Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN DEWASA II RESPIRASI DAN TERMOREGULASI

DISUSUN OLEH :
Nama : Erna Setyowati
NPM : 1306489136

Fakultas Ilmu Keperawatan


Universitas Indonesia
2014
REFLEK PASIEN GANGGUAN THERMOREGULASI

a. Demam
Demam atau hiperpireksia terjadi karena mekanisme pengeluara panas tidak mampu untuk
mempertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas, yang mengakibatkan
peningkatan suhu tubuh abnormal. Tingkat ketika demam mengancamkesehatan seringkali
merupkan sumber yang diperdebatkan di antara pemberi perawatan kesehatan. Demam biasanya
tidak berbahaya jika berada pada suhu dibawah 39 ºC. Pembacaan suhu tunggal mungkin tidak
menandakan demam. Davis dan lentz (1989) merekomendasikan untuk menentukan demam
berdasarkan beberapa pembacaan suhu dalam waktu yang berbeda pada satu hari dibandingkan
dengan suhu normal tersebut pada waktu yang sama, di samping terhadap tanda vital dan gejala
infeksi. Demam sebenarnya merupakan akibat dari perubahan set point hipotalamus.

b. Kelelahan akibat panas


Kelelehan akibat panas terjadi bila diaforesis yang banyak mengakibatkan kehilangan
cairan dan elektrolit secara berlebih. Disebabkan oleh lingkungan yang terpajan panas. Tanda
dan gejala kurang volume cairan adalah hal yang umum selama kelelehan akibat panas. Tindakan
pertama yaitu memindahkan klien ke lingkungan yg lebih dingin serta memperbaiki
keseimbangan cairan dan elektrolit.

c. Hipertermia
Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan
pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas adalah hipertermia. Setiap penyakit
atautrauma pada hipotalamus dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Hipertermia
malignan adalah kondisi bawaan tidak dapat mengontrol produksi panas, yang terjadi ketika
orang yang rentan menggunakan obat-obatan anestetik tertentu.

d. Heatstroke
Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu tinggi dapat
mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini disebut heatstroke, kedaruratan yang
berbahaya panas dengan angka mortalitas yg tinggi. Klien berisiko termasuk yang masih sangat
muda atau sangat tua, yang memiliki penyakit kardiovaskular, hipotiroidisme, diabetes atau
alkoholik. Yang juga termasuk beresiko adalah orang yang mengkonsumsi obat yang
menurunkan kemampuan tubuh untuk mengeluarkan panas (mis. Fenotiasin, antikolinergik,
diuretik, amfetamin, dan antagonis reseptor beta- adrenergik) dan mereka yang menjalani latihan
olahraga atau kerja yang berat (mis. Atlet, pekerja kontruksi dan petani). Tanda dan gejala
heatstroke termasuk gamang, konfusi, delirium, sangat haus, mual, kram otot, gangguan visual,
dan bahkan inkotinensia. Tanda yang paling dari heatstroke adalah kulit yang hangat dan kering.
Penderita heatstroke tidak berkeringat karena kehilangn elektrolit sangat berat dan
malfungsi hipotalamus. Heatstroke dengan suhu lebih besar dari 40,5 ºC mengakibatkan
kerusakan jaringan pada sel dari semua organ tubuh. Tanda vital menyatakan suhu tubuh kadang-
kadang setinggi 45 ºC, takikardia dan hipotensi. Otak mungkin merupakan organ yang terlebih
dahulu terkena karena sensitivitasnyaterhdap ketidakseimbangan elektrolit. Jika kondisi terus
berlanjut, klien menjadi tidak sadar, pupil tidak reaktif. Terjadi kerusakan nourologis yang
permanen kecuali jika tindakan pendinginan segera dimulai.

e. Hipotermia
pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin mempengaruhi
kemampuan tubuh untuk memproduksi panas, mengakibatkan hipotermia. Hipotermia
diklasifikasikan melalui pengukuran suhu inti. Hal tersebut dapat terjadi kebetulan atau tidak
sengaja selama prosedur bedah untuk mengurangi kebutuhan metabolik dan kebutuhan tubuh
terhadap oksigen.
Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak diketahui selama
beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35 ºC, klien mengalami gemetar yang tidak
terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu menilai. Jika suhu tubuh turun di bawah
34,4 ºC, frekuensi jantung, pernafasan, dan tekanan darah turun. kulit menjadi sianotik.
HIPERTERMI

