Anda di halaman 1dari 4

Tugas Mahasiswa 2019

TOKSISITAS LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT TERHADAP PERAIRAN

Nurul Afrah1
1
Mahasiswa Program Studi Aquakultur. Fakultas Pertanian, Universitas Almuslim, Jalan Almuslim, Matang Geulumpang Dua,
Peusangan, Kabupaten Bireuen, Aceh 24261
Email: Nurulafrah13@gmail.com

ABSTRAK

Uji toksisitas digunakan untuk membantu menentukan tingkat toksisitas dari suatu zat atau polutan. Limbah cair
kelapa sawit memiliki potensi sebagai bahan pencemar sehingga dapat menurunkan kesuburan suatu perairan.
Organisme yang berpontensi terkena dampak dari limbah cair kelapa sawit adalah ikan yang terpapar pada organ-
organnya tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan limbah cair kelapa sawit menyebabkkan
menurunnya nilai indeks hepatosomatik ikan Nila karena, limbah tersebut tinggi kadar pencemar pada perairan, maka
tingkat konsumsi oksigen pada ikan akan semakin meningkat. Analisis preparat histologi mendeskripsikan bahwa
paparan limbah cair kelapa sawit menyebabkan terjadinya hemoragi, kongesti, infitrasi sel radang, degenerasi
hidrofilik, dan nekrosis pada jaringan hati ikan Nila karena, meningkatnya konsentrasi limbah cair kelapa sawit pada
media pemeliharaan. Pada tumbuhan air yaitu alga (Spirogyra sp) yang dipelihara pada media yang mengandung
limbah cair kelapa sawit masih mampu hidup dalam keadaan yang optimal.

Kata kunci: Limbah Cair Kelapa Sawit, Kualitas perairan, Spirogyra sp., Organ-organ ikan.

