Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

VENTRIKULAR SEPTAL RUPTURE POST INFARK MIOKARD

Disusun oleh:
Arif Dwi Cahyono
102011101081

Dokter Pembimbing:
dr. Suryono, Sp. JP

Disusun untuk melaksanakan tugas Kepaniteraan Klinik Madya


SMF Ilmu Penyakit Dalam di RSUD dr. Soebandi Jember

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016

DAFTAR ISI

1
JUDUL ..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
BAB 2. LAPORAN KASUS
2.1. Identitas Penderita ............................................................................................................ 3
2.2. Anamnesis ........................................................................................................................ 3
2.3. Pemeriksaan Fisik ............................................................................................................. 6
2.4. Pemeriksaan Penunjang .................................................................................................. 10
2.5. Resume ........................................................................................................................... 12
2.6. Diagnosis Banding .......................................................................................................... 13
2.7. Planning .......................................................................................................................... 13
2.8. Prognosis ........................................................................................................................ 14
2.9. Follow Up ....................................................................................................................... 14
BAB 3. PEMBAHASAN ...................................................................................... 18
BAB 4. INFARK MIOKARD
4.1. Definisi ........................................................................................................................... 19
4.2. Epidemiologi .................................................................................................................. 19
4.3. Etiologi ........................................................................................................................... 19
4.4. Patofisiologi .................................................................................................................... 20
4.5. Diagnosis ........................................................................................................................ 24
4.6. Kriteria Diagnostik ......................................................................................................... 27
4.7. Penatalaksanaan ............................................................................................................... 27
4.8. Komplikasi ..................................................................................................................... 28
4.9. Prognosis ........................................................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 35

2
BAB 1
PENDAHULUAN

Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan suatu masalah kardiovaskular yang


utama karena menyebabkan angka perawatan rumah sakit dan angka kematian yang
tinggi. SKA karena obstruksi dinamis akibat spasme lokal dari arteri koronaria
epikardial (Angina Prinzmetal). Penyempitan arteri koronaria, tanpa spasme maupun
trombus, dapat diakibatkan oleh progresi plak atau restenosis setelah Intervensi Koroner
Perkutan (IKP). Beberapa faktor ekstrinsik, seperti demam, anemia, tirotoksikosis,
hipotensi, takikardia, dapat menjadi pencetus terjadinya SKA pada pasien yang telah
mempunyai plak aterosklerosis (PERKI, 2015).
Di era sebelum terapi reperfusi, ruptur septum merupakan 1 - 3 % dari
komplikasi infark miokard akut. Di antara 41.021 pasien dalam Pemanfaatan Global
Utilization of Streptokinase and Tissue Plasminogen Activator for Occluded Coronary
Arteries (GUSTO-I), ruptur septum ventrikel diduga terdapat pada 140 pasien (0,34
persen) dan dikonfirmasi dengan studi retrospektif di 84 pasien (0,2 persen). Dengan
demikian, terapi reperfusi dapat menurunkan kejadian septum rupture (Birnbaum dkk,
2002).
Ruptur septum ventrikel merupakan komplikasi yang jarang dari infark miokard
akut dengan gangguan hemodinamik. Penutupan spontan sangat jarang. Tanpa diagnosis
yang cepat dan koreksi oleh intervensi bedah, mortalitas jangka pendek pasien ini lebih
tinggi dari 90%. Seorang pasien dilaporkan dengan infark miokard akut dan rupture
septum ventrikel yang sebagian ditutup dengan pembentukan trombus. Diagnosis dini
diperoleh di ruang gawat darurat, berdasarkan pemeriksaan klinis dan ekokardiografi
transthoracic (Donoiu dkk, 2010)

3
BAB 2
LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Penderita


Nama : Tn. Amir Mahfud
Umur : 58 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Dsn. Krajan kulon 1/6, Ds.Paleran, Kec. Umbulsari , JBR
Status : Menikah
Pendidikan: : SMA
Suku : Jawa
Agama : Islam
Tanggal MRS : 13 April 2016
Tanggal Px : 2 Mei 2016

2.2 Anamnesis
Autoanamnesis dilakukan kepada pasien pada tanggal 2 Mei 2016 di Ruang ICU
RS Bina Sehat Jember.

2.2.1 Keluhan Utama


Sesak dan nyeri dada

2.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien awalnya masuk RS karena keluhan sesak sejak 3 hari sebelum
MRS. Pasien juga mengeluh nyeri dada. Pasien juga mengeluhkan dadanya
terasa panas. Pasien juga mengeluh mual. Saat berjalan pasien ngos-ngosan.
Pasien lalu dirawat di ruang ICU RS Bina Sehat. Tanggal 20 April 2016, pasien
dibawa ke ruang stabil tapi karena keluhan muncul lagi akhirnya pasien dibawa
ke ICU. Di ruang ICU pasien mengatakan dadanya masih terasa sakit dan
nafasnya sesak.

4
.
2.2.3 Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi disangkal, DM disangkal, Asma disangkal, Alergi disangkal.

2.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga tidak ada yang memiliki keluhan serupa dengan pasien.

2.2.5 Riwayat Pengobatan


Pasien belum pernah berobat sebelumnya.

2.2.6 Riwayat Sosial Lingkungan Ekonomi


Pasien tinggal di Dsn. Krajan kulon 1/6, Ds.Paleran, Kec. Umbulsari , Jember.
Dari riwayat lingkungan, pasien tinggal di sebuah rumah yang luasnya 60 meter
persegi, berdinding tembok dan berlantai keramik yang terdiri dari 3 kamar tidur
dengan ventilasi, 1 kamar mandi, dapur, dan ruang tamu. Pasien tinggal bersama
istri dan kedua anaknya. Penghasilan orang tua per bulan ± 3.000.000/bulan.
Kesan : Riwayat sosial lingkungan ekonomi cukup.

2.2.7 Riwayat Sanitasi Lingkungan


Pasien dan keluarga menggunakan sumur untuk kebutuhan mandi dan mencuci.
Air minum sehari-hari yang berasal dari air mineral. Untuk kebutuhan kakus,
pasien dan keluarga menggunakan kamar mandi sendiri.
Kesan : Riwayat sanitasi lingkungan cukup.

2.2.8 Riwayat Gizi


Sehari pasien makan 3 kali. Rata-rata menu setiap harinya adalah nasi,
tempe, tahu, kadang-kadang sayur, ikan, telur, daging, dan buah-buahan.
BB : 80 kg
TB : 170 cm
BMI = 27, 68 (Overweight )
Kesan : Riwayat gizi cukup.

5
2.2.9 Anamnesis Sistem
- Sistem serebrospinal : penurunan kesadaran (-), demam (-), kejang (-),
nyeri kepala (-)
- Sistem kardiovaskular : palpitasi (-), nyeri dada (+)
- Sistem pernapasan : sesak (+), batuk (-), pilek (-)
- Sistem gastrointestinal : mual (-), muntah (-), diare (-), nafsu makan
menurun (-), nyeri perut (-), BAB normal
- Sistem urogenital : BAK (+) normal, berwarna kuning
- Sistem integumentum : turgor kulit normal, sianosis (-), ikterik (-),
purpura (-), ptekie (-)
- Sistem muskuloskeletal : edema (-), atrofi (-), deformitas (-)

2.3 Pemeriksaan Fisik


2.3.1 Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : lemah
Kesadaran : compos mentis, GCS 4-5-6
Vital Sign : TD : 90/70 mmHg
Nadi : 128 x/menit, lemah
RR : 28 x/menit
Suhu : 36,4 oC
Pernapasan : sesak (+)

2.3.2 Pemeriksaan Khusus


a. Umum
Anemis (-), icterus (-), cyanosis (-), dyspnea (+)
b. Kepala
- Bentuk : bulat lonjong, simetris
- Rambut : hitam, lurus
- Mata : konjungtiva anemis : -/-
sklera ikterus : -/-

6
edema palpebra : -/-
refleks cahaya : +/+
- Hidung : sekret (-), bau (-), pernapasan cuping hidung (-)
- Telinga : sekret (-), bau (-), perdarahan (-)
- Mulut : sianosis (-), bau (-)
c. Leher
- KGB : tidak ada pembesaran
- Tiroid : tidak membesar
- JVP : tidak meningkat
d. Thorax
1. Cor :
- Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V MCL S
- Perkusi : Batas jantung normal
- Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, murmur holositolik

2. Pulmo :

Dextra Sinistra

I : simetris, retraksi + I: simetris, retraksi +


P : fremitus raba + normal P: fremitus raba + normal
P : sonor + P: sonor +
A: Vesikuler +, Rhonki -, A: Vesikuler +, Rhonki -, Wheezing
Wheezing - -

e. Abdomen
- Inspeksi : cembung
- Auskultasi : bising usus (+)
- Palpasi : soepel, H/L/R dbn, nyeri tekan (-), nyeri ketok ginjal (-)
- Perkusi : timpani

7
f. Ekstremitas
- Superior : akral hangat -/-, edema-/-,
- Inferior : akral hangat -/-, edema -/-

2.4 Pemeriksaan Penunjang


2.4.1 Pemeriksaan Laboratorium
a. 13 April 2016
DARAH LENGKAP (DL)
Hasil Normal
Hb 16,3 13-18
Leukosit 19,84 4,3-10,8
Eosinofil 0,4 1-3
Basofil 0,1 0-2
Neutrofil 76 50-70
Limfosit 11,2 18-42
Monosit 12,3 2-11
HCT 48,4 40-50
Trombosit 221 150-400
FAAL HEPAR
SGOT 223 5-34
SGPT 88 10-35
GULA DARAH
Sewaktu 191 <200
FAAL GINJAL
Kreatinin 2,48 0,7-1,4
Urea 65,4 15-36
ELEKTROLIT
Na 136,98 135-145
K 5,15 3,5-5,5

8
Cl 89,71 98-108
Ca 9,86 8,4-10,2
LAIN-LAIN
Troponin Positif(+) negatif

Kesan : leukositosis, neutrofilia, gangguan faal hepar, terjadi cidera sel miokardium

b. Lab: 30-04-2016
DARAH LENGKAP (DL)
Hasil Normal
Hb 13 13-18
Leukosit 12,6 4,3-10,8
Eosinofil 1,3 1-3
Basofil 0,3 0-2
Neutrofil 73,5 50-70
Limfosit 13,2 18-42
Monosit 11,7 2-11
HCT 42,9 40-50
Trombosit 239 150-400
FAAL HEPAR
Albumin 2,8 <200

Kesan : Didapatkan Leukositosis, Neutrofilia, Hipoalbumin

9
2.4.2 EKG
Tanggal 14 April 2016

Tanggal 21 April 2016

Kesan EKG: Sinus takikardi 110x/menit, ST elevasi V2345

10
2.4.3 Foto Thorax PA

Kesan Foto Thorax: peningkatan corrak bronkovaskuler

2.4.4 Echocardiografi

11
Kesan Echocardiografi: terdapat shunt antara ventrikel kiri dan kanan

2.5 Resume
 Anamnesis:
Sesak (+) sejak 3 hari sebelum MRS,. Nyeri dada (+), Dada terasa panas, Mual
(+). Saat berjalan pasien ngos-ngosan. Pasien lalu dirawat di ruang ICU RS Bina
Sehat. Tanggal 20 April 2016, pasien pindah ke ruang stabil. Tanggal 21 April
2016, pasien pindah ke ruang ICU karena dada pasien nyeri dan nafas sesak.

 Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum lemah, kesadaran compos mentis, TD : 110/80 mmHg, Nadi :
128 x/menit, RR : 28 x/menit, Suhu : 36,4 oC, akral dingin, retraksi +/+, murmur
holositolik

 Pemeriksaan Penunjang:
Leukositosis, neutrofilia, gangguan faal hepar, terjadi cidera sel miokardium,
hipoalbumin, peningkatan corakan bronkovaskuler, shunt ventrikel kiri dan
kanan.

2.6 Diagnosis
Infark Miokard Akut Anterior dengan Ventrikel Septal Rupture

2.7 Diagnosis Banding


Mitral regurgitasi

2.8. Planning
2.8.1 Planning Diagnostik
 Pemeriksaan Laboratorium
 Foto Thorax
 ECG
 Echocardiografi

12
2.8.2 Planning Monitoring
 Vital Sign
 Produksi Urin 24 jam

2.8.3 Planninng Terapi


 Inf. PZ 7 tpm
 Vascon 0,3 mcg/KgBB/jam
 Dobutamin 8 mcg/kgBB/jam
 Inj. Lasix 1-0-0
 Inj. Antrain k/p
 p/o Stator 20mg 1-0-0
 p/o Domperidon 3x1 tab
 p/o ISDN 3x5mg
 p/o Vaclo 1-0-0
 p/o Codikaf 3x15mg
 p/o Sucralfat syr 3xCI
 p/o Tripanzin 3x1
 p/o Alprazolam 0,5mg 0-0-1
 p/o Disolf 3x1
 p/o Concor 2,5 mg 1x1
 p/o Ramipril 2,5 mg 1⁄2-0- 1⁄2
 p/o Canderin 8 mg 1x1 bila TS >100

2.8.4 Planning Edukasi


 Istirahat yang cukup
 Menjelaskan tentang penyakit yang diderita pasien kepada keluarga (penyebab,
perjalanan penyakit, perawatan, prognosis, komplikasi serta usaha pencegahan
komplikasi)

13
 Menjaga kondisi lingkungan sekitar pasien agar mendukung penyembuhan
pasien

2.9. Prognosis
Quo ad functionam : Dubia ad malam

14
BAB 3
PEMBAHASAN

Textbook Kondisi Pasien


Anamnesis Anamnesis
 Nyeri dada (+)
 Sesak (+)
(+)
(-)
(+)
(+)
(+)
(-)

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik


 Edema di daerah periorbita, (-)
konjungtiva (-)
 Edema pada dinding perut (+)
 Edema pada sendi lutut (-)
 Efusi pleura (-)
 Ascites (-)
 Hilangnya masa otot rangka (-)
 Kuku memperlihatkan pita-pita
putih melintang
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Protein ESBACH (-)
 Pemeriksaan Faal Hati Hipoalbuminemia
 Pemeriksaan Lemak Hiperlipidemia
 Pemeriksaan Urin Lengkap (UL) Warma kuning keruh dan protein (+)
 Foto Thorax 4~500mg/dL
(-)

Penatalaksanaan Penatalaksanaan
 Pengobatan untuk edema Inj. Lasix 2x1
(diuretika)
Captopril 12,5mg 1/2-0-1/2
 Pengobatan untuk proteinuria
(ACE inhibitor) (-)
 Terapi hiperlipidemia (HMG-Co A Inj. Metil prednisolon 3x1
reductase/Statin)
 Steroid

15
BAB 4
SINDROMA NEFROTIK

4.1 Definisi

4.2 Epidemiologi

4.3 Etiologi

Klasifikasi dan Penyebab Sindrom Nefrotik

4.4 Patofisiologi

4.5 Diagnosis

4.6 Kriteria Diagnosis

4.7 Penatalaksanaan

Pengobatan Simtomatis

4.8 Komplikasi

4.9 Prognosis

16
DAFTAR PUSTAKA

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2015. Pedoman Tatalaksana


Sindrom Koroner Akut Edisi Ketiga. Centra Communications
Yochai Birnbaum, Michael c. Fishbein, Carlos Blanche, And Robert J. Siegel. 2002.
Ventricular Septal Rupture After Acute Myocardial Infarction. N Engl J Med,
Vol. 347, No. 18
Ionud Donoiu, Octavian Istratoaie, Dan-Dominic Ionescu. 2010. Ventricular Septal
Rupture After Acute Myocardial Infarction. Hellenic J Cardiol; 51: 374-376

17

Anda mungkin juga menyukai