasiswa optimum 1471 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 7.77
m2/jiwa.
Tabel.3.9. Skenario 4 T. Arsitektur dan Perencanaan
SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI)

LUAS TOTAL RASIO LUAS SELISIH LUAS DAN KEBUTUHAN


KAPASITAS MHSW (JIWA)
LANTAI PER LUAS MHSW (M2)

EKSISTING (M2) MAHASISWA 10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS

11417.5 7.77 1142 951 -3285.5 -6226.1

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

Laporan Akhir III-15


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

3.2.2. Jurusan Teknik Fisika

Gambar.3.6. Kode Eksisting Jurusan Teknik Fisika


Sumber : SIMGERU

a. Luas Bangunan Eksisting


Tabel 3.10. Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Fisika
LEGENDA NAMA GEDUNG LUAS JUMLAH
2007 2011 2011 2007 2011 LANTAI

R. KULIAH DAN
CE.8 TEKNIK.FISIKA.8 LABORATORIUM TEKNIK 3566 3286 2
FISIKA
CE.8A TEKNIK.FISIKA.8A TEMPAT PARKIR T. FISIKA 48 48

CE.8B TEKNIK.FISIKA.8B TEMPAT PARKIR T. FISIKA 210 210

CE.9 TEKNIK.FISIKA.9 MUSHOLA 50 50

CE.9A TEKNIK.FISIKA.9A KANTIN 90 90 1

CE.9B TEKNIK.FISIKA.9B KMTF 50


Sumber: Data SIMGERU, Juli 2011
Laporan Akhir III-16
RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

b. Skema Penghapusan Bangunan


Tabel 3.11. Daftar Bangunan Eksisting T. Fisika Dipertahankan dan Dihapus

Luas Lantai Bangunan yang Dipertahankan


Luas
Jml. Luas Total
Kode Nama Lantai
Lantai Lantai
Dasar
- -
Total: 0 0
Luas Lantai Bangunan yang Dihapus
R. KULIAH DAN
CE.8 TEKNIK.FISIKA.8 2 1643 3286
LABORATORIUM T. FISIKA
CE.9 TEKNIK.FISIKA.9 MUSHOLA 1 50 50
CE.9
TEKNIK.FISIKA.9A KANTIN 1 90 90
A
CE.9
TEKNIK.FISIKA.9B KMTF 1 50 50
B
Total: 1833 3476
TOTAL 1833 3476
Sumber : Olah Data Tim Blokplan

c. Skenario Optimalisasi Jumlah Mahasiswa

Tabel 3.12.Pertumbuhan Optimal Mahasiswa


JUMLAH JUMLAH KEBUTUHAN LUAS
FAKULTAS MAHASISWA MAHASISWA MAHASISWA (M2)
TEKNIK EKSISTING OPTIMUM
10 M2/MHS 12 M2/MHS
(JIWA) (30%)

646 839.8 8398 10077.6


TEKNIK FISIKA

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

Laporan Akhir III-17


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

Sesuai perhitungan di atas, mahasiswa Teknik Fisika diprediksi akan memiliki


mahasiswa sebanyak 840 jiwa. Sehingga kebutuhan ruang untuk jurusan ini
adalah 8398-10077.6 m2.Untuk itu terdapat beberapa opsi scenario dalam
rangka pemenuhan kebutuhan ruang mahasiswa baru.

1) Skenario 1
Yaitu scenario yang mengasumsikan penggantian seluruh bangunan
terhapus dengan bangunan berlantai 5, tanpa memperhatikan syarat 75%
substitusi lantai dasar.Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa
optimum, 840 jiwa.

Tabel 3.13. Skenario 1 Teknik Fisika


SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI)

LUAS TOTAL RASIO LUAS SELISIH LUAS DAN


KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
LANTAI PER KEBUTUHAN LUAS MHSW (M2)
EKSISTING (M2) MAHASISWA 10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS
9165 10.91 917 764 -8398 -912.6

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

2) Skenario 2

Tabel 3.14. Skenario 2 Teknik Fisika


SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI)
SELISIH LUAS DAN
LUAS TOTAL RASIO LUAS KAPASITAS MAHASISWA (JIWA) KEBUTUHAN LUAS MAHASISWA
LANTAI PER (M2)
EKSISTING (M2) MAHASISWA
10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS

9165 10.91 917 764 767 -912.6

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

Laporan Akhir III-18


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

Seperti halnya scenario 1, scenario ini juga mengasumsikan penggantian


seluruh bangunan terhapus tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi
lantai dasar, hanya saja pada scenario ini bangunan memiliki 6 lantai.
Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum (840 jiwa).

3) Skenario 3
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari
luas lantai dasarnya dibangun hingga 5 lantai, serta bangunan eksisting 3
lantai tetap dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah
mahasiswa optimum 840, jurusan ini memiliki rasio luas 8.18m2/jiwa.

Tabel.3.15. Skenario 3 Teknik Fisika

SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI)


LUAS TOTAL RASIO LUAS SELISIH LUAS DAN
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
LANTAI PER KEBUTUHAN LUAS MHSW (M2)

EKSISTING (M2) MAHASISWA 10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS

6873.75 8.18 687 573 -1524.25 -3203.85

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

4) Skenario 4
Tabel.3.10. Skenario 4 Teknik Fisika

SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI)

LUAS TOTAL RASIO LUAS KAPASITAS MAHASISWA SELISIH LUAS DAN KEBUTUHAN

LANTAI PER (JIWA) LUAS MAHASISWA (M2)

EKSISTING (M2) MAHASISWA 10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS

8248.5 9.82 825 687 -149.5 -1829.1

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

Laporan Akhir III-19


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari
luas lantai dasarnya dibangun hingga 6 lantai, serta bangunan eksisting 3
lantai tetap dipertahankan.

3.2.3. Jurusan Teknik Elektro

Gambar.3.7 . Kode Eksisting Jurusan Teknik Elektro


Sumber : SIMGERU

a. Luas Bangunan Eksisting

Tabel 3.11. Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Elektro


LEGENDA NAMA GEDUNG LUAS JUMLAH
2007 2011 2011 2007 2011 LANTAI

CE.11 TEKNIK.ELEKTRO.11 R. KULIAH & 7368 7368 3

Laporan Akhir III-20


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

LABORATORIUM
T. LISTRIK/ELEKTRO
CE.11A TEKNIK.ELEKTRO.11A KANTIN 35 35 1

CE.11B TEKNIK.ELEKTRO.11B GUDANG T. ELEKTRO 47 47 1

CE.11E TEKNIK.ELEKTRO.11E RUMAH DIESEL T. ELEKTRO 9 9 1

CE.11F TEKNIK.ELEKTRO.11F MUSHOLA

CE.12 TEKNIK.ELEKTRO.12 GROUND INDUK 319 319 1


Sumber: SIMGERU, Juli 2011

b. Skema Penghapusan Bangunan

Tabel 3.12. Daftar Bangunan Eksisting T. Elektro Dipertahankan dan Dihapus


Luas Lantai Bangunan yang Dipertahankan
Luas
Jml. Luas Total
Kode Nama Lantai
Lantai Lantai
Dasar
R. KULIAH &
CE.11 TEKNIK.ELEKTRO.11 LABORATORIUM 3 2456 7368
T.ELEKTRO
Total: 2456 7368
Luas Lantai Bangunan yang Dihapus
CE.11A TEKNIK.ELEKTRO.11A KANTIN 1 35 35

CE.11B TEKNIK.ELEKTRO.11B GUDANG T. ELEKTRO 1 47 47


RUMAH DIESEL
CE.11E TEKNIK.ELEKTRO.11E 1 9 9
T.ELEKTRO
CE.12 TEKNIK.ELEKTRO.12 GROUND INDUK 1 319 319

Total: 410 410

TOTAL 2866 7778

Laporan Akhir III-21


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

Sumber: Olah Data Tim Blokplan

c. Skenario Optimalisasi Jumlah Mahasiswa

Tabel 3.5.Pertumbuhan Optimal Mahasiswa


JUMLAH JUMLAH KEBUTUHAN LUAS
MHSW MHSW MAHASISWA (M2)
FAKULTAS TEKNIK
EKSISTING OPTIMUM
10 M2/MHS 12 M2/MHS
(JIWA) (30%)

TEKNIK ELEKTRO 1291 1678.3 16783 20139.6

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

Sesuai perhitungan di atas, mahasiswa Teknik Elektro diprediksi akan memiliki


mahasiswa sebanyak 1679 jiwa. Sehingga kebutuhan ruang untuk jurusan ini adalah
sebesar 16783-20139.6 m2.Untuk itu terdapat beberapa opsi scenario dalam rangka
pemenuhan kebutuhan ruang mahasiswa baru.

1) Skenario 1
Yaitu scenario yang mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus
dengan bangunan berlantai 5, tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai
dasar.Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum, 1679 jiwa.

Tabel 3.6. Skenario 1 Teknik Elektro


SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI)

LUAS TOTAL RASIO LUAS SELISIH LUAS DAN


KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
LANTAI PER KEBUTUHAN LUAS MHSW (M2)

EKSISTING (M2) MAHASISWA 10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS

9418 5.61 942 785 -16783 -10721.6

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

2) Skenario 2
Laporan Akhir III-22
RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

Seperti halnya scenario 1, scenario ini juga mengasumsikan penggantian seluruh


bangunan terhapus tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai dasar, hanya
saja pada scenario ini bangunan memiliki 6 lantai. Rasio dihitung berdasarkan
jumlah mahasiswa optimum (1679 jiwa).

Tabel 3.6. Skenario 2 Teknik Elektro


SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI)
LUAS TOTAL RASIO LUAS SELISIH LUAS DAN
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
LANTAI PER KEBUTUHAN LUAS MHSW (M2)

EKSISTING (M2) MAHASISWA 10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS

9418 5.61 942 785 -7365 -10721.6

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

3) Skenario 3
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas
lantai dasarnya dibangun hingga 5 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap
dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum
1679 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 5.31 m2/jiwa.

Tabel.3.5. Skenario 3 Teknik Elektro

SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI)

LUAS TOTAL RASIO LUAS SELISIH LUAS DAN


KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
LANTAI PER KEBUTUHAN LUAS MHSW (M2)

EKSISTING (M2) MAHASISWA 10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS

8905.5 5.31 891 742 -7877.5 -11234.1

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

4) Skenario 4

Laporan Akhir III-23


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas
lantai dasarnya dibangun hingga 6 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap
dipertahankan.

Tabel.3.6. Skenario 4 Teknik Elektro

SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI)


SELISIH LUAS DAN
LUAS TOTAL RASIO LUAS KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
KEBUTUHAN LUAS MHSW (M2)
LANTAI PER
EKSISTING (M2) MAHASISWA 10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS

9213 5.49 921 768 -7570 -10926.6

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

3.2.4. Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika

Gambar.3.8. Kode Eksisting Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika

Laporan Akhir III-24


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

Sumber : SIMGERU

a. Luas Bangunan Eksisting

Tabel 3.15. Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika
LEGENDA NAMA GEDUNG LUAS JUMLAH
2007 2011 2011 2007 2011 LANTAI

R. KULIAH DAN
CE.26 TEKNIK.GEODESI.26 LABORATORIUM TEKNIK
GEODESI 4237 4237 3

CE.26A TEKNIK.GEODESI.26A MUSHOLA DAN KMTG 107 107 1

Sumber: SIMGERU, Juli 2011

b. Skema Penghapusan Bangunan

Tabel 3.16. Daftar Bangunan Eksisting T. Geodesi dan Geomatika Dipertahankan dan
Dihapus
Luas Lantai Bangunan yang Dipertahankan
Jml. Luas Lantai Luas Total
Kode Nama
Lantai Dasar Lantai
R. KULIAH DAN
CE.26 TEKNIK.GEODESI.26 LABORATORIUM 3 1412.33 4237
T.GEODESI
Total: 1412.33 4237

Luas Lantai Bangunan yang Dihapus


TEKNIK.GEODESI.26
CE.26A MUSHOLA DAN KMTG 1 107 107
A

Laporan Akhir III-25


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

Total: 107 107

TOTAL 1519.33 4344


Sumber: Olah Data Tim Blokplan

c. Skenario Optimalisasi Jumlah Mahasiswa

Tabel 3.5.Pertumbuhan Optimal Mahasiswa

KEBUTUHAN
JUML. MHSW
JUMLAH MHSW LUAS MHSW (M2)
FAKULTAS TEKNIK EKSISTING
OPTIMUM (30%) 10 12
(JIWA)
2 2
M /MHS M /MHS

TEKNIK GEODESI 485 630.5 6305 7566


DAN GEOMATIKA
Sumber :Olah Data Tim Blokplan

Sesuai perhitungan di atas, mahasiswa Teknik Geodesi dan Geomatika diprediksi akan
memiliki mahasiswa sebanyak 631 jiwa. Sehingga kebutuhan ruang untuk jurusan ini
adalah 6305-7566 m2.Untuk itu terdapat beberapa opsi scenario dalam rangka
pemenuhan kebutuhan ruang mahasiswa baru.

1) Skenario 1
Yaitu scenario yang mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus
dengan bangunan berlantai 5, tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai
dasar.Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum, 631 jiwa.

