Selain menjaga perbatasan negara kegiatan TNI tidak hanya sigap dalam
menjaga keamanan tetapi juga multitasking. Mulai dari mengajar anak sekolah,
petugas medis, hingga menjadi duta antinarkoba dll. Hal ini perlu dilakukan
mengingat kondisi perbatasan yang kekurangan tenaga ahli dalam berbagai bidang
terutama pendidikan dan kesehatan. diharapkan peran dan tugas Tentara Nasional
Indonesia (TNI) dari matra darat, laut dan udara, lebih dititikberatkan kepada
program peningkatan kesejahteraan rakyat. Di tengah-tengah minimnya kehadiran
aparat sipil mendampingi masyarakat di perbatasan, TNI menjadi tumpuan harapan,
karena ada tugas reguler di dalam menjaga perbatasan darat, laut dan udara dengan
negara lain
Program
Kondisi existing pengelolaan wilayah perbatasan, termasuk pulau-pulau kecil
terluar selama ini belum terintegrasi dengan baik, setiap Kementerian “cenderung”
berjalan berdasarkan kepentingan masing-masing dan mengabaikan “asimilasi.”
Batas wilayah kedaulatan Indonesia dengan negara tetangga masih menjadi
masalah yang memicu “konflik” hingga kini. Isu perbatasan yang kembali mencuat
adalah konflik dengan Malaysia di Ambalat, Kalimantan Timur. Indonesia juga harus
menghadapi Malaysia di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Bukan itu saja,
paling tidak lima lagi batas wilayah lain yang masih perlu kesepakatan dengan
negara tetangga.
Di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, telah
ditetapkan Program Pengembangan Wilayah Perbatasan yang dilaksanakan untuk
mencapai dua tujuan sekaligus, yaitu:(1) menjaga keutuhan wilayah NKRI melalui
penetapan hak kedaulatan NKRI yang dijamin oleh hukuminternasional; dan (2)
meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dengan menggali potensi
ekonomi, sosial dan budaya, serta keuntungan lokasi geografis yang sangat strategis
untuk berhubungan dengan negara tetangga. Kegiatan pokok terkait
yang dilaksanakan untuk memfasilitasi pemerintah daerah antara lain :
1. Penguatan pemerintah daerah dalam mempercepat peningkatan kualitas
hidup dan kesejahteraanmasyarakat melalui: (a) peningkatan pembangunan
sarana dan prasarana sosial dan ekonomi; (b)peningkatan kapasitas SDM; (c)
pemberdayaan kapasitas aparatur pemerintah dan kelembagaan;serta (d)
peningkatan mobilisasi pendanaan pembangunan
2. Peningkatan keberpihakan pemerintah dalam pembiayaan pembangunan,
terutama untukpembangunan sarana dan prasarana ekonomi di wilayah-
wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecilmelalui, antara lain, penerapan
berbagai skema pembiayaan pembangunan seperti: pemberian prioritas Dana
Alokasi Khusus (DAK), Public Service Obligation (PSO) dan keperintisan
untuk transportasi, penerapan Universal Service Obligation (USO) untuk
telekomunikasi, serta program listrik masuk desa;
3. Percepatan pendeklarasian dan penetapan garis perbatasan antar negara
dengan tanda batas yang jelas serta dilindungi oleh hukum internasional
4. Peningkatan kerjasama masyarakat dalam memelihara lingkungan (hutan)
dan mencegah penyelundupan barang, termasuk hasil hutan (illegal logging)
dan perdagangan manusia (human trafficking), sekaligus mengupayakan
kemudahan pergerakan barang dan orang secara sah,melalui peningkatan
penyediaan fasilitas kepabeanan, keimigrasian, karantina, serta keamanan
dan pertahanan
5. Peningkatan wawasan kebangsaan masyarakat dan penegakan supremasi
hukum serta aturan perundang-undangan terhadap setiap pelanggaran yang
terjadi di wilayah perbatasan.
Kesimpulan
Wilayah perbatasan sulit diawasi karena sangat luas dan di beberapa tempat
sulit untuk dijangkau. Oleh karena itu, jumlah dan kualitas aparat TNI dan POLRI
perlu ditingkatkan sehingga jumlah dan kemampuannya ideal bagi kegiatan
pengamanan di perbatasan. Strategi ini diarahkan untuk mengendalikan
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup di wilayah perbatasan. Pola
pemanfaatan potensi sumber daya alam lokal dan kegiatan konservasi lahan di
wilayah perbatasan perlu mendapat pengawasan yang intensif. Peningkatan jumlah
dan kualitas aparat juga perlu diikuti dengan peningkatan jumlah sarana. Pos-pos
keamanan dengan kondisi yang memadai perlu dibangun pada wilayah-wilayah yang
rawan. Patroli keamanan perlu lebih diintesifkan.
Sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatnya ketertiban serta
berkurangnya tingkat kerawanan, pelanggaran hukum, dan gangguan keamanan di
wilayah perbatasan. TNI melihat potensi ancaman konvensional berupa invasi dari
negara lain relatif kecil. Akan tetapi, ancaman keamanan di perbatasan saat ini lebih
cenderung pada keamanan nontradisional, misalnya terorisme, radikalisme,
penyelundupan manusia dan narkoba, dll. Selain pengamanan TNI juga ikut
berperan dalam memberdayakan masyarkat sekitar perbatasan.