Anda di halaman 1dari 4

A.

LATAR BELAKANG
Rangkaian bencana menempatkan Indonesia sebagai bangsa rentan
bencana, bahkan dimasa yang akan datang diperkirakan bencana akan makin
kompleks, baik akibat alam maupun ulah manusia, yang harus ditangani
dengan baik dan disertai usaha pencegahan. Perubahan panas bumi berakibat
berbagai jenis bencana, penyebaran berbagai vektor, produksi berbagai
alergen, dampak pada persediaan makanan serta masalah kesehatan lain.
Bencana alam juga menyebabkan bencana teknologi akibat kerusakan
berbagai sistem.
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan.
Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khusunya tempat kerja yang
mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Jika memperhatikan isi dari
pasal diatas maka jelaslah bahwa Rumah Sakit (RS) termasuk kedalam kriteria
tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan
dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di
RS, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung RS. Sehingga sudah
seharusnya pihak pengelola Rumah Sakit
Potensi bahaya di RS, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi
bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di RS, yaitu
kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan
instalasi listrik, dan sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan
kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan psikososial dan ergonomi.
Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas mengancam jiwa dan kehidupan
bagi para karyawan di RS, para pasien maupun para pengunjung yang ada di
lingkungan RS.

Dari berbagai potensi bahaya tersebut maka Rumah Sakit Khusus


Bedah Diponegoro Dua Satu memandang perlu untuk melaksanakan kegiatan
Sumulasi Kebakaran dalam upaya untuk melatih setiap pegawai yang berada

1
di Rumah Sakit Khusus Bedah Diponegoro Dua Satu dalam mengendalikan,
meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya terjadinya kebakaran.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya kegiatan pelatihan Apar, Fire Alarm dan
penanggulangan bencana kebakaran di Rumah Sakit Khusus Bedah
Diponegoro Dua Satu Klaten.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan akan pentingnya penggunaan APAR dan
Fire Alarm
b. Mengetahui cara meminimalisasi dan meniadakan kebakaran.
c. Mengetahui cara mengendalikan terjadinya kebakaran.
d. Melatih pegawai Rumah Sakit Khusus Bedah Diponegoro Dua Satu
dalam menangani terjadinya bencana kebakaran, baik intern maupun
ekstern.

C. SUSUNAN PANITIA
1. Ketua Panitia : Baudin Hasyim M.
2. Sekretaris : Salma Nadiya Alif
3. Sie Humas : Fitri Anita Sari
4. Sie Konsumsi : Winarni, AMG
5. Sie Perlengkapan : Bandono Raharjo
Renaldo Faridho F.
6. Narasumber : Mahaarvy, AMKL
Novi Astrini, A.Md.KL

2
D. HASIL
1. Jenis Kegiatan
Pelatihan APAR, Fire Alarm dan Penanggulangan Kebakaran.
2. Sasaran Kegiatan
Sasaran dari kegiatan simulasi kebakaran adalah semua karyawan
baru di Rumah Sakit Khusus Bedah Diponegoro Dua Satu Klaten.
3. Waktu Penyelenggaraan
Kegiatan Gladi Bersih terlaksana pada:
Hari, Tanggal : Selasa, 2 Mei 2017
Waktu : Pukul 13.00 WIB - selesai
Tempat : Aula Nyi Ageng Tritis Rumah Sakit Khusus Bedah
Diponegoro
Dua Satu Klaten
Kegiatan Pelatihan terlaksana pada :
Hari, Tanggal : Rabu, 3 Mei 2017
Waktu : Pukul 07.45 – 13.10
Tempat : Aula Nyi Ageng Tritis Rumah Sakit Khusus Bedah
Diponegoro
Dua Satu Klaten.
4. Peserta
Pelatihan APAR, Fire Alarm dan Penanganan kebakaran ini diikuti
sebanyak 44 peserta dari beberapa unit RSKB Diponegoro Dua Satu
Klaten.

5. Kesimpulan Pelatihan
Semua peserta yang telah mengikuti pelatihan apar, Fire Alarm dan
Penanggulangan kebakaran dinyatakan lolos atau baik (hasil terlampir).

3
E. PENUTUP
Demikian laporan kegiatan ini kami buat,. Atas perhatian dan kerjasama
Direksi kami mengucapkan terima kasih.

Klaten, 4 Mei 2017


Ketua Panitia

Baudin Hasyim Mustofa


NIP. 1998 01 11

Anda mungkin juga menyukai