Tabel 3.6. Skenario 1 Teknik Geodesi dan Geomatika


SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI)

LUAS TOTAL RASIO LUAS SELISIH LUAS DAN


KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
LANTAI PER KEBUTUHAN LUAS (M2)

EKSISTING (M2) MAHASISWA 10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS

Laporan Akhir III-26


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

4772 7.57 477 398 -1533 4141.5

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

2) Skenario 2
Seperti halnya scenario 1, scenario ini juga mengasumsikan penggantian seluruh
bangunan terhapus tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai dasar, hanya
saja pada scenario ini bangunan memiliki 6 lantai. Rasio dihitung berdasarkan
jumlah mahasiswa optimum (631 jiwa).

Tabel 3.6. Skenario 2 Teknik Geodesi dan Geomatika

SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI)


SELISIH LUAS DAN
LUAS TOTAL RASIO LUAS KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
KEBUTUHAN LUAS (M2)
LANTAI PER
EKSISTING (M2) MAHASISWA 10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS

4772 7.57 477 398 6733 7994

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

3) Skenario 3
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas
lantai dasarnya dibangun hingga 5 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap
dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa
optimum 631 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 7.36 m2/jiwa.Dan untuk
memenuhi rasio 10m2/jiwa, masih dibutuhkan luas tambahan 2094.75 m2.

Tabel.3.5. Skenario 3 Teknik Geodesi dan Geomatika

SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI)

Laporan Akhir III-27


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

LUAS TOTAL RASIO LUAS SELISIH LUAS DAN


KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
LANTAI PER KEBUTUHAN LUAS (M2)

EKSISTING (M2) MAHASISWA 10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS

4638.25 7.36 464 387 -2094.75 -3355.75

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

4) Skenario 4
Tabel.3.6. Skenario 4 Teknik Geodesi dan Geomatika

SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI)


SELISIH LUAS DAN
LUAS TOTAL RASIO LUAS KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
KEBUTUHAN LUAS (M2)
LANTAI PER
EKSISTING (M2) MAHASISWA 10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS

4718.5 7.48 472 393 6813.25 8074.25

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas
lantai dasarnya dibangun hingga 6 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap
dipertahankan.

Laporan Akhir III-28


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

3.2.5. Jurusan Teknik Geologi

Gambar.3.9. Kode Eksisting Jurusan Teknik Geologi


Sumber : SIMGERU

a. Luas Bangunan Eksisting

Tabel 3.19. Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Geologi


LEGENDA NAMA GEDUNG LUAS JUMLAH
2007 2011 2011 2007 2011 LANTAI

LABORATORIUM TEKNIK
CE.2 TEKNIK.GEOLOGI.2 4567 4567 3
GEOLOGI
CE.3 TEKNIK.GEOLOGI.3 GARDU JAGA 4 4 1

CE.4 TEKNIK.GEOLOGI.4 TEMPAT PARKIR 48 48 1

CE.5 TEKNIK.GEOLOGI.5 TEMPAT PARKIR 36 36 1


G. HIMPUNAN MAHASISWA
CE.5A TEKNIK.GEOLOGI.5A 120 120 1
T. GEOLOGI

Laporan Akhir III-29


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

Sumber: SIMGERU, Juli 2011

b. Skema Penghapusan Bangunan

Tabel3.20. Daftar Bangunan Eksisting T Geologi Dipertahankan dan Dihapus

Luas Lantai Bangunan yang Dipertahankan

Jml. Luas Lantai Luas Total


Kode Nama
Lantai Dasar Lantai
LABORATORIUM
CE.2 TEKNIK.GEOLOGI.2 3 1522.33 4567
TEKNIK GEOLOGI
Total: 1522.33 4567
Luas Lantai Bangunan yang Dihapus

CE.3 TEKNIK.GEOLOGI.3 GARDU JAGA 1 4 4


G. HIMPUNAN MHSW
CE.5A TEKNIK.GEOLOGI.5A 120 120
T. GEOLOGI 1
Total: 124 124
TOTAL 1646.33 4691

c. Skenario Optimalisasi Jumlah Mahasiswa

Tabel 3.5.Pertumbuhan Optimal Mahasiswa

KEBUTUHAN LUAS
FAKULTAS TEKNIK
JUMLAH MHSW JUMLAH MHSW MAHASISWA (M2)
EKSISTING (JIWA) OPTIMUM (30%)
10 M2/MHS 12 M2/MHS

TEKNIK GEOLOGI 476 618.8 6188 7425.6

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

Sesuai perhitungan di atas, mahasiswa Teknik Geologi diprediksi akan memiliki


mahasiswa sebanyak 619 jiwa. Sehingga kebutuhan ruang untuk jurusan ini adalah
6188-7425.6 m2.Untuk itu terdapat beberapa opsi scenario dalam rangka pemenuhan
kebutuhan ruang mahasiswa baru.

Laporan Akhir III-30


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

1) Skenario 1
Yaitu scenario yang mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus
dengan bangunan berlantai 5, tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai
dasar.Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum, 619 jiwa.

Tabel 3.6. Skenario 1 Teknik Geologi

SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI)


SELISIH LUAS DAN
LUAS TOTAL RASIO LUAS KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
KEBUTUHAN LUAS (M2)
LANTAI PER
EKSISTING (M2) MAHASISWA 10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS

4775 7.72 478 398 -1413 4156.2

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

2) Skenario 2
Seperti halnya scenario 1, scenario ini juga mengasumsikan penggantian seluruh
bangunan terhapus tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai dasar, hanya
saja pada scenario ini bangunan memiliki 6 lantai. Rasio dihitung berdasarkan
jumlah mahasiswa optimum (619 jiwa).

Tabel 3.6. Skenario 2 Teknik Geologi

SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI)


SELISIH LUAS DAN
LUAS TOTAL RASIO LUAS KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
KEBUTUHAN LUAS (M2)
LANTAI PER
EKSISTING (M2) MAHASISWA 10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS

Laporan Akhir III-31


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

4775 7.72 478 398 6188 7425.6

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

3) Skenario 3
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas
lantai dasarnya dibangun hingga 5 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap
dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum
619 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 8.13 m2/jiwa.Dan untuk memenuhi rasio
10m2/jiwa, masih dibutuhkan luas tambahan 1156 m2.

Tabel.3.5. Skenario 3 Teknik Geologi

SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI)


SELISIH LUAS DAN
LUAS TOTAL RASIO LUAS KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
KEBUTUHAN LUAS (M2)
LANTAI PER
EKSISTING (M2) MAHASISWA 10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS

5032 8.13 503 419 -1156 -2393.6

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

4) Skenario 4
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas
lantai dasarnya dibangun hingga 6 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap
dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa tahun
2010 (1131 jiwa), jurusan ini memiliki rasio luas 10.56 m2/jiwa.

Tabel.3.6. Skenario 4 Teknik Geologi

SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI)


LUAS TOTAL RASIO LUAS SELISIH LUAS DAN
KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
LANTAI PER KEBUTUHAN LUAS (M2)

Laporan Akhir III-32


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

EKSISTING (M2) MAHASISWA


10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS

5125 8.28 513 427 6281 7518.6

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

3.2.6. Jurusan Teknik Mesin dan Industri

Gambar.3.10. Kode Eksisting Jurusan Teknik Elektro


Sumber : SIMGERU

a. Luas Bangunan Eksisting

Tabel 3.23. Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Mesin dan Industri
LEGENDA NAMA GEDUNG LUAS JUMLAH
2007 2011 2011 2007 2011 LANTAI

LABORATORIUM TEKNIK
CE.15 TEKNIK.MESIN.15 MESIN (M3) 1845 2031 2
LABORATORIUM TEKNIK
CE.16 TEKNIK.MESIN.16 MESIN (M2) 960 1197 1

Laporan Akhir III-33


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

CE.16A TEKNIK.MESIN.16A GARASI 70


GEDUNG KULIAH TEKNIK
CE.17 TEKNIK.MESIN.17 MESIN (M1) 2889 3122 2
TEMPAT PARKIR TEKNIK
CE.17A TEKNIK.MESIN.17A MESIN 122 122 1
TEMPAT PARKIR TEKNIK
CE.17B TEKNIK.MESIN.17B MESIN 43 43 1
TEMPAT PARKIR TEKNIK
CE.17C TEKNIK.MESIN.17C MESIN 86 86 1

CE.17D TEKNIK.MESIN.17D GARDU LISTRIK 18 18 1

CE.17E TEKNIK.MESIN.17E MUSHOLA TEKNIK MESIN 47 106 1

CE.17F TEKNIK.MESIN.17F KANTIN TEKNIK MESIN 102 102 1

CE.17G TEKNIK.MESIN.17G R. GENSET 16 21 1

CE.17H TEKNIK.MESIN.17H KANTIN TEKNIK MESIN 70 70 1

CE.18 TEKNIK.MESIN.18 R. PAKSIMA 234 234 1


R. KEGIATAN MAHASISWA
TEKNIK MESIN DAN
CE.18B TEKNIK.MESIN.18B INDUSTRI 96
CE.18A TEKNIK.MESIN.18A GARDU LISTRIK 17 17 1
CE.18C TEKNIK.MESIN.18C R. PENGECORAN LOGAM 60

CE.18D TEKNIK.MESIN.18D R. POMPA 100

Sumber: SIMGERU, Juli 2011

b. Skema Penghapusan Bangunan

Tabel 3.24. Daftar Bangunan Eksisting T. Mesin dan Industri Dipertahankan dan
Dihapus

Laporan Akhir III-34


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

Luas Lantai Bangunan yang Dipertahankan

Jml. Luas Lantai Luas Total


Kode Nama
Lantai Dasar Lantai

- - - - - -

Total: 0 0

Luas Lantai Bangunan yang Dihapus

LABORATORIUM TEKNIK
CE.15 TEKNIK.MESIN.15 2 1015.5 2031
MESIN (M3)
LABORATORIUM TEKNIK
CE.16 TEKNIK.MESIN.16 1 1197 1197
MESIN (M2)
GEDUNG KULIAH
CE.17 TEKNIK.MESIN.17 2 1561 3122
TEKNIK MESIN (M1)
MUSHOLA TEKNIK
CE.17E TEKNIK.MESIN.17E 1 106 106
MESIN
CE.17F TEKNIK.MESIN.17F KANTIN TEKNIK MESIN 1 102 102

CE.18 TEKNIK.MESIN.18 R. PAKSIMA 1 234 234


R. KEGIATAN
CE.18B TEKNIK.MESIN.18B MAHASISWA TEKNIK 1 96 96
MESIN DAN INDUSTRI
CE.18C TEKNIK.MESIN.18C R. PENGECORAN LOGAM 1 60 60

CE.18D TEKNIK.MESIN.18D R. POMPA 1 100 100

Total: 4471.5 7048

TOTAL 4471.5 7048

c. Skenario Optimalisasi Jumlah Mahasiswa

Tabel 3.5.Pertumbuhan Optimal Mahasiswa

Laporan Akhir III-35


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

JUMLAH JUMLAH KEBUTUHAN LUAS


MAHASISWA MAHASISWA MAHASISWA (M2)
FAKULTAS TEKNIK
EKSISTING OPTIMUM
(JIWA) (30%) 10 M2/MHS 12 M2/MHS

TEKNIK MESIN DAN 1795 2333.5 23335 28002


INDUSTRI

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

Sesuai perhitungan di atas, mahasiswa Teknik Mesin dan Industri diprediksi akan
memiliki mahasiswa sebanyak 2334 jiwa. Sehingga kebutuhan ruang untuk jurusan ini
adalah 23335-28002 m2.Untuk itu terdapat beberapa opsi scenario dalam rangka
pemenuhan kebutuhan ruang mahasiswa baru.

1) Skenario 1
Yaitu scenario yang mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus
dengan bangunan berlantai 5, tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai
dasar.Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum, 2334 jiwa.

Tabel 3.6. Skenario 1 Teknik Mesin dan Industri

SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI)


SELISIH LUAS DAN
LUAS TOTAL RASIO LUAS KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
KEBUTUHAN LUAS (M2)
LANTAI PER
EKSISTING (M2) MAHASISWA 10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS

20410 8.75 2041 1701 -23335 -7592

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

Laporan Akhir III-36


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

2) Skenario 2
Seperti halnya scenario 1, scenario ini juga mengasumsikan penggantian seluruh
bangunan terhapus tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai dasar, hanya
saja pada scenario ini bangunan memiliki 6 lantai. Rasio dihitung berdasarkan
jumlah mahasiswa optimum (2334 jiwa).

Tabel 3.6. Skenario 2 Teknik Mesin dan Industri

SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI)


SELISIH LUAS DAN
LUAS TOTAL RASIO LUAS KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
KEBUTUHAN LUAS (M2)
LANTAI PER
EKSISTING (M2) MAHASISWA 10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS

24492 10.50 2449 2041 1157 -3510

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

3) Skenario 3
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas
lantai dasarnya dibangun hingga 5 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap
dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum
2334 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 7.19 m2/jiwa.

Tabel.3.5. Skenario 3 Teknik Mesin dan Industri

SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI)


LUAS TOTAL SELISIH LUAS DAN
RASIO LUAS KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
LANTAI KEBUTUHAN LUAS (M2)
PER
EKSISTING
(M2)
MAHASISWA 10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS

16768.125 7.19 1677 1397 -6566.875 -11233.875

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

4) Skenario 4
Laporan Akhir III-37
RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas
lantai dasarnya dibangun hingga 6 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap
dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum
2334 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 8.62 m2/jiwa.

