Masalah Kesehatan
Keluhan
Pasien datang ke dokter dengan keluhan lemah, lesu, letih, lelah, penglihatan
Faktor Risiko
Ibu hamil
Remaja putri
Pemeriksaan Fisik
Tanda Patognomonis
1
besi), glositis (anemia pernisiosa), rambut kusam, vitiligo (anemia
pernisiosa).
Tanda dan gejala lain dapat dijumpai sesuai dengan penyebab dari anemia
tersebut, yaitu:
Faktor Predisposisi
1. Infeksi kronik
2. Keganasan
Pemeriksaan Penunjang
jumlah eritrosit, morfologi darah tepi (apusan darah tepi), MCV, MCH, MCHC,
retikulosit.
2
Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis
Klasifikasi
Catatan
3
Diagnosis Banding
3. Anemia Aplastik
4. Anemia Hemolitik
Komplikasi
1. Gagal jantung
2. Syncope
Penatalaksanaan
mg
4
Jika tidak dapat mentoleransi koreksi peroral atau kondisi akut maka
Anemia hemolitik: bilirubin, LDH, tes fragilitas osmotik, Acid Ham’s test,
tes Coombs‟
Kriteria rujukan
5
Untuk anemia karena penyebab yang tidak termasuk kompetensi
Sarana Prasarana
Prognosis
Vitam: Bonam
yang mendasarinya teratasi, dengan nutrisi yang baik, anemia dapat teratasi.
Referensi
ajar ilmu penyakit dalam. 4 ed. Vol. III. Jakarta: Pusat Penerbitan
Rekam Medik
6
REFERENSI LAIN
ANEMIA
sel darah merah (eritrosit) dalam darah atau penurunan kadar hemoglobin
(Hb) sampai dibawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat, sehingga
Sekitar 32,8 % siswa Sekolah Dasar (SD) di Jakarta masih menderita anemia
pada tahun 2003. Meski menurun dibandingkan tahun 2002, yang mencapai
angka 49,5 %, ada kecenderungan penderita anemia kambuh lagi jika tidak
7
Anemia dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian berdasarkan etiologinya:
1. Anemia defisiensi
seperti defisiensi besi, asam folat, vitamin B12, protein, piridoksin dan
sebagainya.
2. Anemia aplastic
Anemia yang terjadi akibat terhentinya proses pembuatan sel darah oleh
sumsum tulang.
3. Anemia hemoragik
yang menahun.
4. Anemia hemolitik
8
normal (MCV dan MCHC normal atau normal rendah) tetapi individu
DNA seperti yang ditemukan pada defisiensi B12 dan atau asam folat.
congenital).
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah sakit kepala, pusing,
sirkulasi yang progresif cepat atau syok, dan pucat (dilihat dari warna kuku,
telapak tangan, membran mukosa mulut dan konjungtiva). Selain itu juga
terdapat gejala lain tergantung dari penyebab anemia seperti jaundice, urin
9
pemeriksaan kadar besi, elektroforesis hemoglobin dan biopsi sumsum
tulang.
defisiensi asam folat dan vitamin B12 dapat diberikan suplemen asam folat
dan vitamion B12, dapat juga dilakukan transfusi darah, splenektomi, dan
Eritrosit
fungsi Hb yang tersedia, pola aliran darah yang efektif, dan keadaan jaringan
serta cairan yang menerima oksigen itu. Tiga variable utama yang berikatan
dengan hal ini adalah kadar hemoglobin dalam darah (dalam gram/dL),
hematocrit (Ht) atau persen eritrosit dalam seluruh volume darah, dan jumlah
absolut eritrosit dalam darah (dalam juta per mm 3 darah). Dalam pemeriksaan
laboratorium eritrosit dikenal tiga indeks eritrosit rata-rata, terdiri dari Volume
eritrosit (satuan mikrokubik atau femtoliter dalam SI), MCH didapat dengan
10
Hemoglobin
berbeda. Setiap molekul Hb tersusun atas 4 kandungan hem yang identic dan
terikat pada 4 rantai globin yang terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai lagi
berlainan sesuai dengan jenis Hb yaitu : rantai beta untuk HbA, rantai delta
untuk HbA2, dan rantai gama untuk HbF. Pembentukan hem terjadi bertahap.
atas 4 cincin pirol yang tersusu simetris. Sintesis porfirin dimulai dengan
hem.
