Soal Patient Safety Pengertian Dari Keselamatan Pasien Adalah
Soal Patient Safety Pengertian Dari Keselamatan Pasien Adalah
4. Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang perlu ditangani segera
di rumah sakit di Indonesia, maka diperlukan Standar Keselamatan Pasien rumah sakit,
yang antara lain adalah
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
e. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
f. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja utk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
g. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
16. Apabila terjadi suatu insiden (KNC/KTD) di ruangan perawatan, apa yang segera
dilakukan :
a. Buat laporan insiden dengan mengisi Formulir Laporan Insiden
b. Serahkan ke atasan langsung pelapor
c. Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan grading risiko
terhadap insiden yang dilaporkan
d. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil investigasi
dan laporan insiden dilaporkan ke Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien
RS
e. Panitia akan menganalisa kembali hasil investigasi dan laporan insiden
untuk menentukan apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan
f. Bila perlu dilakuakn RCA (Analisis Akar Masalah)
g. Setelah melakukan RCA, Panitia akan membuat laporan dan rekomendasi
serta rencana kerja kepada Direksi
17. Berapa lama batas waktu mulai dari kejadian sampai membuat laporan Insiden :
Paling lambat 2 x 24 jam
18. Apakah ada yang badan yang mengurusi Keselamatan Pasien di RS St. Elisabeth, apa
nama badan tersebut dan sebutkan siapa ketua nya ?
a. Ada
b. Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien RS St.Elisabeth Medan
c. Dr.Adrian Hutauruk
19. Langkah penerapan dalam membangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang
Keselamatan Pasien di unit kerja di dalam rumah sakit adalah :
Tumbuhkan sikap ksatria yang menghargai pelaporan insiden
20. Bagian yang fundamental dari organisasi dengan budaya keselamatan pasien adalah
menjamin adanya keterbukaan dan adil. Untuk di rumah sakit, hal ini berarti :
a. staf harus terbuka tentang insiden yang melibatkan mereka
b. staf harus mampu berbicara kepada kolega dan atasannya tentang insiden yang
terjadi
c. staf diperlakukan adil dan didukung bila terjadi insiden
d. staf dan rumah sakit harus akuntabel terhadap risiko tindakan mereka
21. Manfaat penting dari budaya keselamatan di rumah sakit antara lain :
a. mengurangi berulangnya dan keparahan dari insiden keselamatan (dengan
pelaporan dan pembelajaran)
b. mengurangi jumlah staf yang stress, merasa bersalah, malu, kehilangan
kepercayaan diri
c. mengurangi biaya pengobatan dan ekstra terapi
d. mengurangi kebutuhan sumberdaya untuk manajemen komplain dan klaim
22. Solusi Life-Saving Keselamatan Pasien di rumah sakit, yaitu antara lain :
a. pastikan identifikasi pasien
b. perhatikan nama obat, rupa dan ucapan yang mirip (Look-Alike, Sound-Alike
Medication Names)
c. gunakan alat injeksi sekali pakai
d. komunikasi secara benar saat serah terima/pengoperan pasien
Hari Minggu tanggal 2 November 2014 jam 19.00 WIB, Tuan B usia 70 tahun masuk ke ruang
rawat inap VIP RS.SA diantar anaknya Tuan G dengan diagnosa Stroke. Tuan B mengalami
kelumpuhan pada bagian tubuh sebelah kiri, keadaan umum baik dan masih sadar. Keesokan
harinya Tuan B ditemukan terjatuh dari tempat tidur, saat diperiksa Tuan B sudah tidak sadarkan
diri. Tuan B mengalami perdarahan di otak dan akhirnya meninggal keesokan harinya di ruang
ICU Rumah Sakit SA.
25. Salah satu tindakan yang benar dan harus dilakukan perawat ruang VIP sebelum kejadian
diatas terjadi adalah :
mengedukasi pasien dan keluarga tentang budaya keselamatan pasien
26. Setelah Tuan B terjatuh, perawat ruangan VIP segera melakukan tindakan :
memberikan pertolongan kepada pasien
untuk pertanyaan no 27 sampai 32
Tn Joko suryono usia 42 tahun dengan diagnosa Gastritis Kronis dan Tn Joko Sungkono usia 60 tahun
dengan diagnose Dispepsia dan vertigo sama – sama dirawat oleh dr. Andi SpPD diruang melati kelas III.
Dr. menganjurkan Tn Joko Sungkono unutk pemeriksaan Laboratorium dan CT Scan dan sudah
dijadwalkan. Keesokan harinya perawat T mengantar TNn Joko Suryono Ke radiologi untuk pemeriksaan
Ct Scan. Untungnya saat akan melakukan pemeriksaan petugas radiologi mengecek kembali identitas
pasien, ternyata berbeda dengan yang berada pada gelang pasien. Pemeriksaan dibatalkan , tn joko
Suryono dikembalikan ke ruangan.
Tn Ali 58 Tahun direncanakan operasi apendectomi dengan anestesi spinal. Semua pemeriksaan
menjelang operasi telah dilakukan, termasuk toleransi operasi. Dokter bedah dan dokter anastesi telah
melakukan visite pre operasi. Keesokan harinya operasi dimulai sesuai jadwal, dokter anastesi
menyuntikkan obat anastesi didaerah lumbal, saat itu tn Ali berteriak kesakitan. Beberapa saat
kemudian dokter bedah mulai memeriksaa abang kesakitan, tenyata pasien masih belum meraskan
respon pembiusan. Setelah dicek oleh perawat anastesi ternyata obat yang diberikan bukan obat yang
diresepkan, melaikan obat jantung yang bersifat neurotoksik. Kedua obat tersebut mirip. Dan tuan ali
dipindahkan ke ICU dan mengalamo shock. Beberapa hari kemudian tn Ali mengalami paraplegia.