langsung
pada keadaam
Operasi sectio caesarea seharusnya dilakukan jika janin atau ibu dalam
keadaan gawat darurat dan hanya dapat diselamatkan jika persalinan dilakukan
dengan jalan operasi. Adapun indikasi dilakukan operasi sectio caesarea (Kasdu,
2003) adalah:
a. Faktor ibu
Faktor yang ada pada ibu yang menyebabkan dilakukannya tindakan sectio
caesarea adalah,
1) Faktor usia
Usia ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada sekitar 35 tahun
memiliki resiko melahirkan dengan operasi. Apalagi pada wanita dengan usia 40
tahun ke atas. Pada usia ini, biasanya seseorang memiliki penyakit yang beresiko
2)
(CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan dengan ukuran
lingkar kepala bayi yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara
alami.
3)
4)
Hambatan jalan lahir yaitu adanya gangguan pada jalan lahir misalnya
distonia jaringan lunak, adanya tumor atau kelainan bawaan pada jalan lahir
5)
kepala bayi tidak terdorong dan tidak dapat melewati jalan lahir dengan lancar
b. Faktor janin
1)
Faktor janin terlalu besar
Bayi dianggap terlalu besar bila berat janin sekitar 4 kg atau lebih sehingga
Ada dua kelainan letak janin dalam rahim yaitu, (a) letak sungsang, yaitu
apabila letak janin di dalam rahim memanjang dengan kepala berada di bagian
atas rahim dan pantat berada di bagian bawah rongga rahim, (b) letak lintngatau
miring (oblique), yaitu apabila pantat janin berada pada posisi yang lebih tingg
dari kepalanya dan bahu berada pada bagian atas rongga rahim.
3)
Ancaman gawat janin yaitu keadaan gawat janin pada tahap persalinan
4)
5) Faktor placenta
sehingga harus dilakukan operasi yaitu, (1) plasenta previa, yaitu gangguan posisi
plasenta sehingga menghalangi jalan lahir janin, (2) solution plasenta, yaitu
plasenta yang lepas lebih cepat dari dinding rahim sebelum waktunya untuk lepas
dan (3) plasenta accreta, yaitu menempelnya sisa plasenta di otot rahim.
6)
Kelainan tali pusat dapat berupa prolapsus tali pusat (tali pusat sudah
berada di jalan lahir sebelum janin) dan tali pusat yang melilit tubuh janin.
7)
sectio caesarea
a. Incisi abdominalis
1) incisi vertikal
Incisi vertikal garis tengah infraumbilikus adalah incisi yang paling cepat
10-12 cm. Keuntungan dari incisi ini yakni bila diperlukan incisi dapat diperlebar
2)
Dalam istilah kedokteran disebut juga dengan incisi pfanenstiel. Incisi
dibuat setinggi garis rambut pubis dan diperluas sedikit melebihi batas lateral otot
rectus abdominis. Keuntungan incisi ini yaitu dari segi kosmetis terjamin, dan
kesembuhan luka lebih baik. Kerugiannya yaitu pendarahan yang tidak dirawat
b. Incisi uterus
a) Incisi klasik
Incisi klasik disebut juga dengan incisi vertikal atau terkenal dengan nama
sectio caesarea corporal. Proses incisi ini dilakukan dengan membuat sayatan
memanjang pada korpus uteri kira-kira sepanjang 10 cm. Kelebihan dari incisi ini
2. Kandung kemih
10
komplik
asi
b) Incisi ismika
Incisi ismika disebut juga incisi melintang atau terkenal dengan nama
cm. Kelebihan dari incisi ini antara lain penjahitan lukanya lebih mudah,
penutupan luka dengan yang baik, tingkatan susunan dari peritoneal flap sangat
luka dapat melebar ke kiri, kanan, dan bawah, sehingga dapat menyebabkan
arteria uterina putus, selain itu keluhan pada kandung kemih pasca operasi tinggi.
2)
12
4.
a. Anestesi lokal
tesi lokal merupakan alternatif yang aman. Anestesi ini dilakukan jika
anestesi lain tidak mungkin dilakukan, misalnya pada keadaan gawat ibu
karena oedema paru, gagal ginjal, jantung atau gawat janin. Tetapi anestesi ini
tidak dianjurkan diberikan pada ibu hamil yang menderita eklamsia, pree
berat, obesitas, atau alergi terhadap lignokain (obat bius lokal). Anestesi
dilakukan dengan cara penyuntikan di bagian perut ibu yang akan di operasi.
hamil
klamsia
b. Anestesi regional
Pada anestesi regional, ibu yang menjalani persalinan tetap dalam keadaan
sadar sebab yang mati rasa hanya saraf-saraf di bagian perut, termasuk rahimnya.
Sementara itu, saraf-saraf di bagian atas perut tetap berfungsi seperti biasa.
Anestesi regional yang digunakan untuk operasi sectio cacsarea antara lain,
1) Anestesi epidural
sumsum tulang belakang melalui celah pada ruas-ruas tulang belakang. Ruas
tulang belakang yang biasa digunakan untuk sebagai celah untuk tempat
memasukkan obat bius adalah celah lumbal ke-3 dan ke-4 karena pada ruas ini
adi
mulai dari pinggang kebawah sehingga pada saat rahim berkontraksi, terj
13
relaksasi otot jalan lahir. Anestesi ini akan mematikan saraf sensorik dari tulang
dan
untuk
galirkan obat bius secara terus menerus sehingga anestesi dapat diperpanjang
Biasanya anestesi jenis ini digunakan pada operasi dengan waktu lama, yaitu lcbih
belakang serta menghambat rasa sakit yang berasal dari rahim, leher rahim,
2) Anestesi spinal
Anestesi spinal dapat dilakukan jika dipastikan pasien tidak alergi terhadap
obat bius. Disebut anestesi spinal karena jarumnya disuntikkan tegak lurus
Efek anestesi ini berlangsung sekitar 45-60 menit. Setelah operasi diupayakan
pasien tetap berbaring terlentang minimal 6 jam. Pasien tidak boleh duduk atau
pada
3) Anestesi ketamin
umum tanpa peralatan inhalasi. Bius ini tidak dianjurkan bagi wanita yang
memiliki riwayat psikosis, karena ketamin dapat menimbulkan halusinasi.
Ketamin dapat diberikan melalui infus dan pasien akan diberi oksigen
c. Anestesi total
Anestesi total adalah pembiusan umum yaitu ibu tidak sadar selama proses
kelahiran. Anestesi total diberikan lewat suntikan penthotal intravena (di dalam
14
oksigen. Anestesi ini hanya digunakan dokter dalam keadaan darurat. Anestesi ini
membuat tidur tanpa rasa sakit dengan mengalirkan gas penghilang rasa sakit
ksidan darn
5.
membuka peritoneum dan rahim. Incisi dibuat cukup besar untuk melahirkan
kepala dan badan bayi. Sctelah incisi rahim, selaput ketuban dipecahkan.
hati-hati untuk menghindari robeknya rahim. Setelah tali pusat dipotong maka,
penjahitan lapis demi lapis mulai dari rahim sampai kulit perut. Sctelah dijahit,