Anda di halaman 1dari 6

Rizal et al Jurnal Veteriner

Peningkatan Kualitas Spermatozoa Epididimis Kerbau Belang yang


Dikriopreservasi dengan Beberapa Konsentrasi Sukrosa
(THE QUALITY ENHANCEMENT OF EPIDIDYMAL SPERMATOZOA OF SPOTTED
BUFFALO CRYOPRESERVING WITH VARIOUS SUCROSE CONCENTRATIONS)

Muhammad Rizal1*, Herdis2, Yulnawati3, Hera Maheshwari 4

1Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura,

Jl. Ir. M.Putuh ena, Kampus Poka, Ambon 97233 16680 E-mail: icang65@yahoo.com
2Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi,

Gedung II BPPT Lt. 16, Jl. M.H. Thamrin No. 8, Jakarta Pusat 10340
3Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),

Jl. Raya Bogor km. 46, Cibinong, 16911


4Departemen Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan,

Institut Pertanian Bogor, Jl. Agatis, Kampus IPB Dramaga, Bogor.

ABSTRAK

Penelitian dilakukan untuk mengetahui kualitas spermatozoa epididimis kerbau belang selama
proses pembekuan (kriopreservasi). Bahan pengencer yang digunakan adalah AndroMed® sebagai kontrol
(AM) serta kombinasi AndroMed® dengan 0,2% (S0,2) dan 0,4% sukrosa (S0,4). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa persentase motilitas spermatozoa epididimis kerbau belang setelah thawing dalam
bahan pengencer AM (41%), nyata (P<0,05) lebih rendah dibandingkan dengan S0,2 (46%) dan S0,4 (46%).
Demikian pula halnya dengan persentase hidup spermatozoa setelah thawing dalam bahan pengencer AM,
S0,2, dan S0,4 secara berturut-turut adalah 52,2; 59,8 dan 60,8% (P<0,05). Sementara itu, tidak terdapat
perbedaan nyata (P>0,05) pada persentase membran plasma utuh (MPU) setelah thawing dalam ketiga
bahan pengencer. Persentase MPU setelah thawing perlakuan AM, S0,2, dan S0,4 adalah masing-masing
68; 68,8 dan 66,8%. Dapat disimpulkan bahwa penambahan sukrosa sebagai krioprotektan eksternal ke
dalam bahan pengencer AndroMed® dapat meningkatkan kualitas spermatozoa epididimis kerbau belang
setelah thawing.

Kata Kunci: spermatozoa epididimis, pembekuan, sukrosa, kerbau belang.

ABSTRACT

The objective of this study was to improve the quality of spotted buffalo epididymal spermatozoa
during the cryopreservation process. The diluters were Andromed® as control (AM) and the combination of
AndroMed® with 0.2% sucrose (S0.2) and AndroMed® with 0.4% sucrose (S0.4). The result showed that the
percentage of motility after thawing in AM (41%) was significantly (P<0.05) lower than S0.2 (46%) and S0.4
(46%). The same thing was happened with the percentage of live spermatozoa after thawing. The
percentage of live spermatozoa after thawing in AM, S0.2, and S0.4 were 52, 59.8, and 60.8% (P<0.05),
respectively. However, there was no significantly difference (P>0.05) in the percentage of membrane
integrity between the three extenders. The percentage of membrane integrity after thawing in AM, S0.2,
and S0.4 were 68, 68.8, and 66.8%, respectively. In conclusion, the addition of sucrose as external
cryoprotectant in to basic extender could increase the quality of spotted buffalo epididymal spermatozoa after
thawing.

Key Words: epididymal spermatozoa, cryopreservation, sucrose, spotted buffalo.


