Muchsin 184 190 PDF
Muchsin 184 190 PDF
Abstrak
Penelitian ini mengambil objek tentang limbah bahan berbahaya dan beracun di Rumah Sakit.
Rumah Sakit Swasta Kota Jogja merupakan Rumah Sakit yang menghasilkan Limbah medis
dan salah satu yang berbahaya adalah limbah bahan berbahaya dan beracun dalam setiap
operasinya, sehingga disisni peneliti berusaha mengeksplorasi sejauh mana pengelolaan
limbah yang di hasilkan di Rumah Sakit Swasta Kota Jogja, baik dalam Standart Operating
procedure, Sumber Daya Manusia, maupun pengolahan limbah yang dihasilkan. Penelitian ini
menggunakan rancangan studi kasus deskriptif kualitatif dengan tujuan utama untuk membuat
gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif, Unit analisis dalam penelitian
ini adalah pengelolaan limbah padat medis dan limbah bahan berbahaya dan beracun Rumah
Sakit Swasta Kota Jogja. Pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun di Rumah Sakit
Swasta Kota Jogja harus diperbaiki dikarenakan Proses pembakaran limbah Infeksius
dilakukan oleh pihak ke-tiga yaitu PT Jasa medivest sedangkan limbah B3 dilakukan oleh
pihak ke-tiga yaitu PT Arah. Hal ini dikarenakan posisi di Rumah Sakit Swasta Kota Jogja
yang berada di Kota dan berhimpitan dengan perumahan warga dan perkatoran sehingga
sangat menggangu jika proses pembakaran limbah dilakukan. Pengolahan limbah padat medis
Rumah Sakit Swasta Kota Jogja kurang efektif dikarenakan belum mempunyai Insinerator,
serta menyerahkan proses pembakarannya limbah infeksius oleh pihak ke-tiga (PT Jasa
medivest), ssedangkan limbah B3 oleh pihak ke-tiga (PT Arah).
Kata Kunci: Pengolahan, Limbah Padat medis, Rumah Sakit Swasta Kota Jogja.
Tabel. 1 Sumber Daya Manusia dalam Pengolahan Limbah Padat di RS Swasta Kota Jogja.
Jumlah
No Jenis Jabatan dan Tugas Pendidikan
(orang)
1. Kepala Instalasi Kesehatan Lingkungan D3/AMKL 1
2. Petugas pengolahan Limbah (PPL):
o Petugas Limbah Medis dan Non Medis SMA 6
TPS TPSUMUM
Hasil wawancara dengan Kepala Instalasi Kantong plastik diangkat setiap hari atau bila
Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan di sudah penuh terisi limbah. Kantong plastik
Rumah Sakit Swasta Kota Jogja: kuning tersebut diikat kemudian dimasukkan
Bu, alur pengambilan limbah Medis dan kedalam wadah sementara pengangkut secara
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun di tertutup. Limbah jarum suntik dimasukkan
Rumah Sakit dimulai dari mana ya ? kedalam box warna kuning, yang proses
“ kalau pengangkutan limbah medis pergantiannya atau jika sudah penuh
padat itu dimulai dari gedung baru Mas, langsung pada saat PPL mengambil limbah
…truss langsung kebagian depan, jarum suntik, sekaligus mengganti dengan
kemudian laboratorium farmasi Mas,… safety box yang baru.
mmm yang terakhir dibagian Nifas atau Benda-benda tajam (jarum suntik)
bagian anak, trus bagian anak Mas”. ditampung pada tempat khusus (safety box).
Setelah semua limbah padat medis diangkut,
PEMBAHASAN kemudian dibawa ke Tempat Penampungan
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sementara (TPS), yang berada di belakang
Sakit Swasta Kota Jogja, pembahasan dalam Rumah Sakit. Proses selanjutnya dilakukan
penelitian ini yaitu : pemusnahan dengan cara membakar, yang
3.2.1. Pengolahan Limbah Padat medis di dilakukan oleh pihak ke-tiga (PT Arah
Rumah Sakit Swasta Kota Jogja. Environmental) untuk limbah bahan
Deskripsi pengolahan limbah padat berbahaya dan beracun (B3) selanjutnya
medis berdasarkan pengamatan dan dimasukkan kedalam Box mobil tertutup,
wawancara dengan Kepala Instalasi yang mana sebelumnya dilakukan
lingkungan di Rumah Sakit Swasta Kota penimbangan untuk mengetahui berat.
Jogja sebagai berikut: Perlakuan ini dilaksanakan dikarenakan
Pada pukul 06.00 WIB dan 13.00 WIB, Rumah Sakit Swasta Kota Jogja yang dekat
serta pukul 20.00 petugas pengelolaan limbah dengan pusat keramaian dan pemukiman
(PPL) mempersiapkan alat pelindung diri penduduk, tidak dimungkinkan untuk
(APD), mulai dari masker, sarung tangan, melakukan pembakaran dengan
apron, baju dan celana, sepatu, serta menggunakan incinerator.
mempersiapkan container atau wadah Deskripsi proses pengolahan limbah
sementara untuk nanti dibawa ke TPS Rumah padat medis Rumah Sakit Swasta Kota Jogja
Sakit. hampir sama dengan penelitian Alamsyah
Proses selanjutnya yaitu dimulai Pada 2007, bahwa pemisahan dan pengurangan
pukul 06.10 WIB dan 13.10 WIB, serta pukul limbah yang sejenis dan reduksi volume
20.10, pengangkutan limbah medis padat limbah merupakan persyaratan keamanan
yang bersumber dari gedung baru, kemudian yang penting bagi petugas pembuang
bagian depan, laboratorium farmasi, bagian sampah. Sarana penampungan limbah
Nifas atau bagian Ibu kemudian bagian anak. infeksius harus memadai baik letak, maupun
Limbah Rumah Sakit yang terdiri dari limbah hygienisnya. Penelitian Rao et all 2004, di
infeksius, limbah pantologi, limbah benda lima Rumah Sakit memaparkan, bahwa
tajam, limbah farmasi dan limbah sitotoksik Rumah Sakit dan Praktek perawat yang
serta limbah bahan berbahaya dan beracun. terdaftar di fasilitas ini berada di bawah
Tempat limbah padat medis terpisah dari pengawasan konstan dan dihukum dengan
tempat limbah padat non medis. pengadaan denda, jika setiap plastik sekali
Tempat sampah medis diberi lapisan pakai atau benda tajam yang ditemukan di tas
plastik sampah medis serta limbah B3 (dalam kuning, dipaksa di cek kembali limbah
hal ini limbah medis dan B3 sementara masih mereka karena dapat mengakibatkan cedera
di gabung) warna kuning dengan logo dan pada petugas kesehatan. Penelitian Blenkarn
tulisan infeksius atau limbah infeksi. Limbah 2006, Idealnya wadah sampah individu harus
padat infeksius, patologi, sitotoksik, farmasi dibawa ke gerobak massal, oleh staf yang
dan kimia dibuang pada tempat sampah yang menggunakan pakaian kerja yang tepat yang
berwarna kuning atau bertuliskan tempat mencakup pakai celemek dan sarung tangan,
sampah medis atau limbah infeksius.
sarung tangan harus dibakar dan dibuang yang bersumber dari gedung baru, kemudian
pada saat penyelesaian tugas. bagian depan, laboratorium farmasi, bagian
Penelitian Alamsyah 2007, Nifas atau bagian Ibu kemudian bagian anak.
menyatakan bahwa pembuangan sampah Limbah Rumah Sakit yang terdiri dari limbah
medis kedalam kantong yang seharusnya infeksius, limbah pantologi, limbah benda
untuk sampah dapur mengakibatkan sangat tajam, limbah farmasi dan limbah sitotoksik
berbahaya, bila sampah tersebut mengandung serta limbah bahan berbahaya dan beracun.
bahan yang menular maka akan terjadi Tempat limbah padat medis terpisah dari
penularan penyakit yang tidak diinginkan. tempat limbah padat non medis.