Tabel.3.6. Skenario 4 Teknik Mesin dan Industri

SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI)


LUAS TOTAL SELISIH LUAS DAN
RASIO LUAS KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
LANTAI KEBUTUHAN LUAS (M2)
PER
EKSISTING
MAHASISWA 10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS
(M2)

20121.75 8.62 2012 1677 -3213.25 -7880.25

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

Laporan Akhir III-38


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

3.2.7. Jurusan Teknik Kimia

Gambar.3.11. Kode Eksisting Jurusan Teknik Kimia


Sumber : SIMGERU

a. Luas Bangunan Eksisting

Tabel 3.27. Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Kimia


LEGENDA NAMA GEDUNG LUAS JUMLAH
2007 2011 2011 2007 2011 LANTAI

CE.19 TEKNIK.KIMIA.19 R. KULIAH DAN 4118 1812 2


LABORATORIUM T. KIMIA (K1)
CE.20 TEKNIK.KIMIA.20 R. KULIAH DAN 2772 2672 1
LABORATORIUM T. KIMIA (K2)
CE.20C TEKNIK.KIMIA.20C PENGOLAHAN LIMBAH CAIR 49 1

Laporan Akhir III-39


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

CE.21 TEKNIK.KIMIA.21 R. MAPATK & R.ENTROPI 95 95 1

CE.21A TEKNIK.KIMIA.21A TEMPAT PARKIR T. KIMIA 180 180 1

Sumber: SIMGERU, Juli 2011

b. Skema Penghapusan Bangunan

Tabel 3.28. Daftar Bangunan Eksisting T. Kimia Dipertahankan dan Dihapus

Luas Lantai Bangunan yang Dipertahankan


Jml. Luas Lantai Luas Total
Kode Nama
Lantai Dasar Lantai
- -

Total:

Luas Lantai Bangunan yang Dihapus


R. KULIAH DAN
LABORATORIUM TEKNIK
CE.19 TEKNIK.KIMIA.19 KIMIA (K1) 2 906 1812
R. KULIAH DAN
LABORATORIUM TEKNIK
CE.20 TEKNIK.KIMIA.20 KIMIA (K2) 1 2672 2672

CE.20C TEKNIK.KIMIA.20C PENGLAHAN LIMBAH CAIR 1 49 49


CE.21 TEKNIK.KIMIA.21 R. MAPATK & R.ENTROPI 1 95 95
Total: 3722 4628
TOTAL 3722 4628

c. Skenario Optimalisasi Jumlah Mahasiswa


Sesuai perhitungan di atas, mahasiswa Teknik Kimia diprediksi akan memiliki
mahasiswa sebanyak 1030 jiwa. Sehingga kebutuhan ruang untuk jurusan ini adalah
10296-12355.2 m2.Untuk itu terdapat beberapa opsi scenario dalam rangka
pemenuhan kebutuhan ruang mahasiswa baru.
Laporan Akhir III-40
RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

Tabel 3.5.Pertumbuhan Optimal Mahasiswa

KEBUTUHAN LUAS
JUMLAH JUMLAH
MAHASISWA (M2)
FAKULTAS MAHASISWA MAHASISWA
TEKNIK EKSISTING OPTIMUM
(JIWA) (30%) 10 M2/MHS 12 M2/MHS

TEKNIK KIMIA 792 1029.6 10296 12355.2

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

1) Skenario 1
Yaitu scenario yang mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus
dengan bangunan berlantai 5, tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai
dasar.Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum, 1030 jiwa.

Tabel 3.6. Skenario 1 Teknik Kimia

SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI)


SELISIH LUAS DAN
LUAS TOTAL RASIO LUAS KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
KEBUTUHAN LUAS (M2)
LANTAI PER
EKSISTING (M2) MAHASISWA 10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS

4673 4.54 467 389 -10296 -7682.2

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

2) Skenario 2
Seperti halnya scenario 1, scenario ini juga mengasumsikan penggantian seluruh
bangunan terhapus tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai dasar, hanya
saja pada scenario ini bangunan memiliki 6 lantai. Rasio dihitung berdasarkan
jumlah mahasiswa optimum (1030 jiwa).

Laporan Akhir III-41


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

Tabel 3.6. Skenario 2 Teknik Kimia

SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI)

LUAS TOTAL SELISIH LUAS DAN


RASIO LUAS KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
LANTAI KEBUTUHAN LUAS (M2)
PER
EKSISTING
MAHASISWA 10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS
(M2)

4673 4.54 467 389 -5623 -7682.2

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

3) Skenario 3
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas
lantai dasarnya dibangun hingga 5 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap
dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum
1030 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 13.56 m2/jiwa.

Tabel.3.5. Skenario 3 Teknik Kimia

SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI)


SELISIH LUAS DAN
LUAS TOTAL RASIO LUAS KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
KEBUTUHAN LUAS (M2)
LANTAI PER
EKSISTING (M2) MAHASISWA 10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS

13957.5 13.56 1396 1163 3661.5 1602.3

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

4) Skenario 4
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas
lantai dasarnya dibangun hingga 6 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap
dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum
1030 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 16.27 m2/jiwa.

Laporan Akhir III-42


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

Tabel.3.6. Skenario 4 Teknik Kimia

SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI)


LUAS TOTAL SELISIH LUAS DAN
RASIO LUAS KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
LANTAI KEBUTUHAN LUAS (M2)
PER
EKSISTING
MAHASISWA 10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS
(M2)
16749 16.27 1675 1396 6453 4393.8

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

3.2.8. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan

Gambar.3.12. Kode Eksisting Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan


Sumber : SIMGERU

Laporan Akhir III-43


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

a. Luas Bangunan Eksisting

Tabel 3.31 Luas Bangunan Eksisting Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan

LEGENDA NAMA GEDUNG LUAS JUMLAH


2007 2011 2011 2007 2011 LANTAI

LAB. TEKNIK SIPIL (S5, S6,


CE.27 TEKNIK.SIPIL.27 S7) 2488 2488 3

CE.28 TEKNIK.SIPIL.28 MUSHOLA 20 20 1

CE.28A TEKNIK.SIPIL.28A HALL 24 24 1

CE.28B TEKNIK.SIPIL.28B HALL 28 28 1


KULIAH/LAB. T. SIPIL (S1 &
CE.29 TEKNIK.SIPIL.29 S2) 4600 4600 3

CE.30 TEKNIK.SIPIL.30 KULIAH S2/LAB. T. SIPIL 2278 2278 2

CE.31 TEKNIK.SIPIL.31 GROUND TANK T. SIPIL 88 88 1


R.
KULIAH/LABORATORIUM
CE.32 TEKNIK.SIPIL.32 S2 1700 1700 3
TEMPAT PARKIR TEKNIK
CE.32A TEKNIK.SIPIL.32A SIPIL 56 56 1

CE.32A TEKNIK.SIPIL.32A RUANG GENSET 1


LAB. TEKNIK SIPIL (EX.
CE.33 TEKNIK.SIPIL.33 GUDANG) 1139 1139 1

CE.34 TEKNIK.SIPIL.34 GARDU JAGA 27 27 1

CE.35 TEKNIK.SIPIL.35 BEM 192 192 1

CE.35A TEKNIK.SIPIL.35A BEM 60 60 1

CE.35A TEKNIK.SIPIL.35A SELASAR 135 135 1


LAB. STRUKTUR DAN
CE.36 TEKNIK.SIPIL.36 BAMBU 1

Sumber: SIMGERU, Juli 2011

Laporan Akhir III-44


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

b. Skema Penghapusan Bangunan

Tabel 3.32. Daftar Bangunan Eksisting T. Sipil dan Lingkungan Dipertahankan dan
Dihapus

Luas Lantai Bangunan yang Dipertahankan


Jml. Luas Lantai Luas Total
Kode Nama
Lantai Dasar Lantai
CE.29 TEKNIK.SIPIL.29 KULIAH/LAB. T. SIPIL (S1 & S2) 3 1533.33 4600

CE.27 TEKNIK.SIPIL.27 LAB. TEKNIK SIPIL (S5, S6, S7) 3 829.33 2488

CE.32 TEKNIK.SIPIL.32 R. KULIAH/LABORATORIUM S2 3 566.67 1700

Total: 2929.33 8788

Luas Lantai Bangunan yang Dihapus

CE.30 TEKNIK.SIPIL.30 KULIAH S2/LAB. T. SIPIL 2 1139 2278


LAB. TEKNIK SIPIL (EX.
CE.33 TEKNIK.SIPIL.33 1 1139 1139
GUDANG)
CE.34 TEKNIK.SIPIL.34 GARDU JAGA 1 27 27

CE.35 TEKNIK.SIPIL.35 BEM 1 192 192

CE.28 TEKNIK.SIPIL.28 MUSHOLA 1 20 20

Total: 2517 3656

TOTAL 5446.33 12444

c. Skenario Optimalisasi Jumlah Mahasiswa

Sesuai perhitungan di atas, mahasiswa Teknik Arsitektur dan Perencanaan diprediksi


akan memiliki mahasiswa sebanyak 1525 jiwa. Sehingga kebutuhan ruang untuk
jurusan ini adalah 15249-18298.8 m2.Untuk itu terdapat beberapa opsi scenario dalam
rangka pemenuhan kebutuhan ruang mahasiswa baru.

Laporan Akhir III-45


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

Tabel 3.5.Pertumbuhan Optimal Mahasiswa

KEBUTUHAN LUAS
JUMLAH JUMLAH
MAHASISWA (M2)
MAHASISWA MAHASISWA
FAKULTAS TEKNIK
EKSISTING OPTIMUM
(JIWA) (30%) 10 M2/MHS 12 M2/MHS

TEKNIK SIPIL DAN 1173 1524.9 15249 18298.8


LINGKUNGAN

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

1) Skenario 1
Yaitu scenario yang mengasumsikan penggantian seluruh bangunan terhapus
dengan bangunan berlantai 5, tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai
dasar.Rasio dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa optimum, 1525 jiwa.

Tabel 3.6. Skenario 1 Teknik Sipil dan Lingkungan

SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI)


SELISIH LUAS DAN
LUAS TOTAL RASIO LUAS KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
KEBUTUHAN LUAS (M2)
LANTAI PER
EKSISTING (M2) MAHASISWA 10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS

12835 8.42 1284 1070 -15249 -5463.8

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

2) Skenario 2
Seperti halnya scenario 1, scenario ini juga mengasumsikan penggantian seluruh
bangunan terhapus tanpa memperhatikan syarat 75% substitusi lantai dasar, hanya
saja pada scenario ini bangunan memiliki 6 lantai. Rasio dihitung berdasarkan
jumlah mahasiswa optimum (1525 jiwa).

Laporan Akhir III-46


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

Tabel 3.6. Skenario 2 Teknik Sipil dan Lingkungan

SUBSTITUSI 100% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI)


LUAS TOTAL SELISIH LUAS DAN
RASIO LUAS KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
LANTAI KEBUTUHAN LUAS (M2)
PER
EKSISTING
MAHASISWA 10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS
(M2)
12835 8.42 1284 1070 -2414 -5463.8

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

3) Skenario 3
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas
lantai dasarnya dibangun hingga 5 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap
dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum
1525 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 11.95 m2/jiwa.

Tabel.3.5. Skenario 3 Teknik Sipil dan Lingkungan

SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (5 LANTAI)


SELISIH LUAS DAN
LUAS TOTAL RASIO LUAS KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
KEBUTUHAN LUAS (M2)
LANTAI PER
EKSISTING (M2) MAHASISWA 10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS

18226.75 11.95 1823 1519 2977.75 -72.05

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

4) Skenario 4
Yaitu dimana bangunan eksisting 1 dan 2 lantai di-demolish dan 75% dari luas
lantai dasarnya dibangun hingga 6 lantai, serta bangunan eksisting 3 lantai tetap
dipertahankan. Hasilnya saat diperbandingkan dengan jumlah mahasiswa optimum
1525 jiwa, jurusan ini memiliki rasio luas 13.19 m2/jiwa.

Laporan Akhir III-47


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Teknik

Tabel.3.6. Skenario 4 Teknik Sipil dan Lingkungan

SUBSTITUSI 75% TAPAK BANGUNAN YANG DIHAPUS (6 LANTAI)


SELISIH LUAS DAN
LUAS TOTAL RASIO LUAS KAPASITAS MAHASISWA (JIWA)
KEBUTUHAN LUAS (M2)
LANTAI PER
EKSISTING (M2) MAHASISWA 10 M2/MHS 12 M2/MHS 10 M2/MHS 12 M2/MHS

20114.5 13.19 2011 1676 4865.5 1815.7

Sumber :Olah Data Tim Blokplan

Laporan Akhir III-48


RTBLKlaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab IV
Klaster Teknik

BAB IV
Rumusan Rencana dan Analisis Klaster Teknik
Fakultas Teknik

Pada bab IV ini didasarkan pada Permen No.06 Tahun 2007 RTBL yang menjadi acuan
dalam membuat rancangan RTBL Klaster Teknik yang baru.

4.1. Acuan

4.1.1. Konsep Educopolis


Dalam kajian Rencana Stratejik Universitas Gadjah Mada dapat dikemukakan prinsip
dasar yang terkait dengan perkembangan fisik kampus sebagai “suatu sistem interaksi
sosial yang khas masyarakat akademis, mandiri, berwawasan internasional dalam
jiwa kebangsaan yang tinggi”. Sebagai suatu sistem sosial, kawasan kampus dapat
diibaratkan sebagai “kota” atau dalam istilah kemasyarakatan jaman Yunani disebut
dengan “polis”. Kawasan kampus UGM harus mampu mewadahi dan menjamin
keberlangsungan proses pembelajaran masyarakat akademis yang sudah dicanangkan
dalam rencana stratejik universitas. Dengan demikian sangat tepat jika visi dan arah
pengembangan fisik kampus Universitas Gadjah Mada adalah mewujudkan

Educopolis, A conducive environment for learning within ecological and


multidiciplinary colaborative developed setting towards the achievement of the
university’s vision
(Educopolis, suatu lingkungan yang kondusif untuk proses pembelajaran dalam
konteks pengembangan kolaborasi multidisiplin dan tanggap terhadap isu ekologi demi
mencapai visi universitas).

Pengembangan fisik Klaster Teknik yang terkait dengan aspek akademik hendaknya
diarahkan, agar memiliki fasilitas dan infrastruktur dengan kapasitas yang mampu :
 memberikan pelayanan untuk berlangsungnya proses belajar mengajar secara
efektif dan efisien;

Laporan Akhir IV-1


RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab IV
Klaster Teknik

 memberikan pelayanan menuju terwujudnya sinergi proses belajar-mengajar,


penelitian dan pelayanan profesional pada masyarakat untuk menghasilkan proses
penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas secara berkelanjutan; dan
 memberikan pelayanan optimal dengan mengacu pada struktur (komposisi) dan
manajemen program studi, baik secara vertikal (level program studi) dan horisontal
(jumlah dan bidang ilmu) yang telah disepakati sebagai strategi pengembangan
akademik menuju universitas riset.

4.1.2. Permen PU

a. Struktur Peruntukan Lahan


Struktur Peruntukan Lahan adalah merupakan komponen rancang kawasan yang
berperan penting dalam alokasi penggunaan dan penguasaan lahan/tata guna lahan
yang telah ditetapkan dalam suatu kawasan perencanaan tertentu berdasarkan
ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah.
 Peruntukkan Lahan Makro
Peruntukan Lahan Makro, yaitu rencana alokasi penggunaan dan pemanfaatan
lahan pada suatu wilayah tertentu yang juga disebut dengan tata guna lahan.
Peruntukan ini bersifat mutlak karena telah diatur pada ketentuan dalam rencana
tata ruang wilayah.

 Peruntukkan Lahan Mikro


Peruntukan Lahan Mikro, yaitu peruntukan lahan yang ditetapkan pada skala
keruangan yang lebih rinci (termasuk secara vertikal) berdasarkan prinsip
keragaman yang seimbang dan saling menentukan. Hal-hal yang diatur adalah:
i. Peruntukan lantai dasar, lantai atas, maupun lantai besmen;
ii. Peruntukan lahan tertentu, misalnya berkaitan dengan konteks lahan perkotaan-
perdesaan, konteks bentang alam/lingkungan konservasi, atau pun konteks
tematikal pengaturan pada spot ruang bertema tertentu.
Dalam penetapan peruntukan lahan mikro ini masih terbuka kemungkinan untuk
melibatkan berbagai masukan desain hasil interaksi berbagai pihak seperti
perancang/penata kota, pihak pemilik lahan, atau pun pihak

Laporan Akhir IV-2


RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab IV
Klaster Teknik

pemakai/pengguna/masyarakat untuk melahirkan suatu lingkungan dengan ruang-


ruang yang berkarakter tertentu sesuai dengan konsep struktur perancangan
kawasan.

Penetapan ini tidak berarti memperbaiki alokasi tata guna lahan pada aturan rencana
tata ruang wilayah yang ada, namun berupa tata guna yang diterapkan dengan skala
keruangan yang lebih rinci, misalnya secara vertikal per lantai.

b. Intensitas Pemanfaatan Lahan

Intensitas Pemanfaatan Lahan adalah tingkat alokasi dan distribusi luas lantai
maksimum bangunan terhadap lahan/tapak peruntukannya. Komponen penataan
intensitas pemanfaatan lahan meliputi:
 Koefisien Dasar Bangunan
Koefisien Dasar Bangunan (KDB), yaitu angka persentase perbandingan antara
luas seluruh lantai dasar bangunan gedung yang dapat dibangun dan luas
lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.
 Koefisien Lantai Bangunan
Koefisien Lantai Bangunan (KLB), yaitu angka persentase perbandingan antara
jumlah seluruh luas lantai seluruh bangunan yang dapat dibangun dan luas lahan/
tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.
 Koefisien Daerah Hijau
Koefisien Daerah Hijau (KDH), yaitu angka persentase perbandingan antara luas
seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi
pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang
dikuasai.

c. Tata Bangunan

Tata Bangunan adalah produk dari penyelenggaraan bangunan gedung beserta


lingkungannya sebagai wujud pemanfaatan ruang, meliputi berbagai aspek termasuk
pembentukan citra/karakter fisik lingkungan, besaran, dan konfigurasi dari elemen-
elemen: blok, kaveling/petak lahan, bangunan, serta ketinggian dan elevasi lantai

Laporan Akhir IV-3


RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab IV
Klaster Teknik

bangunan, yang dapat menciptakan dan mendefinisikan berbagai kualitas ruang kota
yang akomodatif terhadap keragaman kegiatan yang ada, terutama yang berlangsung
dalam ruang-ruang publik.

Tata Bangunan juga merupakan sistem perencanaan sebagai bagian dari


penyelenggaraan bangunan gedung beserta lingkungannya, termasuk sarana dan
prasarananya pada suatu lingkungan binaan baik di perkotaan maupun di perdesaan
sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dengan aturan tata ruang yang berlaku
dalam RTRW Kabupaten/Kota, dan rencana rincinya.

Tata bangunan meliputi beberapa komponen diantaranya:


 Pengaturan Blok Lingkungan, yaitu perencanaan pembagian lahan dalam kawasan
menjadi blok dan jalan, dimana blok terdiri atas petak lahan/kaveling dengan
konfigurasi tertentu. Pengaturan ini terdiri atas: Bentuk dan Ukuran Blok,
Pengelompokan dan Konfigurasi Blok, Ruang terbuka dan tata hijau.
 Pengaturan Kaveling/Petak Lahan, yaitu perencanaan pembagian lahan dalam blok
menjadi sejumlah kaveling/petak lahan dengan ukuran, bentuk, pengelompokan dan
konfigurasi tertentu. Pengaturan ini terdiri atas: Bentuk dan Ukuran Kaveling,
Pengelompokan dan Konfigurasi Kaveling, Ruang terbuka dan tata hijau.
 Pengaturan Bangunan, yaitu perencanaan pengaturan massa bangunan dalam
blok/kaveling. Pengaturan ini terdiri atas: Pengelompokan Bangunan, Letak dan
Orientasi Bangunan, Sosok Massa Bangunan, Ekspresi Arsitektur Bangunan.
 Pengaturan Ketinggian dan Elevasi Lantai Bangunan, yaitu perencanaan pengaturan
ketinggian dan elevasi bangunan baik pada skala bangunan tunggal maupun
kelompok bangunan pada lingkungan yang lebih makro (blok/kawasan). Pengaturan
ini terdiri atas: Ketinggian Bangunan, Komposisi Garis Langit Bangunan,
Ketinggian Lantai Bangunan.

d. Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung

Sistem sirkulasi dan jalur penghubung terdiri dari jaringan jalan dan pergerakan,
sirkulasi kendaraan umum, sirkulasi kendaraan pribadi, sirkulasi kendaraan informal
setempat dan sepeda, sirkulasi pejalan kaki (termasuk masyarakat penyandang cacat
Laporan Akhir IV-4
RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab IV
Klaster Teknik

dan lanjut usia), sistem dan sarana transit, sistem parkir, perencanaan jalur pelayanan
lingkungan, dan sistem jaringan penghubung. Penataan sistem sirkulasi dan jalur
penghubung dapat memberikan beberapa manfaat:
 Mengoptimalkan efisiensi pemanfaatan prasarana jalan dengan jenis arus
pergerakan yang terjadi.
 Mendapatkan distribusi atau penyebaran pergerakan yang selaras dengan jenis
aktivitas yang diwadahi sehingga dicapai ketertiban.
 Mencapai kinerja fungsi serta keseimbangan, kaitan, keterpaduan dari berbagai
elemen pergerakan, lingkungan dan sosial, antara kawasan perencanaan dan lahan
di luarnya.

e. Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau merupakan komponen rancang kawasan, yang
tidak sekadar terbentuk sebagai elemen tambahan atau pun elemen sisa setelah proses
rancang arsitektural diselesaikan, melainkan juga diciptakan sebagai bagian integral
dari suatu lingkungan yang lebih luas. Penataan system ruang terbuka diatur melalui
pendekatan desain tata hijau yang membentuk karakter lingkungan serta memiliki
peran penting baik secara ekologis, rekreatif dan estetis bagi lingkungan sekitarnya,
dan memiliki karakter terbuka sehingga mudah diakses sebesar-besarnya oleh publik.

Prinsip-prinsip penataan Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau:


 Pelestarian ruang terbuka kawasan
 Aksesibilitas publik
 Keragaman fungsi dan aktivitas
 Skala dan proporsi ruang yang manusiawi dan berorientasi bagi pejalan kaki
 Sebagai pengikat lingkungan/bangunan
 Sebagai pelindung, pengaman dan pembatas lingkungan/bangunan bagi pejalan
kaki.

Laporan Akhir IV-5


RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab IV
Klaster Teknik

f. Tata Kualitas Lingkungan

Penataan Kualitas Lingkungan merujuk pada upaya rekayasa elemen-elemen kawasan


yang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu kawasan atau subarea dengan sistem
lingkungan yang informatif, berkarakter khas, dan memiliki orientasi tertentu.
Komponen penataan lingkungan meliputi:
 Konsep Identitas Lingkungan, yaitu perancangan karakter (jati diri) suatu
lingkungan yang dapat diwujudkan melalui pengaturan dan perancangan elemen
fisik dan nonfisik lingkungan atau subarea tertentu.
 Konsep Orientasi Lingkungan, yaitu perancangan elemen fisik dan nonfisik guna
membentuk lingkungan yang informatif sehingga memudahkan pemakai untuk
berorientasi dan bersirkulasi.
 Wajah Jalan, yaitu perancangan elemen fisik dan nonfisik guna membentuk
lingkungan berskala manusia pemakainya, pada suatu ruang publik berupa ruas
jalan yang akan memperkuat karakter suatu blok perancangan yang lebih besar.

g. Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan

Sistem prasarana dan utilitas lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik suatu
lingkungan yang pengadaannya memungkinkan suatu lingkungan dapat beroperasi dan
berfungsi sebagaimana semestinya. Sistem prasarana dan utilitas lingkungan mencakup
jaringan air bersih dan air limbah, jaringan drainase, jaringan persampahan, jaringan
gas dan listrik, serta jaringan telepon, sistem jaringan pengamanan kebakaran, dan
sistem jaringan jalur penyelamatan atau evakuasi.

Komponen Penataan utilitas lingkungan meliputi:


 Sistem jaringan air bersih, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan penyediaan
air bagi penduduk suatu lingkungan, yang memenuhi persyaratan bagi
operasionalisasi bangunan atau lingkungan, dan terintegrasi dengan jaringan air
bersih secara makro dari wilayah regional yang lebih luas.
 Sistem jaringan air limbah dan air kotor, yaitu system jaringan dan distribusi
pelayanan pembuangan/pengolahan air buangan rumah tangga, lingkungan
komersial, perkantoran, dan bangunan umum lainnya, yang berasal dari manusia,
Laporan Akhir IV-6
RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab IV
Klaster Teknik

binatang atau tumbuh-tumbuhan, untuk diolah dan kemudian dibuang dengan cara-
cara sedemikian rupa sehingga aman bagi lingkungan, termasuk di dalamnya
buangan industri dan buangan kimia.
 Sistem jaringan drainase, yaitu sistem jaringan dan distribusi drainase suatu
lingkungan yang berfungsi sebagai pematus bagi lingkungan, yang terintegrasi
dengan system jaringan drainase makro dari wilayah regional yang lebih luas.
 Sistem jaringan persampahan, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan
pembuangan/pengolahan sampah rumah tangga, lingkungan komersial, perkantoran
dan bangunan umum lainnya, yang terintegrasi dengan system jaringan pembuangan
sampah makro dari wilayah regional yang lebih luas.
 Sistem jaringan listrik, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan penyediaan
daya listrik dan jaringan sambungan listrik bagi penduduk suatu lingkungan, yang
memenuhi persyaratan bagi operasionalisasi bangunan atau lingkungan, dan
terintegrasi dengan jaringan instalasi listrik makro dari wilayah regional yang lebih
luas.
 Sistem jaringan telepon, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan penyediaan
kebutuhan sambungan dan jaringan telepon bagi penduduk suatu lingkungan yang
memenuhi persyaratan bagi operasionalisasi bangunan atau lingkungan, yang
terintegrasi dengan jaringan instalasi listrik makro dari wilayah regional yang lebih
luas.
 Sistem jaringan pengamanan kebakaran, yaitu system jaringan pengamanan
lingkungan/kawasan untuk memperingatkan penduduk terhadap keadaan darurat,
penyediaan tempat penyelamatan, membatasi penyebaran kebakaran, dan/atau
pemadaman kebakaran.
 Sistem jaringan jalur penyelamatan atau evakuasi, yaitu jalur perjalanan yang
menerus (termasuk jalan ke luar, koridor/selasar umum dan sejenis) dari setiap
bagian bangunan gedung termasuk di dalam unit hunian tunggal ke tempat aman,
yang disediakan bagi suatu lingkungan/ kawasan sebagai tempat penyelamatan atau
evakuasi.

Laporan Akhir IV-7


RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab IV
Klaster Teknik

4.1.3. RIPK

Rencana Induk Pengembangan Kampus atau RIPK merupakan Rencana Induk Kampus
(RIK) adalah instrumen yang digunakan sebagai dasar dalam menetapkan kebijakan
(policy), prosedur dan tugas-tugas lain yang terkait dengan perencanaan dan
pengelolaan fasilitas fisik dan peralatan yang diperlukan Universitas Gadjah Mada.
Beberapa komponen yang diatur pada RIPK yang menjadi acuan untuk penyusunan
RTBK adalah sebagai berikut:

a. Tata Bangunan
Arahan penataan bangunan meliputi beberapa prinsip sebagai berikut.
 Bangunan baru tidak dibangun di atas ruang terbuka hijau, tetapi di atas bangunan
lama yang masih berupa bangunan satu lantai atau dua lantai
 Bangunan baru menerapkan efisiensi lahan, diantaranya melalui rancangan
bangunan dengan ketinggian minimal 3 lantai
 Bangunan berciri arsitektur tropis dengan ciri khas diantaranya melalui bentuk atap
limasan, penggunaan batu candi atau batu alam warna gelap
 Bangunan menggunakan warna-warna alam
 Bangunan menggunakan konfigurasi fasad formal dan artikulasi fasad yang kuat
 Terdapat penghubung antar bangunan berupa koridor atau jejalur
 Optimalisasi penggunaan bangunan dengan menambah jumlah jam penggunaan

Gambar 4.1. Ketinggian Lantai Bangunan

Laporan Akhir IV-8


RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab IV
Klaster Teknik

b. Sirkulasi Eksternal & Tata Parkir


 Strategi Jangka Pendek
pembagian wilayah-wilayah kampus menjadi cluster-cluster, serta melakukan
pagarisasi di dalam cluster-cluster itu sendiri menyediakan kenyamanan bagi
pejalan kaki dan pengendara sepeda.
 Strategi Jangka Menengah
diharapkan sudah dapat dibangun jalan-jalan alternatif atau jalan lingkar guna
penutupan atau penurunan status jalan Kaliurang tersebut bekerjasama dengan
Pemerintah Propinsi DIY dan Pemerintah Kabupaten Sleman.
 Strategi Jangka Panjang
Dalam menyusun program jangka panjang penataan transportasi kampus UGM
harus memegang konsep bahwa pengembangan sistem transportasi kampus
dilaksanakan secara komprehensif, sistematik, dan berkesinambungan. Sistematik
berarti semua unsur harus dicermati keterkaitannya karena transportasi adalah
“sistem terbuka,” sedangkan kampus adalah suatu area yang tertutup guna terjamin
sekuritinya.

Gambar 4.2. Jalur Lalu Lintas

Perencanaan Sirkulasi pada Klaster Teknik tidak jauh berbeda dengan kondisi
eksisting sekarang, hanya saja untuk akses keluar dipindah di gerbang selatan.

Laporan Akhir IV-9


RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab IV
Klaster Teknik

c. Tata Ruang Luar (lanskap)

Tata lansekap terkait secara langsung dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di


UGM. Hal-hal yang menjadi permasalahan pada saat ini meliputi:
 Penyelesaian masalah lingkungan, yang meliputi faktor fisiologis (termal,
kebisingan) kawasan dan psikologis (estetika, orientasi) kawasan.
 Kebutuhan akademik, terkait dengan pengetahuan yang bisa diserap dengan
keragaman jenis tanaman serta penggunaannya sebagai laboratorium alam
 Fungsi rekreasi (ekowisata)
Minimal pada setiap klaster perlu diadakan, selain fungsional kegiatannya juga
perlu ditingkatkan menjadi ekoteknik, dan juga ekospiritualnya.
d.

e.

f.

g.

h.

i.

Gambar 4.3. Rencana Tata Lansekap Vegetasi

d. Utilitas
Agar kampus terasa sejuk, damai, tenang, nyaman untuk belajar, maka disana-sini
perlu dibuat kolam-kolam dan saluran yang selalu berisi air dengan ikan-ikan di
dalamnya. Tentu saja rangkaian yang sangat mendukung adalah taman, dan untuk
menyiram tanaman di musim kemarau, cukup di ambilkan dari kolam atau saluran di
sebelahnya.

Laporan Akhir IV-10


RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab IV
Klaster Teknik

Gambar 4.4. Sistem Drainase

Gambar 4.5. Sistem Pengelolaan Air Limbah

4.2. Analisis Keterkaitan Acuan dengan Kondisi Eksisting Klaster Teknik

4.2.1. Analisis Peruntukkan Lahan

Analisis peruntukkan lahan Klaster Teknik merupakan komponen rancang kawasan


yang berperan penting dalam alokasi penggunaan dan penguasaan lahan/tata guna

Laporan Akhir IV-11


RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab IV
Klaster Teknik

lahan yang telah ditetapkan dalam suatu kawasan perencanaan Kampus UGM yang
didasarkan pada ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah. Prinsip-prinsip penataan
Klaster Teknik secara fungsional meliputi penataan keragaman tata guna yang
seimbang, saling menunjang (compatible) dan terintegrasi. Selain itu pola distribusi
jenis peruntukan yang mendorong terciptanya interaksi aktivitas. Sesuai dengan
konsep Educopolis yang dicanangkan pada setiap rancangan pengembangan Kampus
UGM, yaitu “suatu lingkungan yang kondusif untuk proses pembelajaran dalam
konteks pengembangan kolaborasi multidisiplin dan tanggap terhadap isu ekologi demi
mencapai visi universitas”.

Selain itu penetapan peruntukan lahan yang tanggap terhadap topografi dan
kepentingan kelestarian lingkungan di dalam Klaster Teknik dengan meminimalkan
penyebaran area terbangun dan perkerasan serta beradaptasi dengan tatanan kontur
yang ada.

4.2.2. Analisis Intensitas Pemanfaatan Lahan

a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)


Pengaturan kepadatan bangunan suatu wilayah atau kawasan bertujuan untuk
mendapatkan ruang-ruang terbuka diantara bangunan-bangunan pada wilayah atau
kawasan yang bersangkutan. Ruang-ruang terbuka diantara atau sekitar bangunan-
bangunan dimaksudkan untuk :
 Memperoleh peredaran udara lingkungan
 Pemerataan penyinaran matahari
 Penyerapan air hujan ke dalam tanah
 Keamanan lingkungan untuk bahaya kebakaran dan gempa

Perhitungan kepadatan bangunan adalah dengan memperhitungkan ketersediaan lahan


dan jumlah penduduk yang akan ditampung.

Sebagai dasar analisis, klasifikasi kepadatan bangunan suatu wilayah atau kawasan
dihitung berdasar Luas Bangunan dikurangi pekarangan dibagi Luas Wilayah/

Laporan Akhir IV-12


RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab IV
Klaster Teknik

Kawasan. Menurut Kep. Men. Kimpraswil No. 327/KPTS/M/2002, klasifikasi


kepadatan bangunan untuk blok peruntukan adalah:
 KDB sangat tinggi : > 75%
 KDB tinggi : 50% - 75%
 KDB sedang : 20% - 50%
 KDB rendah : 5% - 20%
 KDB sangat rendah : > 5%

Selanjutnya dalam analisis kepadatan bangunan ini, pendekatan yang akan digunakan
adalah sebagai berikut :
 Menilai kecenderungan pertumbuhan kepadatan bangunan yang ada
 Mengkaitkan fungsi-fungsi penggunaan lahan
 Memberikan dasar arahan kepadatan bangunan pada masing-masing
pemanfaatan lahan

Dalam kaitan fungsi Klaster Teknik yang didasarkan pada survei kebutuhan fasilitas
dan analisis pemanfaatan lahan, maka kegiatan yang akan direncanakan di klaster ini
adalah pendidikan, laboratorium, dan transportasi. Kepadatan bangunan untuk kegiatan
yang berbeda akan memiliki kebijakan kepadatan bangunan yang berbeda pula.
Pertimbangan yang lain untuk penentuan adalah kondisi lahan sebagai daerah resapan.
Berdasar pertimbangan di atas maka dasar arahan kepadatan bangunan pada masing-
masing pemanfaatan kegiatan campuran adalah:
 Fungsi atau kegiatan pada lahan hijau/ ruang terbuka : < 20%
 Fungsi atau kegiatan pendidikan dan permukiman : 20% - 50%
 Fungsi atau kegiatan perdagangan dan jasa : 50% - 75%

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) merupakan perbandingan antara luas lantai dasar
bangunan dengan luas persil atau kapling lahan. Penetapan KDB merupakan upaya
pengendalian agar kepadatan bangunan yang direncanakan dapat terlaksana. Dengan
tercapainya kepadatan bangunan maka pengendalian kawasan dalam rangka
melindungi daerah resapan dan pertanian akan tercapai. Jika kepadatan bangunan
diwujudkan dengan jumlah bangunan pada setiap fakultas, maka KDB akan
Laporan Akhir IV-13
RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab IV
Klaster Teknik

diwujudkan dengan luas dasar bangunan dalam suatu persil atau kavling lahan/
pekarangan dimana bangunan didirikan. Sasaran KDB adalah persil atau lahan
pekarangan dalam blok-blok pemanfaatan. Oleh karena itu, besarnya KDB akan
diarahkan sebesar 40%.

b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

Peraturan tinggi bangunan memberikan kebijakan tentang tinggi bangunan maksimal


(dihitung dari lantai dasar/ tanah atau ground floor sampai dengan puncak atap
bangunan) dalam suatu kawasan atau lingkungan agar terwujud tata bangunan yang
sesuai dengan rencana. Pengaturan ketinggian bangunan juga akan terkait dengan
aspek jumlah lantai bangunan melalui Koefisien Lantai Bangunan (KLB).

Adapun klasifikasi ketinggian bangunan adalah :


 Bangunan sangat rendah dengan tinggi maksimum 12m
 Bangunan rendah dengan tinggi maksimum 20m
 Bangunan sedang dengan tinggi maksimum 28m
 Bangunan tinggi dengan tinggi lebih dari 28m

Koefisien Lantai Bangunan (KLB) merupakan perbandingan antara luas lantai


bangunan dengan luas persil dimana bangunan berada. Pengaturan KLB merupakan
upaya efisiensi pemanfaatan lahan yang karena faktor ekonomi tanah (mahalnya harga
tanah dan keterbatasan lahan di kawasan strategis). Hal ini untuk mengakomodasi
kegiatan komersial sehingga bangunan yang berada di lahan yang memiliki nilai
ekonomi tinggi akan memiliki luas tanah lebih besar daripada luas dasar bangunannya.

Selain pertimbangan harga tanah, KLB juga mempertimbangkan faktor lingkungan


yang berkaitan dengan peraturan tinggi bangunan karena wilayah perencanaan relatif
dekat dengan bandara Adisucipto yang memiliki peraturan agar bangunan yang berada
dalam radius empat km dari bandara harus memiliki tinggi bangunan di bawah 40
meter.

Laporan Akhir IV-14


RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab IV
Klaster Teknik

Secara umum tinggi bangunan direncanakan di Klaster Teknik berkisar dari lantai 1
sampai lantai 6 atau ketinggian bangunan sampai dengan 28 meter, sehingga tinggi
bangunan dikategorikan bangunan dengan ketinggian sedang. Karena tiap-tiap jurusan
pada klaster ini memiliki tingkat pertumbuhan program studi/kurikulum yang relative
cepat, maka untuk jangka waktu 10 tahun yang akan datang dimungkinkan arahan
pengembangan bangunan ke arah vertikal. Efisiensi penggunaan tanah diakomodasi
dengan pengaturan ketinggian bangunan yaitu Koefisien Lantai Bangunan dan
pelestarian lahan terbuka. Misalnya, untuk pusat kegiatan pendidikan, diberikan
ketinggian bangunan sampai 6 lantai untuk jangka waktu 10 tahun mendatang (tahun
2015).

Bangunan yang ada di Klaster Teknik rata-rata berlantai dua dan tiga. Terdapat pula
beberapa bangunan yang berlantai satu, misalnya laboratorium Teknik Kimia, bengkel
Teknik mesin. Bangunan dengan ketinggian satu dan dua lantai tersebut pada proses
pengembangannya akan diganti dengan bangunan baru dengan ketinggian minimal tiga
lantai dengan ketentuan ideal yaitu luas lantai dasar bangunan baru harus lebih kecil
dari luas lantai dasar yang dihapus, untuk melestarikan dan menambah adanya
presentase lahan hijau, peningkatan jumlah lantai bangunan baru juga bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas mahasiswa di Klaster Teknik sehingga dapat memenuhi
kapasitas optimum.

c. Koefisien Daerah Hijau (KDH)

Pada Klaster Teknik memiliki eksisting untuk daerah hijau belum sebanding dengan
banyaknya bangunan yang ada didalamnya. Dapat dikatakan bawa pada Klaster Teknik
belum ada perutukkan lahan untuk ruang terbuka hijau secara spesifik. Meskipun
belum cukup memadahi, tetapi di Klaster Teknik sudah memiliki banyak pohon
peneduh yang relatif besar.

Area Klaster Teknik merupakan area yang dilalui cukup banyak kendaraan umum,
terutama pada sebelah utara klaster (Jalan Teknika) yang menjadi ramai terutama
setelah dibangunnya jembatan baru, serta bagian timur klaster (Jalan Kesehatan) yang
dilalui oleh bus kota maupun kendaraan umum yang sangat padat sehingga sangat
Laporan Akhir IV-15
RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab IV
Klaster Teknik

diperlukan rancangan ruang terbuka hijau untuk menyeimbangkan kondisi udara


dilingkungan Klaster Teknik. Sehingga dapat tercipta lingkungan belajar dan
berinteraksi yang kondusif.

