Anda di halaman 1dari 7

Telogen Efluvium

(Telogen Effluvium)
Sarah Hutapea, Cita Rosita SP
Departemen/Staf Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo
Surabaya

ABSTRAK
Latar belakang: Telogen Efluvium (TE) adalah pelepasan rambut telogen dalam jumlah berlebihan yang disebabkan oleh
kelainan siklus rambut, tanpa disertai peradangan. Kehilangan rambut yang berlebihan memberikan dampak ketakutan dan stres
yang berlebihan bagi penderitanya. Prognosis TE umumnya baik selama etiologi dapat diidentifikasi dan dikoreksi. Tujuan:
Memahami patogenesis TE untuk mengidentifikasi dan memberikan terapi yang rasional. Telaah Kepustakaan: TE adalah
kerontokan rambut dalam fase telogen tanpa peradangan ditandai dengan kerontokan rambut merata, lebih dari normal yaitu:
150–400 helai perhari. TE dapat terjadi akut maupun kronik pada semua usia. Berdasarkan patomekanisme terdapat 5 tipe TE
berdasarkan adanya pemanjangan atau pemendekan pada salah satu fase pada siklus rambut. Etiologi TE antara lain hormonal,
nutrisi, stres fisik, psikis, obat dan lain-lain. Diagnosis TE berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis dan laboratorium.
Pengobatan TE bersifat kausatif yaitu dengan mengeliminasi faktor etiologi atau pemicu yang telah diidentifikasi. Kesimpulan:
TE merupakan proses reaktif yang dipicu oleh faktor-faktor etiologi yang menyebabkan rambut dalam sejumlah besar memasuki
fase telogen. Prognosis TE baik karena pasien tidak akan mengalami kebotakan.

Kata kunci: telogen efluxium, rambut rontok

ABSTRACT
Background: TE is an exceeding number of telogen hair loss which is caused by abnormality of hair cycle without involvement
of inflammation. Patient who suffers from exceeding hair loss give impact to stress and anxiety. The prognosis of TE is
commonly good as long as the etiology is identified and managed correctly. Purpose: to understand the pathogenesis of TE for
identification purpose and to apply a rational therapy. Review: TE is an evenly hair loss in telogen phase without involvement
of inflammation, which exceeds normal condition of 150–400 pieces per day. TE may be acute or chronic, and may be suffered
by all ages. Based on the pathomechanism, there are 5 types of TE according to the existing of elongation or shortening in one
phase of hair cycle. The etiology of TE are hormonal, nutrition, physical stress, psychology, medication, etc. To establish the
diagnosis of TE is based on history taking, clinical and laboratory examination. Management of TE is causative, which includes
elimination of etiologic factor and elimination of identified trigger factors. Conclusion: TE is reactive process which is triggered
by some etiologic factors causing massive hair entering the telogen phase. The prognosis of TE is good because patients will
not suffer from baldness.

Key words: telogen efluxium, hair loss

Alamat korespondensi: Sarah Hutapea, Departemen/Staf Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga, Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo, Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo 6–8 Surabaya
60131, Indonesia, telepon: (031) 5501609, e-mail: sarahutapea@yahoo.com

PENDAHULUAN bentuk TE dengan awitan kronik, idiopatik dan


dapat mengalami resolusi spontan.1,2,5
Telogen efluvium (TE) adalah pelepasan rambut Insidensi TE cukup tinggi, namun prevalensi
telogen dalam jumlah berlebihan, yang disebabkan oleh pasti tidak diketahui karena banyaknya kasus TE
kelainan siklus rambut, tanpa disertai peradangan.1,2 yang subklinis. TE dapat mengenai semua usia,
Pertama kali dideskripsikan oleh Kligman pada tahun bahkan sebagian besar orang dewasa telah mengalami
1961, merupakan suatu proses reaktif dengan awitan setidaknya satu episode TE dalam hidupnya.
akut dan faktor etiologi yang dapat diidentifikasi.1,3,4 Perempuan jauh lebih banyak mengalami TE karena
Pada tahun 1996, Whitting mendeskripsikan satu keluhan rambut rontok mengganggu rasa percaya diri

Pengarang Utama 2 SKP. Pengarang Pembantu 1 SKP


(SK PB IDI No. 318/PB/A.7/06/1990)

68
Telaah Kepustakaan Telogen Efluvium

dan penampilan karena rambut menjadi jarang dan sel matriks rambut dan apoptosis yang terkoordinasi
menipis.1,2 Pasien yang datang umumnya mengalami dari folikel rambut. Saat fase katagen, rambut kepala
stres dan ketakutan akan kerontokannya yang akan menipis dan pigmen rambut berkurang. Melanosit
berakhir dengan kebotakan yang permanen. berhenti memproduksi melanin, menyerap dendritnya,
TE bersifat reversibel dan tidak pernah serta mengalami apoptosis. Matriks keratinosit akan
mengakibatkan kebotakan selama etiologi dapat berhenti berproliferasi dan mengalami diferensiasi
diidentifikasi dan dikoreksi.1,4 Dengan mengetahui akhir kemudian folikel bawah mengalami involusi dan
patomekanisme dan faktor pemicu terjadinya TE regresi. Sel-sel papil folikuler akan menjadi semakin
dapat dilakukan pengumpulan data secara rinci bulat dan akan bertahan di dalam selubung jaringan
mengenai faktor etiologi dan segala hal yang berkaitan konektif, dan terangkat dari bagian dasar sel epitel yang
dengan kerontokan rambut serta pemeriksaan yang telah mengalami regresi. Selubung jaringan konektif
teliti sehingga dapat mengarahkan pada diagnosis bertambah tebal selama fase katagen. Pada akhir fase
TE dan penatalaksanaan yang bersifat kausatif dan katagen, papila folikel mengalami fase istirahat pada
rasional.2,6 bagian dasar folikel rambut. Fase katagen rambut
skalp berlangsung sekitar 2–3 minggu. Signal-signal
TELAAH KEPUSTAKAAN molekul yang memicu fase katagen, saat ini masih
Rambut manusia memiliki keunikan belum diketahui dengan jelas. Insulin-like growth factor,
dibandingkan sistem organ lainnya, karena rambut keratinocyte growth factor (KGF), dan hepatocyte growth
mengalami siklus pengulangan pertumbuhan. Siklus factor (HGF) menurun pada saat inisiasi fase katagen,
rambut ini terdiri dari 3 tahapan, yaitu anagen (fase sedangkan transforming growth factor beta (TGF-b1)
pertumbuhan), katagen (fase transisi), telogen (fase dan beberapa neurotropin meningkat pada saat yang
istirahat). (Gambar 1) Pada keadaan normal kurang sama, perubahan konsentrasi molekul-molekul ini
lebih 85–90% rambut dalam fase anagen, 1% pada fase mungkin memegang peranan pada proses transisi
katagen dan 10–15% pada fase telogen dan normal ada dari fase anagen ke katagen.1,3,7
± 50–100 rambut yang rontok setiap harinya.1,2,3 Pada fase telogen pertumbuhan folikel terhenti,
Fase anagen memiliki sub bagian sebanyak 6 diikuti terlepasnya rambut yang mati dari folikelnya
tahap. Lima tahap pertama disebut proanagen, dan (eksogen) yang dapat terjadi pada fase telogen lanjut
tahap keenam metanogen didefinisikan sebagai atau pada fase anagen awal. Fase telogen berlangsung
kemunculan dari batang rambut ke atas permukaan selama ± 100 hari. Sekitar 10–15% dari rambut kulit
kulit, dan folikel penetrasi ke jaringan subkutis.7 kepala ada pada fase telogen pada setiap waktu tertentu
Pada fase ini terjadi pertumbuhan folikel rambut dan terdistribusi secara acak. Rambut pada fase telogen
melalui proses proliferasi dan diferensiasi masif sel- memiliki ujung proksimal membulat seperti gada,
sel keratinosit di matriks rambut. Lama masa anagen memiliki knob yang berwarna putih, kering, padat dan
ditentukan secara genetik, dan rambut kulit kepala keras pada ujung proksimalnya. Warnanya yang putih
rata- rata memiliki ± 100.000 rambut dan tetap dalam disebabkan karena tidak adanya pigmen. Rambut
fase anagen selama ± 2–6 tahun. Panjang rambut yang pada fase telogen dapat terlepas oleh penyisiran
dihasilkan ditentukan oleh lama fase anagen yang rambut atau oleh alat mekanis yang lain.1,7 Sekitar
bervariasi antararea tubuh. Fase anagen pada folikel 25–100 rambut telogen dapat jatuh setiap harinya dan
di rambut skalp ± 2–6 tahun (rata–rata 3 tahun), pada pada saat rambut dicuci jumlahnya dapat meningkat
rambut kumis 4–14 minggu, pada rambut jari 1,5–3 hingga dua kali.
bulan. Kecepatan pertumbuhan rambut terminal Kelainan ataupun gangguan pada siklus rambut
pada rambut skalp pria dan wanita berbeda, pada akan berakibat pelepasan rambut yang tidak normal,
rambut skalp pria sekitar 0,37 mm/hari sedangkan baik dalam jumlah yang berlebihan (effluvium) ataupun
pada wanita 0,34 mm/hari. Pada akhir masa anagen, pada fase yang tidak normal (anagen).1
aktivitas sel mitosis dalam matriks bulbus rambut Telogen efluvium (TE) adalah kerontokan rambut
berhenti. Penghentian fase anagen dikontrol oleh dalam fase telogen tanpa peradangan yang ditandai
fibroblast growth factor (FGF) 5 yang diekspresikan dengan kerontokan rambut yang difus, rambut
pada folikel sesaat sebelum akhir fase anagen.3,7,10
dalam fase telogen yang terlepas lebih banyak dari
Fase katagen merupakan perubahan dari fase
normal (150–400 helai perhari), pada waktu menyisir,
pertumbuhan ke fase istirahat. Awal dari fase ini
menyikat, atau mencuci rambut.7, 9
ditandai dengan berhentinya aktivitas mitotik dari sel-

69
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin Vol. 23  No. 1 April 2011

kali oleh Kligman, yaitu kerontokan rambut kepala


yang bersifat akut kurang dari 6 bulan dengan awitan
2–3 bulan setelah adanya faktor pemicu tertentu
(misalnya demam tinggi, trauma operasi, kelaparan,
perdarahan).1 Menurut Kligman, diagnosis TE akut
dapat ditegakkan jika pada pemeriksaan dengan
trikogram didapatkan jumlah rambut telogen
≥ 25%.1
Gambar 1. Siklus Pertumbuhan Rambut. A. Fase TE kronik (Chronic Telogen effluvium (CTE))
pertumbuhan rambut. B. Fase transisi: adalah kerontokan rambut telogen berlebihan bersifat
segmen inferior terpisah dari papilla. idiopatik dan dapat resolusi spontan, dengan durasi
C. Rambut gada naik ke level musculus lebih dari 6 bulan.1,5 Whitting (1996) berpendapat
erector. D. Hasil siklus pertumbuhan bahwa CTE merupakan suatu entitas penyakit
rambut. E. Rambut baru terbentuk, F. tersendiri yang bersifat idiopatik.1,2,5 Patogenesis CTE
Desakan rambut yang sedang tumbuh belum diketahui pasti. Salah satu teori menyebutkan
mengakibatkan rambut gada keluar.9 CTE disebabkan oleh pemendekan fase anagen
tanpa miniaturisasi folikel rambut, sehingga rambut
Headington membagi TE menjadi 5 tipe memasuki fase telogen lebih cepat dengan proporsi
fungsional berdasarkan patomekanisme yang terjadi rambut telogen yang lebih banyak dibandingkan
pada fase siklus rambut yaitu Immediate anagen release keadaan normal.1 Umumnya TE kronik terjadi pada
di mana fase anagen berakhir lebih cepat dan folikel wanita yang berusia antara 30–50 tahun, jarang pada
rambut masuk pada fase telogen secara prematur laki-laki. CTE sering sulit dibedakan dengan fase awal
mengakibatkan peningkatan pelepasan rambut sekitar androgenetic alopecia (AGA) oleh karena perjalanan
2–3 bulan kemudian. Merupakan bentuk TE tersering penyakitnya yang terjadi perlahan, episodik dan
dan relatif terjadi dalam waktu singkat (biasanya 3–5 fluktuatif, tanpa diketahui faktor etiologinya.14,15
minggu), umumnya terjadi akibat stres fisik (misalnya Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya TE
febris, penyakit sistemik berat) atau akibat obat-obat antara lain: Nutrisi: penurunan berat badan pada
yang menginduksi kerontokan rambut. Prognosisnya individu yang melakukan diet ketat, malnutrisi
baik, dapat resolusi spontan dan densitas rambut kalori protein, defisiensi zat besi, zinc, biotin.
kembali normal. Kedua Delayed anagen release di Hormonal: hipo atau hipertiroidisme, hormon
mana folikel rambut tertahan pada fase anagen yang estrogen dan progesteron paska melahirkan yang
memanjang dan tidak masuk ke dalam fase telogen. patomekanismenya adalah tipe delayed anagen release
Saat folikel tersebut bersamaan dengan folikel yang di mana pada masa gestasi, tingginya hormon estrogen
normal memasuki fase telogen dan rontok, terjadi mengakibatkan terjadinya pemanjangan fase anagen
pelepasan rambut dalam jumlah yang besar. Hal ini dan persentase rambut anagen mencapai 95% pada
terlihat pada kerontokan post partum. Ketiga adalah trimester ketiga. Setelah partus, kadar hormon
Short anagen yaitu terjadi pemendekan fase anagen tersebut turun mendadak sehingga mengakibatkan
yang signifikan dan mengakibatkan pelepasan rambut folikel rambut memasuki fase telogen secara cepat dan
telogen yang meningkat dan memendeknya panjang dalam jumlah besar sampai mencapai 50% dan rontok.
rambut. Keempat Immediate telogen release di mana Keadaan ini yang disebut sebagai TE gravidarum (TE
fase telogen berakhir lebih cepat diikuti pelepasan postpartum).4,9,16 Stres fisik: penyakit sistemik akut
rambut telogen yang kemudian menstimulasi folikel maupun kronik (keganasan terutama pada sistem
untuk memulai kembali fase anagen. Tipe ini dapat limfoproliferatif, kolitis ulseratif, systemic lupus
terjadi pada penggunaan minoksidil topikal, yang erythematosus, tuberkulosis, sifilis stadium II, penyakit
dapat menstimulasi folikel segera masuk pada fase hepar, penyakit ginjal stadium terminal, amiloidosis
anagen. Kelima Delayed telogen release terjadi fase sistemik dan infeksi HIV), operasi besar, demam tinggi
telogen yang memanjang diikuti proses transisi ke (terjadi peningkatan kebutuhan metabolik berlebihan
fase anagen, sehingga mengakibatkan jumlah rambut yang mengganggu kemampuan sel matriks folikel
yang tumbuh dan rontok tampak sinkron.1,10,13 untuk berproliferasi serta peran pirogen endogen
Berdasarkan perjalanan penyakitnya TE terbagi yang dilepaskan seperti IL-1, INFa, INFg dapat
akut dan kronik. TE akut dideskripsikan pertama secara langsung menghambat proliferasi sel matriks