Penelitian Hasan et al (2008) di dua Rumah Tempat sampah medis diberi lapisan
Sakit besar di Dhaka City (DMCH dan plastik sampah medis serta limbah B3 (dalam
BMCH) umumnya ditemukan bahwa hal ini limbah medis dan B3 sementara masih
pembuang limbah ke dalam keranjang tanpa di gabung) warna kuning dengan logo dan
dipisahkan. Perilaku Ini menimbulkan risiko tulisan infeksius atau limbah infeksi. Limbah
kesehatan yang serius kepada para petugas padat infeksius, patologi, sitotoksik, farmasi
penanganan limbah, untuk para pemulung di dan kimia dibuang pada tempat sampah yang
tempat pembuangan dan kepada masyarakat berwarna kuning atau bertuliskan tempat
pada umumnya. Konsekuensi dari praktek ini sampah medis atau limbah infeksius.
yaitu mencemari air permukaan dan air tanah Kantong plastik diangkat setiap hari atau bila
sumber daya di sekitar tempat pembuangan. sudah penuh terisi limbah. Kantong plastik
Francisco and Casaday (1991) cit Coronel kuning tersebut diikat kemudian dimasukkan
(2002) memaparkan bahwa limbah medis kedalam wadah sementara pengangkut secara
yang tidak diolah dapat menyebabkan tertutup. Limbah jarum suntik dimasukkan
pencemaran lingkungan yang menyebabkan kedalam box warna kuning, yang proses
masalah estetika dan mungkin menjadi pergantiannya atau jika sudah penuh
pembicaraan di media. langsung pada saat PPL mengambil limbah
Insinerator yang dirancang dengan baik jarum suntik, sekaligus mengganti dengan
benar-benar harus membakar sampah dengan safety box yang baru.
meninggalkan sisa dalam bentuk abu dan Benda-benda tajam (jarum suntik)
harus dilengkapi dengan scrubber untuk ditampung pada tempat khusus (safety box).
menjebak polutan udara beracun yang Setelah semua limbah padat medis diangkut,
dilepaskan (Ali, et al, 2010). (Akter et al 2002 kemudian dibawa ke Tempat Penampungan
cit Phengxay et al 2005) menyatakan jika Sementara (TPS), yang berada di belakang
limbah yang dibuang tanpa pengolahan awal Rumah Sakit. Proses selanjutnya dilakukan
(masih tersimpan zat kimia, disinfeksi, pemusnahan dengan cara membakar, yang
otoklaf uap) dan tidak sempurna dibakar, dilakukan oleh pihak ke-tiga (PT Arah
maka masih mungkin mengandung Environmental) untuk limbah bahan
mikroorganisme yang berpotensi berbahaya dan beracun (B3) selanjutnya
membahayakan. dimasukkan kedalam Box mobil tertutup,
3.2.2. Pengolahan Limbah Bahan yang mana sebelumnya dilakukan
Berbahaya dan Beracun di Rumah Sakit penimbangan untuk mengetahui berat.
Swasta Kota Jogja. Perlakuan ini dilaksanakan dikarenakan
Pada pukul 06.00 WIB dan 13.00 WIB, Rumah Sakit Swasta Kota Jogja yang dekat
serta pukul 20.00 petugas pengelolaan limbah dengan pusat keramaian dan pemukiman
(PPL) mempersiapkan alat pelindung diri penduduk, tidak dimungkinkan untuk
(APD), mulai dari masker, sarung tangan, melakukan pembakaran dengan
apron, baju dan celana, sepatu, serta menggunakan incinerator.
mempersiapkan container atau wadah Kementerian Sekertaris Negara dalam
sementara untuk nanti dibawa ke TPS Rumah Peraturan Pemerintah Nomor 01 Tahun 2014
Sakit. menyatakan Setiap Orang yang
Proses selanjutnya yaitu dimulai Pada menghasilkan Limbah B3 wajib melakukan
pukul 06.10 WIB dan 13.10 WIB, serta pukul Penyimpanan Limbah B3. Setiyono (2001),
20.10, pengangkutan limbah medis padat Dampak yang ditimbulkan oleh limbah B3
yang dibuang langsung ke lingkungan sangat dikarenakan di Rumah Sakit Swasta Kota
besar dan dapat bersifat akumulatif, sehingga Jogja belum mempunyai Insinerator, sebab
dampak tersebut akan berantai mengikuti posisi di Rumah Sakit Swasta Kota Jogja
proses pengangkutan (sirkulasi) bahan dan yang berada di Kota dan berhimpitan dengan
jaring-jaring rantai makanan. Untuk perumahan warga dan perkatoran sehingga
mencapai sasaran dalam pengelolaan limbah sangat menggangu jika proses pembakaran
perlu di buat dan diterapkan suatu sistem atau pemusnahan dilakukan.
pengelolaan yang baik, terutama pada sektor-
sektor kegiatan yang sangat berpotensi KESIMPULAN DAN SARAN
menghasilkan limbah B3. Salah satu sektor 3.2. HASIL
kegiatan yang sangat berpotensi
menghasilkan limbah B3 adalah sektor Penelitian ini menunjukkan sebuah
industri. Sampai saat ini sektor industri kasus tentang pengelolaan limbah padat
merupakan salah satu penyumbang bahan Rumah Sakit. hasil penelitian menunjukkan
pencemar yang terbesar di kota-kota besar di bukti sebagai berikut:
Indonesia yang mengandalkan kegiatan Rumah Sakit Swasta Kota Jogja sudah
perekonomiannya dari industri. Untuk mempunyai Standart Operating Procedure
menghindari terjadinya pencemaran yang (SOP) yang mengacu pada mengacu pada
ditimbulkan dari sektor industri, maka Keputusan Menteri Kesehatan Republik
diperlukan suatu sistem yang baik untuk Indonesia Nomor
melakukan pengawasan dan pengelolaan 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang
limbah industri, terutama limbah B3-nya. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
3.2.3 Pembuangan Limbah Padat di Sakit. Pengolahan limbah padat medis
Rumah Sakit Swasta Kota Jogja Rumah Sakit Swasta Kota Jogja kurang
Pembuangan limbah padat non-medis efektif dikarenakan belum mempunyai
yang dilakukan Rumah Sakit Swasta Kota Insinerator, serta menyerahkan proses
Jogja dilakukan oleh petugas, di taruh pada pembakarannya limbah infeksius oleh pihak
tempat peampungan sementara yang ke-tiga (PT Jasa medivest), ssedangkan
kemudian diangkut oleh mobil ke TPST limbah B3 oleh pihak ke-tiga (PT Arah).
Piyungan. Sedangkan untuk limbah padat Pengolahan limbah bahan berbahaya
medis dan limbah bahan berbahaya dan dan beracun di Rumah Sakit Swasta Kota
beracun, bahwa pengolahan limbah padat Jogja harus diperbaiki dikarenakan Proses
medis yang dilakukan di Rumah Sakit Swasta pembakaran limbah Infeksius dilakukan oleh
Kota Jogja masih perlu diperbaiki dan di pihak ke-tiga yaitu PT Jasa medivest
sempurnakan. Kementerian Sekertaris sedangkan limbah B3 dilakukan oleh pihak
Negara dalam Peraturan Pemerintah Nomor ke-tiga yaitu PT Arah. Hal ini dikarenakan
18 Tahun 1999 menyatakan Setiap orang posisi di Rumah Sakit Swasta Kota Jogja
yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang berada di Kota dan berhimpitan dengan
yang menggunakan bahan berbahaya dan perumahan warga dan perkatoran sehingga
beracun dan/atau menghasilkan limbah B3 sangat menggangu jika proses pembakaran
wajib melakukan reduksi limbah B3, limbah dilakukan.
mengolah limbah B3 dan/atau menimbun 3.3. SARAN
limbah B3. Setiap orang yang menghasilkan Perlunya penyempurnaan Standar
limbah B3 wajib mengolah limbah B3 yang Operating Prosedur dari proses pengolahan
dihasilkannya sesuai dengan teknologi yang limbah Rumah Sakit Swasta Kota Jogja.
ada dan jika tidak mampu diolah di dalam Perlu adanya petunujuk pelaksanan dan
negeri dapat diekspor ke negara lain yang petunjuk teknis terkait pengelolaan limbah di
memiliki teknologi pengolahan limbah B3. Rumah Sakit Swasta Kota Jogja. Perlunya
Proses pembakaran limbah Infeksius penyempurnaan proses pengelolaan limbah
dilakukan oleh pihak ke-tiga yaitu PT Jasa Rumah Sakit Swasta Kota Jogja.
medivest sedangkan limbah B3 dilakukan
oleh pihak ke-tiga yaitu PT Arah. Hal ini