Anda di halaman 1dari 9

TEKS PENGUCAPAN JANJI DAN

PRAKATA PELANTIKAN PENGURUS


OSIS
TEKS PENGUCAPAN JANJI DAN PRAKATA PELANTIKAN
PENGURUS OSIS SMP NEGERI 8 KUPANG MASA BAKTI 2018/2019

PUJI SYUKUR KEHADIRAT TUHAN YANG MAHA ESA. . .

SEBELUM KALIAN SAYA LANTIK SEBAGAI PENGURUS OSIS SMP


NEGERI 8 KUPANG MASA BAKTI 2018/2019, PERKENANKAN
SAYA MENGAJUKAN BEBERAPA PERTANYAAN KEPADA KALIAN DAN
HARUS DIJAWAB SEREMPAK !
1. BERSEDIAKAH KALIAN MENJADI PENGURUS OSIS SMP NEGERI 8
KUPANG MASA BAKTI 2018/2019?
2. BERSEDIAKAH KALIAN MEMAJUKAN KEGIATAN SISWA DI SMP
NEGERI 8 KUPANG
3. BERSEDIAKAH KALIAN MENJADI TELADAN BAGI SISWA LAIN DI SMP
NEGERI 8 KUPANG
4. BERSEDIAKAH KALIAN MENJUNJUNG TINGGI NAMA BAIK DIRI,
KELUARGA DAN SEKOLAH KALIAN?
TERIMA KASIH.

SEKARANG PEGANG UJUNG BENDERA MERAH PUTIH DENGAN


TANGAN KANANMU, LALU IKUTI KATA-KATA SAYA :

PUJI SYUKUR KEHADIRAT TUHAN YANG MAHA ESA. . .


KAMI PENGURUS OSIS SMP NEGERI 8 KUPANG MASA BAKTI
2018/2019 DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH BERJANJI:
1. AKAN MENJALANKAN KEWAJIBANKU TERHADAP TUHAN YANG
MAHA ESA.
2. MENTAATI TATA TERTIB SEKOLAH DAN MENJADI PELOPOR DALAM
PENEGAKAN TATA TERTIB SEKOLAH.
3. MENJUNJUNG TINGGI NAMA ALMAMATER SMP NEGERI 8
KUPANG DENGAN PRESTASI DAN KARAKTER YANG BAIK.
4. MELAKSANAKAN PROGRAM KERJA PENGURUS OSIS DENGAN
DISIPLIN DAN PENUH TANGGUNG JAWAB.
5. MENJADI TELADAN BAGI SISWA-SISWI SMP NEGERI 8
KUPANG DALAM SIKAP, PERKATAAN, DAN PERBUATAN
6. RELA MELUANGKAN WAKTU, PIKIRAN, DAN TENAGA UNTUK
KEPENTINGAN OSIS SMP NEGERI 8 KUPANG

 SEKARANG LEPASKAN UJUNG BENDERA MERAH PUTIH DARI


TANGANMU.

PRAKATA PELANTIKAN
ATAS KASIH KARUNIA DAN RASA SYUKUR KEHADIRAT ALLAH YANG
MAHA KUASA , MAKA PADA HARI INI : SABTU, 4 AGUSTUS 2018
BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN KEPALA SMP NEGERI 8
KUPANG, NOMOR : - - - - - - /OSIS.SMP8/2018, PENGURUS OSIS SMP
NEGERI 8 KUPANG MASA BAKTI 2018/2019 YANG
NAMANYATERMAKTUB DALAM SURAT KEPUTUSAN DI ATAS, MAKA
DENGAN INI KALIAN SAYA LANTIK SEBAGAI PENGURUS OSIS SMP
NEGERI 8 KUPANG MASA BAKTI 2018/2019.
SEMOGA TUHAN YANG MAHA ESA SENANTIASA MELIMPAHKAN
RAHMATNYA KEPADA KALIAN.

Kupang, 4 Agustus 2018


Plt.Kepala Sekolah

Jonathan Lukas Soden, SE.


NIP. 19632303 199003 1 006
METODE BELAJAR PROBLEM SOLVING

. Pengertian Problem Solving


Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan
memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang
tepat dan cermat (Hamalik, 1994:151). Problem solving yaitu suatu pendekatan dengan cara problem
identifikation untuk ketahap syntesis kemudian dianalisis yaitu pemilahan seluruh masalah sehingga
mencapai tahap application selajutnya komprehension untuk mendapatkan solution dalam penyelesaian
masalah tersebut.
Pendapat lain problem solving adalah suatu pendekatan dimana langkah-langkah berikutnya
sampai penyelesaian akhir lebih bersifat kuantitatif yang umum sedangkan langkah-langkah berikutnya
sampai dengan pengelesain akhir lebih bersifat kuantitatif dan spesifik.
Metode pemecahan masalah adalah suatu cara menyajikan pelajaran dengan mendorong siswa
untuk mencari dan memecahkan suatu masalah atau persoalan dalam rangka pencapaian tujuan
pengajaran. Metode ini diciptakan seorang ahli didik berkebangsaan Amerika yang bernama John
Dewey. Metode ini dinamakanproblem method. Adapun Crow & Crow dalam bukunya Human
development and Learning menyebut metode ini dengan nama problem solving method. (karso, dkk,
2003: 128)
Pemecahan masalah merupakan terjemahan dari ‘problem solving’. Menurut Cagne pemecahan
masalah adalah teori belajar yang tingkatnya paling tinggi dan kompleks dibandingkan dengan tipe
belajar lainnya. (E.T. Ruseffendi, 1991: 335)
Metode pemecahan masalah (problrm solving) merupakan metode dalam kegiatan
pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah, baik masalah pribadi maupun
masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Orientasi pembelajarannya
adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Metode pembelajaran yang banyak digunakan di sekolah adalah ceramah, tanya jawab, dan
diskusi kecil, sehingga siswa kurang aktif. Kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru, siswa hanya
mencatat apa yang mereka lihat, dengar, dan baca, sehingga hasil belajar siswa kurang maksimal. Untuk
mengurangi atau mengatasi hal tersebut diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat melibatkan
siswa secara aktif dalam pembelajaran. Problem solving merupakan salah satu metode pembelajaran
yang dapat melibatkan siswa untuk aktif berpikir, bertanya, menjawab, dan berkomentar.
Mungkin kita bertanya untuk apa siswa perlu dilatih menyelesaikan persoalan yang berupa
pemecahan masalah. Sebab soal-soal tipe pemecahan masalah diberikan kepada siswa adalah:
1. Dapat menimbulkan keingintahuan dan adanya motivasi, menumbuhkan sifat kreatif.
2. Dapat menimbulkan jawaban yang asli, baru, khas, dan beraneka ragam, dan,
3. Dapat meningkatkan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang sudah didapatnya. (E.T. Ruseffendi, 1991: 341)
Metode problem solving atau metode pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode
mengajar. Ia juga merupakan suatu metode berpikir sebab dalam problem solving dapat digunakan
metode-metode lain yang dimulai dengan mencari data sampai pada penarikan kesimpulan. Langkah-
langkah penggunaan metode ini sebagai berikut:
1. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf
kemampuannya.
2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang muncul.
Misalnya dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya, dan berdiskusi.
3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban tentu saja didasarkan pada
data yang telah diperoleh pada langkah kedua di atas.
4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut sehingga batul-betul yakin bahwa jawaban tersebut
betul-betul cocok.
5. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai pada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari
masalah tadi. (Bahri, 2006: 91-92)
Dalam bukunya School and Society, John Dewey mengemukakan bahwa keaktifan siswa di
sekolah harus bermakna. Artinya, keaktifan yang disesuaikan dengan pekerjaan yang biasa dilakukan
dalam masyarakat.
Untuk memecahkan suatu masalah, John Dewey mengemukakan sebagai berikut.
1. Mengemukakan persoalan atau masalah. Guru menghadapkan masalah yang akan dipecahkan kepada
siswa.
2. Memperjelas persoalan atau masalah. Masalah tersebt dirumuskan oleh guru bersama siswa.
3. Siswa bersama guru mencari kemungkinan-kemungkinan yang akan dilaksanakan dalam pecahan
persoalan.
4. Mencobakan kemungkinan yang dianggap menguntungkan. Guru menetapkan cara pemecahan masalah
yang dianggap paling tepat.
5. Penilaian cara yang ditempuh dinilai, apakah dapat mendatangkan hasil yang diharapkan atau tidak.
(Hamdani, 2011: 84-85)

1. Langkah-langkah pelaksanaan metode pemecahan masalah

1. Persiapan
a. Bahan-bahan yang akan dibahas terlebih dahulu disiapkan oleh guru.
b. Guru menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan sebagai bahan pembantu memecahkan persoalan.
c. Guru memberikan gambaran secara umum tentang cara-cara pelaksanaannya.
d. Persoalan yang disajikan hendaknya jelas dapat merangsan siswa berpikir.
e. Persoalan harus bersifat praktis dan sesuai dengan kemampuan siswa.
2. Pelaksanaan
a. Guru menjelaskan secara umum tentang masalah ynag dipecahkan.
b. Guru meminta kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang tugas yang dilaksanakan.
c. Siswa dapat bekerja secara individual atau kelompok.
d. Siswa dapat menemukan pemecahannya dan mungkin pula tidak.
e. Kalau pemecahannya tidak ditemukan siswa, hal tersebut didiskusikan.
f. Pemecahan masalah dapat dilaksanakan dengan pikiran.
g. Data diusahakan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya untuk analisis sehingga dijadikan fakta.
h. Membuat kesimpulan. (85-86)

3. Keuntungan metode pemecahan masalah


a. Melatih siswa untuk mengahadapi problema atau situasi yang timbul secara spontan.
b. Siswa menjadi aktif dan berinisiatif serta tanggung jawab.
c. Pendidikan di sekolah relevan dengan kehidupan.
d. Sukar sekali menentukan masalah yang benar-benar cocok dengan tingkat kemampuan siswa.
e. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
f. Berpikir dan bertindak kreatif.
g. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
h. Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
dengan tepat.

4. Kelemahan metode pemecahan masalah


a. Memerlukan waktu yang lama, artinya memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan
dengan metode pembelajaran yang lain.
b. Siswa yang pasif dan malas akan tertinggal.
c. Sukar sekali untuk mengorganisasikan bahan pelajaran (Hamdani, 2011: 86)

B. Pendekatan Problem Solving Dalam Pembelajaran IPS

Pada dasarnya berfikir itu kebanyakan melibatkan pemecahan masalah. Masalah itu merupakan
sesuatu hal yang mengandung keragu-raguan, ketidak-pastian, atau kesulitan yang harus dipecahkan,
dikuasai, dan dijinakkan. Salah satu contoh masalah dalam IPS seperti : Masalah pertambahan penduduk
alami di indonesia yang sangat tinggi,masalah hubungan indonesia dengan negara tetangga,masalah
pencemaran air,udara dan tanah. Dapat di katakan bahwa masalah atau problem adalah suatu keadaan
yang tidak sesuai dengan keadaan yang di harapkan. Dalam proses pembelajaran, siswa dihadapkan
pada permasalahan, terutama masalah yang benar-benar terjadi di masyarakat, mengenai diri
siswa,masalah-masalah aktual yang sangat menarik untuk dibicarakan.
Keadaan seperti itu akan menyeret siswa kepada proses berpikir tentang bagaimana cara
pemecahannya. Jadi yang ditekankan dalam problem solving adalah terpecahkannya suatu masalah
secara rasional, logis, dan benar. Pembelajaran pemecahan masalah di padang penting agar siswa
memiliki ketrampilan dalam menghadapi dan mengatasai masalah. Menurut Sudjanan (1993:104-107)
terdapat empat alasan pentingnya pembelajaran pemecahan masalah bagi siswa yaitu :

a. Masalah merupakan bagian dari kehidupan manusia secara alamiah.


b. Tingkat keberhasilan seseorang dalam kehidupannya sangat erat kaitannya dengan kemampuan dan
keberhasilan memecahkan permasalahan yang di hadapinya.
c. Masalah dan pemecahannya bersifat berangtai,artinya setelah masalah satu teratasi maka akan muncul
masalah lainnya.
d. Masalah tidak tunggal melainkan terdiri dari bagian-bagian masalah di dalamnya.
Menurut Retman (1970) bahwa kegiatan pembelajaran sangat penting mengemukakan masalah
yang di hadapi dalam kehidupan sehari-hari karena dengan permasalahan tersebut siswa akan
dimotivasi untuk menggunakan pikirannya secara kreatif dan belajar intensif. Melalui kegiatan
pembelajaran permasalahan ini,siswa di hadapkan pada permasalahan yang harus di pecahkan baik
secara individual maupun secara kelompok. Kegiatan pembelajaran pemecahan masalah secara
kelompok siswa di latih kemampuannya secara komprehensif dan integratif dalam berfikir,bersikap,
bertindak dan bekerja sama.
Menurut Johnson dan Jhonson (Husein Achmad, dkk.1981) pemecahan masalah sebagai
metode mengajar IPS mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah kita di haruskan mengenali,mengetahui dan memahami masalah yang jelas.
Kriteria identitas masalah seperti : masalah yang di hadapi hendaknya berkaitan dengan lingkungan
kehidupan siswa,masalah tewrsebut di pandand penting untuk di pecahkan oleh siswa sesuai dengan
tingkat kemampuan berfikir siswa serta hendaknya masalah itu dapat memotivasi siswa untuk belajar
berfikir kritis.
2. Pengembangan Alternatif
Dalam langkah inisiswa di kelompokan menjadi beberapa kelompok,dalam hal ini tergantung banyaknya
masalah yang akan di hadapi. Setiap kelompok membahas satu permasalahan dan mengembangkan
alternatif pemecahannya.
3. Pengumpulan Data
Sebelum kegiatan pengumpulan data di laksanakan,terlebih dahulu kelompok harus melakukan
identifikasi data yang meliputi data yang aka di cari,jenis data dan sumber data.
4. Pengujian Alternatif
Data atau informasi yang telah di kumpulkan olegh siswa akan memiliki makna.
5. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan jawaban atas permasalahan yang di ambil berdasarkan hasil
pengujian alternatif jawaban yang di pilih. Dalam hal ini siwa harus bersikap jujur terhadap hasil
pengujiannya.(http://widyahermanto.blogspot.com/2012/04/pendekatan-problem-solving-dalam.html)

C. Model Pembelajaran Keterampilan Pemecahan Masalah Sosial (Social Problem Solving)


1. Latar Belakang Model Pembelajaran Keterampilan Pemecahan Masalah
Dalam kehidupan bermasyarakat individu merupakan “aktor sosial” (social actor). Salah satu
kemampuan yang dituntut untuk menjadi keputusan seorang aktor sosial yang baik adalah mengambil
keputusan secara nalar atau well informed and reasoned decision making (Banks, 1978). Kemampuan
tersebut akan tercermin melalui proses pembelajaran yang memungkinkan individu terlibat dalam
berbagai bentuk kegiatan pemecahan masalah sosial baik secara individual maupun kolektif. Oleh
karena itu perlu dikembangkan strategi pembelajaran yang dirancang untuk mengembangkan
keterampilan pemecahan masalah sosial. Dengan strategi itu pembelajaran diskenariokan untuk
melibatkan pebelajar dalam praktek pemecahan masalah sosial, khususnya yang berkenaan dengan
berbagai aspek kebijakan publik secara kolektif. Sebagai contoh selanjutnya akan dipaparkan strategi
pembelajaran keterampilan pemecahan masalah sosial yang terkait pada status, peran, dan tanggung
jawab warga negara dalam konteks kebijakan publik. Contoh ini dipilih karena masalah kebijakan publik
merupakan isu sosial yang bersifat generik yang dapat didekati secara interdisipliner. Oleh karena itu
kerangka konseptual model ini dapat digunakan dalam pembelajaran untuk berbagai disiplin ilmu-ilmu
soaial seperti geografi sosial, sejarah, hukum, administrasi negara, politik, ekonomi, antropologi,
sosiologi, dan kriminologi.
2. Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran Model Pembelajaran Keterampilan Pemecahan Masalah
1)Kompetensi:
Model ini sangat potensial untuk mengembangkan kompetensi kewarganegaraan “ mengambil
keputusan mengenai hal-hal yang berkenaan dengan kepentingan publik secara nalar,(kritis, kreatif,
antisipatif) dan bertanggungjawab (semata-mata untuk kepentingan publik-pro bono publico), secara
demokratis”. Kompetensi ini bersifat integratif yang di dalamnya termasuk seluruh dimensi kompetensi
kewarganegaraan (civic knowledge, civic disposition, civic skills, civic commitment, civic confidence, dan
civic competence) dalam konteks cita-cita demokrasi konstitusional sesuai Pancasila dan UUD 1945.
2)TujuanPembelajaran:
Melalui model ini pebelajar diharapkan:
 peka terhadap masalah yang ada di lingkukngan secara langsung terkait kebijakan publik,
 tanggap terhadap berbagai implikasi dari permasalahan tersebut terhadap berbagai dimensi kebijakan
publik,
 mampu memecahkan salah satu masalah yang paling krusial di lingkungannya secara sistematis dan
kolektif dengan cara pandang sebagai warganegara yang demokratis,
 mampu mengambil keputusan kolektif sebagai rekomendasi terkait kebijakan publik yang relevan,
 mampu mensosialisasikan usulan kebijakan yang direkomendasikan melalui koridor dan instrumen
demokrasi yang ada di lingkungannya.
Bagi pembelajar diharapkan:
 Mampu mengimplementasikan model tersebut dalam lingkup pembelajaran PKn / IPS di sekolah (SD,
SMP, SMU);
 Mampu melakukan penyempurnaan model tersebut melalui berbagai pendekatan penelitian untuk
perbaikan
3. Materi yang Sesuai dengan Model Pembelajaran Keterampilan Pemecahan Masalah
Materi pokok yang cocok untuk dijadikan fokus pembelajaran masalah sosiall politik, model adalah :
 masalah-masalah sosial, politik, yuridis, dan ideologis, yang ada dalam masyarakat sekitar,
 hubungan fungsional masalah-masalah tersebut dalam butir (a) dengan berbagai dimensi kebijakan
publik (public policy),
 strategi pemecahan masalah yang mencerminkan konsep dan prinsip demokrasi,
 strategi komunikasi untuk mempengaruhi kebijakan publik atas dasar pemecahan masalah.
4. Waktu Model Pembelajaran Keterampilan Pemecahan Masalah
Secara utuh model dengan satu fokus masalah memerlukan 4 x 180 menit waktu 4 kali pertemuan @
150 menit tatap muka, ditambah 4 x 180 menit kegiatan terstruktur, dan 4 x 180 menit kegiatan
mandiri.
5. Evaluasi Model Pembelajaran Keterampilan Pemecahan Masalah
Model ini menggunakan evaluasi berbantuan portofolio (portfolio-assisted evaluation).
Portofolio Tampilan dan Dokumentasi selanjutnya disajikan dalam suatu simulasi “Public Hearing” atau
dengar pendapat yang menghadirkan pejabat setempat yang terkait dengan masalah portofolio tersebut
untuk berperan sebagai juri
6. Pendekatan Model Pembelajaran Keterampilan Pemecahan Masalah Pendekatan
Model pembelajaran ini menerapkan pendekatan fungsional (functional approach) atau
pendekatan berbasis masalah (problem-based approach). Strategi instruksional yang digunakan dalam
model ini, pada dasarnya bertolak dari esensi strategi “inquiry learning, discovery learning, problem
solving learning, research-oriented learning” yang dikemas dalam model “Project”. Dalam hal ini
ditetapkan langkah-langkah sebagai berikut:
 mengidentifikasi Masalah Kebijakan Publik dalam Masyarakat
 memilih suatu Masalah untuk dikaji oleh kelas
 mengumpulkan Informasi yang terkait pada Masalah itu
 mmengembangkan Portofolio kelas
 menyajikan Portofolio
 melakukan Refleksi Pengalaman Belajar
Di dalam setiap langkah pebelajar belajar secara terstruktur personal dan/atau mandiri,
baik secara perseorangan dan/atau dalam kelompok kecil dengan fasilitasi dari pembelajar dan
menggunakan aneka ragam sumber belajar di sekolah/kampus dan di luar sekolah/kampus (manusia,
bahan tertulis, bahan terekam, bahan tersiar, alam sekitar, artifak, situs sejarah, dan lain-lain). Di situlah
berbagai keterampilan dikembangkan seperti: membaca, mendengar pendapat orang lain, mencatat,
bertanya, menjelaskan, memilih, merumuskan, menimbang, mengkaji, merancang perwajahan,
menyepakati, memilih pimpinan, membagi tugas, menarik perhatian, berargumentasi dan lain-lain.
(http://tugino230171.wordpress.com/2011/01/09/model-pembelajaran-keterampilan-
pemecahan-masalah-sosial-social-problem-solving/)
SUSUNAN ACARA PELANTIKAN PENGURUS OSIS SMP NEGERI 8 KUPANG PERIODE 2018/ 2019

1. Upacara pelantikan dan pengukuhan Ketua dan pengurus OSIS Periode 2018/2019 dimulai.
2. Pembina upacara berkenan menempati Lapangan Upacara.
3. Laporan.
4. Menyanyikan lagu Indonesia Raya
5. Pembacaan SK Kepengurusan OSIS Oleh Kepala Sekolah sekaligus melantik dan mengukuhkan
kepengurusan OSIS periode 2018/2019
6. Menyanyikan lagu Pada Mu Negeri
7. Penyerahan Panji OSIS dari Pengurus Lama ke Pengurus Baru
8. Penanda Tanganan Berita Acara
9. Pembina upacara berkenan meninggalkan Lapangan Upacara.
10. Ucapkan selamat kepada Ketua OSIS 2018/2019 dari dewan guru dan pengurus OSIS 2018/2019
11. Doa

Upacara selesai.
UPACARA BENDERA, SENIN, 06 AGUSTUS 2018 DAN
PELANTIKAN PENGURUS OSIS PERIODE 2018/ 2019, MULAI

1. PEMIMPIN UPACARA MEMASUKI LAPANGAN UPACARA DAN MENGAMBIL


ALIH BARISAN
2. PEMBINA UPACARA MEMASUKI LAPANGAN UPACARA
3. PENGHORMATAN UMUM KEPADA PEMBINA UPACARA
4. LAPORAN PEMIMPIN UPACARA
5. PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH DIIRINGI LAGU KEBANGSAAN
INDONESIA RAYA
6. MENGHENINGKAN CIPTA
7. PEMBACAAN TEKS PANCASILA DIIKUTI OLEH SELURUH PESERTA
UPACARA
8. PEMBACAAN TEKS PEMBUKAAN UNDANG – UNDANG DASAR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DAN PEMBACAAN JANJI PELAJAR
YANG DIIKUTI OLEH SELURUH PELAJAR
9. PEMBACAAN SK KEPENGURUSAN OSIS
10. PELANTIKAN KEPENGURUSAN OSIS 2018/2019
11. MENYANYIKAN LAGU PADAMU NEGERI
12. PENYERAHAN PANJI OSIS DARI PENGURUS LAMA KEPADA PENGURUS
BARU
13. PENANDA TANGANAN BERITA ACARA
14. AMANAT
15. DOA
16. LAPORAN
17. PENGHORMATAN
18. PEMBINA UPACARA MENINGGALKAN LAPANGAN UPACARA
19. UCAPAN SELAMAT KEPADA PENGURUS OSIS
20. UPACARA SELESAI BARISAN DIBUBARKAN

Anda mungkin juga menyukai