1. PENDAHULUAN dapat menyumbat insang ikan sehingga berdampak kepada laju


Toksisitas merupakan suatu efek yang merugikan dari petumbuhan dan keberlangsungan hidup ikan. Padatan
bahan kimia dan bersifat negatif bagi semua ataupun sebagian tersuspensi juga akan mengurangi penetrasi cahaya keperairan
makhluk hidup, baik itu sel, jaringan, organ, individu ataupun sehingga mengurangi kemampuan ganggang dan plankton
populasi. Efek yang ditimbulkan dapat merusak fungsi untuk menghasilkan makanan dan oksigen bagi organisme
fisiologis dan struktur (Megawati, 2015). Toksisitas juga dapat perairan lainnya.
menimbulkan efek yang bersifat reversibel atau dapat kembali Menurut Bajpai (2015) Pemanfaatan alga sebagai
seperti semula dan irreversibel yaitu tidak dapat kembali. Biota agen perekdusi limbah merupakan bagian dari metode
yang biasanya terpapar akan mengalami toksisitas akut penanganan limbah industri secara biologi disamping dengan
ataupun kronis. Faktor lingkungan seperti toksik perairan dari menggunakan bantuan enzim, bakteri, dan fungi. Alga juga
dan kelainan genetik dapat mempengaruhi keabnormalan dapat dimanfaaatkan untuk mereduksi berbagai jenis limbah
tulang rangka ikan (Zulfahmi et al., 2018a; Akmal et al., lainnya seperti limbah budidaya dan logam berat (Gupta, et al,.
2018a; Akmal et al., 2018b; Zulfahmi et al., 2019; Akmal et 2008). Salah satu jenis alga yang berpotensi mereduksi limbah
al., 2019). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi cair kelapa sawit adalah Spirogyra sp., Spirogyra sp. mampu
toksisitas yaitu konsentrasi toksin, durasi dan frekuensi mereduksi logam berat cadmium sampai dengan 70%
pemaparan, komposisi dan jenis toksin, spesies biota penerima (Bishnoi, et al., 2007). Pada sisi lain Spirogyra sp. yang
dan sifat lingkungan (Megawati, 2015). Toksisitas kronis akan ditumbuhkan pada media air limbah juga memiliki
terjadi apabila organisme terpapar oleh bahan kimia secara pertumbuhan yang baik (Kamyab, et al., 2015). Spirogyra sp.
terus-menerus dalam suatu periode waktu yang panjang memiliki sebaran yang luas di pesisir Indonesia dan masih
(Pratiwi, 2014). Menurut Halang (2004) faktor yang kurang dimanfaatkan oleh petani tambak. Pemanfaatan
mempengaruhi konsentrasi dari toksikan adalah sifat fisika Spirogyra sp. sebagai agen bioremediasi limbah cair kelapa
kimia dari toksikan tersebut, sumber keluaran dan kecepatan sawit merupakan salah satu potensi yang layak dikembangkan.
masukan toksikan ke lingkungan, dan sifat fisik kimia biologis Menurut Roberts (1978) menyatakan limbah cair
dari lingkungan. kelapa sawit sangat berbahaya bagi biota perairan apabila
Paparan polutan merupakan salah satu faktor utama dibuang langsung ke perairan tanpa di proses pengolahan
yang menyebabkan terjadinya kerusakan ekosistem perairan. terlebih dahulu. Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Ikan
Kontaminasi polutan dalam badan perairan dapat terjadi akibat Bandeng (Chanos chanos) termasuk dalam kelompok
pembuangan secara langsung maupun tidak langsung (Muliari budidaya air tawar dan air payau yang banyak dibudidayakan
et al., 2019a) . Menurut Ahmad (2011) Limbah kelapa sawit oleh masyarakat. Ikan tersebut memiliki nilai ekonomi yang
adalah suatu buangan yang dihasilkan dari proses pengolahan tinggi dan pasar yang luas, kandungan gizi yang tinggi serta
kelapa sawit yang berbentuk cair, padat, dan gas yang rendah kolesterol. Selain itu ikan Nila dan ikan
berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan sekitar. Bandengmemiliki sebaran yang luas serta pada dasarnya
Limbah cair industri kelapa sawit mengandung mengandung mempunyai kemmpuan menghindarkan diri dari pengaruh
padatan terlarut yang tersuspensi berupa koloid dan residu bahan pencemar yang merusak lingkungan perairan. Tetapi
minyak, sehingga memiliki nilai Biological Oxygen Demand ikan yang hidup di habitat sungai ini menjadi sulit
(BOD) 25.500mg/L dan Chemical Oxygen Demand (COD) menghindarkan diri dari pengaruh bahan limbah tersebut.
