MEDICINE 2
KELOMPOK TUTORIAL
A1
01
PENGERTIAN OBAT TRADISIONAL, OBAT
HERBAL & MODERN
MUHAMMAD ARIF FANDI
170100165
Obat
Obat tradisional sendiri dibagi menjadi tiga yaitu, jamu, obat herbal terstandar dan
fitofarmaka.
Obat herbal
Bahan atau campuran bahan yang digunakan untuk perlakuan pengobatan yang
berfungsi untuk mencegah, menghilangkan, mengurangi atau menyembuhkan
suatu penyakit, luka, kelainan badaniah, rohaniah,serta memperelok badan atau
anggota badan. Obat modern berasal dari produk kimiawi/sintetik yang berkhasiat,
dan keamanannya telah terbukti secara ilmiah. Semuanya harus didasarkan pada
hasil penelitian dan harus bisa dipertanggungjawabkan secara rasional melalui
kaidah keilmuan
Contoh : Digoksin,atropon,efedrin,kodein,dll
02
PENGGOLONGAN OBAT
TRADISIONAL
Tidak memerlukan pembuktian ilmiah, Khasiatnya dibuktikan secara ilmiah Khasiatnya dibuktikan secara ilmiah
cukup bukti empiris (pengalaman turun berupa penelitian pre klinik sampai dengan uji klinik pada manusia
menurun).
PENGGOLONGAN JENIS OBAT
Obat herbal Obat herbal umumnya dianggap sebagai obat utama dalam sistem pengobatan tradisional
alami yang terbuat dari tumbuhan dan ekstrak tumbuhan
Pengobatan herbal juga merupakan salah satu metode pengobatan tertua didunia serta melibatkan kurang
lebih 80% komunitas penduduk didunia (WHO)
Sebagian besar obat tradisional herbal, beberapa ada yang berasal dari hewan
Herbal medicine termasuk tumbuhan, bahan herbal, obat herbal dan produk herbal
● Herbs termasuk bahan tanaman mentah (cth : daun, bunga, buah, biji, batang kayu, dll)
● Herbs Materials dasar untuk produk herbal yang sudah menjadi bubuk herbal, ekstrak, tingtur, dan
minyak dari bahan herbal yang diproduksi dengan cara ekstraksi, fraksinasi, pemurnian, atau dengan proses
lainnya (rempah-rempah, minyak essensial, resin, dan bubuk kering herbal)
● Herbs preparations terdiri dari obat herbal yang terbuat dari satu atau lebih, produk herbal berisi
eksipien selain bahan aktif atau penambahan zat kimia termasuk senyawa sintetis
03
PERBEDAAN OBAT TRADISIONAL &
OBAT MODERN
Jamu
• Bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi
seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun
jamu
• Digunakan secara turun temurun
• Memiliki klaim penggunaan sesuai dengan jenis
pembuktian tradisional (secara empiris/turun
temurun). (Infarkes 2015)
Penggolongan Obat Tradisional
Obat Herbal Terstandar
● Disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang
dapat berupa berupa tanaman obat, binatang maupun
mineral.
● Membutuhkan peralatan kompleks & mahal, tenaga kerja
yang mendukung pengetahuan serta ketrampilan
pembuatan ekstrak.
● Obat yang sudah dibuktikan mutu, keamanan dan
manfaatnya secara ilmiah serta menggunakan bahan
baku yang telah memenuhi standar. Pada OHT telah
dilakukan uji pra-klinik (Infarkes, 2015).
Contoh ekstrak bermutu standar
Ekstrak Senyawa identitas – Indikasi
kadar
Temulawak > 17.50% Curcumin Hepatoprotector
(Curcuma xanthorrhiza) Selera makan
Kunyit > 30% Curcumin Antioxidant
(Curcuma domestica) Anti Dyspepsia
Immunomodulator
Teh > 70% Polyphenols Anti-inflamasi
(Camellia sinensis) Anti Oxidant
Cabe jawa > 40% Piperin Afrodisiak
(Piper retrofractum) Tonikum
Kumis kucing > 0.20% Sinensetin Diuretik
(Orthosiphon stamineus) Anti Hipertensi
Jahe > 0.05% Essential Oil Analgesik
(Zingiber purpureum Roxb.) Kardiotonik
Kencur > 5.60% Essential Oil Anti Dispepsia
(Kaempferia galanga) Selera makan
Tri Widyawati 2009
Penggolongan Obat Tradisional
Fitofarmaka
● Fitofarmaka adalah obat herbal
terstandar yang telah dilakukan
pembuktian lebih tinggi secara
ilmiah. Pada fitofarmaka telah
dilakukan pengujian klinik (Infarkes,
2015).
Fitofarmaka
1. Stimuno Dexa Medica –Phyllanthi herba ekstrak (meniran), 50 mg
berkhasiat immunomodulator.
2. Tensigard Phapros –ekstrak apii herba dan ekstrak orthosiphonis berkhasiat
untuk menurunkan tekanan darah.
3. Rheumaneer Nyonya Meneer –Curcumae domesticae rhizoma (temulawak),
95 mg; Zingiberis rhizoma ekstrak (kunyit), 85 mg; Curcumae rhizoma ekstrak,
(temulawak) 120 mg; Panduratae rhizoma ekstrak, (temu kunci) 75 mg;
Retrofracti fructus ekstrak, (buah cabe jawa), 125 mg
4. X-Gra Phapros – Ganoderma lucidum (jamur ganoderma), Eurycomae radix
(akar pasak bumi), Panacis ginseng radix (akar gingseng), Retrofracti fFructus
(buah cabe jawa ). Obat ini berkhasiat meningkatkan stamina pria dan
membantu mengatasi disfungsi ereksi serta ejakulasi dini.
5. Nodiar Kimia Farma –Attapulgite (bahan kimia, obat untuk diare), 300 mg
Psidii folium ekstrak (daun jambu biji), 50 mg Curcumae domesticae rhizoma
ekstrak (kunyit). Indikasi: diare no spesifik
Kelebihan dan Kelemahan Obat
Tradisional
KELEMAHAN KELEBIHAN
1. Efek samping relatif kecil jika digunakan
1. Efek farmakologisnya lemah secara tepat, tepat dosis/takaran, tepat
2. Bahan baku belum terstandar waktu penggunaan, tepat cara
3. Bersifat higroskopis serta volumines penggunaan, tepat pemilihan bahan,
4. Belum semua dilakukan uji klnik tepat telaah informasi, dan sesuai
5. Mudah tercemar berbagai jenis dengan indikasi penyakit tertentu
mikroorganisme(Katno, 2008) 2. Kombinasi efek kandungan kimia dalam
bahan obat tradisional, seperti : efek
komplementer, sinergisme, dll
3. Obat tradisional lebih sesuai untuk
penyakit metabolic dan degenerative
(Katno, 2008)
Obat Modern
● obat yang digunakan dalam sistem kedokteran Barat, dapat berbentuk tablet, kaplet,
sirup, puyer, salep, suppositoria (misal obat wasir),
● biasanya sudah dalam bentuk jadi buatan pabrik farmasi, dengan kemasan bernomor
kode pendaftaran di Depkes yang dimulai dengan 1-3 huruf diikuti angka-angka, huruf-
hurufnya adalah DTL (Nama Dagang Obat Terbatas Lokal), DKL (Nama Dagang Obat
Keras Lokal), DBL (Nama Dagang Obat Bebas Luar), dan lain-lain;
● ada yang harus dibeli dengan resep dokter di apotik (walaupun kenyataannya bisa tanpa
resep atau bisa dibeli diluar apotik, misal kapsul, ada yang bisa dibeli bebas di apotik,
toko obat, depot obat, ataupun warung (BPS, 2017).
Perbedaan dengan Obat Modern
04
UJI PREKLINIS OBAT BARU
N. KUGASHINI
170100251
PROSES PERKEMBANGAN OBAT
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia telah
mengatur tentang pemanfaatan obat dengan peraturan No 13 Tahun 2014.
Efek Farmakologi
~ Uji hubungan dosis - efek
Uji Klinis
05
TAHAPAN UJI KLINIS OBAT
BARU
CHAIRIZA MUTTAQIEN
170100139
Uji Klinis
● Fase ini sering disebut post marketing drug surveillance karena merupakan
pengamatan terhadap obat yang telah dipasarkan
● Fase ini bertujuan menentukan pola penggunaan obat di masyarakat serta pola
efektifitas dan keamanannya pada penggunaan yang sebenarnya
● Penelitian fase IV merupakan survei epidemiologi menyangkut efek samping
maupun efektifitas obat
● Setelah hasil studi fase IV dievaluasi, ada kemungkinkan obat ditarik dari
perdagangan jika membahayakan
Contoh obat yang ditarik kembali:
● Kerajaan : Animalia
● Filum : Chordata
● Kelas : Actinopterygii
● Ordo : Perciformes
● Famili : Channidae
● Genus : Channa
● Spesies : Channa striata
Kandungan Ikan Gabus
Ikan gabus merupakan sumber protein, lemak dan Vitamin A. Ikan ini memilik
kandungan protein mencapai 25 persen, lebih besar daripada kebanyakan ikan-ikan
lainnya.
