Anda di halaman 1dari 69

TUTORIAL FAMILY

MEDICINE 2
KELOMPOK TUTORIAL
A1
01
PENGERTIAN OBAT TRADISIONAL, OBAT
HERBAL & MODERN
MUHAMMAD ARIF FANDI
170100165
Obat

Obat merupakan zat yang digunakan untuk pencegahan dan


penyembuhan penyakit serta pemulihan dan peningkatan
kesehatan bagi penggunanya.
Obat tradisional

Bahan atau ramuan bahan yg berasal dari tumbuhan, hewan, mineral,


sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang
secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman

Obat tradisional sendiri dibagi menjadi tiga yaitu, jamu, obat herbal terstandar dan
fitofarmaka.
Obat herbal

Obat alami yang terbuat dari tumbuhan dan ekstrak tumbuhan

Contoh : Temulawak, kunyit,jahe,kencur


Obat modern

Bahan atau campuran bahan yang digunakan untuk perlakuan pengobatan yang
berfungsi untuk mencegah, menghilangkan, mengurangi atau menyembuhkan
suatu penyakit, luka, kelainan badaniah, rohaniah,serta memperelok badan atau
anggota badan. Obat modern berasal dari produk kimiawi/sintetik yang berkhasiat,
dan keamanannya telah terbukti secara ilmiah. Semuanya harus didasarkan pada
hasil penelitian dan harus bisa dipertanggungjawabkan secara rasional melalui
kaidah keilmuan
Contoh : Digoksin,atropon,efedrin,kodein,dll
02
PENGGOLONGAN OBAT
TRADISIONAL

RYZKA AYU AZZHARA


170100023
PENGGOLONGAN OBAT TRADISIONAL

JAMU OBAT HERBAL TERSTANDAR FITOFARMAKA


(Empirical based herbal (Scientific based herbal (Clinical based herbal medicine)
medicine) medicine)

DEFENISI DEFENISI DEFENISI


Bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan Disajikan dari ekstrak atau penyarian Dari bahan alam yang dapat disejajarkan
yang berisi seluruh bahan tanaman yang bahan alam yang dapat berupa berupa dengan obat modern karena proses
menjadi penyusun jamu tsb, serta tanaman obat, binatang maupun mineral. pembuatannya telah terstandar
digunakan secara tradisional
PEMBUATAN PEMBUATAN PEMBUATAN
Mengacu pada resep peninggalan Membutuhkan peralatan kompleks & Telah terstandar yang ditunjang dengan
leluhur yang disusun dari berbagai mahal, tenaga kerja yang mendukung uji klinis
tanaman obat yang jumlahnya banyak, pengetahuan serta ketrampilan
± 5-10 macam pembuatan ekstrak.

Tidak memerlukan pembuktian ilmiah, Khasiatnya dibuktikan secara ilmiah Khasiatnya dibuktikan secara ilmiah
cukup bukti empiris (pengalaman turun berupa penelitian pre klinik sampai dengan uji klinik pada manusia
menurun).
PENGGOLONGAN JENIS OBAT

JAMU OBAT HERBAL FITOFARMAKA


(Empirical based herbal TERSTANDAR (Clinical based herbal
medicine) (Scientific based herbal medicine)
medicine)
CONTOH CONTOH CONTOH
- Rapet Wangi - Diapet - Stimuno Dexa Medica
- Tolak Angin - Diabmeneer - Tensigard Phapros
- Air Mancur - Fitogaster - Rheumaneer Nyonya
- Smarta - Sanggolangit Meneer
- Nodiar Kimia Farma
OBAT HERBAL

 Obat herbal  Obat herbal umumnya dianggap sebagai obat utama dalam sistem pengobatan tradisional
alami yang terbuat dari tumbuhan dan ekstrak tumbuhan
 Pengobatan herbal juga merupakan salah satu metode pengobatan tertua didunia serta melibatkan kurang
lebih 80% komunitas penduduk didunia (WHO)
 Sebagian besar obat tradisional  herbal, beberapa ada yang berasal dari hewan
 Herbal medicine termasuk tumbuhan, bahan herbal, obat herbal dan produk herbal
● Herbs  termasuk bahan tanaman mentah (cth : daun, bunga, buah, biji, batang kayu, dll)

