Firm size menggambarkan besar kecilnya perusahaan yang dapat diukur dengan total
aset karena total aset merupakan kekayaan yang dimiliki perusahaan yang digunakan dalam
segala aktivitas yang berguna untuk mencapai kinerja yang tinggi. Besar kecilnya jumlah aset
aktivitas operasi serta di dalam menghadapi risiko yang timbul dalam berbagai situasi dan
kondisi. Ukuran perusahaan juga dapat diukur dengan total penjualan. Semakin besar total
aset maupun total penjualan maka semakin besar pula ukuran perusahaannya.
Sales Growth
tingkat penjualan. Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang terus mengalami
pertumbuhan. Perusahaan yang sedang tumbuh membutuhkan investasi yang tinggi dapat
dilihat dari pertumbuhan aktiva lancar dan pertumbuhan penjualan (Weston dan Brigham,
1994:158). Pertumbuhan tingkat penjualan yang baik mencerminkan harapan atas laba yang
lebih baik di masa mendatang. Hal ini juga berarti bahwa pertumbuhan penjualan akan
Sales t (t-1)
H2 = Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan
3. Model Regresi :
Model analisis yang digunakan adalah :
Keterangan =
α = konstanta
β = koefisien regresi
Hipotesis parsial
Hipotesis Simultan
5. ASUMSI KLASIK
Dalam model regresi linier pertama ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi yang
Uji Normalitas
Normalitas residual dapat diketahui dengan cara melihat grafik P – P plot. Jika data
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola
Uji Multikoliniearitas
Multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti, Untuk
ini menggunakan Variance Inflation Factor (VIF). Multikolinearitas terjadi apabila nilai
Coefficientsa
Model Standardize
Unstandardized d Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Toleranc
B Std. Error Beta t Sig. e VIF
perusahaan (Firm Size) pertumbuhan penjualan (Sales Growth) dan umur perusahaan (firm
age ) mempunyai nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
variabel independen dan variabel kontrol pada model regresi ini tidak terjadi
Multikolinieritas.
Uji Heteroskedastisitas
berarti tidak terjadi hubungan antara variabel pengganggu dengan variabel bebas,
sehingga variabel terikat benar-benar hanya dijelaskan oleh variabel bebasnya. Uji gejala
heteroskedastisitas dapat diketahui dengan menggunakan grafik plot (scatter plot). Jika
titik-titik menyebar dan tidak membentuk pola yang khas maka uji regresi tidak terkena
dan tidak membentuk pola yang khas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terjadi
gejala homoskedastisitas atau tidak terjadi hubungan antara variabel penggangu dengan
variabel bebas, sehingga variabel tergantung benar-benar hanya dijelaskan oleh variabel
bebas. Hasil ini menyatakan bahwa model regresi kinerja perusahaan terbebas dari gejala
heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi atau
Berdasarkan uji Durbin-Watson, regresi untuk kinerja perusahaan menunjukkan nilai 2,125.
Dapat dikatakan bebas autokorelasi jika berada pada rentang du sampai 4 – du. Penentuan
d
1 .402a .162 .092 .0923449 2.125
i
Berikut ini akan dijelaskan hasil analisis model regresi kinerja perusahaan yang
diukur menggunakan ROA dengan variabel bebas ukuran perusahaan (firm size),
Pertumbuhan penjualan (sales growth), dan umur perusahaan (firm Age) sebagai variabel
kontrol.
UJI T
Coefficientsa
Model Standardize
Unstandardized d Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Toleranc
B Std. Error Beta t Sig. e VIF
Model Standardize
Unstandardized d Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Toleranc
B Std. Error Beta t Sig. e VIF
UJI f
ANOVAb
Total .366 39