Batasan karakteristik
Konvulsi takikardia
Kulit kemerahan takipnea
Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal
Kulit terasa hangat
Kejang

HPOTERMIA
Batasan karakteristik
Suhu tubuh dibawah kisaran normal piloereksi
Kulit dingin menggigil
Dasar kuku sianotik pengisian ulang kapiler lambat
Hipertensi taksikardia
Pucat

KETIDAKEFEKTIFAN TERMOREGULASI (FLUKTUASI SUHU ANTARA HIPOTERMI


DAN HIPERTERMI)
Batasan karakteristik
Dasar kuku sianotik pucatsedang
Fluktuasi suhu tubuh diatas normal dan dibawah kisaran normal piloereksi
Kulit kemerahan
Penurunan suhu tubuh di bawah normal
Hipertensi kejang
Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal kulit dingin
Peningkatan frekuensi pernafasan kulit hangat
Sedikit menggigil taksikardia
Pengisian ulang kapiler yang lambat
(NANDA 2011)
Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh

1. Kecepatan metabolisme basal


Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampak
jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan pada uraian
sebelumnya, sangat terkait dengan laju metabolisme.
2. Rangsangan saraf simpatis
Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100%
lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak coklat yang
tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hamper seluruh metabolisme lemak coklat
adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stress individu
yang menyebabkan peningkatan produksi epineprin dan norepineprin yang meningkatkan
metabolisme.
3. Hormone pertumbuhan
Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan kecepatan
metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.
4. Hormone tiroid
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia dalam tubuh
sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100%
diatas normal.

5. Hormone kelamin
Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-
15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi
suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone progesterone pada masa
ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 – 0,6°C di atas suhu basal.
6. Demam ( peradangan )
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar
120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C.
7. Status gizi
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20 – 30%. Hal ini
terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan
metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami
penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung
tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam
arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain.
8. Aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar
komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan
suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C.
9. Gangguan organ
Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan
mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan
pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah
kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh
terganggu.
10. Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat
hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan
dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan
terjadi sebagian besar melalui kulit.
Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui
pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis
arteriovenosa yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang
cukup tinggi (kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi panas dari
inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan radiator panas
yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh.
REFLEK PASIEN GANGGUAN PERNAFASAN

Keluhan utama akan menentukan prioritas intervensi dan mengkaji pengetahuan pasien tentang
kondisinya saat ini. Keluhan utama yang biasa muncul antara lain :

a) Batuk (Cough)

Batuk merupakan gejala utama pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan. Tanyakan
berapa lama pasien mengalami batuk dan bagaimana hal tersebut timbul dengan waktu yang
spesifik atau hubungannya dengan aktifitas fisik. Tentukan apakah batuk produktif atau non
produktif.

b) Peningkatan Produksi Sputum

Sputum merupakan suatu substansi yang keluar bersama dengan batuk atau bersihan
tenggorokan. Percabangan trakheobronkial secara normal memproduksi sekitar 3ons mukus
setiap hari sebagai bagian dari mekanisme pembersihan normal. Produksi sputum akibat batuk
adalah tidak normal. Tanyakan dan catat warna, konsistensi, bau, dan jumlah dari sputum. Jika
terjadi infeksi, sputum dapat berwarna kuning atau hijau, putih atau kelabu dan jernih. Pada
keadaan edema paru-paru, sputum berwarna merah muda karena mengandung darah dengan
jumlah yang banyak.

c) Dispnea

Dispnea merupakan suatu persepsi kesulitan bernapas/napas pendek dan merupakan perasaan
subjektif pasien.Perawat mengkaji tentang kemampuan pasien saat melakukan aktivitas.

d) Hemoptisis

Hemoptisis adalah darah yang keluar dari mulut saat batuk. Perawat mengkaji apakah darah
tersebut berasal dari paru-paru, perdarahan hidung atau perut. Darah yang berasal dari paru-paru
biasanya berwarna merah terang karena darah dalam paru-paru distimulasi segera oleh reflek
batuk.
e) Chest Pain

Nyeri dada dapat berhubungan dengan dengan masalah jantung dan paru-paru.Gambaran
lengkap dari nyeri dada dapat menolong perawat untuk membedakan nyeri pada pleura,
muskuloskeletal, kardiak dan gastrointestinal.

Lanjutan bersihan jalan nafas


Batasan karakteristik
Tidak ada batuk penurunan bunyi nafas
Suara nafas tambahan dispnoe
Perubahan frekuensi nafas sputum dalam jumlah berlebih
Perubahan irama nafas batuk yang tidak efektif
Sianosis ortopnea
Kesulitan bicara/mengeluarkan suara gelisah
Mata terbuka lebar
Obstruksi jalan nafas
Spasme jalan nafas adanya jalan nafas buatan
Mucus dalam jumlah berlebih sekresi yang tertahan/sisa sekresi
Eksudat dalam alveoli sekresi dalam bronki
Materi asing dalam jalan nafas
(NANDA,2011)
Masalah pernafasan

A. Hipoksia (anoksia) defisiensi oksigen pada organ dan jaringan dari keadaan normal.
1. hipoksia dapat terjadi akibat insufisiensi oksigen dalam atmosfer : anemia, gannguan
sirkulasi darah, penyakit paru yang mengganggu ventilasi pulmonary, keberadaan zat
toksik seperti karbon monoksida atau sianida.
2. karbon monoksida adalah zat toksik karena molekul ini berikatan dengan hemoglobin
yang disisi sama untuk mengikat oksigen. Kecenderungan daya ikatnya terhadap
hemoglobin lebih besar 320 x dibandingkan daya ikat hemoglobin terhadap
hemoglobin terhadap oksigen dan pelepasannya lebih lambat. Oleh karena itu
sejumlah kecil karbon monoksida dalam udara mematikan.
B. Hiperkapnia adalah peningkatan co2 dalm cairan tubuh yang biasanya disertai
hipoksia.CO2 berlebih dapat meningkatkan respirasi danion hydrogen,yang akan
menyebabkan asidosis.
C. Hipokapnia adalah penurunan CO2 dalam darah biasanya akibat hiperventilasi
(pernafasan cepat) dan penghembusan CO2. Penurunan kadar CO2 menyebabkan
terjadinya alkalosis (jumlah bikarbonat berlebih) dalam cairan tubuh.
D. Asfiksia adalah hipoksia dan hiperkapnea akibat ketidakcukupan ventilasi pulmonary.
E. Penyakit pulmonary obstruksi menahun adalah kelompok penyakit yang meliputi asma,
bronchitis kronis, emfisema, juga kelompok penyakit industrial seperti asbesitosis,
silikosis, dan black lung, pajanan rokok yang terus menerus atau lingkungan atau polutan
industry.
F. Kanker paru biasanya pada perokok tetapi dapat juga terjadi pada bukan perokok.
G. Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan bakteri yang mempengaruhi semua
jaringan tubuh tetapi yang paling umum terlokalisasi paru .
H. Pneumonia adalah proses inflamasi akut yang disebabkan bakteri, jamur, protozoa, virus,
zat kimia yag mengakibatkan alveoli terisi cairan. (Sloane,2004)
Pada saat flu, badan akan meriang, tubuh berusaha melalukan dengan melepaskan antibodi untuk
melawan virus yang menyerang tubuh. Akibatnya tubuh menjadi panas, lambungpun terkadang
melepaskan gas yang sampai keatas kerongkongan sehingga perut terasa mual. Kepala menjadi
pusing, badan menjadi lemas, akibatnya nafsu makanpun menjadi berkurang karena lidah terasa
pahit. kandungan oksigen dalam darahpun berkurang sehingga dada terasa sesak.

Daftar pustaka
 Sloane esthel,2004 anatomi fisiologi untuk pemula,Jakarta,EGC
 Nanda ,2011,diagnose keperawatan edisi terjemahan,Jakarta,EGC
 Potter and Perry. 2006. Fundamental Keperawatan Vol.1. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai