Anda di halaman 1dari 30

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

ARI SALIS SAPUTRI


DEVI AQMARINA
DIANA OKTA RISKA
HAMI NURHAMIDAH
SITI AMANAH
A. Proses Adaptasi Psikologis
Ibu Masa Nifas
Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas

Tahapan adaptasi masa nifas:


 Taking in Periode ketergantungan

Fase ini merupakan periode ketergantungan


karena ibu mengharapkan kebutuhannya
terpenuhi orang lain. Berlangsung pada hari
pertama sampai hari kedua.
 Taking hold Periode antara
ketergantungan dan tidak ketergantungan

Periode yang berlangsung 2-4 hari setelah


melahirkan karena ibu menaruh perhatiannya
pada kemampuannya menjadi orang tua yang
berhasil dan menerima peningkatan tanggung
jawab terhadap bayinya.
 Letting go Periode saling ketergantungan

Periode ini umumnya terjadi setelah ibu baru


kembali ke rumah. Ibu menerima tanggung
jawab untuk perawatan bayi baru lahir.
Postpartum Blues

Postpartum blues merupakan depresi pada


masa kehamilan yang relative rendah,
namun meningkat dalam 12 bulan pertama
setelah melahirkan. Umumnya gejala
terjadi antara hari ke 3 sampai hari ke 10.
Tanda dan gejala
1. Ibu merasa hilang semangat, mudah marah,

sedih tanpa ada sebabnya, menangis berulang

kali.

2. Ibu memiliki perasaan bersalah, menyalahkan

diri sendiri, dan gangguan tidur serta

gangguan nafsu makan.

3. Ibu sangat emosional, sedih, khawatir, mudah

tersinggung, dan cemas.


Etiologi

Adanya perasaan kehilangan secara

fisik sesudah melahirkan yang

menjurus pada suatu reaksi perasaan

sedih.
Faktor penyebab timbulnya postpartum blues

 Fakror hormonal.

Perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin serta


estriol yang terlalu rendah.

 Ketidaknyamanan fisik yang dialami sehingga menimbulkan


perasaan emosi pada wanita pasca melahirkan.

 Ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan –


perubahan yang terjadi.

 Faktor umur dan jumlah anak.

 Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinannya.


Penatalaksanaan secara tradisional dan
secara kebidanan :

 Bicarakan apa yang dilakukan atau tindakan yang

dilihat oleh ibu dalam kasus kemungkinan adanya


postpartum blues atau kemurungan masa nifas.

 Pada kasus yang lebih parah pastikan adanya orang

yang menemani ibu dan bayinya selama beberapa


hari atau minggu.

 Berikan dukungan atau dorongan pada ibu untuk

merawat bayinya.
Asuhan mengatasi postpartum blues :

 Persiapan diri yang baik selama kehamilan untuk menghadapi

masa nifas.

 Komunikasikan segala permasalahan atau hal yang diinginkan.

 Selalu membicarakan rasa cemas yang dialami.

 Cukup istirahat.

 Menghindari perubahan hidup yang drastis.

 Berolahraga ringan.
Kesedihan dan Duka Cita

Berduka adalah akhir dari emosi yang


berat pada masa menyusui anak.
Berduka yang paling besar disebabkan
oleh kematian bayi, meskipun kematian
terjadi saat kehamilan.
Tahap kesedihan dan duka cita :

1. Tahap kesedihan :

 Denial (penyangkalan)

 Anger (kemarahan)

 Bargaining (tawar menawar)

 Depression (depresi)

 Acceptance (menerima)
2. Tahap duka cita

 Syok (respon awal individu terhadap


kehilangan)

 Penderitaan (fase realitas)

 Revolusi (fase menentukan hubungan


yang bermakna)
Gejala – gejala kesedihan dan duka cita

 Perubahan pada mood.

 Gangguan pada pola tidur dan makan.

 Perubahan mental dan libido.

 Dapat pula muncul phobia, serta ketakutan


akan menyakiti dirinya sendiri dan bayinya.
Penatalaksanaan

 Lingkungan keluarga dan sekitar

 Terapi psikologis dari psikiater

 Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan


antidepresan
 Jangan tinggal sendirian dirumah

 Jika diperlukan lakukan perawatan dirumah sakit

 Tidak dianjurkan rawat gabung dengan bayinya pada


penderita depresi berat.
Merasa Sedih atau Tidak Mampu
Mengasuh Diri dan Bayinya
Faktor penyebabnya :

 Kekecewaan emosional yang mengikuti kegiatan


bercampur rasa takut yang dialami kebanyakan
wanita selama hamil dan melahirkan.

 Rasa nyeri pada awal masa nifas

 Kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan


dan telah melahirkan kebanyakan di rumah sakit
Tindakan yang harus bidan lakukan
terhadap keadaan ibu :

 Mendorong ibu untuk menyusui bayinya


dengan meningkatkan rasa nyaman yang
terjadi pada masa nifas.

 Berikan support yang bisa diterima oleh


ibu.

 Memberikan dukungan yang


berkesinambungan.
B. Respon Orang Tua
Terhadap Bayi Baru Lahir
Bounding Attachment

Bounding Attachment menurut para ahli:


 Bounding merupakan suatu ketertarikan mutual
pertama antara individu, misalnya antara
orangtua dan anak, saat pertama kali mereka
bertemu. Attachment adalah suatu perasaan
menyayangi atau loyalitas yang mengikat
individu dengan individu lain (Brazelton, 1978).
 Bounding Attachment adalah kontak
awal antara ibu dan bayi setelah
kelahiran, untuk memberikan kasih
sayang yang merupakan dasar interaksi
antara keduanya secara terus menerus.
Tahap-tahap bounding attachment :

 Perkenalan

 Bounding (keterikatan)

 Attachment (kasih sayang)


Elemen - elemen bounding
attachment meliputi

 Sentuhan
 Kontak mata
 Suara
 Aroma
 Entraiment
 Bioritme
 Kontak dini
Keuntungan fisiologis yang dapat
diperoleh dari kontak dini, yaitu :

 Kadar oxytocin dan prolaktin meningkat.

 Reflex dilakukan secara dini.

 Pembentuk kekebalan aktif dimulai.

 Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan


anak.
Tiga periode kontak dini :

 Periode prenatal

 Waktu kelahiran dan sesaat setelahnya

 Postpartum dan pengasuhan awal


Respon ayah dan keluarga

 Respon positif

Ayah dan keluarga menyambut kelahiran bayinya dengan

bahagia.

 Respon negativ

Kelahiran bayi tidak di inginkan keluarga karena jenis

kelamin yang tidak sesuai keinginan serta kurang berbahagia

karena kegagalan KB.


Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku
ibu dan ayah terhadap bayi baru lahir antara lain :

 Faktor internal

1. Bagaimana mereka di urus oleh orang tua mereka.

2. Kebudayaan yang di internalisasikan dalam diri


mereka

3. Nilai – nilai kehidupan

4. Hubungan antar sesama

5. Riwayat kehamilan sebelumnya.


 Faktor eksternal

1. Pasangan suami istri yang sangat


menginginkan anak tentu saja akan
merespon kelahiran bayi dengan bangga
dan bahagia.

2. Sikap dan perilaku pengunjung.


Sibling rivalry

Sibling rivalry dapat diartikan sebagai


persaingan saudara kandung. Persaingan
antara saudara kandung merupakan respon
yang normal seorang anak karena merasa
ada ancaman gangguan yang mengganggu
kestabilan hubungan keluarganya dengan
adanya saudara baru.

Anda mungkin juga menyukai