Perusakan Habitat
Habitat didefinisikan sebagai daerah tempat tinggal makhluk hidup. Kerusakan
habitat merupakan penyebab utama kepunahan makhluk hidup. Jika habitat rusak,
makhluk hidup tidak memiliki tempat untuk hidup. Kerusakan habitat dapat
diakibatkan terjadi karena ulah manusia yang telah mengubah fungsi ekosistem,
misalnya hutan ditebang, dijadikan lahan pertanian, permukiman, dan akhirnya
berkembang menjadi perkotaan. Kegiatan manusia tersebut mengakibatkan
menurunnya keanekaragaman ekosistem, jenis, dan gen.
Perusakan terumbu karang di laut juga dapat menurunkan keanekaragaman
hayati laut. Ikan-ikan serta biota laut yang hidup dan bersembunyi di terumbu
karang tidak dapat hidup tenang, beberapa di antaranya tidak dapat menetaskan
telurnya karena terumbu karang yang rusak. Menurunnya populasi ikan akan
merugikan nelayan dan mengakibatkan harga ikan meningkat. Selain akibat
aktivitas manusia, kerusakan habitat diakibatkan juga oleh bencana alam, misalnya,
gunung meletus, kebakaran, dan banjir.
b . Penggunaan Pestisida
Pestisida berfungsi untuk membasmi makhluk hidup pengganggu (hama) pada
tanaman. Akan tetapi, jika digunakan secara berlebihan, akan menyebar ke
lingkungan sekitarnya dan meracuni makhluk hidup yang lain, termasuk mikroba,
jamur, hewan, dan tumbuhan lainnya. Contoh pestisida adalah herbisida, fungisida,
dan insektisida.
c . Pencemaran
Bahan pencemar berasal dari limbah pabrik, asap kendaraan bermotor, limbah
rumah tangga, sampah yang tidak dapat didaur ulang lingkungan secara alami, dan
bahan-bahan berbahaya lain. Bahan pencemar ini dapat membunuh makhluk hidup,
termasuk mikroba, jamur, hewan, dan tumbuhan sehingga mengurangi
keanekaragamannya.
e . Penebangan
Penebangan hutan yang dilakukan secara berlebihan tidak hanya
menghilangkan pohon yang sengaja ditebang, tetapi juga merusak pohon-pohon
yang ada di sekitarnya. Di samping itu, hewan-hewan yang tergantung pada pohon
tersebut akan terganggu dan hilang sehingga akan menurunkan jenis hewan
tersebut.
f . Seleksi
Seleksi adalah memilih sesuatu yang disukai menurut penilaian individu.
Secara tidak sengaja perilaku seleksi akan mempercepat kepunahan makhluk
hidup. Misalnya, kita sering hanya menanam tanaman yang kita anggap unggul,
seperti jambu bangkok, jeruk mandarin, dan mangga gedong. Sebaliknya, kita
menghilangkan tanaman yang kita anggap kurang unggul, contohnya, jeruk pacitan
dan mangga curut.
Menurunnya jumlah makhluk hidup yang kita anggap tidak unggul berarti
mengurangi keanekaragaman hayati dari jenis makhluk hidup tersebut, bahkan
dalam jangka waktu lama, kita tidak akan menemukan jenis tersebut. Contoh lain,
menurunnya populasi serangga pemangsa (predator) karena disemprot dengan
insektisida yang mengakibatkan terjadinya populasi serangga yang dimangsa. Jika
serangga ini menyerang tanaman pertanian, ledakan serangga tersebut sangat
merugikan petani. Mungkin kalian pernah mendengar ledakan populasi hama
wereng di Indonesia sehingga beribu-ribu hektare sawah gagal panen. Wereng yang
menyerang padi diduga karena predator wereng punah akibat terkena insektisida
yang digunakan petani untuk memberantas hama.
Perkembangan industri berjalan dengan cepat di Indonesia. Teknologi modern
banyak diterapkan untuk mendapatkan hasil sebesarbesarnya. Bersamaan dengan
kemajuan pembangunan dan perkembangan industri, terjadi pula perubahan
lingkungan secara nyata dan bencana alam yang terjadi di mana-mana. Sebenarnya,
inti dari seluruh permasalahan lingkungan di Indonesia terletak pada perubahan
konsep mental manusianya yang mungkin tanpa disadari telah menjadi manusia
perusak lingkungan sehingga jalan satu-satunya adalah mengubah sikamental
manusia Indonesia menjadi manusia pengelola dan pemelihara lingkungan
hidupnya.
http://masteropik.blogspot.com/2010/05/
kegiatan-manusia-yang-memengaruhi.html