● Herbs Materials  dasar untuk produk herbal yang sudah menjadi bubuk herbal, ekstrak, tingtur, dan
minyak dari bahan herbal yang diproduksi dengan cara ekstraksi, fraksinasi, pemurnian, atau dengan proses
lainnya (rempah-rempah, minyak essensial, resin, dan bubuk kering herbal)
● Herbs preparations  terdiri dari obat herbal yang terbuat dari satu atau lebih, produk herbal berisi
eksipien selain bahan aktif atau penambahan zat kimia termasuk senyawa sintetis
03
PERBEDAAN OBAT TRADISIONAL &
OBAT MODERN

Nuril Hasanah Rahman


170100127
Obat Tradisional
● Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun,
berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat,
baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional.
● Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi
kesehatan dan saat ini penggunaannya cukup gencar dilakukan karena lebih mudah
dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
246/Menkes/Per/V/1990, tentang Izin Usaha Industri Obat
Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional.
• Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan
tersebut, yang secara traditional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman
• Berdasarkan keputusan kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor HK.00.05.4.2411 tahun 2004 tentang ketentuan pokok
pengelompokkan dan penandaan obat bahan Alam Indonesia, obat tradisional di
Indonesia dikelompokkan menjadi Jamu, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka
(Infarkes, 2015)
Penggolongan Obat Tradisional

Jamu
• Bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi
seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun
jamu
• Digunakan secara turun temurun
• Memiliki klaim penggunaan sesuai dengan jenis
pembuktian tradisional (secara empiris/turun
temurun). (Infarkes 2015)
Penggolongan Obat Tradisional
Obat Herbal Terstandar
● Disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang
dapat berupa berupa tanaman obat, binatang maupun
mineral.
● Membutuhkan peralatan kompleks & mahal, tenaga kerja
yang mendukung pengetahuan serta ketrampilan
pembuatan ekstrak.
● Obat yang sudah dibuktikan mutu, keamanan dan
manfaatnya secara ilmiah serta menggunakan bahan
baku yang telah memenuhi standar. Pada OHT telah
dilakukan uji pra-klinik (Infarkes, 2015).
Contoh ekstrak bermutu standar
Ekstrak Senyawa identitas – Indikasi
kadar
Temulawak > 17.50% Curcumin Hepatoprotector
(Curcuma xanthorrhiza)  Selera makan
Kunyit > 30% Curcumin Antioxidant
(Curcuma domestica) Anti Dyspepsia
Immunomodulator
Teh > 70% Polyphenols Anti-inflamasi
(Camellia sinensis) Anti Oxidant
Cabe jawa > 40% Piperin Afrodisiak
(Piper retrofractum) Tonikum
Kumis kucing > 0.20% Sinensetin Diuretik
(Orthosiphon stamineus) Anti Hipertensi
Jahe > 0.05% Essential Oil Analgesik
(Zingiber purpureum Roxb.) Kardiotonik
Kencur > 5.60% Essential Oil Anti Dispepsia
(Kaempferia galanga)  Selera makan
Tri Widyawati 2009
Penggolongan Obat Tradisional

Fitofarmaka
● Fitofarmaka adalah obat herbal
terstandar yang telah dilakukan
pembuktian lebih tinggi secara
ilmiah. Pada fitofarmaka telah
dilakukan pengujian klinik (Infarkes,
2015).
Fitofarmaka
1. Stimuno Dexa Medica –Phyllanthi herba ekstrak (meniran), 50 mg
berkhasiat immunomodulator.
2. Tensigard Phapros –ekstrak apii herba dan ekstrak orthosiphonis berkhasiat
untuk menurunkan tekanan darah.
3. Rheumaneer Nyonya Meneer –Curcumae domesticae rhizoma (temulawak),
95 mg; Zingiberis rhizoma ekstrak (kunyit), 85 mg; Curcumae rhizoma ekstrak,
(temulawak) 120 mg; Panduratae rhizoma ekstrak, (temu kunci) 75 mg;
Retrofracti fructus ekstrak, (buah cabe jawa), 125 mg
4. X-Gra Phapros – Ganoderma lucidum (jamur ganoderma), Eurycomae radix
(akar pasak bumi), Panacis ginseng radix (akar gingseng), Retrofracti fFructus
(buah cabe jawa ). Obat ini berkhasiat meningkatkan stamina pria dan
membantu mengatasi disfungsi ereksi serta ejakulasi dini.
5. Nodiar Kimia Farma –Attapulgite (bahan kimia, obat untuk diare), 300 mg
Psidii folium ekstrak (daun jambu biji), 50 mg Curcumae domesticae rhizoma
ekstrak (kunyit). Indikasi: diare no spesifik
Kelebihan dan Kelemahan Obat
Tradisional
KELEMAHAN KELEBIHAN
1. Efek samping relatif kecil jika digunakan
1. Efek farmakologisnya lemah secara tepat, tepat dosis/takaran, tepat
2. Bahan baku belum terstandar waktu penggunaan, tepat cara
3. Bersifat higroskopis serta volumines penggunaan, tepat pemilihan bahan,
4. Belum semua dilakukan uji klnik tepat telaah informasi, dan sesuai
5. Mudah tercemar berbagai jenis dengan indikasi penyakit tertentu
mikroorganisme(Katno, 2008) 2. Kombinasi efek kandungan kimia dalam
bahan obat tradisional, seperti : efek
komplementer, sinergisme, dll
3. Obat tradisional lebih sesuai untuk
penyakit metabolic dan degenerative
(Katno, 2008)
Obat Modern
● obat yang digunakan dalam sistem kedokteran Barat, dapat berbentuk tablet, kaplet,
sirup, puyer, salep, suppositoria (misal obat wasir),
● biasanya sudah dalam bentuk jadi buatan pabrik farmasi, dengan kemasan bernomor
kode pendaftaran di Depkes yang dimulai dengan 1-3 huruf diikuti angka-angka, huruf-
hurufnya adalah DTL (Nama Dagang Obat Terbatas Lokal), DKL (Nama Dagang Obat
Keras Lokal), DBL (Nama Dagang Obat Bebas Luar), dan lain-lain;
● ada yang harus dibeli dengan resep dokter di apotik (walaupun kenyataannya bisa tanpa
resep atau bisa dibeli diluar apotik, misal kapsul, ada yang bisa dibeli bebas di apotik,
toko obat, depot obat, ataupun warung (BPS, 2017).
Perbedaan dengan Obat Modern
04
UJI PREKLINIS OBAT BARU
N. KUGASHINI
170100251
PROSES PERKEMBANGAN OBAT
 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia telah
mengatur tentang pemanfaatan obat dengan peraturan No 13 Tahun 2014.

 BPOM berperan dalam proses uji praklinik, hingga komersialisasi


fitofarmaka.

Tahap 1 – Penemuan dan perkembangan obat baru


Tahap 2 – Pengujian Pra-klinik
Tahap 3 – Pengujian Klinik
Tahap 4 – Persetujuan FDA (Food & Drug Adminstration)
Tahap 5 – Monitoring keamanan obat di pasaran
DEFINISI UJI PRA KLINIK OBAT BARU

 Uji praklinik / studi pengembangan / uji non-klinik / uji efek farmakologik


adalah suatu pengujian khasiat serta keamanan obat sebelum digunakan secara
luas.

 Uji praklinik dilakukan pada hewan coba untuk memastikan efektivitas,


keamanan dan gambaran efek samping akibat pemberian suatu obat baru
sebelum diuji pada manusia.

 hewan coba (mencit, tikus, kelinci,marmot, hamster, anjing atau primata).


PROSEDUR UJI PRA KLINIS OBAT BARU
ALUR PERKEMBANGAN OBAT BARU UJI PRA KLINIS (IN VITRO VS IN VIVO)
KEGUNAAN & FUNGSI METODE IN VITRO
 Untuk menentukan khasiat obat dengan menggantikan uji khasiat
pada hewan.
 Dapat prediksi afinitas dan selektifitas dari zat obat (Parameter ;
Effective Concentration)

~ Contohnya ; dengan uji aktivitas enzim, uji antikanker, uji anti


mikroba pada perbenihan mikroba, uji antioksidan, uji antiinflamasi
~ Namun, uji toksisitas sampai saat ini masih tetap dilakukan pada
hewan (in vivo).
KEGUNAAN & FUNGSI METODE IN VIVO

 Efek Farmakologi
~ Uji hubungan dosis - efek

1. Farmakodinamik 2. Farmakokinetik 3. Toksikologi


 Mekanisme kerja  Pola absorbsi, pola  Toksisitas
 Efek lain Eleminasi, disposisi,  Spektrum Efek Samping
 Efek terhadap jaringan/ Ikatan protein
• Akut
sistem metabolisme  Multipel dosis
• Subkronik & Kronik
 Metabolit
• Khusus
Kerusakan Genetik
(genotoksisitas & mutagenisitas).
Pertumbuhan Tumor
(onkogenisitas/karsinogenisitas/terat
ogenisitas.

Uji Klinis
05
TAHAPAN UJI KLINIS OBAT
BARU
CHAIRIZA MUTTAQIEN
170100139
Uji Klinis

● Uji klinis adalah pengujian khasiat dan keamanan obat pada


manusia yang dapat “menjamin” apakah hasil in vitro atau hasil
pada hewan coba sama dengan pada manusia
● Uji klinis terdiri dari empat fase, yaitu fase I, fase II, fase III, dan
fase IV (Mahan, 2014)
Uji Klinis Fase I
● Pada uji fase satu, calon obat diuji pada sukarelawan yang sehat sebanyak
25-50 orang
● Hal yang diteliti pada fase ini adalah keamanan obat, bukan efektifitasnya
● Tujuan fase ini adalah menentukan besarnya dosis tunggal yang dapat
diterima, artinya yang tidak menimbulkan efek samping serius
● Dosis oral yang diberikan pertama kali pada manusia biasanya 1/50 x dosis
minimal yang menimbulkan efek pada hewan
● Dosis berikutnya ditingkatkan sedikit-sedikit atau dengan kelipatan dua
sampai diperoleh efek farmakologik atau sampai timbul efek yang tidak
diinginkan
● Pada fase ini diteliti juga sifat farmakokinetiknya pada manusia.
Hasil penelitian farmakokinetik ini dapat digunakan untuk
meningkatkan pemilihan dosis pada penelitian selanjutnya
● Uji klinis fase I ini dilaksanakan secara terbuka, artinya tanpa
pembanding dan tidak tersamar
Uji Klinis Fase II
● Pada uji klinis fase dua maka calon obat diuji pada pasien tertentu sebanyak
100-200 pasien
● Tujuannya ialah melihat apakah efek farmakologik yang tampak pada fase I
berguna atau tidak untuk pengobatan
● Fase II ini dilaksanakan oleh orang-orang yang ahli dalam masing-masing
bidang yang terlibat
● Pada fase ini mulai dilakukan pengembangan dan uji stabilitas bentuk sediaan
obat
● Rentang toksisitas yang lebih luas mungkin saja terdeteksi pada fase ini
● Pada fase II ini tercakup juga penelitian dosis-efek untuk
menentukan dosis optimal yang akan digunakan selanjutnya, serta
penelitian lebih lanjut mengenai eliminasi obat, terutama
metabolismenya
● Pada tahap ini uji klinis dilakukan secara terbuka tanpa kontrol
(uncontrolled trial)
● Mengingat subjek yang digunakan terbatas, hasil dan kesimpulan
yang diperoleh belum dapat digunakan sebagai bukti adanya
kemanfaatan klinis obat
Uji Klinis Fase III
● Uji klinis fase tiga, melibatkan kelompok besar pasien (mencapai ribuan, 300-
3000 orang pasien), biasanya multicenter
● Uji klinis fase III dilakukan untuk memastikan bahwa suatu obat baru benar-
benar berkhasiat dan untuk mengetahui kedudukannya dibandingkan dengan
obat standar
● Uji klinis fase III dilakukan pada sejumlah besar penderita yang tidak
terseleksi ketat dan dikerjakan oleh orang-orang yang tidak terlalu ahli,
sehingga menyerupai keadaan sebenarnya dalam penggunaan sehari-hari
dimasyarakat
● Pada uji klinis fase III ini biasanya pembandingan dilakukan
dengan plasebo, obat yang sama tapi dosis berbeda, obat standard
dengan dosis ekuiefektif, atau obat lain yang indikasinya sama
dengan dosis yang ekuiefektif. Pengujian dilakukan secara acak
dan tersamar ganda
● Bila hasil uji klinis fase III menunjukkan bahwa obat baru ini
cukup aman dan efektif, maka obat dapat diizinkan untuk
dipasarkan
Uji Klinis Fase IV