Untuk selanjutnya Klaster Teknik perlu diarahkan untuk memiliki KDH yang ideal
yakni sebanding dengan lahan terbangun pada Klaster Teknik, dengan rencana untuk
menambah kantong-kantong terbuka hijau dibeberapa titik.

d. Koefisien Tapak Besmen (KTB)

Belum ada gedung di Klaster Teknik yang memiliki semi-basement. Untuk


perencanaan ke depannya, bangunan dengan ketinggian lebih dari tiga lantai yang baru
akan diusahakan untuk menggunakan sistem basement atau semi basement dengan
yang akan digunakan sebagai ruang parkir mobil dan sepeda motor baik untuk
mahasiswa maupun karyawan Klaster Teknik, hal ini dimaksudkan untuk dapat
meningkatkan keamanan dan kenyamanan di lingkungan klaster dan mengurangi
kepadatan kendaraan pada lahan terbuka.

4.2.3. Analisis Tata Bangunan

Klaster Teknik rata-rata memiliki bangunan dengan ketinggian yang cukup beragam.
Masing-masing bangunan memiliki orientasi yang berbeda-beda serta memiliki citra
bangunan masing-masing, sehingga dapat dikatakan secara keseluruhan bangunan pada
Klaster Teknik belum terlihat sebagai satu kesatuan. Beberapa bangunan yang terdapat
pada Klaster Teknik cenderung padat dan berdekatan, seperti pada bangunan-bangunan
yang berada dalam satu jurusan. Jarak bangunan yang terlalu berdekatan akan
membuat bangunan tidak berfungsi secara maksimal, seperti misalnya pada sirkulasi
udara, cahaya matahari, maupun system pencegahan musibah seperti kebakaran.

Selain itu, orientasi bangunan yang sesuai baik terutama pada bangunan di area tropis
adalah dengan mengoptimalkan bukaan pada arah utara selatan agar ruangan tidak
terkena cahaya matahari secara langsung. Untuk itu, didalam desain blokplan Klaster
Teknik yang baru, mengusahakan arah orientasi bangunan ke utara dan selatan.
Laporan Akhir IV-16
RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab IV
Klaster Teknik

Hal lain yang dapat diamati pada lingkungan Klaster Teknik saat ini adalah masing-
masing jurusan yang saling terpisah oleh jalan akses klaster. Sedangkan untuk sirkulasi
bagi pejalan kaki masih belum jelas, karena Klaster Teknik belum memiliki pedestrian
secara keseluruhan. Sehingga pada rancangan blokplan Klaster Teknik juga memiliki
pola jalur pedestrian yang jelas dan memadahi, di samping jalur sirkulasi kendaraan
bermotor.

Selanjutnya, Klaster Teknik juga diarahkan memiliki lingkungan yang lebih kondusif
dan lebih interaktif antar jurusan yang di dalamnya, dengan harapan untuk dapat
memaksimalkan akses setiap jurusan yang ada pada Klaster Teknik bagi mahasiswa
maupun umum.

4.2.4. Analisis Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung

Sirkulasi utama eksisting pada Klaster Teknik berada pada bagian tengah klaster, yaitu
membujur dari akses masuk kawasan menuju kantor pusat (KPTU), serta sirkulasi
yang mengelilingi klaster. Hal ini menjadi penentu jalur sirkulasi di dalam blokplan
Klaster Teknik.

Sirkulasi pada Klaster Teknik masih belum terbagi secara jelas terutama antara
sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki. Kejelasan tersebut membuat alur sirkulasi tidak
terarah. Hampir tidak ada jalur khusus pedestrian bagi pejalan kaki dalam Klaster
Teknik.

Sehingga ke depannya Klaster Teknik diarahkan untuk sirkulasi pejalan kaki dan
kendaraan memiliki sirkulasi masing-masing. Selain sebagai sirkulasi pejalan kaki di
dalam klaster, pedestrian juga digunakan sebagai jalur penghubung antar bangunan
jurusan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan jalur interaksi yang jelas antar
jurusan mengingat kondisi eksisting yang saling terpisah oleh keberadaan jalan akses
utama. Padestrian juga merupakan upaya untuk mengurangi polusi udara dan
meningkatkan sustainabilitas di lingkungan Klaster Teknik.

Laporan Akhir IV-17


RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab IV
Klaster Teknik

4.2.5. Analisis Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Ruang terbuka hijau pada eksisiting Klaster Teknik bisa dikatakan masih kurang.
Maka ke depannya Klaster Teknik akan diarahkan untuk dapat memiliki ruang hijau
yang maksimal dengan menerapkan sistem pembangunan bangunan baru diatas 75%
lahan bangunan lama sehingga 25 % dari lahan tersebut dapat digunakan sebagai lahan
hijau terbuka. Ruang terbuka hijau menjadi hal yang penting karena dapat memberikan
manfaat seluas-luasnya untuk ruang interaksi antar mahasiswa yang berbeda jurusan
dalam klaster Teknik serta kalangan umum, juga dapat membuat kawasan Klaster
Teknik menjadi lebih hidup. Ruang terbuka hijau juga sebagai pengikat antar
bangunan mengingat dalam klaster Teknik memiliki beberapa jurusan yang berbeda-
beda.

Ruang terbuka hijau yang maksimal juga dapat memberikan dampak positif bagi
keberlangsungan kegiatan dalam bangunan. Sirkulasi udara, dapat berlangsung secara
maksimal, cahaya matahari tidak akan mengenai secara langsung serta meredam
kebisingan yang timbul dari kendaraan umum yang lewat di Jalan Kesehatan.

Pohon merupakan salah satu komponen tata hijau, pada eksisting Klaster Teknik
pohon peneduh terhitung cukup banyak, keseluruhan pohon tersebut semaksimal
mungkin akan dipertahankan dan selanjutnya akan ditambah dngan pohon peneduh
yang baru di tempat yang masih sedikit pohon peneduh, terutama pada jalur pedestrian
yang baru.

Keberadaan ruang terbuka hijau yang maksimal juga dapat memberikan sumbangan
untuk UGM menjadi kawasan yang lebih hijau.

4.2.6. Analisis Tata Kualitas Lingkungan

Penataan kualitas lingkungan Klaster Teknik merujuk pada upaya rekayasa elemen
yang ada di dalamnya. Orientasi yang tampak khas adalah tiap jurusan yang
membentuk ruang tersendiri untuk interaksi antar bangunan di dalamnya. Untuk

Laporan Akhir IV-18


RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab IV
Klaster Teknik

kegiatan pendukung utama yang akan diwujudkan adalah kegiatan interaksi yang
terjalin antar hirarki bangunan yang mengitari plasa fakultas di tengah kawasan.

Sedangkan konsep orientasi lingkungan dapat ditunjukkan dengan pola tata informasi
(directory signage system), yaitu pengolahan elemen fisik di lingkungan untuk
menjelaskan berbagai informasi/petunjuk mengenai tempat yang ada di Klaster Teknik
sehingga memudahkan pemakai mengenali lokasi dirinya terhadap lingkungan dengan
mengadakan sistem tata rambu pengarah (directional signage system).

Wajah jalan yag berusaha diwujudkan dalam konsep perencanaan blokplan Klaster
Teknik ini bertujuan agar elemen fisik dan nonfisik guna membentuk lingkungan
berskala manusia. Pengaturan ini dapat terdiri atas wajah penampang jalan dan
bangunan yang bersinergis satu sama lain, pengadaan street furniture dan pedestrian
yang jelas (sistem grid dan dilengkapi dengan tata hijau yang meneduhi), serta
pengadaan signage yang memperjelas sistem informasi perletakkan/posisi pada Klaster
Teknik.

Laporan Akhir IV-19


RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab V
Fakultas Teknik

BAB V

Konsep Perencanaan

Fakultas Teknik

5.1.Struktur Peruntukan Lahan


Struktur Peruntukan Lahan merupakan komponen rancang kawasan yang berperan
penting dalam alokasi penggunaan dan penguasaan lahan/tata guna lahan yang telah
ditetapkan dalam suatu kawasan perencanaan tertentu berdasarkan ketentuan dalam
rencana tata ruang wilayah.
Manfaat :
 Meningkatkan keseimbangan kualitas kehidupan lingkungan dengan membentuk
ruang-ruang kota/lingkungan yang hidup secara fisik (vibrant) dan ekonomi
(viable), layak huni dan seimbang, serta meningkatkan kualitas hidup pengguna
dan kualitas lingkungan.
 Mengoptimalkan alokasi penggunaan dan penguasaan lahan baik secara makro
maupun mikro.
 Mengalokasikan fungsi/kegiatan pendukung bagi jenis peruntukan yang ada.
 Menciptakan integrasi aktivitas ruang sosial (socio-spatial integration) antar
penggunanya.
 Menciptakan keragaman lingkungan (diversity) dan keseimbangan yang akan
mendorong terciptanya kegiatan-kegiatan yang berbeda namun produktif.
 Mengoptimalkan prediksi/projeksi kepadatan lingkungan dan interaksi sosial yang
direncanakan.
5.1.1. Peruntukkan Lahan Makro
Peruntukan Lahan Makro, yaitu rencana alokasi penggunaan dan pemanfaatan
lahan pada suatu wilayah tertentu yang juga disebut dengan tata guna lahan.
Peruntukan ini bersifat mutlak karena telah diatur pada ketentuan dalam rencana
tata ruang wilayah.
Laporan Akhir V-1
RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab V
Fakultas Teknik

5.1.2. Peruntukkan Lahan Mikro


Peruntukan Lahan Mikro, yaitu peruntukan lahan yang ditetapkan pada skala
keruangan yang lebih rinci (termasuk secara vertikal) berdasarkan prinsip
keragaman yang seimbang dan saling menentukan. Hal-hal yang diatur adalah:
a. Peruntukan lantai dasar, lantai atas, maupun lantai besmen;
b. Peruntukan lahan tertentu, misalnya berkaitan dengan konteks lahan
perkotaan-perdesaan, konteks bentang alam/lingkungan konservasi, atau
pun konteks tematikal pengaturan pada spot ruang bertema tertentu.
Dalam penetapan peruntukan lahan mikro ini masih terbuka kemungkinan untuk
melibatkan berbagai masukan desain hasil interaksi berbagai pihak seperti
perancang/penata kota, pihak pemilik lahan, atau pun pihak
pemakai/pengguna/masyarakat untuk melahirkan suatu lingkungan dengan
ruang-ruang yang berkarakter tertentu sesuai dengan konsep struktur
perancangan kawasan.
Penetapan ini tidak berarti memperbaiki alokasi tata guna lahan pada aturan
rencana tata ruang wilayah yang ada, namun berupa tata guna yang diterapkan
dengan skala keruangan yang lebih rinci, misalnya secara vertikal per lantai.

5.2.Intensitas Pemanfaatan Lahan


Intensitas Pemanfaatan Lahan adalah tingkat alokasi dan distribusi luas lantai
maksimum bangunan terhadap lahan/tapak peruntukannya.
Manfaat :
 Mencapai efisiensi dan efektivitas pemanfaatan lahan secara adil.
 Mendapatkan distribusi kepadatan kawasan yang selaras pada batas daerah yang
direncanakan berdasarkan ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah yang
terkait.
 Mendapatkan distribusi berbagai elemen intensitas lahan pemanfaatan lahan
(Koefisien Dasar Bangunan, Koefisien Lantai Bangunan, Koefisien Daerah Hijau,

Laporan Akhir V-2


RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab V
Fakultas Teknik

dan Koefisien Tapak Besmen) yang dapat mendukung berbagai karakter khas dari
berbagai subarea yang direncanakan.
 Merangsang pertumbuhan kota dan berdampak langsung pada perekonomian
kawasan.
 Mencapai keseimbangan, kaitan dan keterpaduan dari berbagai elemen intensitas
pemanfaatan lahan dalam hal pencapaian kinerja fungsi, estetis dan sosial, antara
kawasan perencanaan dan lahan di luarnya.
5.2.1. Koefisien Dasar Bangunan
Koefisien Dasar Bangunan (KDB), yaitu angka persentase perbandingan antara
luas seluruh lantai dasar bangunan gedung yang dapat dibangun dan luas
lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.
5.2.2. Koefisien Lantai Bangunan
Koefisien Lantai Bangunan (KLB), yaitu angka persentase perbandingan antara
jumlah seluruh luas lantai seluruh bangunan yang dapat dibangun dan luas
lahan/ tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.
5.2.3. Koefisien Daerah Hijau
Koefisien Daerah Hijau (KDH), yaitu angka persentase perbandingan antara
luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi
pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang
dikuasai.
5.2.4. Koefisien Tapak Besmen
Koefisien Tapak Besmen (KTB), yaitu angka persentase perbandingan antara
luas tapak besmen dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.
5.2.5. Sistem Insentif-Disinsentif Pengembangan
Sistem Insentif-Disinsentif Pengembangan, terdiri atas:
a) Insentif Luas Bangunan, yaitu insentif yang terkait dengan KLB dan
diberikan apabila bangunan gedung terbangun memenuhi persyaratan
peruntukan lantai dasar yang dianjurkan. Luas lantai bangunan yang
ditempati oleh fungsi tersebut dipertimbangkan untuk tidak diperhitungkan
dalam KLB.

