Anda di halaman 1dari 12

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DENGAN OTITIS MEDIA

Klien Tn. Y (20 th) datang ke RS dengan keluhan nyeri telinga, ketajaman pendengaran
menurun sejak seminggu terakhir. Hasil pengkajian perawat menunjukkan TD=120/80 mmHg,
S= 37 C, adanya tinnitus (telinga berdenging), otalgia (nyeri telinga), otore( keluar cairan di
telinga), vertigo, pusing, gatal pada telinga. Dengan otoskop tuba eustachius tampak bengkak,
merah, suram.Klien punya riwayat ISPA lama.Klien merasa cemas, menarik dan malu pada
lingkungan karena penyakitnya menimbulkan bau.

3.1 PENGKAJIAN
1. Biodata
Nama : Tn. Y
Umur : 20 tahun
Alamat : Jl. Alai no. 45, Padang
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
2. Anamnesa
1) Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri pada telinga, sulit mendengar, dan terdengar berdenging. Klien juga
merasakan pusing dan gatal pada telinga sejak seminggu terakhir.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh nyeri telinga dan ketajaman pendengaran menurun.Adanya tinnitus, otalgia pada
telinga sebelah kanan sejak seminggu yang lalu.Klien mengalami otore yang menimbulkan bau
busuk.Klien juga merasa pusing, vertigo, dan gatal pada telinga.Dengan otoskop tuba eustachius
tampak bengkak, merah, suram pada telinga klien.
3) Riwayat kesehatan masa lalu
Klien mempunyai riwayat ISPA .
4) Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan pada telinga sebelumnya.
3.2 PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital : TD = 120/80 mmHg, S=370C, R=22 x/menit, N=92x/menit
TB : 168 cm
BB : 60 kg

1) Kepala : normocephal, kebersihan sedang


- Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil isokhor, RC +/+
- Telinga : simetris kiri kanan, lesi (+), otore (+), tinnitus (+), otalgia (+)
- Hidung : septum tidak ada deviasi, penyumbatan (-), perdarahan (-)
- Mulut : kebersihan baik, caries (-), sianosis (-)
2) Dada
- Paru : simetris kiri dan kanan, tidak ada retraksi,
- Jantung : DBN
3) Leher
- Trakea : tidak ada deviasi trakea
- Kelenjar tiroid : tidak membesar
- Kelenjar limfonidi : tidak membesar
4) Abdomen : tidak ada kelainan
5) Genitalia : tidak ada kelainan
6) Ekstremitas : tidak ada kelainan

Pemeriksaan Penunjang :
- Hasil pemeriksaan otoscope tuba eustachius tampak bengkak, merah, dan suram
- Uji weber didapatkan suara lebih jelas terdengar di telinga sebelah kanan ( telinga yang sakit)