Z. A. Zakaria, et al. 2006 “G09 Amino acid and fatty acid compositions
of the aqueous extract of Channa striatus,” Journal of Veterinary
Pharmacology and erapeutics, vol. 29, pp. 208-209, 2006
Manfaat Ikan Gabus
● Penyembuhan luka : Asam amino esensial, asam lemak dan albumin di dalam ikan gabus adalah
komposisi utama untuk memulihkan penyembuhan luka dalam tubuh manusia
● Pembekuan darah : ekstrak ikan gabus diketahui meninduksi terjadinya agregasi platelet
● Antioksidan : Albumin yang tinggi di dalam ikan gabus berfungsi sebagai pengikat radikal
bebas
● Membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh : Albumin berfungsi untuk mengatur
tekanan dalam pembuluh darah dan menjaga agar cairan yang terdapat dalam pembuluh darah
tidak bocor ke jaringan tubuh sekitarnya
Apakah Ekstrak Ikan Gabus Dapat Menjadi Sumber Makanan
untuk SARS-CoV-2
● Formasi virus bergantung pada kapasitas metabolik host untuk menyediakan metabolit seperti nukleotida, as
amino, dan as. lemak serta energi dalam bentuk ATP (Eisenreich et al., 2019).
Eisenreich, W., Rudel, T., Heesemann, J. & Goebel, W. 2019, How Viral and Intracelluler Bacterial Pathogens
Reprogram the Metabolism of Host Cells to Allow Their Intracelluler Replication, vol. 9.
● Ekstrak Ikan Gabus megandung nutrisi seperti albumin, asam amino (arginin, lysine, asam aspartate, dan asam
glutamate), asam lemak dan mineral. Nutrisi dari ekstrak ikan gabus diperkirakan menjadi sumber makanan atau
energi bagi H. pylori (Yulizal et al., 2020).
Yulizal, OK., Lelo, A., Ilyas, S. & Kusumawati, R. L. 2020, ‘The effect of Channa striata extract and standard
eradication regimen on asymmetric dimethylarginine in Helicobacter pylori gastritis rat model’, Veterinary
World, EISSN, vol. 13, pp. 1605-1612.
Arginine
● L-arginin dapat bereaksi dengan enzim nitrous oxide synthase menghasilkan komponen nitrous oxide.
Komponen ini memiliki efek menguntungkan pada fisiologi paru dan jantung (Budhwar et al., 2020).
Budhwar, S., Sethi, K. & Chakraborty, M. 2020, ‘A Rapid Advice Guideline for the Prevention of Novel
Coronavirus Through Nutritional Intervention’, Current Nutrition Report, vol.9, pp. 119-128.
● Pada manusia, arginin telah menunjukkan memiliki peran signifikan dalam sistem imun baik imunitas alami dan
imunitas yang didapat. Kekurangan arginin menyebabkan inhibitor interferon-gamma dan IL-2, reduksi
proliferasi sel T, melemahkan fungsi sel T dan meningkatkan risiko infeksi (Younes et al., 2020).
Younes, M. B., Abeeleh, J. A. A. A., Awwad, E. F., Sharaya, S. H., Daknash, R. M. & Alameri, Z. gh. A. 2020, ‘The Potential Role of
Arginine/Glutamine/Zinc/Copper as Supplemental Immuno-Enhancing Nutrients in Suspected/Infected Sars-Cov-2 Patients’, IAR J Med
Sci, vol. 1, pp. 20-25.
Arginine
● Perbanyakan residu arginin pada daerah fungsional proteome SARS-CoV-2 menyediakan dukungan
kolateral yang penting untuk arginine-modifying agent dalam menginaktivasi virus dan aktivitas
virusidal.
Al-Motawa, M., Abbas, H., Witjen, P., de la Fuente, A., Xue, M., Rabbani, N., Thornalley, P. J. 2020, Vulnerabilities of the Sars-CoV-2 virus to
proteotoxicity – opportunity for repurposed chemotherapy of COVID-19 infection, [Online], accessed on 11 th November 2020, available
at: https://www.biorxiv.org/content/biorxiv/early/2020/04/09/2020.04.07.029488.full.pdf
Lysine
● Lysine secara luar dengan waktu yang singkat mengeliminasi atau menurunkan demam
mungkin berkaitan dengan menurunkan badai sitokin yang terjadi pada pasien Covid19
(Kagan et al., 2020).
“
THANK YOU!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik