Anda di halaman 1dari 9

6

d. Sectio caesarea histerektomi (caesarean section hysterectomy)

Operasi sectio caesarea histerektomi adalah operasi sectio caesarea yang

langsung

diikuti histerektomi karena indikasi tertentu, misalnya

pada keadaam

infeksi rahim yang berat.

2. Etiologi sectio caesarea

Operasi sectio caesarea seharusnya dilakukan jika janin atau ibu dalam

keadaan gawat darurat dan hanya dapat diselamatkan jika persalinan dilakukan

dengan jalan operasi. Adapun indikasi dilakukan operasi sectio caesarea (Kasdu,

2003) adalah:

a. Faktor ibu

Faktor yang ada pada ibu yang menyebabkan dilakukannya tindakan sectio

caesarea adalah,

1) Faktor usia

Usia ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada sekitar 35 tahun

memiliki resiko melahirkan dengan operasi. Apalagi pada wanita dengan usia 40

tahun ke atas. Pada usia ini, biasanya seseorang memiliki penyakit yang beresiko

sehingga lebih aman melahirkan dengan operasi.

2)

Faktor lingkar panggul

Faktor lingkar panggul yang dimaksud adalah cephalopelvic disproportion

(CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan dengan ukuran

lingkar kepala bayi yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara
alami.

3)

Faktor persalinan sebelumnya dengan operasi a

Apabila pada persalinan sebelumnya operasi sectio caesaren

menggunakan sayatan melintang maka kemungkinan besar pauda persalinan

selanjutnya juga harus dengan operasi sectio caesarea

4)

Faktor hambatan jalan lahir

Hambatan jalan lahir yaitu adanya gangguan pada jalan lahir misalnya

distonia jaringan lunak, adanya tumor atau kelainan bawaan pada jalan lahir

Faktor kelainan kontraksi rahim

5)

Jika kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi yang menyebabkan

kepala bayi tidak terdorong dan tidak dapat melewati jalan lahir dengan lancar

sebaiknya dilakukan operasi sectio caesarea

6) Faktor ketuban pecah dini

Ketuban pecah dini yaitu robeknya kantong ketuban sebelum waktunya

sehingga dapat menyebabkan bayi meninggal bila tidak segera dilahirkan.

b. Faktor janin

Faktor yang ada pada janin yang menyebabkan dilakukannya tindakan

sectio caesarea adalah

1)
Faktor janin terlalu besar

Bayi dianggap terlalu besar bila berat janin sekitar 4 kg atau lebih sehingga

menyebabkan bayi sulit keluar dari jalan lahir.

2) Faktor kelainan letak janin

Ada dua kelainan letak janin dalam rahim yaitu, (a) letak sungsang, yaitu

apabila letak janin di dalam rahim memanjang dengan kepala berada di bagian

atas rahim dan pantat berada di bagian bawah rongga rahim, (b) letak lintngatau

miring (oblique), yaitu apabila pantat janin berada pada posisi yang lebih tingg

dari kepalanya dan bahu berada pada bagian atas rongga rahim.

3)

Faktor ancaman gawat janin (fetal distress)

Ancaman gawat janin yaitu keadaan gawat janin pada tahap persalinan

karena janin kekurangan suplay oksigen dari ibunya.

4)

Faktor janin abnormal

Janin abnormal yaitu janin dengan kondisi tidak sehat, misalnya

mengalami kerusakan genetik dan hidrosephalus

5) Faktor placenta

Ada beberapa kelainan plasenta yang menyebabkan keadaan gawat darurat

sehingga harus dilakukan operasi yaitu, (1) plasenta previa, yaitu gangguan posisi

plasenta sehingga menghalangi jalan lahir janin, (2) solution plasenta, yaitu
plasenta yang lepas lebih cepat dari dinding rahim sebelum waktunya untuk lepas

dan (3) plasenta accreta, yaitu menempelnya sisa plasenta di otot rahim.

6)

Faktor kelainan tali pusat

Kelainan tali pusat dapat berupa prolapsus tali pusat (tali pusat sudah

berada di jalan lahir sebelum janin) dan tali pusat yang melilit tubuh janin.

7)

Faktor bayi kembar

Bayi kembar yang dianjurkan untuk dilahirkan secara

sectio caesarea

adalah yang memiliki resiko terjadinya komplikasi yang lebih tinggi.

3. Jenis incisi pada sectio caesarea

Jenis incisi pada operasi sectio cacsarea ada dua, yaitu

a. Incisi abdominalis

1) incisi vertikal

Incisi vertikal garis tengah infraumbilikus adalah incisi yang paling cepat

dibuat. Incisi dilakukan antara umbilikus sampai suprapubis, berlapis sepanjang

10-12 cm. Keuntungan dari incisi ini yakni bila diperlukan incisi dapat diperlebar

sampai di atas umbilikus. Kerugiannya yaitu kurang bersifat kosmetis, karena

akan tampak dari luar.

Incisi transversal atau lintang

2)
Dalam istilah kedokteran disebut juga dengan incisi pfanenstiel. Incisi

dibuat setinggi garis rambut pubis dan diperluas sedikit melebihi batas lateral otot

rectus abdominis. Keuntungan incisi ini yaitu dari segi kosmetis terjamin, dan

kesembuhan luka lebih baik. Kerugiannya yaitu pendarahan yang tidak dirawat

dapat menimbulkan hematoma/pendarahan yang lama dan perlu dipasang

drainase untuk menghindari hematoma dan infeksi.

b. Incisi uterus

1) Sectio caesarea transperitonealis

Incisi pada sectio caesarea transperitonealis ada dua macam yaitu,

a) Incisi klasik

Incisi klasik disebut juga dengan incisi vertikal atau terkenal dengan nama

sectio caesarea corporal. Proses incisi ini dilakukan dengan membuat sayatan

memanjang pada korpus uteri kira-kira sepanjang 10 cm. Kelebihan dari incisi ini

Gambar 2.1 Macam-macam incisi pada sectio caesarea (Kasdu, 2003)

Keterangan gambar 2.1:

1. Incisi melintang / sectio caesarea transperitonialis profunda

2. Kandung kemih

3. Incisi vertikal /sectio caesarea corporal

10

adalah proses pengeluaran janin lebih cepat, tidak mengakibatkan

kandung kemih tertarik, dan sayatan bisa diperpanjang ke proksi


Kekurangannya infeksi mudah menyebar secara intraabdominai

komplik

asi

mal atau distal.

b) Incisi ismika

Incisi ismika disebut juga incisi melintang atau terkenal dengan nama

sectio caesarea transperitonealis profunda. Proses incisi jenis ini dilakukan

dengan membuat incisi melintang-konkaf pada segmen bawah rahim kira-kira 10

cm. Kelebihan dari incisi ini antara lain penjahitan lukanya lebih mudah,

penutupan luka dengan yang baik, tingkatan susunan dari peritoneal flap sangat

baik untuk menahan penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum, pendarahan

kurang, kemungkinan ruptur uteri spontan lebih kecil. Sedangkan kekurangannya,

luka dapat melebar ke kiri, kanan, dan bawah, sehingga dapat menyebabkan

arteria uterina putus, selain itu keluhan pada kandung kemih pasca operasi tinggi.

Sectio caesarea ekstraperitonealis

2)

Sectio caesarea ekstraperitonealis yaitu proses operasi sectio caesarea

yang dilakukan tanpa membuka periioneum parietalis, dengan demikian tidak

membuka kavum abdominal.

12

4.

Anestesi pada sectio caesarea

Anestesi pada operasi sectio caesarea ini di bagi menjadi 3 (Kasdu,2003)


yaitu

a. Anestesi lokal

tesi lokal merupakan alternatif yang aman. Anestesi ini dilakukan jika

anestesi lain tidak mungkin dilakukan, misalnya pada keadaan gawat ibu

karena oedema paru, gagal ginjal, jantung atau gawat janin. Tetapi anestesi ini

tidak dianjurkan diberikan pada ibu hamil yang menderita eklamsia, pree

berat, obesitas, atau alergi terhadap lignokain (obat bius lokal). Anestesi

dilakukan dengan cara penyuntikan di bagian perut ibu yang akan di operasi.

Umumnya efek ancstesi berlangsung sekitar 60 menit.

hamil

klamsia

b. Anestesi regional

Pada anestesi regional, ibu yang menjalani persalinan tetap dalam keadaan

sadar sebab yang mati rasa hanya saraf-saraf di bagian perut, termasuk rahimnya.

Sementara itu, saraf-saraf di bagian atas perut tetap berfungsi seperti biasa.

Anestesi regional yang digunakan untuk operasi sectio cacsarea antara lain,

1) Anestesi epidural

Pada anestesi epidural , obat diberikan dengan cara dimasukkan ke arah

sumsum tulang belakang melalui celah pada ruas-ruas tulang belakang. Ruas

tulang belakang yang biasa digunakan untuk sebagai celah untuk tempat

memasukkan obat bius adalah celah lumbal ke-3 dan ke-4 karena pada ruas ini

penyuntikan paling mudah dilakukan. Anestesi jenis ini menyebabkan kekebalan

adi

mulai dari pinggang kebawah sehingga pada saat rahim berkontraksi, terj
13

relaksasi otot jalan lahir. Anestesi ini akan mematikan saraf sensorik dari tulang

dan

untuk

galirkan obat bius secara terus menerus sehingga anestesi dapat diperpanjang

Biasanya anestesi jenis ini digunakan pada operasi dengan waktu lama, yaitu lcbih

belakang serta menghambat rasa sakit yang berasal dari rahim, leher rahim,

vagina. Dokter anestesi juga memasukkan kateter ke dalam rongga epidural

dari 1,5 jam.

2) Anestesi spinal

Anestesi spinal dapat dilakukan jika dipastikan pasien tidak alergi terhadap

obat bius. Disebut anestesi spinal karena jarumnya disuntikkan tegak lurus

kulit di bidang vertikal menembus ligamentum dan sedikit menembus durameter.

Efek anestesi ini berlangsung sekitar 45-60 menit. Setelah operasi diupayakan

pasien tetap berbaring terlentang minimal 6 jam. Pasien tidak boleh duduk atau

mengedan selama waktu tersebut. Efek yang merugikan yaitu adanya

kemungkinan tekanan darah ibu menjadi tidak menentu.

pada

3) Anestesi ketamin

Anestesi ketamin dilakukan bila peralatan inhalasi gagal atau anestesi

umum tanpa peralatan inhalasi. Bius ini tidak dianjurkan bagi wanita yang
memiliki riwayat psikosis, karena ketamin dapat menimbulkan halusinasi.

Ketamin dapat diberikan melalui infus dan pasien akan diberi oksigen

menggunakan masker. Efeknya berlangsung sampai 60 menit.

c. Anestesi total

Anestesi total adalah pembiusan umum yaitu ibu tidak sadar selama proses

kelahiran. Anestesi total diberikan lewat suntikan penthotal intravena (di dalam

14

buluh darah balik) dan dilanjutkan dengan campuran nitro d

oksigen. Anestesi ini hanya digunakan dokter dalam keadaan darurat. Anestesi ini

membuat tidur tanpa rasa sakit dengan mengalirkan gas penghilang rasa sakit

melalui masker ditambah suntikan.

ksidan darn

5.

Pelaksanaan operasi sectio caesarea

Operasi sectio caesarea dilakukan melalui pembedahan kulit perut,

membuka peritoneum dan rahim. Incisi dibuat cukup besar untuk melahirkan

kepala dan badan bayi. Sctelah incisi rahim, selaput ketuban dipecahkan.

Selanjutnya, tangan dokter mengcluarkan bayi dengan mengambil kepala secara

hati-hati untuk menghindari robeknya rahim. Setelah tali pusat dipotong maka,

maka plasenta ditarik untuk dikeluarkan dengan hati-hati. Kemudian dilakukan

penjahitan lapis demi lapis mulai dari rahim sampai kulit perut. Sctelah dijahit,

luka bekas incisi ditutup dengan kasa untuk menghindari infeksi.

Anda mungkin juga menyukai