Laporan Akhir V-3


RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab V
Fakultas Teknik

b) Insentif Langsung, yaitu insentif yang memungkinkan penambahan luas


lantai maksimum bagi bangunan gedung yang menyediakan fasilitas umum
berupa sumbangan positif bagi lingkungan permukiman terpadu; termasuk
di antaranya jalur pejalan kaki, ruang terbuka umum, dan fasilitas umum.
5.2.6. Sistem Pengalihan Nilai Koefisien Lantai Bangunan
Sistem Pengalihan Nilai Koefisien Lantai Bangunan
(TDR = Transfer of Development Right), yaitu hak pemilik
bangunan/pengembang yang dapat dialihkan kepada pihak atau lahan lain, yang
dihitung berdasarkan pengalihan nilai KLB, yaitu selisih antara KLB aturan dan
KLB terbangun. Maksimum KLB yang dapat dialihkan pada umumnya sebesar
10% dari nilai KLB yang ditetapkan. Pengalihan nilai KLB hanya
dimungkinkan bila terletak dalam satu daerah perencanaan yang sama dan
terpadu, serta yang bersangkutan telah memanfaatkan minimal 60% KLB-nya
dari KLB yang sudah ditetapkan pada daerah perencanaan. Pengalihan ini terdiri
atas:
1) Hak Pembangunan Bawah Tanah, hak ini memungkinkan pembangunan
fungsi-fungsi di bawah tanah yang tidak diperhitungkan ke dalam KLB yang
dimiliki bangunan gedung di atasnya, dengan memenuhi kriteria sesuai
Peraturan Menteri PU No. 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung.
2) Hak Pembangunan Layang (Air Right Development), merupakan mekanisme
yang miripdengan Hak Pembangunan Bawah Tanah, namunberlaku untuk
pembangunan di atas prasarana umum(melayang), seperti jalan, yaitu berupa
bangunanpedestrian layang atau bangunan komersial layang,dengan
ketentuan sesuai Peraturan Menteri PU No.29/PRT/M/2006 tentang
Pedoman Persyaratan TeknisBangunan Gedung.

5.3.Tata Bangunan
Tata Bangunan adalah produk dari penyelenggaraan bangunan gedung beserta
lingkungannya sebagai wujud pemanfaatan ruang, meliputi berbagai aspek termasuk

Laporan Akhir V-4


RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab V
Fakultas Teknik

pembentukan citra/karakter fisik lingkungan, besaran, dan konfigurasi dari elemen-


elemen: blok, kaveling/petak lahan, bangunan, serta ketinggian dan elevasi lantai
bangunan, yang dapat menciptakan dan mendefinisikan berbagai kualitas ruang kota
yang akomodatif terhadap keragaman kegiatan yang ada, terutama yang berlangsung
dalam ruang-ruang publik.
Tata Bangunan juga merupakan sistem perencanaan sebagai bagian dari
penyelenggaraan bangunan gedung beserta lingkungannya, termasuk sarana dan
prasarananya pada suatu lingkungan binaan baik di perkotaan maupun di perdesaan
sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dengan aturan tata ruang yang berlaku
dalam RTRW Kabupaten/Kota, dan rencana rincinya.
Manfaat penataan bangunan :
 Mewujudkan kawasan yang selaras dengan morfologi perkembangan area tersebut
serta keserasian dan keterpaduan pengaturan konfigurasi blok, kaveling dan
bangunan.
 Meningkatkan kualitas ruang kota yang aman, nyaman, sehat, menarik, dan
berwawasan ekologis, serta akomodatif terhadap keragaman kegiatan.
 Mengoptimalkan keserasian antara ruang luar bangunan dan lingkungan publik
sehingga tercipta ruang-ruang antarbangunan yang interaktif.
 Menciptakan berbagai citra dan karakter khas dari berbagai subarea yang
direncanakan.
 Mencapai keseimbangan, kaitan dan keterpaduan dari berbagai elemen tata
bangunan dalam hal pencapaian kinerja, fungsi, estetis dan sosial, antara kawasan
perencanaan dan lahan di luarnya.
 Mencapai lingkungan yang tanggap terhadap tuntutan kondisi ekonomi serta
terciptanya integrasi sosial secara keruangan.
5.3.1. Pengaturan Blok Lingkungan
Pengaturan Blok Lingkungan, yaitu perencanaan pembagian lahan dalam
kawasan menjadi blok dan jalan, dimana blok terdiri atas petak lahan/kaveling
dengan konfigurasi tertentu. Pengaturan ini terdiri atas:
1. Bentuk dan Ukuran Blok;

Laporan Akhir V-5


RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Re
encana dan An nalisis Bab V
Fakultas Teknik
T

Laporan Ak khir V-6


RTBL Klasterr Teknk
Universitas Gadjah
G Mada Yogyakarta
Rum
musan Rencana dann Analisis Bab V
Fakultas Teknik

2. Pengelompokkan dan Konfigu


urasi Blok;

Gam
mbar 5.1. Pengelo
ompokan Blok Klaster
K Teknik

LLaporan Akhir V-7


RRTBL Klaster Teknk
UUniversitas Gadjah M
Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis
A Bab V
Fakultas Teknik

Laporan A Akhir V-8


RTBL Klaste
er Teknk
Universitass Gadjah Mada
a Yogyakarta
Rum
musan Rencana dann Analisis Bab V
Fakulta
as Teknik

3. Ruang terbukka dan tata hijau..

Gambar 5.2. R
Ruang Terbuka Hijau
H

LLaporan Akhir V-9


RRTBL Klaster Teknk
UUniversitas Gadjah M
Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab V
Fakultas Teknik

Dari sisi lingkungan, perencanaan Klaster Teknik ini meliputi :


a. Keseimbangan kawasan perencanaan dengan sekitar, yaitu penciptaan karakter
lingkungan yang tanggap dan integral dengan karakter eksisting struktur
lingkungan.
b. Keseimbangan dengan daya dukung lingkungan, yaitu penetapan kepadatan
gugusan bangunan/ kaveling/ blok dalam kawasan perencanaan yang
mepertimbangkan daya dukung lingkungan, namun dapat memperkuat karakter
kawasan.
c. Kelestarian ekologis kawasan
 Penetapan besaran komponen tata bangunan tertentu (misalnya konfigurasi
kaveling dan orientasi bangunan) yang tanggap terhadap topografi dengan
menetapkan minimum kepadatan dan ukuran kaveling yang dapat
diakomodasi, serta meminimalkan perubahan ekstrim (cut-fill).
 Pembatasan besaran pada kawasan khusus konservasi hijau.
 Pembatasan yang tanggap terhadap topografi dan kepentingan kelestarian
lingkungan dengan meminimalkan penyebaran area terbangun dan perkerasan
serta mengadaptasi tatanan kontur yang ada.
d. Pemberdayaan kawasan
Peningkatan modifikasi desain/pengembangan yang sesuai dengan karakter
lokal.
5.3.2. Pengaturan Kavling/Petak Lahan
Pengaturan Kaveling/Petak Lahan, yaitu perencanaan pembagian lahan dalam
blok menjadi sejumlah kaveling/petak lahan dengan ukuran, bentuk,
pengelompokan dan konfigurasi tertentu. Pengaturan ini terdiri atas:
1. Bentuk dan Ukuran Kaveling;
2. Pengelompokan dan Konfigurasi Kaveling;
3. Ruang terbuka dan tata hijau.
5.3.3. Pengaturan Bangunan
Pengaturan Bangunan, yaitu perencanaan pengaturan massa bangunan dalam
blok/kaveling. Pengaturan ini terdiri atas:
Laporan Akhir V-10
RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Re
encana dan An nalisis Bab V
Fakultas Te
eknik

Laporan Ak khir V-11


RTBL Klasterr Teknk
Universitas Gadjah
G Mada Yogyakarta
Rum
musan Rencana dann Analisis Bab V
Fakulta
as Teknik

1. Pengelompokkan Bangunan;

Gambar 5.3. Tata Bangu


unan Berdasark
kan Fungsinya

 
LLaporan Akhir V-12
RRTBL Klaster Teknk
UUniversitas Gadjah M
Mada Yogyakarta
Rum
musan Rencana dann Analisis Bab V
Fakulta
as Teknik

2. Letak dan Oriientasi Bangunaan;

Gambar 5.4
4. Orientasi Blo
ok Bangunan Beerdasarkan Funggsinya

LLaporan Akhir V-13


RRTBL Klaster Teknk
UUniversitas Gadjah M
Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab V
Fakultas Teknik

Pola hubungan/ konektivitas yang direncanakan berprinsip pada :


 Penciptaan kejelasan hubungan arahan antarbangunan/ blok satu sama
lainnya yang dapat berorientasi pada pusat lingkungan/ kawasan agar
menjamin terciptanya interaksi sosial antarpemakainya serta mendukung
pemecahan masalah keamanan lingkungan dengan pengawasan bersama.
 Penetapan pengelompokan bangunan/ blok yang tersebar dalam lingkungan
namun memiliki kaitan satu sama lain dengan adanya jalur penghubung
yang dapat berbentuk jalur pedestrian, ruang antarbangunan, jalur tembus
lantai dasar, dan jalur penghubung lantai atas.
 Penetapan kepentingan yang menghidupkan kaitan aktivitas publik di muka
bangunan/lahan yang bersangkutan tanpa meninggalkan kepentingan
penciptaan privasi pemilik bangunan pada lahan privat.
3. Sosok Massa Bangunan;
4. Ekspresi Arsitektur Bangunan.

5.3.4. Pengaturan Ketinggian dan Elevasi Lantai


Pengaturan Ketinggian dan Elevasi Lantai Bangunan, yaitu perencanaan
pengaturan ketinggian danelevasi bangunan baik pada skala bangunan
tunggalmaupun kelompok bangunan pada lingkungan yang lebihmakro
(blok/kawasan). Pengaturan ini terdiri atas:
5.1.Ketinggian Bangunan;
5.2.Komposisi Garis Langit Bangunan;
5.3.Ketinggian Lantai Bangunan.

5.4. Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung


Sistem sirkulasi dan jalur penghubung terdiri dari jaringan jalan dan pergerakan,
sirkulasi kendaraan umum, sirkulasi kendaraan pribadi, sirkulasi kendaraan informal
setempat dan sepeda, sirkulasi pejalan kaki (termasuk masyarakat penyandang cacat
dan lanjut usia), sistem dan sarana transit, sistem parkir, perencanaan jalur pelayanan
lingkungan, dan sistem jaringan penghubung.

Laporan Akhir V-14


RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab V
Fakultas Teknik

Manfaat pengaturan sirkulasi dan jalur penghubung :


 Mengoptimalkan efisiensi pemanfaatan prasarana jalan dengan jenis arus
pergerakan yang terjadi.
 Mendapatkan distribusi atau penyebaran pergerakan yang selaras dengan jenis
aktivitas yang diwadahi sehingga dicapai ketertiban.
 Mencapai kinerja fungsi serta keseimbangan, kaitan, keterpaduan dari berbagai
elemen pergerakan, lingkungan dan sosial, antara kawasan perencanaan dan lahan
diluarnya.
5.4.1. Sistem Jaringan Jalan dan Pergerakan
Sistem jaringan jalan dan pergerakan, yaitu rancangan sistem pergerakan yang
terkait, antara jenis-jenis hirarki/kelas jalan yang tersebar pada kawasan
perencanaan (jalan arteri, kolektor dan jalan lingkungan/ lokal) dan jenis
pergerakan yang melaluinya, baik masuk dan keluar kawasan, maupun masuk
dan keluar kaveling.
5.4.2. Sistem Sirkulasi Kendaraan Umum
Sistem sirkulasi kendaraan umum, yaitu rancangan sistem arus pergerakan
kendaraan umum formal, yang dipetakan pada hirarki/kelas jalan yang ada pada
kawasan perencanaan.
5.4.3. Sistem Jaringan Kendaraan Pribadi
Sistem sirkulasi kendaraan pribadi, yaitu rancangan sistem arus pergerakan bagi
kendaraan pribadi sesuai dengan hirarki/kelas jalan pada kawasan perencanaan.

Laporan Akhir V-15


RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Re
encana dan An nalisis Bab V
Fakultas Te
eknik

Laporan Ak khir V-16


RTBL Klasterr Teknk
Universitas Gadjah
G Mada Yogyakarta
Rum
musan Rencana dann Analisis Bab V
Fakulta
as Teknik

Gamb
bar 5.5. Sirkulassi Utama Kendarraan Pribadi dallam Klaster Tekknik

LLaporan Akhir V-17


RRTBL Klaster Teknk
UUniversitas Gadjah M
Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab V
Fakultas Teknik

5.4.4. Sistem Jaringan Kendaraan Umum Informal Setempat


Sistem sirkulasi kendaraan umum informal setempat, yaitu rancangan sistem
arus pergerakan bagikendaraan umum dari sektor informal, seperti ojek,
becak,andong, dan sejenisnya, yang dipetakan pada hirarki/kelasjalan yang ada
pada kawasan perencanaan.
5.4.5. Sistem Pergerakan Transit
Sistem pergerakan transit, yaitu rancangan sistem perpindahan arus pergerakan
dari dua atau lebih moda transportasi yang berbeda, yang dipetakan pada
hirarki/ kelas jalan yang ada pada kawasan perencanaan.
5.4.6. Sistem Parkir
Sistem parkir, yaitu rancangan sistem gerakan arus masuk dan keluar kaveling
atau grup kaveling untuk parkir kendaraan di dalam internal kaveling. Dalam
perencanaannya, system parkir dalam klaster adalah berupa kantong-kantong
parkir.