--------------------------------------------------------------------

PENDAHULUAN solo). Kepercayaan masyarakat setem-pat


menyatakan bahwa makin banyak kerbau
Sebagai bagian dari keanekaragaman belang yang dipotong pada upacara pema-
hayati asli Indonesia, kerbau belang (Bubalus kaman sebagai penghormatan terakhir akan
bubalis) merupakan hewan yang sangat penting makin mudah jalan arwah orang yang
dalam kehidupan sosial masyarakat Tana dimakamkan tersebut menuju surga. Keadaan
Toraja, Sulawesi Selatan. Kerbau belang biasa tersebut menyebabkan harga seekor kerbau
digunakan oleh masyarakat untuk upacara belang jantan yang akan digunakan sebagai
adat, terutama pada acara pemakaman (rambu persembahan mencapai ratusan juta rupiah,

188
Rizal et al Jurnal Veteriner

bergantung pada pola atau tipe belangnya, pemilihan bahan pengencer sebagai media
ukuran/bobot badan serta tipe tanduknya. penyimpanan yang tepat perlu dilakukan agar
Sebagai bentuk kepedulian terhadap dapat meningkatkan kualitas spermatozoa
kelestarian sumber daya hayati asli Indonesia, epididimis kerbau belang setelah pencairan
upaya penyelamatan kerbau belang dari kembali (thawing).
kepunahan dirasa sangat perlu untuk segera Salah satu upaya yang mungkin dila-
dilakukan. Penurunan populasi kerbau belang kukan untuk mempertahankan kualitas
setiap tahunnya terjadi akibat tingginya spermatozoa epididimis selama proses krio-
jumlah pemotongan untuk upacara adat serta preservasi (pembekuan) adalah dengan
rendahnya angka kelahiran kerbau belang. Hal menambahkan gula (karbohidrat) ke dalam
tersebut terjadi karena pola perkembangbiakan larutan pengencer. Gula berfungsi sebagai
kerbau belang yang terbatas akibat sistem substrat bagi sumber energi dan krioprotektan
pemeliharaannya yang sangat dilindungi oleh ekstraseluler, sehingga dapat melindungi dan
pemiliknya. Seekor kerbau belang jantan menunjang kehidupan spermatozoa selama
sangat dibatasi untuk melakukan aktivitas proses pengolahan. Gula telah terbukti mampu
reproduksi oleh pemiliknya akibat adanya memperbaiki kualitas semen beku (sperma-
kepercayaan masyarakat setempat bahwa tozoa ejakulat), seperti sukrosa pada semen
kerbau jantan yang telah melakukan aktivitas beku sapi (Woelders et al., 1997), trehalosa dan
reproduksi akan menjadi liar sehingga sulit EDTA pada semen beku domba Pampinta
dikendalikan. Oleh karena itu, para pemilik (Aisen et al., 2000; 2002), serta dextrosa,
dan peternak kerbau belang biasanya rafinosa, trehalosa, dan sukrosa pada semen
memelihara ternaknya secara terpisah dalam domba Garut (Rizal et al., 2006).
kandang khusus agar tidak terjadi aktivitas Pada penelitian ini dicoba penambahan
reproduksi. beberapa konsentrasi sukrosa ke dalam
Perlu dilakukan tindakan nyata untuk pengencer komersial AndroMed® sebagai upaya
mencegah kepunahan kerbau belang. Secara mempertahankan kualitas spermatozoa
umum, teknologi reproduksi dapat diterapkan epididimis kerbau belang selama proses
untuk menghindari kepunahan. Salah satunya kriopreservasi. Perbaikan kualitas sperma-
adalah dengan memanfaatkan epididimis tozoa setelah thawing diharapkan dapat
kerbau belang yang sudah dipotong sebagai meningkatkan keberhasilan kebuntingan jika
sumber spermatozoa, sehingga materi spermatozoa tersebut dimanfaatkan dalam
genetiknya dapat terselamatkan. Apabila berbagai teknologi reproduksi, seperti IB.
kualitas spermatozoa yang bersumber dari
epididimis tersebut baik dan layak, maka METODE PENELITIAN
selanjutnya dapat diproses menjadi semen beku
agar dapat dipergunakan dalam jangka waktu Penyiapan Spermtozoa Epididimis
panjang melalui program inseminasi buatan Epididimis beserta testis kerbau belang
(IB). Pada beberapa spesies lainnya, upaya diperoleh dari hasil pemotongan hewan pada
penyelamatan material genetik dari epididimis saat upacara pemakaman keluarga di Desa
ini telah banyak dilakukan dan hasilnya cukup Pangli, Kecamatan Rantepao, Kabupaten Tana
menjanjikan, di antaranya pada monyet Toraja, Sulawesi Selatan. Epididimis dipisah-
(Tollner et al., 1990; Sankai et al., 1994; Feradis kan dari testis dan dibilas dengan larutan NaCl
et al., 2001), domba (Graham, 1994; Rizal, 2006), fisiologis (0,9% NaCl). Selanjutnya spermato-
sapi (Graham, 1994), kucing (Axner et al., 1998; zoa dari bagian cauda epididimis dikoleksi
Tsutsui et al., 2003; Yulnawati dan Setiadi, dengan kombinasi teknik slicing, pembilasan,
2005), (Kikuchi et al., 1998), badak (Lubbe et al., dan penekanan pada setiap jaringan cauda
1999), beruang (Anel et al., 1999), kuda (Rizal, 2006) menggunakan larutan pengencer
(Squires et al., 2000), llama dan alpaca (Bravo semen komersial AndroMed®. Spermatozoa se-
et al., 2000), rusa (Garde et al., 2000; Soler et gar hasil koleksi dievaluasi kualitasnya meli-
al., 2003), anjing (Hori et al., 2004), dan kerbau puti persentase motilitas, persentase spermato-
Afrika (Herold et al., 2004; Herold et al., 2006). zoa hidup, konsentrasi, dan persentase mem-
Secara fisiologis, spermatozoa yang bran plasma utuh (MPU).
berasal dari epididimis memang sedikit
berbeda dengan spermatozoa yang berasal dari Kriopreservasi Spermatozoa dengan Ber-bagai
ejakulat. Menurut Hafez dan Hafez (2000), Pengencer
spermatozoa yang berasal dari cauda epididimis Spermatozoa hasil koleksi dibagi ke
memiliki daya fertilitas hampir sama dengan dalam tiga buah tabung reaksi dengan volume
spermatozoa ejakulat. Oleh karena itu, upaya yang sama dan disentrifugasi dengan kece-

189
Rizal et al Jurnal Veteriner

patan 3000 rpm selama 20 menit pada suhu Persentase MPU spermatozoa ditentung
kamar. Supernatan yang terbentuk dibuang dengan menghitung persentase spermatozoa
dan sedimen yang mengandung spermatozoa yang memiliki membran plasma utuh dengan
diencerkan kembali dengan berbagai pengencer metode osmotic resistance test (ORT) atau
sesuai perlakuan. Volume pengencer yang hypoosmotic swelling (HOS) test (Revell dan
digunakan disesuaikan dengan konsentrasi Mrode, 1994). Komposisi larutan hipoosmotik
yang telah dihitung sebelumnya. Spermatozoa terdiri atas: 0,9 g fruktosa + 0,49 g natrium
pada tabung rekasi pertama diencerkan dengan sitrat yang dilarutkan dengan akuabidestilata
pengencer 80% AndroMed® + 20% akua- hingga mencapai volume 100 ml. Sebanyak 200
bidestilata (kontrol atau AM). Sperma-tozoa µl larutan hipoosmotik ditambahkan ke dalam
pada tabung rekasi kedua diencerkan dengan 20 µl semen,dicampur hingga homogen
pengencer 80% AndroMed® + 20% akua- kemudian, dan diinkubasi pada suhu 37oC
bidestilata + 0,2% sukrosa (S0,2). Spermatozoa selama 45 menit. Preparat ulas tipis dibuat
pada tabung rekasi ketiga diencerkan dengan pada gelas objek dan dievaluasi dengan
pengencer 80% AndroMed® + 20% akua- mikroskop cahaya pembesaran 400x terhadap
bidestilata + 0,4% sukrosa (S0,4). minimum 200 spermatozoa. Spermatozoa yang
Spermatozoa epididimis yang telah memiliki membran plasma utuh ditandai oleh
diencerkan dikemas di dalam straw mini (0,25 ekor melingkar atau menggelembung,
ml) dengan konsentrasi 200 juta spermatozoa sedangkan yang rusak ditandai oleh ekor lurus.
motil per straw dan kemudian diekuilibrasi di
dalam lemari es bersuhu 5°C selama 3 jam. Analisis Data
Pembekuan spermatozoa epididimis diawali Data yang diperoleh dianalisis dengan
dengan meletakkan straw yang telah analisis sidik ragam (Analysis of Variance
diekuilibrasi 10 cm di atas permukaan nitrogen /ANOVA) dalam bentuk rancangan acak
cair (suhu sekitar -130°C) selama 15 menit di lengkap dengan tiga perlakuan dan lima kali
dalam styrofoam yang ditutup rapat. ulangan. Perbedaan antarperlakuan diuji
Selanjutnya straw dimasukkan ke dalam dengan uji beda nyata terkecil (Steel dan
nitrogen cair (suhu -196°C) dan disimpan di Torrie, 1993).
dalam kontainer. Setelah disimpan, masing-
masing sampel spermatozoa epididimis beku HASIL DAN PEMBAHASAN
dicairkan kembali (thawing) untuk dievaluasi
kualitasnya. Thawing dilakukan dengan cara Hasil penelitian memperlihatkan bah-
memasukkan straw ke dalam air bersuhu 37oC wa penambahan sukrosa ke dalam pengencer
selama 30 detik. AndroMed® memberikan pengaruh yang baik
terhadap persentase spermatozoa motil dan
Parameter Penelitian hidup spermatozoa epididimis kerbau belang
Parameter yang diamati dalam penelitian ini setelah thawing (Tabel 1). Hal tersebut dapat
adalah kualitas spermatozoa epididimis seperti dijadikan sebagai indikator bahwa sukrosa
tingkat motilitas (%), jumlah spermatozoa sebagai salah satu jenis gula, efektif dalam
hidup (%), dan jumlah spermatozoa (%) dengan melindungi spermatozoa dari kerusakan selama
membran plasma yang utuh (MPU) pada proses pendinginan, pembekuan, dan thawing
tahapan pengenceran, ekuilibrasi, dan sehingga dapat meningkatkan kualitas
thawing. Persentase spermatozoa yang motil spermatozoa epididimis kerbau belang.
ditentukan dengan menghitung jumlah Keberhasilan kriopreservasi sperma-
persentase spermatozoa yang bergerak secara tozoa epididimis kerbau telah dilaporkan oleh
progresif (bergerak ke depan) pada delapan Herold et al. (2004; 2006) menggunakan
lapang pandang mikroskop cahaya pembesaran pengencer komersial Triladyl™ dan AndroMed®
400x (Rasul et al., 2001). Angka yang diberikan pada kerbau Afrika. Akan tetapi, pada pene-
berkisar antara 0 dan 100% dengan skala 5%. litian tersebut spermatozoa kerbau terlebih
Persentase spermatozoa hidup ditentu- dahulu ditambahkan plasma semen sapi
kan dengan menghitung persentase sperma- sebelum dikriopreservasi. Menurut Graham
tozoa yang hidup.setelah pewarnaan dengan 2% (1994) plasma semen memegang peranan
eosin (Toelihere, 1981). Spermatozoa yang penting karena di dalamnya terkandung
hidup ditandai oleh kepala berwarna putih, berbagai macam senyawa yang menunjang
sedangkan yang mati ditandai oleh kepala kehidupan spermatozoa.
berwarna merah. Sebanyak minimum 200
spermatozoa dievaluasi dengan mikroskop
cahaya pembesaran 400x.

190
Rizal et al Jurnal Veteriner

Tabel 1. Rata-rata persentase spermatozoa motil, spermatozoa hidup, dan MPU spermatozoa
epididimis kerbau belang setelah pengenceran, ekuilibrasi dan thawing
Tahap pengolahan semen
Peubah Perlakuan
Setelah pengenceran Setelah ekuilibrasi Setelah thawing
Spermatozoa AM 65,00 ± 0,00a 50,00 ± 0,00a 41,00 ± 2,00a
motil (%) S0,2 65,00 ± 0,00a 53,33 ± 4,71a 46,00 ± 2,00b
S0,4 65,00 ± 0,00a 55,00 ± 4,08a 46,00 ± 2,00b
Spermatozoa AM 76,00 ± 2,83a 70,33 ± 0,47a 52,20 ± 2,48a
hidup (%) S0,2 78,33 ± 0,94a 73,00 ± 1,63ab 59,80 ± 1,94b
S0,4 77,67 ± 1,70a 73,33 ± 1,25b 60,80 ± 2,48b
MPU (%) AM 78,67 ± 0,47a 72,00 ± 0,82a 68,00 ± 1,10a
S0,2 80,67 ± 2,05a 73,00 ± 1,63a 68,80 ± 3,12a
S0,4 78,67 ± 0,47a 72,33 ± 0,94a 66,80 ± 1,94a
Notasi huruf ke arah kolom yang sama hasil yang berbeda nyata (P<0,05).

Gula sukrosa termasuk ke dalam substrat dan elektrolit tersebut. Substrat dan
golongan disakarida yang terdiri atas dua unit elektrolit harus difasilitasi karena tidak dapat
monosakarida, yaitu α-glukosa dan fruktosa menembus secara difusi bebas membran
yang terhubung melalui ikatan glikosida. plasma sel spermatozoa yang bersifat semi-
Sukrosa dalam hal ini berfungsi sebagai permeabel.
substrat sumber energi dan sekaligus sebagai Gula diketahui dapat menjadikan
krioprotektan ekstraseluler. Sebagai substrat membran plasma sel lebih stabil selama proses
sumber energi, sukrosa akan dimetabolisir kriopreservasi (Strauses et al., 1986;
melalui jalur glikolisis atau dilanjutkan dengan Anchordoguy et al., 1987; Bakas dan Disalvo,
reaksi asam trikarboksilat (siklus Krebs), 1991). Gula juga memegang peranan penting
sehingga dihasilkan energi berupa ATP yang dalam menurunkan kandungan garam larutan
akan dimanfaatkan oleh spermatozoa dalam pengencer, sehingga dapat mengurangi efek
pergerakan (motilitas). Sementara sebagai solusi (solution effect). Ini menyebabkan gula
krioprotektan ekstraseluler, sukrosa akan dapat mencegah perusakan terhadap sel akibat
melindungi membran plasma sel spermatozoa meningkatnya kadar garam selama proses
dari kerusakan secara mekanik yang mungkin pembekuan (Nicollajsen dan Hvidt, 1994).
terjadi saat proses kriopreservasi semen. Pemanfaatan berbagai jenis gula
Menurut Salamon dan Maxwell (2000) gula sebagai salah satu senyawa alternatif dalam
dalam keadaan beku berbentuk seperti kaca upaya memperbaiki kualitas semen beku telah
(glass) yang tidak tajam, sehingga tidak dilaporkan pada beberapa jenis hewan dan
merusak sel spermatozoa secara mekanik. ternak. Hasil penelitian yang menggunakan
Perbaikan membran plasma sel akan berbagai jenis gula lain pada kualitas
memberikan dampak positif terhadap motilitas spermatozoa berbagai jenis hewan dan ternak
dan daya hidup spermatozoa. Hal ini karena menunjukkan hal yang serupa yang diperoleh
motilitas spermatozoa sangat bergantung pada pada penelitian ini. Penambahan sukrosa ke
suplai energi berupa adenosin trifosfat (ATP) dalam pengencer nyata meningkatkan motilitas
hasil metabolisme. Metabolisme dapat spermatozoa sapi (Woelders et al., 1997);
berlangsung dengan baik jika membran plasma glukosa pada semen beku domba (Molinia et al.,
sel berada dalam keadaan yang utuh, sehingga 1993) dan semen beku babi (de los Reyes, 2000);
mampu mengatur lalu lintas masuk dan keluar rafinosa pada semen beku mencit (Storey et al.,
dari sel semua substrat dan elektrolit yang 1998) dan semen beku kambing peranakan
dibutuhkan dalam proses metabolisme. Pada Etawah (Suwarso, 1999); trehalosa pada semen
membran plasma sel terdapat banyak beku sapi (Woelders et al., 1997), semen beku
makromolekul seperti protein, lipoprotein, mencit (Storey et al., 1998), semen beku domba
glikoprotein, dan lain-lain yang dapat berfungsi Pampinta (Aisen et al., 2000), dan semen beku
sebagai enzim, reseptor, saluran, atau anjing (Yildiz et al., 2000). Penambahan gula di
pembawa (carrier) (Subowo, 1995). Makro dalam pengencer Tris berupa laktosa (Rizal et
molekul-makromolekul ini yang memfasilitasi al., 2003) dan maltosa (Herdis, 2005) nyata
lalu lintas masuk dan keluar dari sel seluruh

191
Rizal et al Jurnal Veteriner

meningkatkan kualitas semen beku domba spermatozoa recovery and freezing in a


Garut. cantabric brown bear (Ursus arctos): A
Berdasarkan hasil penelitian ini preliminary report. Theriogenology
diperoleh bahwa spermatozoa epididimis 51:277. [Abstr].
kerbau belang yang telah dibekukan baik pada Axner E, Sormholst B, Linde-Forsberg C. 1998.
perlakuan kontrol maupun dengan penam- Morphology of spermatozoa in the cauda
bahan sukrosa memenuhi syarat dimanfaatkan epididymis before and after electro-
dalam program IB atau produksi embrio in ejaculation and comparison with
vitro, karena memiliki persentase spermatozoa ejaculated spermatozoa in the domestic
motil setelah thawing di atas 40%. Standar cat. Theriogenology 50:973-979.
Nasional Indonesia (SNI) mensyaratkan bahwa Bakas, LS., and Disalvo EA. 1991. Effects of
semen yang memenuhi syarat digunakan dalam Ca2+ on the cryoprotective action of
program IB harus memiliki persentase trehalose. Cryobiology 28:347-353.
spermatozoa motil minimum 40%. Bravo PW, Alarcon V, and Bondurant RH. 2000.
Epididymal spermatozoa characteristics
SIMPULAN and its use on artificial insemination of
llamas and alpacas. Proceedings 14th
Berdasarkan hasil penelitian dapat Internaational Congress on Animal
disimpulkan bahwa spermatozoa epididimis Reproduction. Stockholm, 2-6 July 2000.
kerbau belang yang telah dipotong dapat Abstracts Volume 2, p.92.
dimanfaatkan dalam program IB dan produksi de los Reyes M, Saenz L, Lapiere L, Crosby J,
embrio in vitro, baik dalam keadaan segar Barros C. 2000. In vitro evaluation of
maupun setelah dibekukan. Penambahan boar spermatozoa frozen with perme-
sukrosa dengan konsentrasi 0,2 dan 0,4% able and non permeable cryoprotectant.
sebagai krioprotektan ekstraseluler ke dalam Proceeding of 14th International
®
pengencer AndroMed dapat meningkatkan Congress on Animal Reproduction.
kualitas spermatozoa epididimis kerbau belang Stockholm, 2-6 July 2000. Abstract
setelah thawing. Volume 2, p.161.
Feradis AH, Pawitri D, Suatha IK, Amin MR,
UCAPAN TERIMA KASIH Yusuf TL, Sajuthi D, Budiarsa IN,
Hayes ES. 2001. Cryopreservation of
Penulis mengucapkan terima kasih epididymal spermatozoa collected by
kepada Dinas Peternakan Kabupaten Tana needle biopsy from cynomolgus monkeys
Toraja, Keluarga dr. Yulius dan Bapak Slamet (Macaca fascicularis). J Med Primatol
Sumitro yang telah membantu dalam 30:100-106.
penyediaan peralatan laboratorium serta Garde J, Anel E, Garcia-Diaz A, Boixo JC, Soler
pengadaan dan pengambilan sampel epididimis A, De Paz P, Lopez-Saer A, Guerra C,
kerbau belang. Anel L. 2000. Evaluation of two
glycerol concentrations in freezing of
DAFTAR PUSTAKA electroejaculated and epididymal
spermatozoa from iberian red deer
Aisen EG, Alvarez HL, Venturino A, Garde JJ. (Cervus elaphus hispanicus). Proceed-
2000. Effect of trehalose and EDTA on ings 14th International Congress on
cryoprotective action of ram semen Animal Reproduction. Stockholm, 2-6
diluents. Theriogenology 53:1053-1061. July 2000. Abstract Volume 2, p.142.
Aisen EG, Medina VH, Venturino A. 2002. Graham JK. 1994. Effect of seminal plasma on
Cryopreservation and post-thawed the motility of epididymal and
fertility of ram frozen semen in different ejaculated spermatozoa of the ram and
trehalose concentrations. Theriogeno- bull during cryoprservation process.
logy 57:1801-1808. Theriogenology 46:1151-1162.
Anchordoguy TJ, Rudolph AS., Carpenter JF, Hafez ESE, Hafez B. 2000. Reproduction in
and Crowe JH. 1987. Modes of farm animals. 7th Ed. Lippincott
interaction of cryoprotectants with Williams & Wilkins, Baltimore.
membrane phospholipids during free- Herdis. 2005. Optimalisasi Inseminasi Buatan
zing. Cryobiology 24:324-331. Melalui Aplikasi Teknologi Laser-
Anel L, Martinez F, Alvarez M., Anel E., Boixo punktur pada Domba Garut (Ovis aries).
JC, Kaabi M, De Paz P, Chamorro C, 2005. (Disertasi). Bogor: Institut Perta-
and Herraez P. 1999. Post-mortem nian Bogor.

192
Rizal et al Jurnal Veteriner

Herold FC, Aurich JE, Gerber D. 2004. spermatozoa from cynomolgus monkeys
Epididymal sperm from the African buffalo (Macaca fascicu-laris). J Reprod Fertil
(Syncerus caffer) can be frozen successfully 101:273-278.
with Andromed® and Triladyl™ but the Soler AJ, Perez-Gusman MD, Garde JJ. 2003.
addition of bovine seminal plasma is Storage of red deer epididymides for four
detrimental. Theriogenology 61:715-724. days at 5oC: effects on sperm motility,
Herold FC, de Haas K, Colenbrander B, Gerber D.. viability, and morphology integrity. J Exp
2006. Comparison of equilibration times Zoo. 295A:188-199.
when freezing epididymal sperm from Squires EL, Gomez-Cuetara C, Graham JK. 2000.
African buffalo (Syncerus caffer) using Effect of seminal plasma on cryopreserving
Triladyl™ or AndroMed®. Theriogenology epididymal and ejaculated stallion
66:1123-1130. spermatozoa. Proceedings 14th
Hori T, Ichikawa M, Kawakami E. Tsutsui T. 2004. Internaational Cong-ress on Animal
Artificial insemination with frozen Reproduction. Stock-holm, 2-6 July 2000.
epididymal sperm beagle dogs. J Vet Med Abstracts Volume 2, p.166.
Sci 66:37-41. Steel RGD, Torrie JH. 1993. Prinsip dan Prosedur
Kikuchi K, Nagai T, Kashiwazaki N, Ikeda H, Statistika. Gramedia Pustaka Utama,
Noguchi J, Shimada A, Soloy E, Kaneko H. Jakarta.
1998. Cryopreservation and ensuing in vitro Storey BT, Noiles EE,Thompson KA. 1998.
fertilization ability of boar spermatozoa from Comparison of glycerol, other polyols,
epididymides stored at 4°C. Theriogenology trehalose, and raffinose to provide a defined
50:615-623. cryoprotectant medium for mouse sperm
Lubbe K, Smith RL, Bartels P, Godke RA. 1999. cryopreservation. Cryo-biology 37:46-58.
Freezing epididymal sperm from white Strauses G, Schurtenberger P, Huser H. 1986. The
rhinoceros (Ceratotherium simum) treated interaction of saccharides with lipid bilayer
with different diluents. Theriogenology vesicles: Stabilization during freeze-thawing
51:288. Abstract. and freeze-dying. Biochem Biophys Acta
Molinia FC, Evans G, Quintana-Casares PI, Maxwell 858:169-180.
WMC. 1993. Effect of monosaccharides and Subowo. 1995. Biologi Sel. Bandung: Angkasa.
disaccharides in tris based diluents on Suwarso. 1999. Peranan Rafinosa dalam Pengencer
motility, acrosome integrity and fertility of Tris-Sitrat-Kuning Telur ter-hadap Kualitas
pellet frozen ram spermatozoa. Anim Semen Beku Kambing Peranakan Etawah.
Reprod Sci 36:113-122. Tesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Nicollajsen H, Hvidt A. 1994. Phase behaviour of Toelihere MR. 1981. Inseminasi Buatan pada
the system trehalose-NaCl-water. Ternak. Bandung: Angkasa.
Cryobiology 31:199-205. Tollner TL, van de de Voort CA, Overstreet JW,
Rasul Z, Ahmad N, Anzar M. 2001. Changes in Drobnis EZ. 1990. Crypreservation of
motion characteristics, plasma mem-brane epididymal spermatozoa from cynomol-gus
integrity and acrosome mor-phology during monkeys (Macaca fascicularis). J Reprod
cryopreservation of buffalo spermatozoa. J Fertil 90:347-352.
Androl 22:278-283. Tsutsui T, Wada M, Anzai M, Hori T. 2003.
Revell SG, Mrode RA 1994. An osmotic resistance Artificial insemination with frozen
test for bovine semen. Anim Reprod Sci 36: epididymal sperm in cats. J Vet Med Sci
77-86. 65:397-399.
Rizal M. 2006. Fertilitas semen beku hasi ejakulasi Woelders H, Matthij A, Engel B. 1997. Effects of
dan spermatozoa beku asal cauda epididimis trehalose and sucrose, osmolality of the
domba Garut. J Sain Vet 24:49-57. freezing medium, and cooling rate on
Rizal M, Herdis, Boediono A., Aku AS, Yulnawati. viability and intactness of bull sperm after
2006. Peranan beberapa jenis gula dalam freezing and thawing. Cryobiology 35:93-
meningkatkan kualitas semen beku domba 105.
Garut. J Ilmu Ternak dan Veteriner 11:123- Yildiz C, Kaya A, Aksoy M, Tekeli T. 2000.
130. Influence of sugar supplementation of the
Rizal M, Toelihere MR, Yusuf TL, Purwantara B, extender on motility, viability and acrosomal
Situmorang P. 2003. Kriopreservasi semen integrity of dog spermatozoa during freezing.
domba garut dalam pengencer Tris dengan Theriogenology 54:579-585.
konsentrasi laktosa yang berbeda. MKH 19: Yulnawati, Setiadi MA. 2005. Motilitas dan
79-83. keutuhan membran plasma sperma-tozoa
Salamon S. Maxwell WMC. 2000. Storage of ram epididimis kucing selama penyimpanan
semen. Anim Reprod Sci 62:77-111. pada suhu 4°C. J Med Vet. 21:100-104.
Sankai T, Terao K, Yanagimachi R, Cho F,Yoshikawa
Y. 1994. Crypreservation of epididymal

193

Anda mungkin juga menyukai