Anda di halaman 1dari 27

LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Energi baru dan terbarukan mempunyai peran yang sangat penting dalam memenuhi
kebutuhan energi. Hal ini disebabkan penggunaan bahan bakar untuk pembangkit-
pembangkit listrik konvensional dalam jangka waktu yang panjang akan menguras sumber
minyak bumi, gas dan batu bara yang semakin menipis dan juga dapat mengakibatkan
pencemaran lingkungan.
Selain itu, di Indonesia yang merupakan daerah tropis mempunyai potensi energi
matahari sangat besar. Adapun letak geografisIndonesia yang memiliki banyak gunung
berapi mengakibatkan Indonesia memiliki banyak sumber air panas. Tetapi dalam
pemanfaatannya, baik energi matahari maupun energi panas yang dihasilkan sumber air
panas masih belum banyak dimanfaatkan secara optimal. Selain itu juga, harga solar cell
yang ada di pasaran pada saat ini masih dianggap cukup mahal bagi sebagian masyarakat.
Dari sekian banyak sumber energi terbahurui seperti angin, biomass dan hydro power,
penggunaan energi melalui solar cell/sel surya merupakan alternatif yang paling potensial.
Hal ini dikarenakan jumlah energi matahari yang sampai ke bumi sangat besar, sekitar 700
Megawatt setiap menitnya. Bila dikalkulasikan, jumlah ini 10.000 kali lebih besar dari total
konsumsi energi dunia. Penggunaan sinar matahari langsung sebagai sumber energy telah
terbukti di masa lalu menjadi kurang ekonomis dari pada penggunaan sumber-sumber lain
dari "sinar matahari terkonsentrasi". Seiring kemajuan teknologi, bagaimanapun, dan harga
sumber energy yang lebih tradisional terus meningkat, mungkin wajar saja jika kita mulai
melihat langsung ke matahari. Sel surya fotovoltaik merupakan suatu alat yang dapat
mengubah energi sinar matahari secara langsung menjadi energy listrik
Modul surya juga disebut panel surya atau photovoltaic (PV) modul, kumpulan
terintegrasi dari sel surya yang saling berhubungan yang dirancang untuk memberikan
tingkatyang dipilih dari tegangan kerja dan arus pada terminal output, dan cocok untuk
dipasang pada system tenaga surya.

1.2. Tujuan
1. Untuk menentukan daya yang dihasilkan oleh solar modul
2. Untuk mengetahui prinsip kerja dari modul surya
3. Untuk mengetahui aplikasi dari penggunaan modul surya
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
BAB II

LANDASAN TEORI

Sel surya atau sering disebut juga fotovoltaik adalah divasi yang mampu mengkonversi langsung
cahaya matahari menjadi listrik. Sel surya disebut sebagai pemeran utama untuk memaksimalkan
potensi sangat besar energi cahaya matahari yang sampai kebumi, walaupun selain dipergunakan
untuk mengahasilkan listrik, energi dari matahari juga bisa dimaksimalkan energi panasnya
melalui sistem solar thermal.
Sel surya dapat dianalogikan sebagai divais dengan dua terminal atau sambungan,
dimana saat kondisi gelap atau tidak cukup cahaya berfungsi sebagai dioda, dan saat disinari
dengan cahaya matahari dapat menghasilkan tegangan. Ketika disinari, umumnya satu sel surya
komersial mengahsilkan tegangan dc sebesar 0,5 sampai 1 volt, dan arus short-circuit dalam
skala miliampere per 𝑐𝑚2 .
Besar tegangan dan arus ini tidak cukup untuk berbagai aplikasi, sehingga umumnya
sejumlah sel surya disusun secara seri membentuk modul surya. Satu modul surya biasanya
terdiri dari 28-36 sel surya, dan total mengahasilkan tegangan dc sebesar 12 V dalam kondisi
penyinaran standar. Modul surya tersebut bisa digabungkan secara paralel atau seri untuk
memperbesar total tegangan dan arus outputnya sesuai dengan daya yang dibutuhkan untuk
aplikasi tertentu.
Sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi, jenis-jenis teknologi sel surya pun
berkembang dengan berbagai inovasi. Ada yang disebut sel surya generasi satu, dua, tiga, dan
empat, dengan struktur penyusun sel yang berbeda pula.
Dalam tulisan ini teknologi surya akan dibahas struktur dan cara kerja dari sel surya yang
umum berada dipasaran saat ini yaitu sel surya. Berikut beberapa ilustrasi sel surya dan baian-
bagiannya secara umum :
1. Substrat/Metal backing yaitu material yang menopang seluruh komponen sel surya.
Material substrat juga harus mempunyai konduktifitas listrik yang baik karena juga
berfungsi sebagai kontak terminal positif sel surya, sehingga umumnya digunakan
untuk material metal atau logam seperti AL dan Molybdenum. Untul sel surya dye-
sensitized dan sel surya organik, substrat juga berfungsi sebagai tempat masuknya
cahaya sehingga material yang digunakan yaitu material yang konduktif tapi juga
transparan seperti indium tin oxide (ITO).
2. Material semikonduktor merupakan bagian inti sel surya yang bisanya mempunyai
tebal sampai beberapa ratus mikrometer untuk sel surya generasi pertama(silikon),
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
dan mikrometer untul sel surya lapisan tipis.
3. Kontal metal, diatas sebagian material semikonduktor biasanyan dilapiskan material
metal atau material konduktif transparan.
4. Lapisan antireflektif, refleksi cahaya harus diminimalisir agar mengoptimalkan
cahaya yang diserap oleh semikonduktor.
5. Enkapulasi, bagian ini berfungsi sebagai enkapulasi untuk melindungi modul surya
dari hujan atau kotoran.
(http://teknologisurya.wordpress.com/dasar-teknologi-sel-surya/prinsip-kerja-sel-surya/)
Pada kolorimeter visual kita melihat intensitas warna dengan mata telanjang. Akan tetapi
karena ketelitian visual manusia terbatas, maka tidaklah mungkin untuk mendapatkan hasil yang
reprodusibel. Untuk mengurangi kesalahan tersebut, intensitas emisi biasanya diukur dengan
fotosel. Pada metode visual, kita dapat menggunakan sumber lampu yang tidak monokromatis.
Karena itu pada fotometri kita menggunakan filter interferensi untuk membuat hasil yang akurat,
filter digunakan untuk mengisolasi daerah spektrum yang diinginkan. Filter inteferensi ini terdiri
dari kaca berwarna ataupun gelatin yang berwarna dan mempunyai sifat mentranmisikan sinar
dari spektrum daerah tertentu saja.
Dengan menggunakan filter tersebut, sinar yang boleh dikatakan hampir monokromatis
akan diperoleh. Selain filter sederhana, filter interferensi dapat juga digunakan. Sel surya
fotovoltaik merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi sinar matahari secara langsung
menjadi energy listrik. Pada asasnya sel tersebut merupakan suatu diode semikonduktor yang
bekerja menurut proses khusus yang dinamakan proses tidak seimbang (non-equilibrium
process) dan berlandaskan efek (photovoltaic effect). Pada umunya, dalam proses ini sebuah sel
surya menghasilkan tegangan 0,5 dan 1 volt, tergantung intensitas cahaya dan zat semikonduktor
yang dipakai. Dalam penggunaannya, sel-sel surya itu dihubungkan satu sama lain, sejajar dan
atau dalam seri, tergantung dari apa yang diperlukan, untuk menghasilkan daya dengan
kombinasi tegangan dan arus yang dikehendaki.
Untuk daya yang agak besar, gagasan ini menghadapi keterbatasan-keterbatasan, yang
pada asasnya berlandaskan intensitas energi yang terkandung dalam seminar surya yang rendah
pada saat mencapai permukaan bumi, yang bejumlah sekitar 100 watt per m2. Daya guna
konversi energi radiasi surya menjadi energi listrik berdasarkan efek fotovoltaik pada saat ini
sudah mencapai lebih kurang 25%. Dengan demikian maka produksi daya listrik yang maksimal
dapat dihasilkan oleh sel surya berjumlah 250 watt per m2.
Pembatasan yang dikemukakan sebelumnya, kiranya dapat diatasi, bilamana listrik
tenaga surya itu ditempatkan pada sebuah satelit yang berada pada suatu orbit. Dalam gagasan
ini, pada sebuah satelit yang diperkirakan bergerak diluar geosfer secara sinkron dengan gerakan
bumi, terpasang pusat listrik tersebut.
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
Dengan cara ini diperoleh tiga keuntungan. Pertama, bahwa intensitas radiasi surya diluar
geosfer jauh lebih tinggi yaitu sampai enam kali daripada dipermukaan bumi. Keuntungan kedua
adalah bahwa persoalan luas tempat tidak lagi menjadi masalah. Manfaat ketiga adalah, bahwa
dapat diatur sedimikian rupa, bahwa satelit menerima energi matahari hamper 24 jam sehari.
Energi gelombang mikro atau laser itu diterima oleh sebuah stasiun bumi, yang kembali
mengubahnya menjadi energi listrik, untuk selanjutnya ditransmisikan dan didistribusikan
selanjutnya.
Dalam desain ini energi listrik diubah menjadi energi gelombang mikro, yang
ditransmisikan melalui antenna-antena raksasa yang mempunyai garis tengah sebesar 1
kilometer. Stasiun bumi akan mempunyai antena penerima khusus, berbentuk elips, yang
menyearahkan. Antena penerima ini dinamakan rektena (receiving-rectifying antenna, rectenna).
Dengan areal seluas lk 40 km2 stasiun bumi akan dapat mengkonversikan 5 sampai 10
MW daya listrik yang dapat mengaliri sebanyak satu kampung kecil. Beberapa hal menarik
dalam pembentukan desain ini antara lain adalah sebagai berikut :
Energi matahari yang diterima sel-sel surya diubah menjadi energi listrik arus searah.
Energi listrik itu perlu disesuaikan sebelum dimasukkan ke dalam generator gelombang mikro.
Efektifitas pemanfaatan energi surya dengan cara pemanfaatan langsung dapat ditingkatkan bila
mempergunakan pengumpulan-pengumpulan panas, yang biasa disebut kolektor. Sinar-sinar
matahari dikonsentrasikan dengan kolektor ini pada suatu tempat, sehingga diperoleh suatu suhu
yang lebih tinggi. Sebagian dari energi yang terbuang di generator, dapat diolah kembali, untuk
meningkatkan daya guna. Antena mengirimkan pancaran gelombang mikro ke satelit bumi, yang
diterima oleh rektena.Dari satelit bumi dikirim suatu pancaran kendali, supaya penerimaan
energi dari angkasa itu tepat arah pemancarnya. Melalui satelit bumi, energi yang diterima oleh
rektena dikonversi menjadi energi listrik dan dimasukkan kedalam jaringan.
Energi radiasi surya dapat diubah menjadi arus listrik searah dengan mempergunakan
lapisan-lapisan tipis dari silikon (Si) murni atau bahan semikonduktor lainnya. Pada saat ini
silikon merupakan bahan yang terbanyak yang digunakan. Bentuk kristalisasi demikian akan
terjadi bilamana silikon cair menjadi padat, hal mana disebabkan karena tiap akon silikon
mempunyai elektron valensi. Jika kristal itu diletakkan dalam suatu medan listrik, maka
elektron-elektron bebas itu condong mengalir ke arah melawan medan sedangkan “lubang-
lubang” yang terjadi akan memiliki arah yang berlawanan. Lubang-lubang itu berperan sebagai
partikel dengan muatan positif. Dengan demikian seolah-olah dalam sebuah semikonduktor
terjadi dua arus dengan arah saling berlawanan suatu arus electron. Dalam penggunaannya, sel-
sel surya itu dihubungkan satu sama lain, sejajar dan atau dalam seri, tergantung dari apa yang
diperlukan, untuk menghasilkan daya dengan kombinasi tegangan. (Khopkar.S, 1984)
Panel surya adalah perangkat rakitan sel-sel fotovaltaik yang mengkonversi sinar matahari
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
menjadi listrik. Ketika meproduksi panel surya, produsen harus memsatikan bahwa sel-sel surya
saling terhubung secara elektrik antara satu dengan yang lain pada sistem tersebut. Sel surya juga
perlu dilindungi dari kelembapan dan kerusakan mekanis karena hal ini dapat merusak efisiensi
panel surya secara signifikan, dan menurunkan massa pakai dari yang diharapkan.
Posisi ideal panel surya adalah menghadap langsung ke sinar matahari. Panel surya
modern memiliki perlindungan overheating yang baik dalam bentuk semen konduktif termal.
Perlindungan overheating penting dikarenakan panel surya mengkonversi kurang dari 20% dari
energi surya yang ada menjadi listrik, sementara sisanya akan terbuang sebagai panas, dan tanpa
perlindungan yang memadai kejadian overheating dapat menurunkan efisiensi panel surya secara
signifikan.
Panel surya sangat mudah dalam hal pemeliharaan karena tidak ada bagian yang
bergerak. Satu-satunya hal yang harus dikhawatirkan adalah memastikan untuk menyingkirkan
segala hal yang dapat menghalangi sinar matahari ke panel surya secara signifikan. Jumlah
negara yang memberikan insentif untuk energi surya terus meningkat yang berarti bahwa panel
surya menjadi lebih efektif dalam hal biaya dan jumlah pemilik rumah dan bisnis yang tertarik
untuk menggunakan panel surya terus tumbuh sepanjang waktu.
Energi surya disebut-sebut oleh banyak orang sebagai sumber energi utama dimasa
depan. Energi surya merupakan sumber energi yang ramah lingkungan karena tidak
memancarkan emisi karbon berbahaya yang berkontribusi terhadap perubahan iklim seperti pada
bahan bakar fosil. Setiap watt energi yang dihasilkan dari matahari berarti kita telah mengurangi
pemakaian bahan bakar fosil, dan dengan demikian kita benar-benar telah mengurangi dampak
perubahan iklim. Penelitian tebaru melaporkan bahwa rata-rata sistem rumah surya mampu
mengurangi 18 ton emisi gas rumah kaca dilingkungan setiap tahunnya. Energi surya juga tidak
memancarkan oksida nitrogen atau sulfur dioksida yang berarti tidak menyebabkan hujan asam
atau kabut asap. Matahari merupakan sumber energi yang benar-benar bebas untuk digunakan
oleh setiap orang.
Lebih banyak energi matahari yang kita gunakan maka semakin sedikit kita bergantung
pada bahan bakar fosil. Ini berarti akan meningkatkan ketahanan dan keamanan enrgi, karena
akan mengurangi kebutuhan impor minyak dari pihak asing. Dalam jangka panjang energi surya
akan menghemat pengeluaran uang untuk energi. Biaya awalnya memang cukup signifikan,
namun setelah beberapa waktu adan akan memilki akses ke energi yang benar-benar gratis, dan
jika sistem rumah tenaga surya menghasilkan energi yang lebih dari yang anda butuhkan,
dibeberapa negara perusahaan listrik dapat membelinya dari anda, yang berarti ada potensi
keuntungan ekstra terlibat.
Dengan hampir setiap negara didunia ini mencari cara kreatif untuk menghasilkan energi
untuk rumah dan keperluan bisnis, maka tidak mengherankan bahwa tenaga surya mendapat
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
perhatian lebih. Meskipun telah banyak orang yang telah memahami dasar-dasar cara kerja panel
surya dan caranya untuk menyimpan energi, amsih banyak orang yang tidak memahami seluk-
beluk bagaimana tenaga surya dihasilkan. Sel surya juga perlu dilindungi dari kelembapan dan
kerusakan mekanis karena hal ini dapat merusak efisiensi panel surya secara signifikan, dan
menurunkan massa pakai dari yang diharapkan. Posisi ideal panel surya adalah menghadap
langsung ke sinar matahari. Panel surya modern memiliki perlindungan overheating yang baik
dalam bentuk semen konduktif termal.
(http://simonsirait.iptek.com/2013/04/penegrtian-panel-suryapenggunaannya.html)
Sel surya adalah perangkat yang mengkonversi energi cahaya langsung menjadi energi
listrik-. Sebuah wafer silikon murni terdiri dari sejumlah atom arsenikum atau donor elektron.
Atom arsenikum memiliki lima elektron valensi. Bilamana sebuah atom arsenikum menempati
suatu posisi “struktural” dalam kristal silikon, ia mempunyai kelebihan satu buah elektron. Pada
suhu lingkungan biasa daya ikat elektron kelima terhadap induk atom arsenikum adalah relatif
kecil. Dengan demikian terjadi suatu situasi dimana terdapat sebuah elektron bebas dalam kristal
silikon. Sebuah solar sel dapat beroperasi dengan tegangan 0.39 V dan arus berkisar diantara 30-
40 mA.
Daya keluaran dari sel tergantung pada area yang terkena sel dan intensitas cahaya yang
jatuh di atasnya. Output maksimum dengan matahari tepat di atas kepala pada hari yang cerah
adalah 8 atau 9 mW/cm2. Daerah sel tidak dapat dibuat besar karena sulit untuk memiliki kristal
silikon besar. Efisiensi operasi adalah sekitar 10%. Kehidupan solar sel diperkirakan ribuan
tahun.Solar sel tidak memburuk jika tidak digunakan. Penggunaan utama dari sel surya adalah
untuk memberikan tenaga untuk transistor radio portabel, untuk mengisi baterai nikel-kadmium
dalam satelit, untuk memberikan tenaga untuk jam dan perangkat lain seperti kontrol aperture
untuk kamera film, stasiun gelombang mikro. Atom arsenikum yang terikat dalam kristal
mendapat muatan positif sedangkan elektron bebas itu dapat bergerak dalam seluruh kristal dan
mengikuti proses konduksi bila terdapat suatu medan listrik. Arsenikum dengan semikian
merupakan suatu pengotoran yang merupakan pemberi, atau donor elektron.
Hal demikian juga akan terjadi dengan atom-atom lain yang mempunyai ikatan valensi
lima. Dan penambahan suatu kristal dengan pengotoran donor, akan mengubah sifat-sifat listrik
bahan tersebut dengan dua cara. Pertama, jika pengotoran donor itu diperbesar melalui 1 bagian
per 1012, yang dianggap suatu taraf pengotoran yang rendah, maka daya hantar akan meningkat.
Kedua, bila baik elektron maupun lubang akan memiliki peran serta kurang lebih sama dalam
sifat daya hantar materi silikon, hantarannya akan praktis dalam seluruhnya dilakukan oleh
gerakan dari elektron dalam kristal yang mengandung donor. Muatan yang positif terikat tempat
dalam struktur. Karena elektron memiliki muatan negatif, kristal demikian dinamakan tipe-N,
yaitu n dari negatif.
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
Dengan sendirinya akan terjadi suatu efek serupa bila pengotoran dilakukan dengan bahan
yang memiliki valensi tiga seperti boron dan galium. Sel surya miniatur digunakan sebagai
sensor cahayauntuk mengontrol kecepatan shutter dan aperture pada kamera. Array sel
fotovoltaik menyediakan tenaga listrik bagi banyak satelit dalam program luar angkasa. Dalam
keadaan demikian tiap pengotoran “menerima” satu elektron dari ikatan valensi yang
mengakibatkan terdapat satu lubang yang berperan serta dalam proses konduksi dan satu ion
pengotoran dengan muatan negatif yang bergerak. Karena lubang mempunyai muatan positif
kristal yang mempunyai akseptor dinamakan tipe-p yaitu p dari positif karena ia kekurangan
electron.
Walaupun sel surya sekarang didominasi oleh bahan bahan dari silikon, akan tetapi
mahalnya biaya produksi dari silikon membuat biaya konsumsinya juga akan lebih mahal
dibanding sumber energi fosil. Selain itu kekurangan dari solar cell silikon adalah penggunaan
dari bahan bahan kimia yang membabahayakan pada proses fabrikasinya.
Perkembangan nanoteknologi yang menarik saat ini dari teknologi sel surya adalah sel
surya yang dikembangkan oleh Grätzel. Sel ini terdiri dari sebuah lapisan partikel nano (TiO2)
yang direndam dalam sebuah fotosensitizer (pemeka cahaya).
Dengan cara ini diperoleh tiga keuntungan. Pertama, bahwa intensitas radiasi surya diluar
geosfer jauh lebih tinggi yaitu sampai enam kali daripada dipermukaan bumi. Keuntungan kedua
adalah bahwa persoalan luas tempat tidak lagi menjadi masalah. Manfaat ketiga adalah, bahwa
dapat diatur sedimikian rupa, bahwa satelit menerima energi matahari hamper 24 jam sehari.
Energi gelombang mikro atau laser itu diterima oleh sebuah stasiun bumi, yang kembali
mengubahnya menjadi energi listrik, untuk selanjutnya ditransmisikan dan didistribusikan
selanjutnya.
Penggunaan utama dari sel surya adalah: untuk memberikan tenaga untuk transistor radio
portabel, untuk mengisi baterai nikel-kadmium dalam satelit, untuk memberikan tenaga untuk
jam dan perangkat lain seperti kontrol aperture untuk kamera film, stasiun gelombang mikro.
Atom arsenikum yang terikat dalam kristal mendapat muatan positif sedangkan elektron bebas
itu dapat bergerak dalam seluruh kristal dan mengikuti proses konduksi bila terdapat suatu
medan listrik. Arsenikum dengan semikian merupakan suatu pengotoran yang merupakan
pemberi, atau donor elektron. (McDaniels, 1929)
Reaksi thermal biasa yang berlangsung dalam gelap memperoleh energi pengaktifannya
melalui tumbukan antar molekul yang acak dan berurutan. Reaksi fotokimia menerima energi
pengaktifannya dari penyerapan foton cahaya oleh molekul-molekulnya. Karena itu reaksi ini
memberikan kemungkinan selesktivitas yang tinggi, yang berati bahwa energi dari kuantum
cahaya tepat sesuai untuk reaksi tertentu. Jadi tahap pengaktifan dalam reaksi fotokimia cukup
berbeda dari lebih selektif dibandingkan pengaktifan reaksi thermal. Melalui fluoresensi,
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
konvensi dalam dan penyilangan antar sistem maka jumlah dari hasil kuantum untuk ketiga
proses ini harus sama dengan satu. Hasil kuantum untuk reaksi kimia meliputi fraksi yang kecil
hingga fraksi yang sangat besar.
Hasil kuantum yang besar diperoleh bila penyerapan sinar menghasilkan radikal atau
katalis lain yang menggerakkan reaksi berantai dari suatu reaksi yang spontan secara
termodinamika. Pada umumnya molekul diamagnetik yang meyerap sianr akan berpindah dari
tingkat dasar ke tingkat tereksitasi. Untuk mengingatkan kembali istilah ini, elektron tereksitasi
pada keadaan singlet tereksitasi mempunyai spin anti-paralel terhadap pasangannya. Meskipun
terdapat banyak keadaan single tereksitasi, pada umumnya hanya beberapa keadaan energi yang
yang dapat dihasilkan dengan sinar tampak atau ultraviolet dekat. Radiasi yang sangat cepat dari
keadaan elektronik tinggi ke keadaan elektronik rendah pada multiplisitas yang sama. Proses ini
yang disebut konversi dalam, merupakan proses orde pertama dengan tetapan laju.
Fluoresensi dapat dinyatakan sebagai pemancaran foton yang spontan pada saat kembali
dari keadaan terseksitasi ke keadaan dasar. Koefisien Einstein dapat dihitung dari fungsi
gelombang untuk keadaan dasar dan tereksitasi. Selain itu dapat pula dihitung dari koefisien
penyerapan yang diukur. Keadaan triplet selalu mempunyai energi yang lebih rendah dari
keadaan singlet yang bersangkutan. Hal ini diterangkan karena dua elektron terluar yang
mempunyai spin yang sama tidak mungkin berada sangat dekat satu sama lain tanpa melanggar
prinsip Pauli. Karena selanjutnya kedua elektron tersebut terpisah, terjadi penurunan gaya tolak-
menolak elektronik yang mengakibatkan berkurannya energi molekul.
Ada dua tipe dasar dari panel surya, kita harus memahami perbedaan antara keduanya
karena mereka menghasilkan berbagai jenis energi. Ada juga keuntungan yang berbeda dan
kerugian untuk keduanya. Energi surya adalah sangat luar biasa karena tidak bersifat polutif,
tidak dapat habis, dapat dipercaya dan tidak membeli. Kekurangannya adalah sangat halus dan
tidak konstan. Arus energi surya yang rendah mengakibatkan dipakainya sistem dan kolektor
yang luas permukaannya besar untuk mengumpul dan mengkonsentrasikan energi tersebut.
Umumnya yang digunakanlah adalah plat datar seperti, panel surya, sel surya, pemanas air, dan
sebaginya yang memanfaatkan energi surya tersebut.
Misalnya pada panel surya, energi radiasi surya dapat dirubah menjadi arus listrik searah
dengan mempergunakan lapisan-lapisan tipis dari silikon (Si) murni atau bahan semikonduktor
lainnya. Karena itu reaksi ini memberikan kemungkinan selesktivitas yang tinggi, yang berati
bahwa energi dari kuantum cahaya tepat sesuai untuk reaksi tertentu. Jadi tahap pengaktifan
dalam reaksi fotokimia cukup berbeda dari lebih selektif dibandingkan pengaktifan reaksi
thermal. melalui fluoresensi, konvensi dalam dan penyilangan antar sistem maka jumlah dari
hasil kuantum untuk ketiga proses ini harus sama dengan satu. Hasil kuantum untuk reaksi kimia
meliputi fraksi yang kecil hingga fraksi yang sangat besar. (Robert.A, 2005)
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Peralatan dan Fungsi


1. Modul Surya ( 2 buah )
Fungsi : sebagai sumber energi listrik yang di konversi dari energi cahaya
2. Kabel Penghubung (1 merah dan 1 hitam)
Fungsi : untuk menghubungkan modul surya ke perekam data
3. Lampu ( 2 buah )
Fungsi : sebagai sumber cahaya
4. USB perekam data
Fungsi : untuk membaca besaran data pengukuran dari modul surya
5. Kabel USB
Fungsi : sebagai penghubung atau pemindah informasi dari perekam data ke komputer
6. Komputer yang telah terinstall Clean Energy Trainer
Fungsi : mengolah data yang di dapat dari perekam data
7. Adaptor
Fungsi : sebagai power supply untuk merubah tegangan AC menjadi DC
8. Penggaris
Fungsi : untuk mengatur jarak antara lampu dengan modul surya
9. Kacamata Hitam
Fungsi: untuk melindungi mata dari radiasi
10. Cok sambung
Fungsi : sebagai alat yang menghubungkan atau mengalirkan arus PLN dengan peralatan
11. Charger laptop
Fungsi: untuk mengisi daya baterai pada laptop

3.2 Bahan
-

3.3 Prosedur percobaan


3.3.1 Untuk jarak 30 cm
1. Disiapkan peralatan
2. Dihubungkan panel surya dengan panel surya lain dengan menggunakan kabel
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
penghubung
3. Dihubungkan panel surya yang telah terhubung ke USB Perekam Data
4. Dihubungkan USB Perekam Data ke PLN dengan menngunakan adaptor
5. Dihubungkan USB Perekam Data ke computer menggunakan kabel USB
6. Diatur jarak antara lampu dengan panel surya sejauh 70 cm
7. Dihidupkan aplikasi Clean Energy Trainer dan pilih tab modul surya
8. Dipilih modus operasi untukautomatic mode
9. Didupkan lampu
10. Diklik start pada aplikasi
11. Dicatat hasil tegangan dan arus yang diperoleh

3.3.1 Untuk jarak 45 cm


1. Disiapkan peralatan
2. Dihubungkan panel surya dengan panel surya lain dengan menggunakan kabel
penghubung
3. Dihubungkan panel surya yang telah terhubung ke USB Perekam Data
4. Dihubungkan USB Perekam Data ke PLN dengan menngunakan adaptor
5. Dihubungkan USB Perekam Data ke computer menggunakan kabel USB
6. Diatur jarak antara lampu dengan panel surya sejauh 70 cm
7. Dihidupkan aplikasi Clean Energy Trainer dan pilih tab modul surya
8. Dipilih modus operasi untukautomatic mode
9. Didupkan lampu
10. Diklik start pada aplikasi
11. Dicatat hasil tegangan dan arus yang diperoleh

3.3.1 Untuk jarak 60 cm


1. Disiapkan peralatan
2. Dihubungkan panel surya dengan panel surya lain dengan menggunakan kabel
penghubung
3. Dihubungkan panel surya yang telah terhubung ke USB Perekam Data
4. Dihubungkan USB Perekam Data ke PLN dengan menngunakan adaptor
5. Dihubungkan USB Perekam Data ke computer menggunakan kabel USB
6. Diatur jarak antara lampu dengan panel surya sejauh 70 cm
7. Dihidupkan aplikasi Clean Energy Trainer dan pilih tab modul surya
8. Dipilih modus operasi untukautomatic mode
9. Didupkan lampu
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
10. Diklik start pada aplikasi
11. Dicatat hasil tegangan dan arus yang diperoleh

3.3.1 Untuk jarak 75 cm


1. Disiapkan peralatan
2. Dihubungkan panel surya dengan panel surya lain dengan menggunakan kabel
penghubung
3. Dihubungkan panel surya yang telah terhubung ke USB Perekam Data
4. Dihubungkan USB Perekam Data ke PLN dengan menngunakan adaptor
5. Dihubungkan USB Perekam Data ke computer menggunakan kabel USB
6. Diatur jarak antara lampu dengan panel surya sejauh 70 cm
7. Dihidupkan aplikasi Clean Energy Trainer dan pilih tab modul surya
8. Dipilih modus operasi untukautomatic mode
9. Didupkan lampu
10. Diklik start pada aplikasi
11. Dicatat hasil tegangan dan arus yang diperoleh
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
BAB IV

ANALISA DATA

4.1. Data Percobaan

4.1.1. Untuk Jarak 30 cm


No Voltage (mV) Current (mA)
1 1748 0
2 1734 11
3 1718 41
4 1700 70
5 1676 100
6 1669 111
7 1655 120
8 1651 125
9 1651 131
10 1647 135
11 1639 140
12 1634 146
13 1630 151
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
4.1.2. Untuk jarak 45 cm
No Voltage (mV) Current (mA)
1 1709 0
2 1697 9
3 1682 41
4 1651 70
5 1630 100
6 1621 107
7 1618 120
8 1616 125
9 1603 131
10 1601 136
11 1594 142
12 1592 146
13 1582 149
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
4.1.3. Untuk jarak 60 cm
No Voltage (mV) Current (mA)
1 1702 0
2 1694 9
3 1674 41
4 1646 70
5 1621 100
6 1612 111
7 1598 120
8 1593 124
9 1597 129
10 1590 134
11 1578 138
12 1577 147
13 1562 151
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
4.1.4. Untuk jarak 75 cm
No Voltage (mV) Current (mA)
1 1688 0
2 1681 9
3 1654 39
4 1627 68
5 1582 100
6 1576 119
7 1562 120
8 1547 125
9 1551 131
10 1538 135
11 1525 140
12 1523 144
13 1516 149

Medan, 18 November 2016


Asisten Praktikan

(Mareanus Mandrofa) ( Diah Pratiwi )


LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
4.2. Analisa Data
1. Menentukan Hambatan (R)
a. Untuk jarak 50 cm
V 1748 mV
1. 𝑅= = = ∞
I 0 mA
V 1734 mV
2. 𝑅= = = 157,6 Ω
I 11 mA
V 1718 mV
3. 𝑅= = = 41,90 Ω
I 41 mA
V 1700 mV
4. 𝑅= = = 24,28 Ω
I 70 mA
V 1676 mV
5. 𝑅= = = 16,76 Ω
I 100 mA
V 1669 mV
6. 𝑅= = = 15,03 Ω
I 111 mA
V 1655 mV
7. 𝑅= = = 13,79 Ω
I 120 mA
V 1651 mV
8. 𝑅= = = 13,20 Ω
I 125 mA
V 1651 mV
9. 𝑅= = = 12,60 Ω
I 131 mA
V 1647 mV
10. 𝑅 = = = 12,2 Ω
I 135 mA
V 1639 mV
11. 𝑅 = = = 11,70 Ω
I 140 mA
V 1634 mV
12. 𝑅 = = = 1,19 Ω
I 146 mA
V 1630 mV
13. 𝑅 = = = 10,86 Ω
I 151 mA

b. Untuk jarak 45cm


V 1709 mV
1. 𝑅= = = ∞
I 0 mA
V 1697 mV
2. 𝑅= = = 188,5 Ω
I 9 mA
V 1682 mV
3. 𝑅= = = 41,02 Ω
I 41 mA
V 1651 mV
4. 𝑅= = = 23,58 Ω
I 70 mA
V 1630 mV
5. 𝑅= = = 16,3 Ω
I 100 mA
V 1621 mV
6. 𝑅= = = 15,14 Ω
I 107 mA
V 1618 mV
7. 𝑅= = = 13,48 Ω
I 120 mA
V 1616 mV
8. 𝑅= = = 12,92 Ω
I 125 mA
V 1603 mV
9. 𝑅= = = 12,23 Ω
I 131 mA
V 1601 mV
10. 𝑅 = = = 11,77 Ω
I 136 mA
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
V 1594 mV
11. R= = = 11,22 Ω
I 142 mA
V 1592 mV
12. R= = = 10,90 Ω
I 146 mA
V 1582 mV
13. R = = = 10,61 Ω
I 149 mA

c. Untuk jarak 60 cm
V 1702 mV
1. R= = = ∞
I 0 mA
V 1694 mV
2. R= = = 188,2 Ω
I 9 mA
V 1674 mV
3. R= = = 40,82 Ω
I 41 mA
V 1646 mV
4. R= = = 5,47 Ω
I 70 mA
V 1621 mV
5. R= = = 3,53 Ω
I 100 mA
V 1612 mV
6. R= = = 3,24 Ω
I 111 mA
V 198 mV
7. R= = 120 mA = 2,84 Ω
I
V 1590 mV
8. R= = = 2,69 Ω
I 134 mA
V 1597 mV
9. R= = = 2,50 Ω
I 129 mA
V 1590 mV
10. R = = = 2,42 Ω
I 134 mA
V 1578 mV
11. R = = = 2,20 Ω
I 138 mA
V 1577 mV
12. R = = = 2,09 Ω
I 147 mA
V 1562 mV
13. R = = = 1,81 Ω
I 151mA

d. Untuk jarak 75 cm
V 1702 mV
1. R= = = ∞
I 0 mA
V 1694 mV
2. R= = = 39,64 Ω
I 9 mA
V 1674 mV
3. R= = = 10,09 Ω
I 41 mA
V 1646 mV
4. R= = = 5,47 Ω
I 70 mA
V 1621 mV
5. R= = = 3,53 Ω
I 100 mA
V 1612 mV
6. R= = = 3,24 Ω
I 111 mA
V 1598 mV
7. R= = = 2,84 Ω
I 120 mA
V 1593 mV
8. R= = = 2,69 Ω
I 124 mA
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
V 1597 mV
9. R= = = 2,50 Ω
I 129 mA
V 1590 mV
10. R = = = 2,42 Ω
I 134 mA
V 1578mV
11. R = = = 2,20 Ω
I 138 mA
V 1577 mV
12. R = = = 2,09 Ω
I 147 mA
V 1562 mV
13. R = = = 1,81 Ω
I 151 mA

2. Menentukan Daya (P)


a. Untuk jarak 30 cm
1. P = V × I = 1748 mV × 0 mA = 0 mW = 0 W
2. P = V × I = 1734 mV × 11 mA = 19074 mW = 19,074W
3. P = V × I = 1718 mV × 41 mA = 70438 mW = 70,438 W
4. P = V × I = 1700 mV × 70 mA = 119000 mW = 119,000 W
5. P = V × I = 1676 mV × 100 mA = 167600 mW = 167,600W
6. P = V × I = 1669 mV × 111 mA = 185259 mW = 185,259 W
7. P = V × I = 1655 mV × 120 mA = 198600 mW = 198,600 W
8. P = V × I = 1651 mV × 125 mA = 206375 mW = 206,375 W
9. P = V × I = 1651 mV × 131 mA = 216281 mW = 216,281W
10. P = V × I = 1647 mV × 135 mA = 222345 mW = 222,345 W
11. P = V × I = 1639 mV × 140 mA = 229460 mW = 229,460W
12. P = V × I = 1634 mV × 146 mA = 238564 mW = 238,564
13. P = V × I = 1630 mV × 151 mA = 246130 mW = 246,130 W

b. Untuk jarak 45 cm
1. P = V × I = 1709 mV × 0 mA = 0 mW = 0 W
2. P = V × I = 1697 mV × 9 mA = 15273 mW = 15,273 W
3. P = V × I = 1682 mV × 41 mA = 68962 mW = 68,962 W
4. P = V × I = 1651 mV × 70 mA = 115570 mW = 115,570 W
5. P = V × I = 1630 mV × 100 mA = 163000 mW = 163,000 W
6. P = V × I = 1621 mV × 107 mA = 173447 mW = 173,447 W
7. P = V × I = 1618 mV × 120 mA = 194160 mW = 194,160 W
8. P = V × I = 1616 mV × 125 mA = 202000 mW = 202,000 W
9. P = V × I = 1603 mV × 131 mA = 209993 mW = 209,993 W
10. P = V × I = 1601 mV × 136 mA = 217736 mW = 217,736 W
11. P = V × I = 1594 mV × 142 mA = 226348 mW = 226,348 W
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
12. P = V × I = 1592 mV × 146 mA = 232432 mW = 232,432 W
13. P = V × I = 1582 mV × 149 mA = 235718 mW = 235,718 W

c. Untuk jarak 60 cm
1. P = V × I = 1702 mV × 0 mA = 0 mW = 0 W
2. P = V × I = 1694 mV × 9 mA = 15246 mW = 15,246 W
3. P = V × I = 1674 mV × 41 mA = 68634 mW = 68,634 W
4. P = V × I = 1646 mV × 70 mA = 115220 mW = 115,220 W
5. P = V × I = 1621 mV × 100 mA = 162100 mW = 162,100 W
6. P = V × I = 1612 mV × 111 mA = 178932 mW = 178,932 W
7. P = V × I = 1598 mV × 120 mA = 191760 mW = 191,760 W
8. P = V × I = 1593 mV × 124 mA = 197532 mW = 197,532 W
9. P = V × I = 1597 mV × 129 mA = 206013 mW = 206,013 W
10. P = V × I = 1590 mV × 134 mA = 213060 mW =213,060 W
11. P = V × I = 1578 mV × 138 mA = 217764 mW = 217,764 W
12. P = V × I = 1577 mV × 147 mA = 213819 mW = 213,819 W
13. P = V × I = 1562 mV × 151 mA = 235862 mW = 235,862 W

d. Untuk jarak 75 cm
1. P = V × I = 1688 mV × 0 mA = 0 mW = 0 W
2. P = V × I = 1681 mV × 9 mA = 15129 mW = 15,129W
3. P = V × I = 1654 mV × 39 mA = 6456 mW = 6,456 W
4. P = V × I = 1627 mV × 68 mA = 110636 mW = 11,0636 W
5. P = V × I = 1582 mV × 100 mA = 158200 mW = 158,200 W
6. P = V × I = 1576 mV × 119 mA = 187544 mW = 187,544 W
7. P = V × I = 1562 mV × 120 mA = 187440 mW = 187,440 W
8. P = V × I = 1547 mV × 125 mA = 193375 mW = 197,532 W
9. P = V × I = 1551 mV × 131 mA = 203181 mW = 193,375 W
10. P = V × I = 1538 mV × 135 mA = 207630 mW =207,630 W
11. P = V × I = 1525 mV × 140 mA = 213500 mW = 213,500 W
12. P = V × I = 1523 mV × 144 mA = 219312 mW = 219312 W
13. P = V × I = 1516 mV × 149 mA = 225884 mW = 225,884 W
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
3. Menggambarkan Kurva Karakteristik.

a. Untuk jarak 30 cm

KURVA KARAKTERISTIK V-VS-I


8000

7000

6000

5000
Voltage (mV)

4000

3000

2000

1000

0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Current (mA)

y −y 1700 - 1718 18
Slope = x2 −x1 = | | = |29| = 0.62
1 2 70 - 41

b. Untuk jarak 45 cm

KURVA KARAKTERISTIK V-VS-I


1720

1700

1680

1660
Voltage (mV)

1640

1620

1600

1580

1560
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Current (mA)

y −y 1592 -1709 117


Slope = x2 −x1 = | | = |146| = 0,80
1 2 146 - 0
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
c. Untuk jarak 60 cm

KURVA KARAKTERISTIK V-VS-I


1720
1700
1680
1660
Voltage (mV)

1640
1620
1600
1580
1560
1540
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Cuurent (mA)

y −y 1590−1702 112
Slope = x2 −x1 = | 134 - 0
| = |134| = 0,83
1 2

d. Untuk jarak 75 cm

KURVA KARAKTERISTIK V-VS-I


1700
1680
1660
1640
Voltage (mV)

1620
1600
1580
1560
1540
1520
1500
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Current (mA)

y −y 1551−1688 537
Slope = x2 −x1 = | | = |131| = 4,09
1 2 131 - 0
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
4.3. Gambar Percobaan

Laptop

Sumber Arus PLN

Modul Surya

acer
Lampu 120 watt
Cok Sambung

Kabel USB Charger Laptop

USB perekam data


Penggaris
Kacamata Hitam
Kabel Penghubung
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Dari percobaan yang telah dilakukan, besar daya yang dihasilkan oleh solar modul
berbanding lurus dengan tegangan dan arus ( P = V. I ). Jadi, semakin besar tegangan dan
arus yang dihasilkan oleh solar modul maka akan semakin besar pula daya yang
dihasilkan. Sebaliknya, semakin kecil tegangan dan arus yang dihasilkan oleh solar
modul maka akan semakin kecil pula daya yang dihasilkan.

2. Prinsip kerja dari modul surya yaitu menggunakan lampu sebagai sumber cahaya. Cahaya
yang dihasilkan oleh lampu akan menyinari modul surya yang berada dengan jarak
tertentu. Panas dari cahaya lampu ini akan diserap oleh material semikonduktor pada
modul surya dan mengubahnya menjadi energi listrik yang kemudian direkam pada USB
perekam data. Kabel USB yang menghubungkan komputer dengan USB perekam data
akan mengirimkan data energi listrik ke komputer yang telah terinstal Clean Energy
Trainer, maka kita dapat melihat besar tegangan dan arus listrik pada komputer. Semakin
lama penyinaran maka besar daya listrik yang dihasilkan akan semakin besar.

3. Aplikasi dari penggunaan solar modul, antara lain :


1. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Matahari
Kaca-kaca besar mengkonsetrasikan cahaya matahari ke satu garis atau titik. Panas
yang dihasilakan digunakan untuk menghasilkan uap panas. Panasnya, tekanan uap
panas yang tinggi digunakan untuk menjalankan turbin yang menghasilkan listrik. Di
wilayah yang disinari matahari, Pembangkit Listrik Tenaga matahari dapat menjamin
pembagian besar produksi listrik Berdasarkan proyeksi dari tingkat arus hanya
354MW, pada tahun 2015 kapasitas total pemasangan pembangkit tenaga panas
matahari akan melampaui 5000 MW. Pada tahun 2020, tambahan kapasitas akan naik
pada tingkat sampai 4500 MW setiap tahunnya dan total pemasangan kapasitas tenaga
panas matahari di seluruh dunia dapat mencapai hampir 30.000 MW- cukup untuk
memberikan daya untuk 30 juta rumah.
2. Pemanas dan Pendingin Tenaga Matahari
Panas tenaga matahari menggunakan panas matahari secara langsung. Pengumpul
panas matahari diatas atapmu dapat menyediakan air panas untuk rumahmu, dan
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
membantu menghangatkan rumahmu. Sistem panas matahari berdasarkan prinsip
sederhana yang telah dikenal selama berabad-abad: matahari memanaskan air yang
mengisi bejana gelap. Teknologi tenaga panas matahari yang ada di pasar saat ini
sangat efisien dan bisa diandalkan. Saat ini pasar menyediakan tenaga matahari untuk
aplikasi dengan cakupan luas, dari pemanas air domestik dan pemanas ruangan di
perumahan dan gedung –gedung komersial, sampai pemanas kolam renang, tenaga
matahari-pendingin, proses pemanasan industri dan memproses air menjadi tawar.
Saat ini produksi pemanas air panas domestik merupakan aplikasi paling umum untuk
tenaga panas matahari. Di beberapa negara hal ini telah menjadi sarana yang umum
digunakan oleh gedung tempat tinggal. Tergantung pada kondisi dan konfigurasi
sistem, kebutuhan air panas dapat disediakan oleh tenaga matahari hingga 100% .
Sistem yang lebih besar dapat ditambahkan untuk menutupi bagian penting dari
kebutuhan energi untuk pemanas ruangan. Pendingin tenaga matahari: Pendingin
tenaga matahari menggunakan sumber energi panas untuk menghasilkan dingin dan
/atau mengurangi kelembaban udara dengan cara yang sama dengan lemari pendingin
atau AC konvensional. Aplikasi ini cocok dengan energi panas matahari, sejalan
dengan meningkatnya permintaan pendingin ketika panas matahari banyak. Pendingin
tenaga matahari telah sukses didemonstrasikan. Penggunaan skala besar dapat
diharapkan di masa depan, sejalan dengan berkurangnya biaya teknologi ini, terutama
untuk sistem skala kecil.

4. Keunggulan dari sistem sel surya


a. Tidak akan pernah habis
Keunggulan n yang pertama adalah tidak akan pernah habis dan ramah lingkungan.
Seperti yang Anda ketahui energi matahari merupakan sumber energi terbarukan yang
tidak akan pernah habis. Penggunaan energi surya juga dapat mencegah penggunaan
bahan bakar fosil menjadi semakin menipi. Dan bahkan saat ini banyak sekali negara-
negara maju yang menggunakan energi surya untuk menjadikannya energi listrik.
b. Ramah lingkungan
Yang kedua adalah ramah lingkungan. Dikatakan ramah lingkungan karena
penggunaan energi surya tidak akan menghasilkan emisi karbon sama seperti BBM.
Oleh karena itu energi surya dapat dikatakan sebagai salah satu sumber energi alternatif
yang sangat lingkungan. Dan pastinya hal ini dapat mencegah pemanasan global yang
dapat menyebabkan perubahan iklim tak menentu.
c. Hanya membutuhkan sedikit perawatan
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
Keuntungan pembangkit listrik tenaga surya selanjutnya adalah hanya membutuhkan
sedikit perawatan. Setelah instalasi dan dioptimasi, panel surya dapat menciptakan
listrik dengan luasan hanya beberapa milimeter dan tidak memerlukan perawatan yang
berarti. Tak hanya itu saja, panel surya juga memproduksi energi dalam diam, sehingga
tak mengeluarkan bunyi bising dan lainnya.

5.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih teliti dalam mengukur jarak panel surya dengan
sumber cahaya yaitu lampu.
2. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih teliti dalam pembacaan data pada laptop.
3. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih mengetahui skema dari modul surya.
4. Sebaiknya praktikan selanjutnya mengetahui keunggulan dari modul surya.
5. Sebaiknya praktikan selanjutnya menggunakan kacamata saat praktikum agar sinar lampu
tidak langsung terpancar kemata.
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
DAFTAR PUSTAKA

Khopkar,S M. 1984. Analitical Chemistry Laboratories Department Of Chemistry. Bombay:


Indian Institute of Technology.
Hal : 207 - 213
McDaniels,D K. 1929. The Sun Our Future Energy Source. Second Edition. New York : John
Wiley & Sons.
Pages :187 - 206
Robert,A. 2005. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga.
Pages : 27 - 35
http://teknologisurya.wordpress.com/dasar-teknologi-sel-surya/prinsip-kerja-sel-surya/
Tanggal : 5 November 2016
Pukul : 21.30 WIB
http://simonsirait.iptek.com/2013/04/penegrtian-panel-suryapenggunaannya.html
Tanggal : 5 November 2016
Pukul : 21.00 WIB

Medan, 18 November 2016


Asisten, Praktikan,

(Mareanus Mendrofa) (Diah Pratiwi)


LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

Anda mungkin juga menyukai