Anda di halaman 1dari 6

Faktor predisposisi dan presipitasi

A. Faktor predisposisi adalah faktor resiko yang telah ada pada diri individu yang dapatt
menimbulkan gangguan jiwa. Diperoleh baik dari pasien maupun keluarganya, mengenai
faktor Biologis, Psikologis, dan Sosial budaya..

B. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi adalah stimulus yang di presepsikan oleh individu sebagai tantangan,
ancaman atau tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk koping seperti trauma,
ketegangan peran, riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis, kekerasan, dll

Keputusasaan dan ketidak berdayaan


A. Ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan adalah persepsi atau tanggapan klien bahwa perilaku atau tindakan yang sudah
dilakukannya tidak akan membawa hasil yang diharapkan atau tidak akan membawa perubahan
hasil seperti yang diharapkan, sehingga klien sulit mengendalikan situasi yang terjadi atau
mengendalikan situasi yang akan terjadi (NANDA, 2011).
B. Keputusasaan
Menurut NANDA (2015-2017), keputusasaan adalah keadaan subyektif ketika seorang individu
memandang keterbatasan atau tidak adanya pilihan alternative serta tidak mampu memobilisasi
energy untuk kepentingannya sendiri. Keputusasaan menurut NANDA ini memiliki beberapa
batasan karakteristik, diantaranya: gangguan pola tidur, kurang inisiatif, pasif, meninggalkan
orang yang diajak bicara, penurunan selera makan, kurang kontak mata, dan sebagainya. Factor-
faktor yang berhubungan yakni: isolasi soasial, penurunan kondisi fisiologis, stress jangka
panjang, serta kehilangan nilai kepercayaan.
Stress
Menurut Dr. Hans Selye, stres adalah respons umum terhadap adanya tuntutan pada tubuh.
Tuntutan tersebut adalah keharusan untuk menyesuaikan diri, dan karenanya keseimbangan
tubuh terganggu.
Tanda-tanda Stres
Gejala Fisik: merasa lelah, insomnia, nyeri kepala, otot kaku dan tegang (terutama leher/tengkuk,
bahu, dan punggung bawah), berdebar-debar, nyeri dada, napas pendek, gangguan lambung dan
pencernaan, mual, gemetar, tangan dan kaki merasa dingin, wajah terasa panas, berkeringat,
sering flu, dan menstruasi terganggu
Gejala Mental: berkurangnya konsentrasi dan daya ingat, ragu-ragu, bingung, pikiran penuh atau
kosong, kehilangan rasa humor.
Gejala Emosi: cemas (pada berbagai situasi), depresi, putus asa, mudah marah, ketakutan,
frustrasi, tiba-tiba menangis, fobia, rendah diri, merasa tak berdaya, menarik diri dari pergaulan,
dan menghindari kegiatan yang sebelumnya disenangi.
Gejala Perilaku: mondar-mandir, gelisah, menggigit kuku, menggerak-gerakkan anggota badan
atau jari-jari, perubahan pola makan, merokok, minum minuman keras, menangis, berteriak,
mengumpat, bahkan melempar barang atau memukul.
Sumber Stress
Tiga sumber utama adalah: lingkungan, badan, dan pikiran.
Peran Perawat Jiwa
1. Peran dalam prevensi primer
 Memberikan penyuluhan tentang prinsip sehat jiwa
 Mengefektifkan perubahan dalam kondisi kehidupan,tingkat kemiskinan, &
pendidikan
 Memberikan pendidikan kesehatan
 Melakukan rujukan yang sesuai dengan sebelum gangguan jiwa terjadi.
 Membantu klien di RSU untuk menghindari masalah psikiatri dimasa mendatang
2. Peran dalam prevensi sekunder
 Melakukan skrining & pelayanan evaluasi kesehatan jiwa
 Melaksanakan kunjungan rumah atau pelayanan penanganan dirumah
 Memberikan pelayanan kedaruratan psikiatri di RSU
 Menciptakan lingkungan yang terapeutik
 Melakukan supervisi klien yang mendapatkan pengobatan
 Memberikan pelayanan pencegahan bunuh diri
 Memberikan konsultasi
3. Peran dalam prevensi tersier
 Melaksanakan latihan vokasional & rehabilitasi
 Mengorganisasi “after care” untuk klien yang telah pulang dari fasilitas kesehatan
jiwa untuk memudahkan transisi dari rumah sakit ke komunitas
 Memberikan pilihan “partial hospitalization” (perawatan rawat siang) pada klien
Psikososial dan Askep Remaja, Dewasa, Lansia
1. Tahap Remaja (Pembentukan Identitas Diri
Vs Bingung Peran)
 Tahap perkembangan remaja usia 12-18 tahun dimana pada saat ini remaja harus
mampu mencapai identitas diri meliputi peran, tujuan pribadi, keunikan dan ciri khas
diri. Bila hal ini tidak tercapai maka remaja akan mengalami kebingungan peran
yang berdampak pada rapuhnya kepribadian sehingga akan terjadi gangguan konsep
diri (Keliat, Helena & Farida, 2011).
 Karakteristik perilaku
 Menilai diri secara objektif, kelebihan dan kekurangan diri
 Bergaul dengan teman
 Memiliki teman curhat
 Mengikuti kegiatan rutin (olah raga, seni, pramuka, pengajian, bela diri)
 Bertanggung jawab dan mampu mengambil keputusan tanpa tergantung pada
orang tua
 Menemukan identitas diri, memiliki tujuan dan cita-cita masa depan
 Karakteristik penyimpangan perkembangan
 Tidak menemukan ciri khas (kelebihan dan kekurangan diri)
 Merasa bingung, bimbang
 Tidak memiliki rencana masa depan
 Tidak mampu berinteraksi secara baik dengan lingkungan, perilaku antisosial
 Tidak menyukai dirinya sendiri, tidak mandiri
 Kesulitan mengambil keputusan
 Tidak mempunyai minat terhadap kegiatan yang positif
 Menyendiri, tidak suka bergaul dengan teman
 Diagnosa Keperawatan
 Kesiapan peningkatan perkembangan usia remaja
2. Tahap Dewasa Muda (Intim Vs Isolasi)
 Levinson (1978) mengatakan bahwa pada masa ini seseorang berada pada puncak
intelektual dan fisik. Selama periode ini kebutuhan untuk mencari kepuasan diri
tinggi.
 Karakteristik perilaku
 Menjalin interaksi yang hangat dan akrab dengan oranglian
 Mempunyai hubungan dekat dengan orang-orang tertenti (pacar, sahabat)
 Membentuk keluarga
 Mempunyai komitmen yang jelas dalam bekerja dan berinteraksi
 Merasa mampu mandiri karena sudah bekerja
 Karakteristik penyimpangan perkembangan
 Tidak mempuyai hubungan akrab
 Tidak mandiri dan tidak mempunyai komitmen hidup
 Konsep diri tidak realistis
 Tidak menyukai diri sendiri
 Tidak mengetahui arah hidup
 Tidak mampu mnegatasi stress
 Diagnosa Keperawatan
 Kesiapan peningkatan perkembangan usia dewasa awal
Gangguan Citra diri
• Merupakan suatu persepsi yang salah mengenai bentuk individu, perasan yang
bertentangan dengan kondisi tubuh individu sebenarnya
Penyebab Gangguan Citra Tubuh
• Perubahan struktur/bentuk tubuh (misal: amputasi, trauma, luka bakar, obesitas)
• Perubahan fungsi tubuh (misal: proses penyakit, kelumpuhan)
• Perubahan fungsi kognitif
• Ketidaksesuaian budaya, keyakinan
• Gangguan psikososial
Faktor yang mempengaruhi perkembangan citra tubuh
 Jenis kelamin
 Usia
 Media massa
 Keluarga
 Hub interpersonal

Anda mungkin juga menyukai