11 Pola Fungsional Gordon


1) Pola Persepsi dan Penanganan Kesehatan
Klien mengeluhkan nyeri dan keluar cairan pada telinganya sejak seminggu yang lalu. Klien
selalu menggunakan cottonbath untuk membersihkan telinganya. Karena tidak ada tanda-
tanda akan sembuh, lalu klien memerikasakan diri ke rumah sakit.
2) Pola Nutrisi dan Metabolik
Pola makan klien tidak terganggu yaitu 3 kali dalam sehari. Namun, porsinya lebih sedikit. Klien
tidak mengalami mual dan muntah.
3) Pola Eliminasi
BAB dan BAK klien tidak tergangu. Klien rutin BAB 1 kali dalam sehari dan klien BAK 3-4 kali
dalam sehari.
4) Pola Aktivitas dan Latihan
Klien sulit beraktivitas karena nyeri yang dirasakan.
5) Pola Istirahat dan Tidur
Pola tidur klien terganggu karena ketidaknyamanan pada telinga akibat nyeri yang dirasakan.
6) Pola Kognitif dan Persepsi
Klien tidak dapat berkonsentrasi dengan baik dan sistem pendengaran klien terganggu.
7) Pola Konsep Diri
Klien merasa minder karena telinganya mengeluarkan bau yang tidak sedap dan klien merasa
tidak percaya diri.
8) Pola Hubungan dan Peran
Peran klien di lingkungan sekitar mengalami ganguan karena klien merasa malu dan harga diri
rendah akibat bau dari penyakitnya.
9) Pola Seksualitas
Klien belum menikah dan pola seksualitas klien tidak mengalami gangguan.
10) Pola Koping dan Penanganan Stres
Klien merasa cemas dan stres karena penyakitnya sehingga klien tidak percaya diri.
11) Pola Keyakinan
Klien rajin beribadah dan tetap melaksanakan ibadah seperti biasanya.
3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN ( NANDA ), KRITERIA HASIL ( NOC ), DAN
INTERVENSI KEPERAWATAN ( NIC )
No NANDA NOC NIC
1 Nyeri akut b.d agen KONTROL NYERI MANAJEMEN NYERI
cidera biologis Tindakan yang dilakukan seseorang lakukan pengkajian nyeri
DO: untuk mengontrol nyeri secara komprehensif termasuk
- Keluar cairan dari Indikator : lokasi, karakteristik, durasi,
telinga mengenali faktor penyebab frekuensi, kualitas dan faktor
- Klien tampak menggunakan metode presipitasi
meringis pencegahan observasi reaksi non verbal
- TD: 120/80 mmHg mengguanakan metode dari ketidaknyamanan
S: 370 nonanalgetik untuk mengurangi gunakan teknik komunikasi
N: 92 x/mnt nyeri terapeutik untuk mengetahui
P: 22 x/mnt menggunakan analgesik sesuai pengalaman nyeri pasien
DS: kebutuhan kaji kultur yang
- Klien mengeluh TINGKAT NYERI mempengaruhi respon nyeri
nyeri pada telinga hasil observasi atau laporan tentang evaluasi pengalaman nyeri
- Klien mengeluh tingkat nyeri masa lampau
telinganya berdenging Indikator : evaluasi bersama pasien dan
melaporkan adanya nyeri tim kesehatan lain tentang
luas bagian tubuh yang ketidakefektifan kontrol nyeri
terpengaruh masa lampau
frekuensi nyeri berkurang bantu pasien dan keluarga
pernyataan nyeri tidak ada untuk mencari dan menemukan
ekspresi nyeri pada wajah tidak dukungan
ada kontrol lingkungan yang
tekanan darah normal dapat mempengaruhi nyeri
keteganggan otot normal. seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
TINGKAT KENYAMANAN kurangi faktor presipitasi
Definisi : Tingkatan dari pilih dan lakukan penanganan
ketentraman fisik dan psikologis nyeri (farmakologi, non
Indicator : farmakologi dan inter personal)
Mampu melaporkan kaji tipe dan sumber nyeri
perkembangan fisik untuk menentukan intervensi
Mampu melaporkan ajarkan tentang teknik non
perkembangan kepuasan farmakologi
Mampu melaporkan berikan analgetik untuk
perkembangan psikologi mengurangi nyeri
Mampu mengekspresikan evaluasi keefektifan kontrol
perasaan dengan lingkungan fisik nyeri
sekitar tingkatkan istirahat
Mampu mengekspresikan MANAJEMEN
perasaan dengan hubungan social LINGKUNGAN :
Mampu mengekspresikan KENYAMANAN
perasaan secara spiritual Aktifitas :
Mampu melaporkan kepuasan Tentukan pasien dan tujuan
dengan tingkatan mandiri keluarga untuk pengelolaan
Mampu mengekspresikan lingkungan dan kenyamanan
kepuasan dengan kontrol nyeri optimal.
Memberikan perhatian yang
cepat untuk memanggil lonceng
yang harus selalu dalam
jangkauan.
Ciptakan lingkungan yang
tenang dan mendukung.
Sediakan lingkungan yang
aman dan bersih
Sesuaikan suhu kamar
dengan yang paling nyaman
bagi individu, jika mungkin
Sesuaikan pencahayaan untuk
memenuhi kebutuhan kegiatan
invidual, menghindari cahaya
langsungdi mata
Memfasilitasi tindakan
kebersihan untuk menjaga
individu nyaman (menyeka alis,
menerapkan krim kulit, atau
membersihkan tubuh,
rambut, dan rongga mulut)
Posisipasienuntuk
memfasilitasikenyamanan
(misalnya, dengan
menggunakanprinsip-
prinsipkesejajaran tubuh,
dukungan dengan bantal,
sendidukungan
ADMINISTRASI
ANALGESIK
Defenisi: menggunakan agen
farmakologi untuk mengurangi
nyeri
Aktifitas:
Menentukan lokasi,
karakteristik, mutu, dan
intensitas nyeri sebelum
mengobati pasien
Periksa order/pesanan medis
untuk obat, dosis, dan frekuensi
yang ditentukan analgesic
Cek riwayat alergi obat
Tentukan analgesic yang
cocok, rute pemberian dan dosis
optimal.
Utamakan pemberian secara
IV dibanding IM sebagai lokasi
penyuntikan, jika mungkin
Monitor TTV sebelum dan
sesudah pemberian obat
narkotik dengan dosis pertama
atau jika ada catatan luar biasa.
Cek pemberian analgesic
selama 24 jam untuk mencegah
terjadinya puncak nyeri tanpa
rasa sakit, terutama dengan
nyeri yang menjengkelkan
Mengevaluasi efektivitas
analgesic pada interval tertentu,
terutama setelah dosis awal,
pengamatan juga diakukan
melihat adanya tanda dan gejala
buruk atau tidak
menguntungkan (berhubungan
dengan pernapasan, depresi,
mual muntah, mulut kering dan
konstipasi)
Dokumentasikan respon
pasien tentang analgesic, catat
efek yang merugikan

2 Gangguan persepsi a. Kompensasi Tingkah Laku 1. Peningkatan komunikasi :


panca indera: Pendengaran deficit pendengaran
auditorius b.d. Indicator: Aktivitas:
Gangguan Pantau gejala kerusakan Janjikan untuk mempermudah
penghantaran bunyi pendengaran pemeriksaan pendengaran
pada organ Posisi tubuh sebagaimana mestinya
pendengaran untuk menguntungkan pendengaran Beritahu pasien bahwa suara
DO: Menghilangkan gangguan akan terdengar berbeda dengan
- Pendengaran klien Memperoleh alat bantu memakai alat bantu
terganggu pendengaran Jaga kebersihan alat bantu
- Keluar cairan dari Menggunakan layananan Mendengar dengan penuh
telinga pendukung untuk pendegaran yang perhatian
- pemeriksaan lemah
otoscope tuba Memperoleh intervensi yang 2. Dukungan emosi
eustachius tampak berhubungan dengan pembedahan Aktivitas:
bengkak, merah, dan Berdiskusi dengan pasien
suram tentang emosi yang dirasakan
- Uji weber Bantu pasien dalam
didapatkan suara lebih mengenali perasaan seperti
jelas terdengar di cemas, marah, atau sedih
telinga sebelah kanan ( Dorong pasien untuk
telinga yang sakit ) mengunkapkan perasaan cemas,
marah, atau sedih
DS: Perhatikan pengungkapan
- Klien merasa perasaan dan keyakinan
terganggu Sediakan identifikasi pasien
pendengarannya terhadap pola tanggapan yang
- Klien merasa umum terhadap ketakutan
telinganya berdenging Beri dukungan selama fase
penolakan, marah, tawar
menawar, dan fase penerimaan
terhadap duka cita

3. Pencegahan jatuh
Aktivitas:
Identifikasi kelemahan
kognisi dan fisik pada pasien
yang barangkali meningkatkan
potensi untuk jatuh pada
lingkungan tertentu
Identifikasi karakteristik
lingkungan yang mungkin
meningkatkan potensi untuk
jatuh (misal ,lantai licin dan
jenjang yang terbuka)
Sediakan alat bantu (misal,
tongkat dan alat bantu berjalan)
untuk gaya berjalan yang kokoh
Pelihara alat bantu supaya
berfungsi dengan baik
Ajarkan pasien bagaimana cara
jatuh untuk meminimalkan
cedera
3 Cemas b.d kurangnya a. Kontrol cemas Penurunan kecemasan
pengetahuan tentang Indikator : Aktivitas:
penyakit Pantau intensitas kecemasan Tenangkan klien
DO: Menyingkirkan tanda kecemasan Jelaskan seluruh posedur
- Klien tampak cemas Mencari informasi untuk tindakan kepada klien dan
- Klien tidak percaya menurunkan cemas perasaan yang mungkin muncul
diri Mempertahankan konsentrasi pada saat melakukan tindakan
- Klien malu dengan Laporankan durasi dari episode Berikan informasi diagnosa,
lingkungan sekitar cemas prognosis, dan tindakan
DS: Berusaha memahami keadaan
- Klien mengatakan b. Koping klien
tidak tau tentang Indikator: Kaji tingkat kecemasan dan
penyakitnya Memanajemen masalah reaksi fisik pada tingkat
- Klien mengatakan Melibatkan anggota keluarga kecemasan
malu karna bau akibat dalam membuat keputusan Gunakan pendekatan dan
penyakitnya Mengekspresikan perasaan dan sentuhan, untuk meyakinkan
kebebasan emosional pasien tidak sendiri.
Menunjukkan strategi penurunan Sediakan aktivitas untuk
stress menurunkan ketegangan
Menggunakan support sosial Bantu pasien untuk identifikasi
situasi yang mencipkatakan
cemas
Instruksikan pasien untuk
menggunakan teknik relaksasi

Peningkatan koping
Aktivitas:
Hargai pemahamnan pasien
tentang pemahaman penyakit
Gunakan pendekatan yang
tenang dan berikan jaminan
Sediakan informasi aktual
tentang diagnosa, penanganan,
dan prognosis
Sediakan pilihan yang realisis
tentang aspek perawatan saat ini
Tentukan kemampuan klien
untuk mengambil keputusan
Bantu pasien untuk
mengidentifikasi strategi positif
untuk mengatasi keterbatasan
dan mengelola gaya hidup atau
perubahan peran
BAB IV
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Otitis berarti peradangan dari telinga, dan media berarti tengah. Jadi otitis media berarti
peradangan dari telinga tengah. Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa
telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Gangguan telinga yang
paling sering adalah infeksi eksterna dan media. Sering terjadi pada anak-anak dan juga pada
orang dewasa (Soepardi, 1998).
Ada 3 ( tiga ) jenis otitis media yang paling umum ditemukan di klinik, yaitu :
5. Otitis media akut
Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum
telinga tengah (Kapita selekta kedokteran, 1999).
6. Otitis media serosa
Otitis media serosa / efusi adalah keadaan terdapatnya cairan di dalam telinga tengah
tanpa adanya tanda dan gejala infeksi aktif. Secara teori, cairan ini sebagai akibat tekanan
negative dalam telinga tengah yang disebabkan oleh obstruksi tuba eustachii.
7. Otitis media kronik
Otitis Media Kronik adalah peradangan kronik yang mengenai mukosa dan struktur
tulang di dalam kavum timpani.Otitis Media Kronik sendiri adalah kondisi yang berhubungan
dengan patologi jaringan irreversible dan biasanya disebabkan oleh episode berulang Otitis
Media Akut yang tak tertangani.

5.2 Saran
Melalui makalah ini diharapkan nantinya calon profesi perawat dapat mengkaji penyakit
klien dan memberikan asuhan keperawatan yang tepat sesuai dengan indikasi keluhan klien dan
dapat mempraktekkan tindakan-tindakan keperawatan yang sesuai dengan konsep yang telah
teruji kebenarannya sehingga kesalahan-kesalahan yang terjadi di lapangan dapat diminimalisir
dan tim perawat pun semakin diakui kelayakkannya sebagai salah satu tim pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai