Anda di halaman 1dari 52

Choirunnisa Fauzi 170100060

Pemahaman dalam
perkembangan teknologi dunia
kedokteran
Choirunnisa Fauzi 170100060
• Melalui metode keilmuan akan didapatka “ilmu” dari sejumlah “pengetahuan”,
yang memiliki cirri-ciri tertentu, sebagai pembeda dengan pengetahuan-
pengetahuan lainnya yang belum teruji. (pengetahuan = knowledge, sedang ilmu
= science atau sains). Jadi ilmu adalah pengetahuan yang memenuhi cirri-ciri
tertentu dan disinilah dibakukan menjadi “ilmu pengetahuan”, yang kedua
terminology tersebut digabung menjadi satu kata. Dapat juga dirumuskan bahwa
ilmu ialah sebagai “pengetahuan yang ilmiah”.

Sedangkan teknologi adalah penerapan ilmu-ilmu dasar untuk memecahkan
masalah guna mencapai suatu tujuan tertentu. Adapun tujuan manusia dalam
kehidupan ini dapat menjadi banyak sekali, yang kesemuanya itu ditentukan oleh
niatnya, sebagaimana yang disebut dengan “semua amal itu tergantung pada
niatnya”.
Kedudukan ilmu pengetahuan sendiri sebagai ilmu dasar jelas netral. Setelah
digunakan manusia untuk diterapkan guna mencapai suatau tujuan, barulah
dapat dinilai apakah penerapan itu dapat dibenarkan oleh agama atau tidak.
Pandangan Islam terhadap ilmu pengetahuan
dan teknologi
Agama Islam banyak memberikan penegasan mengenai ilmu pengetahuan
baik secara nyata maupun secara tersamar, seperti yang disebut dalam surat
Al-Mujadalah ayat 11 yang artinya sebagai berikut :
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Maksudnya sebagai berikut : sama-sama dari kelompok yang beriman, maka
Allah SWT akan masih meninggikan derat bagi mereka, ialah mereka yang
berilmu pengetahuan.
Orang berilmu pengetahuan berarti menguasai ilmu dan memilki
kemampuan untuk mendapatkan dan menjelaskannya. Untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan diperlukan antara lain adanya sarana
tertentu, yakni yang disebut “berpikir”. Jelasnya berpikir pada dasarnya
merupakan suatu proses untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu, apabila di dalam Al-Qur’an sering-sering disebut


dengan kata-kata “berpikir” atau “berpikirlah” dan sebagainya. Dalam
arti langsung maupun dalam arti sindiran dapat kita artikan juga
sebagai perintah untuk mencari atau menguasai ilmu pengetahuan.
Perhatikanlah ayat berikut ini:
Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang
di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah
SWT) bagi kaum yang berfikir.
(QS. Al-Jaatsiyah: 13)
Ayat tersebut merupakan salah satu dari sekian banyak ayat Al-Qur’an
yang menjelaskan tentang keutamaan kaum berfikir. Dan dengan
mudah, saat manusia mentadaburi Al-Qur’an akan banyak manusia
temukan ayat-ayat tersebut yang baik tersurat maupun tersirat
meminta manusia untuk menggunakan akal fikirannya.
• Dalam pandangan Islam, Iptek juga di gambarkan sebagai cara mengubah
suatu sumber daya menjadi sumberdaya lain yang lebih tinggi nilainya, hal
ini tercoverr dalam surat Ar-Ra’d syat 11, yaitu :
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa, pada dasarnya Al-Qur’an
telah mendorong manusia untuk berteknologi supaya kehidupan mereka
meningkat. Upaya ini harus merupakan rasa syukur atas keberhasilannya
dalam merubah nasibnya. Dengan perkataan lain, rasa syukur atas
keberhasilannya dimanifestasikan dengan mengembangkan terus
keberhasilan itu, sehingga dari waktu kewaktu keberhasilan itu akan selalu
maningkat terus.
Pada masa Nabi sudah ada penemuan-penemuan yang bisa dinamakan
dengan Iptek, sepertihalnya Iptek dalam dunia pertanian. Para sahabat
Nabi pernah melalukan pembuahan buatan (penyilangan atau
perkawinan) pada pohon kurma. Lalu Nabi menyarankan agar tidak
usah melakukannya. Kemudian ternyata buahnya banyak yang rusak
dan setelah itu dilaporkan kepada Nabi, maka Nabi berpesan “ Abirruu
antum a’lamu biumuuri dunyaakum” (lakukanlah pembuahan
buatan! Kalian lebih mengetahui tentang urusan dunia kalian).
’Islam banyak memberi kontribusi pada pengembangan ilmu kedokteran,” papar Ezzat Abouleish.
Era kejayaan Islam telah melahirkan sejumlah tokoh kedokteran terkemuka, seperti Al-Razi, Al-Zahrawi, Ibnu-
Sina, Ibnu-Rushd, Ibn-Al-Nafis, dan Ibn- Maimon. Al-Razi (841-926 M) dikenal di Barat dengan nama Razes. Ia
pernah menjadi dokter istana Pangerang Abu Saleh Al-Mansur, penguasa Khorosan. Ia lalu pindah ke Baghdad
dan menjadi dokter kepala di RS Baghdad dan dokter pribadi khalifah. Buku kedokteran yang dihasilkannya
berjudul “Al-Mansuri” (Liber Al-Mansofis) dan “Al-Hawi”.
Tokoh kedokteran lainnya adalah Al-Zahrawi (930-1013 M) atau dikenal di Barat Abulcasis.Dia adalah ahli bedah
terkemuka di Arab.Al-Zahrawi menempuh pendidikan di Universitas Cordoba.Dia menjadi dokter istana pada
masa Khalifah Abdel Rahman III.Sebagain besar hidupnya didedikasikan untuk menulis buku-buku kedokteran
dan khususnya masalah bedah.
Salah satu dari empat buku kedokteran yang ditulisnya berjudul, ‘Al-Tastif Liman Ajiz’an Al-Ta’lif’ – ensiklopedia
ilmu bedah terbaik pada abad pertengahan.Buku itu digunakan di Eropa hingga abad ke-17.Al-Zahrawi
menerapkan cautery untuk mengendalikan pendarahan.Dia juga menggunakan alkohol dan lilin untuk
mengentikan pendarahan dari tengkorak selama membedah tengkorak.Al-Zahrawi juga menulis buku tentang
tentang operasi gigi.
Dokter Muslim yang juga sangat termasyhur adalah Ibnu Sina atau Avicenna (980-1037 M).Salah satu kitab
kedokteran fenomela yang berhasil ditulisnya adalah Al-Qanon fi Al- Tibb atau Canon of Medicine.Kitab itu
menjadi semacam ensiklopedia kesehatan dan kedokteran yang berisi satu juta kata.Hingga abad ke-17, kitab
itu masih menjadi referensi sekolah kedokteran di Eropa.
Tokoh kedokteran era keemasan Islam adalah Ibnu Rusdy atau Averroes (1126-1198 M).Dokter
kelahiran Granada, Spanyol itu sangat dikagumi sarjana di di Eropa.Kontribusinya dalam dunia
kedokteran tercantum dalam karyanya berjudul ‘Al- Kulliyat fi Al-Tibb’ (Colliyet).Buku itu berisi
rangkuman ilmu kedokteran.Buku kedokteran lainnya berjudul ‘Al-Taisir’ mengupas praktik-praktik
kedokteran.