I. Anemia Defisiensi
Anemia defisiensi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan satu atau
defisiensi besi, asam folat, vitamin B12, protein, piridoksin dan sebagainya.
menjadi 3 golongan :
a. Mikrositik Hipokrom
Mikrositik berarti sel darah merah berukuran kecil, dibawah ukuran normal
11
defisiensi besi, keadaan sideroblastik dan kehilangan darah kronik atau
gangguan sintesis globin seperti pada penderita talasemia. Dari semua itu
merupakan penyakit yang sering pada bayi dan anak yang sedang dalam
proses pertumbuhan dan pada wanita hamil yang keperluan besinya lebih
besar dari orang normal. Jumlah besi dalam badan orang dewasa adalah 4-5
gr sedang pada bayi 400 mg, yang terdiri dari : masa eritrosit 60 %, feritin dan
Kebutuhan besi pada bayi dan anak lebih besar dari pengelurannya karena
sampai 10 mg/hari.
menjadi ion fero dengan bantuan asam lambung (HCL). Kemudian masuk ke
sumsum tulang serta jaringan lain untuk disimpan sebagai cadangan besi
tubuh.
12
Berikut bagan metabolisme besi :
Ekskresi besi dari tubuh sangat sedikit bisa melalui urin, tinja, keringat, sel
yang sudah mati akan masuk kembali ke dalam iron pool dan digunakan lagi
13
Bayi 0,3 – 0,4 mg.hari
Etiologi
o Pertumbuhan
o Menstruasi
o Malabsorpsi besi
Keadaan ini terjadi pda anak kurang gizi yang mukosa usunya
14
orang yang telah mengalami gastrektomi parsial atau total
lebih cepat melewati usus halus bagian atas menjadi alas utama
3. Perdarahan
Necator americans).
4. Transfusi feto-maternal
Kebocoran darah yang kronis ke dalam sirkulasi ibu akan menyebabkan ADB
5. Hemoglobinuria
Pada anak yang banyak diambil darah vena untuk pemeriksaan laboratorium.
15
Penyakit yang jarang terjadi ini ditandai dengan perdarahan paru yang hebat
dan berulang, serta adanya infiltrat pada paru yang hilang timbul. Keadaan ini
Terjadi pada atlet yang berolahraga berat seperti lintas alam. Perdarahan
saluran cerna yang tidak tampak sebagian akibat iskemia yang hilang timbul
Patofisiologi
besi. Hemoglobin dan fungsi protein besi lainnya masih normal. Pada saat ini
Didapatkan suplai besi yang tidak cukup untuk menunjang eritropoesis. Dari
16
Keadaan ini terjadi bila besi yang menuju eritroid sumsum tulang tidak cukup
sehingga terjadi penurunan kadar Hb. Pada gambaran darah tepi didapatkan
menurun)
hipokromik)
(%)
(ug/dL)
Gejala klinis
ADB ditegakkan hanya dari temua laboratorium saja. Pda umumnya gejala
17
yang disadari adalah pucat. Pada penderita dengan kadar Hb 6-10 mg/dL
ringan. Sedangkan pada saat kadar Hb turun < 5 g/dL terlihat gejala iritabel
dan anoreksia yang lebih jelas. Apabila anemia terus berlanjut dapat terjadi
dengan kadar Hb < 3-4 g/dL pasien tidak mengeluh karena sudah terjadi
dan usus.
Laboratorium
18
o pemeriksaan indeks eritrosit, retikulosit, morofolgi darah tepi
FEP, ferritin)
indeks eritrosit MCV, MCH, dan MCHC juga menurun sejajar dengan
penurunan Hb. Jumlah retikulosit biasanya normal, tetapi pada keadaan berat
(dapat ditemukan sel pensil, sel target, ovalosit, mikrosit, dan sel fragmen).
Pada pemeriksaan leukosit biasa dalam batas normal, tetapi pada ADB
didapatkan peningkatan 2-4 kali dari nilai normal. Trombositosis hanya terjadi
menentukan jumlah besi yang terikat pada transferrin dan pada penderita
darah, pada penyakit ini ditemukan nilai TIBC yang meningkat. Saturasi
19
penilaian terbaik untuk mengetahui pertukaran besi antara plasma dan
cadangan besi dalam tubuh. Bila nilai < 16% menunjukkan suplai besi yang
tidak adekuat untuk mendukung eritropoesis. Nilai saturasi transferrin (ST) <
7%, diagnosis ADB dapat ditegakkan, sedangkan pada kadar 7-16% dapat
dipakai untuk mendiagnosis ADB didukung oleh nilai MCV yang rendah atau
eritrosit akan dibentuk cincin porfirin sebelum besi terikat untuk membentuk
porfirin dalam sel. Nilai FEP > 100mg/dL eritrosit menunjukkan adanya ADB.
Pemeriksaan ini dapat mendeteksi ADB lebih dini. Apabila terjadi peningkatan
FEP dan penurunan ST, merupakan tanda ADB yang progresif. Kadar ferritin
serum dihitung untuk menunjukkan jumlah cadangan besi tubuh. Bila ferritin
kurang dari 10-12 ug/dL menunjukkan telah terjadi penurunan cadangan besi
dalam tubuh.
Diagnosis
1. WHO
20
2. Cook and Monsen
3. Lanzkowsky
FEP meningkat
pemberian besi
Sumsum tulang
21
besi. Prosedurnya sangat mudah, praktis, sensitive, dan ekonomis terutama
pada anak yang berisiko tinggi menderita ADB. Bila dengan pemberian
preparat besi dosis 6 mg/kg/hari selama 3-4 minggu terjadi peningkatan kadar
Selain anemia defisiensi besi, ada keadaan lain dimana gambaran morfologi
kronis
Tatalaksana
Per oral
22
besi tetes (drop). Untuk mendapatkan respons pengobatan
teratasi.
Parenteral
tidak lebih baik disbanding per oral. Preparat yang sering dipakai
2,5
2. Transfusi darah
berat atau disertai dengan infeksi yang dapat mempengaruhi respons terapi.
23
Koreksi anemia berat dengan transfuse tidak perlu secepatnya, malah akan
Pemberian PRC dilakukan secara perlahan dalam jumlah yang cukup untuk
terapi besi. Secara umum, untuk penderita anemia berat dengan kadar Hb <
4 g/dL hanya diberikan PRC dosis 2-3 ml/kgBB per satu kali pemberian
dengan cara :
PRC dikalikan 3
WB dikalikan 6
3. Pencegahan
Untuk pencegahan ADB dapat dilakukan beberapa hal pada awal masa
kehidupan :
24
Memberikan makanan pada bayi yang mengnadung besi serta
berikut :
Suplementasi besi.
Makrositik berarti ukuran sel darah merah lebih besar dari normal tetapi
normal). Hal ini diakibatkan oleh gangguan atau terhentinya sintesis asam
nukleat DNA seperti yang ditemukan pada defisiensi B12 dan atau asam folat.
Asam folat adalah bahan esensial untuk sintesis DNA dan RNA. Jumlah asam
folat dalam tubuh berkisar 6-10 mg, dengan kebutuhan perhari 50mg. Asam
folat dapat diperoleh dari hati, ginjal, sayur hijau, ragi. Asam folat sendiri
diserap dalam duodenum dan yeyenum bagian atas, terikat pada protein
plasma secara lemah dan disimpan didalam hati. Tanpa adanya asupan folat,
25
persediaan folat biasanya akan habis kira-kira dalam waktu 4 bulan. Berikut
etiologi
gangguan absorpsi
postgastrektomi
infeksi parasit
gejala klinis
pucat
berdebar-debar
26
laboratorium
Hipersegmentasi neutrofil
Aktivitas asam folat dalam serum rendah (normal antara 2,1-2,8 mg/ml)
Terapi
bahan esensial untuk produksi sel darah merah dan fungsi sistem saraf
terminale, malabsorpsi dan lain-lain. Adapun gejala dari penyakit ini berupa
penurunan nafsu makan, diare, sesak napas, lemah, dan cepat lelah. Untuk
27
c. Anemia Dimorfik
Biasanya disebabkan oleh defisiensi dari asam folat dan besi. Dari hasil
hipokrom makrositik
mikrositik normokrom
SI menurun sedikit
merah, sel darah putih dan trombosit.Secara morfologis sel-sel darah merah
28
1. Kongenital
clinical onset 1,5-22 tahun, rerata 6-8 tahun. Salah satu contoh adalah
kulit.
disebabkan oleh :
fenilbutazon.
KGB membesar
eritrosit menurun
trombositopenia
29
Rentan terhadap infeksi oleh karena granulopoetik menurun
netropenia
Gejala klinis
Laboratorium
Retikulosit menurun
Leukopenia
Trombositopenia
Kromosom patah
jaringan penyokong
Terapi
Makanan lunak
Istirahat
30
III. Anemia Hemolitik
Pada anemia hemolitik umur eritrosit menjadi lebih pendek (normal umur
meningkat bila fungsi hepar buruk dan keaktifan sumsum tulang untuk
gejala klinis penyakit ini berupa : menggigil, pucat, cepat lelah, sesak napas,
jaundice, urin berwarna gelap, dan pembesaran limpa. Penyakit ini dapat
Sferositosis
Umur eritrosit pendek, bentuknya kecil, bundar dan resistensi terhadap NaCl
disebabkan oleh kelainan membran eritrosit. Pada anak gejala anemia lebih
31
darah dalam keadaan kritis, pengangkatan limpa pada keadaan yang ringan
Ovalositosis (eliptositosis)
proses hemolisis.
A beta lipoproteinemia
Diduga kelainan bentuk ini disebabkan oleh kelainan komposisi lemak pada
dinding sel.
Defisisnsi vitamin E
dalam eritrosit
Defisiensi G6PD
akibat kekurangan enzim ini maka glutation (GSSG) tidak dapat direduksi.
dominan melalui kromosom X. Penyakit ini lebih nyata pada laki-laki. Proses
hemolitik dapat timbul akibat atau pada : obat-obatan (asetosal, sulfa, obat
32
anti malaria), memakan kacang babi, alergi serbuk bunga, bayi baru lahir.
Gejala klinis yang timbul berupa cepat lelah, pucat, sesak napas, jaundice
Defisiensi glutation
Pada bentuk homozigot berat sekali sedang pada bentuk heterozigot tidak
terlalu berat. Khas dari penyakit ini adanya peninggian kadar 2,3
difosfogliserat (2,3 DPG). Gejala klinis bervariasi, untuk terapi dapat dilakukan
tranfusi darah.
Defisiensi heksokinase
33
Ketiga jenis terakhir diturunkan secara resesif dan diagnosis ditgakkan
2. Hemoglobinopatia
Hemoglobin orang dewasa normal teridi dari HbA (98%), HbA2 tidak lebih dari
2 % dan HbF tidak lebih dari 3 %. Pada bayi baru lahir HbF merupakan
konsentrasi HbF akan menurun sehingga pada umur 1 tahun telah mencapai
talasemia
b. Gangguan Ektrakorpuskular
2. hipesplenisme
34
Pengobatan
prednison atau hidrokortison dengan dosis tinggi pada anemia hemolitik imun
ini.
hemoroid.
2. Pengaruh lambat
hemodilusi
35
gejala : leukositosis (15.000-20.000/mm3), Hb, Ht, eritrosit menurun,
Berupa gejala defisiensi besi bila tidak diimbangi dengan masukan suplemn
besi.
DAFTAR PUSTAKA
Healthcare Network.
36
7. Marcia S.Brose, MD, PhD. Assistant Profesor Hematology/Oncology.
37
ANEMIA
Pengertian
hemoglobin atau jumlah eritrosit dalam darah kurang dari nilai standar
darah merah yang cukup, dan bisa juga disebabkan oleh kelainan bawaan
Ø Anemia hemoragi
tulang secara bertahap akan memproduksi sel darah merah baru untuk
berlebihan
38
Ø Anemia aplastik
Anemia aplastik atau sumsum tulang tidak aktif ini ditandai dengan
penurunan sel darah merah secara besar-besaran. Hal ini dapat terjadi
karena paparan radiasi yang berlebihan, keracunan zat kimia, atau kanker
Ø Anemia pernicious
Anemia sel sabit disebabkan oleh molekul hemoglobin yang berbeda dari
Hal ini menyebabkan sel darah merah terdistrosi menjadi bentuk sabit
dalam kondisi konsentrasi oksigen yang rendah. Sel - sel terdistorsi ini
Gejala anemia :
Bila anemia terjadi dalam waktu yang lama, konsentrasi Hb ada dalam
tersebut berupa :
· letargi
39
· pusing
· palpitasi
pemeriksaan yaitu :
murmur sistolik.
· gagal jantung
· perdarahan retina
ringan.
· garing biru pada gusi (burton’s line), ensefalopati, dan neuropati motorik
40
3. Penyebab
- Malabsorpsi
lain-lain.
4. Patofisiologi
sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik
41
dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa
(warna pucat pada bagian kelopak mata bawah). Anemia bisa menyebabkan
jantung(Sjaifoellah, 1998).
sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor
atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah
dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat
akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau
samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap
42
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh
penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak
2. derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan
cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya
Anemia
payah jantung
43
5. KEADAAN UMUM YANG BIASA DITEMUKAN
dispnea.
Intervensi :
melakukan tugas
Intervensi :
44
o Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik
o Pantau hasil lab : Hb/Hmt, protein, besi, B12, asam folat dan elektrolit serum
Intervensi :
- Tingkatkan cuci tangan yang baik oleh pemberi perawatan dan klien
- Pantau suhu
cidera kulit.
Intervensi :
45
- Ajarkan agar kulit tetap kering dan bersih
Intervensi :
- Awasi masukan/keluaran
palpitasi, kulit pucat, membrane mukosa kering, kuku dan rambut rapuh,
46
Kriteria evaluasi : menunjukkan perfusi adekuat ; tanda vital stabil,
membrane mukosa berwarna merah muda, capilari refill baik, mental baik.
Intervensi :
dan kuku
6. Komplikasi
pembengkakan di jari kaki dan pergelangan kaki merupakan salah satu tanda
organ, termasuk limpa, paru-paru, otak, mata, dan pembuluh darah yang
adalah:
1) infeksi
47
2) pneumonia
3) kerusakan mata
oksigen ke otak)
5) pembesaran limpa
8) gagal ginjal
9) batu empedu, karena terlalu banyak sel darah merah yang hancur maka
batu empedu.
10) mual dan sakit perut karena serangan pada kandungan empedu dan batu
empedu
Daftar Pustaka
http://carapedia.com/diagnosa_penyebab_anemia_info2231.html
http://baihidlajiandra.blogspot.com/2011/12/patofisiologi-dan-manifestasi-
klinis.html
48