48.000mg/L yang cenderung tinggi (Wong et al,. 2009). Akibatnya, unsur-unsur yang terdapat pada bahan limbah cair
Limbah cair kelapa sawit memiliki dampak yang dapat kelapa sawit masuk kedalam tubuh ikan.
menggangu kualitas perairan. Menurut Muliari dan Zulfahmi
(2016) bahwa paparan limbah cair kelapa sawit telah 2. PEMBAHASAN
menimbulkan efek negatif terhadap komunitas fitoplankton.
Padatan tersuspensi yang berasal dari limbah cair kelapa sawit Pengaruh limbah cair kelapa sawit terhadap perairan
Limbah cair kelapa sawit yang juga dikenal dengan Kerusakan pada organ ikan
Palm Oil Mill Effluent (POME) merupakan air limbah industri Kematian ikan pada uji toksisitas akut diduga karena
minyak kelapa sawit yang merupakan salah satu limbah rusaknya organ-organ pernafasan seperti insang. Insang
agroindustri yang menyebabkan polusi terbesar. Menurut merupakan organ yang sangat berperan dalam mengatur
Zahara (2014) dalam industri minyak kelapa sawit cairan pertukaran ion, osmoregulasi, pertukaran gas, menjaga
keluaran umumnya dihasilkan dari proses sterilisasi dan keseimbangan pH dan eksresi nitrogen (Mathan et al,. 2010).
klarifikasi yang dalam jumlah besar berasal dari steam dan air Menurut Ay et al,. (1999) organ insang yang bersentuhan
panas yang digunakan. Limbah cair dari industry minyak langsung dengan media air menyebabkan insang sangat
kelapa sawit umumnya memiliki suhu yang tinggi kisaran70- berpeluang terkontaminasi toksikan. Gangguan terhadap
80℃, berwarna coklat pekat, mengandung padatan terlarut kinerja insang terhadap ikan uji terlihat dari meningkatnya
yang tersuspensi berupa koloid dan residu minyak, sehingga gerakan operkulum insang pada awal masa pemaparan limbah
memiliki nilai Biological Oxygen Demand (BOD) dan cair kelapa sawit pada media pemeliharaan. Keabnormalan
Chemical Oxygen Demand (COD) yang cenderung tinggi. Jika tulang rangka ikan merupakan dampak dari kelainan genetik,
limbah tersebut dibuang langsung keperairan, maka dapat patologis, dan siologis yang berhubungan dengan faktor
mencemari lingkungan karena dapat menimbulkan kekeruhan lingkungan. Kekurangan mineral (terutama fosfor) di perairan
dan akan menghasilkan bau yang tajam yang dapat merusak merupakan salah satu penyebab terjadinya keabnormalan
ekosistem perairan dikarenakan proses penguraiannya yang tulang rangka (Zulfahmi et al., 2019).
lama dan cenderung akan mengkonsumsi oksigen terlarut Pada penelitian Yosmaniar et al,. (2009) juga sama
dalam jumlah yang banyak. Sebelum limbah cair ini dibuang menyatakan dimana ikan uji berenang secara tidak beraturan,
ke lingkungan terlebih dahulu diberi perlakuan khusus tentang diikuti gerakan operculum yang lambat serta ekresi lendir yang
penanganan limbah sehingga dapat diolah agar sesuai dengan berlebihan dan terjadinya perubahan warna pada tubuhnya.
baku mutu limbah yang telah ditetapkan oleh badan lingkungan Efek negatif lain dari limbah cair kelapa sawit juga berpotensi
hidup. Jika air limbah industri minyak kelapa sawit ini dibuang menganggu kinerja hormon reproduksi, terjadinya kerusakan
secara langsung ke lingkungan akan menyebabkan pencemaran gonad, dan hati (Zulfahmi et al., 2018b). Muliari et al (2019b)
lingkungan Karena nilai COD yang terkandung dalam limbah menambahakan bahwa limbah caiar kelapa sawit
POME melebihi standar yang diizinkan oleh pemerintah yaitu mempengaruhi hormon reproduksi ikan nila jantan. Menurut
maksimal 500 mg/liter untuk COD dan maksimal 250 mg/liter Loomis (1978) Hati merupakan organ yang banyak
untuk BOD berdasarkan atasan Keputsan Menteri LH No. berhubungan dengan senyawa kimia sehingga mudah terkena
Kep.51/MENLH/10/1995. Menurut Adrianto (2011) secara efek toksik. Diantara berbagai zat yang masuk ke dalam hati
umum dampak yang ditimbulkan oleh air limbah industri bersama darah, kemungkinan ada zat yang mampu
kelapa sawit adalah tercemarnya badan air penerima yang menginduksi kerusakan hati. Darmono (1995) menyatakan
umumnya sungai karena hampir setiap industri minyak kelapa bahwa kongesti dan hemoragi atau pendarahan terlihat pada
sawit berlokasi didekat sungai. Air limbah industri kelapa sawit hepatopankreas yang terakumulasi oleh pollutan. Tyler et al.,
bila dibiarkan tanpa diolah lebih lanjut akan terbentuk (1996) menyatakan bahwa gangguan pada hati dapat
ammonia, hal ini disebabkan oleh bahan organik yang menganggu proses vitalogenesis yang berakibat negatif
terkandung dalam limbah cair tersebut terurai dan membentuk terhadap perkembangan gonad ikan (Tyler et al,1996;
ammonia. Terbentuk ammonia ini akan mempengaruhi Zulfahmi et al., 2018).
kehidupan biota air dan dapat menimbulkan bau busuk.
3. KESIMPULAN
Pengaruh limbah cair kelapa sawit terhadap pertumbuhan Toksisitas merupakan suatu efek yang merugikan dari
Spirogyra sp. bahan kimia dan bersifat negatif bagi semua ataupun sebagian
Spirogyra sp. merupakan alga berfilamen (filamentous makhluk hidup, baik itu sel, jaringan, organ, individu ataupun
algae) yang hidup mengapung bebas pada habitat air tawar. populasi.Efek negatif dari limbah cair kelapa sawit berpotensi
Penggunaan alga berfilamen dalam mengolah bahan organik menganggu kinerja hormon reproduksi, terjadinya kerusakan
limbah cair kelapa sawit didasarkan atas capaian gonad, insang dan hati, dikarenakan kadar limbah kelapa sawit
perkembangan biomassa yang cepat sebagai asumsi dari meningkat. Pada tumbuhan air yaitu alga(Spirogyra sp) yang
pemanfatan nutrien yang optimal, serta memiliki kemudahan dipelihara pada media yang mengandung limbah cair kelapa
dalam penanganan dan pemanenannya. Spirogyra sp., yang sawit dengan konsetrasi sebesar 25𝑚𝐿. 𝐿'( masih mampu
dipelihara pada media yang mengandung limbah cair kelapa hidup dalam keadaan yang optimal, dikarenakan laju
sawit dengan konsetrasi sebesar 25𝑚𝐿. 𝐿'( masih mampu pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan relatif yang lebih
hidup dalam keadaan yang optimal. Hal ini terlihat dari laju baik pada Spirogyra sp.
pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan relatif yang lebih
baik. Spirogyra sp. memanfaatkan nitrogen dan phospat yang
terkandung dalam limbah cair kelapa sawit sebagai nutrien DAFTAR PUSTAKA
untuk tumbuh. Kemampuan tumbuh ini terlihat dari adanya Adrianto, A. (2011). Penyisihan Chemical Oxygen Demand
tren positif pada nilai oksigen terlarut sebagai efek dari (COD) dan Produksi Biogas Limbah Cair Pabrik Kelapa
optimalnya proses fotosintesis. Remediasi limbah cair kelapa Sawit dengan Bioreaktor Hibrid Anaerob Bermedia
sawit menggunakan tumbuhan sebagai agen bioremediasi Cangkang Sawit. Pekan Baru. Universitas Riau.
mempunyai beberapa keuntungan, beberapa keuntungan Ahmad, A. (2011). Penyisihan Kandungan Padatan Limbah
tersebut diantaranya adalah biaya yang lebih murah, ramah Cair Pabrik Kelapa Sawit dengan Bioreaktor Hibrid
lingkungan serta pemanfaatan tumbuhan agen remediasi untuk Anaerob Bermedia Cangkang Sawit. Laboratorium
berbagai peruntukan lainnya. Spirogyra sp. sangat potensial Rekayasa Bioproses Jurusan Teknik Kimia Universitas
untuk dikembangkan sebagai agen bioremediasi limbah cair Riau: Pekanbaru.
kelapa sawit karena selain mampu mereduksi kandugan COD Ali, A,. Memon, MS,. Sahato, GA,. Arbani, SN,. (2005). Use
dengan tinggi Spirogyra sp. juga dapat dimanfaatkan sebagai of Fresh Water Alga Spirogyrasp,. Ellipsospora Transeau
bahan baku pada industri pakan komersil (Ali et al,. 2005). AS Feed Supplement to Broiler (134) Chicks. Hamhard
Bahan baku biofuel dan sumber pakan alami ikan (Pratiwi, Medicus, 48 (3).128 – 134.
NTM et al,. 2015). Akmal, Y., & Rahardjo, M.F. (2018a). Morphology of
appendicular skeleton of the Thai mahseer’s Tor
tambroides (Bleeker, 1854). Jurnal Iktiologi oreochromis niloticus (linnaeus 1758). Adv. Anim. Vet.
Indonesia, 18(3), 261-274. Sci, 7(11), 1035-1041.
Akmal, Y., Zulfahmi, I., & Saifuddin, F. (2018b). Karak- Pratiwi, H,. C. (2014). Pengaruh Toksisitas Air Lindi
teristik morfometrik dan skeleton ikan keureling (Tor Terhadap Ikan Mas (Cyprinus carpio). Skripsi. Fakultas
tambroides Bleeker 1854). Jurnal Ilmiah Samudra Kelautan dan Perikanan. Univeritas Airlangga.
Akuatika, 2(1), 35-44. Surabaya.
Akmal, Y., Saifuddin, F., & Zulfahmi, I. (2019). Karakteristik Pratiwi, NTM,. Krisanti, M,. Iswantari, A,. Ayu, IP,. Apriadi,
Morfometrik Dan Studi Osteologi Ikan Keureling. In T,. (2015). Serapan Kalsium dan Nutrien Oleh Alga
Prosiding Biotik, 5(1). Berfilamen spirogyra sp,. Pada Lama Penyinaran
AyÖ,. Kalay, M,. Tamer,L,. Canli, M,. (1999). Copper and Berbeda. Limnotek, 22 (1): 96-105.
lead accumulation in tissues of a fresh water fish Roberts, R.J. (1978) .Fish Pathology. Baillieren Tindal.
Tilapia zilliiand its effects on the branchial Na+/K+- London. 571 p
ATPase activity. Bulletin Environmental Contamination Tyler, CR,. Eerden, BV,. Jobling, S,. Panter, G,. Sumpter, JP,.
and Toxicology, 62 (2): 160–168. (1996). Measurement of vitellogenin, a biomarker for
Bajpai (2015). Management of Pulp and Paper Mill Waste. exposure to oestrogenic chemicals in a wide variety of
Springer International Publishing AG. 197 pp cyprinid fish. The Journal of Comparative Physiology,
Bishnoi, NR,. Rajender, K,. Sunil,K,. Suman, R,. (2007). (166) : 418 – 426.
Biosorption of Cr (III) from Aqueous Solution Using Wong, FPS,. Nandong, J,. Samyudia, Y. (2009). Optimised
Alga Biomass Spirogyra sp,. Journal of Hazardous treatment of palm oil mill effluent. International
Materials,145(2): 142-147. Journal of Environment and Waste Management,
Darmono. (1995). Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk 3(3/4):265-277.
Hidup. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Yosmaniars, E,. Supriyono dan Sutrisno. (2009). Toksisitas
Gupta, N,. Khan, DK,. Santra,SC,. (2008). An Assessment of Letal Moluskisida Niklosamida Pada Benih Ikan Mas
Heavy Metal Contamination in Vegetables Grown in (Cyprinus carpio).Jurnal Riset Akuakultur. 4 (1): 85-93.
Wastewater-Irrigated Areas of Titagarh, West Bengal, Zahara, I,. (2014.) Pengaruh Pengadukan terhadap Produksi
India. Bulletin of Environmental Contamination. Biogas pada Proses Metanogenesis Berbahan Baku
Halang, B,. 2004. Toksisitas Air Limbah Deterjen terhadap Limbah Cair Kelapa Sawit. Skripsi. Jurusan Teknik
Ikan Mas (Cyprinus carprio). Bioscientiae. 1. 39 – 49. Kimia, Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara.
Kamyab, H,. Fadhil, MMD,. Keyvanfarb, A,.Zaimi, MA,. Zulfahmi, I,. Muliari, Akmal, Y,. Batubara AS. (2018a)
Talaie khozania, A,.Shafaghatb, A,. Tin, CL,. Jeng, LS,. Reproductive performance and gonad histopathology of
Haidar, HI,. (2015). Efficiency of Microalgae Chlamy famale Nile Tilapia (Orechromis niloticusLinnaeus
domonason the Removal of Pollutants from Palm Oil 1758). Exposed to palm oil mill effluent. The
Mill Effluent (POME). Energy Procedia (75): 2400- EgyptianJournal of Aquatic Research 44: 327-332.
2408. Zulfahmi, I., Akmal, Y., & Batubara, A. S. (2018b). The
Loomis, TA. (1978). Toksikologi Dasar. Penerjemah Donatus. morphology of Thai mahseer’s Tor tambroides (Bleeker,
Semarang: IKIP . 1854) axial skeleton (ossa vertebrae). Jurnal Iktiologi
Mathan, R,. Kurun thachalam, SK,. Priya, M,. (2010). Indonesia, 18(2), 139-149.
Alterations inplasma electrolyte levels of am fresh water Zulfahmi, I., Akmal Y., Muliari. (2019). Osteologi Ikan
fish (Cyprinuscarpio) mexposed to acidic pH. Keureling (Tor tambroides). Bogor: IPB Press; ISBN:
Toxicological Environmental and Chemistry, 92(1): 149– 978-602-440-641-7.
157.
Megawati, I, A,. (2015). Uji Toksisitas Deterjen Terhadap Ikan
Nila (Orechromis niloticus). Jurnal Skripsi. FKIP
UMRAH. 1 – 10.
Muliari & Zulfahmi, I. (2016). Dampak Limbah Cair Kelapa
Sawit Terhadap Komunitas Fitoplankton di Sungai
Krueng Mane Kabupaten Aceh Utara. Jurnal Perikanan
dan Kelautan, 6 (2): 137-146.
Muliari, Zulfahmi, I., Akmal Y. (2019a). Ekotoksikologi
Akuatik. Bogor: IPB Press; ISBN: 978-602-440-932-6.
Muliari, M., Zulfahmi, I., Akmal, Y., Karja, N. W. K., Nisa,
C., & Sumon, K. A. (2019b). Effects of palm oil mill
effluent on reproductive hormone of female nile tilapia,

Anda mungkin juga menyukai