Laporan Akhir V-18


RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Re
encana dan An nalisis Bab V
Fakultas Te
eknik

Laporan Ak khir V-19


RTBL Klasterr Teknk
Universitas Gadjah
G Mada Yogyakarta
Rumusan Re
encana dan An nalisis Bab V
Fakultas Te
eknik

5.4.7. Sistem Jarin


ngan Jalur Penghubung
P g Terpadu ((Pedestrian L
Linkage)
Sistem jaringan
j jaluur penghubuung terpadu (pedestrian
( linkage), yaaitu rancangaan
sistem jaringanberrbagai jalurr penghubuung yang m
memungkinkkanmenembuus
beberappa bangunann atau pun beberapakave
b eling tertenttu dan diman
nfaatkan baggi
kepentin
ngan jalurpuublik.
Jalur penghubung
p terpadu inni dibutuhkkan terutam
ma pada daaerah dengaan
intensitas kegiatan tinggi dan beragam,
b sepperti pada arrea komersiaal lingkungaan
permukkiman atau area
a fungsi campuran (m
mixed-used).JJalur penghu
ubung terpaddu
harus daapat memberikan kemuddahan aksesiibilitas bagi ppejalan kakii.

Adapunn jalur sirkullasi pedestrian pada Klaaster Teknikk mengikuti jalur


j sirkulaasi
kendaraaan, yaitu beerada di sisi jjalan.

5 Jalur Sirkkulasi di Kaw


5.8. wasan Klastter Teknik

Laporan Ak khir V-20


RTBL Klasterr Teknk
Universitas Gadjah
G Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab V
Fakultas Teknik

Secara fungsional, penataan sistem sirkulasi ini bermanfaat untuk :


a) Kejelasan sistem sirkulasi
Perencanaan sistem sirkulasi yang jelas dan mudah dipahami tentang sistem
kaitan antara jejaring jalur-jalur utama, jalur sekunder, dan jalur lokal
sesuai hirarki/ kelas jalan.
b) Mobilitas publik
 Peningkatan kaitan antarsistem sirkulasi pada kawasan perencanaan
dengan sistem sirkulasi kawasan sekitar.
 Penciptaan sistem sirkulasi yang mudah diakses sebesar-besarnya oleh
publik termasuk penyandang cacat dan lanjut usia (difabel), sehingga
memperkaya karakter dan integrasi sosial para pemakainya.
 Peningkatan kaitan dan pemisahan yang jelas di antara berbagai moda
sirkulasi (pejalan kaki, sepeda, angkutan umum, kendaraan pribadi,
maupun kendaraan servis).
 Peningkatan sistem penghubung yang lebih berorientasi pada pejalan
kaki.
c) Aksesibilitas kawasan
 Perencanaan kawasan yang mengintegrasikan sirkulasi eksternal dan
internal dari/ke/di dalam kawasan/blok atau subblok;
 Penciptaan kawasan yang mewadahi kebutuhan semua orang termasuk
masyarakat difabel.

5.5. Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau


Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau merupakan komponen rancang kawasan, yang
tidak sekadar terbentuk sebagai elemen tambahan atau pun elemen sisa setelah proses
rancang arsitektural diselesaikan, melainkan juga diciptakan sebagai bagian integral
dari suatu lingkungan yang lebih luas.
Penataan sistem ruang terbuka diatur melalui pendekatan desain tata hijau yang
membentuk karakter lingkungan serta memiliki peran penting baik secara ekologis,
rekreatif dan estetis bagi lingkungan sekitarnya, dan memiliki karakter terbuka
sehingga mudah diakses sebesar-besarnya oleh publik.
Laporan Akhir V-21
RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab V
Fakultas Teknik

Manfaat ruang terbuka hijau :


 Meningkatkan kualitas kehidupan ruang kota melalui penciptaan lingkungan yang
aman, nyaman, sehat, menarik dan berwawasan ekologis.
 Mendorong terciptanya kegiatan publik sehingga tercipta integrasi ruang sosial
antarpenggunanya.
 Menciptakan estetika, karakter dan orientasi visual dari suatu lingkungan.
 Menciptakan iklim mikro lingkungan yang berorientasi pada kepentingan pejalan
kaki.
 Mewujudkan lingkungan yang nyaman, manusiawi dan berkelanjutan.
5.5.1. Sistem Ruang Terbuka Umum
Sistem Ruang Terbuka Umum (kepemilikan publik - aksesibilitas publik), yaitu
ruang yang karakter fisiknya terbuka, bebas dan mudah diakses publik karena
bukan milik pihak tertentu.
5.5.2. Sistem Ruang Terbuka Pribadi
Sistem Ruang Terbuka Pribadi (kepemilikan pribadi– aksesibilitas pribadi),
yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka tapi terbatas, yang hanya dapat
diakses oleh pemilik, pengguna atau pihak tertentu.
5.5.3. Sistem Ruang Terbuka Privat yang dapat Diakses oleh Umum
Sistem Ruang Terbuka Privat yang dapat diakses oleh Umum (kepemilikan
pribadi–aksesibilitas publik),yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka, serta
bebas danmudah diakses oleh publik meskipun milik pihak tertentu, karena
telah didedikasikan untuk kepentingan publik sebagai hasil kesepakatan antara
pemilik dan pihakpengelola/pemerintah daerah setempat, di mana pihak pemilik
mengizinkan lahannya digunakan untuk kepentingan publik, dengan
mendapatkan kompensasi berupa insentif/disinsentif tertentu, tanpa mengubah
status kepemilikannya.
5.5.4. Sistem Ruang Pepohonan dan Tata Hijau
Sistem Pepohonan dan Tata Hijau, yaitu pola penanaman pohon yang disebar
pada ruang terbuka publik.
Penataan sistem ruang terbuka dan tata hijau secara fungsional meliputi :
a. Pelestarian ruang terbuka kawasan
Laporan Akhir V-22
RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab V
Fakultas Teknik

Pendistribusian berbagai jenis ruang terbuka yang disesuaikan dengan kebutuhan


tipologis fungsi/ peruntukan, sirkulasi dan elemen perancangan lainnya.
b. Aksesibilitas publik
 Penciptaan integrasi sosial secara keruangan bagi semua pengguna (termasuk
penyandang cacat dan lanjut usia) pada berbagai ruang terbuka kawasan yang
ada;
 Penciptaan ruang publik yang dapat diakses secara terbuka (sebesar-besarnya)
oleh publik sehingga dapat memperkaya karakter dan integrasi sosial para
pemakai ruang kota.
c. Keragaman fungsi dan aktivitas
 Penciptaan ruang yang dapat mengadaptasi dan mengadopsi berbagai aktivitas
interaksi sosial yang direncanakan, dan tetap mengacu pada ketentuan rencana
tata ruang wilayah;
 Penetapan kualitas ruang yang menyediakan lingkungan yang aman, nyaman,
sehat dan menarik, serta berwawasan ekologis.
d. Skala dan proporsi ruang yang manusiawi dan berorientasi bagi pejalan kaki
 Penciptaan keseimbangan ruang terbuka atau pun ruang terbuka antarbangunan
dengan tema ramah bagi pejalan kaki sekaligus menghidupkan ruang kawasan
melalui berbagai aktivitas pada area pejalan kaki;
 Penciptaan iklim mikro berskala lingkungan yang memberi kenyamanan dan
keserasian pada area pejalan kaki.
e. Sebagai pengikat lingkungan/ bangunan
Penciptaan ruang terbuka sebagai sarana interaksi dan sosialisasi penghuni, atau pun
ruang pengikat/penyatu antarbangunan kelompok bangunan.
f. Sebagai pelindung, pengaman, dan pembatas lingkungan/ bangunan bagi pejalan kaki
Penciptaan ruang terbuka dan tata hijau sebagai pelindung, peneduh, maupun
pembatas antar-ruang.

Laporan Akhir V-23


RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Re
encana dan An nalisis Bab V
Fakultas Te
eknik

Laporan Ak khir V-24


RTBL Klasterr Teknk
Universitas Gadjah
G Mada Yogyakarta
Rum
musan Rencana dann Analisis Bab V
Fakulta
as Teknik

Gambar 5.9.. Sistem Ruang Pepohonan pad


da Klaster Tekniik

LLaporan Akhir V-25


RRTBL Klaster Teknk
UUniversitas Gadjah M
Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab V
Fakultas Teknik

5.5.5. Bentang
Bentang Alam, yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka dan terkait dengan
area yang dipergunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik, dan
pemanfaatannya sebagai bagian dari alam yang dilindungi. Pengaturan ini
untuk kawasan:
1. Pantai dan laut, sebagai batas yang melingkupi tepian kawasan, menentukan
atmosfir dari suasana kehidupan kawasan, serta dasar penciptaan pola tata
ruang;
2. Sungai, sebagai pembentuk koridor ruang terbuka;
3. Lereng dan perbukitan, sebagai potensi pemandangan luas;
4. Puncak bukit, sebagai titik penentu arah orientasi visual, serta memberikan
kemudahan dalam menentukan arah (tengaran alam).
5.5.6. Area Jalur Hijau
Area Jalur Hijau, yaitu salah satu ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai
area preservasi dan tidak dapat dibangun. Pengaturan ini untuk kawasan:
1. Sepanjang sisi dalam Daerah Milik Jalan (Damija);
2. Sepanjang bantaran sungai;
3. Sepanjang sisi kiri kanan jalur kereta;
4. Sepanjang area di bawah jaringan listrik tegangan tinggi;
5. Jalur hijau yang diperuntukkan sebagai jalur taman kota atau hutan kota, yang
merupakan pembatas atau pemisah suatu wilayah.

5.6. Tata Kualitas Lingkungan


Penataan Kualitas Lingkungan merujuk pada upaya rekayasa elemen-elemen kawasan
yang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu kawasan atau subarea dengan sistem
lingkungan yang informatif, berkarakter khas, dan memiliki orientasi tertentu.
Manfaat penataan kualitas lingkungan :
1. Mencapai kualitas lingkungan kehidupan manusia yang aman, nyaman, sehat dan
menarik, serta berorientasi kepada lingkungan mikro.
2. Menyatukan kawasan sebagai sistem lingkungan yang berkualitas dengan
pembentukan karakter dan identitas lingkungan yang spesifik.

Laporan Akhir V-26


RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab V
Fakultas Teknik

3. Mengoptimalkan kegiatan publik yang diwadahinya sehingga tercipta integrasi


ruang sosial antarpenggunanya, serta menciptakan lingkungan yang berkarakter
dan berjati diri.
4. Menciptakan estetika, karakter, dan orientasi visual, dari suatu lingkungan.
5. Menciptakan iklim mikro lingkungan yang berorientasi kepada kepentingan
pejalan kaki.
5.6.1. Konsep Identitas Lingkungan
Perancangan karakter (jati diri) suatu lingkungan yang dapat diwujudkan
melalui pengaturan dan perancangan elemen fisik dan nonfisik lingkungan atau
sub area tertentu.
Pengaturan ini terdiri atas:
a) Tata karakter bangunan/ lingkungan (built-in signage and directional system),
yaitu pengolahan elemen-elemen fisik bangunan/ lingkungan untuk
mengarahkan atau memberi tanda pengenal suatu lingkungan/ bangunan,
sehingga pengguna dapat mengenali karakter lingkungan yang dikunjungi atau
dilaluinya sehingga memudahkan pengguna kawasan untuk berorientasi dan
bersikulasi.
b) Tata penanda identitas bangunan, yaitu pengolahan elemen-eleman fisik
bangunan/lingkungan untuk mempertegas identitas atau penamaan suatu
bangunan sehingga pengguna dapat mengenali bangunan yang menjadi
tujuannya.
c) Tata kegiatan pendukung secara formal dan informal (supporting activities),
yaitu pengolahan secara terintegrasi seluruh aktivitas informal sebagai
pendukung dari aktivitas formal yang diwadahi dalam ruang/bangunan, untuk
menghidupkan interaksi sosial dari para pemakainya.

5.6.2. Konsep Orientasi Lingkungan


Perancangan elemen fisik dan nonfisik guna membentuk lingkungan yang
informatif sehingga memudahkan pemakai untuk berorientasi dan bersirkulasi.
Pengaturan ini terdiri atas:

Laporan Akhir V-27


RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Rumusan Rencana dan Analisis Bab V
Fakultas Teknik

a) Sistem tata informasi (directory signage system), yaitu pengolahan elemen fisik
di lingkungan untuk menjelaskan berbagai informasi/petunjuk mengenai tempat
tersebut, sehingga memudahkan pemakai mengenali lokasi dirinya terhadap
lingkungannya.
b) Sistem tata rambu pengarah (directional signage system), yaitu pengolahan
elemen fisik di lingkungan untuk mengarahkan pemakai bersirkulasi dan
berorientasi baik menuju maupun dari bangunan atau pun area tujuannya.
5.6.3. Wajah Jalan
Perancangan elemen fisik dan nonfisik guna membentuk lingkungan berskala
manusia pemakainya, pada suatu ruang publik berupa ruas jalan yang akan
memperkuat karakter suatu blok perancangan yang lebih besar.
Pengaturan ini terdiri atas:
a) Wajah penampang jalan dan bangunan;
b) Perabot jalan (street furniture);
c) Jalur dan ruang bagi pejalan kaki (pedestrian);
d) Tata hijau pada penampang jalan;
e) Elemen tata informasi dan rambu pengarah pada penampang jalan;
f) Elemen papan reklame komersial pada penampang jalan.

Laporan Akhir V-28


RTBL Klaster Teknk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai