Anda di halaman 1dari 7

Ciri Umum Inflamasi

Inflamasi merupakan respon terhadap jejas pada jaringan hidup yang memiliki
vaskularisasi. Respon ini dapat ditimbulkan oleh infeksi mikroba, agen fisik, zat
kimia, jaringan nekrotik atau reaksi imun. Inflamasi bertujuan untuk menyeka serta
mengisolasi jejas, menghancurkan mikroorganisme yang menginvasi seluruh tubuh
serta menghiangkan aktivitas toksinnya, dan mempersiapkan jaringan bagi
kesembuhan dan perbaikan. Meskipu pada adasarnya merupakan respon
yangbersifat protektif, namun inflamasi dapat pula berbahaya, respon ini juga dapat
bersifat hipersensitivitas yangbisa membawa kematian atau kerusakan organ yang
persisten serta progresif akibat inflamasi kronik dan fibrosis yang terjadi kemudian (
misalnya atritis rheumatoid, aterosklerosis ).

Inflamasi umumnya ditandai oleh :

1. Dua komponen utama, yaitu respon dinding vascular dan respon sel radang
2. Efek yang dimediasi oleh protein plasma yang beredar dan factor – factor
yang diproduksi setempat olah dinding pemuluh daah atau sel – sel radang.
3. TErmiasi ( berakhirnya proses inflamasi ) bar terjadi ketika agen
penyebarannya sudah dieliminasi dan mediator yang disekresikan
dihilangkan, mechanism anti inflamasi yang aktif juga ikut terlibat.

Ada dua pola inflamasi :


Inflamasi Akut

Inflamasi

Inflamasi Kronik
 Inflamasi Akut : onset yang dini ( dalam hitungan detik hingga menit ) durasi
yang pendek ( dalam hitungan menit hingga hari ) dengan melibatkan proses
eksudasi cairan ( edema ) dan emigrasi sel polimorfonuklear ( neutrofil )
 Inflamasi Kronik : Onset yang terjadi kemudian ( dalam hitungan hari ) dan
durasi yang lebih lama ( dalam hitungan minggu bahkan tahun ) dengan
melibatkan limfosit sertamakrofag dan menibulkan proliferasi pembuluh
darah sera pembentukan jaringan parut.

Ada empat tanda klinis yang klasik pada inflamasi ( yang paling menonjol pada
inflamasi akut ) :

 Kalor ( panas )
 Rubor ( merah )
 Tumor ( edema atau bengkak )
 Dolor ( nyeri )

Gangguan fungsi ( function lesa ) dapat pula dianggap tanda klinis inflamasi

1. Inflamasi Akut

Inflamasi akut memiliki tiga komponen utama yang turut menyebabkan


tanda – tanda klinis :
 Perubahan pada caliber vascular yang menyebabkan peningkatkan
aliran darah klinis ( panas dan merah )
 Perubahan structural dalam mikroaskulatur yang memungkinkan
protein plasma dan leukosit meninggalkan sirkulasi darah untuk
menghasilkan eksudat radang ( edema )
 Emigrasi leukosit dari pembuluh darah adan akumulasi pada tempat
jejas ( edema dan nyeri )

Perubahan Vaskular
Pertukaran cairan yang normal di dalam bantalan vascular bergantung pada
endotel yang utuh / intak diatur oleh dua kekuatan yan saling berlawanan

 Tekanan hidrostastik, menyebabkan cairan meninggalkansirkulasi darah


 Tekanan osmotic koloid plasma, menyebabkan cairan mengalir masuk ke
dalam kapiler.

Proses dimulai segera setelah jejas, terjadi perubahan pada caliber dan
permabilitas vascular yang akan mempengaruhi aliran darah: perubahan
tersebut terjadi dengan berbagai kecepatan menurut intensitas jejasnya.

 Vasodilatasi ( dengan atau tanpa vasokonstriksi transien sebelumnya )


menyebabkan peningkatan aliran darah ke daerah jejas dan dengna
demikian akan meningkatkan tekanan hidrostatik
 Peningkatkan permeabilitas vascular menyebabkan eksudasi cairan yang
kaya protein dan menurunkan tekanan osmotic plama

Kombinasi peningkatan tekanan hidrostatik dengan penurunan tekanan


osmotic interstitial menyebabkan aliran keluar netto cairan yang nyata dan
pembentukan edema. Statis terjadi ketika kehilangan cairan menyebabkan
konsentrasi sel darah merah dan peningkatan viskositas darah sehingga
aliran darah melambat. Padakeadaan statis akan terjadi akumulasi sel darah
putih ( kebanyakan neurofil ) di sepanjang endotel ( marginasi ) dan sel – sel
ini mulai melakukan emigrasi melalui dinding pembulu darah.

Peningkatan permeabilitas vascular dapat ditimbulkan oleh beberapa


lintasan yang berbeda :

 Pembentukan sel endothelial antarsel pada venul


 Jejas endothel langsung
 Kebocoran yang terjadi kemudian berlangsung lama
 Jejas endotel yang dimediasi oleh leukosit terjadi karena agregasi, adhesi,
dan emigrasi
 Peningkatan transitosis
 Kebocoran dari pembuluh darah yang baru

Kejadian – Kejadian Selular : Ekstravasasi Leukositdan Fagositosis

Fungsi inflamasi adalah membawa leukosit ke tempat jejas. Rangkaian ini


dinamakan ekstravasasi dan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Marginasi, pengguliran ( rolling ) dan adhesi leukosit pada endothelium


2. Transmigrasi melewai endothelium ( disebut juga diapedesis )
3. Migrasi dalam jaringan interstitial menuju rangsangan kemotaktik

Adhesi dan Transmigrasi Leukosit :

Adhesi dan transmigrasi leukosit terjadi melalui interaksi antara molekul –


molekul adhesi komplementer pada leukosit adan endhotelium.
Kemotraktan ( kemokin ) serta sitokin mempengaruhi adhesi dan
perpindahan leukosit dengan modulasi ekspresi permukaan atau aviditas
molekul adhesi. Molekul modulasi ini menginduksi adhesi leukosit pada
inflamasi melalui tiga mekanisme umum yaitu :

1. Redistribusi molekul adhesi yang dibentuk sebelumnya apada permukaan


sel.
2. Induksi molekul adhesi pada endhotelium
3. Peningkatan aviditas pengikatan

Adhesi dan transmigrasi neutrofil pada inflamasi akut terjadi melalui


serangkaian tahap yang saling tumpang tindih :

1. Aktivasi endotel
2. Pengguliran leukosit
3. Aktivasi integrin dan adesi yang stabil
4. Transmigrasi

Jenis leukosit yang akhirnya beremigrasi ke tempat jejas bergantung pada


usia respon radang dan rangsangan aslinya. Pada kebanyakan bentuk
inflamasi akut, sel – sel neutrofil mendominasi selama 6 hingga 24 jam
pertama, kemudian sel – sel ini diagantikan oleh monosit setelah 24 hingga
48 jam kemudian. Ada beberapa alasan mengapaurutan ini terjadi; sel – sel
neutrofil berjumlah lebih bayak daripada monosit, mereka juga memberikan
respon yang lebih cepat terhadap kemokin dan melekat lebih kuat pada
molekul adhesi tertentu yang teriduksi pada waktu yang lebih awal. Setelah
emigrasi sel – sel neutrofiljuga berumur pendek, sel –sel neutrofil mengalami
apoptosis sesudah 24 hingga 48 jam sementara monosit hidup lebih lama.

Kemotaksis

Leukosit yang memiliki daya lekat beremigrasi lewat sambungan antara


endotel, melintasi membrane basalis dan bergerak kea rah lokasi jejas di
sepanjang gradient agen kemotaktik. Untuk neutrofil, agen ini meliputi
produk bacterial eksogen dan mediator endogen seperti fragmen
komplemen, metabolit asam arakidonat serta kemokin.

Kemotaksis melibatkan pengikatan agen kemotaktik dengan reseptor


terangkai – protein G pada permukaan leukosit yang spesifik; pengikatan ini
memicu aktivasi fofoipase C, fosfoinositol – 3 – kinase dan protein kinase
untuk menghasilkan messenger sekunder fosfoinositol. Perubahan ini
menigkatkan kalsium sitosol dan aktivasi GTPase yang melakukan
polimerisasi aktin dan mefasilitasi gerakan sel. Leukosit bergerak dengan
menjulurkan pseupodinya yang mengikat matriks ekstrasel dan kemudian
dapat menarik sel tersebut kedepan.

Aktivasi Leukosit

Di samping merupakan daya penggerak sel,agen kemotaktik juga


menyebabkan aktiasi leukosit yang meliputi :

1. Produksi meteabolit asam arakidonat


2. Degranulasi dan sekresi enzim – enzim lisosom
3. Sekresi sitokin
4. Peningkatan ekspresi molekul adhesi dan peningkatan aviditas integrin
Fagositosis

Fagositosis dan pelepasan enzim oleh sel – sel neutrofil dan makrofag yang
penting dalam bertambahnya akumulasi leukosit pada lokasi radang.
Fagositosis melipui tiga tahap :

1. Pengenalan dan pengikatan


2. Penelanan oleh pseupodia
3. Pembunuhan dan penguraian partikel yang telah difagosiatosis paling
efisien dalam leukosit dan proses ini sebagian besar dilaksanakan oleh
mekanisme yang bergantung oksigen

Pembunuhan bakteri dapat pula terjsi lewat lintasan tak tergantung oksigen
yang terutama bekerja dengan meningkatkan permeabilitas membrane.
Lintasan ini meliputi protein bakterisidal peningkat permebilitas, lisozim,
laktoferin, protein – dasar utama pada eusinofildan defensin. Kemudian
organism yang sudah terbunuh diuraikan oleh berbagai jenis enzim lisosom.

Pelepasan Produk Leukosit dan Jejas Jaringan Akibat Leukosit

Semua aktivasi dan fagositosis, leukosit akan melepaskan produknya tidak


hanya kedalam fagolisosom tetap juga kemungkinan besar masuk ke dalam
ruang ekstrasel, tempat leukosit tersebut dapat menimbulkan jejas jaringan.
Produk leukosit ini meliputi :

1. Enzim – enzim lisosom yang dimuntahkan ketika tejadi frustrated


phagocytosis
2. Metabolit aktif yang berasal dari oksigen
3. Produk metabolit asam arakidonat.

Hasil – Akhir Inflamasi Akut

Inflamasi akut dapat berubah menurut sifat dan intensitas jejas, jaringan
yang terkena dan reaksi tubuh hospes, proses tersebut memiliki satu dari tiga
hasil akhir berikut ini :
1. Resolusi total dengan regenerasi sel – sel asli dan pemulihan ke keadaan
yang normal
2. Kesembuhan dengan penggantian jaringan ikat ( fibrosa ) terjadi setelah
destruksi jaringan yang luas, ketika inflamasi terjadi pada jaringan yang
tidak bisa beregenerasi atau dalam keadaan eksudasi fibrin yang
berlebihan. Pada infeksi piogenik, infiltrasi neutrofil yang intensif dan
likuefaksi jaringan dapat enyebabkan pembentukan obses; akhirnya
keadaan ini akan digantikan oleh fibrosis.
3. Progresivitas menjadi inflamasi kronik
2. Iflamasi Kronik
Inflamsi kronik adalah suatu proses yang berkepanjangan ( berminggu –
minggu atau bulan ), ketika poses inflamasi akut,penghancuran jaringan, dan
upaya penyembuhan, seluruhnya dapat terjadi secara bersamaan.
Inflamasi kronik dapat terjadi :
a. Setelah inflamasi akut, baik akibat rangasangan yang terus berlangung
ataupun karenaproses penyembuhan yang terhenti
b. Dari penyakit penyebab inflamasi akut yang berulang
c. Paling sering sebagai respons tingkat – rendah, respon lambat tanpa
inflamasi akut sebelumnya, akibat dari :

Anda mungkin juga menyukai