Nama dokter Muslim lainnya yang termasyhur adalah Ibnu El-Nafis (1208 – 1288 M).Ia terlahir di
awal era meredupnya perkembangan kedokteran Islam. Ibnu El-Nafis sempat menjadi kepala RS Al-
Mansuri di Kairo.Sejumlah buku kedokteran ditulisnya, salahsatunya yang tekenal adalah ‘Mujaz Al-
Qanun’.Buku itu berisi kritik dan penambahan atas kitab yang ditulis Ibnu Sina. Beberapa nama
dokter Muslim terkemuka yang juga mengembangkan ilmu kedokteran antara lain; Ibnu Wafid Al-
Lakhm, seorang dokter yang terkemuka di Spanyol; Ibnu Tufails tabib yang hidup sekitar tahun 1100-
1185 M; dan Al-Ghafiqi, seorang tabib yang mengoleksi tumbuh-tumbuhan dari Spanyol dan Afrika.
Setelah abad ke-13 M, ilmu kedokteran yang dikembangkan sarjana-sarjana Islam mengalami masa
stagnasi.Perlahan kemudian surut dan mengalami kemunduran, seiring runtuhnya era kejayaan
Islam di abad pertengahan.sampai disini, penulis tidak akan menjelaskan nasib Ilmu kedokteran
masa kemunduran Islam. Karena sudah jelas Peradaban Islam mengalami kematian. Oleh karena itu,
dalam sub-bab selanjutnya penulis akan terus menulusuri warisan-warisan peradaban Islam
berkaitan dengan bidang ini. Karena banyak sekali warisan peradaban Islam dalam bidang
kedokteran, baik itu berupa teori-teori pengobatan, lembaga-lembaga, beserta sistemnya.
Apa bukti bahwa Islam mengajarkan ilmu
kedokteran?
Dari beberapa penelitian modern, diketahui bahwa madu memiliki nilai gizi yang baik untuk
kesehatan. Khasiat madu sangat berkaitan dengan kandungan gulanya yang tinggi, yakni
fruktosa, glukosa,dan sukrosa. Sementara kandungan asam aminonya cukup beragam, baik
asam amino essensial maupun non essensial, dan unsur kandungan lainnya, seperti enzim
pencernaan, vitamin yang terdapat dalam madu yang beragam yakni vitamin B1, B2, B3,
B6, dan vitamin C. Di samping itu, mineral yang terdapat dalam madu juga merupakan
sumber ideal bagi tubuh manusia karena proporsi dan jumlah mineral madu mendekati
kadar mineral yang dalam darah manusia. Diketahui pula, madu mengandung zat antibiotik
dan dapat digunakan sebagai desinfektan ringan.
Ulasan tersebut ternyata sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. An-Nahl: 69. Dalam
ayat tersebut dijelaskan bahwa madu adalah minuman yang mengandung berbacam-
macam obat. Padahal sebagaimana diketahui Al-Qur’an lebih dahulu ada dari pada hasil
penelitian seperti yang telah diulas di atas.
”Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu
yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran
Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An-Nahl: 69)
Sementara di permasalahan yang lain, dalam QS. Al-Qiyaamah: 3-4 Allah
SWT berfirman bahwa Dia tidak saja dapat mengumpulkan tulang-
tulang kita, tapi dia juga dapat menyusun kembali jari-jari kita. Mengapa Al-
Qur’an ketika berbicara tentang tulang belulang juga berbicara tentang jari-jemari?
Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata sejak Sir
Francis Golt berhasil melakukan penelitiannya tentang sidik jari manusia, pada tahun 1880 sidik jari
diakui menjadi alat identifikasi manusia dalam banyak hal, misalnya untuk kasus penegakan hukum.
Setiap manusia memiliki keunikan sidik jari yang tidak dimiliki manusia lainnya. Namun, adakah man
usia yang tahu tentang hal itu melebihi sebelum Allah SWT menyampaikan firman-Nya
yang turun sekitar 1400 tahun yang lalu? Penelitian pertama tentang hal itu saja baru dilakukan oleh
Sir Francis Golt dan diakui pada tahun 1880. Jadi, dapat dikatakan Allah SWT-lah, melalui Al-Qur’an,
yang pertama kali Bicara tentang hal itu. Jelas saja, Dia adalah Pencipta sidik jari.
Berkenaan dengan penciptaan manusia,
Allah berfirman bahwa manusia tercipta dari air, sebagaimana yang tersurat disampaikan-Nya pad
QS. Furqon: 54 sebagai berikut:
”Dan Dia (pula)
yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah
dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.”
Banyak firman Allah yang lain yang menjelaskan tentang hal itu, misalnya ilmu reproduksi
(QS. Al-Mu’minun:12-14), indera penglihatan (QS. An-Nur: 44), gizi dan makanan (QS. Al-
Baqarah: 173), dan lain sebagainya baik aayat-ayat di dalam Al-Qur’an ataupun yang ada di
alam .
Rosulullah, sebagai seorang utusan Allah pun, pernah mengajari ummatnya agar makan
dengan tangan. Setelah diteliti lebih mendalam, ternyata di sela-sela jari manusia
terkandung enzim-enzim pencernaan yang mendorong positif sistem digesti manusia.
Dalam dunia kedokteran dikenal tokoh-tokoh besar seperti Avicena (Ibnu Sina), Al-Razi, Al-
Zahrawi, Ibnu-Rushd, Ibn-Al-Nafis, dan Ibn-Maimon. Mereka adalah sebagian dari dokter-
dokter muslim yang berhasil membawa kedokteran Islam lebih dikenal dunia. Karya Ibnu
Sina yang berjudul Qanun Fi Al-Tibb atau Canon of Medicine menjadi ensiklopedia
kesehatan dan kedokteran yang berisi satu juta kata. Sampai saat ini, kitab itu masih
tersimpan di Oxford University Eropa. Al- Kulliyat fi Al-Tibb’ (Colliyet)—karya Ibnu Rushd—
merupakan rangkuman ilmu kedokteran. Sementara buku lainnyaa, ‘Al-Taisir’, mengupas
praktik-praktik kedokteran.
HUKUM TRANSFUSI DARAH DALAM ISLAM
Perkataan tranfusi darah, adalah terjemahan dari bahasa inggris “Blood
Transfusi“, kemudian diterjemahkan oleh dokter Arab menjadi ‫نقل الدم‬
( ‫للعالج‬memindahkan darah karena kepentingan medis).[1]
Lalu Dr.Ahmad Sofian mengartikan tranfusi darah dengan istilah
“pindah-tuang darah” sebagaimana rumusan definisinya yang
berbunyi: ”pengertian pindah-tuang darah adalah memasukkan darah
orang lain ke dalam pembuluh darah orang yang akan ditolong”.[2]
Tranfusi darah itu tidak membawa akibat hukum adanya kemahraman
antara pendonor dan resipien.sebab faktor-faktor yang dapat
menyebabkan kemahraman sudah ditentukan oleh Islam sebagaimana
tersebut dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa’ ayat 23:
Masalah transfusi darah tidak dapat dipisahkan dari hukum menjual belikan
darah sebagaimana sering terjadi dalam parkteknya di lapangan.Mengingat
semua jenis darah termasuk darah manusia itu najis berdasarkan hadits
riwayat Bukhari dan Muslim dari Jabir, kecuali barang najis yang ada
manfaatnya bagi manusia, seperti kotoran hewan untuk keperluan
pupuk.Menurut madzhab Hanafi dan Dzahiri, Islam membolehkan jual beli
barang najis yang ada manfaatnya seperti kotoran hewan.Maka secara
analogi (qiyas) madzhab ini membolehkan jual beli darah manusia karena
besar sekali manfaatnya untuk menolong jiwa sesama manusia, yang
memerlukan transfusi darah. Namun pendapat yang paling kuat adalah
bahwa jual beli darah manusia itu tidak etis disamping bukan termasuk
barang yang dibolehkan untuk diperjual belikan karena termasuk bagian
manusia yang Allah muliakan dan tidak pantas untuk diperjual belikan,
karena bertentangan dengan tujuan dan misi semula yang luhur, yaitu amal
kemanusiaan semata, guna menyelamatkan jiwa sesama manusia.
Penerima sumbangan darah tidak disyari’atkan harus sama dengan
donor darahnya mengenai agama atau kepercayaan, suku bangsa dan
sebagainya. Karena menyumbangkan darah dengan ikhlas adalah
termasuk amal kemanusiaan yang sangat dihargai dan dianjurkan
(mandub) oleh islam, sebab dapat menyelamatkan jiwa manusia, sesuai
dengan firman Allah :
Artinya:“Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang
manusia, maka seolah-olah ia memelihara kehidupan manusia
semuanya” (Q.S. Al-Maidah : 32),
HUKUM INSEMINASI BUATAN PADA MANUSIA
DAN BAYI TABUNG
Inseminasi Buatan dilihat dari asal sperma yang dipakai dapat dibagi mencadi dua yaitu:
Inseminasi buatan dngan sperma sendiri atau AIH (artifisial Isemination Husband)
Inseminasi buatan dengan bukan sperma suami, atau lazim disebut dengan donor, disingkat AID (artifisial Isemination Donor)
Untuk inseminasi buatan pada manusia dengan sperma suami sendiri, baik dngan cara mengambil sperma suami kemudian
disuntukkan ke dalam vagina atau uterus istri, maupu dengan cara pembuahan dilakkan di Luar rahim (bayi tabung). Maka hal ini
dibolhkan asal keadaan suami dan istri tersbut benar-benar membutuhkan untuk memperoleh keturunan.
Jadi pada prinsipnya dibolehkan inseminasi itu bila keadaannya benar-benar memaksa pasangan itu untuk melakukannya dan bila
tidak akan mengancap ke utuhan rumah tangganya (terjadi percrian). Sesuai dengan kaidah ushul fiqh
‫الحاجة تنزل منزلة الضرورة‬
"hajat itu keperluan yang sangat penting diberlakukan seperti keadaan dorurat”
Adapun proses bayi tabung melalui sperma donor para ulama mengharamkannya, seperti pendapat Yusuf al-Qardlawi, katanya....”
islam juga menharamkan apa yang disebut [encangkokan sperma (bayi tabung).
Proses bayi tabung dengan menggunakan donor sperma dan ovum ini lebih banyak mendatangkan mudharat dari pada maslahah.
Adapun mudharatnya antara lain adalah:
Terjadinya percampuran nasab, padahal Islam sangat menjaga kesucian atau kehormatan kelamin dan kemurnian nasab, karena nasab
itu ada kaitannya dengan kemahraman dan warisan.
Bertentangan dengan sunnatullah atau hukum alam.
Pembuahan dengan cara donor sperma ini sama dengan prostitusi, karena terjadi percampuran sperma pria dan ovum wanita tanpa
pekawinan yang sah.
Kehadiran anak hasil bayi tabung dengan donor sperma bisa menjadi sumber konflik dalam rumah tangga.
HUKUM TRANSPLANTASI
Hukum tentang transplantasi sangat bermacam-macam, ada yang mendukung dan ada pula yang menolaknya. Oleh karena itu, dalam pembahasan ini akan menggabungkan hukum-
hukum dari beberapa sumber yaitu dari Abuddin (Ed) (2006) dan Zamzami Saleh (2009), sebagai berikut.
Transplantasi organ ketika masih hidup.
Pendapat 1: Hukumnya tidak Boleh (Haram).Meskipun pendonoran tersebut untuk keperluan medis (pengobatan) bahkan sekalipun telah sampai dalam kondisi darurat.
Dalil1: Firman Allah SWT “Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri, sesungguhnya Allah maha penyayang kepadamu“ ( Q.S.An-Nisa’:4:29) dan Firman Allah SWT “Dan Janganlah
kamu jatuhkan dirimu dalam kebinasaan dan berbuat baiklah sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik” (Q.S.Al-Baqarah :2:195).
Maksudnya adalah bahwa Allah SWT melarang manusia untuk membunuh dirinya atau melakukan perbuatan yang membawa kepada kehancuran dan kebinasaan. Sedangkan orang
yang mendonorkan salah satu organ tubuhnya secara tidak langsung telah melakukan perbuatan yang membawa kepada kehancuran dan kebinasaan.Padahal manusia tidak disuruh
berbuat demikian, manusia hanya disuruh untuk menjaganya (organ tubuhnya) sesuai ayat di atas.
Manusia tidak memiliki hak atas organ tubuhnya seluruhnya,karena pemilik organ tubuh manusia Adalah Allah swt.
Pendapat 2: Hukumnya ja’iz (boleh) namun memiliki syarat-syarat tertentu.
Dalil 2: Seseorang yang mendonorkan organ tubuhnya kepada orang lain untuk menyelamatkan hidupnya merupakan perbuatan saling tolong-menolong atas kebaikan sesuai firman
Allah swt “ Dan saling tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu saling tolong monolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan” (Qs.Al-ma’idah 2).
Setiap insan, meskipun bukan pemilik tubuhnya secara pribadi namun memiliki kehendak atas apa saja yang bersangkutan dengan tubuhnya, ditambah lagi bahwa Allah telah
memberikan kepada manusia hak untuk mengambil manfa’at dari tubuhnya, selama tidak membawa kepada kehancuran, kebinasaan dan kematian dirinya (QS. An-Nisa’ 29 dan al-
Baqarah 95).Oleh karena itu, sesungguhnya memindahkan organ tubuh ketika darurat merupakan pekerjaan yang mubah (boleh) dengan dalil.
Transplantasi organ ketika dalam keadaan koma.
Pendapat: Melakukan transplantasi organ tubuh donor dalam keadaan masih hidup, meskipun dalam keadaan koma, hukumnyaharam.
Dalil: Sesungguhnya perbuatan mengambil salah satu organ tubuh manusia dapat membawa kepada kemudlaratan, sedangkan perbuatan yang membawa kepada kemudlaratan
merupakan perbuatan yang terlarang sesuai Hadist nabi Muhammad saw “Tidak boleh melakukan pekerjaan yang membawa kemudlaratan dan tidak boleh ada kemudlaratan”
Manusia wajib berusaha untuk menyembuhkan penyakitnya dem mempertahankan hidupnya, karena hidup dan mati itu berada ditangan Allah SWT.Oleh sebab itu, manusia tidak
boleh mencabut nyawanya sendiri atau mempercepat kematianorang lain, meskipun mengurangi atau menghilangkan penderitaan pasien.
Transplantasi organ ketika dalam keadaan telah meninggal.
Pendapat 1: Hukumnya Haram karena kesucian tubuh manusia setiap bentuk agresi atas tubuh manusia merupakan hal yang terlarang.
Dalil: Ada beberapa perintah Al-Qur’an dan Hadist yang melarang. Diantara hadist yang terkenal, yaitu:
“Mematahkan tulang mayat seseorang sama berdosanya dan melanggarnya dengan mematahkan tulang orang tersebut ketika ia masih hidup”
Tubuh manusia adalah amanah, pada dasarnya bukanlah milik manusia tapi merupakan amanah dari Allah yang harus dijaga, karena itu manusia tidak memiliki hak untuk
mendonorkannya kepada orang lain.
Pendapat 2: Hukumnya Boleh.
Dalil: Dalam kaidah fiqiyah menjelaskan bahwa “Apabila bertemu dua hal yang mendatangkan mafsadah (kebinasaan), maka dipertahankan yang mendatangkan madharat yang paling
besar dengan melakukan perbuatan yang paling ringan madharatnya dari dua madharat”.
Selama dalam pekerjaan transplantasi itu tidak ada unsur merusak tubuh mayat sebagai penghinaan kepadanya.
BAYI TABUNG DENGAN RAHIM YANG DI SEWA
Jika sperma berasal dari laki-laki lain baik diketahui maupun tidak, maka ini diharamkan. Begitu pula jika sel telur berasal dari wanita
lain, atau sel telur milik istri, tetapi rahimnya milik wanita lain maka inipun tidak diperbolehkan. Cara ini tidak diperbolehkan karena
akan menimbulkan sebuah pertanyaan yang membingungkan, “Siapakah ibu dari bayi tersebut, apakah perempuan pemilik sel telur
yang membawa karakteristik keturunan, atau perempuan yang menderita dan menanggung rasa sakit karena hamil dan melahirkan?
Para ahli fiqih sendiri berbeda pendapat jika seandainya hal ini terjadi, maka di antara mereka ada yang berpendapat bahwa ibu bayi
tersebut adalah perempuan pemilik sel telur, dan ada juga yang berpendapat bahwa ibunya adalah perempuan yang mengandung
dan melahirkannya, dan pendapat ini memakai dalil yaitu firman Allah S.W.T sebagai berikut:
‫ا ِْن ا ُ َّمـهـتُـ ُهـ ْم ا ََِّّل الّئِ ْي َولَـ ْد نَـ ُهـ ْم‬
Artinya:
Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. (Q.S. Al-Mujadalah: 03).
Jadi, semua ahli fiqih tidak membolehkan penyewaan rahim dalam berbagai bentuknya.Jika ada sebagian wanita yang mendapat
cobaan dari Allah dengan tidak bisa menghasilkan sel telur, maka mereka seperti halnya para wanita yang tidak memiliki rahim.
Jadi, ada sebagian orang atas kehendak Allah terlahir dalam keadaan mandul.Kehendak-Nya ini tidak bisa ditolak dan tidak bisa di
obati, yang bisa dilakukan oleh mereka hanya bersabar dan ridha terhadap ketetapan-Nya.Dalam kondisi seperti ini, mereka bisa
menunaikan kewajiban sebagai seorang ibu dan ayah di panti-panti asuhan atau tempat pemeliharaan anak hilang. Apalagi melakukan
hal seperti ini akan mendapatkan pahala yang melimpah dari Allah S.W.T.
Jadi kesimpulan nya sebagai berikut :
Proses bayi tabung dengan sel sperma dan ovum dari suami istri sendiri dan tidak di transfer embrionya ke dalam rahim wanita lain
(ibu titipan) maka diperbolehkan dalam Islam, jika keadaan kondisi suami istri yang bersangkutan benar-benar memerlukannya.
Proses bayi tabung dengan sperma atau ovum donor diharamkan dalam Islam, hukumnya sama dengan zina dan anak yang lahir dari
hasil bayi tabung ini statusnya sama dengan anak yang lahir di luar perkawinan yang sah.
Perkembangan Sistem Informasi Dalam
bidang Kedokteran
Perkembangan teknologi selalu memberikan berbagai pengaruh
positif, salah satunya dalam bidang kedokteran. Dalam bidang
kedokteran, teknologi sekarang ini sangat di butuhkan. Dari mulai
pekerjaan kantornya, hingga pekerjaan praktek dalam kedokteran.
Perkembangan dan kemajuan berbagai macam alat elektronik ini,
sangat membantu seorang dokter.

Beberapa pengaplikasian yang telah di terapkan :


Rekam medis Berbasis Komputer (Computer
Based Patient Record)
Salah satu tantangan besar dalam penerapan teknologi informasi dan
komunikasi di rumah sakit adalah penerapan rekam medis berbasis
komputer. Pengertian rekam medis berbasis komuter bervarisai, akan tetapi,
secara prinsip adalah penggunaan database untuk mencatat semua data
medis, demografis serta setiap event dalam mmanajemen pasien di rumah
sakit. Rekam medis berbasis komputer akan menghimpun berbagai data
klinis pasien baik yang berasal daarihasil pemeriksaan dokter, digitasi dari
alat diagnosisi (EKG), radiologi, dll), konversi hasil pemeriksaan laboratorium
maupun interpretasi klinis. Rekam medis berbasis komputer yang lengkap
biasanya disertai dengan fasilitas pendukung keputusan yang memungkinkan
pemberian alert, reminder, bantuan diagnosis maupun terapi agar dokter
maupun klinisi dapat mematuhi protokol klinik.
Teknologi Penyimpan data Portabel
Aplikasi penyimpan data portabel sederhana adalah bar code
(atau kode batang). Kode batang ini seudah jamak digunakan di
kalangan industri sebagai penanda unik merek dagang tertentu. Hal ini
jelas sekali mempermudah supermarket dan gudang dalam manajemen
retail dan inventori. Food and Drug Administration (FDA) di AS telah
mewajibkan seluruh pabrik obat di AS untuk menggunakan barcode
sebagai penanda obat. Penggunaan bar code juga akan bermanfaat
bagi apotik dan instalasi farmasi di rumah sakitdalam mempercepat
proses inventori. Selain itu, penggunaan barcode juga dapat digunakan
sebagai penanda unik pada kartu dan rekam medis pasien.
Komputer Genggam (PDA/Personal Digital
Assistant)
Saat ini, penggunaan komputer genggam (PDA) menjadi hal yang
semakin lumrah di kalangan medis. Di Kanada, limapuluh persen dokter yang
berusia di bawah 35 tahun menggunakan PDA karena dapat digunakan untuk
menyimpan berbagai data klinis pasien, informasi obat, maupun panduan
terapi/penanganan klinis tertentu. Beberapa situs di internet memberikan
contoh aplikasi klinis yang dapat digunakan di PDA seperti epocrates.
Pemanfaatan PDA yang sudah disertai dengan jaringan telepon
memungkinkan dokter tetap dapat memiliki akses terhadap database pasien
di rumah sakit melalui jaringan internet. Salah satu contoh penerapan
teknologi telemedicine adalah pengiriman data radiologis pasien yang dapat
dikirimkan secara langsung melalui jaringan GSM. Selanjutnya dokter dapat
memberikan interpretasinya secara langsung PDA dan memberikan feedback
kepada rumah sakit
kesimpulan
• Perkembangan teknologi yang pesat dalam bidang kesehatan tentu
juga akan berpengaruh pada pelayanan kesehatan yang diberikan. Dengan
menggunakan rekam medik dan resep obat secara elektronik maka
pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan lebih optimal. Selain itu,
dapat menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan yang akan ditimbulkan
seperti pada saat memberikan pelayanan kesehatan secara manual. Dari
adanya kemajuan teknologi yang telah diterapkan tersebut juga dibutuhkan
tanggungjawab dari tenaga kesehatan sendiri. Tenaga kesehatan harus
memaksimalkan kinerja yang diberikan karena hal tersebut merupakan hal
yang sangat penting. Tenaga kesehatan harus dapat menggunakan
teknologi dengan benar dan beretika sehingga tidak melanggar hak, privasi
dan keberadaan orang lain.
• Melalui metode keilmuan akan didapatka “ilmu” dari sejumlah “pengetahuan”,
yang memiliki cirri-ciri tertentu, sebagai pembeda dengan pengetahuan-
pengetahuan lainnya yang belum teruji. (pengetahuan = knowledge, sedang ilmu
= science atau sains). Jadi ilmu adalah pengetahuan yang memenuhi cirri-ciri
tertentu dan disinilah dibakukan menjadi “ilmu pengetahuan”, yang kedua
terminology tersebut digabung menjadi satu kata. Dapat juga dirumuskan bahwa
ilmu ialah sebagai “pengetahuan yang ilmiah”.

Sedangkan teknologi adalah penerapan ilmu-ilmu dasar untuk memecahkan
masalah guna mencapai suatu tujuan tertentu. Adapun tujuan manusia dalam
kehidupan ini dapat menjadi banyak sekali, yang kesemuanya itu ditentukan oleh
niatnya, sebagaimana yang disebut dengan “semua amal itu tergantung pada
niatnya”.
Kedudukan ilmu pengetahuan sendiri sebagai ilmu dasar jelas netral. Setelah
digunakan manusia untuk diterapkan guna mencapai suatau tujuan, barulah
dapat dinilai apakah penerapan itu dapat dibenarkan oleh agama atau tidak.
Pandangan Islam terhadap ilmu pengetahuan
dan teknologi
Agama Islam banyak memberikan penegasan mengenai ilmu pengetahuan
baik secara nyata maupun secara tersamar, seperti yang disebut dalam surat
Al-Mujadalah ayat 11 yang artinya sebagai berikut :
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Maksudnya sebagai berikut : sama-sama dari kelompok yang beriman, maka
Allah SWT akan masih meninggikan derat bagi mereka, ialah mereka yang
berilmu pengetahuan.
Orang berilmu pengetahuan berarti menguasai ilmu dan memilki
kemampuan untuk mendapatkan dan menjelaskannya. Untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan diperlukan antara lain adanya sarana
tertentu, yakni yang disebut “berpikir”. Jelasnya berpikir pada dasarnya
merupakan suatu proses untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu, apabila di dalam Al-Qur’an sering-sering disebut


dengan kata-kata “berpikir” atau “berpikirlah” dan sebagainya. Dalam
arti langsung maupun dalam arti sindiran dapat kita artikan juga
sebagai perintah untuk mencari atau menguasai ilmu pengetahuan.
Perhatikanlah ayat berikut ini:
Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang
di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah
SWT) bagi kaum yang berfikir.
(QS. Al-Jaatsiyah: 13)
Ayat tersebut merupakan salah satu dari sekian banyak ayat Al-Qur’an
yang menjelaskan tentang keutamaan kaum berfikir. Dan dengan
mudah, saat manusia mentadaburi Al-Qur’an akan banyak manusia
temukan ayat-ayat tersebut yang baik tersurat maupun tersirat
meminta manusia untuk menggunakan akal fikirannya.
• Dalam pandangan Islam, Iptek juga di gambarkan sebagai cara mengubah
suatu sumber daya menjadi sumberdaya lain yang lebih tinggi nilainya, hal
ini tercoverr dalam surat Ar-Ra’d syat 11, yaitu :
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa, pada dasarnya Al-Qur’an
telah mendorong manusia untuk berteknologi supaya kehidupan mereka
meningkat. Upaya ini harus merupakan rasa syukur atas keberhasilannya
dalam merubah nasibnya. Dengan perkataan lain, rasa syukur atas
keberhasilannya dimanifestasikan dengan mengembangkan terus
keberhasilan itu, sehingga dari waktu kewaktu keberhasilan itu akan selalu
maningkat terus.
Pada masa Nabi sudah ada penemuan-penemuan yang bisa dinamakan
dengan Iptek, sepertihalnya Iptek dalam dunia pertanian. Para sahabat
Nabi pernah melalukan pembuahan buatan (penyilangan atau
perkawinan) pada pohon kurma. Lalu Nabi menyarankan agar tidak
usah melakukannya. Kemudian ternyata buahnya banyak yang rusak
dan setelah itu dilaporkan kepada Nabi, maka Nabi berpesan “ Abirruu
antum a’lamu biumuuri dunyaakum” (lakukanlah pembuahan
buatan! Kalian lebih mengetahui tentang urusan dunia kalian).
’Islam banyak memberi kontribusi pada pengembangan ilmu kedokteran,” papar Ezzat Abouleish.
Era kejayaan Islam telah melahirkan sejumlah tokoh kedokteran terkemuka, seperti Al-Razi, Al-Zahrawi, Ibnu-
Sina, Ibnu-Rushd, Ibn-Al-Nafis, dan Ibn- Maimon. Al-Razi (841-926 M) dikenal di Barat dengan nama Razes. Ia
pernah menjadi dokter istana Pangerang Abu Saleh Al-Mansur, penguasa Khorosan. Ia lalu pindah ke Baghdad
dan menjadi dokter kepala di RS Baghdad dan dokter pribadi khalifah. Buku kedokteran yang dihasilkannya
berjudul “Al-Mansuri” (Liber Al-Mansofis) dan “Al-Hawi”.
Tokoh kedokteran lainnya adalah Al-Zahrawi (930-1013 M) atau dikenal di Barat Abulcasis.Dia adalah ahli bedah
terkemuka di Arab.Al-Zahrawi menempuh pendidikan di Universitas Cordoba.Dia menjadi dokter istana pada
masa Khalifah Abdel Rahman III.Sebagain besar hidupnya didedikasikan untuk menulis buku-buku kedokteran
dan khususnya masalah bedah.
Salah satu dari empat buku kedokteran yang ditulisnya berjudul, ‘Al-Tastif Liman Ajiz’an Al-Ta’lif’ – ensiklopedia
ilmu bedah terbaik pada abad pertengahan.Buku itu digunakan di Eropa hingga abad ke-17.Al-Zahrawi
menerapkan cautery untuk mengendalikan pendarahan.Dia juga menggunakan alkohol dan lilin untuk
mengentikan pendarahan dari tengkorak selama membedah tengkorak.Al-Zahrawi juga menulis buku tentang
tentang operasi gigi.
Dokter Muslim yang juga sangat termasyhur adalah Ibnu Sina atau Avicenna (980-1037 M).Salah satu kitab
kedokteran fenomela yang berhasil ditulisnya adalah Al-Qanon fi Al- Tibb atau Canon of Medicine.Kitab itu
menjadi semacam ensiklopedia kesehatan dan kedokteran yang berisi satu juta kata.Hingga abad ke-17, kitab
itu masih menjadi referensi sekolah kedokteran di Eropa.
Tokoh kedokteran era keemasan Islam adalah Ibnu Rusdy atau Averroes (1126-1198 M).Dokter
kelahiran Granada, Spanyol itu sangat dikagumi sarjana di di Eropa.Kontribusinya dalam dunia
kedokteran tercantum dalam karyanya berjudul ‘Al- Kulliyat fi Al-Tibb’ (Colliyet).Buku itu berisi
rangkuman ilmu kedokteran.Buku kedokteran lainnya berjudul ‘Al-Taisir’ mengupas praktik-praktik
kedokteran.
Nama dokter Muslim lainnya yang termasyhur adalah Ibnu El-Nafis (1208 – 1288 M).Ia terlahir di
awal era meredupnya perkembangan kedokteran Islam. Ibnu El-Nafis sempat menjadi kepala RS Al-
Mansuri di Kairo.Sejumlah buku kedokteran ditulisnya, salahsatunya yang tekenal adalah ‘Mujaz Al-
Qanun’.Buku itu berisi kritik dan penambahan atas kitab yang ditulis Ibnu Sina. Beberapa nama
dokter Muslim terkemuka yang juga mengembangkan ilmu kedokteran antara lain; Ibnu Wafid Al-
Lakhm, seorang dokter yang terkemuka di Spanyol; Ibnu Tufails tabib yang hidup sekitar tahun 1100-
1185 M; dan Al-Ghafiqi, seorang tabib yang mengoleksi tumbuh-tumbuhan dari Spanyol dan Afrika.
Setelah abad ke-13 M, ilmu kedokteran yang dikembangkan sarjana-sarjana Islam mengalami masa
stagnasi.Perlahan kemudian surut dan mengalami kemunduran, seiring runtuhnya era kejayaan
Islam di abad pertengahan.sampai disini, penulis tidak akan menjelaskan nasib Ilmu kedokteran
masa kemunduran Islam. Karena sudah jelas Peradaban Islam mengalami kematian. Oleh karena itu,
dalam sub-bab selanjutnya penulis akan terus menulusuri warisan-warisan peradaban Islam
berkaitan dengan bidang ini. Karena banyak sekali warisan peradaban Islam dalam bidang
kedokteran, baik itu berupa teori-teori pengobatan, lembaga-lembaga, beserta sistemnya.
Apa bukti bahwa Islam mengajarkan ilmu
kedokteran?
Dari beberapa penelitian modern, diketahui bahwa madu memiliki nilai gizi yang baik untuk
kesehatan. Khasiat madu sangat berkaitan dengan kandungan gulanya yang tinggi, yakni
fruktosa, glukosa,dan sukrosa. Sementara kandungan asam aminonya cukup beragam, baik
asam amino essensial maupun non essensial, dan unsur kandungan lainnya, seperti enzim
pencernaan, vitamin yang terdapat dalam madu yang beragam yakni vitamin B1, B2, B3,
B6, dan vitamin C. Di samping itu, mineral yang terdapat dalam madu juga merupakan
sumber ideal bagi tubuh manusia karena proporsi dan jumlah mineral madu mendekati
kadar mineral yang dalam darah manusia. Diketahui pula, madu mengandung zat antibiotik
dan dapat digunakan sebagai desinfektan ringan.
Ulasan tersebut ternyata sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. An-Nahl: 69. Dalam
ayat tersebut dijelaskan bahwa madu adalah minuman yang mengandung berbacam-
macam obat. Padahal sebagaimana diketahui Al-Qur’an lebih dahulu ada dari pada hasil
penelitian seperti yang telah diulas di atas.
”Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu
yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran
Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An-Nahl: 69)
Sementara di permasalahan yang lain, dalam QS. Al-Qiyaamah: 3-4 Allah SWT berfirman
bahwa Dia tidak saja dapat mengumpulkan tulang-tulang kita, tapi dia juga dapat
menyusun kembali jari-jari kita. Mengapa Al-Qur’an ketika berbicara tentang tulang
belulang juga berbicara tentang jari-jemari?
Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata sejak Sir Francis Golt berhasil melakukan
penelitiannya tentang sidik jari manusia, pada tahun 1880 sidik jari diakui menjadi alat
identifikasi manusia dalam banyak hal, misalnya untuk kasus penegakan hukum. Setiap
manusia memiliki keunikan sidik jari yang tidak dimiliki manusia lainnya. Namun, adakah
manusia yang tahu tentang hal itu melebihi sebelum Allah SWT menyampaikan firman-Nya
yang turun sekitar 1400 tahun yang lalu? Penelitian pertama tentang hal itu saja baru
dilakukan oleh Sir Francis Golt dan diakui pada tahun 1880. Jadi, dapat dikatakan Allah
SWT-lah, melalui Al-Qur’an, yang pertama kali Bicara tentang hal itu. Jelas saja, Dia adalah
Pencipta sidik jari.
Berkenaan dengan penciptaan manusia, Allah berfirman bahwa manusia tercipta dari air,
sebagaimana yang tersurat disampaikan-Nya pad QS. Furqon: 54 sebagai berikut:
”Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan manusia itu (punya)
keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.”
Banyak firman Allah yang lain yang menjelaskan tentang hal itu, misalnya ilmu reproduksi
(QS. Al-Mu’minun:12-14), indera penglihatan (QS. An-Nur: 44), gizi dan makanan (QS. Al-
Baqarah: 173), dan lain sebagainya baik aayat-ayat di dalam Al-Qur’an ataupun yang ada di
alam .
Rosulullah, sebagai seorang utusan Allah pun, pernah mengajari ummatnya agar makan
dengan tangan. Setelah diteliti lebih mendalam, ternyata di sela-sela jari manusia
terkandung enzim-enzim pencernaan yang mendorong positif sistem digesti manusia.
Dalam dunia kedokteran dikenal tokoh-tokoh besar seperti Avicena (Ibnu Sina), Al-Razi, Al-
Zahrawi, Ibnu-Rushd, Ibn-Al-Nafis, dan Ibn-Maimon. Mereka adalah sebagian dari dokter-
dokter muslim yang berhasil membawa kedokteran Islam lebih dikenal dunia. Karya Ibnu
Sina yang berjudul Qanun Fi Al-Tibb atau Canon of Medicine menjadi ensiklopedia
kesehatan dan kedokteran yang berisi satu juta kata. Sampai saat ini, kitab itu masih
tersimpan di Oxford University Eropa. Al- Kulliyat fi Al-Tibb’ (Colliyet)—karya Ibnu Rushd—
merupakan rangkuman ilmu kedokteran. Sementara buku lainnyaa, ‘Al-Taisir’, mengupas
praktik-praktik kedokteran.
HUKUM TRANSFUSI DARAH DALAM ISLAM
Perkataan tranfusi darah, adalah terjemahan dari bahasa inggris “Blood
Transfusi“, kemudian diterjemahkan oleh dokter Arab menjadi ‫نقل الدم‬
( ‫للعالج‬memindahkan darah karena kepentingan medis).[1]
Lalu Dr.Ahmad Sofian mengartikan tranfusi darah dengan istilah
“pindah-tuang darah” sebagaimana rumusan definisinya yang
berbunyi: ”pengertian pindah-tuang darah adalah memasukkan darah
orang lain ke dalam pembuluh darah orang yang akan ditolong”.[2]
Tranfusi darah itu tidak membawa akibat hukum adanya kemahraman
antara pendonor dan resipien.sebab faktor-faktor yang dapat
menyebabkan kemahraman sudah ditentukan oleh Islam sebagaimana
tersebut dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa’ ayat 23:
Masalah transfusi darah tidak dapat dipisahkan dari hukum menjual belikan
darah sebagaimana sering terjadi dalam parkteknya di lapangan.Mengingat
semua jenis darah termasuk darah manusia itu najis berdasarkan hadits
riwayat Bukhari dan Muslim dari Jabir, kecuali barang najis yang ada
manfaatnya bagi manusia, seperti kotoran hewan untuk keperluan
pupuk.Menurut madzhab Hanafi dan Dzahiri, Islam membolehkan jual beli
barang najis yang ada manfaatnya seperti kotoran hewan.Maka secara
analogi (qiyas) madzhab ini membolehkan jual beli darah manusia karena
besar sekali manfaatnya untuk menolong jiwa sesama manusia, yang
memerlukan transfusi darah. Namun pendapat yang paling kuat adalah
bahwa jual beli darah manusia itu tidak etis disamping bukan termasuk
barang yang dibolehkan untuk diperjual belikan karena termasuk bagian
manusia yang Allah muliakan dan tidak pantas untuk diperjual belikan,
karena bertentangan dengan tujuan dan misi semula yang luhur, yaitu amal
kemanusiaan semata, guna menyelamatkan jiwa sesama manusia.
Penerima sumbangan darah tidak disyari’atkan harus sama dengan
donor darahnya mengenai agama atau kepercayaan, suku bangsa dan
sebagainya. Karena menyumbangkan darah dengan ikhlas adalah
termasuk amal kemanusiaan yang sangat dihargai dan dianjurkan
(mandub) oleh islam, sebab dapat menyelamatkan jiwa manusia, sesuai
dengan firman Allah :
Artinya:“Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang
manusia, maka seolah-olah ia memelihara kehidupan manusia
semuanya” (Q.S. Al-Maidah : 32),
HUKUM INSEMINASI BUATAN PADA MANUSIA
DAN BAYI TABUNG
Inseminasi Buatan dilihat dari asal sperma yang dipakai dapat dibagi mencadi dua yaitu:
Inseminasi buatan dngan sperma sendiri atau AIH (artifisial Isemination Husband)
Inseminasi buatan dengan bukan sperma suami, atau lazim disebut dengan donor, disingkat AID (artifisial Isemination Donor)
Untuk inseminasi buatan pada manusia dengan sperma suami sendiri, baik dngan cara mengambil sperma suami kemudian
disuntukkan ke dalam vagina atau uterus istri, maupu dengan cara pembuahan dilakkan di Luar rahim (bayi tabung). Maka hal ini
dibolhkan asal keadaan suami dan istri tersbut benar-benar membutuhkan untuk memperoleh keturunan.
Jadi pada prinsipnya dibolehkan inseminasi itu bila keadaannya benar-benar memaksa pasangan itu untuk melakukannya dan bila
tidak akan mengancap ke utuhan rumah tangganya (terjadi percrian). Sesuai dengan kaidah ushul fiqh
‫الحاجة تنزل منزلة الضرورة‬
"hajat itu keperluan yang sangat penting diberlakukan seperti keadaan dorurat”
Adapun proses bayi tabung melalui sperma donor para ulama mengharamkannya, seperti pendapat Yusuf al-Qardlawi, katanya....”
islam juga menharamkan apa yang disebut [encangkokan sperma (bayi tabung).
Proses bayi tabung dengan menggunakan donor sperma dan ovum ini lebih banyak mendatangkan mudharat dari pada maslahah.
Adapun mudharatnya antara lain adalah:
Terjadinya percampuran nasab, padahal Islam sangat menjaga kesucian atau kehormatan kelamin dan kemurnian nasab, karena nasab
itu ada kaitannya dengan kemahraman dan warisan.
Bertentangan dengan sunnatullah atau hukum alam.
Pembuahan dengan cara donor sperma ini sama dengan prostitusi, karena terjadi percampuran sperma pria dan ovum wanita tanpa
pekawinan yang sah.
Kehadiran anak hasil bayi tabung dengan donor sperma bisa menjadi sumber konflik dalam rumah tangga.
HUKUM TRANSPLANTASI
Hukum tentang transplantasi sangat bermacam-macam, ada yang mendukung dan ada pula yang menolaknya. Oleh karena itu, dalam pembahasan ini akan menggabungkan hukum-
hukum dari beberapa sumber yaitu dari Abuddin (Ed) (2006) dan Zamzami Saleh (2009), sebagai berikut.
Transplantasi organ ketika masih hidup.
Pendapat 1: Hukumnya tidak Boleh (Haram).Meskipun pendonoran tersebut untuk keperluan medis (pengobatan) bahkan sekalipun telah sampai dalam kondisi darurat.
Dalil1: Firman Allah SWT “Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri, sesungguhnya Allah maha penyayang kepadamu“ ( Q.S.An-Nisa’:4:29) dan Firman Allah SWT “Dan Janganlah
kamu jatuhkan dirimu dalam kebinasaan dan berbuat baiklah sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik” (Q.S.Al-Baqarah :2:195).
Maksudnya adalah bahwa Allah SWT melarang manusia untuk membunuh dirinya atau melakukan perbuatan yang membawa kepada kehancuran dan kebinasaan. Sedangkan orang
yang mendonorkan salah satu organ tubuhnya secara tidak langsung telah melakukan perbuatan yang membawa kepada kehancuran dan kebinasaan.Padahal manusia tidak disuruh
berbuat demikian, manusia hanya disuruh untuk menjaganya (organ tubuhnya) sesuai ayat di atas.
Manusia tidak memiliki hak atas organ tubuhnya seluruhnya,karena pemilik organ tubuh manusia Adalah Allah swt.
Pendapat 2: Hukumnya ja’iz (boleh) namun memiliki syarat-syarat tertentu.
Dalil 2: Seseorang yang mendonorkan organ tubuhnya kepada orang lain untuk menyelamatkan hidupnya merupakan perbuatan saling tolong-menolong atas kebaikan sesuai firman
Allah swt “ Dan saling tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu saling tolong monolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan” (Qs.Al-ma’idah 2).
Setiap insan, meskipun bukan pemilik tubuhnya secara pribadi namun memiliki kehendak atas apa saja yang bersangkutan dengan tubuhnya, ditambah lagi bahwa Allah telah
memberikan kepada manusia hak untuk mengambil manfa’at dari tubuhnya, selama tidak membawa kepada kehancuran, kebinasaan dan kematian dirinya (QS. An-Nisa’ 29 dan al-
Baqarah 95).Oleh karena itu, sesungguhnya memindahkan organ tubuh ketika darurat merupakan pekerjaan yang mubah (boleh) dengan dalil.
Transplantasi organ ketika dalam keadaan koma.
Pendapat: Melakukan transplantasi organ tubuh donor dalam keadaan masih hidup, meskipun dalam keadaan koma, hukumnyaharam.
Dalil: Sesungguhnya perbuatan mengambil salah satu organ tubuh manusia dapat membawa kepada kemudlaratan, sedangkan perbuatan yang membawa kepada kemudlaratan
merupakan perbuatan yang terlarang sesuai Hadist nabi Muhammad saw “Tidak boleh melakukan pekerjaan yang membawa kemudlaratan dan tidak boleh ada kemudlaratan”
Manusia wajib berusaha untuk menyembuhkan penyakitnya dem mempertahankan hidupnya, karena hidup dan mati itu berada ditangan Allah SWT.Oleh sebab itu, manusia tidak
boleh mencabut nyawanya sendiri atau mempercepat kematianorang lain, meskipun mengurangi atau menghilangkan penderitaan pasien.
Transplantasi organ ketika dalam keadaan telah meninggal.
Pendapat 1: Hukumnya Haram karena kesucian tubuh manusia setiap bentuk agresi atas tubuh manusia merupakan hal yang terlarang.
Dalil: Ada beberapa perintah Al-Qur’an dan Hadist yang melarang. Diantara hadist yang terkenal, yaitu:
“Mematahkan tulang mayat seseorang sama berdosanya dan melanggarnya dengan mematahkan tulang orang tersebut ketika ia masih hidup”
Tubuh manusia adalah amanah, pada dasarnya bukanlah milik manusia tapi merupakan amanah dari Allah yang harus dijaga, karena itu manusia tidak memiliki hak untuk
mendonorkannya kepada orang lain.
Pendapat 2: Hukumnya Boleh.
Dalil: Dalam kaidah fiqiyah menjelaskan bahwa “Apabila bertemu dua hal yang mendatangkan mafsadah (kebinasaan), maka dipertahankan yang mendatangkan madharat yang paling
besar dengan melakukan perbuatan yang paling ringan madharatnya dari dua madharat”.
Selama dalam pekerjaan transplantasi itu tidak ada unsur merusak tubuh mayat sebagai penghinaan kepadanya.
BAYI TABUNG DENGAN RAHIM YANG DI SEWA
Jika sperma berasal dari laki-laki lain baik diketahui maupun tidak, maka ini diharamkan. Begitu pula jika sel telur berasal dari wanita
lain, atau sel telur milik istri, tetapi rahimnya milik wanita lain maka inipun tidak diperbolehkan. Cara ini tidak diperbolehkan karena
akan menimbulkan sebuah pertanyaan yang membingungkan, “Siapakah ibu dari bayi tersebut, apakah perempuan pemilik sel telur
yang membawa karakteristik keturunan, atau perempuan yang menderita dan menanggung rasa sakit karena hamil dan melahirkan?
Para ahli fiqih sendiri berbeda pendapat jika seandainya hal ini terjadi, maka di antara mereka ada yang berpendapat bahwa ibu bayi
tersebut adalah perempuan pemilik sel telur, dan ada juga yang berpendapat bahwa ibunya adalah perempuan yang mengandung
dan melahirkannya, dan pendapat ini memakai dalil yaitu firman Allah S.W.T sebagai berikut:
‫ا ِْن ا ُ َّمـهـتُـ ُهـ ْم ا ََِّّل الّئِ ْي َولَـ ْد نَـ ُهـ ْم‬
Artinya:
Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. (Q.S. Al-Mujadalah: 03).
Jadi, semua ahli fiqih tidak membolehkan penyewaan rahim dalam berbagai bentuknya.Jika ada sebagian wanita yang mendapat
cobaan dari Allah dengan tidak bisa menghasilkan sel telur, maka mereka seperti halnya para wanita yang tidak memiliki rahim.
Jadi, ada sebagian orang atas kehendak Allah terlahir dalam keadaan mandul.Kehendak-Nya ini tidak bisa ditolak dan tidak bisa di
obati, yang bisa dilakukan oleh mereka hanya bersabar dan ridha terhadap ketetapan-Nya.Dalam kondisi seperti ini, mereka bisa
menunaikan kewajiban sebagai seorang ibu dan ayah di panti-panti asuhan atau tempat pemeliharaan anak hilang. Apalagi melakukan
hal seperti ini akan mendapatkan pahala yang melimpah dari Allah S.W.T.
Jadi kesimpulan nya sebagai berikut :
Proses bayi tabung dengan sel sperma dan ovum dari suami istri sendiri dan tidak di transfer embrionya ke dalam rahim wanita lain
(ibu titipan) maka diperbolehkan dalam Islam, jika keadaan kondisi suami istri yang bersangkutan benar-benar memerlukannya.
Proses bayi tabung dengan sperma atau ovum donor diharamkan dalam Islam, hukumnya sama dengan zina dan anak yang lahir dari
hasil bayi tabung ini statusnya sama dengan anak yang lahir di luar perkawinan yang sah.
Perkembangan Sistem Informasi Dalam
bidang Kedokteran
Perkembangan teknologi selalu memberikan berbagai pengaruh
positif, salah satunya dalam bidang kedokteran. Dalam bidang
kedokteran, teknologi sekarang ini sangat di butuhkan. Dari mulai
pekerjaan kantornya, hingga pekerjaan praktek dalam kedokteran.
Perkembangan dan kemajuan berbagai macam alat elektronik ini,
sangat membantu seorang dokter.

Beberapa pengaplikasian yang telah di terapkan :


Rekam medis Berbasis Komputer (Computer
Based Patient Record)
Salah satu tantangan besar dalam penerapan teknologi informasi dan
komunikasi di rumah sakit adalah penerapan rekam medis berbasis
komputer. Pengertian rekam medis berbasis komuter bervarisai, akan tetapi,
secara prinsip adalah penggunaan database untuk mencatat semua data
medis, demografis serta setiap event dalam mmanajemen pasien di rumah
sakit. Rekam medis berbasis komputer akan menghimpun berbagai data
klinis pasien baik yang berasal daarihasil pemeriksaan dokter, digitasi dari
alat diagnosisi (EKG), radiologi, dll), konversi hasil pemeriksaan laboratorium
maupun interpretasi klinis. Rekam medis berbasis komputer yang lengkap
biasanya disertai dengan fasilitas pendukung keputusan yang memungkinkan
pemberian alert, reminder, bantuan diagnosis maupun terapi agar dokter
maupun klinisi dapat mematuhi protokol klinik.
Teknologi Penyimpan data Portabel
Aplikasi penyimpan data portabel sederhana adalah bar code
(atau kode batang). Kode batang ini seudah jamak digunakan di
kalangan industri sebagai penanda unik merek dagang tertentu. Hal ini
jelas sekali mempermudah supermarket dan gudang dalam manajemen
retail dan inventori. Food and Drug Administration (FDA) di AS telah
mewajibkan seluruh pabrik obat di AS untuk menggunakan barcode
sebagai penanda obat. Penggunaan bar code juga akan bermanfaat
bagi apotik dan instalasi farmasi di rumah sakitdalam mempercepat
proses inventori. Selain itu, penggunaan barcode juga dapat digunakan
sebagai penanda unik pada kartu dan rekam medis pasien.
Komputer Genggam (PDA/Personal Digital
Assistant)
Saat ini, penggunaan komputer genggam (PDA) menjadi hal yang
semakin lumrah di kalangan medis. Di Kanada, limapuluh persen dokter yang
berusia di bawah 35 tahun menggunakan PDA karena dapat digunakan untuk
menyimpan berbagai data klinis pasien, informasi obat, maupun panduan
terapi/penanganan klinis tertentu. Beberapa situs di internet memberikan
contoh aplikasi klinis yang dapat digunakan di PDA seperti epocrates.
Pemanfaatan PDA yang sudah disertai dengan jaringan telepon
memungkinkan dokter tetap dapat memiliki akses terhadap database pasien
di rumah sakit melalui jaringan internet. Salah satu contoh penerapan
teknologi telemedicine adalah pengiriman data radiologis pasien yang dapat
dikirimkan secara langsung melalui jaringan GSM. Selanjutnya dokter dapat
memberikan interpretasinya secara langsung PDA dan memberikan feedback
kepada rumah sakit
kesimpulan
• Perkembangan teknologi yang pesat dalam bidang kesehatan tentu
juga akan berpengaruh pada pelayanan kesehatan yang diberikan. Dengan
menggunakan rekam medik dan resep obat secara elektronik maka
pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan lebih optimal. Selain itu,
dapat menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan yang akan ditimbulkan
seperti pada saat memberikan pelayanan kesehatan secara manual. Dari
adanya kemajuan teknologi yang telah diterapkan tersebut juga dibutuhkan
tanggungjawab dari tenaga kesehatan sendiri. Tenaga kesehatan harus
memaksimalkan kinerja yang diberikan karena hal tersebut merupakan hal
yang sangat penting. Tenaga kesehatan harus dapat menggunakan
teknologi dengan benar dan beretika sehingga tidak melanggar hak, privasi
dan keberadaan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai