Anda di halaman 1dari 2

Menurut Nugroho (2012) hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang terjadi pada

kehamilan 20 minggu, muntah begitu hebat dimana apa yang segala dimakan dan diminum
dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan
menurun, mengalami dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit seperti
apendisitis, pielititis dan sebagainya.

Nausea dan vomitus yang berat serta tidak dapat diatasi dan bertahan sesudah trimester pertama.
Biasanya hiperemesis garvidarum terjadi pada kehamilan pertama dan umumnya mengenai ibu
hamil dengan keadaan yang mengakibakan kadar HCG yang tinggi seperti pada penyakit
trofoblastik kehamilan atau kehamilan kembar (Lockhart,2014).

 Etiologi

Menurut Lisnawati (2013) faktor predisposisi yang menimbulkan Hiperemesis Gravidarum


adalah: primigravida, overdistensi uterus. faktor Alergi, faktor Psikologis, kehamilan yang tidak
diinginkan, takut hamil, dan Masalah keluarga.

 Patofisiologi

Menurut Manuaba tahun (2012) Patofisiologi hiperemesis gravidarum diawali dengan mual dan
muntah yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan dehidrasi, tekanan darah turun dan
diuresis menurun. Hal ini menimbulkan perfusi kejaringan, menutup untuk memberikan nutrisi
dan mengonsumsi O2. Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju arah
anaerobik dengan menimbulkan benda keton dan asam laktat. Muntah yang berlebih dapat
menimbulkan perubahan elektrolit sehingga pH darah menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu
semua masalah tersebut dapat menimbulkan gangguan fungsi alat vital sebagai berikut:

1. Hepar

1. Dehidrasi yang menimbulkan konsumsi O2


2. Gangguan fungsi liver dan terjadi ikterus.
3. Terjadi perdarahan pada parenkim liver sehingga menyebabkan gangguan fungsi
menurun.
2. Ginjal
4. Dehidrasi penurunan diuresis sehingga sisa metabolisme tertimbun.
5. Terjadi perdarahan dan nekrosis dan perdarahan di otak.
6. Sistem saraf pusat terjadi nekrosis dan perdarahan diotak diantaranya perdarahan
ventrikel.

 Tanda dan Gejala

Menurut Rukyah (2013) gejala hiperemesis gravidarum adalah:

1. Tingkat 1
1.
2. Muntah terus menerus.
3. Turgor kulit berkurang.
4. Lidah kering.
5. Tekanan darah turun,suhu meningkat nyeri epigastrium.
2. Tingkat 2
1. Dehidrasi bertambah.
2. Turgor kulit makin berkurang.
3. Lidah kering dan kotor.
4. Mata cekung.
5. Tekanan darah menurun, nadi meningkat, mata ikterik.
6. Urin berkurang.
7. Napas berbau aseton.
3. Tingkat 3
1. Dehidrasi berat.
2. Mual dan muntah berhenti.
3. Perdarahan esofagus,lambung dan retina.
4. Gangguan fungsi hati bertambah .
5. Ikterus meningkat.
6. Gangguan kesadaran.

 Diagnosis

Menetapkan kejadian hiperemesis gravidarum tidak sukar, dengan menetukan kehamilan,


muntah berlebihan sampai menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi. Muntah
yang terus menerus tanpa pengobatan dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang janin
dalam rahim dengan manifestasi klinisnya, oleh karena itu hiperemesis gravidarum berkelanjutan
harus dicegah dan harus mendapat pengobatan yang adekuat. (Rukyah,2013).

Menurut Nugroho (2012) Amenore yang disertai muntah hebat, atau segala yang dimakan dan
diminum akan dimuntahkan, pekerjaan sehari-hari terganggu dan haus hebat. Fungsi fital nadi
meningkat, TD menurun dan gangguan kesadaran.

 Komplikasi

Komplikasi yang mungkin terjadi menurut Lockhart ( 2014) adalah sebagai berikut :

1. Penurunun berat badan yang cukup banyak.


2. Starvasi dengan ketosis dan ketonuria.
3. Dehidrasi dengan selanjutnya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
(hipokalemia).
4. Gangguan keseimbangan asam basa.
5. Kerusakan retina, saraf, dan renal.

Anda mungkin juga menyukai