● Fase ini sering disebut post marketing drug surveillance karena merupakan
pengamatan terhadap obat yang telah dipasarkan
● Fase ini bertujuan menentukan pola penggunaan obat di masyarakat serta pola
efektifitas dan keamanannya pada penggunaan yang sebenarnya
● Penelitian fase IV merupakan survei epidemiologi menyangkut efek samping
maupun efektifitas obat
● Setelah hasil studi fase IV dievaluasi, ada kemungkinkan obat ditarik dari
perdagangan jika membahayakan
Contoh obat yang ditarik kembali:

● cerivastatin (suatu antihiperkolesterolemia yag dapat merusak ginjal)


● entero-vioform (kliokuinol suatu anti-disentri amuba yang pada orang Jepang
bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot mata)
● fenil pranol amin/PPA yang sering terdapat pada obat flu harus diturunkan
dosisnya dari 25 mg menjadi tidak lebih dari 15 mg karena dapat
meningkatkan tekanan darah dan kontraksi jantung
● triglitazon (antidiabetes yang bisa merusak hati)
● Viox (rofecoxib) yang bisa merusak jantung
06
MANFAAT DAN ZAT AKTIF YANG
TERKANDUNG DALAM EKSTRAK
IKAN GABUS
Andre C Tarigan
170100197
Klasifikasi Ikan Gabus (Channa striata)

● Kerajaan : Animalia
● Filum : Chordata
● Kelas : Actinopterygii
● Ordo : Perciformes
● Famili : Channidae
● Genus : Channa
● Spesies : Channa striata
Kandungan Ikan Gabus
Ikan gabus merupakan sumber protein, lemak dan Vitamin A. Ikan ini memilik
kandungan protein mencapai 25 persen, lebih besar daripada kebanyakan ikan-ikan
lainnya.

Secara spesifik, 100 gram ikan gabus mengandung :


● 69 kalori
● 25,2 gram protein • 76 miligram fosfor
● 1,7 gram lemak • 150 miligram vitamin A
● 0,9 miligram zat besi • 0,04 miligram vitamin B
● 62 miligram kalsium • 69 miligram air
○ Di samping itu, ikan gabus juga mengandung albumin yang bisa mencapai 6.200 gram
per 100 gram berat ikan gabus
○ Albumin berperan menghambat pembentukan sitokin pro-inflamasi yaitu TNF-α dan IFN-γ
(Komáromi et al., 2016). Beberapa fungsi lain albumin diantaranya ialah mempertahankan
tekanan onkotik plasma, membantu metabolisme dan transportasi berbagai obat-obatan dan
senyawa endogen, anti inflamasi, membantu keseimbangan asam-basa, antioksidan,
mempertahankan integritas mikrovaskuler,
○ Efek antikoagulan dan menghambat agregasi trombosit.
○ Ikan gabus memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk kesehatan. Kandungan nutrisi
tersebut terdiri atas protein, terutama albumin dan asam amino esensial, asam lemak
esensial, mineral khususnya zink/seng (zn) dan beberapa vitamin yang berguna untuk
kesehatan
Kandungan Ekstrak Channa striata
Ekstrak Channa striata melalui Asam lemak
pelarut kloroform mengandung Asam miristat
beberapa senyawa. Asam palmitat
Asam amino Asam stearat (15,31% dari total
Asam aspartat asam lemak)
Asam glutamat Asam heptadekanoat
Serine Asam palmitoleat (35,93% dari
Glycine (35,77% dari total protein) total asam lemak)
Histidin Asam oleat (22,96% dari total
Arginin asam lemak)
Treonin Asam linoleat (11,45% dari total
Alanine (10,19% dari total protein) asam lemak) Asam arakidonat)
Prolin
Tirosin Valine Metionin leusin,
Fenilalanin

Z. A. Zakaria, et al. 2006 “G09 Amino acid and fatty acid compositions
of the aqueous extract of Channa striatus,” Journal of Veterinary
Pharmacology and erapeutics, vol. 29, pp. 208-209, 2006
Manfaat Ikan Gabus

● Penyembuhan luka : Asam amino esensial, asam lemak dan albumin di dalam ikan gabus adalah
komposisi utama untuk memulihkan penyembuhan luka dalam tubuh manusia

● Pembekuan darah : ekstrak ikan gabus diketahui meninduksi terjadinya agregasi platelet

● Sebagai antimikroba dan antifungal : dengan menekan atau menginhibisi pertumbuhan


mikroorganisme di dalam tubuh
● Efek Antinosiseptif : Sifat anti-nosiseptif atau analgesik dari Ikan gabus diduga karena glisin
dan asam arakidonat

● Antioksidan : Albumin yang tinggi di dalam ikan gabus berfungsi sebagai pengikat radikal
bebas

● Antiinflamasi : ekstrak Channa striata memiliki efek antiinflamasi melalui penghambatan


prostaglandin (PGE2)

● Membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh : Albumin berfungsi untuk mengatur
tekanan dalam pembuluh darah dan menjaga agar cairan yang terdapat dalam pembuluh darah
tidak bocor ke jaringan tubuh sekitarnya
Apakah Ekstrak Ikan Gabus Dapat Menjadi Sumber Makanan
untuk SARS-CoV-2
● Formasi virus bergantung pada kapasitas metabolik host untuk menyediakan metabolit seperti nukleotida, as
amino, dan as. lemak serta energi dalam bentuk ATP (Eisenreich et al., 2019).

Eisenreich, W., Rudel, T., Heesemann, J. & Goebel, W. 2019, How Viral and Intracelluler Bacterial Pathogens
Reprogram the Metabolism of Host Cells to Allow Their Intracelluler Replication, vol. 9.

● Ekstrak Ikan Gabus megandung nutrisi seperti albumin, asam amino (arginin, lysine, asam aspartate, dan asam
glutamate), asam lemak dan mineral. Nutrisi dari ekstrak ikan gabus diperkirakan menjadi sumber makanan atau
energi bagi H. pylori (Yulizal et al., 2020).

Yulizal, OK., Lelo, A., Ilyas, S. & Kusumawati, R. L. 2020, ‘The effect of Channa striata extract and standard
eradication regimen on asymmetric dimethylarginine in Helicobacter pylori gastritis rat model’, Veterinary
World, EISSN, vol. 13, pp. 1605-1612.
Arginine

● L-arginin dapat bereaksi dengan enzim nitrous oxide synthase menghasilkan komponen nitrous oxide.
Komponen ini memiliki efek menguntungkan pada fisiologi paru dan jantung (Budhwar et al., 2020).

Budhwar, S., Sethi, K. & Chakraborty, M. 2020, ‘A Rapid Advice Guideline for the Prevention of Novel
Coronavirus Through Nutritional Intervention’, Current Nutrition Report, vol.9, pp. 119-128.

● Pada manusia, arginin telah menunjukkan memiliki peran signifikan dalam sistem imun baik imunitas alami dan
imunitas yang didapat. Kekurangan arginin menyebabkan inhibitor interferon-gamma dan IL-2, reduksi
proliferasi sel T, melemahkan fungsi sel T dan meningkatkan risiko infeksi (Younes et al., 2020).

Younes, M. B., Abeeleh, J. A. A. A., Awwad, E. F., Sharaya, S. H., Daknash, R. M. & Alameri, Z. gh. A. 2020, ‘The Potential Role of
Arginine/Glutamine/Zinc/Copper as Supplemental Immuno-Enhancing Nutrients in Suspected/Infected Sars-Cov-2 Patients’, IAR J Med
Sci, vol. 1, pp. 20-25.
Arginine
● Perbanyakan residu arginin pada daerah fungsional proteome SARS-CoV-2 menyediakan dukungan
kolateral yang penting untuk arginine-modifying agent dalam menginaktivasi virus dan aktivitas
virusidal.

Al-Motawa, M., Abbas, H., Witjen, P., de la Fuente, A., Xue, M., Rabbani, N., Thornalley, P. J. 2020, Vulnerabilities of the Sars-CoV-2 virus to
proteotoxicity – opportunity for repurposed chemotherapy of COVID-19 infection, [Online], accessed on 11 th November 2020, available
at: https://www.biorxiv.org/content/biorxiv/early/2020/04/09/2020.04.07.029488.full.pdf
Lysine
● Lysine secara luar dengan waktu yang singkat mengeliminasi atau menurunkan demam
mungkin berkaitan dengan menurunkan badai sitokin yang terjadi pada pasien Covid19
(Kagan et al., 2020).

Lysine Therapy for SARS-CoV-2, 2020


(Christopher Kagan, Alexander Chaihorsky, Rony Tal, Bo Karlicki )
07
MANFAAT DAN ZAT AKTIF YANG
TERKANDUNG DALAM EKSTRAK
MENIRAN
Al-Furqon
1701000
08
MANFAAT DAN ZAT AKTIF YANG
TERKANDUNG DALAM EKSTRAK
TEMULAWAK
Michael Daniel
170100
09
EKSTRAK YANG PALING
BERKHASIAT SEBAGAI ANTIVIRUS

Enda Agustina Tarigan


170100173
Meniran

Ekstrak ikan gabus Temulawak

MANAKAH YG BERKHASIAT SEBAGAI


ANTIVIRUS ??
Ekstrak Ikan Gabus (Channa striata)

Ekstrak Channa striata melalui pelarut


kloroform mengandung beberapa senyawa. ●Asam lemak
• Asam amino ●Asam miristat
• Asam aspartat
●Asam palmitat
• Asam glutamat
• Serine ●Asam stearat (15,31% dari total asam lemak)
• Glycine (35,77% dari total protein) ●Asam heptadekanoat
• Histidin ●Asam palmitoleat (35,93% dari total asam lemak)
• Arginin ●Asam oleat (22,96% dari total asam lemak)
• Treonin ●Asam linoleat (11,45% dari total asam lemak) Asam
• Alanine (10,19% dari total protein) arakidonat)
• Prolin
• Tirosin Valine Metionin leusin,
• Fenilalanin
Temulawak
Meniran
Meniran
10
INTERAKSI EKSTRAK IKAN GABUS,
EKSTRAK MENIRAN DAN EKSTRAK
TEMULAWAK
Grace Christina & Indah Sari
Ekstrak Ikan Gabus
● Antidiabetic (proteinnya punya kemampuan
menghambat enzim alpha-glukosidase pemecahan
karbohidrat menjadi glukosa)
● Ikan gabus (Channa striata) memiliki beberapa
kandungan diantaranya zinc, albumin, protein bernilai
biologis tinggi, asam amino ketogenik, dan BCAA.
Kandungan asam amino ketogenik dan BCAA
(Branched Chain Amino Acids) memiliki fungsi
sebagai penghambat gangguan fungsi ginjal sehingga
dapat menurunkan kadar kreatinin.
Ekstrak Meniran
● Penelitian bisa menjadi antivirus di penyakit hepatitis (mengikat antigen hepatitis) , ekstrak air dari tanaman
keringnya ,punya zat aktif falvanoid / flavonoid
● Menurunkan tekanan darah
● Zat aktif: filantina (phylantine), hipofilantina, resin (dammar), tanin, lignans, alkaloids, and flavonoids.
● Zat aktif filantina berguna untuk antioksidan & antitoxic
● Zat aktif filatin berguna untuk mengaktifkan sel Kupffer >> menghasilkan interleukin >> regenerasi sel-sel
hati
● Perhatian khusus: pada pengguna antidiabetic, pada penderita kelainan pembekuan darah, pengguna lithium,
pengguna obat antidiuretic,
● Bisa menurunkan kadar gula darah
● Bisa meningkatkan resiko perdarahan (memperlambat pembekuan darah)
● Penelitian:- Bersama ekstrak daun salam (direbus, minum air) bisa menurunkan kadar asam urat
- Bersama ekstrak ikan gabus dapat diperhatikan pemberiannya dikarenakan kedua
ekstrak tsb beresiko menyebabkan hipoglikemi karena gabus sama meniran dapat nurunin kgd
● Menurut penelitian Gugum, pemberian ekstrak
meniran secara akut tidak memberikan perbedaan
secara bermakna terhadap gambaran makroskopis
hepar, yaitu morfologi makroskopis dan volume
hepar. Namun, pemberian ekstrak meniran secara akut
memberikan perbedaan secara bermakna terhadap
gambaran mikroskopis sel hepar.
Ekstrak Temulawak
● Daya tahan tubuh
● Kurkuminoid: anti-inflamasi, antioksidan (terutama untuk hati)
● Aktivitas kurkuminoid: antidislipidemia, antioksidan, antiinlamasi,
antiviral, antifungal, menghambat pembentukan plak aterosklerosis,
menghambat pertumbuhan bakteri Helicobacter pylori, mengikat
merkuri dan kadmium, mencegah kanker, serta dapat melindungi hati.
● Bersama meniran bisa berfungsi sbg antivirus SRV2 (penyebab kanker
paru2 pada manusia) >> ada penelitiannya
● Menurut penelitian Amor Tresna, Ekstrak meniran dan temulawak
memiliki aktivitas antivirus terhadap virus hepatitis. Kedua ekstrak
tersebut diduga dapat pula menghambat aktivitas hidup virus SRV-2 
dapat disimpulkan penggabungan/ campuran keduanya berfungsi sbg
antivirus .
● Menurut penelitian Wulandari dkk, campuran ekstrak meniran dan
temulawak memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap
Staphyllococcus epidermidis dan antioksidan
Uji Toksisitas Ekstrak
● Pada uji ekstrak ikan gabus tidak terdapat efek
samping ataupun toksisitas yang dapat
menyebabkan kerusakan pada organ tubuh, dan
menurut beberapa jurnal lain mengatakan
bahwa ekstrak ikan gabus sangat baik untuk
perbaikan luka (wound healing)
KESIMPULAN


THANK YOU!

CREDITS: This presentation template was created by ​Slidesgo​, including icons by Flaticon​,
infographics & images by ​Freepik

Anda mungkin juga menyukai