70
Telaah Kepustakaan Telogen Efluvium

folikel).2,4,13,14 ���������������������������������������
Penyakit kulit lokal pada kulit kepala pemeriksaan laboratorium. Anamnesis yang rinci
yaitu dermatitis kontak alergik, dermatitis seboroik, dan terarah dapat membantu menegakkan diagnosis
eritroderma.1 Stres psikis: kecemasan, depresi.4 Obat- dan etiologi. Yang perlu diperhatikan adalah: awitan,
obatan: obat anti koagulan, obat anti tiroid, obat faktor pemicu yang timbul 2–6 bulan sebelum awitan
psikofarmakologik, kontrasepsi oral, antihipertensi, (penyakit sistemik, obat-obatan, riwayat partus,
anti kolesterol dll.10 Patomekanisme yang terjadi pemakaian kontrasepsi hormonal, riwayat operasi,
adalah tipe immediate anagen release. Prognosisnya anemia, penurunan berat badan akibat diet yang ketat,
baik karena pertumbuhan rambut kembali normal penyakit tiroid, stres fisik dan psikik), perjalanan
setelah obat dihentikan.1,4 (Tabel 1) penyakit, pola kerontokan difus atau fokal,riwayat
kerontokan rambut keluarga untuk menyingkirkan
Tabel 1. Penyebab dari Telogen Efluvium.3
diagnosa banding lainnya 1,4,6
Endocrine Penilaian kulit kepala dilakukan untuk
* Chilbirth, miscarriage, abortion menyingkirkan kemungkinan alopesia akibat penyakit
* Hypo– and hypertiroidism pada kulit kepala (tinea kapitis, dermatitis seboroik,
* Discontinuation of estrogen-containing dermatitis kontak alergi), termasuk ada tidaknya skar
drugs (systemic lupus erythematosus). Dilanjutkan dengan
"Stressful" events memeriksa lebar belahan rambut (part width) pada
* Febrile illnesses bagian frontoparietal (midline), temporal dan oksipital.6
* Catabolic illnesses (e.g. malignancy, Pada TE, rambut menipis dan difus di seluruh rambut
"consumptive" chronic infection) kepala atau dapat pula normal, lebar belahan rambut
* Major surgery pada bagian crown sama dengan oksipital, rambut pada
* Major trauma bagian frontal lebih pendek atau normal, dapat disertai
* Acute or cronic psycological stress resesi bitemporal. Lama awitan dapat diperkirakan
Nutritional dengan cara menghitung panjang rambut yang pendek
* Rapid weight loss (e.g. "crash doeting")
di bagian frontal (kecepatan pertumbuhan rambut
* Caloric or protein
hampir konstan yaitu ± 1 cm setiap bulan).4,6
* Chronic iron denciency
Pemeriksaan rambut yang dapat dilakukan antara
* Excessive vitamin A ingestion
lain: uji penarikan rambut (hair pull test) dengan
Intoxication
mengambil sekelompok rambut (50–100 helai)
* Thallium
pada suatu area, kemudian menarik ke arah distal
* Mercury
dengan tekanan yang lembut dilakukan pada beberapa
* Arsenic
area rambut kepala. Pada keadaan normal rambut
Drugs
yang tercabut 2–6 helai. Hasil negatif tidak dapat
* Anticoagulans (including heparin)
menyingkirkan diagnosis TE. Pada AGA didapatkan
* b Blockers (propanolol)
hasil negatif, pada TE hasil positif dan berupa rambut
* Captropril
* Cholesterol lowering drugs telogen, dan pada AA hasil positif selain berupa
* Colchinicine rambut telogen juga didapatkan distrofik anagen.
* Cytostatic agents Forcible hair pluck/trichogram adalah pemeriksaan
* Interferons dengan cara rambut dijepit dengan alat hemostat dekat
* Lithium dengan kulit kepala, sejumlah 50–60 helai rambut
* Penicillamine akan tercabut menurut arah pertumbuhan rambut.
* Retinoid (Gambar 2) Kemudian gambaran folikel rambut
* Selective serotonin reuptake inhibitors dilihat dengan mikroskop cahaya. Dalam keadaan
* Valproate normal sejumlah 10–15% rambut berada dalam fase
Inflammatory scalp disease telogen, dan terbanyak di daerah frontal dan vertex.
* Seborrheic dermatitis Diagnosis TE bila didapatkan hitung telogen lebih
* Erythroderma dari 25%.2,9 Analisis mikroskopik rambut dilakukan
untuk menentukan rambut telogen atau anagen yang
Pendekatan diagnostik TE dapat dilakukan dengan didapat dari hair pull test atau forcible hair pluck. Rambut
cara menggali anamnesis lebih rinci, pemeriksaan telogen normal ditemukan, sebaliknya rambut
skalp dan rambut, analisis mikroskopik, biopsi dan anagen menunjukkan adanya proses patologik.

71
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin Vol. 23  No. 1 April 2011

Rambut telogen memiliki ciri-ciri kering, ujung terutama alopesia androgenetika (AGA) yang secara
bulbus berwarna putih, bulat, berbentuk seperti gada klinis dapat menyerupai TE. 1,5,24 Teknik biopsi
(club), tanpa adanya perlekatan antara sarung akar kulit kepala yang paling baik adalah dengan biopsi
luar dan dalam. Rambut anagen memiliki ciri-ciri punch (4 mm) multipel diambil dari verteks sebanyak
lembab, bulbus berpigmen, berbentuk piramid dan 3 buah lesi yang berdekatan, lalu dipotong vertikal dan
terdapat perlekatan sarung akar luar dan dalam. horizontal. Pemotongan secara horizontal dilakukan
Apabila ditemukan rambut anagen, dapat langsung setinggi pertengahan ismus kemudian dihitung
menyingkirkan diagnosis TE.6 persentase rambut terminal (T) dibandingkan dengan
rambut velus (V) yang mengalami miniaturisasi. �����
Pada
TE, persentasenya mendekati normal. Diagnosis
CTE ditegakkan apabila persentase T: V lebih
dari 8:1, sedangkan diagnosis AGA ditegakkan
apabila persentase kurang dari 4:1. Biopsi tunggal
tidak adekuat untuk memastikan diagnosis
(angka akurasinya hanya 79%) jika dibandingkan
dengan biopsi multipel (angka akurasinya 98%).
(Gambar 4).1,5,25
Serial hair collection merupakan alternatif
pemeriksaan jika pasien tidak bersedia dilakukan
biopsi. Pasien diminta mengumpulkan rambut yang
rontok dalam 24 jam, lalu menghitungnya. Cara ini
dilakukan setiap minggu selama 1 bulan. Apabila
jumlah rambut yang rontok lebih dari 100 helai dalam
 24 jam, dapat membuktikan adanya TE.2 Rebora dkk
Gambar 2. Forcible hair pluck/trichogram.6 (2005) menemukan metode baru untuk membedakan
AGA dan TE tanpa pemeriksaan histopatologik, yaitu
dengan mencuci rambut yang sudah 5 hari tidak
dikeramas, lalu rambut yang rontok saat pencucian
dikumpulkan dan dihitung. �����������������������
Rambut-rambut tersebut
dibagi menjadi 3 kelas berdasarkan panjang rambut
{<3 cm (rambut velus); 3–5 cm; >5 cm}. Kriteria
diagnosis untuk AGA adalah bila jumlah rambut
rontok kurang dari 100 helai dan persentase rambut
velus (<3 cm) lebih dari 10%. Sedangkan kriteria
diagnosis untuk CTE adalah apabila jumlah rambut
rontok lebih dari 100 helai dan persentase rambut
velus kurang dari 10%.2

Gambar 3. A. Penampang rambut telogen,


B. Penampang rambut Loose anagen.
C. Penampang rambut anagen.3 

Gambar 4. a) Hasil Punch Biopsi yang dipotong


Biopsi pada TE umumnya tidak perlu dilakukan, secara vertikal dan horizontal.25 b) Pasien
kecuali untuk menyingkirkan diagnosis banding yang telah dilakukan punch biopsi.25

72
Telaah Kepustakaan Telogen Efluvium

Pemeriksaan Laboratorium meliputi pemeriksaan terjadi antara lain dermatitis kontak alergik, iritasi,
darah perifer lengkap, kadar hormon tiroid, feritin kering, merah, skuama, gatal.1,2,3 Penggunaan retinol
serum, fungsi ginjal, fungsi hati, testosteron bebas, bersama minoksidil dikatakan dapat meningkatkan
prolaktin, 17-hydroxyl progesterone, titer antinuclear absorbsi dan efektivitas minoksidil. Beberapa ahli
antibody serologi sifilis, serta pemeriksaan human menggunakan gel tretinoin 0,1% dan memberikan hasil
imunodeficiency virus (HIV) dapat dilakukan bila cukup baik.3 Preparat topikal yang mengandung copper
ada kecurigaan yang mengarah kesana.12,17 Hasil dapat bermanfaat untuk menstimulasi pertumbuhan
yang tidak normal dapat membantu kita untuk rambut, meningkatkan aliran darah pada folikel
menyingkirkan diagnosis banding dan menentukan rambut, sebagai antioksidan dan antiinflamasi, namun
etiologi TE sehingga penatalaksanaannya dapat berupa preparat ini belum disetujui FDA.
tindakan koreksi sesuai etiologi. Pemberian suplementasi oral untuk terapi TE
Diagnosis banding TE antara lain alopesia areata belum ada yang mendapat persetujuan FDA. Bila �����
difus, alopesia androgenetika, anagen efluvium (AE). ditemukan gangguan pada nutrisi sebaiknya pasien
Pada alopesia areata difus hair pull test positif bermakna dikonsulkan ke ahli gizi karena pemberian suplementasi
(< 10 helai tiap traksi) dan secara mikroskopik dapat tambahan tidak dianjurkan apabila tidak terbukti
ditemukan rambut anagen distrofik maupun rambut ditemukan adanya defisiensi zat gizi.13
telogen. Pada alopesia androgenetika rambut��������������
rontok
berlebihan dan menipis terutama di bagian crown, PEMBAHASAN
vertex atau frontal dan pada pemeriksaan histologis TE adalah pelepasan rambut telogen dalam
terdapat pengecilan folikel pangkal rambut menjadi jumlah berlebihan yang disebabkan oleh kelainan
folikel yang menyerupai velus. Sementara pada AE siklus rambut,���������������������������
tanpa disertai peradangan. Pada TE
ditandai dengan pelepasan atau patahnya rambut akut, patomekanisme yang terjadi adalah immediate
anagen yang berlebihan, biasanya disebabkan terapi anagen release, dan akan mengalami resolusi setelah
radiasi di kepala dan kemoterapi sistemik.3,6 faktor etiologinya dikoreksi. Pada TE kronik bersifat
Penatalaksanaan TE bersifat kausatif yaitu dengan idiopatik dan resolusinya lambat, dengan durasi lebih
mengeliminasi faktor etiologi atau pemicu yang telah dari 6 bulan. ���������������������������������
Prognosis TE umumnya baik selama
diidentifikasi. Pada TE akut dapat terjadi resolusi etiologi dapat diidentifikasi dan dikoreksi.
setelah faktor etiologinya disingkirkan dan akan Berdasarkan patomekanismenya TE dibagi menjadi
memberikan hasil perbaikan penurunan jumlah 5 oleh Headington berdasarkan adanya pemanjangan
kerontokan rambut dan densitas rambut kembali atau pemendekan pada salah satu fase pada siklus
normal yang berlangsung dalam waktu antara 6 rambut. TE dipacu oleh stes fisik, stres psikologis,
bulan hingga 1 tahun. Namun pada TE kronik sulit stres metabolik, gangguan nutrisi, perubahan hormonal
karena faktor etiologi sulit diidentifikasi dan proses dan obat-obatan yang menyebabkan rambut dalam
berlangsung lama sehingga resolusi lambat. jumlah besar memasuki fase telogen dan terjadilah
Penggunaan minoksidil topikal 2% dan 5% telah kerontokan yang berlebihan.
disetujui FDA dan memiliki efek memperpanjang Pengumpulan data secara rinci mengenai faktor-
fase anagen, memperbesar folikel yang mengalami faktor etiologi dan segala hal yang berkaitan dengan
miniaturisasi (pada kasus AGA), dan vasodilator.23 kerontokan rambut dapat mengarahkan pada diagnosis
Menurut Garcia-Hernandez dan Camacho pengobatan TE dan mengetahui faktor-faktor yang menjadi pemicu
topikal minoksidil pada TE memberikan respons terapi dan etiologi dari TE. Pemeriksaan klinis seperti hair
lebih dari 70% dengan respons pertumbuhan lebih dari pull test, trichogram, biopsi dan serial hair collection serta
55% pada penggunaan selama 12 bulan.11 Aplikasinya pemeriksaan laboratoris yang rinci dan teliti dapat
ditetes sebanyak 1 ml 2 kali sehari pada kulit kepala membantu menegakkan diagnosa TE.
yang kering, dan diulang jika skalp basah karena Penatalaksanaan TE bersifat kausatif, yaitu
keringat. Minoksidil
��������������������������������������
sebaiknya digunakan paling dengan mengkoreksi etiologi oleh karenanya dengan
sedikit selama 12 bulan untuk menilai efektivitas mengetahui faktor-faktor pemicu dan etiologi yang
terapi. ����������������������������������������������
Pasien harus diberi penjelasan dan diingatkan mengakibatkan TE dapat dilakukan terapi secara
untuk tetap meneruskan terapi, bila terjadi TE yang rasional. Edukasi yang baik kepada pasien mengenai
bersifat sementara yang timbul 2–8 minggu setelah etiologi, perjalanan penyakit dan prognosisnya dapat
terapi dimulai. Patomekanisme yang terjadi adalah membantu pasien dalam mengatasi masalah dan
immediate telogen release. Efek samping yang dapat kebingungannya. Resolusi ditandai dengan penurunan

73
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin Vol. 23  No. 1 April 2011

jumlah kerontokan rambut sampai normal hair pull test Pathology, and management. London: Martin Dunitz
negatif dan adanya sinkronisasi pertumbuhan rambut Ltd; 2000. p. 95–101. Sinclair R. Chronic telogen
(rambut tumbuh sama panjangnya). Prognosis TE baik effluvium or early androgenetic alopecia? Int J of
Dermatol 2004; 43: 842–3.
karena pasien tidak akan mengalami kebotakan.
13. Shapiro J. Telogen Effluvium: Acute and Chronic. In:
Shapyro J, editor. Hair Loss Principles of Diagnosis
KEPUSTAKAAN and management of Alopecia. London: Martin Dunitz
1. Dawber R, Berker DD, and Wojnarowska F. Disorders Ltd; 2002. p. 147–154.
of Hair. In: Champion RH, Burton JL, Burns DA, 14. Thai KE, Sinclair RD. Chronic telogen effluvium in
Breathnach SM, editors. Rook/Wilkinson/Ebling. a man. J Am Acad Dermatol 2002; 4: 605–7.
Textbook of Dermatology. 6th ed. Oxford: Blackwell 15. Trost LB, Bergfled WF, Calogeras E. The Diagnosis
science Ltd; 1998. p. 2869–89. and treatment of iron deficiency and its potentiation
2. Hughes ECW. Telogen effluvium. Sperling L, Butler relationship to hair loss. J Am Acad Dermatol 2006;
DF, Chan EF, eds. www.eMedicine.com Last update 54 (5): 328–35.
2010. 16. Geilen CC, Peytavi UB, Orfanos CE. Metabolic ����������
3. Olsen EA, Paus R. Hair growth disorder. In:
��������������
Freedberg Disorders Involving the Hair. In: Camacho FM,
IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF, editors. ��������������
Fitzpatrick’s Randal VA, Price VH, editors.Biology, Pathology,
Dermatology in General Medicine, 7th edition. New and management. 1st ed. London: Martin Dunitz Ltd;
York: Mcgraw- Hill Inc; 2008. p. 753–77. 2000. p. 275–82.
4. Fiedler VC, Gray AC. Diffuse Alopecia: Telogen Hair 17. Almagro M, DelPozo J. Garcia-Silva J, Castro A, Lopez-
Loss. In: Olsen AE, editor. Disorder of Hair Growth. Calvos, Yetra-Pimentel MT, et al. Telogen effluvium as
New York: McGraw-Hill, 2003: 303–20. a clinical presentation of human immunodeficiency
5. Sinclair R. Chronic Telogen Effluvium: a study 5 virus infection. Am J Med 2002; 112: 508–9.
patients over 7 years. J Am Acad Dermatol 2005; 52: 18. Pettigano R, Heard ML, Labuz MD, Wagoner SF,
512–6. Fortenberry J. Hair loss after extracorporeal membrane
6. Chartier MB, Hoss DM, Grant-Keis JM. ���������Approach oxygenation. Ped Critical Care Med 2003; 4(3):
to the adult pemale patient with diffuse nonscarring 256–67.
alopecia. J Am Acad Dermatol 2002; 47: 809–18. 19. Tosti A, Pirracini BM, VanNeste DJ. Telogen effluvium
7. Cotsarelis G, Botchkarev V. Biology of hair Follicles. In: after allergic contact dermatitis of the scalp. Arch
Leffel JD, Paller SA, Gilchrest AB, Katz SI, goldsmith Dermatol 2001; 137: 187–90.
AL, Wolff K, editors. Fitzpatrick’s Dermatology in 20. Swee W, Klontz KC, Lambert LA. A nationwide
general medicine. 7th ed. New York: McGraw-Hill outbreak of alopecia associated with the use of a
Inc; 2008.p. 739–48. hair-relaxing formulation. Arch Dermatol 2000; 136:
8. Kuo TW, Chuong CM. Developmental Biology of hair 1104–8.
follicles and Others Skin Appendages. In: Camacho 21. Sinclair R. Chronic telogen effluvium or early
FM, Randal VA, Price VH, editors.Biology, Pathology, androgenetic alopecia? Int. J of Dermatol 2004; 43:
and management. 1st ed. London: Martin Dunitz Ltd; 842–3.
2000. p. 17–29. 22. Panconesi E. Psychosomatic factors in dermatology:
9. Sperling LC. Hair Anatomy for the Clnician. J Am special perspectives for application in clinical practice.
Acad Dermatology 1991; 25: 1–17. Dermatol Clin 2005; 23(4): 567–75.
10. Shapiro J. Drug Induced Alopecia. In: Shapiro J, editor. 23. Kivanc-Altunay I, Savos C, Gokdemir G, Koslu A,
Hair Loss Principles of Diagnosis and Management Ayaydin EB. The presence of trichodynia in patient
of Alopecia. London: Martin Dunitz; 2002. with telogen effluvium and androgenetic alopecia. Int.
p. 135–46. J of Dermatol 2003; 43: 691–3.
11. Paus R, Rover SM, McKay I. Control of the hair 24. Olsen EA. Clinical tools for assessing hair loss. In:
Follicle Growth Cycle. In: Camacho FM, Randal VA, Olsen EA, editor. Disorder of hair growth. New York:
editors. Hair and its Disorders, Biology, Pathology, McGraw-Hill; 2003. p. 75–86.
and management. London: Martin Dunitz Ltd; 2000. 25. Sinclair R, Jolley D, Mallari R, Magee J. The reliability
p. 83–94. of horizontal sectioned scalp biopsiesin the diagnosis
12. Peytavi UB, Mandt N. Signalling molecule in Human of chronic diffuse telogen hair loss in women. J Am
Hair Follicle Cell Populations. In: Camacho FM, Acad Dermatol 2004; 51: 189–99.
Randal VA, editors. Hair and its Disorders, Biology,

74

Anda mungkin juga menyukai